Laboratorium Elektronika
KARAKTERISTIK SINYAL AC
Tujuan :
Mengetahui bentuk sinyal sinusoida, persegi ataupun segitiga
Memahami karakteristik sinyal sinusoida, persegi ataupun segitiga
Mengetahui perbedaan tegangan puncak (Vmaks), tegangan rata-rata, dan tegangan
efektif (Vrms)
Function Generator
Osciloscope
AVO meter
Dasar Teori :
Arus listrik searah atau biasa disebut DC (Direct Current) adalah sebuah bentuk
arus atau tegangan yang mengalir pada rangkaian listrik dalam satu arah saja. Pada
umumnya, baik arus maupun tegangan listrik DC dihasilkan oleh pembangkit
daya, baterai, dinamo, dan sel surya. Tegangan atau arus listrik DC memiliki
besaran nilai (amplitudo) yang tetap dan arah mengalirnya arus yang telah
ditentukan. Sebagai contoh, +12V menyatakan 12 volt pada arah positif, atau -5V
menyatakan 5 volt pada arah negatif.
Telah kita ketahui bahwa power supply DC tidak mengubah nilainya berdasarkan
waktu, listrik DC menyatakan arus yang mengalir pada nilai konstan secara terus-
menerus pada arah yang tetap. Dengan kata lain, listrik DC selalu mempertahankan
nilai yang tetap dan aliran listrik yang satu arah. Listrik DC tidak pernah berubah atau
arahnya menjadi negatif kecuali apabila dihubungkan terbalik secara fisik. Contoh
rangkaian DC sederhana dapat digambarkan seperti ilustrasi di bawah.
atau
Langkah Kerja
Hubungkan Function Generator (G), Osciloscope dan AVO meter seperti gambar
berikut :
Aturlah frekuensi, offset dan amplitudo yang dihasilkan oleh function generator
(lihat tabel pengujian)
Amati dan gambarlahlah sinyal yang ditampilkan oleh osciloscope
Aturlah AVO meter pada posisi Voltmeter AC, kemudian ukur dan catatlah
tegangan keluaran dari function generator.
Hitung tegangan rata-rata dan tegangan RMS pada masing-masing sinyal.
Analisa hasil percobaan dengan membandingkan antara pengukuran AVO dengan
perhitungan tegangan rata-rata dan tegangan RMS
Gambar sinyal pada Osciloscope untuk masing-masing pengukuran dan isilah tabel
pengukuran di bawah:
No Bentuk Frek (f) VOffset Vmaks VAC (AVO VAC (AVO Vrata-rata V rms
analog) digital)
Sinyal
1 Sinusoida 50 Hz 0V 2V
2 Sinusoida 100Hz 0V 2V
3 Sinusoida 50 Hz 1V 2V
4 Sinusoida 100 Hz 1V 2V
5 Segitiga 50 Hz 0V 2V
6 Segitiga 100 Hz 0V 2V
7 Segitiga 50 Hz 1V 2V
8 Segitiga 100 Hz 1V 2V
9 Persegi 50 Hz 0V 2V
10 Persegi 100 Hz 0V 2V
11 Persegi 50 Hz 1V 2V
12 Persegi 100 Hz 1V 2V
PERCOBAAN II
PENGUKURAN BEDA FASA
Tujuan :
Mengetahui cara mengukur beda fasa dari dua sinyal.
Dasar Teori :
Buat laporan pendahuluan dengan menulis kembali jobsheet dikertas HVS ukuran folio
dengan tinta biru. Untuk Dasar teori carilah di buku referensi tentang: - Metode pengukuran
beda fasa dua sinyal.
Langkah Kerja
Percobaan 1 (Tegangan VR1 dan VR2 sebesar 1 volt)
Rangkai seperti gambar di bawah:
OSCILOSCOP
VR1
+ 1 kΩ
G _
R ch A ch B
C 330 Ω
10 µF
-1
= sin (Y0/Ymaks)
0 -1
Θ = (t1*360 )/T θ = sin (Y0/Ymaks)
Θ = .................... θ = .........................
0 -1
Θ = (t1*360 )/T θ = sin (Y0/Ymaks)
Θ = .................... θ = .........................
0 -1
Θ = (t1*360 )/T θ = sin (Y0/Ymaks)
Θ = .................... θ = .........................
PERCOBAAN III
BEBAN RLC PADA RANGKAIAN AC
Tujuan :
Mengetahui perilaku tegangan pada resistor, induktor, dan kapasitor pada rangkaian AC.
Dasar Teori :
Buat laporan pendahuluan dengan menulis kembali jobsheet dikertas HVS ukuran folio
dengan tinta biru. Untuk Dasar teori carilah di buku referensi tentang:
Resistor, Kapasitor, Induktor pada rangkaian AC.
Langkah percobaan :
A. Beban Resistor
1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah: OSCILOSCOP
ch A ch B
R2=33Ω
G _
+ R1=5Ω
ch A ch B
R1=5Ω
G _
+ R2=33 Ω
B. Beban Kapasitor
1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah:
OSCILOSCOP
ch A ch B
C=100 µF
G _
+ R=5 Ω
ch A ch B
R=5Ω
+ C=100µF
G _
Baliklah posisi R dan C seperti tampak pada gb. B2 ukurlah tegangan VG dan VC
kemudian gambarlah sinyal tegangan pada satu kertas grafik dan isilah tabel B2
di bawah.
Buat laporan dan gambar diagram phasor untuk menunjukan bahwa V G = VR + VC
C. Beban Induktor
OSCILOSCOP
1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah:
ch A ch B
L= 30 mH
G _
+ R=5Ω
ch A ch B
R=5Ω
G
_
+ L = 30 mH
8. Baliklah posisi R dan L seperti tampak pada gb C2, ukurlah tegangan VG dan VL
kemudian gambarlah sinyal tegangan pada satu kertas grafik dan isilah tabel C2
di bawah.
9. Buat laporan dan gambar diagram phasor untuk menunjukan bahwa V G = VR + VL
Data Percobaan :
Data Percobaan A
Tabel A1
VG(puncak) VR1(puncak) Beda fasa antara VG dan VR1
Tabel A2
VG(puncak) VR2(puncak) Beda fasa antara VG dan VR2
Data Percobaan B
Tabel B1
VG(puncak) VR(puncak) Beda fasa antara VG dan VR
Tabel B2
VG(puncak) VC(puncak) Beda fasa antara VG dan VC
Data Percobaan C
Tabel C1
VG(puncak) VR(puncak) Beda fasa antara VG dan VR
Tabel C2
VG(puncak)
VL(puncak)
PERCOBAAN IV
SERI PARALEL RANGKAIAN RLC
Tujuan :
Mengetahui prilaku tegangan pada rangkaian RLC
Dasar Teori :
Buat laporan pendahuluan dengan menulis kembali jobsheet dikertas HVS ukuran folio
dengan tinta biru. Untuk Dasar teori carilah di buku referensi tentang:
RLC seri paralel pada rangkaian AC.
Langkah percobaan :
OSCILOSCOP
A. RANGKAIAN SERI
ch A ch B
C=100µF L2=10 mH
+
G _
R2=5Ω
Gb A1 Pengukuran VG dan VR
ch A ch B
C=100µF R2=5Ω
+
G _
L=10 mH
Gb A2 Pengukuran VG dan VL
Rubahlah rangkaian gb A1 seperti pada gb A2 (untuk mengukur VG dan VL secara
bersama grounding Generator dan Induktor harus pada posisi sama).
Ukur tegangan VG pada chanel A dan VL pada chanel B.
Gambar VG dan VL pada satu sumbu kertas grafik dan isilah tabel A2 !
OSCILOSCOP
ch A ch B
R2= 5 Ω L = 10 mH
+
G _
C= 100 µF
Gb A3 Pengukuran VG dan VC
OSCILOSCOP
ch A ch B
IT
R4=33Ω L = 10 mH C= 100 µF
+ I3
G _
I1 I2
+ RS=5Ω
-
Gb B1 Pengukuran VR1 dan VR2
Rubah probe B pada posisi seperti gb B2.
Ukur tegangan VR1 pada chanel A dan VR3 pada chanel B.
Gambar VR1 dan VR3 pada satu sumbu kertas grafik dan isilah tabel B2. (VR1 sebagai
0
referensi sefasa dengan VG dimana sudut fasanya 0 )
OSCILOSC
ch ch
IT
R1 R2 R3
+ RS
OSCILOSCOP
ch A ch B
IT
R=33Ω L = 10 mH C= 100 µF
+
G _
I1 I2 I3
R1 R2 R3
+ RS -
Ground
11. Dari data didapatkan VR1, VR2, VR3, dan VRS . Representasikan tegangan-tegangan
tersebut dalam bentuk persamaan sinusoida, Rectangular, dan dalam bentuk Polar. Karena
I1, I2 , I3 dan IT tidak dapat diukur dengan asciloscope hitung arus-arus tersebut dengan
rumus :
I1= VR1 / R1
I2=VR2/R2 I3 =
VR3/ R3 IT=-
VRS/RS
12. Representasikan I1, I2 , I3 dan IT dalam bentuk sinusoida, rectangular, dan dalam bentuk
polar. Gambar diagram phasor arus-arus tersebut dan cek apakah diagram phasor sudah
sesuai dengan hukum kirchoff IT = I1 + I2 + I3. Bandingkan dengan perhitungan anda.
Data Percobaan:
Tabel A1
Beda fasa VG
VG (puncak) VR (puncak) VG (polar) VR (polar)
dan VR
0 o ..............<
.................volt .................. volt ................. ...............< 0 0
....... .
Tabel A2
Beda fasa VG
VG (puncak) VL (puncak) VG (polar) VL (polar)
dan VL
0 o
............... volt ............... volt .................. ...............< 0 ..............< .........
Tabel A3
Beda fasa VG
VG (puncak) VC (puncak) VG (polar) VC (polar)
dan VC
0 o
............... volt ............... volt .................. ...............< 0 ..............< .........
Tabel B1
Beda fasa VR1
VR1 (puncak) VR2 (puncak) VR1 (polar) VR2 (polar)
dan VR2
0 o
............... volt ............... volt .................. ...............< 0 ..............< .........
Tabel B2
Beda fasa VR1
VR1 (puncak) VR3 (puncak) VR1 (polar) VR3 (polar)
dan VR3
0 o
............... volt ............... volt .................. ...............< 0 ..............< .........
Tabel B3
Beda fasa VR1
VR1 (puncak) VRS (puncak) VR1 (polar) VRS (polar)
dan VRS
0 o
............... volt ............... volt .................. ...............< 0 ..............< .........
PERCOBAAN V
DIODA CLIPPER DAN CLAMPER
TUJUAN
← Mahasiswa dapat menguji karakteristik dioda clipper dan clamper
← Mahasiswa dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i dioda
← Mahasiswa dapat menguji rangkaian clipper dan clamper
Rangkaian clipper
Rangkaian clipper bias positif adalah rangkaian clipper yang memotong level dc
positif pada level tertentu sesuai dengan tegangan bias positif yang diberikan,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.3. Ketika tegangan input sinusoida (V in)
setengah gelombang positif, maka dioda akan dibias forward
jika Vin = VBIAS + 0,7 Volt.
Rangkaian clipper bias negatif adalah rangkaian clipper yang memotong level dc
negatif pada level tertentu sesuai dengan tegangan bias negatif yang diberikan,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.4. Ketika tegangan input sinusoida (V in)
setengah gelombang negative, maka dioda akan dibias reverse
jika Vin = -VBIAS - 0,7 Volt.
Gambar 4 : Rangkaian Clipper dengan Bias Positif
C. ALAT/ BAHAN
Percobaan ini membutuhkan alat/bahan sebagai berikut,
No Nama Jumlah
1. Diode 1N4001 4
2. Resistor 5kohm 2
3. Osilioskop 2
4. DC Power Supply 1
5. Signal generator 1
6. projectboard 1
7. Potensiometer 1
8. Kapasitor 33μF 1
Kabel jumper
Prosedur Percobaan :
RANGKAIAN CLAMPER
Tugas
← Gambarlah Grafik display oscilloscop pada kertas grafik
← Lakukan analisa secara teori terhadap percobaan yang telah dilakukan. Kemudian
bandingkan hasilnya dengan hasil percobaan.
← Buatlah kesimpulan dari hasil analisa yang saudara lakukan.
Pertanyaan Pengembangan
Simulasikan dengan salah satu program simulasi masing-masing rangkaian percobaan s
PERCOBAAN VI
TRANSISTOR
Tujuan:
Mahasiswa dapat membuat kurva karakterteristik luar Ic = f(VCE) berdasarkan data percobaan
Mahasiswa dapat menggambarkan garis beban pada karakteristik luar transistor
Mahasiswa dapat membuat rangkaian transistor sebagai penguat kelas A
Mahasiswa dapat menentukan penguatan tegangan pada penguat kelas A
Mahasiswa dapat menggambar kurva sinyal input dan sinyal output rangkaian penguat kelas A
berdasarkan data percobaan
Kajian Teori
dirangkum dari Ch17 Transistor and Aplications
siapkan juga datasheet transistor BC107/BC108
Rangkaian Percobaan
Rangkaian percobaan karaktersitik transistor : gambar 17.9 R C =
100 /0,5Watt
RB = 1 k
VCC = 0 – 12 Volt
VBB = 0 – 12 Volt
Transistor BC108 atau BC 107
Rangkaian percobaan penguat kelas A : gambar 17.15 V CC =
12 Volt
DC = 125
10V
Langkah percobaan 2: Pengujian penguat kelas A
1. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 17.15
2. Hubungkan Vin ke GND, ukur VB dan VC
3. Pasang Function generator pada Vin, atur untuk menghasilkan sinyal sinus 1mV, 1 kHz
4. Pasang Osc,
Ch1 pada Basis dan Ch2 pada Colector
Time/Div ...... (?)
Volt/Div …… (?)
Mode dual, AC
5. Gambarkan kurva Vin dan Vout berdasarkan penunjukkan Osc
6. Naikkan amplitudo sinyal input menjadi 10 mV, catat Vo dan hitung penguatan tegangan.
7. Ulangi langkah 6 dengan menaikkan Vin secara bertahap, sampai diperoleh tegangan output cacat
(saturasi).
8. Ulangi pengukuran dengan mode DC
9. Naikkan amplitudo Vin sampai Vout maksimum mulai cacat, tentukan berapa penguatan tegangan.
10. Pasang Elco pada Emitor, berikan input 10mV/1 kHz, berapa Vo dan penguatan tegangan?
11. Pasang RL ke kolektor melalui kapasitor kopling (lihat gambar), berikan input 10mV/1 kHz, berapa
Vo dan penguatan tegangan?
12. Naikkan frekuensi input secara bertahap menjadi 2 kHz, 4 kHs dst, berapa Vo dan penguatan
tegangan? Berapa frekuensi cutoff penguat tersebut?
VCC 12 V
47 k
DC=125
4,7 k 1k
RL
Gambar 3
F. Pertanyaan:
1. Jika RE diparalel dengan kapasitor Bypass, bagaimana sinyal outputnya?
2. Buat perbenadingan (perbedaan) antara rangkaian commond emitor dan common colector!
a. perbedaan rangkaian
b. penguatan tegangan
c. penguatan arus
d. polaritas sinyal input dan output
G.
PERCOBAAN VII
PENGUAT KELAS B & AB
A.Tujuan:
← Mahasiswa mengatahui dan menjelaskan karakteristik penguat kelas B dan AB
← Mahasiswa dapat merancang penguat kelas B dan AB
← Mahasiswa dapat melakukan analisa rangkaian penguat kelas B dan AB
← Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan kegunaan penguat kelas B dan AB
Kajian Teori
← dirangkum dari Ch17 Transistor and Aplications
← siapkan juga datasheet transistor 2N3019, 2N2907, 2N3055 dan 2N2905
Pertanyaan
← Jelaskan tentang penguatan kelas B dan AB
← Apa fungsi penguat kelas B dan AB pada rangkaian
← Apa kegunaan dioda pada penguat kelas AB? Apa yang terjadi jika dioda ditiadakan? (pada
Gambar 5.1)
← Apa kegunaan hambatan R2 dan R3 pada trainer penguat ? Apa yang terjadi jika hambatan
ditiadakan? (pada Gambar 5.2)
← Termasuk jenis common apakah kedua penguat ersebut ?
← Tuliskan penurunan rumus penguatan tegangan dan penguatan arusnya
← Hitung effisiensi masing-masing penguat
← Sebutkan perbedaan penguat kelas B dan penguat kelas AB
XSC1
Ext Trig
+
_
A B
+ _ + _
V1
XFG1 12V
Q1
C3
10µF
D1 2N3055A
1N4001 C1
D2 10µF
1N4001 Q2
C2
10µF
2N2905
V2
12V
Gambar 5.1
XSC1
Ext Trig
+
_
A B
+ _ + _
R1 V1
XFG1 1kΩ 12V
Q1
C3
100µF R2
1kΩ 2N3055A
C1
R3 100µF
1kΩ
C2 Q2
100µF
R4 2N2905
1kΩ
Gambar 5.2
PERCOBAAN VIII
DAYA PADA RANGKAIAN AC
Tujuan :
Mengetahui macm-macam daya pada rangkaian AC.
Dasar Teori :
Buat laporan pendahuluan dengan menulis kembali jobsheet dikertas HVS ukuran folio
dengan tinta biru. Untuk Dasar teori carilah di buku referensi tentang:
Daya sesaat
Daya rata-rata
Daya kompleks (daya aktif/P, daya reaktif/Q, daya tampak / S=P+Q, faktor
daya, segitiga daya)
Langkah percobaan :
A. Daya kompleks
Buat rangkaian seperti pada gambar A1.
Atur generator VG =3 volt, f=50 Hz.
Ukur tegangan VG pada chanel A dan VR pada chanel B.
Gambar VG dan VR pada satu sumbu kertas grafik dan isilah tabel A1. (VG
0
sebagai referensi dianggap sudut fasanya 0 )
Buat rangkaian seperti pada gambar A2.
Ukur tegangan VG pada chanel A dan VL pada chanel B.
Gambar VG dan VL pada satu sumbu kertas grafik dan isilah tabel A2. (VG
0
sebagai referensi dianggap sudut fasanya 0 )
Jika VR di tabel A1 sudah didapatkan, arus yang mengalir pada rangkaian bisa
dihitung I=VR/R .(I tidak bisa diukur dengan osiloscope).
Tulis VG, VR, VL dan I dalam bentuk persamaan sinusoida dan dalam bentuk polar.
Hitung daya sesaat pada t=5 detik.
Hitung daya rata-rata yang diserap oleh rangkaian LR.
Hitung daya kompleks S = P+jQ, dimana P = VG.I. cos θ dan Q = VG.I.sin θ. (sudut θ
merupakan beda fasa antara VG dan I atau VG dan VR).
Hitung juga : P = VR . I dan Q = VL . I, bandingkan hasilnya dengan rumus di atas.
Gambar segitiga dayanya!
OSCILOSCOP
G _
+
ch A ch B
R=100 Ω
Gb A1 Pengukuran VG dan VR
OSCILOSCOP
R=100 Ω
+
G
_ ch A ch B
Gb A2 Pengukuran VG dan VL
G _
Gb B1 Pengukuran VG dan VR
OSCILOSCOP
C
L
+
G ch A ch B
_
R=100 Ω
Gb B2 Pengukuran VG dan VR
Data Percobaan:
Percobaan A.
Tabel A1
Beda fasa VG
VG (puncak) VR (puncak) VG (polar) VR (polar)
dan VR
0 o
..............<
.................volt .................. volt ................. ...............< 0 0
....... .
Tabel A2
Beda fasa VG
VG (puncak) VL (puncak) VG (polar) VL (polar)
dan VL
0 o
..............<
.................volt .................. volt ................. ...............< 0 0
....... .
Percobaan B.
Tabel B1.1
Beda fasa VG
VG (puncak) VR (puncak) VG (polar) VR (polar)
dan VR
0 o
..............<
.................volt .................. volt ................. ...............< 0 0
....... .
Tabel B1.2
Beda fasa VG
VG (puncak) VR (puncak) VG (polar) VR (polar)
dan VR
0 o
..............<
.................volt .................. volt ................. ...............< 0 0
....... .
Tabel B2.1
Beda fasa VG
VG (puncak) VR (puncak) VG (polar) VR (polar)
dan VR
0 o
..............<
.................volt .................. volt ................. ...............< 0 0
....... .
Tabel B2.2
Beda fasa VG
VG (puncak) VR (puncak) VG (polar) VR (polar)
dan VR
0 o
..............<
.................volt .................. volt ................. ...............< 0 0
....... .
PERCOBAAN IX
RESPON FREKUENSI
Tujuan :
Mempelajari perilaku sinyal AC pada rangkaian RLC dengan berbagai frekuensi.
Dasar Teori :
Buat laporan pendahuluan dengan menulis kembali jobsheet dikertas HVS ukuran folio
dengan tinta biru. Untuk Dasar teori carilah di buku referensi tentang:
Rangkaian LPF
Rangkaian HPF
Langkah percobaan :
OSCIL
OSCOP
L=0,1 mH
+
Vin
G
_
ch A ch
B
Vout
R=100 Ω
Tabel A1
Vin Vout
Amplitudo (volt) Frekuensi (Hz) Amplitudo (volt) Frekuensi (Hz)
5 10
5 20
5 30
5 40
5 50
5 -
5 -
5 -
5 500
_
Buat rangkaian seperti pada gambar A2, sinyal generator dihubungkan dengan
rangkaian LPF dimana R=100 KΩ dan C=100nF.
Atur sinyal generator Vin =5 volt, f= berubah-ubah 10 Hz s/d 500 Hz seperti table A2.
Ukur tegangan Vin pada chanel A dan Vout pada chanel B.
Analisa hasil pengukuran pada tabel A2 dan buat grafik amplitudo Vout fungsi
frekuensi Vin.
Tabel A2
Vin Vout
Amplitudo (volt) Frekuensi (Hz) Amplitudo (volt) Frekuensi (Hz)
5 10
5 20
5 30
5 40
5 50
5 -
5 -
5 -
5 500
B. Rangkaian HPF (High Pass Filter)
R=100Ω
+
Vin
G
_
Vout
L=0,1 mH
ch A ch
B
Buat rangkaian seperti pada gambar B1, R 100Ω dan L=0,1 mH.
Atur sinyal generator Vin =5 volt, f= berubah-ubah seperti table B1.
Ukur tegangan Vin pada chanel A dan Vout pada chanel B.
Analisa hasil pengukuran pada tabel B1 dan buat grafik amplitudo Vout fungsi
frekuensi Vin.
Tabel B1
Vin Vout
Amplitudo (volt) Frekuensi (Hz) Amplitudo (volt) Frekuensi (Hz)
5 10
5 20
5 30
5 40
5 50
5 -
5 -
5 -
5 500
OSCILOSCOP
C=100nF
G + Vin ch A ch B
_
Vout
R=100 KΩ
Tabel B2
Vin Vout
Amplitudo (volt) Frekuensi (Hz) Amplitudo (volt) Frekuensi (Hz)
5 10
5 20
5 30
5 40
5 50
5 -
5 -
5 -
5 500