Anda di halaman 1dari 2

Kelinci Sang Penakluk

Di sebuah hutan hiduplah seekor singa yang ganas. Suatu hari sang singa ganas itu membuat peraturan
bahwa dia tidak akan berburu binatang hutan. Sebagai gantinya harus ada binatang di sekelilingnya yang
suka rela menjadi mangsanya.
Pada hari pertama setelah peraturan itu diberlakukan datanglah seekor kelinci. Sambil terengah-engah
kelinci itu minta maaf kepada sang singa yang ganas itu.
“Maaf sang raja, saya datang terlambat. Ada singa lain yang tadi memburu saya,” kata si kelinci.
Kemudian, singa yang ganas itu mengangguk-anggukkan kepala dan langsung menyahut, “Mana singa
yang mengejarmu? Akan kuhabisi dia sekarang juga.”
“Ya sang raja, dia ada di dalam sumur itu.”
Akhirnya, binatang-binatang itu menjadi lega. Berkat kecerdikan kelinci sang singa yang ganas itu masuk
ke dalam sumur dan tidak ada lagi pemangsa di hutan itu.

Kekurangan struktur teks pada cerita tersebut adalah pada bagian…..


a. Orientasi
b. Komplikasi
c. Resolusi
d. koda

Anjing yang Nakal


Si anjing menganggap bahwa lonceng tersebut sebagai ciri khasnya. Anjing itu sangat bangga. Seekor
anak anjing bertanya, “Mengapa kamu selalu berlari ke sana-kemari dengan loncengmu?”
“Ya, aku bangga pada lonceng di leherku. Tidak setiap anjing punya lonceng sepertiku.”
Pada suatu ketika anjing tua berkata kepada anjing berlonceng, “ Mengapa kamu selalu memamerkan
diri dengan loncengmu?”
“ Ya, karena tidak setiap anjing memiliki lonceng sepertiku”
“Sebenarnya kamu harus malu pada loncengmu. Lonceng itu tidak patut kamu banggakan. Bahkan, itu
aib. Sebenarnya majikanmu memberi lonceng itu agar orang berhati-hati dengan kehadiranmu. Lonceng
itu adalah pemberitahuan kepada semua orang agar hati-hati dan waspada akan kedatanganmu karena
kamu anjing yang tak tahu aturan dan sering menggigit tumit orang,” kata anjing tua.
Setelah mendengar hal itu, anjing berlonceng tidak mau lagi berlari-lari. Meskipun memakai lonceng, dia
tidak berani lagi memamerkan loncengnya karena banyak anjing lain yang mengetahui aibnya.

Kekurangan struktur teks pada cerita tersebut adalah pada bagian…..


a. Orientasi
b. Komplikasi
c. Resolusi
d. koda

Perhatikan contoh berikut!


W.S Rendra lahir di Solo, 7 November 1935 adalah penyair ternama yang kerap di juluki
sebagai “Burung Merak”. Ia mendirikan Bengkel Theater Rendra di Yogyakarta pada tahun
1967, dan Bengkel Theater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktip menulisi
cerpen dan esay diberbagai majalah. Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng
Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa
Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik di Solo, disamping sebagai dramawan
tradisionil. Tetapi, ibunya adalah penari Serimpi di Keraton Surakarta. Masa kecilnya di
habiskan di kota kelahirannya itu.
Ia menghabiskan pendidikannya dari TK (1942) hingga menyelesaikan sekolah
menengah atasnya, SMA (1952) di sekolah Katolik, St. Yosef di kota Solo. Lalu, kemudian
Setamat SMA Rendra pergi ke Jakarta dengan maksud bersekolah di Akademi Luar Negeri.
Ternyata akademi itu telah tutup. Lalu ia pergi ke Yogyakarta dan masuk ke Fakultas Sastra
UGM.

Berdasarkan teks di atas ada beberapa kesalahan yang dapat diuraikaan sebagai berikut!

UNSUR URAIAN KESALAHAN


a)      Struktur
1.      Tulisan pada paragraf 1 ini termasuk ke dalam struktur orientasi,
yaitu memperkenalkan tokohnya secara umum, tetapi paragraf ini
disisipi dengan kalimat yang termasuk pada permasalahan dan
peristiwa, yaitu pada kalimat:
Ia mendirikan Bengkel Theater Rendra di Yogyakarta pada tahun
1967 dan juga Bengkel Theater Rendra di Depok.
2.     Bagian reorientasi belum ada
b)      Penulisan kata tidak Terdapat kesalahan penulisan kata, seperti aktip, esay, theater,
baku tradisionil.
c)      Penulisan kata depan di juluki, diberbagai,disamping, di habiskan.
d)     penulisan kata konjugsi Penulisan tanda koma sebelum kata “dan” tidak boleh dipakai jika
intrakalimat unsurnya hanya dua buah.
Ia mendirikan Bengkel Theater Rendra di Yogyakarta pada tahun
1967, dan Bengkel Theater Rendra di Depok
e)      Penulisan konjungsi 1. Tetapi (hanya digunakan untuk intrakalimat)
antarkalimat. Tetapi, ibunya adalah penari Serimpi di Keraton Surakarta. Masa
kecilnya di habiskan di kota kelahirannya itu.
2. Terdapat 2 buah konjugsi antarkalimat dalam sebuah kalimat
(konjungsi antarkalimat hanya digunakan 1 buah dalam 1 kalimat)
Lalu, kemudian Setamat SMA Rendra pergi ke Jakarta dengan
maksud bersekolah di Akademi Luar Negeri.
3. Setelah kata konjungsi antar kalimat harus diberi tanda koma .
Lalu ia pergi ke Yogyakarta dan masuk ke Fakultas Sastra UGM.

Anda mungkin juga menyukai