Anda di halaman 1dari 7

Prinsip-prinsip Dasar Scaling dan Root Planing Dalam Perawatan Periodontal

Pendahuluan

Penyakit periodontal timbul akibat interaksi antara bakteri dan host, etiologinya bersifat
multifaktor (faktor lokal dan sistemik) tetapi penyebab terbanyaknya timbul dari faktor lokal
yaitu plak bakteri dan kalkulus (karang gigi) yang terakumulasi pada permukaan gigi. Dari invasi
plak bakteri ini ke jaringan periodontal timbulah peradangan pada jaringan periodontal,
contohnya pada peradangan pada gingiva. Bakteri yang menginvasi tersebut menghasilkan enzim
misalnya kolagenase, hialuronidase dan protease yang dapat merusak sel-sel pada jaringan ikat
dan epitel, lalu produk-produk bakteri tersebut dapat merespons host untuk mengaktifkan
neutrofil dan makrofag yaitu Prostaglandin-E, Interferon, Tumor necrosis Faktor dan Interleukin
yang apabila aktif justru akan merusak jaringan.

Scaling dan root planing

Scaling merupakan tindakan perawatan untuk menghilangkan plak, kalkulus dan stain
pada permukaan mahkota dan akar gigi. Sedangkan root planing merupakan suatu tindakan
untuk membersihkan dan menghaluskan permukaan akar dari jaringan nekrotik maupun sisa
bakteri dan produknya yang melekat pada permukaan akar (sementum).

Scaling dan root planing merupakan terapi mendasar untuk perawatan penyakit
periodontal. Meskipun perawatan ini mempunyai keterbatasan, antara lain: tidak dapat mencapai
daerah poket dengan kedalaman lebih dari 3 mm dan tidak dapat mencapai daerah bifurkasi yang
merupakan cekungan pada akar gigi, namun scaling dan root planing masih tetap merupakan
perawatan utama, karena dapat mengurangi inflamasi dan mengurangi kolonisasi bakteri di
dalam sulkus gingival.

Faktor-faktor yang terkait efektifitas perawatan Asesibilitas

Faktor ini menetukan efektifitas perawatan, yang berhubungan dengan posisi operator
terhadap pasien. Hal ini penting karena berkaitan pula dengan kenyamanan dan ketahanan flsik
operator selama perawatan.

Kondisi Alat

1
Bagian cutting edge seharusnya tajam agar memudahkan pengambilan kalkulus (Gambar
1). Alat yang tumpul cenderung tidak dapat memberikan hasil yang baik, karena kalkulus tidak
terambil secara menyeluruh serta kepekaan operator terhadap adanya kalkulus dengan bantuan
alat yang tumpul menjadi tidak optimal. Alat yang tumpul juga cenderung merusak jaringan
karena adanya kekuatan yang berlebihan dan gerakan cenderung tidak terkontrol sebagai akibat
kompensasi alat yang tumpul.

Gambar 1. Alat scaling periodontal

Stabilisasi Alat

Stabilitas alat diperlukan agar penggunaan alat dapat dikendalikan dengan baik oleh
operator, sehingga tergelincirnya alat (cutting edge) dari permukaan gigi dapat dicegah. Selain
itu juga mencegah injuri pada tangan operator. Stabilisasi alat terdiri dari: instrument grasp dan
finger rest.

Instrument grasp

Ada 3 cara instrument grasp, yaitu: modified pen grasp, standard pen grasp dan palm
and thumb grasp. Modified pen grasp merupakan metode yang paling efektif dan stabil untuk
scaling dan root planing. Cara ini memungkinkan kepekaan untuk mendeteksi kondisi
permukaan gigi terutama subgingiva. Dengan modified pen grasp maupun standard pen grasp
dapat mencegah perputaran alat di luar kontrol ketika digunakan. Palm and thumb grasp
umumnya digunakan untuk membentuk gigi (gigi palsu)di luar rongga mulut.

Finger rest

Tumpuan digunakan untuk mencegah alat bergerak tidak terkontrol, mencegah kerusakan
jaringan dan injuri pada tangan operator. Tumpuan biasanya menggunakan jari manis, tidak

2
disarankan menggunakan jari tengah karena jari tengah kurang peka untuk mendeteksi adanya
kalkulus pada permukaan gigi.

Tumpuan dapat diletakkan pada intra oral maupun ekstra oral (pada jaringan lunak). Intra oral
finger rest terdiri dari 4 cara, yaitu: conventional (tumpuan pada 1 rahang yang sama), cross arch
(tumpuan pada 1 rahang yang berlawanan), opposite arch (tumpuan pada rahang yang
berlawanan), finger on finger (tumpuan pada jari telunjuk/ibu jari tangan yang lain dan pada
rahang yang sama).

Tumpuan ekstra oral digunakan untuk scaling gigi posterior rahang atas. Caranya dengan
menempelkan jari tangan sisi telapak tangan maupun punggung tangan pada pipi/bibir. Ekstra
oral finger rest yaitu: palm-up (posisi punggung jari tengah dan jari manis pada lateral kanan
mandibula, digunakan untuk scaling region posterior atas kanan) dan palm-down (posisi telapak
jari tengah dan jari manis pada lateral kiri mandibula, digunakan untuk scaling regio posterior
atas kiri).

Kekuatan untuk melakukan scaling dapat ditingkatkan dengan bantuan jari tangan lain
yang tidak digunakan untuk memegang alat. Ada dua metode yang sering digunakan yaitu: index
finger reinforced rest (jari telunjuk digunakan untuk membantu mendorong alat pada posisi
blade ketika digunakan untuk melepas kalkulus dari permukaan gigi) dan thumb reinforced rest
(ibu jari digunakan untuk membantu mendorong alat pada posisi blade ketika digunakan untuk
melepas kalkulus dari permukaan gigi).

Aplikasi alat (Scaler) Adaptasi alat pada permukaan gigi

Tindakan untuk meletakkan blade pada permukaan gigi sesuai konturnya. Untuk alat
yang ujungnya tajam (sickle) maka aplikasi alat harus hati-hati untuk mencegah laserasi pada
jaringan lunak. Ketepatan adaptasi alat dapat dicapai dengan memutar alat sedemikian rupa
sehingga selalu menempel pada permukaan gigi mengikuti konturnya. Jika hanya middle third
yang menempel pada permukaan gigi, sedangkan ujungnya tidak, hal ini akan menyebabkan
trauma pada jaringan lunak terutama pada scaling subgingiva.

3
Gambar 2. Blade scaler, terdiri dari 3 bagian. A). Lower one third, B). Middle third, C). Upper
one third.

Gambar 3. Adaptasi blade pada gigi (sisi kiri benar, sisi kanan salah).

Angulasi

Merupakan sudut yang dibentuk antara alat dengan permukaan gigi, sering diistilahkan
dengan tooth-blade relationship. Angulasi yang benar akan mempermudah menghilangkan
kalkulus pada permukaan gigi. Sudut yang disarankan adalah sebesar 450 - 900. khusus untuk
scaling subgingiva, ketika blade dimasukkan ke dalam sulkus, maka sudut angulasi seharusnya
00 agar tidak melukai gingiva.

4
Gambar 4. Sudut angulasi blade terhadap gigi. A). 0 0 sudut untuk untuk insersi alat, B). 450 –
900 sudut untuk scaling & root planing, C). Kurang dari 45o salah, D). Lebih dari 90o: salah.

Tekanan arah lateral

Dimaksudkan sebagai kekuatan yang diaplikasikan pada permukaan gigi selama tindakan
scaling dan root planing. Besar kekuatan bervariasi tergantung besar kecilnya kalkulus, serta
tahapan scaling. Pada tahap awal scaling dengan kalkulus yang besar, memerlukan kekuatan
yang besar pula, sedangkan jika sudah memasuki tahap root planing, maka yang diperlukan
adalah tekanan ringan dengan peningkatan kepekaan terhadap keberadaan sisa kalkulus.
Kekuatan yang berlebihan pada tahap root planing menyebabkan permukaan gigi (khususnya
sementum) tergores dan timbul cekungan.

Gerakan Alat

Gerakan mendasar pada perawatan scaling dan root planing diantaranya, yaitu : 

1. Exploratory stroke : sebelum dilakukan scaling dan root planing alat dimasukkan secara
perlahan dengan perabaan yang mengandalkan kepekaan tangan dan alat untuk
mendeteksi posisi kalkulus terutama tepi apikal. 

2. Scaling stroke : gerakan scaling tidak dibenarkan jika hanya dilakukan oleh jari-jari
tangan. Ada 3 tipe gerakan yaitu vertikal, oblique dan horizontal. 

3. Root planing stroke : bertujuan untuk menghaluskan permukaan akar dan gerakan ini
hanya memerlukan kekuatan ringan sampai sedang.

Teknik Scaling Teknik scaling kalkulus supragingiva

Tata cara scaling supragingiva diawali dengan penempatan alat pada apikal dari kalkulus
supragingiva, membentuk sudut 45⁰-90⁰ terhadap area permukaan gigi yang akan dibersihkan.

5
Dengan gerakan yang kuat dan dalam jarak pendek arah vertikal (koronal), horisontal maupun
oblique mendorong maupun mengungkit kalkulus sampai terlepas dari gigi. Scaling dilakukan
sampai permukaan gigi terbebas dari kalkulus baik secara visual maupun perabaan dengan
bantuan alat (misalnya: sonde). Scaling dikatakan bersih jika tidak ada kalkulus pada permukaan
gigi dan permukaan gigi tidak ada yang kasar.

Teknik scaling dan root planing kalkulus subgingiva

Scaling subgingiva juh lebih kompleks dan rumit dibandingkan suprsagingiva. Kalkulus
supragingiva umumnya lebih keras dari supragingiva, kadang melekat pada permukaan akar
yang sulit dijangkau (daerah bifurkasi). Scaling ini mengeluarkan banyak darah yang cukup
banyak maka pandangan operator semakin tidak jelas. Oleh karena itu operator dituntut
menggunakan kepekaan perasaan dengan bantuan scaler untuk mengetahuinya.

Namun, arah dan keleluasaan menjadi sangat terbatas. Untuk mencegah trauma dan
kerusakan jaringan yang lebih besar, maka alat scaler digunakan secara hati-hati dan yang lebih
penting adalah pemilihan alat dengan penampang yang tipis agar mudah masuk kedalam
subgingiva. Lalu, operator dituntut untuk mengenali morfologi gigi per gigi dengan
kemungkinan variasinya.

Daerah lain yang sulit dijangkau adalah titik kontak antara 2 gigi, yaitu daerah batas
sementum dan enamel (CEJ) karena pada daerah ini terdapat cekungan yag lebih dibandingkan
permukaan fasial maupun lingual/palatal.

Tata cara scaling kalkulus subgingiva mirip dengan supragingiva, hanya ada batasan
tertentu seperti yang disebut di atas. Diawali dengan penempatan scaler pada apikal dari kalkulus
subgingiva, membentuk sudut 45-90 derajat terhadap area gigi yang dibersihkan. dengan gerakan
yang kuat dan jangka pendek arah vertikal (koronal), maupun oblique mengungkit dan menarik
kalkulus terlepas dari gigi.

Scaling dengan ultrasonic scaler

Cara kerja scaling dengan ultrasonic scaler yaitu ujung (tip) dari scaler ini dapat bergetar
sehingga dapat memecah kalkulus dari permukaan gigi, dan juga alat ini dapat mengeluarkan air
pada saat perawatan yang fungsinya bisa langsung membersihkan daerah perawatan. Untuk

6
gerakan alatnya, yaitu sama dengan gerakan scaler manual, tetapi tidak boleh ada gerakan
mengungkit. Bila operator ingin menghaluskan permukaan gigi dari sisa kalkulus, maka tepi
blade ultrasonic scaler ditempelkan pada permukaan gigi kemudian digerakkan dalam arah
vertikal, horizontal, dan oblique.

Pemolesan

Untuk membuat gigi menjadi halus, mengkilat dan licin maka diperlukan pemolesan
sebagai tindakan akhir dalam root planing, pada tahap awal pemolesan disarankan untuk
memoles gigi dengan bantuan brush yang dijalankan dengan bur dan diberi pasta gigi yang
bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa jaringan nekrotik. Kemudian untuk membuat gigi
menjadi licin dan mengkilap dapat menggunakan rubber yang dijalankan dengan bur.

Anda mungkin juga menyukai