Anda di halaman 1dari 1

My Family

Belajar IslamKajian Hukum


Islam Islam
Sosial Website
FaedahIslam
Ilmu Bisnis Registrasi
Naskah Khutbah Buku Tamu Video Kajian      Search 

Artikel Terbaru Duduk dalam Majelis Ilmu

Home / Shalat / Renungan untuk Rajin Shalat Berjama’ah di Masjid


Donasi Jilbab

Laporan Kegiatan DS

DS INFO - Darush Sholihin …


Renungan untuk Rajin Shalat Berjama’ah di Masjid
 Muhammad Abduh Tuasikal, MSc  June 12, 2013  Shalat  9 Comments  23,788 Views

Shalat jama’ah memiliki keutamaan dibanding shalat sendirian dengan selisih 27 derajat sebagaimana
sering kita dengar. Inilah keutamaan shalat jama’ah tersebut. Disamping itu, orang yang menunggu shalat
di masjid juga akan mendapat pahala dan do’a malaikat. Begitu pula ketika seseorang sudah berjalan dari Kitab Tauhid
rumahnya menuju masjid, itu pun sudah dihitung pahalanya.
Kitab Tauhid (40) : Taklid B…
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ‫ﺳن‬ َ ‫ﺿﻌًﺎ َو ِﻋ ْﺷ ِرﯾنَ دَ َر َﺟﺔً َوذَ ِﻟ َك أ َ ﱠن أ َ َﺣدَ ُھ ْم ِإذَا ﺗ َ َوﺿﱠﺄ َ ﻓَﺄ َ ْﺣ‬ ْ ‫ﺳوﻗِ ِﮫ ِﺑ‬ ُ ‫ﺻﻼَﺗِ ِﮫ ﻓِﻰ‬ َ ‫ﺻﻼَﺗِ ِﮫ ﻓِﻰ ﺑَ ْﯾﺗِ ِﮫ َو‬ َ ‫ﻋﻠَﻰ‬ َ ُ‫ﻋ ٍﺔ ﺗ َ ِزﯾد‬َ ‫اﻟر ُﺟ ِل ﻓِﻰ َﺟ َﻣﺎ‬ ‫ﺻﻼَة ُ ﱠ‬
َ
‫َطﯾﺋَﺔٌ َﺣﺗﱠﻰ‬ ِ ‫ﻋ ْﻧﮫُ ﺑِ َﮭﺎ ﺧ‬ َ ‫ط‬ ‫َط َوة ً ِإﻻﱠ ُرﻓِ َﻊ ﻟَﮫُ ﺑِ َﮭﺎ دَ َر َﺟﺔٌ َو ُﺣ ﱠ‬ ْ ‫طﺧ‬ ُ ‫ﺻﻼَة َ ﻓَﻠَ ْم ﯾَ ْﺧ‬
‫ﺻﻼَة ُ ﻻَ ﯾُ ِرﯾدُ ِإﻻﱠ اﻟ ﱠ‬ ‫ﺿو َء ﺛ ُ ﱠم أَﺗَﻰ ْاﻟ َﻣﺳ ِْﺟدَ ﻻَ ﯾَ ْﻧ َﮭ ُزهُ ِإﻻﱠ اﻟ ﱠ‬
ُ ‫ْاﻟ ُو‬
‫ام ﻓِﻰ َﻣ ْﺟ ِﻠ ِﺳ ِﮫ‬ َ َ‫ﻋﻠَﻰ أ َ َﺣ ِد ُﻛ ْم َﻣﺎ د‬ َ َ‫ﺻﻠﱡون‬ َ ُ‫ﺳﮫُ َو ْاﻟ َﻣﻼَﺋِ َﻛﺔُ ﯾ‬ َ ‫ﺻﻼَة ُ ِھ‬
ُ ِ‫ﻰ ﺗ َ ْﺣﺑ‬ ِ َ‫ﺻﻼَةِ َﻣﺎ َﻛﺎﻧ‬
‫ت اﻟ ﱠ‬ ‫ﯾَ ْد ُﺧ َل ْاﻟ َﻣﺳ ِْﺟدَ ﻓَﺈِذَا دَ َﺧ َل ْاﻟ َﻣﺳ ِْﺟدَ َﻛﺎنَ ﻓِﻰ اﻟ ﱠ‬
َ ْ‫ار َﺣ ْﻣﮫُ اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم ا ْﻏ ِﻔ ْر ﻟَﮫُ اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم ﺗُب‬
ْ ‫ﻋﻠَ ْﯾ ِﮫ َﻣﺎ ﻟَ ْم ﯾُؤْ ِذ ﻓِﯾ ِﮫ َﻣﺎ ﻟَ ْم ﯾُ ْﺣد‬
‫ِث ﻓِﯾ ِﮫ‬ ْ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﻓِﯾ ِﮫ ﯾَﻘُوﻟُونَ اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم‬ َ ‫اﻟﱠذِى‬

“Shalat seseorang dengan berjama’ah lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di
One Minute
rumahnya, yaitu selisih 20 sekian derajat. Sebab, seseorang yang telah menyempurnakan wudhunya
kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat, tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan
One Minute - Gotong Royo…
baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam
masjid, ia dianggap mengerjakan shalat selama ia menunggu hingga shalat dilaksanakan. Para malaikat
lalu mendo’akan orang yang senantiasa di tempat ia shalat, “Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-
dosanya, terimalah taubatnya.” Hal itu selama ia tidak berbuat kejelekan dan tidak berhadats.” (HR.
Bukhari no. 477 dan Muslim no. 649).

Beberapa faedah dari hadits di atas:

1- Bolehnya melaksanakan shalat di pasar, meskipun saat itu hati terkadang tersibukkan dengan urusan Bulughul Maram
duniawi dan kurang khusyu’ sehingga kurang disukai.
Riyadush Sholihin: Sunggu…
2- Shalat jama’ah lebih utama daripada shalat sendirian yaitu 25, 26, atau 27 derajat sebagaimana
disebutkan dalam riwayat lainnya.

3- Hukum shalat jama’ah bagi pria adalah fardhu ‘ain menurut pendapat yang lebih kuat. Hal ini telah
dijelaskan oleh Rumaysho.Com pada tulisan “Hukum Shalat Jama’ah”. Sedangkan bagi wanita tidaklah
dihukumi wajib sebagaimana diterangkan dalam tulisan “Shalat Jama’ah bagi Wanita”, bahkan shalat
wanita lebih baik di rumahnya. Sedangkan hadits ini yang menerangkan pahala shalat jama’ah 20 sekian
derajat daripada shalat sendirian tidak menunjukkan bahwa hukum shalat jama’ah itu sunnah
Rekening Donasi
(dianjurkan). Dalil lain menunjukkan bahwa hukum shalat jama’ah itu wajib ‘ain karena ada ancaman
keras bagi yang meninggalkan shalat jama’ah dan orang buta yang mendengar adzan masih disuruh
untuk menghadiri shalat jama’ah.

Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali hafizhohullah berkata, “Orang yang melaksanakan shalat sendirian masih
sah, namun dihukumi berdosa karena ia telah meninggalkan shalat berjama’ah. Wallahu a’lam.” (Lihat
Bahjatun Nazhirin, 1: 38). Ini tentu bagi yang meninggalkan shalat jama’ah tanpa ada uzur.

Silakan baca tulisan Rumaysho.Com mengenai “Keutamaan Shalat Jama’ah”.

4- Niat yang membuat seseorang pergi keluar hingga menunggu shalat dinilai berpahala. Jika seseorang
keluar rumah tidak berniat untuk shalat, tentu tidak mendapat pahala seperti itu. Sehingga benarlah
Imam Nawawi memasukkan hadits ini dalam kitab beliau Riyadhus Sholihin pada hadits no. 10 di Bab
“Ikhlas dan Menghadirkan Niat”.

5- Shalat lebih utama dari amalan lainnya karena terdapat do’a malaikat di sana.

6- Di antara tugas para malaikat adalah mendo’akan kebaikan pada orang-orang beriman. Do’a ini ada
selama seorang yang shalat tidak berbuat kejelekan di masjid dan selama ia terus berada dalam keadaan
suci (berwudhu). Search …

7- Hadits ini menunjukkan keutamaan menunggu shalat. Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin Search
rahimahullah berkata, “Jika seseorang menunggu shalat dalam waktu yang lama, setelah sebelumnya
melakukan shalat tahiyatul masjid dan berdiam setelah itu, maka akan dihitung pahala shalat.” (Syarh
Riyadhus Sholihin, 1: 74).

  
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Hanya Allah yang memberi taufik dan petunjuk.
3.6M 60,204 22,254
  Fans Followers Subscribers

Referensi:

Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilaliy, terbitan Dar Ibnul Jauzi,
160k
cetakan pertama, tahun 1430 H, 1: 37-38. Followers

Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhish Sholihin, Dr. Musthofa Al Bugho, dll, terbitan Muassasah Ar Risalah,
cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 17.
Recent Comments Popular Tags

Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, cetakan
Bisa Rutin Shalat Tarawih, Sulit
tahun 1426 H, 1: 73-74. Rutin Berjamaah Shubuh di
Masjid
—  3 days ago

Manhajus Salikin: Hukum Bagi


@ Pesantren Darush Sholihin, Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul, 3 Sya’ban 1434 H setelah ‘Ashar
Wanita Haidh dan Nifas
 4 days ago
www.rumaysho.com

Duduk dalam Majelis Ilmu


 
 4 days ago

Silakan follow status kami via Twitter @RumayshoCom, FB Muhammad Abduh Tuasikal dan FB Fans Page
Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat Manhajus Salikin: Hukum yang
Berhadats Besar Baca Al-
Qur’an dan Masuk Masjid
Print PDF
 4 days ago

Bulughul Maram – Adab:


Belajar Nerimo
Tags RENUNGAN SHALAT JAMAAH
 4 days ago

Perhatikan Orang Miskin Saat


Berbuka
 4 days ago

Majelis Ilmu Dikelilingi


Malaikat
 5 days ago

Jangan Jadi Orang Pelit di


Bulan Ramadhan
 5 days ago

About Muhammad Abduh Tuasikal, MSc Belajar Ikhlas dari Amalan


Ramadhan
Lulusan S-1 Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan S-2 Polymer Engineering  5 days ago
(Chemical Engineering) King Saud University, Riyadh, Saudi Arabia. Guru dan Masyaikh yang
pernah diambil ilmunya: Syaikh Shalih Al-Fauzan, Syaikh Sa'ad Asy-Syatsri dan Syaikh Shalih
Faedah Sirah Nabi: Wahyu
Al-'Ushaimi. Sekarang menjadi Pimpinan Pesantren Darush Sholihin, Panggang,
Terhenti Sementara Waktu
Gunungkidul.
 2 weeks ago
   @http://twitter.com/RumayshoCom  

« Previous
Pembatal Puasa Kontemporer
(8), Suntik Pengobatan
3 Gaya Wanita yang Tidak
Mencium Bau Surga
Next

»
Artikel Terkait

Bisa Rutin Shalat Tarawih, Amalan Ringan untuk Orang Luruskan Shaf, Shaf Sebelah
Sulit Rutin Berjamaah Sibuk #01 Kanan, dan Imam di Tengah
Shubuh di Masjid  April 9, 2018  March 28, 2018
 3 days ago

9 comments
Muhammad Riky Efendy December 27, 2013 at 8:06 PM

Assalamualaiakum, ustadz mengenai status antum tentang gamis pakistan, ana sering pakai
itu ke masjid, karena memang satu komplek pakai gamis pakistan semua (meskipun tidak
seluruhnya), apakah saya berdosa karena memakainya? apakah harus membuangnya?
Reply

Muhammad Abduh Tuasikal December 27, 2013 at 10:42 PM

Wa’alaikumussalam.
Sesuaikan dg pakaian masyarakat sktr itu lbh baik.

Abul Harits Bassam July 22, 2013 at 1:13 PM

Tanya ustadz?
Bagaimana untuk kondisi jama’ah seperti yang terjadi di kampung saya,
biasanya masjid hanya di gunakan pada sholat jum’at saja dan pada bulan Romadhon
itupun cuma sholat ‘isya dan tarawihnya shubuhnya 1 shaff tidak penuh.
Untuk hari2 lain, biasanya saya cuma saya sendiri. kadang2 saja ada jama’ah satu dua yang
datang.
Yang jadi pertanyaan adalah apakah sudah dapat dikatakan sholat berjamaah saat saya
meniatkan sholat berjama’ah ke masjid tetapi tidak ada jama’ah yang lain yang datang
padahal saya sudah adzan maupun iqomat?
Reply

Muhammad Abduh Tuasikal July 22, 2013 at 9:47 PM

Iya itu sudah dicatat berjama’ah.

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc


Rumaysho.com via My Ipad

ibn Abdillaah June 12, 2013 at 8:04 PM

Ustadz tentang faidah no. 1 dan no. 3, kok bertentangan ya?

Pada point no. 1, disbutkan: “Bolehnya melaksanakan shalat di pasar, meskipun saat itu hati
terkadang tersibukkan dengan urusan duniawi dan kurang khusyu’ sehingga kurang
disukai.” Sedangkan pada point no. 3 disebutkan:”Hukum shalat jama’ah bagi pria adalah
fardhu ‘ain menurut pendapat yang lebih kuat.”

Pertanyaan saya:

1. Jika dikatakan “boleh shalat di pasar”, mengapa tetap mengatakan “shalat jamaa’ah
fardhu ‘ain”? bukankah orang yang shalat dipasar dihukumi “berdosa” menurut pendapat
fardhu ‘ain?

2. Jika dikatakan: “Bolehnya melaksanakan shalat di pasar, meskipun saat itu hati terkadang
tersibukkan dengan urusan duniawi dan kurang khusyu’ sehingga kurang disukai.”

– Bukankah dalam hadits diatas disebutkan bukan hanya pasar saja tapi juga rumah?
ُ ‫ﺻﻼَﺗِ ِﮫ ﻓِﻰ‬
Rasulullah bersabda: ‫ﺳوﻗِ ِﮫ‬ َ ‫ﺻﻼَﺗِ ِﮫ ﻓِﻰ ﺑَ ْﯾﺗِ ِﮫ َو‬
َ
– Bukankah menandakan BOLEH dan SAH shalat di pasar maupun di rumah berdasarkan
hadits diatas? sekaligus memalingkan kewajibannya?

– Bagaimana hadits diatas digunakan untuk “memalingkan dari syarat sah shalat”, tapi tidak
digunakan untuk “memalingkan hukum dari fardhu ‘ain”? Bukankah lebih baik
mengkompromikan hadits daripada mengambil salah satunya dan meninggalkan yang lain?
sehingga hadits diatas merupakan pemalingan dari syarah sah shalat dan hukum fardhu
‘ain?

– Bukankah hadits diatas shalatnya seseorang di pasar atau di rumahnya (baik sendirian
maupun berjama’aah) tidak mendapatkan celaan dari Rasuulullaah? (meski disepakati
bahwa berjama’ah di masjid, dengan imam rawatib dan jama’ah pertama lebih utama)?
Kalaulah hal tersebut mungkar? mengapa tidak dijelaskan Rasuulullaah pada saat itu juga?
bukankah tidak diperbolehkan mengakhirkan penjelasan pada waktunya, jika memang hal
tersebut mungkar? dan bahkan penulis sendiri pada faidah no. 1 menyatakan akan
“bolehnya shalat di pasar”?

Mohon pencerahan…
Reply

Muhammad Abduh Tuasikal June 12, 2013 at 9:23 PM

Point 1 yang dimaksud bolehnya shalat di pasar tetap secara berjamaah. Jadi
gabungkan dg penjelasan selanjutnya. Semoga paham.

ibn Abdillaah June 12, 2013 at 10:03 PM

Berarti pendapat yang dianut penulis adalah: “yang menjadi kewajiban adalah
shalat jama’ahnya”, bukan di “masjid”nya…

Yaitu:

“shalat berjama’ah itu wajib secara dzatnya, tapi tidak wajib di laksanakan di masjid,
boleh di tempat selainnya” (seperti berjama’ah di rumah, kantor, pasar, pabrik, dll;
yang penting dikerjakan “berjama’ah”)

Bagiamana dengan dalil yang dibawakan penulis diatas:

“ada ancaman keras bagi yang meninggalkan shalat jama’ah dan orang buta yang
mendengar adzan masih disuruh untuk menghadiri shalat jama’ah.”

– Bukankah ancaman tersebut tertuju kepada orang-orang yang tidak menghadiri


shalat jama’ah bersama imam rawatib dan jama’ah pertama?

– Bukankah shalat jika dikerjakan di rumah, pasar, kantor, pabrik; sedangkan di


masjid sedang dilaksanakan shalat jama’ah bersama imam rawatib; maka mereka
tidak termasuk “memenuhi panggilan”?

– Kalau misalkan seorang yang tanpa udzur melewatkan jama’ah pertama,


sekalipun dia mengadakan jama’ah kedua dimasjid, tetap saja tidak menghilangkan
fakta bahwa ia adalah seorang yang “tidak memenuhi panggilan” (untuk
melaksanakan shalat berjama’ah bersama imam rawatib dan jama’ah pertama)?

– Jika demikian… dari sisi mana penulis menggunakan dalil diatas, padahal dalil
diatas adalah hujjahnya orang yang “mewajibkan shalat berjama’ah harus di masjid,
dan harus bersama imam rawatib dan jama’ah pertama” yang justru tidak sejalan
dengan pendapat: “shalat berjama’ah wajib, tapi tidak wajib dikerjakan di masjid”?

Dan jika penulis menggunakan hadits:

ُ ‫ﺻﻼَﺗِ ِﮫ ﻓِﻰ‬
‫ﺳوﻗِ ِﮫ‬ َ ‫ﻋﻠَﻰ‬
َ ‫ﺻﻼَﺗِ ِﮫ ﻓِﻰ ﺑَ ْﯾﺗِ ِﮫ َو‬ َ ُ‫ﻋ ٍﺔ ﺗ َِزﯾد‬ ‫ﺻﻼَة ُ ﱠ‬
َ ‫اﻟر ُﺟ ِل ﻓِﻰ َﺟ َﻣﺎ‬ َ
untuk menetapkan “boleh dan sah” shalat di selain masjid. sekaligus membantah
yang menetapkan “berjama’ahnya, harus di masjid dan bersama imam rawatib”

Maka mengapa penulis tidak berhujjah dengan hadits:

َ ِ‫ﺻ َﻼة َ ْاﻟﻔَ ِذّ ﺑ‬


ً‫ﺳﺑْﻊٍ َو ِﻋ ْﺷ ِرﯾنَ دَ َر َﺟﺔ‬ َ ‫ﺻ َﻼة ُ ْاﻟ َﺟ َﻣﺎ‬
ُ ‫ﻋ ِﺔ ﺗ َ ْﻔ‬
َ ‫ﺿ ُل‬ َ
untuk menetapkan “boleh dan sah” shalat sendirian, karena hal inipun membantah
dua kelompok diatas: “baik yang menetapkan jama’ah, wajib secara dzat” atau
“jama’ah wajib di masjid, pada jama’ah pertama”

bahkan Rasulullah menetapkan dengan lisannya:

‫ظ ُم أَﺟْ ًرا ِﻣ ْن‬ ِ ْ ‫ﺻ ِﻠّﯾَ َﮭﺎ َﻣ َﻊ‬


َ ‫اﻹ َﻣ ِﺎم أ َ ْﻋ‬ ‫ﺷﻰ ﻓَﺄ َ ْﺑﻌَدُ ُھ ْم َواﻟﱠذِي ﯾَ ْﻧﺗ َِظ ُر اﻟ ﱠ‬
َ ُ‫ﺻ َﻼة َ َﺣﺗﱠﻰ ﯾ‬ ً ‫ﺻ َﻼةِ أ َ ْﺑﻌَدُ ُھ ْم إِﻟَ ْﯾ َﮭﺎ َﻣ ْﻣ‬
‫ﺎس أَﺟْ ًرا ﻓِﻲ اﻟ ﱠ‬ َ ‫إِ ﱠن أ َ ْﻋ‬
ِ ‫ظ َم اﻟﻧﱠ‬
‫ﺻ ِﻠّﯾ َﮭﺎ ﺛ ُ ﱠم ﯾَﻧَﺎ ُم‬َ ُ‫اﻟﱠذِي ﯾ‬

َ ‫اﻟر ُﺟ ِل أ َ ْز َﻛﻰ ِﻣ ْن‬


ُ‫ﺻ َﻼﺗِ ِﮫ َوﺣْ دَه‬ ‫ﺻ َﻼة َ ﱠ‬
‫اﻟر ُﺟ ِل َﻣ َﻊ ﱠ‬ َ ‫َوإِ ﱠن‬
Akan tidak mungkarnya shalat sendirian?

Muhammad Abduh Tuasikal June 13, 2013 at 3:53 AM

Apakah masjid jadi syarat shlat jamaah, tunggu pembahasan trsendiri akan hal itu.
Jadi bersabarlah.

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc


Rumaysho.com via My Ipad

ibn Abdillaah July 1, 2013 at 2:17 PM

Yang dimaksudkan “bukan syarat sah”, tapi “syarat wajib”…

Ini yang dipegang sebagian madzhab hanabilah… berdasarkan hadits ibnu ummi
maktum, hadits abu hurairah, serta atsar ibnu mas’uud…

karena jika “dikatakan wajib”, maka yang dimaksudkan dengan “wajib”, adalah
“mendatangi jama’ah di masjid, bersama imam dan jama’ah pertama”, bukan
jama’ah ‘tandingan’ yang didirikan di selain masjid, atau jama’ah kedua (yang
dilakukan orang-orang yang terlambat)… sebagaimana yang disebutkan dalam
hadits-hadits diatas…

kalau seseorang tidak memenuhi seruan adzan, dengan tidak datang ke masjid, dan
ia tanpa udzur. Maka menurut pendapat yang mewajibkan (dari sebagian
hanaabilah) ia berdosa; “meskipun ia shalat di rumah/pasar/kantor dengan
berjama’ah”… “meskipun ia membuat jama’ah kedua di masjid”

yang dipertanyakan: “mengapa menggunakan dalil diatas, untuk mewajibkan


(jama’ah secara mutlak)… sedangkan yang diinginkan dari haditsnya adalah
mendatangi masjid untuk shalat bersama imam rawatib dan jamaa’ah pertama ?

mohon pada pembahasanny dijawab pertanyaan saya diatas ustadz… jazakallahu


khairan wa baarakallaahu fiik

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Comment

Name *

Email *

Website

Save my name, email, and website in this browser for the next
time I comment.

Post Comment

Remaja Islam DS Muda Buku Gratis Khutbah Jumat


Saatnya Move On Tua Begitu Semangat Ngaji, Anda
yang Muda Bagaimana?
Khutbah Jum'at : B…
Galau Tingkat Tinggi
Nelayan di Pantai Gesing
Mending Jomblo Daripada Dosa
Pembukaan Voli untuk Anak Muda
Bukan Pemuda Biasa Warak – Girisekar

Ini Penyakit Umat Dahulu yang


Diikuti Umat Islam, Mau Tahu?

2 Ayat Terahir Surat Al Baqarah, Puasa Ramadhan Rumaysho, Kata Bijak Untuk Adik Angkat, Arti Dan Makna Surat Al Ashr, Kecuali Tiga Perkara, Kredit, Beda Qiyamul Lail Dan
Tahajjud, Doa Memasuki Rumah Kosong, Ayat Tentang Membunuh Satu Jiwa, Kuburan, Surat Yasin Ayat 12, Olay Halal Mui, Terlalu Cinta Dunia, Pahala Menghutangi, Pengemis
Dalam Islam, Apakah Wanita Wajib Shalat Berjamaah Di Masjid, Surat Al Kahfi Yg Dibaca Pada Hari Jumat, Hukum Memfoto Mayat, Hadits Tentang Mencukur Jenggot, Zikir Sesudah
Sholat Fardhu

Rumaysho © Copyright 2018, All Rights Reserved     

Anda mungkin juga menyukai