Anda di halaman 1dari 111

Jalan Sunyi Dakawah Muhammadiyah “ Best Pactice Pemberdayaan Mantan

PSK( Pekerja Seks Komersial ) Oleh Muhammadiyah Surabaya


Penulis : Arin Setiowati SHI.,MA.
Editor :
Tata Letak : Nurhidayatullah.r
Design cover : Riki Dwi Safawi
Hak Cipta Penerbit UMSurabaya Publishing
Jl Sutorejo No 59 Surabaya 60113
Telp : (031) 3811966, 3811967
Faks : (031) 3813096
Website : http://www.p3i.um-surabaya.ac.id
Email : p3iumsurabaya@gmail.com

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh


isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk
memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa
izin tertulis dari penerbit.

UNDANG- UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak/atau tanpa ijin pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta yang meliputi
Penerjemah dan Pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah)
2. Setiap Orang yang dengan tanap hak dan/atau tanpa ijin Pencipta atau
pemgang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
yang meliputi Penerbitan, Penggandaan dalam segala bentuknya, dan
pendistribusian Ciptaan untuk Pengunaan Secara Komersial, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin
kedua diatas yang dilakukan dalam bentuk Pembajakan, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)

Arin Setiowati SHI.,MA.


Jalan Sunyi Dakawah Muhammadiyah “ Best Pactice Pemberdayaan Mantan
PSK( Pekerja Seks Komersial ) Oleh Muhammadiyah Surabaya
Surabaya: UMSurabaya Publishing, 2018

Ukuran Buku : 16,5 X 23 cm , vii. 20 mm + 98 halaman


ISBN : 978-602-5786-33-4

ii Jalan Sunyi Muhammadiyah


SEKAPUR SIRIH DARI PENULIS

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas curahan rahmat,
nikmat dan hidayah-Nya yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan buku
ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluargta, sahabat dan umatnya yang senantiasa berusaha menegakkan
keadilan ekonomi bagi seluruh manusia di muka bumi.

Buku yang ada di tangan pembaca saat ini berasal dari tesis penulis pada program
sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada yang telah digubah, diperbaiki dan
disempurnakan. Kajian penelitian ini membahas tentang pemberdayaan mantan PSK
(Pekerja Seks Komersial) oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krembangan
Surabaya, agar mereka bisa hidup layak berdampingan dengan masyarakat tanpa
negative stereotype lagi, sehingga keadilan sosial ekonomi dapat direalisasikan dalam
kehidupan seluruh umat manusia.

Motivasi penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh passion penulis terkait tema-tema
perempuan dan Muhammadiyah, dengan latar belakang keilmuan penulis EKonomi
Islam, maka dalam buku ini pemberdayaan yang lebih ditekankan adalah pemberdayaan
ekonomi mantan PSK. Selanjutnya, sebagai bentuk apresiasi atas upaya PCM
Krembangan Surabaya dalam melakukan pendampingan, pembinaan dan
pemberdayaan ekonomi para mantan PSK di daerah Dupan Bangnsari dan Tambak Asri
Surabaya.

Dengan selesainya penulisan buku ini penulis menyampaikan terimakasih kepada


semua pihak yang langsung maupun tidak langsung turut andil dalam penyelesaian
buku ini. Semoga Allah senantiasa mencurahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada
mereka, agar menjadi hamba Allah yang bertakwa dan mencintai ilmu pengetahuan.

i|P age

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) iii


Seraya bertawakkal kepada Allah SWT, penulis mengaharapkan semoga buku ini
bermanfaat bagi siapa saja pembaca khususnya pengkaji perempuan, Muhammadiyah
dan Ekonomi Islam. Kritik dan saran konstruktif tentunya penulis harapkan bagi
p[enyempurnaan dan peningkatan kualitas penulisan ini.

Surabaya, Agustus 2018

Penulis,

Arin Setiyowati

ii | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
iv
DAFTAR ISI

Sekapur Sirih dari Penulis ............................................................ i


Daftar Isi ............................................................................................ v
Daftar Diagram ................................................................................. vi
BAB I MUQADDIMAH ................................................................ 1
BAB II MENYOAL PROSTITUSI ................................................. 11
BAB III PEMBERDAYAAN DALAM WACANA ..................... 21
A.Akar Geneologis Pemberdayaan ................................... 21
B. Definisi Pemberdayaan ................................................... 27
C. Hakikat Pemberdayaan .................................................. 33
D. Perempuan dan Pemberdayaan .................................... 42
BAB IV MUHAMMADIYAH SEBAGAI CIVIL SOCIETY..... 51
A.Sejarah Singkat Perjalanan Ekonomi Muhammadiyah 51
B. Implementasi dalam Perekonomian Indonesia ........... 56
C. Muhammadiyah dan Kelas Menengah ........................ 62
BAB V MUHAMMADIYAH DAN PEMBERDAYAAN .......... 65
A. Teologi Al-Maun sebagai ruh Pemberdayaan
Muhammadiyah .............................................................. 65
B. Pemberdayaan Mantan PSK oleh Muhammadiyah ... 73
BAB VI BEST PRACTICE ............................................................. 87
A. Pembelian Rumah Germo............................................... 90
B. Pendidikan ......................................................................... 91
C. Bantuan Sosial................................................................... 93
D. Pembinaan Ekonomi ....................................................... 94
E. Pemberian Peran bagi anak germo ................................ 95
F. Publikasi Media................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 99

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) iii | P a g e


v
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Ragam Usaha Mantan PSK binaan PCM Krembangan 81

Diagram 4.2. Rerata umur mantan PSK mitrabinaan PCM Krembangan 81

iv | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
vi
BAB I

MUQADDIMAH

Surabaya sebagai kota metropolis kedua dengan keragaman sosial-budaya yang


lahir dan hidup di dalamnya, sehingga menjadi kota dengan aneka wajah. Selain itu,
Surabaya dikenal juga sebagai kota industri, kota seribu taman, kota pahlawan
maupun kota yang memiliki 6 titik lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara. Adapun 6
(enam) titik tersebut diantaranya Ndolly, Kermil-Tambak Asri, Bangunsari, Klakah
Rejo, Sememi Jaya (Moroseneng), dan Jarak (Putat Jaya). ‘Gang Ndolly’ yang dikenal
sebagai lokalisasi terbesar baik di Surabaya maupun Asia Tenggara.

Jika merunut sejarah, maka hadirnya Ndolly bukan sekedar warisan sejarah
sejak zaman penjajahan, melainkan menyimpan banyak sudut pandang di antaranya
patologi sosio-biologis, gender, pasar seksualitas yang mengarah pada kapitalisasi
prostitusi, terlebih masuk dalam persoalan ekonomi. Dan sejarah industri seks di
Surabaya sangat unik. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta dan
sebagai jalur perdagangan Indonesia Timur, Surabaya pada saat penjajahan Belanda
berkembang sebagai kota Pelabuhan terkemuka, pangkalan angkatan laut, pangkalan
para tentara garnisun dan sebagai daerah tujuan akhir lintasan kereta api. Akibat dari
perkembangan kota ini, pada abad ke-19 Surabaya menjadi terkenal karena aktivitas
pelacurannya.1

Tjahjo Purnomo dan Ashadi Siregar (1982) menuliskan bahwa konon


pertumbuhan sebuah kota selalu diawali dengan pelacuran. Konon singgahnya para

1
Hull, Terence H., Endang Sulistyaningsih dan Gavin W. Jones, Pelacuran di Indonesia : sejarah dan
Perkembangannya, 1997, Jakarta : PT Penerbit Swadaya, hal 7.

1|P age

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 1


pelaut bahari bukan untuk urusan bisnis saja, tetapi juga mencari pengalaman
seksualdi daerah yang disinggahinya. Makin asyik pengalaman yang diperoleh,
makin sering pula para pelaut singgah. Sehingga kemudian menumbuhkan suatu
kota dengan segala perlengkapannya. Pendapat ini bisa dibuktikan dengan melihat
bahwa pada mulanya para pelacur beroperasi di daerah pesisir. Sejarah Bangunrejo
di Surabaya, Kramat Tunggak di Jakarta dan lain-lainnya tampak membenarkan
premis tersebut.2

Krembangan merupakan salah satu kecamatan di Surabaya bagian Utara,


wilayahnya meliputi wilayah daratan dan wilayah perairan. Secara administrasi di
bawah kecamatan Krembangan terdiri dari 5 kelurahan, 48 RW dan 393 RT. Lima
kelurahan yang masuk dalam Krembangan adalah Krembangan Selatan, Kemayoran,
Perak Barat, Dupak dan Morokrembangan. Untuk wilayah yang termasuk dalam
kawasan pesisir hanya seluas 806,80 Ha yang meliputi 2 (dua) kelurahan yaitu
Kelurahan Morokrembangan dan Kelurahan Perak Barat. Karena lokalisasinya
berdekatan dengan pelabuhan Tanjung Perak, sehingga tidak dipungkiri jika lahirnya
lokalisasi pekerja seks komersial (PSK) Bangunsari-Bangunrejo Kelurahan Dupak
yang sudah ada sejak tahun 1960-an dan menjadi sangat ramai pada tahun 1970-1980-
an. Kemudian disusul dengan Lokalisasi PSK Kermil-Tambak Asri Kelurahan
Morokrembangan.

Tahun 2009 sampai sebelum penutupan lokalisasi Bangunsari, kondisi


keberadaan Lokalisasi PSK Bangunsari sudah tidak layak dan butuh segera
dialihfungsikan, dengan alasan sebagai berikut (Sumber: Arsip PCM Krembangan) :

a) Jumlah Rumah Tangga dengan Rumah Bordil/panti pijat/kafe/tempat hiburan


sudah tidak sebanding, dengan prosentase 95 persen Rumah Tangga dan 0,5

2
Purnomo, Tjahjo, Wijadi dan ashadi Siregar, DOLLY : Membedah Dunia Pelacuran Surabaya, Kasus
Kompleks Pelacuran Dolly, 1982, Surabaya : Universitas Airlangga, hal 8.

2|P age
Jalan Sunyi Muhammadiyah
2
persen rumah bordil/panti pijat/kafe/tempat hiburan. Jumlah 605 rumah tangga
dan 82 rumah bordil.
b) Keberadaan tempat Ibadah (Bangunsari & Bangunrejo) yang terus bertambah,
dengan rincian berikut : Masjid 3 buah (Masjid Nurul Fattah, Masjid Nurul
Hidayah dan Masjid At-Taqwa), Musholla + 25 buah dan Gereja 1 buah
c) Semakin banyaknya Sekolah atau Lembaga Pendidikan, dengan rincian berikut :
SD/SMP Muhammadiyah 11, SMP Tunas Buana, TK ‘Aisyiyah, SD/TK ABA
Muchsin dll. Taman Pendidikan Islam dan Al-Quran yang menjamur di setiap
masjid dan Musholla. Dengan jumlah 15 lembaga pendidikan baik formal maupun
non formal.
Kondisi serupa juga ditemui di lokalisasi Kermil-Tambak Asri dan
Morokrembangan semakin berkurang. Adapun data penurunan jumlah PSK sebagai
berikut :

- Tahun 1974, jumlah PSK : 4.000 Orang


- Tahun 1998, Germo : 180 Orang, PSK : 1.080 Orang
- Tahun 2009, Germo : 86 orang, PSK : 302 orang
- Tahun 2010, Germo : 86 orang, PSK : 282 orang
- Tahun 2011, Germo : 64 orang, PSK : 264 orang
- Rumah Hiburan 10 rumah, Bilyard 2 Rumah, Hotel Shortime : 6 rumah
- Tahun 2012 - Agustus PSK Bangunsari : 213, PSK Kermil : 382.

Isu terkait rencana penutupan lokalisasi di Surabaya sudah lama, hingga


berganti-ganti Walikota. Tarik ulur kebijakan tersebut tidak lepas dari campur tangan
pihak-pihak tertentu yang berkepentingan di dalamnya. Yakni kepentingan ekonomi,
bagi pihak yang pro-penutupan salah satu dalihnya bahwa pelacuran sebagai
penyakit sosial dan lumbungnya maksiat sehingga kerugiannya lebih banyak
daripada untungnya, dan terkadang tanpa solusi yang solutif atas keberlanjutan nasib
para PSK (pekerja seks komersial), mucikari maupun pelaku lainnya di dalam
lokalisasi. Sementara bagi yang kontra dengan penutupan lokalisasi adalah dalam

3|P age
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 3
rangka mengawetkan kapitalisasi industri seks bagi pihak-pihak tertentu, alasannya
jelas bahwa perputaran uang di lokalisasi sangat besar. Namun terkadang dalih yang
digunakan adalah kebijakan yang tidak manusiawi jika tanpa ada konversi secara
material oleh pemerintah atas penutupan tersebut kepada seluruh stakeholder di
dalam lokalisasi tersebut. Dilematisnya pengambilan keputusan tersebut adalah
banyaknya PSK di semua titik lokalisasi Surabaya jika para pelaku industri seks
tersebut dipisahkan dari perkerjaan untuk melacurkan diri, maka mereka darimana
mengais rezeki, terlebih jika Pemkot Surabaya belum menyediakan lapangan
pekerjaan untuk mereka. Sementara itu, prostitusi dari kacamata moral merupakan
patologi sosial dan nihilnya moralitas dari sisi agama (karena institusi perzinahan)
belum lagi terkait efeknya bagi tumbuh kembang anak-anak yang berada di sekitar
wilayah lokalisasi, maka secara tegas berargumen harus dibasmi. Sehingga dua
alasan tersebutlah yang menjadikan kebijakan penutupan lokalisasi hanya sekedar
isapan jempol belaka.

Pertengahan tahun 2012, gencarnya isu kebijakan penutupan lokalisasi di


Surabaya dipicu oleh terkuaknya kasus penjualan anak (trafficking) disertai transaksi
seksual yang dilakukan oleh siswa SMP/SMA, dan lebih parahnya pelaku adalah
teman si korban. Pelaku trafficking dalam kasus tersebut merupakan subyek-subyek
yang ada hubungannya dengan lokalisasi. Di antaranya pernah tinggal di lingkungan
lokalisasi, anak dari salah satu PSK maupun germo/mucikari. Setelah dilakukan
penyelidikan mendalam oleh aparat, beberapa kasus berikutnya juga dengan pola
yang sama. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu pemicu dicetuskannya kebijakan
penutupan lokalisasi di Surabaya. Hal tersebut dipaparkan oleh Walikota Surabaya
Tri Risma Harini dalam sebuah reality show di salah satu stasiun televisi swasta dalam
negeri terkait fenomena kebijakan penutupan lokalisasi. Sekitar bulan Desember
2012, Pemkot Surabaya melakukan eksekusi kebijakan penutupan lokalisasi secara
bergilir, diantaranya lokasi Dupak Bangunsari, Tambak Asri atau Kremil dan Klakah
Rejo. Sehingga efek dari kebijakan tersebut Pemkot Surabaya memiliki tugas lanjutan

4|P age
4 Jalan Sunyi Muhammadiyah
dalam rangka upaya ‘memberi makan’ warganya yang harus terpaksa beralih profesi
dari PSK.

Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krembangan merupakan


representasi Muhammadiyah sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia, yang
secara geografis berada di 2 Kompleks lokalisasi PSK yaitu di Bangunsari Kelurahan
Dupak dan Tambak Asri Kelurahan Morokrembangan memberikan warna dalam
gerakan dakwahnya. Keberadaan PSK menjadi alasan untuk semakin didekati oleh
PCM Krembangan dalam rangka dakwah. Yang mana sesuai dengan prinsip Dakwah
bil Hikmah (menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana), yaitu
melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga obyek dakwah mampu
melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan/tekanan
maupun konflik.
Berbasis spirit teologi al-Ma’un, sebagai basis cita rasa dari setiap program kerja
di setiap bidang-bidangnya senantiasa melibatkan para PSK di lingkungan PCM
Krembangan baik sebelum maupun penutupan lokalisasi. Kegiatan-kegiatan yang
melibatkan para PSK diantaranya berupa pengajian rutin untuk para PSK, pembinaan
anak-anak di lingkungan lokalisasi dalam rangka pembentengan mental mereka
mengingat kondisi yang tidak sehat untuk tumbah kembang anak di bawah umur.
Perjuangan PCM Krembangan dalam lokalisasi bukan sebagai pemain tunggal, ada
juga Pimpinan Cabang Nahdlotul Ulama (PCNU) yang ikut andil terutama dalam
penempatan da’i-da’i khusus yang berdakwah di lokalisasi maupun upaya solidaritas
sosial lainnya dalam upaya pembinaan maupun pemberdayaan para PSK untuk misi
dakwah kemanusiaan dari masing-masing lembaga tersalurkan.
Pasca kebijakan penutupan lokalisasi tersebut, Pemkot Surabaya memulangkan
para PSK ke kampung halaman masing-masing disertai pemberian insentif sekitar 3-
4 juta per orang. Namun ada juga fasilitas bagi mantan PSK yang tidak kembali ke
kampung akan mendapatkan pelatihan ketrampilan dan fasilitas usaha dari Dinas
Sosial (Dinsos) Kota Surabaya. Diantaranya pelatihan tata boga dan pelatihan

5|P age
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 5
ketrampilan menjahit.
ketrampilan menjahit.Sekilas
Sekilasprogram
programiniinikelihatan
kelihatanmenggairahkan
menggairahkan bagi
bagi para
para
mantan PSK,
mantan terutama
PSK, bagi
terutama mereka
bagi merekayang
yangdengan
dengansadar
sadarberkenan
berkenanuntuk
untukberalih
beralih
profesi. Namun
profesi. program
Namun tetaplah
program program,
tetaplah terbukti
program, pasca
terbukti pelatihan
pasca pelatihandan
dandibentukkan
dibentukkan
kelompok-kelompok usaha
kelompok-kelompok tidak
usaha ada
tidak adaupaya
upayatindak
tindaklanjut
lanjutbaik
baikatas
atasnama
namaDinsos
Dinsos
maupun
maupun Pemkot
Pemkot Surabaya
Surabaya dalam
dalam mengawalkeberlangsungan
mengawal keberlangsunganusaha
usahapara
paramantan
mantan
PSK..
PSK..
Bertolakdari
Bertolak darikondisi
kondisitersebut,
tersebut,PCM
PCMKrembangan
Krembangan bergeliat
bergeliat menjadikan
menjadikan
momentum
momentum tersebut
tersebut dalam
dalam mengimplementasikandakwah
mengimplementasikan dakwahsosial
sosialkeagamaannya
keagamaannya
dengan
dengan berbekal
berbekal spirit
spirit ‘TauhidSosial
‘Tauhid Sosialdalam
dalamal-Maun’
al-Maun’ Muhammadiyah.Usaha-
3 3Muhammadiyah. Usaha-
usaha
usaha kongkrit
kongkrit yang
yang dilakukanoleh
dilakukan olehpara
parapimpinan
pimpinancabang
cabangmelalui
melaluipengadaan
pengadaan
perekrutan,
perekrutan, penggalangan
penggalangan investor
investor untuk
untuk ‘urun’
‘urun’ permodalan
permodalan usahabagi
usaha bagipara
paramantan
mantan
PSK.
PSK. Serta
Serta upaya
upaya pembinaan
pembinaan dalam
dalam menggemblengketrampilan
menggembleng ketrampilanpara
paramantan
mantanPSK
PSK
supaya
supaya mampuberdaya
mampu berdayadengan
denganusaha
usahabaru
barumereka.
mereka.Sementara
Sementara itu
itu agenda
agenda
pembinaan
pembinaan religiusitasnya
religiusitasnya yang
yang sudah
sudah dilaksanakansebelum
dilaksanakan sebelumpenutupan
penutupanlokalisasi
lokalisasi

3
3
spirit
spirit gerakan
gerakan sosial
sosial keagamaan
keagamaan Muhammadiyah
Muhammadiyah yang
yang bukan
bukan hanyaterjebak
hanya terjebakdalam
dalamurusan
urusanubudiyah
ubudiyah
saja.saja. Artinya
Artinya adaada transformasi
transformasi kepatuhan
kepatuhan beragama
beragama dalam
dalam implementasi
implementasi perilakubersosial
perilaku bersosial(sehari-hari)
(sehari-hari)
sbg sbg eksternalisasi
eksternalisasi maupun
maupun universalisasi
universalisasi ajaran
ajaran agama.Kutukan
agama. Kutukansebagai
sebagaipendusta
pendustaagama
agamaditujukan
ditujukan
kepada individu, kelompok dan sistem yang apatis dan tidak memiliki solidaritas sosial atas kaum
kepada individu, kelompok dan sistem yang apatis dan tidak memiliki solidaritas sosial atas kaum
mustadh’afin. Karakteristik yang mudah dikenali pada diri mereka adalah suka menghardik, menakut-
mustadh’afin. Karakteristik yang mudah dikenali pada diri mereka adalah suka menghardik, menakut-
nakuti, mengancam, menindas individu, kelompok, masyarakat dan negara “yatim” yang tidak berdaya
nakuti, mengancam, menindas individu, kelompok, masyarakat dan negara “yatim” yang tidak berdaya
secara sosial, ekonomi dan politik; mereka juga tidak peduli kepada kemiskinan dan pemiskinan; bahkan
secara sosial, ekonomi dan politik; mereka juga tidak peduli kepada kemiskinan dan pemiskinan; bahkan
mereka sendiri pelaku pemiskinan dan penindasan atau kompradornya; melakukan “pembiaran” atas
mereka sendiri pelaku pemiskinan dan penindasan atau kompradornya; melakukan “pembiaran” atas
kemiskinan dan pemiskinan; serta tidak berdiri dalam posisi memihak kepada kaum dhuafa. 3 Hal inipun
kemiskinan dan pemiskinan; serta tidak berdiri dalam posisi memihak kepada kaum dhuafa. 3 Hal inipun
juga mancaman bagi kaum agamawan yang rajin shalat atau ibadah, namun acuh terhadap persoalan
juga mancaman bagi kaum agamawan yang rajin shalat atau ibadah, namun acuh terhadap persoalan
kemanusiaan di sekelilingnya, maka shalatnya mereka tidak akan menyelamatkan mereka dari api neraka.
kemanusiaan di sekelilingnya, maka shalatnya mereka tidak akan menyelamatkan mereka dari api neraka.
Oleh karena itu, perlawanan atas sistem yang rakus dan menindas hanya dapat muncul dari kesadaran
Oleh karena itu, perlawanan atas sistem yang rakus dan menindas hanya dapat muncul dari kesadaran
keagamaan dan ‘shalat yang memihak’, yakni shalat yang memihak keadilan dan demokrasi (hak setiap
keagamaan dan ‘shalat yang memihak’, yakni shalat yang memihak keadilan dan demokrasi (hak setiap
orang untuk bicara dan hak atas sarana-sarana kehidupan dan penghidupan). (Badhawy,2009:120) Bukan
orang untuk bicara dan hak atas sarana-sarana kehidupan dan penghidupan). (Badhawy,2009:120) Bukan
rahasia umum lagi jika dari pemahaman teologi Al-Maun Muhammadiyah maka termanifestasikannya
rahasia umum lagi jika dari pemahaman teologi Al-Maun Muhammadiyah maka termanifestasikannya
lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah, Rumah Sakit maupun Pusat Kesehatan Umat (PKU), Panti
lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah, Rumah Sakit maupun Pusat Kesehatan Umat (PKU), Panti
Asuhan maupun Swalayan serta amal usaha lainnya. Usaha-usaha tersebut tiada lain dengan misi
Asuhan maupun Swalayan serta amal usaha lainnya. Usaha-usaha tersebut tiada lain dengan misi
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenr-benarnya untuk baldatun thoyyibatun wa Rabbun ghofur
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenr-benarnya untuk baldatun thoyyibatun wa Rabbun ghofur
(Negeri yang aman sentosa).
(Negeri yang aman sentosa).

6|P age
6|P age
Jalan Sunyi Muhammadiyah
6
juga tetap dilaksanakan. Diantaranya pengajian rutin, konseling dan penyuluhan
juga tetap dilaksanakan. Diantaranya pengajian rutin, konseling dan penyuluhan
HIV/AIDS, maupun kegiatan ramadhan bersama PSK. Adapun pembagian tugasnya
HIV/AIDS, maupun kegiatan ramadhan bersama PSK. Adapun pembagian tugasnya
dibagi menurut teritorial pimpinan ranting Muhammadiyah di bawah PCM
dibagi menurut teritorial pimpinan ranting Muhammadiyah di bawah PCM
Krembangan, sehingga hubungan kedekakatan dengan mitra binaan mantan PSK
Krembangan, sehingga hubungan kedekakatan dengan mitra binaan mantan PSK
lebih mudah dijalin agar upaya pemberdayaan berjalan optimal.
lebih mudah dijalin agar upaya pemberdayaan berjalan optimal.
Berikut landasan ideologis dan fungsional ‘keshalihan sosial’ yang
Berikut landasan ideologis dan fungsional ‘keshalihan sosial’ yang
diaplikasikan oleh Muhammadiyah melalui amal usahanya, sebagaimana termaktub
diaplikasikan oleh Muhammadiyah melalui amal usahanya, sebagaimana termaktub
dalam Surat al-Ma’un ayat 1-7 : “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?.
dalam Surat al-Ma’un ayat 1-7 : “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?.
Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan
Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan
orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang
orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang
yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya4. Dan enggan (menolong
yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya 4. Dan enggan (menolong
dengan) barang berguna5.”
dengan) barang berguna5.”
Tha’am dari kosakata bahasa Arab yang berarti sesuatu yang dimakan,
Tha’am dari kosakata bahasa Arab yang berarti sesuatu yang dimakan,
dipergunakan pula untuk arti minum (al-Baqarah (2): 249). Dengan demikian, kata ini
dipergunakan pula untuk arti minum (al-Baqarah (2): 249). Dengan demikian, kata ini
merujuk pada aktivitas makan dan minum untuk memenuhi kebutuhan jasmani.
merujuk pada aktivitas makan dan minum untuk memenuhi kebutuhan jasmani.
Ungkapan tersebut dapat dipahami dengan makna lebih luas, yakni secara
Ungkapan tersebut dapat dipahami dengan makna lebih luas, yakni secara
konseptual pemakaiannya dapat berguna untuk menggugah kesadaran manusia
konseptual pemakaiannya dapat berguna untuk menggugah kesadaran manusia
khususnya orang mukmin dalam memperdulikan nasib orang-orang melarat
khususnya orang mukmin dalam memperdulikan nasib orang-orang melarat
(arraiyah, 2007:46). Di lain pihak M. Quraish Shihab (2007:379) menyatakan bahwa
(arraiyah, 2007:46). Di lain pihak M. Quraish Shihab (2007:379) menyatakan bahwa
“memberi makan” hendaknya dipahami bukan sekedar memberi pangan, namun
“memberi makan” hendaknya dipahami bukan sekedar memberi pangan, namun
juga pemberian bantuan yang lainnya. Hal ini dipahami atas dasar kedudukan
juga pemberian bantuan yang lainnya. Hal ini dipahami atas dasar kedudukan
manusia yang terikat dengan tali persaudaraan sehingga perlu saling membantu. Dan
manusia yang terikat dengan tali persaudaraan sehingga perlu saling membantu. Dan
redaksi Ma’un yang berarti barang berguna, disini dimaknai lebih dalam dengan
redaksi Ma’un yang berarti barang berguna, disini dimaknai lebih dalam dengan
pemberian yang produktif, bukan konsumtif. Sehingga hal inilah yang selaras dengan
pemberian yang produktif, bukan konsumtif. Sehingga hal inilah yang selaras dengan

4
Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari
4
Riyapujian
5
ialahatau kemasyhuran
melakukan di masyarakat.
sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari
Sebagian mufassirin mengartikan:
pujian atau kemasyhuran di masyarakat. enggan membayar zakat
5
Sebagian mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat
7|P age
7|P age
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 7
pola pemberdayaan dalam rangka memandirikan maupun memberikan ketahan baik
secara mental (keyakinan dan religiusitasnya) maupun secara sosial-ekonominya.6

Al-Ma’un menjadi landasan filosofis dan fungsional dari Muhammadiyah


(dalam hal ini melalui PCM Krembangan) karena PSK disini dimaknai sebagai kaum
Mustadh’afin (kaum lemah) baik secara iman maupun modal. Sehingga dalam rangka
melepaskan predikat pendusta agama, perlu ada upaya kongkrit dalam memaknai
iman dalam ranah sosial. Adapun berderma berupa program pemberdayaan yang
dilakukan oleh PCM Krembangan terhadap para PSK maupun mantan PSK supaya
mandiri (baik secara mental dan ekonomi) merupakan bentuk nyata dari keshalehan
sosial. Dalam hal ini atas nama kaun Muslim yang mengaku beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT. Artinya selain kewajiban pribadi atas nama hamba kepada Sang
Penciptanya, seorang Muslim yang taat akan otomatis terbebani dengan
tanggungjawab sosial.
Tafsir 8 ashnaf (pihak-pihak yang berhak menerima zakat) yang termaktub
dalam surat at-Taubah ayat 60 kontemporer, PSK dalam hal ini lebih tepat masuk
dalam kategori Riqab (budak atau hamba sahaya), yakni mereka yang tidak
memperoleh penghasilan memadai untuk menebus dirinya sendiri kepada
majikannya meski ia telah bekerja keras dengan segala daya (al-mukatabun). Meskipun
sistem perbudakan sudah dihapuskan, praktek-prakteknya secara terselubung masih
terus hidup hingga sekarang. Karena kebutuhan zaman dan tingkat kompleksitas
perbudakan kontemporer, definisi riqab perlu diperluas meliputi mereka yang
menjadi korban trafficking, termasuk kaum perempuan untuk dieksploitasi yang tiada
lain yakni pekerja seks komersial (PSK), maupun kejahatan lainnya.
Sehingga jelas sekali dalam surat al-Ma’un, melalui perintah untuk membantu
dengan barang-barang yang berguna, disini mengandung makna eksplisit maupun
implisit supaya dalam menolong saudaranya yang kekurangan, dianjurkan untuk

6
Fadhilah, Ana, Analisis Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Muslimah Anggota Pengajian An-Naml Dalam Usaha
Pengolahan Makanan Di Kelurahan Giwangan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta Tahun 2013, 2013,
Yogyakarta : UGM, hal 5.

8|P age
8 Jalan Sunyi Muhammadiyah
didedikasikan berupa barang produktif (misal modal usaha, peralatan usaha dkk)
maupun program-program pemberdayaan bagi kaum yang tuna-pendidikan, tuna-
skill maupun tuna-kapital. Dan al-Ma’un menjadi landasan spirit keberpihakan
Muhammadiyah (dalam hal ini PCM Krembangan) terhadap kaum-kaum lemah
melalui upaya memberdayakan para mantan PSK sebagai mitra binaan dalam usaha
ekonomi maupun religiusitasnya.
Pasca program awalan Pemkot Surabaya melalui uang pesangon dan
pembekalan ketrampilan hanya sedikit menyisakan mantan PSK yang kuat secara
ekonomi. Sehingga tidak dipungkiri mengharuskan mereka kreatif dalam memutar
kebutuhan dan mencari variasi sumber pendapatan. Bahkan dikhawatirkan para PSK
dari Bangunsari berpindah tempat dalam melanjutkan profesinya sebagai PSK, baik
di lokalisasi lain maupun di tempat-tempat yang ‘liar’. Dan kemungkinan terburuk
lainnya adalah bagi mantan PSK yang secara sembunyi-sembunyi masih melakukan
profesi lama mereka dalam rangka mempertahankan diri. Sehingga butuh evaluator
kritis dalam mengevaluasi kebijakan pemkot Surabaya termasuk pengawalan
kebijakannya.

Campur tangan ormas Islam seperti Muhammadiyah melalui PCM


Krembangan menjadi alternatif fasilitator bagi para manta PSK menggeser
‘kealphaan’ pemerintah dalam upaya rehabilitasi sosial dan ekonomi melalui upaya
pemberdayaan ekonomi. Sehingga tepat ketika Muhammadiyah menggunakan spirit
al-Ma’un dalam upaya keberpihakannya terhadap kaum Mustadh’afin. Kurang lebih
selama 2 (dua) tahun ini (dari tahun 2012 sampai 2014) merupakan rentang waktu
yang tidak sebentar, artinya program pemberdayaan yang dilakukan oleh PCM
Krembangan sudah bisa dievaluasi. Dalam melakukan pembinaan dan
pendampingan kepada mantan PSK, sehingga mampu mengantarkan dari masing-
masing usaha mantan PSK berdaya, mandiri dan sustainable.

Sedangkan isu terbaru akhir-akhir ini adalah terkait rencana penutupan gang
Ndolly, sebagai lokalisasi terbesar di Surabaya sebagai titik temu kesepakatan antara

9|P age

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 9


Pemkot Surabaya dengan Pemprov Jawa Timur. Di media massa baik cetak maupun
elektronik santer diberitakan bahwa tanggal 19 Juni 2014 resmi penutupan lokalisasi
yang berada di daerah Putat Jaya itu akan direalisasikan, walaupun tidak dipungkiri
tarik ulur opini pro-kontra hadir dalam iktikad pemerintah dalam memerangi
patologi sosial tersebut. Menjelang penutupan lokalisasi Ndolly, baik Pemkot
Surabaya maupun Pemprov Jatim telah gencar mengadakan pelatihan ketrampilan
kepada para PSK, dan mempersiapkan uang pesangon seperti halnya saat penutupan
lokalisasi Dupak Bangunsari dan Tambak Asri. Berharap penutupan lokalisasi Ndolly
ini akan berhasil seperti di daerah Krembangan, maka tidak salah ketika alternatif
pemberdayaan yang dilakukan oleh civil society seperti PCM Krembangan menjadi
prototype percontohan dalam stabilisasi perekonomian keluarga bagi mantan PSK
setempat.

Melalui melalui buku ini, penulis bermaksud menspesifikasikan pada lokalisasi


yang sudah ditutup, khususnya di daerah Dupak Bangunsari dan Tambak Asri
Surabaya yang menjadi salah satu lahan garapan pemberdayaan PCM Krembangan.
Arah penelitiannya diarahkan pada studi efektivitas pemberdayaan ekonomi yang
dilakukan oleh PCM Krembangan terhadap mantan PSK. Dalam hal ini yang penulis
memposisikan PCM Krembangan sebagai subyek (agen) yang memberikan intervensi
kepada obyek yakni mantan PSK yang menjadi mitra pemberdayaan PCM
Krembangan. Dengan melihat program-program pemberdayaan dan progres usaha
baik melalui pendapatan, ketahanan ekonomi dan perkembangan religisutas
(perilaku kebergamaan) para mantan PSK yang diintervensikan oleh PCM
Krembangan. Sehingga diproyeksikan dapat melihat juga daya survavilitas (daya
tahan) para mantan PSK dengan adanya peralihan profesi dari PSK ke profesi baru
mereka dengan konversi-konersi materi dan non materi.

BAB II
MENYOAL PROSTITUSI
10 | P a g e

10 Jalan Sunyi Muhammadiyah


tahan) para mantan PSK dengan adanya peralihan profesi dari PSK ke profesi baru
mereka dengan konversi-konersi materi dan non materi.

BAB II
MENYOAL PROSTITUSI
Pelacuran yang sering didefinisikan sebagai prostitusi, (dari bahasa Latin
10 | P a g e
pro-stituere atau pro-stauree) misalnya berarti membiarkan diri berbuat zina,
melakukan pesundalan,
Pelacuran yang seringpencabulan, dan
didefinisikan pergendakan.(Purnomo,
sebagai 1982:10)
prostitusi, (dari bahasa Latin
Sementara perzinahan
pro-stituere atau diartikan
pro-stauree) sebagai
misalnya berarti perbuatan
membiarkanpercintaan sampai
diri berbuat zina,
bersetubuh antara seseorang
melakukan pesundalan, yang telah
pencabulan, dan berkeluarga (baik isteri maupun
pergendakan.(Purnomo, 1982:10)
suami) dengan
Sementara orang lain
perzinahan yang bukan
diartikan sebagaiisteri atau suaminya
perbuatan (Soedjono,
percintaan sampai
1997:14).
bersetubuh7 Bonger mengatakan
antara seseorang prostitusi
yang telahadalah gejala kemasyarakatan
berkeluarga dengan
(baik isteri maupun
wanita
suami) menjual
dengan diri melakukan
orang lain yangperbuatan-perbuatan
bukan isteri atau seksual
suaminyasebagai mata
(Soedjono,
pencaharian. Sedangkan
1997:14).7 Bonger P.J. prostitusi
mengatakan de Bruineadalah
van Amstel menyatakan prostitusi
gejala kemasyarakatan dengan
adalah penyerahan
wanita menjual diri dari wanita
diri melakukan kepada banyak
perbuatan-perbuatan laki-laki
seksual dengan
sebagai mata
pembayaran.
pencaharian. 8 Sedangkan P.J. de Bruine van Amstel menyatakan prostitusi
Menurut
adalah Encyclopedia
penyerahan diri dari Britannica (1973-74),
wanita kepada banyak pelacuran dapat
laki-laki dengan
didefinisikan
pembayaran.8sebagai : “praktek hubungan seksual sesaat, yang kurang lebih
dilakukan dengan
Menurut siapa saja (promiskuitas),
Encyclopedia untuk imbalan
Britannica (1973-74), berupa upah.
pelacuran dapat
Dengan demikian
didefinisikan pelacuran
sebagai : “praktekdikarakteristikkan
hubungan seksualoleh tiga
sesaat, unsur
yang utama
kurang lebih:
pembayaran, promiskuitas
dilakukan dengan 9, dan
siapa saja ketidakacuhan
(promiskuitas), emosional.
untuk 10 Senada
imbalan berupadengan
upah.
Ivan Bloch
Dengan memberipelacuran
demikian batasan pelacuran sebagai suatu
dikarakteristikkan oleh bentuk tertentu
tiga unsur dari:
utama
perhubungan kelamin di luar
pembayaran, promiskuitas perkawinan
9, dan denganemosional.
ketidakacuhan pola tertentu, yakni dengan
10 Senada kepada
siapapun secara
Ivan Bloch terbuka
memberi dan hampir
batasan selalu
pelacuran dengan
sebagai pembayaran,
suatu baik untuk
bentuk tertentu dari
persebadanan maupundikegiatan
perhubungan kelamin seks lainnya
luar perkawinan yang
dengan memberi
pola kepuasan
tertentu, yang
yakni kepada
diinginkan leh yang
siapapun secara bersangkutan
terbuka (Mudjijono,
dan hampir 2005: 18).
selalu dengan pembayaran, baik untuk
Selanjutnya,
persebadanan juga dikemukakan
maupun kegiatan sekspendapat Commenge,
lainnya yang memberiprostitusi
kepuasanadalah
yang
suatu perbuatan
diinginkan dimana
leh yang seorang (Mudjijono,
bersangkutan wanita memperdagangkan
2005: 18). atau menjual
Selanjutnya, juga dikemukakan pendapat Commenge, prostitusi adalah
7
Mudjijono, Sarkem : Reproduksi Sosial Pelacuran, 2005, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, hal18.
8 suatuWijadi
Purnomo, Tjahjo, perbuatan dimana
dan ashadi Siregar, seorang wanita Dunia
DOLLY : Membedah memperdagangkan
Pelacuran Surabaya,atau
Kasusmenjual
Kompleks
Pelacuran Dolly, 1982, Surabaya : Universitas Airlangga, hal 10.
7
9 Mudjijono,
MenunjukkanSarkem
asumsi: Reproduksi Sosial Pelacuran,
bahwa hubungan 2005, Yogyakarta
seksual diterima secara moral: Gadjah
hanyaMada University
di dalam Press,hubungan
batas-batas hal18. yang
8
Purnomo,
diterima Tjahjo,
secara Wijadi dan ashadi Siregar, DOLLY : Membedah Dunia Pelacuran Surabaya, Kasus Kompleks
sosial.
Pelacuran
10 Dolly, 1982, Surabaya
Truong, Thanh-Dam, Seks, uang: Universitas Airlangga,
dan kekuasaan hal 10.dan pelacuran di asia Tenggara, 1992, Jakarta : LP3ES,
: pariwisata
hal15.
9
Menunjukkan asumsi bahwa hubungan seksual diterima secara moral hanya di dalam batas-batas hubungan yang
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial)
diterima secara sosial. 11 | P a g 11
e
10
Truong, Thanh-Dam, Seks, uang dan kekuasaan : pariwisata dan pelacuran di asia Tenggara, 1992, Jakarta : LP3ES,
hal15.

11 | P a g e
tubuhnya, yang dilakukan untuk memperoleh pembayaran dari laki-laki yang
datang membayarnya dan wanita tersebut tidak ada mata pencaharian nafkah
tubuhnya,
lain dalam yang dilakukan
hidupnya, untukdiperoleh
kecuali yang memperoleh pembayaran
dengan dari laki-laki
melakukan yang
hubungan
datang membayarnya
sebentar-sebentar dan wanita
dengan banyak tersebut
orang. Laintidak ada matapendapat
lagi dengan pencaharian nafkah
Rechless,
laindisini
prostitusi dalamtermasuk
hidupnya, kecuali yang diperoleh
juga berbagai bentukdengan melakukan
pemuasan sekshubungan
lainnya.
sebentar-sebentar dengan banyak orang. Lain lagi dengan pendapat Rechless,
Kemudian pendapat dari Moeliono, pelacuran adalah penyerahan badan
prostitusi disini termasuk juga berbagai bentuk pemuasan seks lainnya.
wanita dengan menerima bayaran, kepada orang banyak, guna pemuasan
Kemudian pendapat dari Moeliono, pelacuran adalah penyerahan badan
nafsu seksual orang-orang itu. Scott memberi batasan pelacur adalah seorang
wanita dengan menerima bayaran, kepada orang banyak, guna pemuasan
laki-laki atau perempuan yang karena semacam upah baik berupa uang atau
nafsu seksual orang-orang itu. Scott memberi batasan pelacur adalah seorang
lainnya atau karena semacam bentuk kesenangan pribadi dan sebagai bagian
laki-laki atau perempuan yang karena semacam upah baik berupa uang atau
atau seluruh pekerjaannya mengadakan perhubungan kelamin yang normal
lainnya atau karena semacam bentuk kesenangan pribadi dan sebagai bagian
atau tidak normal dengan berbagai orang, yang sejenis dengan atau yang
atau seluruh pekerjaannya mengadakan perhubungan kelamin yang normal
berlawanan
atau jenis
tidak dengan pelacurberbagai
normal dengan itu (Soedjono,
orang, 1977:17).
11
yang sejenis dengan atau yang
Industri seks dapat
berlawanan dibagipelacur
jenis dengan menjadiitu dua kategori
(Soedjono, yaitu11industri seks yang
1977:17).
terorganisasi dan industri
Industri seks dapatyang tidak
dibagi terorganisasi.(Hull,
menjadi 1997:59)seks
dua kategori yaitu industri Redaksi
yang
terorganisasi disini adalah
terorganisasi adanya
dan industri struktur
yang tidak pembagian kerja yang
terorganisasi.(Hull, terorganisisr
1997:59) Redaksi
walaupun tidak dibakukan
terorganisasi secara
disini adalah baku,
adanya namun
struktur inti dariterorganisirnya
pembagian disini
kerja yang terorganisisr
walaupun
adalah bagan alurtidak
yangdibakukan secara
sistematis baku, namun
sehingga sampaiinti dariterorganisirnya
pada disini
transaksi seksualitas
adalah bagan
antara wanita tunaalur yang(WTS)
susila sistematis sehingga
dengan sampai
para pada
lelaki transaksi
yang seksualitas
membutuhkan
antara
pemuasan wanita tuna Sedangkan
seksualitasnya. susila (WTS)para
dengan para bekerja
wts yang lelaki yang membutuhkan
pada industri seks
pemuasan seksualitasnya. Sedangkan para wts yang bekerja pada industri seks
tidak terorganisasi akan bekerja sendiri mencari dan menghubungi kliennya.
tidak terorganisasi akan bekerja sendiri mencari dan menghubungi kliennya.
Kelompok tertentu seperti call-girl selalu bekerja sendiri atau kadang-kadang
Kelompok tertentu seperti call-girl selalu bekerja sendiri atau kadang-kadang
juga memanfaarkan jasa pekerja perantara.12
juga memanfaarkan jasa pekerja perantara.12
Sementara itu di Indonesia tidak ada satu pun pasal dalam Kitab Undang-
Sementara itu di Indonesia tidak ada satu pun pasal dalam Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP) yang secara tegas mengancamkan pidana
undang Hukum Pidana (KUHP) yang secara tegas mengancamkan pidana
terhadap para pelacur. Terhitung hanya ada tiga pasal yang mengancam
terhadap para pelacur. Terhitung hanya ada tiga pasal yang mengancam

11
Mudjijono,
11 Sarkem : Reproduksi Sosial Pelacuran, 2005, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, hal19.
Mudjijono, Sarkem : Reproduksi Sosial Pelacuran, 2005, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, hal19.
12
Hull, Terence
12
Hull, H., Endang
Terence Sulistyaningsih
H., Endang dan Gavin
Sulistyaningsih W. Jones,
dan Gavin Pelacuran
W. Jones, Pelacurandi diIndonesia
Indonesia :: sejarah dan
sejarah dan
Perkembangannya, 1997, Jakarta
Perkembangannya, 1997,: Jakarta
PT Penerbit Swadaya,
: PT Penerbit hal 59.
Swadaya, hal 59.

12 || PP aaggee
Jalan Sunyi Muhammadiyah
12
hukuman pidana kepada siapa saja yang mata pencahariannya maupun
kebiasaannya dengan sengaja mengadakan atau memudahkan perbuatan
cabul dengan orang lain (germo). Maka diancam salam pasal 296 KUHP,
kemudian yang memperjualbelikan perempuan (termasuk laki-laki) yang
belum dewasa disebut dalam pasal 297 KUHP. Dan yang terakhir adalah
souteneur, yakni “kekasih” atau pelindung yang kerap kali juga berperan
sebagai perantaraatau calo dalam mempertemukan pelacur dengan
pelanggannya, dan mengambil untung dari pelacuran, diancam dalam pasal
506 KUHP. Sehingga para pelacurnya sendiri tidak secara tegas diancam oleh
hukuman pidana, karena memang “prostitution itself is not crime”, kata Denise
Winn. (Purnomo, 1982)
Selain konsep di atas, masih terdapat konsep lain yang perlu dijelaskan,
yaitu terkait pelaku pelacuran itu sendiri yakni pelacur 13. Berbagai sebutan
yang dialamatkan ke mereka di antara wanita tuna susila (WTS), wanita
penjaja seks, wong nakal14, kupu-kupu malam15, “balon”, “sundal”16, “lonte”17

13
Dalam karya ilmiah Sarjana muda yang berjudul pelacuran di Pasarkembang, Mudjijono memberi batasan pelacur
sebagai wanita yang pekerjaan utamanya sehari-hari memuaskan nafsu seksual laki-laki atau siapa saja yang sanggup
memberikan imbalan tertentu yang biasa berupa uang atau benda berharga lainnya (1985:4). Pendapat lain datang
dari Purnomo, pelacur adalah wanita yang pekerjaannya menjual diri kepada siapa saja atau banyak laki-laki yang
membutuhkan pemuasan nafsu seksual (1983:11).
14
Seorang pelacur disebut juga sebagai wong nakal, karena suka usil, menggoda, dan mengganggu laki-laki, rumah
tangga, dan melawan peraturan masyarakat, yaitu melakukan hubungan biologis dengan banyak orang.
15
Kupu-kupu malam merupakan sebutan pelacur karena daya tarik binatang kupu terletak pada tingkahnya yang
gesit, genit, tidak mau diam, selalu berpindah dari satu bunga ke bunga lain, dan mempunyai warnayang indah-
indah. Kerja kupu-kupu yakni menghisap madu dari setiap bunga yang dihinggapi. Sifat-sifat inilah yang menjadikan
masyarakat menyebut pelacur sebagai “kupu-kupu”. Mengingat pada umumnya para pelacur ke luar pada malam
hari, maka para pelacur acap juga disebut sebagai “kupu-kupu malam”.
16
Penggunaan kata sundal atau sundel lebih bersifat penghalusan dibandingkan dengan kata lonthe. Sundal
mempunyai sebutan lengkap sundal bolong yang termasuk dalam kategori makhluk halus yang digambarkan sebagai
makhluk perempuan berparas mempunyai wadhag, ia bernama Sundel Bolong. Akan tetapi, apabila ia berwujud
manusia disebut sundal. Profesi utamanya terutama menggoda pria yang berjiwa lemah. Dalam masyarakat Jawa,
pelacur digambarkan sebagai wanita penggoda yang mengandalkan kecantikan wajah berusaha menjerat laki-laki
yang berjiwa lemah ke dalam pelakunya.
17
Sebutan yang paling kasar untuk pelacur dan biasa dipakai sebagai umpatan, yaitu lonthe. Lonthe merupakan
nama jenis binatang yang suka berkubang dalam kotoran ayam. Hewan ini muncul pada saat gelap dan terbang
menuju ke tempat-tempat yang terang. Melalui nama binatang itu, pelacurdigambarkan sebagai wanitayang
bergelimang dengan perbuatan kotor atau pencabulan yang muncul pada malam hari dan menjajakan diri di tempat-
tempat yang terkena sinar lampu dan banyak dilalui orang.
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial)
13 | P a g 13
e
atau “cabo”
atau “cabo” adalah
adalah sebutan
sebutan bagibagi wanita
wanita yangmenjual
yang menjualdiri
diri kepada
kepada siapa
siapasaja
saja
atau banyak
atau banyak laki-laki
laki-laki yangyang membutuhkanpemuasan
membutuhkan pemuasan nafsu
nafsu seksual,
seksual, atau
atau
wanitawanita
yang yang melakukan
melakukan hubungan
hubungan seksualdengan
seksual denganbanyak
banyak laki-laki
laki-laki didiluar
luar
pernikahan dengan imbalan uang. 18 Meskipun tidak dipungkiri yang
pernikahan dengan imbalan uang.18 Meskipun tidak dipungkiri yang
berprofesi
berprofesi sebagai
sebagai pelacur
pelacur adaada juga
juga darikalangan
dari kalangan laki-laki.
laki-laki. Yang
Yang perlu
perlu
digarisbawahi terkait tidak dikenakannya ancaman pidana pada pelacurjika
digarisbawahi terkait tidak dikenakannya ancaman pidana pada pelacur jika
dilihat dari sudut pandang struktur besar industri seks pelacuran, dilihat dari
dilihat dari sudut pandang struktur besar industri seks pelacuran, dilihat dari
porsi keadilannya maka posisi pelacur sebagai korban, karena hitung-
porsi keadilannya maka posisi pelacur sebagai korban, karena hitung-
hitungan materi yang diterima oleh germo dan pelacur berselisih. Ibaratnya
hitungan materi yang diterima oleh germo dan pelacur berselisih. Ibaratnya
pelacur adalah mesin pencetak uang bagi para germo, belum lagi aturan-
pelacur adalah mesin pencetak uang bagi para germo, belum lagi aturan-
aturan yang dibuat oleh germo dalam rangka mengekang kebebasan para
aturan yang dibuat oleh germo dalam rangka mengekang kebebasan para
pelacur dalam kegiatan menjajakan dirinya. Walau tidak dipungkiri awal
pelacur dalam kegiatan menjajakan dirinya. Walau tidak dipungkiri awal
masuknya pelacur ke dalam jeratan germo melalui utang-piutang atau jeratan
masuknya pelacur ke dalam jeratan germo melalui utang-piutang atau jeratan
ekonomi maupun faktor kurang kasih sayang keluarga.
ekonomi maupun faktor kurang kasih sayang keluarga.
Selain pelacur, jongos,pemilik kamar, dan mucikari masih ada tokoh
Selain pelacur, jongos,pemilik kamar, dan mucikari masih ada tokoh
masyarakat , pemilik warung makan dan minuman, gandengan, kenalan, aparat
masyarakat , pemilik warung makan dan minuman, gandengan, kenalan, aparat
pemerintah penarik “pajak”, tukang pijat, tukang parkir, bank plecit, tukang
pemerintah penarik “pajak”, tukang pijat, tukang parkir, bank plecit, tukang
potong, dan tukang becak juga memberi kontribusi untuk tetap eksisnya
potong, dan tukang becak juga memberi kontribusi untuk tetap eksisnya
kegiatan pelacuran. (Mudjijono, 2005:20) Relasi di antara mereka sebenarnya
kegiatan pelacuran. (Mudjijono, 2005:20) Relasi di antara mereka sebenarnya
merupakan kebersamaan yang cukup kuat.
merupakan kebersamaan yang cukup kuat.
Dari sudut pandang latar budaya Indonesia yang sarat patriarkhi (budaya
Dari sudut pandang latar budaya Indonesia yang sarat patriarkhi (budaya
mendominasikan laki-laki), lebih banyak memposisikan perempuan sebagai
mendominasikan laki-laki), lebih banyak memposisikan perempuan sebagai
kaum kedua dengan pembagian wilayah domestik (dapur, sumur, kasur) yang
kaum kedua dengan
menjadikan pembagiandikonstruksikan
perempuan wilayah domestik (dapur,
tidak sumur,
layak kasur) yang
mendapatkan
menjadikan perempuan
pendidikan dikonstruksikan
tinggi maupun tidak layak aktif ditidak layakSehingga
ranah publik. mendapatkan
dengan
pendidikan
modaltinggi maupun
pendidikan tidak layak
rendah, tidak aktif di ranah
ada skill untukpublik. Sehinggakondisi
meningkatkan dengan
modal pendidikan rendah, tidak ada skill untuk meningkatkan kondisi

18
Purnomo, Tjahjo, Wijadi dan ashadi Siregar, DOLLY : Membedah Dunia Pelacuran Surabaya, Kasus Kompleks
18 Pelacuran Dolly, 1982, Surabaya : Universitas Airlangga, hal 11.
Purnomo, Tjahjo, Wijadi dan ashadi Siregar, DOLLY : Membedah Dunia Pelacuran Surabaya, Kasus Kompleks
Pelacuran Dolly, 1982, Surabaya : Universitas Airlangga, hal 11.
14 Jalan Sunyi Muhammadiyah
14 | P a g e
14 | P a g e
ekonominya, maka perempuan akan tergeser posisinya dari ranah produksi
ekonominya, maka perempuan akan tergeser posisinya dari ranah produksi
maupun ladang ekonomi yang menguntungkan. (Mansour, 1996) Maka tidak
maupun ladang ekonomi yang menguntungkan. (Mansour, 1996) Maka tidak
salah ketika perempuan-perempuan yang terpaksa harus pergi ke kota untuk
salah ketika perempuan-perempuan yang terpaksa harus pergi ke kota untuk
menambah pemasukan demi peningkatan ekonomi keluarganya, sementara
menambah pemasukan demi peningkatan ekonomi keluarganya, sementara
tidak dibarengi dengan ketrampilan maupun pendidikan yang mumpuni,
tidak dibarengi dengan ketrampilan maupun pendidikan yang mumpuni,
pelacuran menjadi pilihan mudah untuk mendapatkan uang secara cepat. Hal
pelacuran menjadi pilihan mudah untuk mendapatkan uang secara cepat. Hal
ini senada dengan pernyataan Helen (Universitas Sorbonne) bahwa pelacuran
ini senada dengan
adalah hasil pernyataan Helen
langsung dari (Universitas
perekonomian Sorbonne)
seorang wanita,bahwa pelacuran
pelacuran adalah
adalah profesi
hasil langsung daripaling
wanita yang perekonomian seorang
purba, tempat untukwanita, pelacuran
pertama adalah
kalinya seorang
profesi wanita
wanitamemperoleh
yang palingpenghasilannya,
purba, tempatdanuntuk pertama
hasilnya yang kalinya
langsungseorang
karena
wanita modalnya
memperoleh
adalahpenghasilannya,
dagingnya sendiri.dan hasilnya
(Purnomo, yang langsung karena
1982:9)
modalnya adalah
Faktor dagingnya sendiri. (Purnomo,
lain yang mendorong 1982:9)(wanita muda) masuk ke
para perempuan
Faktor
dunialain yang mendorong
pelacuran (prostitusi) para
pada perempuan (wanita
saat itu adalah muda)
karena masuk
tingginya ke
angka
dunia pelacuran (prostitusi)
perceraian terutama pada saat
di kalangan itu adalah
keluarga karena
di Jawa. Pada tingginya
tahun 1950-an, angka
tingkat
perceraian
perceraian di di
terutama Jawa Barat mencapai
kalangan angka
keluarga di tertinggi
Jawa. di dunia,
Pada tahun dan tingkat
1950-an, tingkat
perceraian
perceraian di Jawa
di Jawa BaratTengah dan Jawa
mencapai Timur
angka ditemukan
tertinggi lebih rendah
di dunia, (Jones,
dan tingkat
1994:diBab
perceraian 5).19Tengah
Jawa Dan beberapa penelitian
dan Jawa Timurpun menunjukkan
ditemukan lebih bahwa
rendahtingginya
(Jones,
angka
1994: Bab 5).19wanita tuna susila
Dan beberapa (wts) pun
penelitian sebagai akibat gagalnya
menunjukkan bahwa pernikahan
tingginya
angka membuktikan
wanita tunakebenaran argumen
susila (wts) bahwaakibat
sebagai perceraian dini menjadi
gagalnya faktor
pernikahan
pemicu prostitusi.
membuktikan kebenaran (Hull, 1997:19)bahwa perceraian dini menjadi faktor
argumen
Dalam tulisannya pada tahun 1939, Simons membagi konsep pelacuran di
pemicu prostitusi. (Hull, 1997:19)
Surabaya dalam delapan kategori sebagai berikut : 20
Dalam tulisannya pada tahun 1939, Simons membagi konsep pelacuran di
Surabaya
1. dalam delapan
Pelacuran kategoridisebagai
yang mangkal berikut
kedai-kedai kecil: 20
sekitar pelabuhan dan di kota
pelabuhan itu sendiri;
1. Pelacuran yang mangkal di kedai-kedai kecil sekitar pelabuhan dan di kota
pelabuhan itu sendiri;
19
Hull, Terence H., Endang Sulistyaningsih dan Gavin W. Jones, Pelacuran di Indonesia : sejarah dan
Perkembangannya, 1997, Jakarta : PT Penerbit Swadaya, hal 19.
19
Hull, Terence
20
Hull, H., Endang
Terence Sulistyaningsih
H., Endang dan Gavin
Sulistyaningsih W. Jones,
dan Gavin Pelacuran
W. Jones, di di
Pelacuran Indonesia
Indonesia: :sejarah
sejarah dan
dan
Perkembangannya, 1997, Jakarta
Perkembangannya, 1997,:Jakarta
PT Penerbit Swadaya,
: PT Penerbit hal 19.hal 8.
Swadaya,

20 15 | P a dan
Hull, Terence H., Endang Sulistyaningsih dan Gavin W. Jones, Pelacuran di Indonesia : sejarah ge
Perkembangannya, 1997, Jakarta : PT Penerbit Swadaya, hal 8.

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 15 | P a g e


15
2. Pelacur yang beroperasi di jalanan, berasal dari kampung-kampung
setempat;
2. Pelacur yang beroperasi di jalanan, berasal dari kampung-kampung
3. Rumah-rumah bordil di pusat kota milik orang Cina dan Jepang;
setempat;
4. Lokalisasi rumah-rumah
3. Rumah-rumah bordil
bordil di kampung
di pusat diorang
kota milik pinggiran kota;
Cina dan Jepang;
5. Jasa pelayanan seks
4. Lokalisasi terselubung
rumah-rumah yang
bordil diberikan
di kampung oleh para
di pinggiran pembantu
kota;
rumah5.tangga
Jasa pelayanan
perempuanseks terselubung yang diberikan oleh para pembantu
lokal;
rumah tangga
6. Jasa pelayanan perempuan
seks sngat lokal; yang dilakukan oleh para nyonya
terselubung
6. Jasatangga)
(Ibu rumah pelayanan seks sngat
Belanda yangterselubung yang
terkekang di dilakukan
rumah oleh
kepada para nyonya
sinyo-sinyo
(Ibubelum
muda yang rumahmenikah;
tangga) Belanda yang terkekang di rumah kepada sinyo-sinyo
muda negara
7. Pelacur warga yang belum menikah;
Eropa yang terorganisasir di lokalisasi tertentu;
7. Pelacur warga negara Eropa yang terorganisasir di lokalisasi tertentu;
8. Pelacuran homoseksual dan perjantanan.
8. Pelacuran homoseksual dan perjantanan.
Hanya persoalan yang membedakan antara prostitusi pada awal abad ke-
Hanya persoalan yang membedakan antara prostitusi pada awal abad ke-
20 dan beberapa abad sebelumnya terletak pada adanya pengawasan yang
20 dan beberapa abad sebelumnya terletak pada adanya pengawasan yang
ketat terhadap pelaku prostitusi. Sebelum keluar peraturan tentang
ketat terhadap pelaku prostitusi. Sebelum keluar peraturan tentang
pengontrolan terhadap pelaku prostitusi, mereka bebas menjalankan
pengontrolan terhadap pelaku prostitusi, mereka bebas menjalankan
aktivitasnya. Sejak keluar peraturan tesebut, kontrol terhadap pelaku
aktivitasnya. Sejak keluar peraturan tesebut, kontrol terhadap pelaku
prostitusi menjadi lebih intensif. Artinya, pelaku prostitusi tercatat dalam
prostitusi menjadi lebih intensif. Artinya, pelaku prostitusi tercatat dalam
register petugas keamanan dan secara berkala akan menyediakan pemeriksaan
register petugas keamanan dan secara berkala akan menyediakan pemeriksaan
dokter untuk mencegah meluasnya berbagai jenis penyakit kelamin. 21
dokter untuk mencegah meluasnya berbagai jenis penyakit kelamin. 21
Maraknya kegiatan prostitusi di Surabaya pada akhir abad ke-19 hingga
Maraknya kegiatan prostitusi di Surabaya pada akhir abad ke-19 hingga
awal abad ke-20, tidak mengenal batas etnis maupun status. Jika perempuan
awal abad ke-20, tidak mengenal batas etnis maupun status. Jika perempuan
Jawa melakukan prostitusi dengan laki-laki dari semua etnis, termasuk dengan
Jawa melakukan prostitusi dengan laki-laki dari semua etnis, termasuk dengan
laki-laki Eropa, perempuan publik Cina sering membatasi dirinya hanya mau
laki-laki Eropa, perempuan publik Cina sering membatasi dirinya hanya mau
menerima laki-laki Cina. Dengan demikian, komunitas Cina membangun
menerima laki-laki Cina. Dengan demikian, komunitas Cina membangun
tempat-tempat prostitusi
tempat-tempat secara secara
prostitusi khusus, yang yang
khusus, biasanya dilengkapi
biasanya dengan
dilengkapi dengan
ruang besar tempat
ruang besar melakukan judi, teater,
tempat melakukan dan minum-minum
judi, teater, atau
dan minum-minum juga
atau di di
juga

21
Amini, Mutiah,
21 Kehidupan
Amini, Mutiah, sosialPerempuan di Tengah-tengah
Kehidupan sosialPerempuan Pluralitas
di Tengah-tengah Masyarakat
Pluralitas surabaya
Masyarakat padapada
surabaya Awal abad
Awal abad
ke-20, Jurnal LEMBARAN
ke-20, Jurnal SEJARAH
LEMBARAN Vol 5 No.1Vol
SEJARAH 2003, hal 2003,
5 No.1 110. hal 110.

16 |16
P |a Pg aeg e

16 Jalan Sunyi Muhammadiyah


hotel-hotel. Di samping perempuan Jawa dan Cina yang menjadi pelaku
hotel-hotel.
prostitusi, terdapatDi samping perempuan Jawa
perempuan-perempuan dandari
publik Cinanegara-negara
yang menjadi lain
pelaku
di
prostitusi,
Surabaya, terdapatdari
salah satunya perempuan-perempuan publikmengenai
Macao. Walau peraturan dari negara-negara
imigrasi lain
yangdi

berlaku Surabaya,
pada masa salah satunya
kolonial dari Macao.
sangatlah Walau
ketat. 22 peraturan mengenai imigrasi yang

berlaku pada masa kolonial sangatlah ketat.22


Beberapa penelitian yang membahas tentang pelacuran sebagai berikut ;
Beberapa penelitian yang membahas tentang pelacuran sebagai berikut ;
Purnomo23 dalam penelitiannya menggunakan metode kualitatif dengan
Purnomodan
observasi, kuisioner,
23 dalam penelitiannya menggunakan metode kualitatif dengan
wawancara mendalam terhadap 24 germo, 24 lapisan
observasi, kuisioner, dan wawancara mendalam terhadap 24 germo, 24 lapisan
pelacur berpendapatan tinggi dan 24 lapisan pelacur berpendapatan rendah di
pelacur berpendapatan tinggi dan 24 lapisan pelacur berpendapatan rendah di
lokalisai Ndolly Surabaya pada tahun 1982, sehingga total sample yang
lokalisai Ndolly Surabaya pada tahun 1982, sehingga total sample yang
dijadikan sumber penelitian sebanyak 72 orang. Dari sini diperoleh gambaran
dijadikan sumber penelitian sebanyak 72 orang. Dari sini diperoleh gambaran
tentang orientasi sosial, tingkat pendapatan, dan tingkat investasinya yang
tentang orientasi sosial, tingkat pendapatan, dan tingkat investasinya yang
akan diungkap lewat alasan pemilihan profesi pelacur serta latar belakang
akan diungkap lewat alasan pemilihan profesi pelacur serta latar belakang
sosialnya. Penelitian Purnomo tersebut dimaksudkan untuk mendekati
sosialnya. Penelitian Purnomo tersebut dimaksudkan untuk mendekati
permasalahan dan kenyataan tentang pelacuran secara manusiawi, sehingga
permasalahan dan kenyataan tentang pelacuran secara manusiawi, sehingga
setiap bait penuturan dari para informan maupun data dari responden
setiap bait penuturan dari para informan maupun data dari responden
menjadi gambaran jelas terkait segala keruwetan dan keunikan dalam
menjadi gambaran jelas terkait segala keruwetan dan keunikan dalam
kehidupan sosial di lingkungan lokalisasi.
kehidupan sosial di lingkungan lokalisasi.
Truong24 dalam karyanya memberikan sumbangan terhadap debat yang
Truong24 dalam karyanya memberikan sumbangan terhadap debat yang
masih terus berlangsung mengenai pelacuran. Karyanya difokuskan pada
masih terus berlangsung mengenai pelacuran. Karyanya difokuskan pada
faktor-faktor yang melandasi
faktor-faktor pelacuran,
yang melandasi transformasi
pelacuran, yang
transformasi dijalaninya,
yang dijalaninya,serta
serta
kecenderungannya konvergensinya
kecenderungannya dengan
konvergensinya sebuah
dengan industri
sebuah industribesar,
besar, yakni
yakni
industriindustri
tourisme internasional. Berbeda dengan konsepsi umum tentang
tourisme internasional. Berbeda dengan konsepsi umum tentang
pelacuran sebagaisebagai
pelacuran promiskuitas dan dantindak
promiskuitas tindak kriminal,
kriminal, karyanya
karyanya
memformulasikan permasalahan
memformulasikan pelacuran
permasalahan daridari
pelacuran sudut ekonomi
sudut ekonomipolitik
politikkerja
kerja
dan seksualitas perempuan.
dan seksualitas Pemisahan
perempuan. diri diri
Pemisahan daridari
asumsi umum
asumsi umumkarena
karena dia
dia

22
Ibid, hal 110-111.
22
Ibid, hal 110-111.
23
Purnomo,23Tjahjo
Purnomo,danTjahjo
Ashadi Siregar,
dan Ashadi Ndolly
Siregar,:Ndolly
Membedah DuniaDunia
: Membedah Pelacuran Surabaya
Pelacuran Kasus
Surabaya Kompleks
Kasus KompleksPelacuran
Pelacuran
Ndolly, 1982, Ndolly, 1982,
Jakarta Jakarta
Pusat PusatPers.
: Grafiti : Grafiti Pers.
24
24 Truong, Thanh-Dam,
Truong, Thanh-Dam, Seks,Uang, Seks,Uang, dan Kekuasaan
dan Kekuasaan : Pariwisata
: Pariwisata dan Pelacuran
dan Pelacuran di Asia
di Asia Tenggara,
Tenggara, 1992,
1992, Jakarta: LP3ES.
Jakarta : LP3ES.

1717| |PPaaggee

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 17


berusaha mengaitkan ideologi dan praktek seksualitas dengan struktur sosial
dalam berusaha mengaitkan
konstelasi ekonomiideologi dan praktek
dan politik yang seksualitas dengan
terjadi pada struktur sosial
periode-periode
tertentudalam konstelasisumbangan
merupakan ekonomi dan politik yang
berharga dan terjadi pada periode-periode
pengalaman suatu negara
Dunia tertentu
Ketiga. merupakan sumbangan
Berbagai proses yangberharga dan pengalaman
menyatukan suatu
seksualitas ke negara
dalam
Dunia
hubungan Ketiga.
kerja Berbagai
untuk proses
tujuan yang menyatukan
pemenuhan kebutuhanseksualitas ke dalam
reproduktif akan
hubungan kerja untuk tujuan pemenuhan kebutuhan reproduktif akan
diketengahkan, dengan menyoroti peran ideologi, negara dan agen-agen
diketengahkan, dengan menyoroti peran ideologi, negara dan agen-agen
ekonomi. Diversifikasi hubungan kerja dalam pelacuran dan pola-pola
ekonomi. Diversifikasi hubungan kerja dalam pelacuran dan pola-pola
akumulasi modal akan pula didiskusikan dalam konteks yang spesifik. Dan
akumulasi modal akan pula didiskusikan dalam konteks yang spesifik. Dan
alhasil studi ini menunjukkan bagaimana kombinasi berbagai kekuatan sosial
alhasil studi ini menunjukkan bagaimana kombinasi berbagai kekuatan sosial
ini mengarah pada fenomena turisme seks.
ini mengarah pada fenomena turisme seks.
Hull dkk25 dalam karyanya menelaah sejarah dan kondisi sosial
Hull dkk25 dalam karyanya menelaah sejarah dan kondisi sosial
pelacuran di Indonesia, dengan tujuan untuk melihat perubahan perilaku dan
pelacuran di Indonesia, dengan tujuan untuk melihat perubahan perilaku dan
pengorganisasian pelacuran ini dari waktu ke waktu, terutama yang berkaitan
pengorganisasian pelacuran ini dari waktu ke waktu, terutama yang berkaitan
dengandengan
masalah kesehatan dan tatanan sosial. Skala dan cara operasi industri
masalah kesehatan dan tatanan sosial. Skala dan cara operasi industri
seks kontemporer ini ditelaah
seks kontemporer secara
ini ditelaah tersendiri,
secara tersendiri,termasuk
termasuk studi
studi kasus di
kasus di
beberapa kota dikota
beberapa lokalisasi tertentu.
di lokalisasi Perkiraan
tertentu. kasar
Perkiraan dari
kasar perputaran
dari perputaran keuangan
keuangan
dari industri ini juga
dari industri inidibahas. DanDan
juga dibahas. jugajuga
menyajikan sejumlah
menyajikan sejumlahkebijakan yang
kebijakan yang
berkaitan dengan
berkaitan regulasi
dengan pelacuran,
regulasi kesejahteraan
pelacuran, para
kesejahteraan parapekerja
pekerja di
di industri
industri
seks dan risiko
seks dan kesehatan yangyang
risiko kesehatan mengancam para
mengancam pelaku
para pelakuaktif
aktifindustri
industri seks.
seks.
SlametSlamet Mudjihardjo
Mudjihardjo 26 dalam karyanya yang mengambil judul Program
26 dalam karyanya yang mengambil judul Program
Rehabilitasi
Rehabilitasi Sosial Sosial
WanitaWanita
TunaTuna
usilausila (PSK)
(PSK) melaluiBimbingan
melalui Bimbingan Sosial
Sosial dan
dan
Ketrampilan
Ketrampilan PSK Luar
PSK Luar PantiPanti di Kompleks
di Kompleks “PasarKembang”
“Pasar Kembang” Sosrowijaya
Sosrowijaya

Kulon Kulon Kelurahan


Kelurahan Sosromenduran
Sosromenduran Kecamatan Gedong
Kecamatan Gedong Tengen
Tengen Kota
Kota
Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan deskriptif evaluatif terhadap
Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan deskriptif evaluatif terhadap
program Rehabilitasi Sosial melalui interview mendalam terhadap obyek
program Rehabilitasi Sosial melalui interview mendalam terhadap obyek

25
Hull, Terence H, Endang Sulistyaningsih, dan Gavin W Jones, Pelacuran di Indonesia : Sejarah dan
25
Hull, Terence H, Endang
Perkembangannya, Sulistyaningsih,
1997, danHarapan
Jakarta : Pusat Sinar Gavin dengan
W Jones, Pelacuran
The Ford di Indonesia : Sejarah dan
Foundation.
Perkembangannya,
26 1997, Jakarta
Mudjihardjo, Slamet, :Program
Pusat Sinar HarapanSosial
Rehabilitasi dengan The Ford
Wanita Tuna Foundation.
Susila (WTS) melalui Bimbingan sosial dan
26
Mudjihardjo, Slamet,
Ketrampilan PSKProgram
Luar Panti Rehabilitasi SosialKembang”
di Kompleks “Pasar Wanita Tuna SusilaKulon
Sosrowijaya (WTS) melaluisosromeduran
Kelurahan Bimbingan Kecamatan
sosial dan
KetrampilanGedong
PSK Luar Panti
tengen di Yogyakarta,
Kota Kompleks “Pasar Kembang”
2007, Yogyakarta Sosrowijaya Kulon Kelurahan sosromeduran Kecamatan
: UGM.
Gedong tengen Kota Yogyakarta, 2007, Yogyakarta : UGM.
18 | P a g e
18 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
18
pemberdayaan. Bimbingan sosial dan ketrampilan yang dimaksud Slamet
Mudjihardjo adalah adanya bimbingan kerohanian (religiusitas) dan
pembekalan ketrampilan misal membuat kerajinan, masak-memasak
(membuat makanan) yang bisa digunakan untuk usaha lebih lanjut. Adapun
hasil hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program belum
mencapai hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih beroperasinya
para Pekerja Seks Komersial (PSK) ex peserta bimbingan di kompleks “Pasar
Kembang” Yogyakarta.

19 | P a g e

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 19


20 Jalan Sunyi Muhammadiyah
BAB III

PEMBERDAYAAN DALAM
BAB III WACANA

PEMBERDAYAAN DALAM WACANA

a. Akar Geneologis Pemberdayaan

Sejak 1950-an
a. Akar sampai
Geneologis saat ini, di negara-negara yang sedang berkembang
Pemberdayaan
dapat diidentifikasi adanya pendekatan yang silih berganti menjadi arus
Sejak 1950-an sampai saat ini, di negara-negara yang sedang berkembang
utama dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat. Pada dasarnya
dapat diidentifikasi adanya pendekatan yang silih berganti menjadi arus
pendekatan tersebut merupakan penjabaran dari perspektif atau paradigma
utama dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat. Pada dasarnya
yang digunakan.
pendekatan Pada perkembangan
tersebut terakhir,dari
merupakan penjabaran pemberdayaan
perspektif ataumasyarakat
paradigma
telah menempatkan dirinya
yang digunakan. sebagai pendekatan
Pada perkembangan terakhir, yang banyak dianut
pemberdayaan dan
masyarakat
mewarnai
telahberbagai kebijakan
menempatkan dirinyapembangunan masyarakat.
sebagai pendekatan Pendekatan
yang banyak ini
dianut dan
dalam banyak halberbagai
mewarnai dapat dilihat sebagai
kebijakan operasionalissi
pembangunan dari perspektif
masyarakat. Pendekatanatau
ini
paradigma pembangunan
dalam yangdilihat
banyak hal dapat berpusat pada
sebagai rakyat. Dalam
operasionalissi daripendekatan ini,
perspektif atau
masyarakat sampai
paradigma pada tingkat
pembangunan yangkomunitas terbawah
berpusat pada diberipendekatan
rakyat. Dalam peluang dan
ini,
masyarakat
kewenangan dalamsampai pada tingkat
pengelolaan komunitas terbawah
pembangunan diberi
termasuk peluang
dalam dan
proses
kewenangan
pengambilan dalam pengelolaan
keputusan pembangunan
sejak identifikasi termasuk
masalah dan dalam proses
kebutuhan,
pengambilan
perencanaan, keputusan evaluasi
pelaksanaan, sejak identifikasi
dan dalammasalah menikmati
dan kebutuhan,
hasil
perencanaan,
pembangunan. Dilihatpelaksanaan,
dari dinamikaevaluasi dan perspektif
dan rotasi dalam menikmati hasil
yang mewarnai
pembangunan.
kebijakan Dilihat
pembangunan, dari dinamika
paradigma dan rotasi perspektif
ini merupakan reaksi daryang mewarnai
i paradigma
kebijakan pembangunan, paradigma ini merupakan reaksi dar i paradigma
yang mendominasi kebijakan pembangunan sebelumnya, yaitu paradigma
yang mendominasi kebijakan pembangunan sebelumnya, yaitu paradigma
pertumbuhan. Perspektif pertumbuhan ini telah mendominasi kebijakan dan
pertumbuhan. Perspektif pertumbuhan ini telah mendominasi kebijakan dan
program-program pembangunan masyarakat dalam kurun waktu yang cukup
program-program pembangunan masyarakat dalam kurun waktu yang cukup
panjang.27
panjang.27
Teori Rostow tentang pertumbuhan pada dasarnya merupakan sebuah
Teori Rostow tentang pertumbuhan pada dasarnya merupakan sebuah
versi dan teori modernisasi dan pembangungan, yakni suatu teori yang
versi dan teori modernisasi dan pembangungan, yakni suatu teori yang

27
Soetomo,27 Pemberdayaan Masyarakat : MungkinkahMuncu Antitesisnya?, 2013, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal
65-66. Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat : MungkinkahMuncu Antitesisnya?, 2013, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal
65-66.
20 | P a g e
20 | P a g e

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 21


meyakini bahwabahwa
meyakini faktorfaktor
manusia (bukan
manusia struktur
(bukan dan
struktur sistem)
dan sistem)menjadi
menjadifokus
fokus
utama perhatian mereka.
utama perhatian TeoriTeori
mereka. pertumbuhan adalah
pertumbuhan suatu
adalah teori
suatu teorimodernisasi
modernisasi
yang menggunakan metafora
yang menggunakan pertumbuhan,
metafora yakni
pertumbuhan, tumbuh
yakni sebagai
tumbuh sebagaiorganisme.
organisme.
RostowRostow
melihatmelihat
perubahan sosial,
perubahan yangyang
sosial, disebut pembangunan,
disebut sebagai
pembangunan, sebagaiproses
proses
evolusi evolusi
perjalanan dari tradisional
perjalanan ke modern.
dari tradisional Pikiran
ke modern. teori
Pikiran pertumbuhan
teori pertumbuhan ini
ini
dijelaskan secara secara
dijelaskan rinci oleh
rinci Rostow (1960)
oleh Rostow yang
(1960) sangat
yang terkenal
sangat yaknithe
terkenalyakni thefive-
five-
stage scheme, dengan
stage scheme, asumsi
dengan bahwa
asumsi semua
bahwa masyarakat
semua akan
masyarakat akanmengalir
mengalir dari
dari
‘tradisional’
‘tradisional’ ke moder.
ke moder. Sehingga
Sehingga konsep
konsep development
development akanberjalan
akan berjalan secara
secara
hampirhampir otomatis
otomatis melalui
melalui akumulasi
akumulasi modalmodal (tabungan
(tabungan dan
dan investasi)dengan
investasi) dengan
tekanantekanan bantuan
bantuan dan hutang
dan hutang luar luar negeri.
negeri. DanDan memfokuskanpada
memfokuskan padaperlunya
perlunya
elit wiraswasta yang menjadi motor proses 28 Dalam bukunya the Stage of
elit wiraswasta yang menjadi motor proses itu.itu.
28 Dalam bukunya the Stage of
Economic
Economic GrowthGrowth dijelaskan
dijelaskan lima lima tahapan
tahapan pembangunanekonomi
pembangunan ekonomi dalam
dalam
perubahan
perubahan sosial, sosial,
yakniyakni masyarakat
masyarakat tradisional,kemudian
tradisional, kemudianberkembang
berkembang

menjadimenjadi prakondisi
prakondisi tinggal
tinggal landas,
landas, lantas
lantas diikuti
diikuti masyarakattinggal
masyarakat tinggallandas,
landas,
kemudian
kemudian masyarakat
masyarakat pematangan
pematangan pertumbuhan,
pertumbuhan, dandan akhirnyamencapai
akhirnya mencapai
masyarakat
masyarakat modernmodern
yang yang dicita-citakan,
dicita-citakan, yakni
yakni masyarakatindustri
masyarakat industri yang
yang

disebutdisebut
sebagaisebagai masyarakat
masyarakat konsumsi
konsumsi masamasa tinggi
tinggi (high
(high massconsumption).
mass consumption).
Syarat utamanya
Syarat utamanya dalamdalam mewujudkan
mewujudkan masyarakat
masyarakat yangyang dicita-citakantersebut
dicita-citakan tersebut

adalah adalah
kembalikembali
pada pada modal.
modal. YangYang diusahakan
diusahakan melalui
melalui penggalianinvestasi
penggalian investasi

dengandengan cara pemindahan


cara pemindahan danadana
atauatau kebijakan
kebijakan pajak.Selain
pajak. Selainitu
itu melalui
melalui
lembaga-lembaga
lembaga-lembaga keuangan
keuangan atau atau obligasi
obligasi pemerintah
pemerintah utuk
utuk tujuanproduktif.
tujuan produktif.
Selanjutnya
Selanjutnya melaluimelalui devisadari
devisadari perdagangan
perdagangan internasional,
internasional, dandanyang
yangterakhir
terakhir

melaluimelalui penarikan
penarikan investasi
investasi modal modal asing.(Fakih,2013:56)
asing.(Fakih,2013:56)

Perspektif
Perspektif pertumbuhan
pertumbuhan sangatbeorientasi
sangat beorientasi pada
pada peningkatan
peningkatan
produktivitas guna mengejarpertumbuhan ekonomi secara cepat. Demi
produktivitas guna mengejarpertumbuhan ekonomi secara cepat. Demi
mengabdikan diri pada upaya mengejar produktivitas tersebut sering
mengabdikan diri pada upaya mengejar produktivitas tersebut sering
mengabaikan pendekatan yang humanistis. Manusia dan masyarakat kurang
mengabaikan pendekatan yang humanistis. Manusia dan masyarakat kurang

28
28
Fakih, Mansour, Runtuhnya teori Pembangunan dan Globalisasi, 2013, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal 55-56.
Fakih, Mansour, Runtuhnya teori Pembangunan dan Globalisasi, 2013, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal 55-56.
21 | P a g e
21 | P a g e

22 Jalan Sunyi Muhammadiyah


dihargai harkat dan martabatnya, sehingga lebih ditempatkan sebagai obyek
dihargai harkat dan martabatnya, sehingga lebih ditempatkan sebagai obyek
dibandingkan kedudukannya sebagai subyek. Apabila perspektif
dibandingkan kedudukannya sebagai subyek. Apabila perspektif
pertumbuhan ini dikombinasikan dengan pendekatan stabilitas, maka
pertumbuhan ini dikombinasikan dengan pendekatan stabilitas, maka
semakin terasa penempatan masyarakat dalam posisi yang marginal.
semakin terasa penempatan masyarakat dalam posisi yang marginal.
Sebaliknya negara yang direpresentasikan pemerintah yang sedang berkuasa
Sebaliknya negara yang direpresentasikan pemerintah yang sedang berkuasa
dengan berbagai program dan instrumen pelaksanaannya memiliki peranan
dengan berbagai program dan instrumen pelaksanaannya memiliki peranan
yang sangat dominan. Penetrasi negara masuk sampai pada tataran kehidupan
yang sangat dominan. Penetrasi negara masuk sampai pada tataran kehidupan
terbawah pada tingkat komunitas. Instrumen yang digunakan agar negara
terbawah pada tingkat komunitas. Instrumen yang digunakan agar negara
dapat melakukan penetrasi melalui kegiatan pembangunan tersebut adalah
dapat melakukan penetrasi melalui kegiatan pembangunan tersebut adalah
pendekatan yang bersifat top-down, sentralistis dan mengutamakan
pendekatan yang bersifat top-down, sentralistis dan mengutamakan
keseragaman (uniformity). Masyarakat termasuk pada tingkat komunitas
keseragaman (uniformity). Masyarakat termasuk pada tingkat komunitas
terbawah tidak mampunyai kewenangan dalam pengambilan keputusan,
terbawah tidak mampunyai kewenangan dalam pengambilan keputusan,
termasuk untuk hal-hal yang sebetulnya secara langsung menyangkut
termasuk untuk hal-hal yang sebetulnya secara langsung menyangkut
kehidupannya.29
kehidupannya.29
Sayangnya, gejala-gejala sosial tersebut nampak dalam lintasan sejarah
Sayangnya, gejala-gejala sosial tersebut nampak dalam lintasan sejarah
Indonesia, yang mana berbagai macam program pembangunan berpangkal
Indonesia, yang mana berbagai macam program pembangunan berpangkal
dari pemerintah dengan menegasikan potensi lokal di masing-masing wilayah
dari pemerintah dengan menegasikan potensi lokal di masing-masing wilayah
dan memposisikan masyarakat dalam komunitas terbawah hanya berlaku
dan memposisikan masyarakat dalam komunitas terbawah hanya berlaku
sebagai obyek kebijakan. Hal ini ditambah dengan memvirusnya
sebagai obyek kebijakan. Hal ini ditambah dengan memvirusnya
developmentalism yang dipraktekkan oleh negara-negara Barat yang
developmentalism yang dipraktekkan oleh negara-negara Barat yang
diterjemahkan oleh negara dunia ketiga termasuk Indonesia dalam
diterjemahkan oleh negara dunia ketiga termasuk Indonesia dalam
pembangunan fisik dengan segala konsekuensinya. Sehingga, sejak tahun
pembangunan fisik dengan segala konsekuensinya. Sehingga, sejak tahun
1967, pemerintahan militer di Indonesia di bawah Soeharto bisa dikategorikan
1967, pemerintahan militer di Indonesia di bawah Soeharto bisa dikategorikan
menjadi pelaksana teori pertumbuhan Rostow ini dan menjadikannya
menjadi pelaksana teori pertumbuhan Rostow ini dan menjadikannya
landasan pembangunan jangka panjangIndonesia yang ditetapkan secara
landasan pembangunan jangka panjangIndonesia yang ditetapkan secara
berkala untuk waktu lima tahunan, yang terkenal dengan Pembangunan Lima
berkala untuk waktu lima tahunan, yang terkenal dengan Pembangunan Lima

29
Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat : MungkinkahMuncu Antitesisnya?, 2013, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal
29
Soetomo,
66-67. Pemberdayaan Masyarakat : MungkinkahMuncu Antitesisnya?, 2013, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal
66-67.
22 | P a g e
22 | P a g e
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 23
Tahun (PELITA). Dengan demikian, selama pemerintahan orde baru,
Tahun (PELITA). Dengan demikian, selama pemerintahan orde baru,
Indonesia sepenuhnya mengimplementasikan teori pembangunan kapitalistik
Indonesia sepenuhnya mengimplementasikan teori pembangunan kapitalistik
yang bertumpu pada ideologi dan teori modernisasi serta adaptasi
yang bertumpu pada ideologi dan teori modernisasi serta adaptasi
implementasi teori pertumbuhan tersebut.30
implementasi teori pertumbuhan tersebut.30
Alur berikutnya, setelah pendekatan yang bersifat sentralistis, top-down dan
Alur berikutnya, setelah pendekatan yang bersifat sentralistis, top-down dan
mengutamakan keseragaman ini berlangsung dalam jangka waktu yang
mengutamakan keseragaman ini berlangsung dalam jangka waktu yang
cukup panjang, ternyata hasil dan manfaatnya kurang menyentuh kebutuhan
cukup panjang, ternyata hasil dan manfaatnya kurang menyentuh kebutuhan
dan persoalan masyarakat pada lapisan bawah. Apabila terlihat hasilnya,
dan persoalan masyarakat pada lapisan bawah. Apabila terlihat hasilnya,
sebatas pada tataran makro terutama dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan
sebatas pada tataran makro terutama dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan nasional bruto. Di lain pihak lapisan terbawah tetap dalam kondisi
pendapatan nasional bruto. Di lain pihak lapisan terbawah tetap dalam kondisi
kemiskinan. Mekanisme trickle down effect yang dijanjikan sebagai dampak
kemiskinan. Mekanisme trickle down effect yang dijanjikan sebagai dampak
pertumbuhan ekonomi tidak terbukti. Dengan demikian di balik pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi tidak terbukti. Dengan demikian di balik pertumbuhan
ekonomi secara nasional terdapat kesenjangan yang semakin tajam baik antar
ekonomi secara nasional terdapat kesenjangan yang semakin tajam baik antar
lapisan masyarakat, antar daerah maupun antar desa dengan kota. Faktor yang
lapisan masyarakat, antar daerah maupun antar desa dengan kota. Faktor yang
diyakini sebagai penyebab utamanya adalah pendekatan yang sentralistis, top-
diyakini sebagai penyebab utamanya adalah pendekatan yang sentralistis, top-
down dan berorientasi keseragaman tersebut. Dengan demikian, kritik utama
down dan berorientasi keseragaman tersebut. Dengan demikian, kritik utama
terhadap perspektif pertumbuhan, khususnya dalam proses dan mekanisme
terhadap perspektif pertumbuhan, khususnya dalam proses dan mekanisme
pembangunan yang digunakan, terutama ditujukan kepada pendekatannya
pembangunan yang digunakan, terutama ditujukan kepada pendekatannya
tersebut.(Soetomo,2013:67)
tersebut.(Soetomo,2013:67)

Asumsi yang digunakan oleh pemkiran yang merupakan kritik terhadap


Asumsi yang digunakan oleh pemkiran yang merupakan kritik terhadap
pendekatan yang digunakan oleh paradigma pertumbuhan adalah bahwa
pendekatan yang digunakan oleh paradigma pertumbuhan adalah bahwa
masyarakat terutama pada tingkat komunitaslah yang paling mengetahui
masyarakat terutama pada tingkat komunitaslah yang paling mengetahui
kebutuhannya. Dengan dmeikian, apabila masyarakat pada tingkat komunitas
kebutuhannya. Dengan dmeikian, apabila masyarakat pada tingkat komunitas
tidak diberi kewenangan dalam proses pengambilan keputusan dan
tidak diberi kewenangan dalam proses pengambilan keputusan dan
perencanaan, maka proses pembangunan yang dilaksanakan sebagai
perencanaan, maka proses pembangunan yang dilaksanakan sebagai
implementasi perencanaan, akan mempunyai relevansi yang rendah karena
implementasi perencanaan, akan mempunyai relevansi yang rendah karena

30
30
Fakih, Mansour, Runtuhnya teori Pembangunan dan Globalisasi, 2013, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal 57.
Fakih, Mansour, Runtuhnya teori Pembangunan dan Globalisasi, 2013, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal 57.
23 | P a g e
23 | P a g e
24 Jalan Sunyi Muhammadiyah
negara bersifat vertikal, dengan persppektif baru hubungannya menjad
kurang
bersifatsesuai dengan
horisontal kebutuhan
dalam bentukmasyarakat.
kemitraan.Oleh
32 sebab itu, menjadi wajar
apabila hasil dari berbagai program permbangunan kurang menyentuh
kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu, menjadi wajar
Posisi mereka,
kebutuhan masyarakat yang
sehingga marginal
tidak memilikidan powerless
dampak dibuat menjadi
bagi peningkatan taraf lebi
apabila hasil dari berbagai program permbangunan kurang menyentuh
berdaya.
hidup. 31 Dengan demikian pendekatan yang digunakan disebut denga
kebutuhan mereka, sehingga tidak memiliki dampak bagi peningkatan taraf
pemberdayaan masyarakat. Pda dasarnya pokok pikiran dari teo
hidup.31 Berdasarkan kritik yang merupakan antitesis terhadap perspektif
pembangunan yang berpusat pada rakyat yang dalam implementasiny
pertumbuhan tersebut, maka wajar pula apabila perspektif alternatif yang
Berdasarkan kritik yang merupakan antitesis terhadap perspektif
dijabarkan ke dalam pendekatan pemberdayaan masyarakat adalah sebua
ditawarkan mempunyai logika berpikir yang merupakan kebalikan dari
pertumbuhan tersebut, maka wajar pula apabila perspektif alternatif yang
pendekatansebelumnya.
perspektif yang memberikan
Apabila kesempatan, wewenang yang
sebelumnya kepentingan lebih besa
masyarakat
ditawarkan mempunyai logika berpikir yang merupakan kebalikan dari
kepada masyarakat
diabdikan terutama dan
untuk produktivitas masyarakat
pertumbuhanlokalekonomi,
untuk mengelola
maka padaprose
perspektif sebelumnya. Apabila sebelumnya kepentingan masyarakat
pembangunannya.
perspektif Kewenangan justru
alternatif, produktivitas tersebut meliputi
diabdikan
diabdikan untuk produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, maka pada
untukkeseluruhan
kepentinganprose
masyarakat.(Soetomo,
pembangunan sejak 2013:68)
identifikasi Apabila
masalahsebelumnya
dan kebutuhan,mengutamakan
perspektif alternatif, produktivitas justru diabdikan untuk kepentingan perencanaan
sentralisasi,
pelaksanaan, dalam perspektif
evaluasi baru lebih bersifat
hasildesentralisasi. Apabila
masyarakat.(Soetomo, 2013:68)danApabila
menarik manfaat
sebelumnya pembangunan.
mengutamakan Di sampin
sebelumnya menempatkan masyarakat sebagai obyek, dalam perspektif baru
aksesdalam
sentralisasi, dan kontrol terhadap
perspektif baru pengambilan
lebih bersifatkeputusan tersebut,
desentralisasi. masyarakat lok
Apabila
masyarakat ditempatkan sebagai subyek, dengan demikian perlu selalu ada
sebelumnya
jugamenempatkan masyarakat
lebih memiliki sebagaidan
akses obyek,kontrol
dalam perspektif
terhadap baru sumberday
peningkatan kapasitas agar dapat menjalankan fungsi sebagai aktor
masyarakat ditempatkan sebagai subyek, dengan demikian perlu selalu ada
(Soetomo,2013:69)
pembangunan tersebut. Apabila dalam pendekatan yang bersifat top-down
peningkatan kapasitas agar dapat menjalankan fungsi sebagai aktor
berlaku sistem
Konsep komando dan (empowerment)
pemberdayaan instruktif, maka dalam pendekatan baru dekade
lebih
pembangunan tersebut. Apabila dalam pendekatan mulai yang nampak di sekitar
bersifat top-down 7
mengutamakan
an, dankomando
kemudian proses belajar sosial.
berkembang Apabila dalam
terusdalam
sepanjang dekadependekatan
80-an lama sa
dan sampai
berlaku sistem dan instruktif, maka pendekatan baru lebih
menimbulkan ketergantungan terhadap program dari atas, dalam perspektif
ini padaproses
mengutamakan dekadebelajar
90-an sosial.
pada akhir abaddalam
Apabila ke-20.pendekatan
Mungkin konseplama ini muncu
baru mendorong terwujudnya keberlanjutan kegiatan pembangunan yang
menimbulkan
hampir ketergantungan
bersamaan terhadap
denganprogram dari atas, sewaktu
aliran-aliran dalam perspektif
seperti misalny
berorientasi kemandirian. Apabila sebelumnya didasarkan penilaian yang
baru mendorong terwujudnya
eksistensialisme, keberlanjutanpersonalisme
phenomenologi, kegiatan pembangunan
dan kemudianyang lebih deka
terlalu under-estimate terhdap kemampuan masyarakat, perspektif baru
berorientasi kemandirian. Apabila sebelumnya didasarkan penilaian yang
dengan gelombang Neo-Marxizsme, Freudanisme, alirang-aliran seper
memberikan pengakuan terhadap kearifan lokal. Apabila dalam pandangan
terlalu under-estimate terhdap kemampuan masyarakat, perspektif baru
strukturalisme, dan sosiologi kritik sekolah frankfurt, serta konsep seperti eli
sebelumnya hubungan antara masyarakat dengan pihak eksternal khususnya
memberikan pengakuan terhadap kearifan lokal. Apabila dalam pandangan
kekuasaan, anti-establishment, gerakan populis, anti struktur, legitimas
sebelumnya hubungan antara masyarakat dengan pihak eksternal khususnya
ideologi,vertikal,
negara bersifat pembebasan,
dengandan konsep civil
persppektif society.
baru 33
hubungannya menjadi
bersifat horisontal dalam bentuk kemitraan.32

31
Posisi
Soetomo, masyarakat
Pemberdayaan yang : marginal
Masyarakat dan powerless
MungkinkahMuncu Antitesisnya?,dibuat menjadiPustaka
2013, Yogyakarta: lebihPelajar, hal
67-68.
31 32 berdaya. Dengan demikian pendekatan yang digunakan disebut dengan
Soetomo, Ibid, hal 68-69.Masyarakat : MungkinkahMuncu Antitesisnya?, 2013, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal
Pemberdayaan
33 24 | P a g e
67-68. Prijono, Onny S dan Pranaka AMW, Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi, 1996, Jakarta : Cent
pemberdayaan masyarakat. Pda dasarnya pokok pikiran dari teori
fr Strategic and International studies (CSIS), hal 44.
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSKpada
(Pekerja Seks Komersial) 24 | P a g e
pembangunan yang berpusat rakyat yang dalam implementasinya
25
25 | P a g
dijabarkan ke dalam pendekatan pemberdayaan masyarakat adalah sebuah
pendekatan yang memberikan kesempatan, wewenang yang lebih besar
negara bersifat vertikal, dengan persppektif baru hubungannya menjadi
negara bersifat vertikal, dengan persppektif baru hubungannya menjadi
bersifat horisontal dalam bentuk kemitraan.32
bersifat horisontal dalam bentuk kemitraan.32
Posisi masyarakat yang marginal dan powerless dibuat menjadi lebih
Posisi masyarakat yang marginal dan powerless dibuat menjadi lebih
berdaya. Dengan demikian pendekatan yang digunakan disebut dengan
berdaya. Dengan demikian pendekatan yang digunakan disebut dengan
pemberdayaan masyarakat. Pda dasarnya pokok pikiran dari teori
pemberdayaan masyarakat. Pda dasarnya pokok pikiran dari teori
pembangunan yang berpusat pada rakyat yang dalam implementasinya
pembangunan yang berpusat pada rakyat yang dalam implementasinya
dijabarkan ke dalam pendekatan pemberdayaan masyarakat adalah sebuah
dijabarkan ke dalam pendekatan pemberdayaan masyarakat adalah sebuah
pendekatan yang memberikan kesempatan, wewenang yang lebih besar
pendekatan yang memberikan kesempatan, wewenang yang lebih besar
kepada masyarakat terutama masyarakat lokal untuk mengelola proses
kepada masyarakat terutama masyarakat lokal untuk mengelola proses
pembangunannya. Kewenangan tersebut meliputi keseluruhan proses
pembangunannya. Kewenangan tersebut meliputi keseluruhan proses
pembangunan sejak identifikasi masalah dan kebutuhan, perencanaan,
pembangunan sejak identifikasi masalah dan kebutuhan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan menarik manfaat hasil pembangunan. Di samping
pelaksanaan, evaluasi dan menarik manfaat hasil pembangunan. Di samping
akses dan kontrol terhadap pengambilan keputusan tersebut, masyarakat lokal
akses dan kontrol terhadap pengambilan keputusan tersebut, masyarakat lokal
juga lebih memiliki akses dan kontrol terhadap sumberdaya.
juga lebih memiliki akses dan kontrol terhadap sumberdaya.
(Soetomo,2013:69)
(Soetomo,2013:69)
Konsep pemberdayaan (empowerment) mulai nampak di sekitar dekade 70-
Konsep
an, danpemberdayaan (empowerment)
kemudian berkembang mulai nampak
terus sepanjang di80-an
dekade sekitar
dandekade 70-
sampai saat
an, dan
ini kemudian berkembang
pada dekade terus
90-an pada sepanjang
akhir dekade
abad ke-20. 80-an konsep
Mungkin dan sampai saat
ini muncul
ini pada dekade
hampir 90-an pada
bersamaan akhir abad
dengan ke-20. Mungkin
aliran-aliran konsep
sewaktu ini muncul
seperti misalnya
hampir bersamaan phenomenologi,
eksistensialisme, dengan aliran-aliran sewaktu
personalisme seperti misalnya
dan kemudian lebih dekat
eksistensialisme, phenomenologi,
dengan gelombang personalisme
Neo-Marxizsme, dan kemudian
Freudanisme, lebih dekat
alirang-aliran seperti
dengan gelombangdan
strukturalisme, Neo-Marxizsme, Freudanisme,
sosiologi kritik sekolah frankfurt,alirang-aliran sepertielit,
serta konsep seperti
strukturalisme,
kekuasaan,dan sosiologi kritik sekolah
anti-establishment, gerakanfrankfurt,
populis, serta
anti konsep seperti
struktur, elit,
legitimasi,
ideologi,anti-establishment,
kekuasaan, gerakancivilpopulis,
pembebasan, dan konsep society.33 anti struktur, legitimasi,
ideologi, pembebasan, dan konsep civil society.33

32
Ibid, hal 68-69.
33
Prijono, Onny S dan Pranaka AMW, Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi, 1996, Jakarta : Centre
32
Ibid, fr
halStrategic
68-69. and International studies (CSIS), hal 44.
33
Prijono, Onny S dan Pranaka AMW, Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi, 1996, Jakarta : Centre
fr Strategic and International studies (CSIS), hal 44. 25 | P a g e

25 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
26
Konsep empowerment mungkin dapat dipandang sebagai bagian atau sejiwa
dengan aliran-aliran pada paruh kedua abad ke-20, yang dewasa ini banyak
dikenal sebagai aliran post modernisme, dengan titik berat sikap dan pendapat
yang orientasinya adalah sntisistem, antistruktur dan antideterminisme, yang
diaplikasikan kepada dunia kekuasaan. Namun akar terdalam dari lairan
tersebut tidak adapat dipahami tanpa kita menemukan akar yang lebih jauh
yaitu pada terjadinya gelombang pmeikiran yang dikenal sebagai gerakan
Aufklarung ataupun Enlightenment. Dan tentu saja kita tidak dapat memahami
gerakan Aufklarung tersebut tanpa kita mencoba menelaah lahirnya Eropa
modern itu sendir sebagai akibat dari dan reaksi terhdap lam pikiran, tata
masyarakat dan tata budaya sebelumnya yang dikenal sebagai Abad
Pertengahan Eropa.

b. Definisi Pemberdayaan

Terkait masalah pemberdayaan, pertama-tama perlu terlebih dahulu


dipahami arti dan makna keberdayaan dan pemberdayaan masyarakat.
Menurut Ginandjar Kartasasmita (1997) keberdayaan dalam konteks
masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat
dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Suatu
masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental serta
terdidik dan kuat serta inovatif, tentunya memiliki keberdayaan.

Selain nilai fisik di atas, ada pula nilai-nilai intrinsik dalam masyarakat
yang juga menjadi sumber keberdayaan, seperti nilai kekeluargaan, kegotong-
royongan, kejuangan, dan yang khas pada masyarakat kita, kebhinekaan.
Keberdayaan masyarakat adalah unsur-unsur yang memungkinkan suatu
masyarakat bertahan (survive), dan dalam pengertian yang dinamis,
mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat ini

26 | P a g e

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 27


menjadi sumber dari apa yang di dalam wawasan politik pada tingkat nasional
menjadi sumber dari apa yang di dalam wawasan politik pada tingkat nasional
kita sebut ketahanan nasional (Kartasasmita, 1997:1).
kita sebut ketahanan nasional (Kartasasmita, 1997:1).
Pendapat dari Chambers diperkaya oleh Kabeer (1994) yang berpendapat
Pendapat dari Chambers diperkaya oleh Kabeer (1994) yang berpendapat
bahwa ketidakberdayaan bukan menunjuk pada tidak adanya kekuatan sama
bahwa ketidakberdayaan bukan menunjuk pada tidak adanya kekuatan sama
sekali. Alam realitas, mereka yang tampaknya hanya memiliki sedikit
sekali. Alam realitas, mereka yang tampaknya hanya memiliki sedikit
kekuatan ternyata justru mampu untuk bertahan, menggulingkan dan
kekuatan ternyata justru mampu untuk bertahan, menggulingkan dan
kadang-kadang mentransformasikan kondisi hidup mereka. Jadi, kekuatan itu
kadang-kadang mentransformasikan kondisi hidup mereka. Jadi, kekuatan itu
ada, hanya saja perlu untuk ditampakkan dan dikembangkan. Argumentasi
ada, hanya saja perlu untuk ditampakkan dan dikembangkan. Argumentasi
Kabeer didasarkan pada pandangan Talcott Parson (1960) yang membedakan
Kabeer didasarkan pada pandangan Talcott Parson (1960) yang membedakan
kekuasaan (power) menjadi dua dimensi yakni distributif dan generatif.
kekuasaan (power) menjadi dua dimensi yakni distributif dan generatif.
(Prijono&Pranaka, 1996:64)
(Prijono&Pranaka, 1996:64)
Empowerment, yang dalam bahasa Indonesia berarti “pemberdayaan”,
Empowerment, yang dalam bahasa Indonesia berarti “pemberdayaan”,
adalah sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam
adalah sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam
pikiran masyarakat dan kebudayaan Barat, utamanya Eropa. Untuk
pikiran masyarakat dan kebudayaan Barat, utamanya Eropa. Untuk
memahami konsep Empowerment secara tepat dan jernih memerlukan upaya
memahami konsep Empowerment secara tepat dan jernih memerlukan upaya
pemahaman latar belakang kontekstual yang melahirkannya. Konsep tersebut
pemahaman latar belakang kontekstual yang melahirkannya. Konsep tersebut
telah begitu meluas diterima dan dipergunakan, mungkin dengan pengertian
telah begitu meluas diterima dan dipergunakan, mungkin dengan pengertian
dan persepsi yang berbeda satu dengan yang lain. Penerimaan, dan pemakaian
dan persepsi yang berbeda satu dengan yang lain. Penerimaan, dan pemakaian
konsep tersebut secara kritikal tentulah meminta kita mengadakan telaah yang
konsepsifatnya
tersebut secara kritikal
mendasar tentulah
dan jernih.34 meminta kita mengadakan telaah yang
sifatnya mendasar dan jernih.34
Bila dilihat secara lebih luas, pemberdayaan sering disamakan dengan
Bilaperolehan
dilihat secara
kekuatanlebih
dan luas,
akses pemberdayaan sering
terhdap sumberdaya disamakan
untuk dengan
mencari nafkah.
perolehan kekuatanbesar
Bagi sebagian danilmuwan
akses terhdap sumberdaya
politik, antara untuk
lain seperti mencari
Robert nafkah.
Dahl (1963:50),
Bagi sebagian
kekuatanbesar ilmuwankemampuan
menyangkut politik, antara lain seperti
pelaku Robert Dahl (1963:50),
untuk mempengaruhi pelaku
kekuatan menyangkut
kedua kemampuan
untuk melakukan sesuatu pelaku untuk mempengaruhi
yang sebenarnya tidak diinginkanpelaku
oleh
kedua untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak diinginkan oleh

34
Prijono, Onny S dan Pranaka AMW, Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi, 1996, Jakarta : Centre
34
fr Strategic and International studies (CSIS), hal 44.
Prijono, Onny S dan Pranaka AMW, Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi, 1996, Jakarta : Centre
fr Strategic and International studies (CSIS), hal 44. 27 | P a g e
27 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
28
pelaku kedua. Istilah pemberdayaan sering dipakai untuk menggambarkan
pelaku kedua. Istilah pemberdayaan sering dipakai untuk menggambarkan
keadaan seperti yang diinginkan individu. Dalam keadaan tersebut, masing-
keadaan seperti yang diinginkan individu. Dalam keadaan tersebut, masing-
masing individu mempunyai pilihan dan kontrol di semua aspek kehidupan
masing individu mempunyai pilihan dan kontrol di semua aspek kehidupan
sehari-hari seperti pekerjaan mereka, akses terhdap sumberdaya, partisipasi
sehari-hari seperti pekerjaan mereka, akses terhdap sumberdaya, partisipasi
dalam proses pembuatan keputusan sosial, dan lain sebagainya. Meskipun
dalam proses pembuatan keputusan sosial, dan lain sebagainya. Meskipun
demikian, ada suatu kontradiksi di dalam ide pemberdayaan individu karena
demikian, ada suatu kontradiksi di dalam ide pemberdayaan individu karena
orang cenderung menjadi terbatas dalam kehidupan mereka atau cenderung
orang cenderung menjadi terbatas dalam kehidupan mereka atau cenderung
menguasai orang lain sebagi hasil dari hubungan-hubungan sosial dan
menguasai orang lain sebagi hasil dari hubungan-hubungan sosial dan
struktur-struktur di luar kontrol mereka sendiri (Smith & Hewit,1992). 35
struktur-struktur di luar kontrol mereka sendiri (Smith & Hewit,1992). 35

Sementara itu Hulme dan Turner (1990) berpendapat bahwa


Sementara itu Hulme dan Turner (1990) berpendapat bahwa
pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang
pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang
memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk
memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk
memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun
memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun
nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan sifatnya individual sekaliguskolektif.
nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan sifatnya individual sekaliguskolektif.
(Prijono dan Pranarka, 1996:62) Pemberdayaan juga merupakan suatu proses
(Prijono dan Pranarka, 1996:62) Pemberdayaan juga merupakan suatu proses
yang menyangkut hubungan-hubungan kekuasaan (kekuatan) yang berubah
yang menyangkut hubungan-hubungan kekuasaan (kekuatan) yang berubah
antara individu, kelompok, dan lembaga-lembaga sosial. Di samping itu,
antara individu, kelompok, dan lembaga-lembaga sosial. Di samping itu,
pemberdayaan juga merupakan proses perubahan pribadi karena masing-
pemberdayaan juga merupakan proses perubahan pribadi karena masing-
masing indivisu mengambil tindakan atas nama diri mereka sendiri dan
masing indivisu mengambil tindakan atas nama diri mereka sendiri dan
kemudian mempertegas kembali pemahamannya terhadap dunia tempat ia
kemudian mempertegas kembali pemahamannya terhadap dunia tempat ia
tinggal. Persepsi diri bergerak dari korban (victim) ke pelaku (agent) karena
tinggal. Persepsi diri bergerak dari korban (victim) ke pelaku (agent) karena
orang mampu bertindak dalam arena sosial politik dan berusaha memenuhi
orang mampu bertindak dalam arena sosial politik dan berusaha memenuhi
kepentingannya (Shragge,1993).36
kepentingannya (Shragge,1993).36

Di dalam literatur pembangunan, konsep pemberdayaan memiliki


Di dalam literatur pembangunan, konsep pemberdayaan memiliki
perspektif yang lebih luas. Pearse dan Stiefel (1979) misalnya, mengatakan
perspektif yang lebih luas. Pearse dan Stiefel (1979) misalnya, mengatakan
bahwa menghormati kebhinekaan, kekhasan lokal, dekonsentrasi kekuatan,
bahwa menghormati kebhinekaan, kekhasan lokal, dekonsentrasi kekuatan,

35
35 Ibid, hal 62.
Ibid, hal3662.
36 Ibid, hal 63.
Ibid, hal 63.
28 | P a g e
28 | P a g e

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 29


pelaku kedua.
dan peningkatan Istilah pemberdayaan
kemndirian merupakan sering dipakai untuk
bentuk-bentuk menggambarkan
pemberdayaan
keadaan
partisipatif. seperti
Pemikir yang
lain, diinginkan
Paul individu. Dalam
(1987), menyatakan keadaan
bahwa tersebut, masing-
pemberdayaan
masing individu
berarti pembagian mempunyai
kekuasaan pilihan
yang adil dan kontrol
(equitable sharingdiofsemua
power)aspek kehidupan
sehingga
sehari-hari seperti pekerjaan mereka, akses terhdap sumberdaya, partisipasi
meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan kelompok yang lemah serta
dalam proses pembuatan keputusan sosial, dan lain sebagainya. Meskipun
memperbesar pengaruh mereka terhadap “proses dan hasil-hasil
demikian, ada suatu kontradiksi di dalam ide pemberdayaan individu karena
pembangunan”. Dari perspektif lingkungan, pemberdayaan mengacu pada
orang cenderung menjadi terbatas dalam kehidupan mereka atau cenderung
pengamanan akses terhadap sumber daya alami dan pengelolaannya secara
menguasai orang lain sebagi hasil dari hubungan-hubungan sosial dan
berkelanjutan (borrini, 1991; Shatty,1991). (Prijono&Pranaka,1996:63)
struktur-struktur di luar kontrol mereka sendiri (Smith & Hewit,1992). 35
Memberdayakan masyarakat disini sebagai upaya untuk meningkatkan
Sementara itu Hulme dan Turner (1990) berpendapat bahwa
harkat dan martabat lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi sekarang
pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang
tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk
keterbelakangan. Dengan
memberikan katayang
pengaruh lain lebih
memberdayakan
besar di arenaadalah
politikmemampukan
secara lokal maupun
dan memandirikan masyarakat.
nasional. Oleh karena itu,Meskipun pemberdayaan
pemberdayaan masyarakat
sifatnya individual bukan
sekaliguskolektif.
semata-mata sebuah
(Prijono dan konsep ekonomi,
Pranarka, 1996:62)dari sudut pandang
Pemberdayaan kita
juga pemberdayaan
merupakan suatu proses
masyarakat secara implisit
yang menyangkut mengandung arti
hubungan-hubungan menegakkan
kekuasaan demokrasi
(kekuatan) yang berubah
ekonomi. Demokrasi
antara ekonomi
individu, secara dan
kelompok, harfiah berarti kedaulatan
lembaga-lembaga rakyat
sosial. Di dalam
samping itu,
pemberdayaan
hal ekonomi, jugakegiatan
yang mana merupakan proses
ekonomi perubahan
yang pribadi
berlangsung karena
adalah darimasing-
rakyat, masing indivisu
oleh rakyat dan mengambil tindakan
untuk rakyat. atasininama
Konsep diri mereka
menyangkut sendiri dan
masalah
kemudian
penguasaan mempertegas
teknologi, pemilikan kembali pemahamannya
modal, akses ke pasar danterhadap
ke dalamdunia tempat ia
sumber-
sumber tinggal. Persepsi
informasi, diri bergerakmanajemen.
serta ketrampilan dari korban Setidak-tidaknya
(victim) ke pelakuada
(agent)
dua karena
macam orang mampu
perspektif bertindak
yang relevan dalam
untuk arena sosial persoalan
mendekati politik danpemberdayaan
berusaha memenuhi
kepentingannya (Shragge,1993).36
masyarakat, yakni (1) perspektif yang memfokuskan perhatiannya pada
alokasi sumberdaya
Di dalam literatur allocation), dan
(resourcespembangunan, (2) pemberdayaan
konsep Perspektif yang
memiliki
memfokuskan perhatiannya
perspektif pada Pearse
yang lebih luas. penampilan kelembagaan
dan Stiefel (Institutional
(1979) misalnya, mengatakan
performance).
bahwa 37 menghormati kebhinekaan, kekhasan lokal, dekonsentrasi kekuatan,

35
Ibid, hal 62.
36
Ibid, hal 63.

28 | P a g e
37
Usman, Sunyoto, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, 2012, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hal 21.

29 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
30
Berbicara
Berbicara mengenai
mengenai demokrasi
demokrasi ekonomi
ekonomi adalah adalah berbicara
berbicara mengenai
mengenai
kedaulatan
kedaulatan rakyat rakyat dalam perekonomian,
dalam perekonomian, yang berarti
yang berarti berbicara
berbicara mengenai
mengenai
berbagai
berbagai dimensidimensi
ekonomiekonomi politikberfokus
politik yang yang berfokus pada cita-cita
pada cita-cita keadilankeadilan
dan dan
kemajuan
kemajuan ekonomi
ekonomi rakyat, rakyat, juga berbicara
juga berbicara mengenaimengenai posisi
posisi dan dannegara
peran peran negara
dan administrasi
dan administrasi publik publik
dalam dalam mewujudkan
mewujudkan cita-citacita-cita tersebut.
tersebut. Keinginan
Keinginan
untuk mewujudkan
untuk mewujudkan nilain-nilai
nilain-nilai kerakyatan
kerakyatan atau nilai-nilai
atau nilai-nilai keadilankeadilan
ke dalamke dalam
kehidupan
kehidupan ekonomi
ekonomi adalah adalah
cita-citacita-cita yang mendasar
yang amat amat mendasar bagi bangsa
bagi bangsa
Indonesia,
Indonesia, sehingga
sehingga menempatkan
menempatkan sistem sistem demokrasi
demokrasi ekonomi
ekonomi dalam dalam
konstitusi
konstitusi negaranya.
negaranya. 38 38

Komitmen
Komitmen sistem sistem Demokrasi
Demokrasi Ekonomi
Ekonomi Indonesia
Indonesia adalah adalah
pada pada
keberpihakan
keberpihakan yangmeningkatkan
yang dapat dapat meningkatkan peran dalam
peran rakyat rakyat perekonomian,
dalam perekonomian,
dan kesejahteraan
dan kesejahteraan rakyat kehidupan
rakyat dalam dalam kehidupan nyata. Berhubungan
nyata. Berhubungan dengandengan
itu, itu,
kelembagaan
kelembagaan demokrasi
demokrasi ekonomi
ekonomi tidak dapat
tidak dapat dikembangkan
dikembangkan melaluimelalui
pengembangan
pengembangan paham paham kapitalisme
kapitalisme liberal liberal
maupunmaupun komunisme
komunisme adalah adalah
paham-paham
paham-paham yangdilahir
yang lahir di Barat.
dunia dunia Demokrasi
Barat. Demokrasi
ekonomiekonomi Indonesia
Indonesia
berlandaskan
berlandaskan pada kekeluargaan
pada kekeluargaan dan kebersamaan,
dan kebersamaan, mengandung
mengandung ajaran- ajaran-
ajaran pengembangan
ajaran pengembangan individu
individu dan masyarakat
dan masyarakat secara selaras,
secara serasi, serasi, selaras,
dan dan
seimbang.(Kartasasmita,
seimbang.(Kartasasmita, 1996:131)
1996:131)

Ekonomi
Ekonomi rakyat diartikan
rakyat diartikan sebagaisebagai
ekonomiekonomi usahamasih
usaha kecil, kecil,lemah
masih dan
lemah dan
kurang kurang
tangguhtangguh untuk menghadapi
untuk menghadapi dan memperoleh
dan memperoleh manfaatmanfaat dari ekonomi
dari ekonomi
yang terbuka.
yang terbuka. Selama Selama ini lapisan
ini lapisan ekonomi
ekonomi rakyat, rakyat, meskipun
meskipun mencatat
mencatat
kemajuan-kemajuan,
kemajuan-kemajuan, cukup
cukup jauh jauh tertinggal
tertinggal danmakin
dan dapat dapattersisih
makin tersisih jika harus
jika harus
dihadapkan
dihadapkan pada persaingan
pada persaingan dengandengan kekuatan-kekuatan
kekuatan-kekuatan ekonomiekonomi dari
dari luar. 39 luar.39

Upaya Upaya mengatasi


mengatasi kesenjangan
kesenjangan harus
harus di di lakukan
lakukan langsung
langsung pada akar
pada akar
persoalannya,
persoalannya, yaitu meningkatkan
yaitu meningkatkan kemampuan
kemampuan rakyat. yang
rakyat. Bagian Bagian yang tertinggal
tertinggal

38
38 Kartasasmita,
Kartasasmita, Ginandjar,Ginandjar, Pembangunan
Pembangunan untuk: memadukan
untuk rakyat rakyat : memadukan pertumbuhan
pertumbuhan dan pemerataan,
dan pemerataan, 1996, 1996,
Jakarta:130.Jakarta:130.
39
Ibid, hal39131.
Ibid, hal 131.

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 30 | P a g30e | P a g e


31
dalam masyarakat
dalam harus
masyarakat ditingkatkan
harus kemampuannya
ditingkatkan dengan dengan
kemampuannya
mengembangkan dan mendinamisasikan
mengembangkan potensinya.
dan mendinamisasikan Untuk menumbuhkan
potensinya. Untuk menumbuhkan
perekonomian nasional yang
perekonomian kuatyang
nasional maka perekonomian
kuat rakyat harus
maka perekonomian kukuh
rakyat harus kukuh
dan menjadi bagian integral
dan menjadi dari perekonomian
bagian integral nasional. nasional.
dari perekonomian Dengan Dengan
dikukuhkannya hak demokrasi
dikukuhkannya ekonomi ekonomi
hak demokrasi rakyat, maka rakyat
rakyat, makaakan lebih
rakyat akan lebih
diteguhkan sebagai sebagai
diteguhkan subyek pembangunan, bukan semata-mata
subyek pembangunan, objek
bukan semata-mata objek
pembangunan. (Kartasasmita,
pembangunan. 1996:131)1996:131)
(Kartasasmita,

Pembangunan yang memberdayakan


Pembangunan hanya bisa
yang memberdayakan tercapai
hanya bisa melalui
tercapai sikap
melalui sikap
intrinsik intrinsik
“memanusiakan manusia”,manusia”,
“memanusiakan melalui penggalian dan penghargaan
melalui penggalian dan penghargaan
pada nilai-nilai luhur kemanusiaan
pada nilai-nilai dan melalui
luhur kemanusiaan danpengembangan prakarsa prakarsa
melalui pengembangan dan dan
partisipasi masyarakat
partisipasi menolongmenolong
masyarakat diri sendiri
diriuntuk
sendiri“berdiri
untuk di atas kaki
“berdiri di atas kaki
sendiri”. sendiri”.
Pemberdayaan merupakan
Pemberdayaan proses belajar
merupakan proses yang produktif
belajar dan
yang produktif dan
reproduktif. ProduktifProduktif
reproduktif. dlam pengertian mampu mendayagunakan
dlam pengertian potensi diri
mampu mendayagunakan potensi diri
dan lingkungan. Kerjasama
dan lingkungan. untuk memperoleh
Kerjasama kemanfaatan
untuk memperoleh material material
kemanfaatan dan dan
immaterial bagi masyarakat
immaterial pada suatu
bagi masyarakat jangka
pada waktu
suatu tertentu.
jangka waktu Ketika prioritas
tertentu. Ketika prioritas
pembangunan adalh memacu
pembangunan pertumbuhan
adalh memacu di negaradisendiri,
pertumbuhan negara pemerintah
sendiri, pemerintah
dapat menempatkan posisinyaposisinya
dapat menempatkan antara lain :40 lain
antara (1) sebagai pelaksanapelaksana
:40 (1) sebagai
kebijaksanaan ekonomi;ekonomi;
kebijaksanaan (2) sebagai
(2)konsumen, produsenprodusen
sebagai konsumen, sekaligussekaligus
investor; investor;
(3) sebagai
(3) pengelola perusahaan
sebagai pengelola (negara); (negara);
perusahaan dan (4) dan
sebagai
(4) pengatur
sebagai pengatur
masyarakat (regulator).
masyarakat Namun demikian,
(regulator). pada saatpada
Namun demikian, aktivitas pembangunan
saat aktivitas pembangunan
masyarakat tidak dapat
masyarakat tidak dilepaskan dari pengaruh
dapat dilepaskan perkembangan
dari pengaruh perkembangan
internasional, tindakan-tindakan
internasional, semacamsemacam
tindakan-tindakan itu tidakitumudah
tidak dilakukan.
mudah dilakukan.
Pemerintah semakin semakin
Pemerintah sukar mempertahankan diri padadiri
sukar mempertahankan posisi
padayang amat
posisi yang amat
sentral dalam kegiatan
sentral pembangunan,
dalam kegiatan terutama terutama
pembangunan, karena model perencanaan
karena model perencanaan
dan implementasi program-program
dan implementasi pembangunan
program-program yang adayang
pembangunan harusada
menoleh
harus menoleh
kepada kepentingan ekonomidan
kepada kepentingan politik negara-negara
ekonomidan lain.
politik negara-negara lain.

40
Ibid, hal 5.40 Ibid, hal 5.

31 | P a g e31 | P a g e

32 Jalan Sunyi Muhammadiyah


c. Hakikat Pemberdayaan

Islam mengandung ajaran yang sangat mulia, yaitu menegakkan keadilan,


c. Hakikat Pemberdayaan
dan memerintahkan umatnya untuk berlaku adil pada setiap orang. Keadilan
Islam mengandung ajaran yang sangat mulia, yaitu menegakkan keadilan,
c. sosial
Hakikat menjadi isu penting dalam pemikiran Islam kontemporer, karena
Pemberdayaan
dan memerintahkan umatnya untuk berlaku adil pada setiap orang. Keadilan
melebarnya jurang ketidakadilan sosial dan ekonomi yang dialami masyarakat
Islam
sosialmengandung
menjadi isuajaran yang
penting sangatpemikiran
dalam mulia, yaitu menegakkan
Islam kontemporer, keadilan,
karena
Islam dewasa ini. Tujuan Islam adalah membebaskan kaum tertindas dan
dan memerintahkan
melebarnya jurang umatnya untuk berlaku
ketidakadilan sosial dan adil pada setiap
ekonomi orang. Keadilan
yang dialami masyarakat
mereka yang kurang mampu.41
sosialIslam
menjadi isu ini.
dewasa penting
TujuandalamIslam pemikiran Islam kontemporer,
adalah membebaskan kaum tertindas karenadan
Sistem
melebarnya ekonomi
mereka jurang Islam merupakan
ketidakadilan
yang kurang mampu.sosial41 sistem ekonomi yang
dan ekonomi yang dialami masyarakatterkahir dari
sistem sosial Islami yang diharapkan dapat memberikan solusi terhadap
Islam
berbagai dewasa ini. Tujuan
permasalahan yangIslam
ada, adalah
denganmembebaskan
kebajikan-kebijakankaum yang tertindas dan
berpihak
Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang terkahir dari
kepada kemaslahatan
mereka yangsosial
kurang dan menciptakan
mampu. 41 keadilan dalam ekonomi umat. Begitu
sistem Islami yang diharapkan dapat memberikan solusi terhadap
pula kebijakan distribusi dalam Sistem Ekonomi Islam menjunjung tinggi nilai
berbagai permasalahan yang ada, dengan kebajikan-kebijakan yang berpihak
keadilan, sehingga pada konsep distribusi landasan penting yang dijadikan
Sistem
kepadaekonomi Islamdan
kemaslahatan merupakan
menciptakan sistem ekonomi
keadilan dalamyangekonomi terkahir
umat. dari
Begitu
pegangan yakni agar kekayaan tidak terkumpul hanya pada satu kelompok
sistem sosial
pula Islami
kebijakan yang diharapkan
distribusi dalam Sistem dapat
Ekonomimemberikan solusi terhadap
Islam menjunjung tinggi nilai
saja, sebagaimana termaktub dalam QS. Al-Hasyr (59) : 7.
berbagai permasalahan
keadilan, sehingga yangpada ada,
konsep dengan kebajikan-kebijakan
distribusi landasan penting yang
yang berpihak
dijadikan
kepada kemaslahatan
pegangan dan
yakni agar
t„"Émenciptakan
kekayaan tidak
 keadilan
terkumpul dalam ekonomi
hanya
‹ÊŒßˆ pada umat.
satu Begitu
kelompok
…%
pula saja, sebagaimana
kebijakan distribusitermaktub
dalam
uoÆ Þ®#ÝKˆ ÚGµ%¤µ ´‰ÅZ‹s dalam
Sistem QS.
EkonomiAl-Hasyr
Islam (59) : 7.
menjunjung tinggi nilai
keadilan, sehingga pada konsep
uµ´‹ˆ distribusi landasan
¯$‰ÅZƒo penting yang
µ‹ˆ…% dijadikan
‘7Œß
pegangan yakni agar kekayaan t„"É 
tidak terkumpul ‹ÊŒßˆ
hanya pada satu kelompok
 t`-¡*‹lÞ‹ˆ  t„ÜoÆ Þ
saja, sebagaimana
uoÆ Þ termaktub dalam®#ÝKˆ ÚGµ%
QS. Al-Hasyr (59) :¤µ ´‰ÅZ‹s
7.
®8ÞÙ‹ˆ uµ´‹ˆ ®89«¡V{`-Þ‹ˆ
¯$‰ÅZƒo µ‹ˆ‘7Œß
3
ŒˆÅl I‰Êe
t„"É
t`-¡*‹lÞ‹ˆ yŠÜtŒ ®#m´{{
‹ÊŒßˆ
t„ÜoÆ Þ …%
Ü1ÊAµ%
uoÆ Þ µÊ‹lµ@ÞÔ)U
®#ÝKˆ
®8ÞÙ‹ˆ ÚGµ% ¤µ ´‰ÅZ‹s
®89«¡V{`-Þ‹ˆ 8Ý9
É$‰ÅZƒo
3
ŒˆÅl uµ´‹ˆ
I‰Êe É1ÊŒ"‹Ê
¯$‰ÅZƒo
yŠÜtŒ®#m´{{ %‹ˆ
µ‹ˆ ‘7Œß
́Ý@É
t`-¡*‹lÞ‹ˆ  Ü1ʇR?
Ü1ÊAµ%µÊ‹lµ@ÞÔ)U  %‹ˆ
t„ÜoÆ Þ  ̈́ˆÊmÉdŒß
8Ý9
 Ž ‰Æ …"‹ˆ ®8ÞÙ‹ˆ
É$‰ÅZƒo  ‰ÅN)5Œß
®89«¡V{`-Þ‹ˆ
É1ÊŒ"‹Ê %‹ˆ
¯!Œ µÎÞ
­¶®3
ŒˆÅl ́Ý@É I‰Êe 
Ü1ʇR? Åkeµk_Ž
yŠÜtŒ Ž
®#m´{{
%‹ˆ …I´
̈́ˆÊmÉdŒß
 Ž Ü1ÊAµ% µÊ‹lµ@ÞÔ)U
 ‰Æ …"‹ˆ  ‰ÅN)5Œß 8Ý9
­¶® É$‰ÅZƒo
¯!Œ µÎÞ
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang É1ÊŒ"‹Ê
Åkeµk_Ž
diberikan AllahŽ%‹ˆ
kepada …I´
RasulNya
(daríÝ@É
harta benda) yangÜ1ʇR? %‹ˆ
berasal dari penduduk ̈́ˆÊmÉdŒß
kota-kota Maka adalah
 Ž untukApa  ‰Æ …"‹ˆ
Allah,
saja untuk rasul, kaum
harta rampasan diberikan
kerabat,
(fai-i) yang anak-anak
‰ÅN)5Œß
yatim,
Allah orang-orang
kepada RasulNya
¯!Œ µÎÞ
­¶®miskin dan orang-orang yang  Åkeµk_Ž
dalam perjalanan,  Ž
supaya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka harta itu
…I´
jangan
adalah
beredar
untukdi Allah,
antarauntukorang-orang
rasul, kaumKaya saja di
kerabat, antara kamu.
anak-anak yatim,Apa yang
orang-orang
diberikan
miskin Rasul
dan kepadamu, Maka
orang-orang yang terimalah.
dalam Dan apa
perjalanan, yangharta
supaya dilarangnya
itu jangan
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya
bagimu, Maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah antara kepada Allah.
(dariberedar di antara
harta benda) yangorang-orang
berasal dariKaya saja dikota-kota
penduduk kamu.
MakaApa adalah yang
Sesungguhnya
diberikan Allahkepadamu,
Rasul Amat keras hukumannya.
untuk Allah, untuk rasul, kaumMaka terimalah.
kerabat, Danyatim,
anak-anak apa yang dilarangnya
orang-orang
41
Chalil, Zaki Fuad (Sayed Mahdi
miskin daned.), Pemerataan Distribusi
orang-orang Kekayaan
yang dalam dalam ekonomi
perjalanan, Islam,harta
supaya Jakarta
itu: Erlangga,
jangan
2009, hal 190. Menurut
beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. Apabahwa
M.Quraish Shihab, ayat tersebut bermaksud menegaskan yang
41
Chalil,
harta diberikan
Zaki Fuad
benda Rasul
(Sayed Mahdi kepadamu,
ed.),
hendaknya Pemerataan Maka
janganDistribusi
hanya terimalah.
Kekayaan Dan
dalam
menjadi apa yang
ekonomi
milik dandilarangnya
Islam, 32 | P: aErlangga,
Jakarta
kekuasaan ge
2009, hal 190.
sekelompok manusia. Akan tetapi harta benda harus beredar di masyarakat
32 | P a g e
41
Chalil, Zaki sehingga
Fuad (Sayed dapat dinikmati
Mahdi ed.), Pemerataanoleh semua
Distribusi anggota
Kekayaan masyarakat
dalam ekonomi dengan
Islam, Jakarta tetap
: Erlangga,
2009, hal 190.mengakui hak kepemilikan dan melarang monopoli, karena sejak awal Islam

menetapkan bahwa harta memiliki fungsi sosial. 42 32 | P a g e

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial)


Berdasarkan ayat diatas, ekonomi Islam menggariskan prinsip keadilan33
dan persaudaraan (kasih sayang) pada konsep distribusinya. Tidak
membenarkan pengelolaan kekayaan hanya pada golongan atau sekelompok
bagimu, Maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya
bagimu,Allah
Maka Amat keras hukumannya.
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.
Menurut M.Quraish Shihab, ayat tersebut bermaksud menegaskan bahwa
Menurut
harta benda M.Quraish
hendaknya Shihab,
jangan ayat tersebut
hanya menjadibermaksud menegaskan
milik dan bahwa
kekuasaan
harta manusia.
sekelompok benda hendaknya
Akan tetapijangan hanyaharus
harta benda menjadi milik
beredar dan kekuasaan
di masyarakat
sekelompok
sehingga manusia.oleh
dapat dinikmati Akansemua
tetapi anggota
harta benda harus beredar
masyarakat di masyarakat
dengan tetap
sehingga dapat dinikmati oleh semua anggota masyarakat dengan tetap
mengakui hak kepemilikan dan melarang monopoli, karena sejak awal Islam
mengakui hak kepemilikan dan melarang monopoli, karena sejak awal Islam
menetapkan bahwa harta memiliki fungsi sosial. 42
menetapkan bahwa harta memiliki fungsi sosial. 42
Berdasarkan ayat diatas, ekonomi Islam menggariskan prinsip keadilan
Berdasarkan ayat diatas, ekonomi Islam menggariskan prinsip keadilan
dan persaudaraan (kasih sayang) pada konsep distribusinya. Tidak
dan persaudaraan (kasih sayang) pada konsep distribusinya. Tidak
membenarkan pengelolaan kekayaan hanya pada golongan atau sekelompok
membenarkan pengelolaan kekayaan hanya pada golongan atau sekelompok
orang tertentu namun tersebuar ke seluruh masyarakat. Sebaliknya Islam pun
orang tertentu namun tersebuar ke seluruh masyarakat. Sebaliknya Islam pun
tidak memaksa semua individu diletakkan pada tingkat ekonomi yang sama.
tidak memaksa semua individu diletakkan pada tingkat ekonomi yang sama.
Inilah yang membedakannya dengan sistem ekonomi sosialisme, karena ada
Inilah yang membedakannya dengan sistem ekonomi sosialisme, karena ada
unsur kebebasan berusaha sesuai role syariah Islam. Namun dalam mendorong
unsur kebebasan berusaha sesuai role syariah Islam. Namun dalam mendorong
keadilan distribusi perlu adanya peran pemerintah yang tidak berpihak pada
keadilan distribusi perlu adanya peran pemerintah yang tidak berpihak pada
golongan tertentu (terutama bagi pemilik modal), maka hal ini dapat
golongan tertentu (terutama bagi pemilik modal), maka hal ini dapat
dipastikan dengan menggunakan dengan adanya kepastian sistem (hukum
dipastikan dengan menggunakan dengan adanya kepastian sistem (hukum
dan sosial) yang menjamin agar harta tersebar luas kepada masyarakat. Yakni
dan sosial) yang menjamin agar harta tersebar luas kepada masyarakat. Yakni
dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap orang untuk
dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap orang untuk
mendapatkan harta kekayaan, mewajibkan bagi yang mendapatkan harta
mendapatkan harta kekayaan, mewajibkan bagi yang mendapatkan harta
berlebih mengeluarkan zakatnya sebagai kompensasi bagi penyucian dan
berlebih mengeluarkan zakatnya sebagai kompensasi bagi penyucian dan
pembersihan harta atas hak orang lain. Menciptakan distribusi yang adil juga
pembersihan harta atas hak orang lain. Menciptakan distribusi yang adil juga
merupakan sarana dalam mewujudkan keadilan ekonomi. (Noor, 2013)
merupakan sarana dalam mewujudkan keadilan ekonomi. (Noor, 2013)
Dipertegas oleh Naqfi (2009) bahwa yang menjadi salah satu perhatian
Dipertegas oleh Naqfi (2009) bahwa yang menjadi salah satu perhatian
pokok ilmu ekonomi Islam adalah mewujudkan keadilan distributif. Karena
pokok ilmu ekonomi Islam adalah mewujudkan keadilan distributif. Karena
42
Noor, Ruslan Abdul Ghofur, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam : Format Keadilan Ekonomi Di Indonesia, 2013,
42
Noor,
Pustaka Pelajar, Ruslan Abdul
Yogyakarta, halGhofur,
87. Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam : Format Keadilan Ekonomi Di Indonesia, 2013,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal 87.
33 | P a g e
33 | P a g e

34 Jalan Sunyi Muhammadiyah


itu keadaan ekonomi yang didasarkan pada ketidakseimbangan (zulm) harus
diganti dengan keadaan –keadaan yang memenuhi tuntutan keseimbangan
itu keadaan ekonomi yang didasarkan pada ketidakseimbangan (zulm) harus
(al-adl dan al-ihsan). Dengan kata lain, ekonomi Silam akan berusaha
diganti dengan keadaan –keadaan yang memenuhi tuntutan keseimbangan
memaksimalkan kesejahteraan ‘total’ dan bkan hanya kesejahteraan marjinal,
(al-adl dan al-ihsan). Dengan kata lain, ekonomi Silam akan berusaha
yakni dengan menetapkan redistribusi pendapatan dan mendesain ulang
memaksimalkan kesejahteraan ‘total’ dan bkan hanya kesejahteraan marjinal,
struktur awal properti pribadi.43 Keadilan di bidang ekonomi merupakan
yakni dengan menetapkan redistribusi pendapatan dan mendesain ulang
bagian integral syariat Islam. Keadilan merupakan bagian vital kehidupan
struktursosial
awaldan
properti pribadi.Murtadha
kemanusiaan.
43 Keadilan di bidang ekonomi merupakan
Muthahari mengartikan adil dalam empat
bagian integral syariat
maknanya :44 Islam. Keadilan merupakan bagian vital kehidupan
sosial dan kemanusiaan. Murtadha Muthahari mengartikan adil dalam empat
1. Keadilan berarti perimbangan atau keadaan seimbang, tidak pincang.
maknanya :44
Keadilan dalam masyarakat mengharuskan masyarakat untuk
1. Keadilanmempertimbangkan
berarti perimbangan
secaraatau
tepatkeadaan
berbagai seimbang, tidakada,
keperluan yang pincang.
kemudian
Keadilanmenentukan
dalam perimbangan
masyarakat untuk
mengharuskan masyarakat
berbagai keperluan. untuk
Jadi dorongan untuk
mempertimbangkan secara
memperhatikan tepat‘keseluruhan’,
tujuan berbagai keperluan yang pandang
dari sudut ada, kemudian
ini maka
menentukan perimbangan
‘bagian’ untuk berbagai
hanya merupakan keperluan.
alat semata Jadi dorongan
(bagi keseluruhan) tanpauntuk
ada nilai
memperhatikan
tersendiri.tujuan ‘keseluruhan’, dari sudut pandang ini maka
2. Keadilan
‘bagian’ berarti persamaan
hanya merupakan alat semata (musawah, egalite). tanpa
(bagi keseluruhan) Persamaan berarti
ada nilai
peniadaan diskriminasi terhadap perbedaan apapun. Kata persamaan
tersendiri.
2. Keadilandimaksudkan untuk keadilan
berarti persamaan adalah perlakuan
(musawah, egalite). yang sama kepada
Persamaan orang
berarti
yangdiskriminasi
peniadaan mempunyai hak yang sama.
terhadap perbedaan apapun. Kata persamaan
3. Keadilan
dimaksudkan berarti
untuk pemberian
keadilan perhatian
adalah pada hak-hak
perlakuan pribadi
yang sama dan pemberian
kepada orang
hak kepadahak
yang mempunyai siapa yang
yang berhak. Pemberian hak ini berkaitan dengan hak
sama.
3. Keadilandan pemilikan,
berarti yakniperhatian
pemberian hak manusiawi yakni kualitas
pada hak-hak pribadi manusiawi tertentu
dan pemberian
yang siapa
hak kepada harus yang
dipenuhi dirinya
berhak. dan diakui
Pemberian hakorang lain.
ini berkaitan dengan hak
dan pemilikan, yakni hak manusiawi yakni kualitas manusiawi tertentu
yang harus dipenuhi dirinya dan diakui orang lain.

43
Naqvi, Syed Nawab Haider, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, 2009, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hal 88.
44
Chalil, Zaki Fuad (Sayed Mahdi ed.), Pemerataan Distribusi Kekayaan dalam ekonomi Islam, Jakarta : Erlangga,
2009, hal 192-193.

43
34 | P a g e
Naqvi, Syed Nawab Haider, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, 2009, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hal 88.
44
Chalil, Zaki Fuad (Sayed Mahdi ed.), Pemerataan Distribusi Kekayaan dalam ekonomi Islam, Jakarta : Erlangga,
2009, hal 192-193.

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 34 | P a g e


35
4. Keadilan berarti keadilan Tuhan, yaitu keadilan dalam melimpahkan
rahmat kepada seluruh manusia.

Sementara keadilan sosial dalam Islam adalah pemerataan dan persamaan


memperoleh keadilan bagi semua orang dalam semua aspek kehidupan.
Keadilan adalahmilik semua orang tanpa dibedakan oleh latar belakang
ekonomi, sosial maupun agama. Prinsip keadilan sosial dalam ajaran Islam
merupakan suatu persamaan kemanusiaan, penyesuaian nilai-nilai, termasuk
nilai keadilan itu sendiri. Yang mana dapat dirujuk dalam surat Thaha ayat 6
dan al-maidah ayat 120. (Chalil, 2009, hal 193-194)

t´8 %‹ˆ µ1 ‹‰¡`-{{ t´8 % ¢ÍŒ


%‹ˆ `-ËRŒDÝq %‹ˆ ­ÀÜs)U
­µ®u‹pŽ@V0ލˆ%

kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi,


semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. (Thaha
ayat 6)

­ÀÜs)U‹ˆ µ1 ‹‰¡`-{{ Æß É% ‘


®L#Ê t„"É ‹‰ÎK‹ˆ  }G³Rpµß %‹ˆ
­°±¯®oeµkŒ ÊÙ¹_

kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di
dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (al-Maidah ayat 120)

Adanya kaya dan miskin merupakan kenyataan sosial yang tidak dapat
dipungkiri. Ajaran Islam mengajarkan penataan hubungan harmonis
berdasarkan prinsip keadilan sosial sehingga antara keduanya tidak terdapat

35 | P a g e

36 Jalan Sunyi Muhammadiyah


kesenjangan yang terlalu jauh sehingga dapat menimbulkan konflik sosial.
kesenjangan yang terlalu jauh sehingga dapat menimbulkan konflik sosial.
Untuk itu, ajaran Islam memberikan prinsip keadilan sosial sebagai berikut : 45
Untuk itu, ajaran Islam memberikan prinsip keadilan sosial sebagai berikut : 45
a. Prinsip saling mengenal (ta’aruf). Saling mengenal dan saling memahami
a. Prinsip saling mengenal (ta’aruf). Saling mengenal dan saling memahami
akan melahirkan sifat empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan orang
akan melahirkan sifat empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan orang
lain (al-Hujurat (49) :13)
lain (al-Hujurat (49) :13)
”5´  ȅ…A ‡R[kˆ
”¡e
”5´  ȅ…A ‡R[kˆ
”¡e
o_Œn GµP% Ê¡†@Þ „ `a
o_Œn GµP% Ê¡†@Þ „ `a
Ü1Ê¡†@ß
Ü1Ê¡†@ß `Î`F‹ˆ
`Î`F‹ˆ   ¹ŒC5Ï ‹ˆ
¹ŒC5Ï ‹ˆ
y#³‘Œ‹ˆ
y#³‘Œ‹ˆ  C‰ÉÎʎ
C‰ÉÎʎ
…I´ 
…I´    ;‰Îߋs`΍*µ
;‰Îߋs`΍*µ
  `k@µÉ`k@µÉ   Üʍ%o؈
Üʍ%o؈
Ô/Ò´Ô/Ò´ É Ž …I´   Ü1ÊŒ Þ"ˆ
É  Ž  …I´    Ü1ÊŒ Þ"ˆ
­°²®
­°²®½po´`a
½po´`a

Hai manusia, Sesungguhnya


Hai manusia, KamiKami
Sesungguhnya menciptakan
menciptakankamu
kamudari
dariseorang
seorang
laki-lakilaki-laki
dan seorang perempuan
dan seorang dan dan
perempuan menjadikan
menjadikankamu
kamuberbangsa
berbangsa- -
bangsa bangsa
dan bersuku-suku
dan bersuku-sukusupaya
supayakamukamusaling
salingkenal-mengenal.
kenal-mengenal.
Sesungguhnya
Sesungguhnyaorangorang
yang yang
paling mulia
paling diantara
mulia kamu
diantara kamudisisi
disisiAllah
Allah
ialah orang yang paling
ialah orang taqwa
yang paling diantara
taqwa kamu.
diantara kamu.Sesungguhnya
SesungguhnyaAllah
Allah
Maha mengetahui
Maha mengetahuilagi Maha Mengenal.
lagi Maha Mengenal.

b. Prinsip
b. Prinsip saling saling menolong
menolong (Ta’awun).
(Ta’awun). Prinsip
Prinsip ini ini lahirdari
lahir darikesadaran
kesadaran
keterbatasan
keterbatasan manusiamanusia
serta serta kebutuhan
kebutuhan hidup
hidup terhadap
terhadap oranglain.
orang lain.(al-
(al-

MaidahMaidah
(5):2) (5):2)
8ÕµŽ
8ÕµŽ   ‡R[kˆ
”¡e
‡R[kˆ
”¡e
 ‰^ ‰^µÏ%µÏ%
  yŠ yŠ ‰ÉA%‹Ê
‰ÉA%‹Ê
oÜR~œ
oÜR~œ  yŠ‹ˆ  yŠ‹ˆ  
   ‹p®›”¡`Î_Ž
 ‹p®›”¡`Î_Ž
yŠ‹ˆyŠ‹ˆ  `uÚk†zß
 `uÚk†zß  yŠ‹ˆ
 yŠ‹ˆ  3o‡Þ
 3o‡Þ
 89µP%‹Ê  ,Š‹ˆ
89µP%‹Ê ,Š‹ˆ `k³š”¡„ Œ Þ  `k³š”¡„ Œ Þ
 3o‡Þ
3o‡Þ  V0ÞlÞ
V0ÞlÞ
Ü1³R³Oƒs
Ü1³R³Oƒs  GµP% GµP%  >_Ú¸Œß
 >_Ú¸Œß  I‰Êٍ*܍e
I‰Êٍ*܍e
Ý/ÊÐß „ ` Œn´ ‹ˆ  A5 ‹‰Ú°³s‹ˆ
Ý/ÊÐß „ ` Œn´ ‹ˆ  A5 ‹‰Ú°³s‹ˆ
yŠ‹ˆ  ˆÅlŒÂڟŒß
yŠ‹ˆ  ˆÅlŒÂڟŒß
Iˆ  %4܉Œ ÉI†@_Ž Ü1Ê…A%²oÞNŒh
Iˆ  %4܉Œ ÉI†@_Ž Ü1Ê…A%²oÞNŒh
45
Chalil, Zaki Fuad (Sayed Mahdi ed.), Pemerataan Distribusi Kekayaan dalam ekonomi Islam, Jakarta : Erlangga,
45
Chalil, Zaki Fuad
2009, hal(Sayed
195-196.Mahdi ed.), Pemerataan Distribusi Kekayaan dalam ekonomi Islam, Jakarta : Erlangga,
2009, hal 195-196.
36 | P a g e
36 | P a g e
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 37
µk¯MÙ{`-Þ ­GÉ Ü1ƈskVŸ
µk¯MÙ{`-Þ ­GÉ Ü1ƈskVŸ
| ˆÅk*ÝΌ" Iˆ  µ4o‡Þ
| ˆÅk*ÝΌ" Iˆ  µ4o‡Þ
´Op¯Þ t„"É ‰Í5‹ˆ`Ό"‹ˆ
´Op¯Þ t„"É ‰Í5‹ˆ`Ό"‹ˆ
yŠ‹ˆ  u‹‰Þ ’*‹ˆ
yŠ‹ˆ  u‹‰Þ ’*‹ˆ
¯2Þ20S t„"É ‰Í5‹ˆ`Ό"
¯2Þ20S t„"É ‰Í5‹ˆ`Ό"
 ‰Æ …"‹ˆ  ®I ‹ˆÚkÉÎÞ‹ˆ
 ‰Æ …"‹ˆ  ®I ‹ˆÚkÉÎÞ‹ˆ
Åkeµk_Ž Ž …I´   Ž
Åkeµk_Ž Ž …I´   Ž
­±®¯!Œ µÎÞ
­±®¯!Œ µÎÞ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390],
Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390],
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya[391], dan binatang-
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya[391], dan binatang-
binatang qalaa-id[392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang
binatang qalaa-id[392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang
yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keredhaan dari Tuhannya[393] dan apabila kamu telah menyelesaikan
keredhaan dari Tuhannya[393] dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali
ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-
halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya
halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya
(kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
(kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya.
Allah Amat berat siksa-Nya.

c. Prinsip Persaudaraan (ukhuwah). Persaudaraan pada dasarnya lahir dari


c. Prinsip Persaudaraan (ukhuwah). Persaudaraan pada dasarnya lahir dari
kedekatan keturunan atau pertalian darah. Namun pada perkembangan
kedekatan keturunan atau pertalian darah. Namun pada perkembangan
selanjutnya esensi persaudaraan adalah adanya unsur keakraban dan kasih
selanjutnya esensi persaudaraan adalah adanya unsur keakraban dan kasih
sayang yang membentuk sikap dan perilaku yang khas dalam bentuk
sayang yang membentuk sikap dan perilaku yang khas dalam bentuk
kepedulian dan perhatian. (al-Isra (17) : 26-27)
kepedulian dan perhatian. (al-Isra (17) : 26-27)
t„ÜoÆ Þ Œn µ1‹Ê‹ˆ
t„ÜoÆ Þ Œn µ1‹Ê‹ˆ
89«Ù{µ-Þ‹ˆ ¢Í~ `
89«Ù{µ-Þ‹ˆ ¢Í~ `
yŠ‹ˆ ®#m´{{ 8ÞÙ‹ˆ
yŠ‹ˆ ®#m´{{ 8ÞÙ‹ˆ
…I´    ­±µ® oe¯mÜŒ" Üs¯QmÎ"
…I´    ­±µ® oe¯mÜŒ" Üs¯QmÎ"
 ;‰Í5_ 8Õ³s¯QmÅ-Þ
 ;‰Í5_ 8Õ³s¯QmÅ-Þ
  ®89µÂ¡‹m~– I ‹‰Ýa´
  ®89µÂ¡‹m~– I ‹‰Ýa´
¤µ´„oµÅG¡ŒÂÞm~–I_‹ˆ
¤µ´„oµÅG¡ŒÂÞm~–I_‹ˆ
­±¶®@s‰Æá_
­±¶®@s‰Æá_
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
37 | P a g e
37 | P a g e
38 Jalan Sunyi Muhammadiyah
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan
dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

d. Prinsip Keberpihakan pada kaum lemah. Keberpihakan kepada kaum yang
lemah merupakan empati terhadap mereka. Ajaran Islam mengandung
aturan yang memberikan perlindungan dan pemberdayaan bagi kaum
yang lemah. Oleh karena itu, orang yang tidak mempunyai perhatian dan
kepedulian kepada yang lemah dipandang sebagai pendusta agama. (al-
Maun (107):1-3)
Â!¯QmŒÉe uµŽ V0Ýe‹Ê‹sˆ
[cµ _mŒß   ­°® ¯àÕµL´
­±® a2lµ.‹lÞ sÓÅke vµŽ
µ4`ΌÁ t„"É r¿ÍŒh yŠ‹ˆ
­²®®89«Ù{µ-Þ

1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?


2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.

e. Prinsip Pemerataan pendapatan. Di antaranya tujuan zakat adalah


melenyapkan kemiskinan dan menciptakan pemerataan pendapatan bagi
segenap anggota masyarakat. Di samping itu, zakat merupakan sarana
untuk memperbaiki hubungan sosial antara golongan kaya dan golongan
miskin sehingga dapat mengurangi disparitas pendapatan. (at-Taubah
(9):60).
Æ0¡Œ`k|§ `-”5´ 
®89«¡V{`-Þ‹ˆ µÊoŒ Æáß µ
‡RÜp„ Ì 8´µ-¡`ÎÞ‹ˆ
Ü1ËR̉ΠΠµ‡_áŽ_ŒÅ-Þ‹ˆ
¯!Œ²Oo h´8‹ˆ
®#m´`Z  h´8‹ˆ 89µ%²o¡ÙÞ‹ˆ
  ®#m´{{ ®8ÞÙ‹ˆ 
‹ˆ   [¬µP% A‡y¸e²oŒß
­µ¯®¸2m«`Ó2l´ Ì

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 38 | P a g e


39
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
Sesungguhnya
orang-orang miskin,zakat-zakat itu, hanyalah
pengurus-pengurus untuk
zakat, orang-orang
Para fakir,
mu'allaf yang
orang-orang
dibujuk miskin,(memerdekakan)
hatinya, untuk pengurus-pengurus zakat, orang-orang
budak, Para mu'allaf yang
yang
dibujukuntuk
berhutang, hatinya, untuk
jalan (memerdekakan)
Allah dan untuk budak,
merekaorang-orang
yuang sedangyang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. 4646
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Distribusi disini erat kaitannya dengan hak-hak individu dalam suatu


Distribusi disini erat kaitannya dengan hak-hak individu dalam suatu
masyarakat. Dalam
masyarakat. menjawat
Dalam keriwuhan
menjawat perjalanan
keriwuhan perekonomian
perjalanan perekonomianIndonesia
Indonesia
khususnya yang yang
khususnya berwajah ekonomi
berwajah kerakyatan,
ekonomi maka
kerakyatan, distribusi
maka distribusipendapatan
pendapatan
erupakan bagian penting dalam membentuk kesejahteraan suatu komunitas.
erupakan bagian penting dalam membentuk kesejahteraan suatu komunitas.
Kesenjangan distribusi
Kesenjangan pendapatan
distribusi akan
pendapatan berdampak
akan pada
berdampak padaaspek
aspekekonomi
ekonomi dan
dan
sosial politik. Oleh Oleh
sosial politik. sebabsebab
itu, itu,
tematema
distribusi menjadi
distribusi menjadikajian
kajiansentral
sentral dalam
dalam
filosofifilosofi
ekonomi Islam,Islam,
ekonomi karena disinilah
karena ruhruh
disinilah ‘rahmatan lillil
‘rahmatan ‘alamin’
‘alamin’sejati.
sejati.

Pengertian
Pengertian distribusi
distribusi atauatau sirkulasi
sirkulasi dihasilkan
dihasilkan dariproses
dari proseseksplorasi
eksplorasi dan
interpretasi
interpretasi atas nilai-nilai
atas nilai-nilai dasardasar al-Qur’an
al-Qur’an untukdapat
untuk dapatdiungkap
diungkap dengan
dengan
mencari
mencari esensiesensi dasarnya
dasarnya melaluii
melaluii penelaahan
penelaahan ayat-ayatyang
ayat-ayat yangmenggunakan
menggunakan

kata dulat dulat dalam


katadalam berbagai
berbagai bentuk.
bentuk. Secara
Secara etimologi,
etimologi, kata
kata al-dulahdan
al-dulah al-daulah
danal-daulah

adalahadalah
lafadzlafadz sinonim,
sinonim, yangyang merupakan
merupakan ismism (kata
(kata benda)yang
benda) yangzatnya
zatnya terus
terus
berputar,
berputar, sedangkan
sedangkan al-dulah
al-dulah adalah
adalah bentuk
bentuk masdar,
masdar, artinyagiliran.
artinya giliran.Pendapat
Pendapat
lain mengatakan dawala juga berarti perpindahan sesuatu dari satu tempat ke
lain mengatakan dawala juga berarti perpindahan sesuatu dari satu tempat ke
tempat yang lain. Dari beberapa diskripsi ini kiranya dapat dipahami bahwa
tempat yang lain. Dari beberapa diskripsi ini kiranya dapat dipahami bahwa
fungsi dasar dari sirkulasi adalah untuk memperlancar proses aru tumbuh dan
fungsi dasar dari sirkulasi adalah untuk memperlancar proses aru tumbuh dan

46
Yang berhak menerima zakat Ialah: 1. orang fakir: orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan
6
Yang berhaktenaga
menerima
untukzakat Ialah:penghidupannya.
memenuhi 1. orang fakir: orang
2. orangyang Amatorang
miskin: sengsara
yang hidupnya,
tidak cukuptidak mempunyaidan
penghidupannya harta dan
dalam
tenaga untuk memenuhi
Keadaan penghidupannya.
kekurangan. 3. Pengurus zakat:2. orang
orang miskin: orang
yang diberi yang
tugas tidak
untuk cukup penghidupannya
mengumpulkan dan membagikan danzakat.
dalam
4.
Keadaan kekurangan.
Muallaf: orang3.kafir
Pengurus
yang adazakat:
harapanorang yang
masuk diberi
Islam dan tugas untukbaru
orang yang mengumpulkan
masuk Islam yangdan imannya
membagikan zakat. 5.
masih lemah. 4.
memerdekakan
Muallaf: orang kafir yangbudak: mencakup
ada harapan masuk jugaIslam
untukdan
melepaskan
orang yang Muslim
baru yang
masukditawan
Islam oleh
yangorang-orang kafir.lemah.
imannya masih 6. orang
5.
berhutang:
memerdekakan orang
budak: yang berhutang
mencakup karenamelepaskan
juga untuk untuk kepentingan
Muslim yang bukan
yang maksiat
ditawan danorang-orang
oleh tidak sanggupkafir.
membayarnya.
6. orang
berhutang:Adapun
orang orang
yang yang berhutang
berhutang untukuntuk
karena memelihara persatuan
kepentingan umat
yang Islammaksiat
bukan dibayar hutangnya
dan tidakitu dengan zakat,
sanggup walaupun
membayarnya.
ia mampu
Adapun orang yangmembayarnya.
berhutang untuk7. pada jalan Allahpersatuan
memelihara (sabilillah): Yaitu
umat untuk
Islam keperluan
dibayar pertahanan
hutangnya itu Islam
dengandanzakat,
kaum walaupun
muslimin.
ia mampu di antara mufasirin
membayarnya. ada yang
7. pada jalan berpendapat bahwa Yaitu
Allah (sabilillah): fisabilillah
untukitu mencakup
keperluan juga kepentingan-kepentingan
pertahanan Islam dan kaum muslimin.umum
di antara seperti
mufasirinmendirikan
ada yangsekolah, rumah sakit
berpendapat dan lain-lain.
bahwa 8. orang
fisabilillah yang sedang
itu mencakup dalam
juga perjalanan yang bukan maksiat
kepentingan-kepentingan umum
mengalamisekolah,
seperti mendirikan kesengsaraan
rumahdalam
sakitperjalanannya.
dan lain-lain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat
mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
39 | P a g e
40 Jalan Sunyi Muhammadiyah
39 | P a g e
berkembangnya sesuatu yang dalam hal ini adalah harta benda atau kekayaan
berkembangnya sesuatu yang dalam hal ini adalah harta benda atau kekayaan
yang dimiliki oleh manusia.47
yang dimiliki oleh manusia.47
Terkait hal tersebut, Afzalur Rahman (1995:31) menegaskan bahwa para
Terkait
Nabihal tersebut,
diutus Afzalur
dari waktu Rahman
ke waktu, (1995:31)
sebagai menegaskan
bimbingan bahwa
bagi manusia, para
agar dapat
Nabi diutus dari waktu
membangun ke waktu,
masyarakat sebagai
semacam bimbingan
yang bagi
disebutkan manusia,
tadi. agar dapat
Muhammad adalah
membangun
Nabi masyarakat semacam
terakhir, seperti halnyayang
paradisebutkan tadi. Muhammad
pendahulunya, diutus untukadalah
tujuan
Nabi terakhir,
tersebut. Al-Qur’an yang beliau bawa sebagai bimbingan bagiuntuk
seperti halnya para pendahulunya, diutus tujuan
umat manusia,
tersebut.menyuruh
Al-Qur’an yang beliau
manusia bawa masyarakat
membangun sebagai bimbingan
semacambagi umat manusia,
itu sebagaimana ayat-
menyuruhayatmanusia
berikut : membangun masyarakat semacam itu sebagaimana ayat-
ayat berikut :
†@„ ÅZÈs ‹Aß `ZÜsˆ  ÚkŒ Œ
†@„ ÅZÈs
‹Aލu5ˆ ‹ˆ ‹Aß `ZÜsˆ 
 µ0¡‹A¯PqÞ´ ÚkŒ Œ
‹Aލu5ˆ ‹ˆ
V ¡*«Þ   µ0¡‹A¯PqÞ´ Ä2ÅN`΍%
V ¡*«Þ
3‰Æ ‹mµ  Ä2ÅN`΍%
[J‹voµ-Þ‹ˆ
3‰Æ ‹mµ [J‹voµ-Þ‹ˆ
  «ÃÙ{¯ Þ´  ȅ…@
  «ÃÙ{¯ Þ´ ȅ…@
µlµß `keµk‡Þ ‹Aލu5ˆ ‹ˆ
µlµß `keµk‡Þ ‹Aލu5ˆ ‹ˆ
Åҵᡆ@%‹ˆ ¹keµk_Ž ¹…ß

Åҵᡆ@%‹ˆ ¹keµk_Ž ¹…ß

G%  a1„ Ý΋mµ‹ˆ ª……A µ
G%  a1„ Ý΋mµ‹ˆ ª……A µ
¢É ŒÅZÈs‹ˆ ¢Í„ÍpíAe
¢É ŒÅZÈs‹ˆ ¢Í„ÍpíAe
u®‰Œ  Ž  …I´    ³
u®‰Œ Ž …I´   ³ ÞmÙÞ´ ÞmÙÞ´
­±´®
­±´® ¼ue²uÉ
¼ue²uÉ
Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan
Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan
membawa
membawa bukti-bukti
bukti-bukti yangyang
nyatanyata
dandan telah
telah Kami
Kami turunkanbersama
turunkan bersama
mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya
mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat manusia dapat
melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi
melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya yang padanya
terdapat
terdapat kekuatan
kekuatan yang yang
hebathebat
dan dan berbagai
berbagai manfaat
manfaat bagimanusia,
bagi manusia,
(supaya mereka mempergunakan besi itu)
(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya rasul-rasul-Nya
Padahal
Padahal Allah tidak
Allah tidak dilihatnya.
dilihatnya. Sesungguhnya
Sesungguhnya Allah
Allah Mahakuat
Maha kuatlagi
lagi
Maha Perkasa.
Maha Perkasa.

Tigabenda
Tiga jenis jenis benda disebutkan
disebutkan sebagai
sebagai karunia
karunia Allah.
Allah. Dalamistilah
Dalam istilahyang
yang
kongkrit,
kongkrit, merekamereka itu terdiri
itu terdiri dari Kitab,
dari Kitab, NeracaNeraca
dandan Besi.
Besi. Merupakan
Merupakan simboldari
simbol dari

tiga hal tiga


untukhalmenjaga
untuk menjaga kesatuan
kesatuan masyarakat,
masyarakat, yaituyaitu Wahyu,
Wahyu, yang
yang mewajibkan
mewajibkan

47
47
Chalil, Zaki Chalil, Zaki Fuad
Fuad (Sayed (Sayed
Mahdi Mahdi
ed.), ed.), Pemerataan
Pemerataan Distribusi
Distribusi Kekayaan
Kekayaan dalamdalam ekonomi
ekonomi Islam,
Islam, Jakarta: Erlangga,
Jakarta : Erlangga,
2009, hal 46-48.
2009, hal 46-48.

4040| |P Paaggee

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 41


kebaikan dan melarangkejahatan; Keadilan, yang memberikan kepada masing-
kebaikan dan melarangkejahatan; Keadilan, yang memberikan kepada masing-
masing orang haknya; dan kekuatan hukum perundang-undangan, yang
masing orang haknya; dan kekuatan hukum perundang-undangan, yang
melaksanakan sanksi terhadap pelaku kejahatan. Besi merupakan simbol
melaksanakan sanksi terhadap pelaku kejahatan. Besi merupakan simbol
kekuatan, kekuasaan, disiplin, sanksi hukum dan sebagainya. 48
kekuatan, kekuasaan, disiplin, sanksi hukum dan sebagainya. 48
Dalam ayat-ayat tersebut, al-Qur’an telah menguraikan peranan besar para
Dalam ayat-ayat tersebut, al-Qur’an telah menguraikan peranan besar para
Nabi dimana misi mereka adalah untuk membina keadilan sosial di dunia.
Nabi dimana misi mereka adalah untuk membina keadilan sosial di dunia.
Untuk mencapai tujuan ini, mereka diberi Kitab dan Neraca (keadilan),
Untuk mencapai tujuan ini, mereka diberi Kitab dan Neraca (keadilan),
sehingga mereka dapat mengawasi dari perbuatan sia-sia yang dilakukan
sehingga mereka dapat mengawasi dari perbuatan sia-sia yang dilakukan
manusia dan memelihara prinsip keseimbangan yang mantap. Tidak boleh
manusia dan memelihara prinsip keseimbangan yang mantap. Tidak boleh
dilupakan bahwa neraca keseimbangan (keadilan) itu bukanlah semata-mata
dilupakan bahwa neraca keseimbangan (keadilan) itu bukanlah semata-mata
masalah moral dan rohani, melainkan segala aspek kehidupan manusia.
masalah moral dan rohani, melainkan segala aspek kehidupan manusia.
Berlakunya keadilan pada setiap segi kehidupan manusia merupakan hal yang
Berlakunya keadilan pada setiap segi kehidupan manusia merupakan hal yang
penting, sehingga keselarasan dapat terwujud pada setiap tindakan manusia.
penting, sehingga keselarasan dapat terwujud pada setiap tindakan manusia.
Terpeliharanyakeselarasan dan kesederhanaan dalam bidang ekonomi hampir
Terpeliharanyakeselarasan dan kesederhanaan dalam bidang ekonomi hampir
tak mungkin tercapai tanpa kekuatan yang dalam ayat-ayat al-Qur’an tersebut
tak mungkin tercapai tanpa kekuatan yang dalam ayat-ayat al-Qur’an tersebut
dimaksudkan sebagai kekuatan politik.
dimaksudkan sebagai kekuatan politik.
Islam di samping ingin memelihara keseimbangan hubungan natra Allah
Islam di samping ingin memelihara keseimbangan hubungan natra Allah
dengan manusia, juga ingin memelihara keadilan dalam mengatur hubungan
dengan manusia, juga ingin memelihara keadilan dalam mengatur hubungan
antar manusia untuk menyelamatkan masyarakat dari kejahatan yang timbul
antar manusia untuk menyelamatkan masyarakat dari kejahatan yang timbul
akibat buruknya kondisi ekonomi. Itulah sebabnya mengapa Islam ingin
akibat buruknya kondisi ekonomi. Itulah sebabnya mengapa Islam ingin
membina keadilan, tidak dalam satu aspek, melainkan pada setiap segi
membina keadilan, tidak dalam satu aspek, melainkan pada setiap segi
kehidupan sosial. Al-Qur’an menjanjikan kehidupan yang bahagia dan
kehidupan sosial. Al-Qur’an menjanjikan kehidupan yang bahagia dan
sejahtera kepada mereka yang berusaha membangun sistem semacam itu.
sejahtera kepada mereka yang berusaha membangun sistem semacam itu.
(Rahman,1995:33)
(Rahman,1995:33)
d. Perempuan dan Pemberdayaan
d. Perempuan dan Pemberdayaan

48
Rahman, afzalur, Doktrin Ekonomi Islam jilid 1, 1995, Jakarta :Dana Bhakti Wakaf, hal 32.
48
Rahman, afzalur, Doktrin Ekonomi Islam jilid 1, 1995, Jakarta :Dana Bhakti Wakaf, hal 32.
41 | P a g e
41 | P a g e
42 Jalan Sunyi Muhammadiyah
Apabila industri rumah tangga dan perdagangan pasar digantikan oleh
Apabila industri rumah tangga dan perdagangan pasar digantikan oleh
bentuk-bentuk modern industri dan perdagangan. Kalihatan bahwa biasanya
bentuk-bentuk modern industri dan perdagangan. Kalihatan bahwa biasanya
laki-lakilah yang dipekerjakan untuk kegiatan-kegiatan modern tersebut,
laki-lakilah yang dipekerjakan untuk kegiatan-kegiatan modern tersebut,
sedangkan perempuan cenderungditinggalkan pada kegiatan-kegiatan
sedangkan perempuan cenderungditinggalkan pada kegiatan-kegiatan
tradisional. Memang di banyak negara gambaran statistik tenaga kerja industri
tradisional. Memang di banyak negara gambaran statistik tenaga kerja industri
menunjukkan suatu perbedaan yang nyata. Perusahaan modern lebih sangat
menunjukkan suatu perbedaan yang nyata. Perusahaan modern lebih sangat
menyukai mempekerjakan laki-laki, sedangkan perempuan kebanyakan
menyukai mempekerjakan laki-laki, sedangkan perempuan kebanyakan
ditemukan dalam industri rumah tangga. Kedudukan perempuan yang lebih
ditemukan dalam industri rumah tangga. Kedudukan perempuan yang lebih
rendah dalam perkembangan perkotaan bertambah buruk lagi dengan
rendah dalam perkembangan perkotaan bertambah buruk lagi dengan
preferensi merekrut tenaga kerja laki-laki untuk pekerjaan kantor dan
preferensi merekrut tenaga kerja laki-laki untuk pekerjaan kantor dan
administratif.
administratif.
Apabila pekerjaan pada industri modern, perdagangan modern, dan di
Apabila pekerjaan pada industri modern, perdagangan modern, dan di
kantor-kantor, dipegang khusus atau lebih banyak oleh laki-laki,
kantor-kantor, dipegang khusus atau lebih banyak oleh laki-laki,
produktivitas, sikap dan pandangan laki-laki dan perempuan mulai berbeda,
produktivitas, sikap dan pandangan laki-laki dan perempuan mulai berbeda,
sama seperti yang terjadi apabila pertanian komersial menggantikan pertanian
sama seperti yang terjadi apabila pertanian komersial menggantikan pertanian
untuk sekedar menyambung hidup, laki-laki menjadi berkenalan dengan
untuk sekedar menyambung hidup, laki-laki menjadi berkenalan dengan
peralatan modern dan belajar menyesuaikan diri dengan cara hidup modern,
peralatan modern dan belajar menyesuaikan diri dengan cara hidup modern,
sedangkan perempuan terus dalam cara-cara lama. Kemajuan ekonomi
sedangkan perempuan terus dalam cara-cara lama. Kemajuan ekonomi
menguntungkan pria sebagai penerima upah pada sektor modern, sedangkan
menguntungkan pria sebagai penerima upah pada sektor modern, sedangkan
kedudukan wanita tetap tak berubah, malahan mundur apabila akibat saingan
kedudukan wanita tetap tak berubah, malahan mundur apabila akibat saingan
dari sektor-sektor modern yang sedang tumbuh menghapuskanperusahaan
dari sektor-sektor modern yang sedang tumbuh menghapuskanperusahaan
tradisional yang dijalankan oleh perempuan. Jadi, bergandengan dengan
tradisional yang dijalankan oleh perempuan. Jadi, bergandengan dengan
perpecahan pada produktivitas dan sikap, kesenjangan pendapatan
perpecahan pada produktivitas dan sikap, kesenjangan pendapatan
cenderung muncul anara laki-laki dengan upah yang naik di sektor modern
cenderung muncul anara laki-laki dengan upah yang naik di sektor modern
dan perempuan dengan pendapatan yang tidak berubah atau merosot di
dan perempuan dengan pendapatan yang tidak berubah atau merosot di
sektor tradisional yang menyusut.49 Dan jika perempuan dipekerjakan juga di
sektor tradisional yang menyusut.49 Dan jika perempuan dipekerjakan juga di
dalam sektor modern biasanya itu untuk pekerjaan-pekerjaan upah rendah
dalam sektor modern biasanya itu untuk pekerjaan-pekerjaan upah rendah

49
Boserup, Ester, Peranan Wanita dalam Perkembangan Ekonomi, 1984, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, hal 132.
49
Boserup, Ester, Peranan Wanita dalam Perkembangan Ekonomi, 1984, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, hal 132.
42 | P a g e
42 | P a g e
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 43
yang
yang tidak tidak memerlukan
memerlukan ketrampilan.
ketrampilan. Sedangkan
Sedangkan laki-laki
laki-laki mendapat
mendapat pekerjaan
pekerjaan
yang memerlukan
yang memerlukan keahlian.
keahlian. Jadi, peranan
Jadi, peranan yang diberikan
yang diberikan kepadakepada laki-laki
laki-laki dandan
perempuan,
perempuan, walaupunwalaupun di sektor
di sektor modern, modern, menunjukkan
menunjukkan perbedaan
perbedaan yang
yang
makin besar antara produktivitas dan pendapatan masing-masing.
makin besar antara produktivitas dan pendapatan masing-masing.

Kebijaksanaan peningkatan peranan perempuan dalam perspektif gender


Kebijaksanaan peningkatan peranan perempuan dalam perspektif gender
telah disadari oleh pemerintah sejak tahun 1980-an. Kebijakan tersebut
telah disadari oleh pemerintah sejak tahun 1980-an. Kebijakan tersebut
dilaksanakan melalui program yang khusus diperuntukkan bagi perempuan
dilaksanakan melalui program yang khusus diperuntukkan bagi perempuan
untuk mengejar ketertinggalannya, pengintegrasian peranan, kepentingan dan
untuk mengejar ketertinggalannya, pengintegrasian peranan, kepentingan dan
aspirasi perempuan dalam program umum. Menurut Achmad (1992:49, dalam
aspirasi perempuan dalam program umum. Menurut Achmad (1992:49, dalam
Anwar,2007:92) bahwa kebijaksanaan umum tentang peningkatan kedudukan
Anwar,2007:92) bahwa kebijaksanaan umum tentang peningkatan kedudukan
dan peranan perempuan dalam pembangunan, yaitu : perlu memperhatikan
dan peranan perempuan dalam pembangunan, yaitu : perlu memperhatikan
keanekaragaman perempuan Indonesia serta kebutuhan, kepentingan dan
keanekaragaman perempuan Indonesia serta kebutuhan, kepentingan dan
aspirasinya. Program peningkatan peranan perempuan perlu menjangkau
aspirasinya. Program peningkatan peranan perempuan perlu menjangkau
semua kelompok perempuan, tetapi perhatian utama akan ditujukan kepada
semua kelompok perempuan, tetapi perhatian utama akan ditujukan kepada
perempuan golongan ekonomi lemah di pedesaan, daerah rawan sosial
perempuan golongan ekonomi lemah di pedesaan, daerah rawan sosial
ekonomi di perkotaan serta daerah nelayan, perempuan nelayan, perempuan
ekonomi di perkotaan serta daerah nelayan, perempuan nelayan, perempuan
yang menjadi kepala keluarga serta generasi muda perempuan.50
yang menjadi kepala keluarga serta generasi muda perempuan.50
UNESCO merekomendasikan pentingnya persamaan hak dan kesempatan
UNESCO merekomendasikan pentingnya persamaan hak dan kesempatan
bagi perempuan pada bidang pendidikan memasuki abad XXI. Menurutnya,
bagi perempuan pada bidang pendidikan memasuki abad XXI. Menurutnya,
beberapa tujuan fundamental masyarakat internasional tentang persamaan
beberapa tujuan fundamental masyarakat internasional tentang persamaan
akses oleh perempuan atas pendidikan untuk menghapuskan illiteracy bagi
akses oleh perempuan atas pendidikan untuk menghapuskan illiteracy bagi
perempuan dan perbaikan akses untuk perempuan terhadap pelatihan
perempuan dan perbaikan akses untuk perempuan terhadap pelatihan
ketrampilan, sains dan teknologi pendidikan, serta pendidikan berkelanjutan
ketrampilan, sains dan teknologi pendidikan, serta pendidikan berkelanjutan
(Delors,1996:179, dalam Anwar,2007:93).
(Delors,1996:179, dalam Anwar,2007:93).

50
Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan : Perubahan sosial melalui Pembelajaran Vocational skills pada
50 Keluarga Nelayan,
Anwar, Manajemen 2007, Bandung
Pemberdayaan : Alfabeta,
Perempuan hal 92. sosial melalui Pembelajaran Vocational skills pada
: Perubahan
Keluarga Nelayan, 2007, Bandung : Alfabeta, hal 92.
43 | P a g e
43 | P age
Jalan Sunyi Muhammadiyah
44
Dalam ajaran Islam (al-Hadits) ditegaskan bahwa dalam menuntut ilmu
adalah wajib bagi setiap laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini tidak ada
perbedaan gender dalam rangka memperoleh ilmu, dan ditegaskan pula oleh
Nabi SAW bahwa barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia dan
di akhirat maka kuncinya adalah ilmu. Begitu juga masalah kewajiban syar’i
yang memang diwajibkan bagi laki-laki dan perempuan, seperti yang
termaktub dalam Q.S. An-Nahl (16):97 sebagai berikut :

݈ˆ  #oyŒn GµP% BŒ´ ¡VŸ y#µ-É ÚG%


¼Gµ%݌É% ‹‰ÎK‹ˆ ¹ŒC5Ï
A‡³OlŒÁ A†‰‹m` ¢Í…Aq³mٌÉA„ Œß
1ÎKoÚFˆ  Ù2ÅN…@e²uÚM‹AŒ‹ˆ
 ‰Í5y % ­GV{ځˆ
´
­¸¶®I‰Î `-Ý΍e
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik51 dan Sesungguhnya
akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Demikian pula penafsiran oleh Syihab (2000a:398; 2000b:269, dalam


Anwar,2007:93), yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki
kedudukan yang sama dalam beberapa dimensi kehidupan. Penekanan
senada telah diperankan oleh perempuan Muslim seperti Fatimah Mernissi,
Aminah Wudud, Riffat Hassan yang mengkaji secara komprehensif ajaran
Islam dalam al-Qur’an khususnya sekitar peran perempuan di luar rumah
yang banyak ditemukan dalam masyarakat muslim sebenarnya merupakan
warisan dan tradisi arab Pra-Islam, yang sebenarnya tidak selamanya sesuai
dengan ajaran Islam (Meuleman,1994:14-15, dalam Anwar.,2007:93).

Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal
saleh harus disertai iman.

44 | P a g e
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 45
Analisis gender tersebut menurut Wood (1994:18), dalam Anwar,2007:93)
terkait dengan budaya dan komunikasi. Masalah gender tidak dapat dipelajari
tanpa memahami budaya an komunikasi, karena sangat tergantung pada nilai
budaya dan praktek di masyarakat. Suatu pandangan budaya tentang jantan
dan betina menunjukkan bahwa bagaimana individu laki-laki dan perempuan
melakukan kegiatan komunikasi, dan bagaimana komunikasi indovidu
sebagai suatu kenyataan tentangmakna gender, dalam perubahan pandangan
budaya. Dalam suatu masyarakat, laki-laki memiliki sifat jantan dan betina,
demikian pula perempuan, tetapi terdapat penonjolan/ unsur dominan
berdasarkan jenis kemalin dan sosial budaya yang dianut. Akhirnya, gender
budaya, dan komunikasi interaktif dalam menguraikan pola pergeseran yang
terus menerus.

Menurut Illich (2001:3, dalam Anwar,2007:94) gender membeda-bedakan


tempat, waktu, alat-alat, tugas-tugas, bentuk-bentuk wicara, gerak gerik, dan
persepsi yang dihubungkan dengan laki-laki dan perempuan dalam
kebudayaan. Gender secara khusus terikat pada waktu dan tempat tertentu.
Kecenderungan temuan atau adopsi suatu inovasi teknologi pada waktu
tertentu oleh suatu sistem sosial pada suatu tempat akan melahirkan pola
gender. Dalam masyarakat industri perempuan tidak memiliki kesetaraan
ekonomis dengan kaum laki-laki. Bagi kaum feminis Marxisyang bersumber
dari teori Engels menyatakan bahwa jatuhnya status perempuan bukan
disebabkan oleh perubahan teknologi, melainkan karena perubahan organisasi
kekayaan. Dominasi laki-laki atas perempuan dimulai sejak zaman pertanian
menetap (Fakih,2002:154). Di sisi lain Firestone menyatakan bahwa
pengambangan teknologi (bidang produksi) merupakan prasyarat bagi
kebebasan penuh untuk perempuan (Wrigh,1997:158, dalam Anwar,2007:94).
Meskipun harus diakui bahwa di beberapa tempat justru pengembangan
teknologi pertanian berakibat menurunnya peran kaum perempuan di bidang

45 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
46
pertanian dan menjadi dominasi kaum laki-laki, penggunaan traktor dalam
pengolahan dan panen menghilang peran perempuan, dan semuanya
dikerjakan oleh kaum laki-laki.

Bagi perempuan Islam di Asi Tenggara memiliki budaya yang berbeda


dengan masyarakat muslim di kawasan lainnya. Di Asia Tenggara kaum
perempuan telah terbiasa bekerja mencari nafkah di luar rumah
(Hasyim,1999:38, dalam anwar,2007:94). Untuk memperoleh petunjuk yang
jelas tentang ajaran Islam secara komprehensif termasuk posisi perempuan,
oleh Amal (1996:188, dalam Anwar,2007:94) dinyatakan bahwa tugas utama
umat Islam yang paling mendasar adalah mengembangkan suatu metodologi
yang tepat untuk mempelajari al-Qur’an guna mendapatkan petunjuk bagi
masa depan mereka.

Bagi umat Islam diharapkan menjauh dari kemiskinan karena kemiskinan


mendekatkan kepada kekafiran. Demikian pula ajaran Islam tidak
menghendaki umatnya miskin karena pada dasarnya tidak ada ajaran Islam
yang menghendaki umatnya meminta-minta, justru mengharapkan umatnya
menjadi kaya sehingga mampu mengeluarkan zakat, memberi shodaqoh, dan
dapat membeli keperluan ibadah termasuk kemampuan biaya untuk
menunaikan ibadah haji sebagai salah satu rukun Islam.

Strategi pengembangan perempuan, meliputi perhatian ditujukan untuk


peningkatan kesejahteraan perempuan yang tergolong dalam kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah, mendorong perempuan menuntut
pendidikan pasca pendidikan dasar, mendorong makin ikut berperannya
perempuan dalam mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan ilmu dan
teknologi pembangunan. Langkah-langkah pokok kebijakan tersebut,
dilaksanakan melalui penyusunan rencana dan pelaksanaan program
peningkatan kedudukan dan peranan perempuan secara lintas sektoral,

46 | P a g e
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 47
menyusun
menyusun program
program khususkhusus yang diperuntukkan
yang diperuntukkan bagibagi perempuan,
perempuan, agaragar dapat
dapat
mengejar
mengejar ketertinggalannya
ketertinggalannya dari dari
kaumkaum laki-laki
laki-laki di di berbagaibidang,
berbagai bidang,
meningkatkan
meningkatkan kegiatan
kegiatan khususkhusus peranan
peranan perempuan,
perempuan, dandan mengupayakan
mengupayakan
perluasan
perluasan kesempatan
kesempatan kerja kerja dan berusaha
dan berusaha di sektor
di sektor formal
formal dandan informal
informal
dengandengan meningkatkan
meningkatkan pengetahuan,
pengetahuan, ketrampilan,
ketrampilan, kesejahteraandan
kesejahteraan dan
produktivitas kerja serta peningkatan perlindungan kerja bagi perempuan
produktivitas kerja serta peningkatan perlindungan kerja bagi perempuan
(Achmad,1992:51-52, dalam Anwar,2007:95). 52
(Achmad,1992:51-52, dalam Anwar,2007:95).52

Beberapa program pengembangan perempuan yang telah di lakukan di


Beberapa program pengembangan perempuan yang telah di lakukan di
Indonesia diantaranya PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) yang
Indonesia diantaranya PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) yang
dikenal dengan sepuluh programnya : (Rifa’i,1996:67, dalam Anwar,2007:96)
dikenal dengan sepuluh programnya : (Rifa’i,1996:67, dalam Anwar,2007:96)
1. Penghayatan dan pengamalan Pancasila
1. Penghayatan dan pengamalan Pancasila
2. Gotong royong
2. Gotong royong
3. Pangan
3. Pangan
4. Sandang
4. Sandang
5. Perumahan dan tata laksana rumah tangga
5. Perumahan dan tata laksana rumah tangga
6. Pendidikan dan ketrampilan
6. Pendidikan dan ketrampilan
7. Kesehatan
7. Kesehatan
8. Pengembangan kehidupan berkoperasi
8. Pengembangan kehidupan berkoperasi
9. Kelestarian lingkungan hidup
9. Kelestarian lingkungan hidup
10.Perencanaan sehat
10.Perencanaan sehat
Selain PKK juga terdapat Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang
Selain PKK juga terdapat Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang
diadakan setiap bulan, kegiatannya penimbangan BALITA juga terdapat
diadakan setiap bulan, kegiatannya penimbangan BALITA juga terdapat
kegiatan pendidikan bagi perempuan (ibu-ibu) dalam pembinaan anak dan
kegiatan pendidikan bagi perempuan (ibu-ibu) dalam pembinaan anak dan
pola hidup sehat. Ada lagi Dharma Wanita sebagai wadah istri-istri para
pola hidup sehat. Ada lagi Dharma Wanita sebagai wadah istri-istri para
pegawai negeri sipil maupun dharma pertiwi untuk istri para prajurit TNI.
pegawai negeri sipil maupun dharma pertiwi untuk istri para prajurit TNI.

52
Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan : Perubahan sosial melalui Pembelajaran Vocational skills pada
52 Keluarga Nelayan,
Anwar, Manajemen 2007, Bandung
Pemberdayaan : Alfabeta,
Perempuan hal 95.
: Perubahan sosial melalui Pembelajaran Vocational skills pada
Keluarga Nelayan, 2007, Bandung : Alfabeta, hal 95. 47 | P a g e
47 | P a g e
48 Jalan Sunyi Muhammadiyah
Ada lagi Organisasi perempuannya dari Ormas-ormas di Indonesia misal
Fatayat NU, Aisyiyah, Nasyiatul asiyiyah pada jajaran pemudinya, IPPNU,
KOHATI dan beberapa organisasi lain yang mewadahi aspirasi perempuan.

Berdasarkan pendekatan pembangunan mutakhir, maka pendekatan yang


digunakan adalah model pembangunan yang berpusat pada manusia yaitu
program pengembangan yang ditawarkan : dirancang, diorganisir,
dikendalikan, dan dikembangkan bersama masyarakat sasaran, sehingga
mampumeningkatkan kualitasnya untuk mengantisipasi dan menjawab
tatangan kehidupannya. Secara operasional strategi perubahan dan
pengembangan masyarakat yang dilakukan adalah memadukan strategi
pendidikan (educative strategy) dan strategi bujukan (persuasive strategy), yaitu
menyampaikan informasi dan fakta dengan maksud agar mereka akan
menggunakan informasi itu untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan
dan membujuk mereka dengan memberikan alasan, mendorong atau
mengajak mereka untuk mengikuti perubahan yang diinginkan.

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 48 | P a g e


49
50 Jalan Sunyi Muhammadiyah
BAB IV

MUHAMMADIYAH SEBAGAI CIVIL SOCIETY DALAM KEHIDUPAN


BERNEGARA

A. Sejarah singkat Perjalanan Ekonomi Muhammadiyah

Seperti kita ketahui, Muhammadiyah didirikan di kampung Kauman


Yogyakarta, pada 8 Dzulhijjah 1330 H (18 Nopember 1912) oleh seseorang yang
bernama Muhammad Darwis, yang kemudian dikenal dengan nama KHA Dahlan.
Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan
sebagai pedagang. Melihat keadaan umat Islam pada waktu itu dalam keadaan
jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak
hatinya untuk mengajak mereka kembali pada ajaran Islam yang sebenarnya
berdasarkan Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, beliau memberikan pengertian
keagamaan di rumahnya di tengah kesibukannya sebagai khatib dan para pedagang.

Indonesia memasuki abad ke-20 adalah sebuah negeri yang muram. Setelah
runtuhnya kekuasaan-kekuasaan monarkis di Nusantara, negeri ini terbelenggu oleh
kolonialisme. Hampir segenap sendi kehidupan terpasung secara semena-mena
bersamaan dengan munculnya berbagai praktik kolonialisasi yang sengaja
merampas dan mencengkeram hak dan hajat hidup kaum pribumi. Sejarah panjang
kolonialisme itu berlangsung berabad-abad, sadis dan serakah, serta menimbulkan
getir trauma dan cedera historis yang cukup parah.

Di sisi ekonomi, ada dualistic ekonomi atau dual-economic system (Boeke, 1966)
yang akhirnya berlaku dalam perekonomian Indonesia di masa kolonial, bahwa di
satu sisi terdapat sebagain kecil kelompok sosial (terutama para kapitalis Eropa)
yang melakukan aktivitas ekonomi secara kapitalis dan integral dengan pasar global.
Sementara di sisi lain terdapat sebagian besar kelompok sosial (mayoritas pribumi)

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 49 | P a g e


51
yang hidup dalam subsistence economy. Yaitu hidup secara pas-pasan hanya untuk
kebutuhan keseharian tanpa sentuhan pendidikan yang memadai, sehingga terpaksa
harus hidup bodoh dan terbelakang.

Di tengah kemuraman mayoritas kaum pribumi itu, secara tak terduga muncul
sekelompok kecil masyarakat pribumi yang perlahan bergerak sebagai pengusaha
industri dan pedagang yang kuat. Katakanlah mereka misalnya pengusaha industri
batik, rokok, kerajinan, pedagang perantara dan pedagang keliling di daerah seperti
Pekalongan, Yogyakarta, Surakarta, Kudus, Pariaman, Palembang dan Banjarmasin.
Kelompok ini adalah kelas menengah pribumi dan merupakan sebagian kecil dari
wiraswastawan pribumi yang mampu bersaing pada tingkat lokal dengan para
pengusaha dan pedagang Eropa, Cina, Arab, dan India yang lebih dulu
mendominasi sektor-sektor ekonomi. Sebagian besar kelas menengah pengusaha
dan pedagang pribumi ini memiliki latar belakang agama Islam dan ikatan sosial
yang kuat, satu hal yang sebenar-benarnya paradoks dengan mayoritas pribumi
yang umumnya Muslim.

KH Ahmad Dahlan di antara kelas menengah pribumi itu. Meskipun sosoknya,


barangkali hanya berupa ‘noktah kecil’ dalam kancah sejarah Indonesia yang
menjalani hidup sekadar berdagang batik dan menjadi Khatib amin di masjid agung
Kasultanan Ngayogyakarta. Namun ternyata, kehadiran dan kiprah KH Ahmad
Dahlan tidak hanya setapak noktah kecil itu, melainkan hadir dengan gagasan besar
yang mencerahkan di tengah kemuraman nasib bangsa yang masih meringkuk
dalam belenggu kolonialisme. Llewat kosmopolitanisme pergaulannya di jalur
perdagangan, perjalanan haji dan studinya ke Makkah, Kyai Ahmad Dahlan lantas
kerap terlibat dalam renungan-renungan serius, sampai akhirnya berpikir keras
untuk mengambil jalan baru perubahan sosial demi tumbuh dan berkembangnya
Islam berkemajuan ; sebuah reaksi segar untuk mengatasi keterbelakangan kaum
pribumi, serta pembodohan dan pemiskinan akibat kolonialisasi yang terus
berlangsung secara sistemik. Pikiran keras dan renungan serius itulah yang

50 | P a g e
52 Jalan Sunyi Muhammadiyah
melahirkan gagasan-gagasan besar sampai akhirnya memicu kelahiran
Muhammadiyah pada 18 November 1912.

Kemunculan sebuah gerakan Islam, seperti Muhammadiyah, merupakan hasil


dialektika, pencarian titik temu antara teks dan konteks. Refleksi kritis terhadap
hakikat ajaran agama yang pada gilirannya akan mengkristal menjadi sebuah
keharusan memainkan peranan kekhalifahandalam masyarakat dan sejarah
kemanusiaannya. Persoalannya, antara dunia yang diharapkan (das sollen) dan
realitas historis (das sein) terkadang sering tidak selaras. Dalam kornteks sintes
idealitas dan realitas di atas, Muhammadiyah merumuskan dirinya sebagai hasil
dialektika dari refleksi teologisnya berkelindan secara historis dengan pemahaman
terhadap realitas masyarakat yang sedang terjajah saat itu. Di sinilah KH Ahmad
Dahlan beserta murid-muridnya bertekad bulat membentuk sebuah organisasi sosial
keagamaan bernama Muhammadiyah.53 Pilihan ini didasarkan pada telaah atas
kondisi sosio-kultural masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam pada masa
penjajahan dulu. Paling tidak mengemuka tiga kekuatan yang mengepung ummah
Islam pada masa awal ke-20 itu, yaitu Modernisme, Tradisionalisme dan Jawaisme.54

Senada dengan Deliar Noer55 agaknya cukup tepat dalam memformulasikan


kondisi itu, ketika dia menulis ;

“Kira-kira pada pergantian abad ini banyak orang Islam Indonesia mulai
menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin berkompetisi dengan kekuatan-
kekuatan yang menantang dari pihak kolonialisme Belanda, penetrasi Kristen dan
perjuangan untuk maju di bagian-bagian lain Asia apabila mereka terus
melanjutkan kegiatan dengan cara-cara tradisional dalam menegakkan Islam.
Mereka mulai menyadari perlunya perubahan-perubahan, apakah ini dengan

53
Markus, Sudibyo dkk, Menuju Peradaban Utama : Membedah Peran Muhammadiyah di Ruang Publik, 2011,
Jakarta : Al-Wasath dan Civil Islamic Institue, hal 79.
54
Abdullah, Taufik, Islam dan Masyarakat : Pantulan Sejarah Indonesia, Cet. 1, 1987, Jakarta : LP3ES, hal 91.
55
Noer, Deliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, 1982, Jakarta : LP3ES, hal 37,

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 51 | P a g e


53
menggali mutiara-mutiara Islam dari masa lalu yang telah memberi kesanggupan
kepada kawan-kawan mereka seagama di Abad Tengah untuk mengatasi Barat
dalam ilmu pengetahuan serta dalam memperluas daerah pengaruh atau dengan
mempergunakan metode-metode baru yang telah dibawa ke Indonesia oleh
kekuasaan kolonial serta pihak misi Kristen.”

Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), sebagaimana yang dikutip oleh
Syafi’i Ma’arif menyatakan bahwa ada tiga faktor yang mendorong lahirnya gerakan
Muhammadiyah.56

1. Keterbelakangan serta kebodohan umat Islam Indonesia di hampir semua aspek
kehidupan
2. Kemiskinan yang sangat parah diderita umat Islam justru dalam suatu negeri yang
kaya seperti Indonesia.
3. Keadaan pendidikan Islam yang sudah dangat kuno.

Rentang kiprah Muhammadiyah yang demikian panjang sejak kali pertama


digerakkan, hingga seratus tahun usianya, telah banyak mewarnai sendi-sendi
kehidupan bangsa Indonesia. Bahkan Muhammadiyah terbukti mampu
menghasilkan sosok tokoh dan pemimpin besar yang turut andil dalam memastikan
arah yang dituju oleh dan untuk masa sepan bangsa Indonesia. Para tokoh dan
pemimpin Muhammadiyah itulah, yang secara sukarela membaktikan hidupnya
mengemudikan dan mengawal Muhammadiyah agar tetap konsisten berpijak pada
khittah perjuangannya. Sehingga dapat dipastikan kehadiran Muhammadiyah
bukan hanya sekedar rutinitas sejarah. Melainkan juga : jawaban atas dialektika dan
tuntutan zaman yang terus bergerak.

Namun, dalam kiprah perkembangan seratus tahun perjalanan persyarikatan


dalam pentas kebangsaan di Tanah air, dalam ranah aktivitas ekonomi ternyata
belum berjalan optimal, bahkan berjalan optimal, bahkan dinilai terdegradasi.

56
Maarif, Syafi’i, Islam dan Masalah Kenegaraan, 1986, Jakarta : LP3ES, hal 66.

52 | P a g e

54 Jalan Sunyi Muhammadiyah


Muhammadiyah hanya sebagai gerakan sosial dan dakwah, bukan gerakan ekonomi
yang digerakkan oleh para saudagar Muhammadiyah . Padahal sejarah mencatat,
KH Ahmad Dahlan adalah seorang pengusaha batik dan kerap berdagang di
berbagai kota di Jawa. Dalam perjalanan dagangnya, Kyai Dahlan selalu singgah
bersilaturrahmi kepada para alim setempat, membicarakan perihal agama Islam dan
masyarakatnya. Perjalanan demikian, selain berdagang juga dimaksudkan
mempelajari sebab-musabab bahwa banyak warga Muhammadiyah berprofesi
sebagai pedagang. Warga Muhammadiyah di Sumatera Barat, Solo, Yogyakarta,
Pekalongan, Pekajangan Tasikmalaya, Garut dan lain-lain adalah aktivis
Muhammadiyah sekaligus aktivis bisnis di daerahnya.

Implikasi dari profesi ganda seperti itu menjadikan Muhammadiyah cukup


disegani. Banyak kegiatan organisasi Muhammadiyah didanai secara swadaya,
tanpa terlalu tergantung pendanaan dari rezim yang berkuasa. Bisa jadi kuatnya
kultur dan mental pebisnis warga Muhammadiyah menjadikan Muhammadiyah
sukup mandiri dalam mengelola organisasinya. Kuatnya jiwa enterpreneurship
(wiraswasta) menciptakan kultur aktivisme warga yang mandiri, disegani dan
diperhitungkan oleh kawan dan lawannya.

Namun, seiring perkembangan zaman yang terus berputar seiring kondisi


sosial, ekonomi dan politik yang memberikan dampak pada ide-ide dan karya-karya
besar warga Muhammadiyah pada perkembangan berikutnya menjadi berkurang
sehingga terperangkap pada aktivisme rutinitas organisatoris dan pengelolaan amal
usaha yang bersifat duplikasi tanpa diiringi pemahaman terhadap roh dan substansi
orientasi arah pendirian amal usaha. Refleksi menjadi berkurang dan banyak warga
Muhammadiyah yang asyik dan bangga dengan banyaknya penjumlahan amal
usaha. Dalam membangun etos bisnis dalam persyarikatan Muhammadiyah, dua
sasaran yang perlu dijadikan pertimbangan, yakni sasaran kelembagaan dan sasaran
individual warga Muhammadiyah. Berangkat dari kondisi inilah pada Muktamar 42
di Malang menegaskan tentang optimalisasi kinerja Majellis Ekonomi dan

53 | P a g e
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 55
Kewirausahaan mulai dari pusat hingga ranting. Hal ini perlu stimulus baik secara
kulturan maupun struktural agar memperuncing misi besar dakwah melalui
ekonomi dan berdikari dalam ekonomi Muhammadiyah.

B. Implementasi Muhammadiyah Dalam Perekonomian Indonesia57

Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam yang memiliki amal usaha baik
di bidang pendidikan, rumah sakit dan panti asuhan. Hal ini jika dilihat dari
pandangan humanitas, gerakan Muhammadiyah dapat dilihat sebagai sebuah
dikotomi antara subyek dan objek gerakan. Muhammadiyah memposisikan orang-
orang yang kaya (mampu secara iman dan materi), sementara golongan orang yang
lemah (baik lemah secara iman mauun materi) sebagai objek. Hal ini bisa dilihat dari
pola awal semangat yang dibangun oleh pendiri Muhammadiyah, yakni KH Ahmad
Dahlan beserta pemimpin-pemimpin persyarikatan lainnya. Pada saat itu, para
pengurus adalah orang-orang yang suah mapan ekonominya dan tergolong sebagai
kelompok elit muslim puritan. Mereka sebagai kaum borjuis yang rasional dan
individualis maupun mandiri, namun tidak egois. Hidup sederhana dan etos kerja
yang saleh-asketis dengan harta kekayaan yang diperlehnya sendiri, mengabdikan
dirinya secara rajin dan jujur pada aktivitas bisnis dan sosial-keagamaan sekaligus.

Spirit surat Al-Ma’un bukan sekadar pendirian panti asuhan yatim piatu dan
rumah sakit, namun lebih dari itu adalah suatu bentuk kritik atas kecenderungan
elitisme dan kapitalisasi keagamaan dan komunitas muslim kaya di masa itu
sebagaimana kritikan surat At-Takatsur oleh para tokoh pendiri Muhammadiyah
sesuai penafsiran yang mendalam. Sementara legenda surat Ali-Imran ayat 104 lebih
bisa dipahami sebagai rasionalisasi managerial gerakan dakwah pengembangan
kebaikan sosial (Al-Kairat, Al-Ma’rufat), peniadaan atau pencegahan ketidakadilan
sistem (Al-Munkarat).

57
Lihat, Malik, Nazaruddin dkk, Gerakan Ekonomi Muhammadiyah : Kajian dan Pengalaman Empiris, 2010, Malang
: UMM Press.

54 | P a g e

56 Jalan Sunyi Muhammadiyah


Tidak hanya berhenti disitu, aktualisasi kesadaran mereka diwujudkan dalam
suatu gerakan sistematis yang didasarkan pada semangat rasionalitas. Akibatnya,
Muhammadiyah berhasil melakukan akumulasi sumberdaya yang berasal dari
kesediaan pengurusnya untuk menginfaqkan sumber daya yang dimilikinya. Oleh
karena itu, dalam pengembangan berbagai amal usaha-usaha gerakan ini,
menyebabkan Muhammadiyah lebih mudah diapresiasi golongan menengah ke atas.

Apa yang diuraikan tersebut menunjukkan bahwa ada kata kunci yang menjadi
pilar keberhasilan Muhammadiyah dalam melakukan akumulasi modal baik
material, sosial, maupun spiritual. Kata kunci tersebut adalah adanya kesadaran dan
keberdayaan orang-orang Muhammadiyah (Pimpinan dan anggota) dalam ber-
Muhammadiyah. Orang-orang Muhammadiyah sangat menyadari akan posisinya
sebagai kelas menengah yang memiliki surplus ekonomi dibandingkan kebanyakan
orang.

Untuk menggali doktrin dan etos ekonomi Muhammadiyah, ada baiknya


mengutip apa yang dikemukakan Mulyadi (Kompas:2005, dalam Malik dkk:2010). Ia
mengatakan bahwa gerakan Muhammadiyah di Indonesia mirip dengan reformasi
protestan itu. Kata Mulyadi, kaum protestan dan Muhammadiyah sama-sama
bersemboyan ‘Kembali pada Kitab Suci’, sama-sama menjunjung nalar serta menolak
semua elemen magis (takhayul, bid’ah, dan khurafat) dalam pencarian keselamatan,
sama-sama merasionalkan doktrin agama melalui purifikasi iman dan ijtihad untuk
meraih kemajuan, sama-sama bekerja sistematis melalui penggunaan birokrasi
modern, dan sama-sama mengadopsi innerworldy asceticism untuk mengubah dunia.

Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, oleh Mulyadi digambarkan sebagai


seorang muslim puritan yang asketis sekaligus seorang saudagar. Islam reformed
yang dianutnya kemudian mewujud dalam perilaku bisnisnya (etos kerjanya) yang
“cerdas, rajin, pekerja keras, jujur, tekun, suka membantu, sangat sosial”. Ia hidup
sederhana, saleh-asketis, dan mandiri. Ia mengabdikan dirinya secara total pada

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 55 | P a g e


57
aktivitas bisnis dan sosial-keagamaan sekaligus. Pengikut Dahlan semakin
terbentuk. Kata Mulyadi, para kapitalis Yogyakarta pada zaman itu memang
didominasi oleh Kaum Muhammadiyah. Apa yang dilakukan oleh Dahlan sejatinya
adalah sebuah reinterpretasi doktrin keislaman agar sejalan dengan aspirasi dunia
modern yang bersendikan rasionalitas dan bernapaskan kemajuan. Islam dan
kemajuan, dengan demikian direkonsiliasikan.

Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah yang menjalankan prinsip


rasionalitas dan modern. Ketika gerakan Muhammadiyah dengan isu sentral
pemurnian agama yang dipelopori oleh kaum pedagang seperti di Laweyan (Solo)
dan Pekajangan (Pekalongan), gerakan ini melahirkan rasionalitas Islam. Yang mana
tidak mau kompromi dengan budaya lokal atau beragam ritual lokal dan sebagainya.
Semua kegiatan ritual yang dianggap membuang uang karena harus mengadakan
berbagai upacara ditransformasikan menjadi kegiatan yang lebih produktif berupa
aktivitas sosial. Sehingga surplus ekonomi para pedagang Muhammadiyah tidak
digunakan untuk mengadakan selamatan atau untuk mendoakan orang yang sudah
meninggal (seperti tradisi semula), melainkan digunakan untuk membangun
sekolah, rumah yatim piatu, dan pelayanan kesehatan. Inilah sumbangan terbesar
dari gerakan purifikasi Islam, yaitu ketika biaya ritual konsumtif beralih menjadi
sebuah gerakan sosial yang produktif.
Kiprah yang dilakukan Muhammadiyah pada awal pergerakannya tersebut
menjadi contoh dalam sejarah yang menunjukkan bahwa keberhasilan dalam proses
transformasi menuju kemajuan masyarakat ditentukan oleh keberadaan kelompok
pembaru sebagai ujung tombak dan pengawal proses transformasi. Tanpa kelompok
pembaru, proses transformasi akan berisiko mandeg atau cenderung keluar dari jalur
yang diinginkan. Apalagi ketika itu, tekanan dari kaum kapitalis dan feodal sangat
mencolok.
Sebagai organisasi yang bergerak di bidang dakwah, program pemberdayaan
ekonomi umat yang dijalankan persyarikatan pada dasarnya adalah kegiatan

56 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
58
dakwah, yaitu dakwah Bil Hal. Teologi dan doktrin Islam mengajarkan untuk
berbuat nyata. Dalam kerangka dakwah ekonomi, ada empat pokok pikiran yang
dijadikan framework materi dakwah ekonomi Muhammadiyah sebagai
pengejawantahan dakwah Bil Hal, yakni :
Pertama, menanamkan dan mengembangkan semangat dan etos kerja Islami.
Etos kerja menjadikan pertimbangan penting dalam meningkatkan peran
Muhammadiyah dalam pemberdayaan ekonomi. Meningkatkan etos kerja warga
Muhammadiyah dapat dilakukan dengan pendekatan teologi bahwa kerja
merupakan ibadah. Banyak bukti teologi komparatif yang telah menyebutkan betapa
pentingnya etos kerja dilihat dari dimensi keagamaan. Dalam kaitan ini, ada
beberapa pesan yang dapat dikaji kembali yakni mencari nafkah adalah ibadah bagi
setiap muslim, rajin dan tekun dalam mencari nafkah, hemat, karena boros adalah
perbuatan syaitan, dan ikhtiar dengan segala cara agar mencapai keberhasilan.
Kedua, menanamkan dan mengembangkan etika bisnis Islami. Hal ini penting
dalam kaitan dengan ajaran teologis bahwa mencari nafkah secara halal dan jujur,
oleh karenanya menjauhi cara-cara mendapatkan rizki dari pekerjaan, kegiatan
usaha atau cara yang diharamkan.
Ketiga, menumbuhkan semangat tolong menolong (ta’awun) antara sesama
warga di dalam bidang ekonomi untuk membangun kekuatan bersama dan dapat
memecahkan berbagai permasalahan dalam menjalankan usaha bersama.
Keempat, mendorong semangat pemberdayaan yang bertumpu kepada
kekuatan dan kemampuan bersama warga masyarakat itu sendiri (community base
development).
Selanjutnya dalam pengembangan ekonomi Muhammadiyah, prinsip-prinsip
yang dianut adalah :
a. Prinsip Rahmatan lil ‘alamiin, terutama menjadi rahmat bagi :
- Organisasi Muhammadiyah dan warga Muhammadiyah
- Umat Islam di Indonesia
- Indonesia dan Bangsa Indonesia

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 57 | P a g e


59
- Umat manusia
- Semua makhluk Allah SWT
b. Prinsip dakwah Bil-hal, yang :
- Fastabiqul khairat
- Uswatun Khasanah
- Khaira ummah
c. Prinsip gerakan berkemajuan (pemoderenan)
d. Prinsip Kewirausahaan

Semua prinsip itu ideal dalam bentuk aksi konkret yang terukur dan terkendali
melalui stategic plan dan annual yang akuntabel.

Dalam implementasi prinsip selama ini, diperlukan pendekatan program


antara lain :
a. Membangun kesadaran dan kekuatan ekonomi umat pada tingkat akar rumput.

Sasaran pendekatan ditujukan kepada MEK (Majelis Ekonomi dan


Kewirausahaan) PDM, sebab PDM yang memiliki basis akar rumput di tingkat
ranting. Dalam kaitan itu, perlu disosialisasikan Dakwah Ekonomi Jama’ah yang
mencakup :

1. Etos kerja Islami


2. Etika bisnis Islami
3. Ta’awun di bidang ekonomi
Dalam dakwah ekonomi jama’ah diharapkan ditumbuhkan sejumlah
kesadaran baru (new awearness) di kalangan akar rumput Muhammadiyah, yakni :
- Kesadaran transformatif, yang dimaksud adalah mengubah pola berpikir warga
Muhammadiyah dari cara berpikir irrasional menjadi rasional, cara berpikir
bekerja jangka pendek menjadi cara berpikir jangka panjang, bekerja individual
menjadi bekerja kolektif/ kelembagaan

58 | P a g e

60 Jalan Sunyi Muhammadiyah


- Kesadaran kejamaahan, yang dimaksudkan untuk membangun untuk
membangun kesadaran bahwa melalui silaturahmi, ta’aruf, ta’awun dan takaful di
bidang ekonomi, maka Muhammadiyah merupakan potensi ekonomi yang
sangat besar.
- Kesadaran kejuangan, yang dimaksudkan untuk membangun kesadaran
bersama untuk berjuang membebaskan diri dari kekuatan luar yang telah
mengeksploitasi dan menghisap mereka secara ekonomi.
b. Pembentukan dan pengembangan kelembagaan di bidang ekonomi
Kelembagaan di bidang ekonomi tersebut haruslah merupakan wadah kerjasama
warga Muhammadiyah dalam berbisnis dan sekaligus untuk memecahkan secara
bersama masalah-masalah yang dihadapi di bidang ekonomi,antara lain ;
pembentukan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM), koperasi, perusahaan
perseroan terbatas terutama di bidang distribusi, kelompok-kelompok usaha,
pendirian jaringan toko, dan lain-lain.
c. Pembinaan kapabilitas anggota/ warga selaku pengusaha mikro dan pengusaha
kecil
Langkah yang dilakukan misalnya melakukan pelatihan ketrampilan usaha yang
dijalankan oleh berbagai Kursus Latihan Kerja dan Balai-balai ketrampilan dan
lain-lain.
Dengan memahami Muhammadiyah yang sejatinya reformis, puritan dan
modernis itu, sebagai arah baru studi dan pendalaman ke depan, seharusnya
Muhammadiyah memilih beberapa doktrin yang relevan dengan tuntutan era
globalisasi dari khazanah doktrin keislaman yang begitu luas. Misalnya saja,
bagaimana mengelaborasi dan lalu mendayagunakan secara tuntas (1) Doktrin
Rahmatan Lil Alamin, (2) Doktrin Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, (3) Doktrin Akhlaqul
Karimah, (4) Doktrin Kerja sebagai Amanah dan Ibadah, dan (5) Doktrin Fastabikhul
Khoirot.

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 59 | P a g e


61
Sudah barang tentu doktrin-doktrin tersebut tetap setia pada akidah dasar
keislamannya untuk menjawab kebutuhan di atas. Serta pada saat yang sama di sisi
yang lain mampu menghentikan kemunafikan, lemahnya tanggungjawab, rapuhnya
watak, masih bercokolnya jiwa feodalisme, kegemaran pada takhayul, serta budaya
korupsi dan kolusi seperti yang ditengarai oleh Mochtar Lubis (Manusia
Indonesia,1977). Doktrin yang dipilih itu harus mampu sebagai pisau bermata dua ;
mampu membabat yang busuk dan buruk serta mengukir yang baik dan indah,
sekaligus dan serentak. (Simano (2007) dalam Malik dkk (2010))

Jika dikembalikan pada Muhammadiyah sebagai gerakan, maka kaderisasi


dalam Muhammadiyah harus diarahkan untuk membentuk kader pembaru ekonomi
yang menjadi cikal bakal kelas menengah ekonomi di Indonesia. Dengan
kemampuan finansial, managerial dan organisasional Muhammadiyah yang sudah
cukup besar saat itu, sudah seharusnya apa yang dimiliki tersebut ditransformasikan
ke dalam praksis gerakan membangkitkan etos ekonomi melalui pendidikan,
program pembinaan, pendampingan dan advokasi yang mengarah pada
pembangunan budayaunggul di bidang gerakan ekonomi.

C. Muhammadiyah dan Kelas Menengah Ekonomi

Dari perspektif ekonomi, kondisi sosial masyarakat dapat dipotret sebagai


konsekuensi logis struktur perekonomian yang sedang terjadi dalam suatu
komunitas. Perspektif ekonomi dari seorang ekonom strukturalis dan penerima
nobel di tahun 1979 yakni Arthur Lewis. Kerangka pemikiran yang dikembangkan
berpangkal dari suatu model sederhana pembangunan ekonomi negara sedang
berkembang yang sering disebut Lewis’s two sector model. Model sederhana ini
menjadi mainstreams dan menjadi acuan bagi banyak pemikir lainnya tentang
ekonomi negara sedang berkembang. Model Lewis yang dimaksud meliputi dua
sektor ekonomi, yakni sektor tradisional dan sektor modern.

60 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
62
Sektor tradisional mencakup kegiatan pertanian, peternakan, dan perikanan
rakyat di luar daerah perkotaan serta berbagai kegiatan informal di perkotaan. Sektor
modern mencakup tidak saja industri manufaktur tapi juga lingkup usaha
perdagangan, perkebunan dan pertambangan. Tolok ukur pembeda antara dua
sektor tersebut terletak pada orientasi kegiatannya. Pada sektor tradisional, kegiatan
ekonomi berkisar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi (subsistence economy).
Sedangkan sektor modern terdapat kegiatan produksi dengan menggunakan
peralatan modal dan tenaga kerja bayaran. Produksi diatur dan dikelola oleh
golongan pemilik modal dan atau para enterpreneur. Hasil produksinya dijual untuk
memperoleh laba.

Muhammadiyah yang berbasis kelas menengah telah berhasil melakukan


transformasi kesadaran produktifitas ekonomi. Padahal, konsekuensi logis pada era
industrialisasi maju dibutuhkan kelompok pembaru yang disebut dengan kelas
menengah. Ditengarai tentang lemahnya etos ekonomi di kalangan Muhammadiyah
ini seiring dengan kuatnya trend perilaku kelas menengah baru yang kontra
produktif dengan dunia modern. Justru yang terjadi adalah ekses negatif perilaku
ekonomi kelas menengah baru seperti konsumtif, boros, tidak mandiri, santai dan
pasti tidak produktif. Juga tidak mampu melihat persoalan sosial dengan tingkat
kepekaan yang tajam.

Di sinilah letak tantangan yang cukup berat bagi Muhammadiyah. Di satu sisi
Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi yang berbasis kelas menengah dan
memiliki potensi kemampuan melakukan pembaruan dalam dinamika modernitas
ekonomi. Di sisi lain, Muhammadiyah dihadapkan pada kecenderungan perilaku
kelas menengah baru di kalangan masyarakat yang cenderung kontra produktif.

Di sisi lain, terkait basis Teologi Muhammadiyah yang berpihak pada kaum
lemah menjadi perhatian khusus dalam menyelaraskan gerakan. Yakni sebagai
gerakan yang bermasa kelas menengah-elit, namun gerakannya harus senantiasa pro

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 61 | P a g e


63
terhadap kaum lemah. Maka di sini peran Muhammadiyah dalam melakukan
transformasi paradigma terhadap kelas menengah-elit yang cenderung hedonis dan
tidak produktif untuk ber-fastabiqul khairat dalam berderma maupun ber-amar ma’ruf
nahi mungkar yang tiada lain niatnya karena Allah Ta’ala.

62 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
64
BAB V

MUHAMMADIYAH DAN PEMBERDAYAAN MANTAN PSK

a. Teologi Al-Maun sebagai Ruh Pemberdayaan Muhammadiyah

Kemiskinan dan ketertindasan selalu ada dan menjadi bagian dari problem yang
menjadi isu abadi. Islam sering menyebut istilah kemiskinan danketertindasan
dengan dua payung kata kunci, yakni dhuafa58 atau mustadh’afin59. Dalam konteks
kontemporer, pemahaman tentang kemiskinan dan ketertindasan lebih banyak
berkaitan dengan problem otoritas dan struktural. Oleh karena itu penyebutan
kemiskinan dan ketertindasan lebih tepat menggunakan ungkapan “mustadh’afin
kontemporer”. Karakteristik mustadh’afin antara lain:60

1. Mereka adalah individu dan atau kelompok sosial yang berada dalam posisi
“minoritas” (qolil) baik secara kuantitatif dan atau kualitatif.
2. Mereka merupakan individu dan atau kelompok sosial yang menderita
kerentanan terhadap penindasan terstruktur baik oleh kebijakan politik, ekonomi
dan sosial (istidh’af).
3. Mereka dalah individu dan atau kelompok sosial yang belum terbebas dari rasa
takut (khawf) dan karenanya juga tidak memiliki keberanian untuk melakukan
perlawanan tehadap penindasan.

Adanya pemaknaan mustadh’afin kontemporer bukan tanpa maksud, artinya


dengan adanya tafsir kekinian terkait kaum mustadh’afin kekinian yang jumlahnya
semakin banyak karena mencakup segala lini struktur sosial masyarakat yang
dilemahkan secara struktural. Selain itu, individu dan atau kelompok-kelompok

58
“Orang yang lemah” dalam arti bawaan sejak lahir atau karena musibah dan kecelakaan (QS. At-Taubah 9:91)
59
“orang yang dilemahkan atau ditindas” oleh pihak lain yang lebih berkuasa dan ketat(QS al-Anfal 8:26)
60
Baidhawy, Zakiyuddin, Teologi Neo Al-Maun : Manifesto Islam menghadapi Globalisasi Kemiskinan Abad 21, 2009,
Yogyakarta:Surya Sarana Grafika, hal 103.

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 63 | P a g e


65
tertindas dan termiskinkan itu juga jangan sampai direduksi menjadi sekedar
golongan-golongan yang berhak menerima zakat. Namun yang dibutuhkan adalah
sikap, perilaku, dan kebijakan yang mencerminkan keberpihakan kepada kaum
lemah dan tertindas ini sekaligus upaya konkrit memperkuat posisi sosial, ekonomi
dan politik mereka. (Baidhawy, 2009:110)

Sayang sekali, kebanyakan orang lupa tentang implikasi yang sesungguhnya dari
kesenjangan dan ketidakadilan karena mabuk oleh cara berpikir tentang uang sebagai
kekayaan. Uang adalah klaim tentang kekayaan. Hanya angka yang ada dalam otak
sebagian besar penduduk dunia sekarang ini. Gambaran berikut menunjukkan suatu
sistem kemaruk ysng beraliansi dengan kepentingan-kepentingan korporasi, daripada
aliansi dengan kepentingan kemanusiaan dan lingkungan alam. 61

Sistem semacam ini tak dapat dipungkiri telah merampas kekayaan dan
kekuasaan dari mayoritas ke minoritas; menciptakan konsentrasi kekayaan dan
kekuasaan yang terus meningkat untuk segelintir orang, sehingga mendorong gaya
hidup extravagan yang mubadzir, boros, dan sia-sia pada sebagian kecil orang, dan
pada saat yang sama melahirkan deprivasi dan perbudakan bagi bilyunan orang; dan
mempercepat kehancuran kekayaan alam yang telah merampas kehidupan bilyunan
penduduk bumi. Kecenderungan semacam ini akan menjegal nasib umat manusia
jika dibiarkan terus berlanjut.(Baidhawy, 2009:118-119)

Ide tentang pemihakan dalam kerangka Islam transformatif juga ditunjukkan


melalui ungkapan ummah wasath. Secara wasath adalah sesuatu yang terletak di antara
dua ujung, kata ini tertulis 5 kali dalam al-Qur’an. Merujuk pada makna yang
dikandung dalam ayat-ayat al-Qur’an, wasath mencakup tiga pengertian yaitu:
pertama, tengah-tengah (Al-Baqarah 238). Kedua, adil (al-Baqarah 143). Ketiga dari
wasath adalah terbaik (al-Maidah 89). Sehingga nyata bahwa Mulim transformatif
adalah manusia yang memiliki karakter jelas sebagai pejuang radikal untuk

61
Ibid, hal 117.

64 | P a g e

66 Jalan Sunyi Muhammadiyah


menegakkan keadilan dan kemanusiaan dengan cara-cara nirkekerasan atau
moderat. Memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan dengan kesabaran (upaya
sistematik) adalah tanda Muslim transformatif. Ketika diperlukan, mereka harus
berjuang menegakkan hukum dan kondisi sosial yang sepadan dengan martabat
kemanusiaan.62 Terlebih bagi orang yang beriman.

Sebagaimana tercantum dalam surah Al Baqarah (2):128; Al Baqarah (2):143; Al


Baqarah (2):213; Ali Imran (3):104; serta surah Ali Imran (3):110. Selain itu juga
memiliki ciri-ciri umum sebagai entitas civil Islami yang bercirikan antara lain :63

1. Melaksanakan fungsi sebagai public sphere atau ruang publik yang independen,
bebas dari campur tangan negara dan pasar.
2. Bertumpu pada kekuatan komunitas basis, serta didukung oleh solidaritas
kolektif atau interaksi dinamis antar kelompok dan jaringan, serta cohessiveness
antar anggota komunitas.
3. Sebagai modal sosial (social capital), penyeimbang terhadap proses demokratisasi
dan good governance.
4. Menjunjung tinggi nilai dan martabat kemanusiaan, menghargai perbedaan, anti
kekerasan, mengedepankan musyawarah mufakat.
5. Menuju terwujudnya masyarakat Islami yang berkemajuan.
6. Didukung oleh sistem gerak Islami, organisasi dan kepemimpinan, sumber daya
manusia yang berkualitas, serta kesinambungan aksi dan pelayanan.
7. Realitas masyarakat Islam adalah tatanan dan kondisi ideal masyarakat yang
selalu berubah dan berkembang, sesuai kondisi dan harapan pada suatu tempat
dan waktu tertentu.

Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam yang bergerak dalam ranah
sosial-keagamaan dengan konsep teologi al-Maun. Bukan rahasia umum lagi jika dari

62
Ibid, hal 125.
63
Baidhawy, Zakiyuddin, Teologi Neo Al-Maun : Manifesto Islam menghadapi Globalisasi Kemiskinan Abad 21, 2009,
Yogyakarta:Surya Sarana Grafika, hal ix-xi.

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 65 | P a g e


67
pemahaman teologi Al-Maun Muhammadiyah yang termanifestasikan melalui
lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah, Rumah Sakit maupun Pusat
Kesehatan Umat (PKU), Panti Asuhan maupun Swalayan serta amal usaha lainnya.
Usaha-usaha tersebut tiada lain dengan misi mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenr-benarnya untuk baldatun thoyyibatun wa Rabbun ghofur (Negeri yang aman
sentosa). Berbasis semangat Agama, Muhammadiyah senantiasa mencoba
menterjemahkannya dalam praktik sosial dalam menyelesaikan persoalan umat
dimanapun dia berada, dengan misi pembebasan dari ketertindasan (baik secara
politis, ekonomi maupun sosial) terutama bagi kaum mustadh’afin atau kaum lemah
(pemaknaan 8 ashnaf kontemporer). Melalui peran serta segenap akar rumput kader
maupun simpatisannya, baik yang duduk dalam jabatan stuktural ataupun tidak.

Berikut adalah kelompok-kelompok Mustadh’afin kontemporer :64

1. Faqir, Definisi Faqir sering tumpang tindih dengan miskin. Untuk membedakan
faqir dari miskin, setidaknya ada dua ciri utama mereka yang masuk dalam
kategori faqir ini, yakni orang yang tidak mempunyai apapun, dan orang-orang
yang cacat jasmani (al-Mawardi, tt.:vol.2,374). Dua ciri ini menandakan bahwa
faqir adalah orang yang cacat jasmani (karena bawaan atau aksiden), atau cacat
ketrampilan dan dengannya ia tidak memiliki penghasilan, tidak produktif atau
rendah produktivitasnya (unproductive or low productivity).
2. Miskin. Orang miskin adalah mereka yang sehat jasmaninya dan memiliki harta
namun tidak mencukupi (al-Mawardi, tt.: vol.2, 374-376). Ciri lain orang miskin
adalah lemah dalam hal pekerjaan (al-Tabari,1992: vol. 6,396). Dua ciri ini
menunjukkan bahwa apa yang disebut miskin adalah orang-orang yang secara
jasmani sehat sehingga memungkinkan untuk bekerja secara normal namun
pendapatan mereka jauh dari mencukupi kebutuhan yang layak. Kategori ini
dapat diperluas mencakup mereka yang rendah pendapatannya (low income), dan

64
Baidhawy, Zakiyuddin, Teologi Neo Al-Maun : Manifesto Islam menghadapi Globalisasi Kemiskinan Abad 21, 2009,
Yogyakarta:Surya Sarana Grafika, hal 105-110.

66 | P a g e
68 Jalan Sunyi Muhammadiyah
akibatnya rendah permintaannya akan kebutuhan-kebutuhan (low demand), dan
rendah investasi (low investment), serta tidak memiliki pasar (makerless).
3. Amil. Amil adalah mereka yang memilikitanggungjawab khusus mengurus zakat,
sejak mengumpulkan sampai mendistribusikan. Amil bisa berupa individu
maupun lembaga resmi yang mengelola pengambilan sekaligus pemanfaatan
zakat. Kini lembaga-lembaga pengelola zakat telah berbentuk badan hukum dan
diakui keabsahannya melalui undang-undang zakat. Tentu saja manajemen
berhak untuk mengambil sebagian hasil zakat itu untuk menggaji pegawainya.
4. Mu’allaf. Sebutan mu’allaf ditujukan kepada mereka yang memperoleh atau
menerima pemberian zakat dengan maksud untuk menjinakkan, membujuk atau
melembutkan hati mereka terhadap Islam. Menurut al-Mawardi, mereka terbagi
ke dalam dua kelompok : (1) Kaum Muslim : yang niatnya untuk memeluk agama
Islam masih lemah, kemudian diberi bagian zakat dengan maksudagar mereka
mengurungkan niatnya; dan mereka yang condongke Islam kemudian diberi
bagian zakat agar menjadi muslim (al-Mawardi, tt.: vol. 2,374-376). Dengan
demikian mu’allaf adalah orang-orang yang perlu dibujuk dan jinakkan hatinya
melalui pemberian sesuatu untuk kepentingan kemaslahatan kaum Muslim secara
umum.
5. Riqab. Riqab adalah bentuk jamak dari Raqabah. Kata ini berarti budak atau
hamba sahaya yang dibeli dengan cara diundi. Ungkapan wa fi al-riqab dimaknai
sebagai aspek-aspek yang berhubungan langsung dengan kemaslahatan umum
(al-mashalih al-‘ammah), yakni bahwa peruntukan zakat dapat disalurkan untuk
memerdekakan budak, atau diberikan kepada orang Muslim yang tidak
memperoleh penghasilan memadai untuk menebus dirinya sendiri kepada
majikannya meski ia telah bekerja keras dengan segala daya (al-mukatabun) (al-
Zuhayli, 1991: vol. 9, 261;271). Islam berbicara tentang budak terkait dengan
perintah untuk memerdekakan mereka melalui berbagai cara : seperti membayar
diyat pembunuhan, kafarat melanggar sumpah, kafarat bagi mereka yang
menarik kembali zihar terhadap istri. Meskipun sistem perbudakan sudah

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 67 | P a g e


69
dihapuskan, praktek-prakteknya secara terselubung masih terus hidup hingga
sekarang. Karena kebutuhan zaman dan tingkat kompleksitas perbudakan
kontemporer, definisi riqab perlu diperluas meliputi mereka yang menjadi korban
trafficking, yakni jual beli anak-anak maupun kaum perempuan, terutama untuk
pekerja seks komersial dan kejahatan lainnya.
6. Gharim. Gharim adalah orang yang terjerat oleh hutang. Hutang bisa untuk
kepentingan konsumtif maupun produktif. Hutang dimana jumlahnya sudah
terlampau berat dan si gharim tidak memiliki kekayaan apa pun untuk menutupi
hutangnya karena pailit, maka hutang semacam ini dapat dibayar dari
pembayaran zakat (zakat fund) tanpa memandang apakah hutangtersebut berada
di bawah kontrak untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan umum.
Beberapa contoh hutang dalam kontrak pertama adalah pinjaman untuk orang
sakit, menikah, kerugian dalam bisnis atau kepemilikan, biaya sekolah dan
sebagainya. Contoh-contoh untuk hutang dalam kontrak jenis kedua bisa berupa
kasus-kasus dimana jaminan pembayaran atas nama orang lain, seperti hutang
karena kewajibanmembayar urang tebusan atau diyat untuk pembunuhan tak
disengaja, ganti rugi, dan orang tersebut tidak memiliki cukup kekayaan untuk
memenuhi tanggungjawabnya. Dalam sejarah kita mengenal bahwa orang-orang
Yahudi, Roma dan Arab Pra-Islam biasa mengijinkan perbudakan tegas melarang
praktek demikian, dan bahkan selama perbudakan atas mereka yang tidak
mampu membayar hutang. Islam tegas melarang praktek demikian, dan bahkan
selama perbudakan mereka menerima zakat untuk menutupi hutangnya. Inilah
keunikan zakat dan kita sering tidak menyadari bahwa sistem jaminan sosial yang
berkembang saat ini sesungguhnya paralel dengan pembagian hak bagi mereka
yang berhutang dalam zakat.
7. Sabilillah. Pada umumnya sabilillah dipahami sebgai orang-orang yang
berperang di jalan Allah dan tidak memperoleh hak atau bagian dalam dewan
tentara, atau orang-orang yang mengajarkan al-Qur’an dan al-Sunnah (al-zuhayli,
1991: vol. 9, 261;273). Mereka ini berkorban harta dan jiwa dalam perang itu,

68 | P a g e
70 Jalan Sunyi Muhammadiyah
karenanya wajar jika mereka memperoleh bagian zakat. Dalam konteks sekarang,
sabilillah bisa diperluas maknanya mencakup mereka yang berjuang secara
sukarela (voluntarisme) untuk kebaikan kemanusiaan dan lingkungan. Mereka
juga berkorban dengan harta dan jiwa, rela meninggalkan keluarga untuk
mendedikasikan tenaga dan pikiran mereka bagi kepentingan orang lain.
Indovidu dan lembaga semacam ini sekarang terus berkembang.
8. Ibnu Sabil. Ibnu sabil biasa dipahami sebagai orang-orang yang dalam perjalanan
dan tidak memiliki nafkah atau kehabisan perbekalan. Kelompok ini diberikan
jaminan secukupnya dari pembiayaan zkat sehingga ia mampu kembali pulang ke
tempat tinggalnya. Untuk konteks kontemporer, makna ibnu sabil sudahtidak
tepat dimaknai sebagai musafir, karena musafir saat ini adalah orang-orang yang
cukup mampu untuk melakukan perjalanan. Ibnu sabil kontemporer adalah
mereka yang disebut tuna wisma atau gelandangan, hidup terlunta-lunta, tidak
punya tempat tinggal untuk berteduh dari terik matahari dan siraman hujan, dan
para buruh migranyang rentan atas penindasan dan membutuhkan, mereka perlu
mendapatkan perlindungan hukum dan sosial, juga para pengungsi akibat
bencana, konflik dan peperangan.
9. Sa’il dan Mahrum. Dua kelompok itu merujuk pada orang melarat dan papa,
bedanya yang pertama “berani” meminta belas kasihan dari orang lain dan
karenanya pantas disebut pengemis; sementara yang terakhir mash memiliki
harga diri untuk tidak meminta-minta. Keduanya memiliki hak terhadap orang
kaya.
10.Yatim. Yatim adalah bagian dari kaum mustadh’afin. Pengertian umum dari
kelompok ini adalah anak-anak yang ditinggalkan oleh salah satu atau kedua
orang tuanya karena meninggal dunia. Kini keberadaan yatim semakin meluas
sesuai dengan perkembangan zaman. Mereka yang dapat dimasukkan dalam
kategori ini mencakup juga anak-anak yang kelahirannya tidak dikehendaki
(unwanted children) oleh kedua orangtuanya dengan berbagai alasan reproduksi
dan ekonomi dan anak-anak yang kurang asuh (nurturing) dari kedua orang

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 69 | P a g e


71
taunya. Untuk kasus pertama, orang tua biasanya sudah tidak memiliki keinginan
untuk mempunyai keturunan. Untuk itu, mereka mempergunakan alat
kontrasepsi, namun terjadi kegagalan dalam usaha mereka mencegah kehamilan.
Anak-anak semacam ini bisa juga lahir dari hubungan di luar nikah yang tidak
dikehendaki, karena alasan menutup rasa malu atau ketidaksiapan secara mental
dan ekonomi, mereka sengaja dibuang atau dititipkan ke individu maupun
lembaga sosial tertentu. Sementara pada kasus kedua, anak-anak lahir dari
keinginan orangtua, namun karena satu atau lain hal, mereka tidak memperoleh
asuhan, belas kasihdan sayang dari orang tuanya.

Kompleksitas kemiskinan dan ketertindasan seperti yang telah disaksikan pada


milenium ketiga ini, tentu saja membutuhkan lebih dari sekedar keprihatinan atas
fenomena ketidakberdayaan, ketidakpastian dan kelangkaan kaum dhuafa dan
mustdz’afin. Individu dan ataukelompok-kelompok tertindas dan termiskinkan itu
juga jangan sampai direduksi menjadi sekadar golongan-golongan yang berhak
menerima zakat. Yang dibutuhkan ialah sikap, perilaku, dan kebijakan yang
mencerminkan keberpihakan kepada kaum lemah dan tertindas ini sekaligus upaya
kongkret memperkuat posisi sosial, ekonomi dan politik mereka.

Dalam konteks pelacuran di Dupak Bangunsari dan Tambak Asri yang menjadi
fokus dalam pembahsan ini, maka para pelacur atau yang lebih dikenal dengan
wanita tuna susila (WTS) maupun pekerja seks komersial (PSK) yang disebutkan di
atas masuk dalam kategori

Memiliki ciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang
lebih berperadaban (maju dan terdidik). Organisasi yang diinisiasi oleh KH. Ahmad
Dahlan ini menampilkan ajaran Islam bukan sekedar agama yang bersifat pribadi dan
statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam
segala aspeknya. Tujuan gerakan adalah guna membentuk ummah yang memiliki ciri-
ciri sebagaimana digambarkan dalam al-Qur’an sebagai ummat yang taat kepada

70 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
72
Allah, bersatu, wasathan, adil dan umat pilihan, serta selalu mengajak beramar ma’ruf
nahi munkar.

Dapat ditarik kesimpulan, bahwa keberpihakan Islam dalam hal ini


Muhammadiah terhadap kaum dhuafa dan mustadh’afin dalam kerangka teologi al-
Maun dan visi transformatifal-Takathur secara lebih rinci dapat diterjemahkan
dengan memanfaatkan enam pendekatan tujuan-tujuan praktis (Maqasid Syariah).
Dengan mengoperasionalkan basis teologis dan visi di atas, Muhammdiyah
memenuhinya dalam pemenuhan enam aktivitas rasional dalam pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan manusia, yakni kebutuhan agama, kebutuhan hidup/fisik,
kebutuhan akal, kebutuhan keluarga, kebutuhan harta/kekayaan, dan kebutuhan
lingkungan. Pemenuhan atas enam kebutuhan tersebut secara layak dipandang
sebagai upaya mewujudkan tujuan-tujuan Islam melalui Muhammadiyah dalam
kehidupan. (Baidhawy, 2009:126)

Islam mengandung ajaran yang sangat mulia, yaitu menegakkan keadilan, dan
memerintahkan umatnya untuk berlaku adil pada setiap orang. Keadilan sosial
menjadi isu penting dalam pemikiran Islam kontemporer, karena melebarnya jurang
ketidakadilan sosial dan ekonomi yang dialami masyarakat Islam dewasa ini. Tujuan
Islam adalah membebaskan kaum tertindas dan mereka yang kurang mampu.65

b. Pemberdayaan Mantan PSK Oleh Muhammadiyah Krembangan Surabaya


Pimpinan Cabang Muhammadiyah sebagai representasi dari Muhammadiyah di
tingkat kecamatan menjadi ujung tombak pelaksana praksis dari misi
Muhammadiyah dalam rangka mewujudkan masayarat utama yang berperadaban.
Spirit al-Ma’un bukan sekedar menjadi lantunan dalam mengkaji al-Qur’an dan
Hadits, namun menjadi pisau analisa dalam aplikasi tauhid sosial.
PCM Krembangan yang hidup dan berkembang di lingkungan lokalisasi
menjadi posisi yang di satu sisi menjadi beban karena lingkungan yang menjadi pusat

65 Chalil, Zaki Fuad (Sayed Mahdi ed.), Pemerataan Distribusi Kekayaan dalam ekonomi Islam, Jakarta : Erlangga, 2009, hal 190.

71 | P a g e

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 73


patologi sosial, sementara di sisi lain menjadi peluang dalam proses dakwah amar
ma’ruf nahi munkar. Hal ini terbukti, sebelum ada isu maupun upaya Pemkot Surabaya
melakukan penutupan lokalisasi di daerah Bangunsari maupun Tambak Asri, hampir
di setiap program kerja tiap-tiap bidangnya mengikutsertakan para PSK di dalamnya.
Misal kegiatan pengajian rutin ibu-ibu Aisyiyah yang melibatkan para PSK baik di
sekitar Bangunsari maupun Tambak Asri, melakukan pendekatan baik kepada
bapak/ibu germo/mucikari agar menyekolahkan anak-anak mereka di SD
Muhammadiyah 11 Bangunsari, maupun aktif di AMM (Angkatan Muda
Muhammadiyah) melalui beberapa ortom Muhammadiyah di lingkungan PCM
Krembangan. baik Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah (NA), Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM). Tidak kalah penting lagi dengan memberikan santunan rutin
maupun pembinaan ketrampilan bagi PSK dengan merangkul NU, LSM-LSM terkait
dan pemerintah.
Adapun alasan yang melatar belakangi pemberdayaan ekonomi yang dilakukan
oleh PCM Krembangan diantaranya :
1. Implementasi Dakwah
Dakwah di sini bukan hanya sekedar khutbah di masjid, yang dilakukan
oleh PCM Krembangan dakwah menggunakan sarana ekonomi. Karena tidak
dipungkiri keunggulan komparatif dari PCM Krembangan yang berada di
wilayah lokalisasi baik Bangunsari maupun Tambak Asri. Dengan basis dakwah
teologi al-Ma’un menjadi kerangka praksis dalam menggiring mantan PSK
dengan piranti ‘bantuan modal usaha’ dalam rangka menyelamatkan
perekonomian mereka, sehingga dapat menghalangi niat untuk kembali ke
profesi lama.
2. Implementasi dari teologi al-Ma’un
Hal ini didasarkan atas tafsir mendalam Muhammadiyah yang diorganisir
oleh jajaran PCM Krembangan dalam memaknai dan memposisikan para mantan
PSK dalam agenda dakwah. Tafsir kontemporer atas 8 ashnaf PCM Krembangan
selain memposisikan mantan PSK sebagai fakir miskin dalam hal skill dan capital.

72 | P a g e
74 Jalan Sunyi Muhammadiyah
Serta memposisikan mereka sebagai Muallaf dalam hal derajat religiusitas.
Maupun sebagai gharim, baik saat menjadi PSK (hutang kepada germo), saat
peralihan awal dari PSK ke profesi baru. Sehingga tidak ada alasan bagi PCM
Krembangan untuk acuh dan lari dari tanggungjawab atas persoalan sosial
tersebut, terlebih atas nama kumpulan orang-orang yang beriman kepada Allah
untuk menegasikan hablumminannas-nya dalam berbagi rizki, ilmu maupun
kesempatan bagi mereka agar mampu mengangkat derajat mereka.
3. Sebagai langkah kongkrit Muhammadiyah melalui PCM Krembangan dalam
peran aktifnya melakukan pemberdayaan masyarakat di luar campur tangan
pemerintah.
Hal ini tidak lain ditujukan dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya dengan mendayagunakan segala potensi baik dari
internal jajaran PCM Krembangan (dalam hal ini sebagai subyek) maupun potensi
mantan-mantan PSK yang bersedia menjadi mitra binaan PCM Krembangan
(sebagai obyek dan subyek pemberdayaan) dalam melaksanakan program
pemberdayaan ekonomi. Dibuktikan dengan upaya advokasi pasca penutupan
yang harus dikawal oleh civil society, dalam hal ini adalah ormas maupun LSM
tertama pemerintah dalam mencapai misi besar kesejahteraan untuk keberadaban
masyarakat.
Adapun program pemberdayaan yang dilakukan oleh PCM Krembangan
sebagai berikut :
1. Pemberdayaan mental dan religiusitas (keberagamaan)
Program pemberdayaan ini ditujukan dalam dalam rangka penguatan
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME). Karena Iman sebagai
dasar utama seseorang yang tercermin dalam perilaku beragama dan ber-
muamalah dalam keseharian hidupnya, sehingga bisa dipastikan dengan dasar
iman yang baik dan benar menghasilkan amalan dunia yang berkiblat pada
kitab suci al-Qur’an dan hadits. Sesuai dengan konsepnya Max Weber terkait
etika protestan yang memicu kapitalisme. Dalam hal ini adalah spirit agama

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 73 | P a g e


75
yang mampu menjadi pemicu etos kerja Islami yang positif sehingga
meningkatkan usaha dan peningkatan kapital. Dan berujung pada distribusi
kekayaan yang merata dan meminimalisir kesenjangan
Sedangkan pemberdayaan mental disini lebih ditekankan sebagai upaya
untuk merubah paradigma para mantan PSK sebagai mitra binaan, terutama
dalam hal beragama dan bersosial di tengah masyarakat. Adapun kegiatan-
kegiatan pembinaan yang menunjang pembinaan mental-religiusitas (perilaku
keberagamaan) melalui pengajian rutin Aisyiyah setiap rabu minggu ketiga
per bulan, pengajian motivasi dan sekaligus monitoring (berupa sharing-
sharing) terkait perkembangan usaha setiap selasa minggu kedua per bulan,
dan ngaji iqra’ setiap kamis.
2. Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ini dimaksudkan sebagai bentuk pendekatan sekaligus
menjawab persoalan kemiskinan di lingkungan sekitar pasca penutupan
lokalisasi baik Bangunsari maupun Tambak Asri. Kegiatan pemberdayaan ini
berupa pemberian modal usaha, bukan berbentuk cash uang. Dengan
mengikuti beberapa proses seleksi dan verifikasi, dan paling penting adalah
kesungguhan niat untuk beralih profesi dan sungguh-sungguh dalam
menjalankan usahanya. Usaha yang diberi modal oleh PCM Krembangan pun
bebas dari intervensi pihak manapun, dalam rangka menerapkan prinsip “anta
rodhin” (kerelaan), yang dimaksudkan oleh PCM Krembangan adalah supaya
mereka (mantan PSK) serius dalam menjalankan dan mengembangkan
usahanya. Tentu saja hal ini setelah melalui proses penelusuran minat usaha
dan verifikasi niat dan umur maupun kesungguhan hati dari para calon mitra
binaan dari mantan PSK. Dan satu hal lagi yang tidak kalah menarik adalah
kegaiatan studi banding yang diagendakan oleh PCM Krembangan ke
beberapa tempat penyandang berkebutuhan khusus (difabel) yang sukses
dalam usaha yang mereka geluti. Hal ini dimaksudkan untuk menggugah

74 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
76
nurani dan spirit etos kerja para mantan PSK dalam menjadi mitra binaan PCM
Krembangan.
Ada 2 (dua) pembagian daerah binaan PCM Krembangan yaitu Bangunsari
dan Tambak Asri. Kedua daerah ini memiliki karateristik yang berbeda, misal
dari segi kondisi ekonomi rata-rata penduduknya, kondisi sosio-kultural
maupun kondisi sosio-religiusitasnya.
a. Bangunsari
Di daerah eks-lokalisasi ini, kondisi sosio-kulturalnya bisa
dikatakan sebagian besar berpenduduk golongan menengah ke atas. Hal
ini bisa dilihat dari kondisi perumahan yang hampir seperti perkotaan.
Artinya bangunan sosial yang terbangun layaknya perkotaan yang
individu dan kondisi lingkungan yang memadai. Sehingga pemberdayaan
yang dilakukan di Bangunsari dengan membuat warung maupun mini-
usaha lainnya kurang efektif. Ditengarai pasca penutupan lokalisasi,
bangunsari menjadi sepi pendatang maupun lalu-lalang orang yang mulai
berkurang, sehingga suasana perekonomian yang tidak secerah
sebelumnya.
Hal ini terbukti dengan 2 mantan PSK mitra binaan PCM
Krembangan yang melepaskan diri dari program PCM Krembangan, dan
tidak dipungkiri karena satu atau lain hal. Sehingga sampai penulis
mengangkat karya ini, usaha binaan yang masih bertahan di Bangunsari
adalah mantan PSK yang menjadi mitra binaan dari salah satu jajaran PCM
sekaligus PC Aisyiyah Krembangan di UKM (usaha kecil menengah) DMB
(dupak makmur bersama). Dan beberapa yang masih aktif di grup usaha
batik tulis dan pembuatan keset. Sementara kondisi sosio-religiusitasnya
bisa dikatakan memadai, artinya karena kondisi masyarakatnya yang mirip
perkotaan yang bersih dan teratur sehingga masjid-masid ramai warga,
terutama bulan Ramadhan (saat penulis melakukan penelitian).

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 75 | P a g e


77
Hal unik yang ditemukan di Bangunsari adalah tidak membeda-
bedakan mana yang mantan PSK dengan yang warga biasa, terutama
dalam momentum pergaulan mereka dalam pemberdayaan PCM
Krembangan. Terlebih saat ritual-ritual pertemuan warga. Walau tidak
dipungkiri, Bangunsari yang sudah berstatus wilayah bebas prostitusi
ternyata masih meninggalkan satu rumah karaoke yang diduga warga
masih kental transaksi seksual bermarkas di rumah tersebut. Sedikit
banyak warga memuji upaya pemberdayaan Muhammadiyah dalam
mengentaskan para mantan PSK baik dari ‘dunia hitam’ maupun secara
ekonomi menjadi mandiri dengan beragam usahanya.
b. Tambak Asri
Daerah ini jika dilihat dari lingkungan maupun tata perumahannya
masih bercitarasa perkampungan yang kurang terawat dan ‘ruwet’.
Rumah-rumah yang berjejal dan jalanan masih ramai orang berlalu-lalang.
Tipologi pergaulan masyarakatnya yang masih menyisakan pola hidup
berkoloni. Hal ini berimbas pada usaha-usaha yang diberdayakan oleh
PCM Krembangan melalui para mantan PSK yang menjadi mitra binaan
terbukti lebih tumbuh dan berkembang. Menurut penuturan salah satu
koordinator sekaligus pendamping di daerah ini bahwa pada masa awal
pemberdayaan PCM krembangan yang didanai sepenuhnya dari
Muhammadiyah ada 6 unit usaha, dengan rincian 1 usaha jualan es degan,
2 usaha laundry yang akhirnya berkurang 1 saat penulis melakukan
penelitian, 1 bakul sayur, 1 warung kopi dan nasi. Sementara pada
gelombang berikutnya PCM Krembangan mengelola dana CSR dari PJB
(Pembangkitan Jawa Bali) ada 6 unit usaha juga. Jadi total keseluruhan
usaha yang di bawah pemberdayaan Muhammadiyah berjumlah 11 mitra
binaan. Dan mereka aktif dalam setiap kegiatan maupun program yang
menjadi agenda pembinaan dari PCM Krembangan, karena proses

76 | P a g e
78 Jalan Sunyi Muhammadiyah
pengkomunikasian yang relatif mudah dan kondusif. Adapun seringnya
hambatan keaktifan lebih sering muncul dari pribadi mitra binaan.
Adapun kondisi sosio-religi masyarakat umumnya tidak sesemarak di
daerah Bangunsari. Hal unik dalam setiap momentum pembinaan dari PCM
Krembangan selalu dihadiri oleh mantan PSK mitra binaan. Diantaranya
;“yah..tiada lain misi keaktifan mereka karena ada uang pembinaan mbk”, celetuk Bu
Yuhroh Laila, salah satu pendamping sekaligus koordinator pemberdayaan PCM
Krembangan wilayah Tambak Asri. Namun, tim PCM Krembangan tidak kurang
ide, melalui forum ini pula banyak dilakukan sharing-sharing terkait
perkembangan usaha maupun pembinaan secara mental melalui motivasi-
motivasi.
Karena memang spirit awal dakwah PCM Krembangan untuk mengubah
kampung prostitusi menjadi kampung santri, sehingga tanpa perlu menunggu
pemerintah untuk melakukan pemihakan pada kaum Mustadh’afin yakni para
PSK. Melalui beragam program dan kegiatan dari PCM Krembangan yang
mengikutsertakan para PSK baik secara langsung mautun tidak langsung. Hingga
muncul program binaan untuk PSK maupun mantan PSK. Berdasar data dari arsip
PCM Krembangan, data PSK binaan Tahap 1 sejumlah 25 orang (Pembinaan di
masjid At-Taqwa Bangunsari), sementara PSK binaan tahap 2 sejumlah 48 orang
(Pembinaan di SD Muhammadiyah 11), jadi total ada sekitar 73 PSK yang dibina
sekaligus verivikasi untuk kelayakan berusaha (berwiraswasta). Dan dari 73 PSK
maupun mantan PSK yang dianggap layak dibuatkan usaha, selang beberapa
waktu dan seleksi alam yang terdokumentasi hanya sebesar 40 orang.
Setelah melalui proses seleksi, penelusuran minat dan bakat usaha,
pelatihan dan pemberian modal. Dari 40 orang tersebut, seiring berjalannya waktu
berkurang menjadi 35 orang. Dari 35 PSK/ mantan PSK sebelum penutupan
mengalami seleksi alam terutama dengan adanya kebijakan penutupan lokalisasi
secara resmi oleh Pemkot Surabaya. Akhirnya pasca penutupan lokalisasi
bertahan sekitar 17 mantan PSK yang dibina oleh PCM Krembangan melalui

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 77 | P a g e


79
usaha-usaha kecil di lingkungan Bangunsari maupun Tambak Asri. Dari 17
mantan PSK ini ada yang mendapat bantuan modal penuh dan ada juga yang
hanya mendapatkan bantuan tambahan modal. Jumlah 17 orang ini semakin hari
semakin berkurang jumlahnya dengan berbagai alasan, diantaranya pulang
kampung, menikah dan melarikan diri.
Fenomena unik saat penulusuran minat usaha, banyak dari mantan PSK
yang mengajukan usaha warung, dan hal ini membuat pihak PCM Krembangan
kesulitan mencarikan stand warung dan ragam jualannya. Terbukti, dari total
usaha pemberdayaan pra-penutupan lokalisasi ada sebesar 20 PSK atau mantan
PSK yang memilih membuka warung/toko, baik jualan diantaranya; rokok, kopi,
minuman, nasi dan makanan ringan lainnya.
Jika dimaknai lebih jauh, pilihan tersebut tidak lepas dari latar belakang
mantan PSK, yang mana bisa dimaknakan bahwa kesadaran mereka untuk beralih
profesi dan lepas dari PSK untuk hidup secara benar belum utuh. Karena usaha
warung kopi, nasi dan rokok masih sangat mungkin menjadi pengalihan wajah
saja dari profesi sebelumnya. Selain itu, dengan pilihan usaha membuka warung
semakin banyak, maka semakin menegaskan bahwa PSK maupun mantan PSK
memang minim skill. Karena bagi mereka dengan sekedar warung tidak
dibutuhkan keahlian khusus dan bisa instan. Hal ini terbukti ada dari mereka
yang sudah dibuatkan usaha warung, masih bercabang menjadi wanita simpanan
seorang pria yang telah beristri, dan akhirnya memilih melarikan diri dan
meninggalkan usahanya. Dan warisan minat usaha tersebut masih menggejala
pada sisa mantan PSK yang dibina oleh Muhammadiyah juga didominasi warung.
Bisa dilihat dari sampel yang diambil penulis, dari total 15 sampel, usaha warung
berjumlah 5 unit.
Berikut prosentase ragam usaha yang menjadi kail pemancing rezeki bagi
mantan PSK yang menjadi mitrabinaan PCM Krembangan sebagai berikut :

78 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
80
ŝĂŐƌĂŵϰ͘ϭ
ZĂŐĂŵhƐĂŚĂDĂŶƚĂŶW^<ďŝŶĂĂŶWD
<ƌĞŵďĂŶŐĂŶ
laundri
warung
anggota UKM DMB
lain-lain (menatu, jual sayur dan jual es degan)

20% 20%

33%
27%

Adapun proosentase rata-rata umur dan ragam usaha para mantan PSK
yang menjadi mitra binaan PCM Krembangan sebagai berikut :

ŝĂŐƌĂŵϰ͘Ϯ͘
ZĞƌĂƚĂƵŵƵƌŵĂŶƚĂŶW^<ŵŝƚƌĂďŝŶĂĂŶWD
<ƌĞŵďĂŶŐĂŶ
< 30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun
7% 20%
27%

46%

Yang perlu digaris bawahi di sini adalah terkait rerata umur mantan PSK
yang menjadi mitra binaan PCM Krembangan. Sekaligus upaya menggambarkan
kondisi pelacuran di lokalisasi Bangunsari maupun Tambak Asri sebelum
penutupan.
Berdasar prosentase umur mitra binaan PCM Krembangan dapat diketahui
bahwa mitra binaan didominasi oleh mantan PSK yang berumur 31-40 tahun
sebesar 46% atau dari 15 sampel terdiri dari 7 orang, kemudian disusul
mitrabinaan umur 41-50 tahun sebanyak 27% terdiri dari 4 orang, dan umur < 30

79 | P a g e
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 81
tahun sebanyak 20% atau 3 orang, dan umur 51-60 tahun 7% atau 1 orang.
Dominasi rata-rata umur 31-40 tahun karena imbas dari salah satu prasyarat yang
harus dipenuhi mantan PSK untuk menjadi mitra binaan PCM Krembangan.
Hal tersebut bisa dimaknai lebih jauh lagi, berdasarkan status kelas
lokalisasi Bangunsari maupun Tambak Asri adalah kelas kedua setelah Ndoly dan
Njarak, artinya terkait kualitas PSK maupun animo penjaja seks di dua lokalisasi
ini memang bukan target utama pasar. Sehingga upaya penutupan Pemkot
Surabaya tidak sama hebohnya saat penolakan penutupan lokalisasi di Ndolly
dan Njarak.
Hanya saja hal ini perlu yang digaris bawahi bahwa rerata umur mantan
PSK yang menjadi mitra binaan PCM Krembangan adalah ibu-ibu yang memiliki
beban anak dan keluarga di desa yang setiap bulannya menunggu kiriman uang
dari mereka. Sehingga peluang ini yang disambut dengan program
pemberdayaan Muhammadiyah dalam rangka menjaga ketahanan ekonomi
keluarga mantan PSK terlebih pasca penutupan dua lokalisasi tersebut.
Adapun program pemberdayaan mantan PSK menjadi tanggung jawab
sepenuhnya seluruh jajaran PCM Krembangan, melalui tenaga teknis lapangan
yang didedikasikan dari beberapa ketua maupun anggota masing-masing majelis
di PCM Krembangan. Berdasar hasil wawancara dengan ketua PCM Krembangan,
dalam rangka mengawal dan menyukseskan program pemberdayaan mantan
PSK dibentuk 25 orang relawan untuk Bangunsari dan Tambak Asri. Yang
bertugas menjembatani para mantan PSK mitra binaan terhadap pemenuhan
kebutuhan maupun perkembangan usahanya, melakukan pembinaan kepada
mantan PSK, menjalin komunikasi yang intens dalam rangka membantu
mencarikan solusi atas permasalahan usaha.
Karena tim relawan inilah yang langsung dan intens bersentuhan dengan
mitra binaan mantan PSK, maka tugas relawan berat dalam menghadapi polah
para mantan PSK. Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan jumlah relawan
sampai penelitian ini ditulis jumlahnya berkurang, selain tidak dipungkiri faktor

80 | P a g e
82 Jalan Sunyi Muhammadiyah
kerja sosial tanpa ada upah yang jelas bahkan bisa mengancam hubungan ‘rumah
tangga’ para relawan. Hal ini terbukti, “di Tambak Asri ada 10 relawan, dan
kalkulasinya 1 mitra binaan bisa dipegang 2 orang relawan sebagai pendamping. Tetapi
dalam kenyataannya tidak berjalan, dan yang berkerja hanya beberapa relawan. Sementara
dari pihak koordinator dan PCM Krembangan tidak bisa bertindak secara tegas karena
sadar akan berat dan halangan tanggungjawab menjadi relawan pendamping, sehingga
melalui beberapa orang yang tetap istiqomah ini setumpuk agenda pemberdayaan dibagi
sedemikian rupa mbak,” Jelas Bu Yuhroh Laila, anggota majelis MPKS PCM dan
PCA Krembangan.
Dalam penjaringan mantan PSK yang berhak mengikuti pemberdayaan
Muhammadiyah dan menjadi mitrabinaan sebagai berikut :
a. Usia maksimal 45 tahun
b. Memiliki motivasi kuat menjalankan usaha
c. Bersedia untuk dimonitori
d. Pekerja keras dan mau menggeluti usahanya untuk seterusnya
e. Pengembangan usaha menjadi tanggungjawab mitra binaan sendiri
Adapun langkah awal yang dilakukan oleh PCM Krembangan untuk
menjaring mitra binaan dari mantan PSK melalui ajakan langsung dari para
jajaran PCM Krembangan maupun relawan, melalui info dari mulut ke mulut, door
to door dari wisma, maupun dari pasien salah satu dokter anggota PCM
Krembangan. Dalam proses pengajuan diri, verifikasi sampai pemberian modal
usaha tidak memakan waktu yang lama, sehingga bisa dikatakan cepat
prosedurnya.
Pada awal pembukaan dan penjaringan mitra binaan dari mantan PSK
Bangunsari dan Tambak Asri ada 40 orang, setelah melalui proses verifikasi sisa
17 orang, kemudian dirampingkan lagi melalui pengelompokan usaha maupun
pemagangan mereka di rumah-rumah kreatif yang dibangun PCM Krembangan
bekerjasama dengan PJB (Pembangkitan Jawa Bali) sehingga terbentuk rumah

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial)


81 | P a g83
e
batik, rumah pintar dan rumah handicraft dan keset, sehingga meminimalisir
pemberian modal bagi mereka.
Adapun kegiatan Pembinaan di bidang Religiusitas (keagamaan), Mental
dan Ekonomi yang diprogramkan oleh PCM Krembangan melalui para relawan
sebagai berikut:
1. Pengajian Aisyiyah bulanan, melalui momentum ini para mantan PSK mitra
binaan dibiarkan berbaur secara bebas dengan seluruh pengurus maupun
anggota Aisyiyah saat mendapatkan ceramah keagamaan. Dalam hal ini para
mitra binaan dilatih memasyarakat dengan baik tanpa merasa minder dengan
posisi maupun profesi sebelumnya. Begitu juga dengan ibu-ibu Aisyiyah yang
dengan keterbukaan dan keluwesan dalam pergaulannya secara senang hati
bergaul dalam satu forum dengan siapapun, termasuk mantan PSK yang
menjadi mitra binaan PCM Krembangan. Yang mana pengajian bulanan ini
dilaksanakan setiap hari Rabu minggu ketiga, dengan muatan pengajiannya
berupa ceramah agama dan motivasi hidup dengan bersandar pada al-Qur’an
dan Hadits.
2. Belajar ngaji Iqro, yang mana program ini dilaksanakan sebagai bentuk
permintaan dari mitra binaan sendiri dan respon aktif dari tim PCM
Krembangan dalam memberikan pola binaan khususnya dalam hal
keagamaan (religiusitas). Adapun pelaksanaan belajar Iqro-nya setiap hari
Kamis dengan sistem les privat door to door dengan tim relawan PCM
Krembangan, dengan sistem ngaji ini jumlah yang aktif dari pihak mitra
binaan hanya 3 mitra binaan, akhirnya dibuat sistem kolektif bertempat di
Masjid dan rumah koordinator pemberdayaan di Tambak Asri, dengan jumlah
peserta maksimal 5 mitra binaan.
3. Pertemuan rutin tiap bulan minggu kedua. Pertemuan ini dikemas berupa
pengajian, pemberian motivasi, evaluai terkait perkembangan usaha.
Adapun kegiatan pembinaan ekonomi yang dilakukan oleh PCM
Krembangan terhadap mantanPSK mitra binaan sebagai berikut :

84 Jalan Sunyi Muhammadiyah


82 | P a g e
1. Pendampingan usaha
Pendampingan usaha disini adalah segala daya rati tim koordinator
maupun relawan PCM Krembangan dalam mendampingi, membantu serta
memberikan solusi dalam usahanya. Mulai dari hal tekni mencarikan maupun
membuatkan warungusaha. Pendampingan dalam memberikan pengetahuan
berusaha yang sesuai nilai-nilai Islam, menyuntikkan etos kerja Islami, dan
memonitori setiap perkembangan usahanya. Hal ini dilakukan para relawan
bisa seminggu sekali maupun sebulan sekali. Pendampingan disini tidak
berhenti di momentum-momentum resmi, malah bisa jadi setiap saat harus
siaga dalam membantu para mitra binaan.
2. Pelatihan (pembekalan VNLOO usaha)
Tahapan Pelatihan maupun pembekalan skill dari PCM Krembangan
kepada mantan PSK mitra binaan adalah setelah proses penelusuran minat
dan bakat usaha dari mereka, kemudian dilanjutkan proses verifikasi yang
layak menjadi mitra binaan. Sehingga pelatihan yang dilakukan diantaranya
operasionalisasi mesin cuci dan skill cara mencuci yang menghasilkan cucian
bersih, suci dan harum, pelatihan memasak maupun membuat kue basah dan
kering, pelatihan menjahit maupun membuat handicraft dan keset. Pelatihan
yang dilaksanakan ada yang secara penuh dilakukan oleh Muhammadiyah,
ada yang share bersama pemkot melalui dinsos kota Surabaya.
3. Program menabung
Program menabung ini adalah upaya dalam membiasakan para mitra
untuk tidak boros, berapapun keuntungan dari uasaha minimal sebulan sekali
harus ada yang ditabung, yakni sebagai bank dana saat ada kebutuhan
mendesak dan langsung dikelola oleh koordinator masing-masing wilayah.
Terkait nominal tabungan bergantung pada mitra binaan.
4. Beberapa usaha diajari pembukuan
Beberapa usaha di sini yang sudah mulai menerapkan pembukuan adalah
laundry, karena usahanya cashflownya yang tidak secepat warung. Dan

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 83 | P a g e


85
terbukti dengan pembukuan ini bisa terekam perkembangan usaha laundry
yang diberdayakan oleh PCM Krembangan, sehingga bulan keenam mereka
sudah memenuhi target dan sudah bisa mempekerjakan 1 karyawan sebagai
tenaga kerja pembantu. Sementara untuk usaha warung-warung belum bisa
diterapkan, masih dalam proses meminimalisir bahkan menghilangkan
budaya hutang ke rentenir untuk mereka.
Program pemberdayaan ini merupakan kerja-kerja sosial, sehingga tidak
ada istilah gaji bagi para tim PCM Krembangan, baik koordinator maupun
relawan. Sehingga sistem kerjanya tidak mengikat, hanya saja dalam upaya
saling menyemangati dan evaluasi pola pembinaan maupun pendampingan
diadakan agenda evaluasi setiap bulan, “ada insentif, tapi dalam jumlah
seikhlasnya,” gurau bu dokter laila, salah satu koordinator pemberdayaan di
Tambak asri.

84 | P a g e

86 Jalan Sunyi Muhammadiyah


BAB VI

BEST PRACTICE

Muhammadiyah Surabaya, memiliki cabang dan ranting yang hampir di setiap


penjuru kota. Beberapa cabang dan ranting berdekatan bahkan satu- lokasi dengan titik
lokalisasi di Surabaya. Seperti di Krembangan dan Putat-. Keduanya melakukan dakwah
sosial dengan mendayagunakan amal usaha- Muhammadiyah di wilayah Kecamatannya
masing-masing. Hal ini merupakan- keunggulan komparatif bagi Muhammadiyah
dalam melakukan pendampingan- dan ijtihad dakwah sosial di lingkungan prostitusi.
Salah satunya dalam setiap program yang direncanakan oleh setiap bidang me-li- batkan
baik PSK maupun anak-anak PSK dan warga sekitar.
Rehabilitasi dalam KBBI memiliki definisi pemulihan kepada kedu- dukan-
(keadaan, nama baik) yang dahulu (semula); perbaikan anggota tubuh yang cacat dan
sebagian besar atas individu (misalnya pasien ru- mah sakit, korban bencana) supaya
menjadi manusia yg berguna dan me- miliki- tempat di masyarakat. Sementara redaksi
Rehabilitasi sosial yang digu-nakan- dalam tulisan ini dimaknakan sebagai upaya
menyeluruh dalam mengintervensi- para WTS (wanita tuna susila) maupun mantan
WTS baik melalui pendekatan ekonomi maupun sosioreligi dalam rangka transformasi
sosial yang menyangkut martabat, stereotype, hubungan sosial dan hak-hak warga sipil
lainnya yang dijamin oleh negara atas warga negaranya. Adapun upaya yang dilakukan
oleh Muhammadiyah tidak lain dalam rangka mewujudkan misi besar Muhammadiyah
yakni membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Redaksi ‘Rehabilitasi sosial’ ini digunakan dalam rangka memposisikan WTS
maupun mantan WTS sebagai subyek dalam pemberdayaan, se-men- tara
Muhammadiyah sebagai fasilitator dalam mengentaskan mereka me- nuju pola hidup
yang lebih bermartabat. Dalam mendeskripsikan segala upaya- baik berupa program
yang langsung maupun tidak langsung yang dicanangkan- oleh Muhammadiyah
terhadap WTS maupun mantan WTS dalam- rangka ijtihad dakwah sosial ini sebagai

85 | P a g e
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 87
upaya penyembuhan atas kedirian,- sistem lingkungan dan budaya, serta sistem
ekonomi sosial inilah yang disebut sebagai upaya rehabilitasi sosial.
Ijtihad dakwah sosial yang dilakukan PCM Krembangan disebut oleh Najib Burhani
sebagai purifikasi sosial, yakni purifikasi moral dengan sub- yek dunia prostitusi.
Purifikasi yang lazim digunakan Persyarikatan adalah adanya pemurnian ajaran agama,
terutama dalam hal ubudiyah yang harus dikembalikan- lagi pada al-Qur’an dan Hadits.
Sementara purifikasi sosial yang dimaksud tersebut sebagai upaya pemurnian atas moral
masyarakat di kawasan lokalisasi dengan melakukan berbagai pendekatan dengan me-
rujuk- pada misi besar Muhammadiyah.
Ijtihad dakwah sosial mengharuskan adanya inovasi kreatif atas tipologi maupun-
strategi dakwah dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Bukan sekedar dakwah di
mimbar-mimbar maupun dakwah konvensional lain. Pembaharuan metode maupun
strategi yang digunakan Muhammadiyah diperankan sesuai konteks lokalisasi yang
didekati.
Ijtihad dakwah sosial inipun bukan hanya terletak pada muatannya, na- mun obyek
dari dakwahnya pun ditafsir ulang sehingga berimplikasi pada strategi pendekatan yang
dijalankan. Muhammadiyah Krembangan dan Putat- mampu menerjemahkan ijtihad
dakwah sosial di lokalisasi dengan tepat, sehingga mampu mendekati bahkan
menyentuh aktivitas prostitusi dari segala arah dengan mengadopsi berbagai
pendekatan, baik secara jamaah atau terlembaga maupun secara privat.

Berbagai pendekatan dilakukan, di antaranya melalui pendidikan, bantuan sosial,


dan ekonomi yakni pemberian bantuan modal usaha dan pembinaan usaha. Targetnya,
merangkul mereka tanpa membeda-bedakan, melalui keteladanan, bukan menggurui.

PCM Krembangan, sebagai salah satu cabang di Surabaya, wilayahnya meliputi 5


kelurahan, di antaranya Krembangan Selatan, Kemayoran, Pe- rak Barat, Dupak dan
Morokrembangan. Meliputi 2 (dua) kelurahan yai-tu Kelurahan Morokrembangan dan
Kelurahan Perak Barat. Karena lo-ka- lisasinya berdekatan dengan pelabuhan Tanjung
Perak, sehingga tidak di- pungkiri jika keberadaan lokalisasi pekerja seks komersial

86 | P a g e
88 Jalan Sunyi Muhammadiyah
(PSK) Bangun- sari-Bangunrejo Kelurahan Dupak yang sudah ada sejak tahun 1960-an
dan menjadi sangat ramai pada tahun 1970-1980-an. Kemudian disusul dengan-
lokalisasi PSK Kermil-Tambak Asri Kelurahan Morokrembangan.

Tahun 2009 sampai sebelum penutupan, kondisi lokalisasi Bangunsari sudah- tidak
layak dan perlu segera dialihfungsikan, dengan alasan sebagai berikut:

a. Jumlah rumah tangga dengan rumah bordil/panti pijat/kafe/tempat hiburan


sudah tidak sebanding, dengan prosentase 95 % Rumah Tangga dan 0,5 % rumah
bordil/panti pijat/kafe/tempat hiburan, yakni 605 rumah tangga dan 82 rumah
bordil.
b. Keberadaan tempat ibadah di Bangunsari dan Bangunrejo yang terus bertambah,
dengan rincian berikut: masjid 3 buah (Masjid
Nurul Fattah, Masjid Nurul Hidayah dan Masjid At-Taqwa), lebih kurang 25
mushalla dan 1 gereja.

c. Semakin banyaknya sekolah atau lembaga pendidikan, dengan rincian: SD/SMP
Muhammadiyah 11, SMP Tunas Buana, TK ‘Ai- syiyah, SD/TK ABA Muchsin dll.
Taman Pendidikan Islam dan Al-Qur’an yang menjamur di setiap masjid dan
mushalla. Dengan jumlah 15 lembaga pendidikan baik formal maupun non
formal.
Wilayah kerja PCM Krembangan dalam melakukan dakwah di Tambak Asri
Kecamatan Morokrembangan. Kondisi serupa juga ditemui di lokalisasi Kermil-Tambak
Asri dan Morokrembangan semakin berkurang. Adapun data penurunan jumlah PSK
sebagai berikut (Sumber data: Arsip PCM Krembangan):

- Tahun 1974, jumlah PSK : 4.000 Orang


- Tahun 1998, Germo : 180 Orang, PSK : 1.080 Orang
- Tahun 2009, Germo : 86 orang, PSK : 302 orang
- Tahun 2010, Germo : 86 orang, PSK : 282 orang

87 | P a g e

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 89


- Tahun 2011, Germo : 64 orang, PSK : 264 orang
- Rumah Hiburan 10 rumah, Bilyard 2 Rumah, Hotel Shortime : 6 rumah
- Tahun 2012 - Agustus PSK Bangunsari : 213, PSK Kermil : 382

Data tersebut menunjukkan penurunan yang tidak teratur terkait jumlah PSK dan
germo dari beberapa kurun waktu sebelum ada kebijakan penu-tupan- lokalisasi di
Bangunsari maupun Kermil-Tambak Asri. Penurunan tersebut- ada yang menyebut
sebagai faktor alam (usia dari para PSK maupun- germo), walau tidak dipungkiri ada
campur tangan Muhamma-diyah- setempat-.

Pemahaman atas teologi al-Maun Muhammadiyah Krembangan bukan sekedar-


termanifestasikan- dalam amal usaha, namun dibuktikan dengan kerja nyata dalam
melakukan ijtihad dakwah sosial untuk mengajak para WTS maupun germo
meninggalkan profesinya dalam industri seks tersebut.
Beberapa peran Muhammadiyah di lingkungan prostitusi Krembangan sebagai
berikut:

a. Pembelian Rumah Germo


Langkah ini dimaksudkan sebagai upaya memisahkan materi (aktifitas
prostitusi) dari ruangnya. Hal ini sejalan dengan konsep Karl Marx bahwa materi,
ruang dan waktu berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan. Karena materi
berada dan berkembang dalam ruang dan waktu. Materi berkembang dalam ukuran
luas ruang dan maju menurut ukuran waktu. Diharapkan setelah rumah germo
dibeli, dialihfungsikan menjadi tempat usaha atau tempat pelatihan ketrampilan
yang menghasilkan nilai tambah bagi para mantan WTS.

Upaya Muhammadiyah Krembangan dalam menghentikan aktifitas prostitusi


di lingkungan Krembangan dan sekitarnya harus memisahkan antara materi
(prostitusi) dengan ruang (rumah germo) sebagai wahana penyubur aktifitas

88 | P a g e
90 Jalan Sunyi Muhammadiyah
transaksi seksual, sehingga dengan seperti itu poin waktu dapat dihentikan ketika
ruang itu sudah berhasil diambil oleh Muhammadiyah Krembangan.

Terlebih jika ruang tersebut dialihkan dengan aktivitas-aktivitas dakwah, usaha


maupun pembekalan skill kerja dalam mengisi materi di dalamnya. Seiring
berjalannya waktu, mampu meninggalkan ha- bitus prostitusi menjadi kawasan
santri. Terbukti dengan dibelinya rumah- germo dan dibangun masjid At-Taqwa,
kini mampu menjadi pusat ibadah dan dakwah dari Muhammadiyah Krembangan
sembari mewarnai nuansa santri di wilayah lokalisasi.

b. Pendidikan
Bahwa usaha pendidikan yang dimaksudkan adalah pendidikan yang
membebaskan. Artinya, Muhammadiyah Krembangan dalam melakukan rehabilitasi
sosial di lokalisasi adalah dalam rangka menginjeksikan spirit pembebasan di
lingkungan prostitusi, untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Hal ini sebagai
upaya menangkis alasan mereka untuk tetap mempertahankan pekerjaan lama
(sebagai WTS) dengan alasan uneducated dan unskilled.
Muhammadiyah Krembangan dengan sadar memanfaatkan alat pendidikan
dimaknai sebagai upaya penyadaran, baik kepada para pelaku prostitusi baik germo,
WTS maupun anak-anak mereka. Penyadaran melalui pendidikan di sini merupakan
proses pembebasan dari sistem yang menindas, yakni pendidikan yang menolak
adanya hegemoni kaum sepihak yang mengabaikan pihak lain. Dalam pengertian
Paulo Freire, pendidikan adalah produksi kesadaran kritis, terhadap kelas, gender
dan lain sebagainya.
Berdasar pada pemikiran Freire ini, salah satu upaya yang dipe- rankan-
Muhammadiyah Krembangan dalam rangka membongkar kedhaliman- sosial dalam
dunia prostitusi, yang secara tidak sadar para pelaku aktif dalam dunia prostitusi
menjadi mesin uang bagi mafia- industri seksual. Langkah ini dinilai sangat elegan
dalam memprovokasi mereka agar berhenti dan keluar dari cengkraman dunia
prostitusi. Tanpa menyuruh mereka melawan secara vise a vise dengan- mafia industri

89 | P a g e

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 91


seksual, namun benih-benih pemberontakan dengan cara mereka dipintarkan
dengan diberi ilmu, secara tidak sadar menggerakkan nalar kritis mereka supaya
melawan serta membebasan diri dari penindasan atas hak-hak kemanusiaan mereka.
Di antara beberapa yang dilakukan:

a. Pendekatan kepada germo dan PSK agar anaknya bisa disekolahkan di SD dan
SMP Muhammadiyah 11, serta mengaji di masjid atau mushalla sekitar. Sebagai
upaya ‘pembentengan’ mental dan akal para generasi muda, yang berhubungan
biologis maupun sosial di lingkungan prostitusi, agar terbebas dari menutup diri,
pesimisme menuju optimisme sehingga dapat membongkar kedhaliman sosial di
lingkungannya melalui ilmu yang diterimanya. Dengan mendidik para
generasinya diharapkan dapat dihasilkan kader yang membangun kehidupan
lebih harmonis dan demokratis di lingkungan tempat mereka
dilahirkan/dibesarkan.
b. Pembinaan dan pengajian kepada germo/PSK, untuk menggugah kesadaran para
pelaku aktif prostitusi dalam aspek mental dan religiusitasnya. Dalam
pendekatan ini, Muhammadiyah Krembangan berusaha membangunkan
kesadaran ‘kehambaannya’ kepada Sang Pemilik hidup dan alam semesta. Hal ini
tiada lain mengembalikan candu akan campur tangan Tuhan dalam setiap gerak
langkah mereka, sehingga diharapkan mampu membuat mereka sedikit demi
sedikit meninggalkan pekerjaannya di lingkungan prostitusi. Dalam bahasa Karl
Marx, agama adalah candu, maka candu inilah yang sengaja didoktrinkan kepada
me- reka dalam rangka mentransformasikan perilaku yang baik sesuai tuntunan
Agama. Bersandar pada teori maqasid syariahnya al-Ghazali bahwa dalam
rangka mencapai kemaslahatan dunia akhirat, kebutuhan yang harus dipenuhi di
antaranya agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda. Muhammadiyah
memenuhi ke- butuhan agama melalui pengajian dan pembinaan spiritual
mereka, yang diharapkan dapat melengkapi dan mengonfirmasi kebutuhan
lainnya dari PSK maupun germo.

90 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
92
c. Penyuluhan- HIV/AIDS. Hal ini bukan sekedar pendidikan yang
membangunkan- kesadaran akan ketertindasan posisi para pelaku aktif dalam
dunia prostitusi. Selain mereka memerankan sebagai obyek pemuas, namun
mereka juga korban atas terjangkitnya pe- nyakit menular seksual (PMS) di
antaranya HIV/AIDS yang sangat berbahaya. Hal ini terkait strategi dakwah
provokatif dalam menghimbau mereka (germo/PSK) agar meninggalkan
pekerjaan mereka atas nama agama, dosa sosial karena cercaan dan stereotype
sosial kepada mereka, dan terlebih dosa sosial dalam hal kesehatan yang nantinya
dapat menular pada lelaki yang menikmati mereka (germo/PSK) bahka hingga
tersebar ke masyarakat lebih luas.
Muhammadiyah Krembangan menggunakan pendekata kesehatan dalam rangka
strategi dakwah dalam peran aktifnya menghentikan praktek-praktek prostitusi di
lingkungannya.

c. Bantuan Sosial


Untuk menggiring mereka ke dalam misi dakwah Muhammadiyah, mereka
diberikan santunan berupa uang atau barang lain guna me- menuhi- kebutuhan
hidupnya. Upaya ini berdasar pada aplikasi dis- tribusi- kekayaan dari para
pimpinan, warga maupun masyarakat yang berkelebihan harta. Sesuai tafsir 8 ashnaf
kontemporer dalam melabelkan kaum mustadh’afin, WTS dikategorikan dalam riqab
(budak) yang diperas keringatnya oleh para germo dan mafia industri seksual,
sehingga memperoleh bantuan ZIS.
Bantuan sosial ini disandarkan pada pemenuhan kebutuhan dasar ala Abraham
Maslow, yakni kebutuhan jasmani/fisik, rasa aman, dicintai, dihargai, dan
aktualisasi diri.
Melalui bantuan sembako dari PWM Jatim kepada PCM Krembangan yang
secara langsung diserahkan kepada para WTS, germo dan anak-anak mereka yang
dimasukkan dalam panti asuhan Muhammadiyah Krembangan untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan jasmaninya serta sterilisasi dari virus lingkungan liar di

91 | P a g e
Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 93
daerah lokalisasi. Kemudian untuk pemenuhan kebutuhan rasa aman dan dicintai,
Muhammadiyah- Krembangan misalnya mengupayakan adanya nikah massal.
Aneka kegiatan Muhammadiyah Krembangan dalam rehabilitasi sosial. Antara
lain: Anak-anak para PSK maupun mantan PSK dimasukkan dalam binaan panti
asuhan Muhammadiyah Krembangan; Program PKSA; Bantuan sembako oleh PWM
Jatim; Bantuan- peralatan shalat oleh PCM dan simpatisan Muhammadiyah;
Memfasilitasi nikah massal, karena ada premis bahwa kehadiran pelacuran dipicu
oleh kegagalan para pelacur dalam membina rumah tangga. Sehingga sebagai bentuk
pelampiasan atas sakit hati maupun kebu-tuhan- biologisnya, prostitusi menjadi
solusi singkat. Program nikah massal ini ditujukan untuk membendung kegiatan
seksual yang liar dan meresahkan masyarakat. Upaya ini senada dengan ide Maslow
atas kebutuhan manusia untuk rasa aman dan dicintai, serta memalui institusi-
pernikahan ini dapat menjadi wadah pemenuhan kebutuhan kedua dan ketiga
setelah pemenuhan kebutuhan jasmani mereka terpenuhi.

d. Pembinaan Ekonomi
Salah satu pemberdayaan para germo maupun WTS di lingkungan prostitusi,
adalah melalui pendekatan ekonomi. Upaya ini dimaksudkan untuk menangkis
alasan para pelaku aktif prostitusi ekonomi sebagai tumbal atas pilihan mereka.
Diharapkan dengan membentengi mereka di sisi ekonomi, mereka mampu
melepaskan diri dari jeratan germo.
Dalam pemahaman materialismenya Karl Marx, segala ide yang ada bertitik tolak
dari eksistensi materi. Materi di sini menjadi komponen primer, sementara ide itu
sekunder. Muhammadiyah Krembangan memandang bahwa strategi dakwah
dengan mengedepankan materi maka seiring berjalannya waktu secara mekanik dan
dialektik dapat diinjeksikan material dakwah Islam kepada para germo/PSK.
Bentuk pembinaannya, antara lain pelatihan Memasak, mencuci, membuat
handycraft, keset dan membatik; Bantuan Modal usaha sehingga ada usaha laundry,
warung kopi dan warung-warung kecil lain yang dijalankan oleh PSK maupun

92 | P a g e
94 Jalan Sunyi Muhammadiyah
mantan PSK; Pendampingan Usaha.

e. Pemberian peran bagi anak Germo maupun WTS


Hal ini dimaksudkan sebagai upaya menarik mereka agar berkenan berbaur dan
bergabung dengan warga masyarakat sekitar. Dengan memberikan ruang dan
kesempatan mereka baik germo maupun WTS terutama anak-anak mereka untuk
terlibat dan eksis dalam organisasi dan aktivitas warga sekitar, untuk menghilangkan
skat antara warga biasa dengan WTS, anak warga biasa dengan anak PSK.
Spirit egaliter Muhammadiyah membuka peluang bagi mereka untuk tampil
dalam masyarakat layaknya warga lain, dalam rangka mengekspresikan potensi dan
kinerja diri supaya mendapatkan penghargaan di mata masyarakat. Beberapa dari
PSK maupun mantan PSK yang aktif di pengajian Aisyiyah menjadi anggota
Aisyiyah, sementara anak-anak mereka eksis di IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah)
mau- pun Pemuda Muhammadiyah. Pun dalam pergaulan sehar-hari, Mu-
hammadiyah Krembangan berusaha mengiliminir diskrimasi dalam pembagian-
tugas di organisasi.
Kesempatan untuk bereksistensi melalui ortom-ortom ini sejalan dengan ide Jean
Paul Sartre, yang aliran eksistensialismenya berpusat pada manusia sebagai individu
yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas mengekspresikan apa yang
dipelajari dan dipikirkannya supaya mampu diekspresikan melalui kinerja dan karya
mereka.
Melalui ortom Muhammadiyah ini dirasa mampu menjadi ruang ekspresi- atas
minat, bakat dan kemampuan para WTS atau mantan WTS dan anak-anak mereka
untuk mengembangkan diri sesuai yang diinginkan yang sesuai dengan rel-rel yang
ada. Tanpa dipungkiri bahwa pemberian peran melalui ortom ini sebagai upaya
pemenuhan ke- butuhan pada tingkatan teratas dalam tingkatan kebutuhan manusia
dari Maslow, yakni pemenuhan kebutuhan dihargai dan eksistensi diri (aktualisasi
diri). Sehingga upaya rehabilitasi sosial ini tercapai setelah beberapa tingkatan
kebutuhan manusia disediakan Muhammadiyah.

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 93 | P a g e


95
f. Publikasi Media
Media di sini sebagai media dakwah kekinian dalam menyampaikan pesan yang
ingin disampaikan oleh pemilik pesan. Beberapa kali kabar terkait lokalisasi
Krembangan maupun Tambak Asri menjadi sorotan baik media cetak maupun
elektronik. Hal ini dimainkan Muhammadiyah Krembangan sebagai upaya interaksi
sosial dalam menggugah- kesadaran empati dan berbagi kepada WTS tanpa
diposisikan sebagai ‘seseorang yang kotor’, sehingga memunculkan ego saling
membantu dalam- kesulitan mereka untuk bisa lepas dari dunia pelacuran.
Melalui media ini dapat dilakukan dakwah untuk menantang pihak-pihak lain
meniru dan turun ke lapangan senada dengan apa yang dilakukan Muhammadiyah.
Sehingga dampak dari pemberitaan tersebut diharapkan dapat menciptakan
transformasi sosial di wilayah lain yang memiliki latar kondisi serupa.
Di daerah Putat Jaya yang masih dalam kawasan cabang Muhammadiyah
Sawahan, di tengah-tengah lokalisasi berdiri sebuah Panti Asuhan Muhammadiyah.
Sangat menarik, karena secara logika biasa, akan sangat mengganggu bagi tumbuh
kembang para anak panti yang berada di lokalisasi tersebut. Namun Muhammadiyah
memandangnya lain, justru dengan hadirnya panti di tengah-tengah lokalisasi
berguna sebagai benteng pertahanan dan karantina para tunas bangsa di lingkungan
lokalisasi agar tidak terpengaruh dengan kondisi sekitar tempat tinggal mereka.
Masjid Ukhuwah juga menjadi ‘corong’ dakwah Muhammadiyah di Putat. Di
sekitar masjid, dilengkapi TK Aisyiyah dan TPQ untuk anak-anak di sekitar ranting
Putat Jaya. Visi misinya membina, mengasuh dan membentuk manusia beriman dan
bertaqwa, cakap, percaya diri dan berguna bagi agama, bangsa dan negara. Jumlah
anak asuh dan siswa TK terus meningkat setiap tahunnya, dan standar seleksi yang
ditentukan Persyarikatan tidak hanya mengasuh anak setingkat SD dan SMP saja,
tapi juga setingkat- SMA.
Masjid, Asrama panti, TK dan TPQ ranting Putat Jaya dimaksudkan untuk
menjadi pusat pembelajaran agama dan akhlak bagi anak-anak yatim piatu di sekitar
lokalisasi. Juga sebagai wahana belajar agama bagi anak-anak WTS atau germo di

94 | P a g e

96 Jalan Sunyi Muhammadiyah


lokalisasi Putat maupun warga sekitar lokalisasi Putat. Panti tersebut menjadi basis
upaya cabang Muhammadiyah dalam merekonsiliasi para WTS dalam hal
pembinaan mental dan spiritual, meskipun hanya segelintir WTS yang mengikuti.
Tidak berdampak secara meluas, namun proses dakwah di lokalisasi Putat telah
dimulai oleh Muhammadiyah. Ijtihad dakwah sosial yang dilakukan
Muhammadiyah tidak membatasi sumber falsafah yang diaplikasikan dalam misi
rehabilitasi sosial di lingkungan prostitusi. Baik strategi- penyadaran melalui
pendidikan, strategi pemenuhan kebutuhan jasmani- maupun pendekatan material
sebagai umpan dalam mendekat dan memasuki- dunia mereka dan menarik mereka
dari dunia prostitusi.
Prestasi membanggakan dari Muhammadiyah Krembangan dalam melakukan-
ijtihad dakwah sosial di kawasan lokalisasi layak diapresiasi dan dijadikan acuan
dalam melakukan transformasi sosial di ruang kosong yang belum mampu dicover
Pemerintah. Melalui program pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan
terhadap WTS, baik dilakukan secara berjamaah maupun perseorangan dalam
rangka mempermudah kebijakan penutupan lokalisasi.
Tentu saja dengan menjadikan mereka mandiri secara sosial-ekonomi dan
melakukan transformasi pola hidup, terutama dalam hal perilaku ke beragamaannya,
walau secara kuantitas belum mencapai hasil yang sempurna, namun nilai-nilai
hidup yang telah dilakukan Muhammadiyah Krembangan dan Sawahan dapat
menjadi indikator keseriusan keterlibatan peran Muhammadiyah dalam melakukan
rehabilitasi sosial dalam mengawal misi besar mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.

95 | P a g e

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 97


98 Jalan Sunyi Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, 1987, Islam dan Masyarakat : Pantulan Sejarah Indonesia, Cet. 1,
Jakarta : LP3ES.

Adi, Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Peengembangan Masyarakat Dan Intervensi


Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran Dan Pendekatan Praktis), 2003, Jakarta
: Lembaga Penerbit FE UI.

Alston, Margareth dan W. Bowles, Research For Social Workers An Introducting To


Methods, 1998, Australia : Allen&Unwim.

Amini, Mutiah, Kehidupan sosialPerempuan di Tengah-tengah Pluralitas Masyarakat


surabaya pada Awal abad ke-20, Jurnal LEMBARAN SEJARAH Vol 5 No.1
2003, hal 110.

Amini, Mutiah, Kehidupan sosialPerempuan di Tengah-tengah Pluralitas Masyarakat


surabaya pada Awal abad ke-20, Jurnal LEMBARAN SEJARAH Vol 5 No.1
2003.

Amir,Taufiq, Manajemen Strategik : Konsep Dan Aplikasi, 2011, Jakarta : PT


Rajagrafindo Persada.

Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori S, 1995, Psikologi Islam : Solusi Islam Atas
Problem-problem Psikologi, cet 2, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anwar, 2007, Manajemen Pemberdayaan Perempuan : Perubahan sosial melalui


Pembelajaran Vocational skills pada Keluarga Nelayan, Bandung : Alfabeta.

Bahua IM, 2008, Tinjauan Analitis Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat


(Pnpm) Mandiri Dalam Mengatasi Kemiskinan Di Era Otonomi Daerah.
Http://eeqbal.blogspot.com/2008/12/tinjauan-analitis-program-
nasional.html., tanggal 09 Mei 2014.

Baidhawy, Zakiyuddin, 2009, Teologi Neo Al-Maun : Manifesto Islam menghadapi


Globalisasi Kemiskinan Abad 21, Yogyakarta:Surya Sarana Grafika.

Baidhawy, Zakiyuddin, 2009, Teologi Neo Al-Maun : Manifesto Islam menghadapi


Globalisasi Kemiskinan Abad 21, Yogyakarta:Surya Sarana Grafika.

96 | P a g e

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 99


Boserup, Ester, 1984, Peranan Wanita dalam Perkembangan Ekonomi, Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia.

Castle, Lance, 1967, Religion, Politics and Economic Behaviour in Java : The Kudus
Cigarette Industry, New Haven : Southest Asia studies, Yale University
Press.

Chalil, Zaki Fuad (Sayed Mahdi ed.), 2009, Pemerataan Distribusi Kekayaan dalam
ekonomi Islam, Jakarta : Erlangga.

Dunn WN, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, 2000, Yogyakarta :
Gadjahmada University Press.

Fakih, Mansour, 2013, Runtuhnya teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Geertz, Cliford, 1983, Abangan, santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, diterjemahkan
oleh Aswab Mahasin, Jakarta : Pustaka Jaya.

Gibson, et al, Organisasi dan Manajemen ; Perilaku, Struktur, Proses, 1990, Jakarta :
Erlangga.

Hadayadiningrat, Suwarno, Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, 1996,


Jakarta : LP3ES.

Hull, Terence H., Endang Sulistyaningsih dan Gavin W. Jones, 1997, Pelacuran di
Indonesia : sejarah dan Perkembangannya, Jakarta : PT Penerbit Swadaya.

Hull, Terence H., Endang Sulistyaningsih dan Gavin W. Jones, 1997, Pelacuran di
Indonesia : sejarah dan Perkembangannya, Jakarta : PT Penerbit Swadaya.

Ife, Jim, 1995, Community Development : Creating Community Alternatives Vision,


Analysis And Practice, Mebourne, Australia : addition Wesley Longman
australia Ptylimited.

Ignas Kleden, Kapitalisme, Spiritualitas Keagamaan, dan Etos Ekonomi :


Mengenang 100 Tahun The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism
Max Weber”, (makalah tidak diterbitkan, Jakarta, 2005)

97 | P a g e
100 Jalan Sunyi Muhammadiyah
James a.f. Stoner Dwar Freeman, Manajemen Fifth Edition,1978, Jakarta : intermedia.

Kartasasmita, Ginandjar, 1996, Pembangunan untuk rakyat : memadukan


pertumbuhan dan pemerataan, Jakarta.

Keban, Yeremias T, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik : Konsep, Teori Dan
Isu, 2004, Yogyakarta : Gava Media.

Kuntowijoyo, 2001, Muslim Tanpa Masjid : Esai-Esai Agama, Budaya dan Politik dalam
Bingkai Transendental, Bandung : Mizan.

Kuntowijoyo, 2008, Paradigma Islam : Interpretasi untuk Aksi, Bandung : Mizan,


Edisi Baru.

Maarif, Syafi’i, 1986, Islam dan Masalah Kenegaraan, Jakarta : LP3ES.

Madjid, ahmad abd., 2012, Al-Qur’an berbicara : tentang permasalahan Islam dan
Kemasyarakatan, Pasuruan : DALWA.

Malik, M Luthfi, 2013, Etos Kerja, Pasar Dan Masjid : Transformasi Sosial-Keagamaan
Dalam Mobilitas Ekonomi Kemasyarakatan, Jakarta : LP3ES.

Malik, Nazaruddin dkk, 2010, Gerakan Ekonomi Muhammadiyah : Kajian dan


Pengalaman Empiris, Malang : UMM Press.

Malik, Nazaruddin dkk, 2010, Gerakan Ekonomi Muhammadiyah : Kajian dan


Pengalaman Empiris, Malang : UMM Press.

Markus, Sudibyo dkk, 2011, Menuju Peradaban Utama : Membedah Peran


Muhammadiyah di Ruang Publik, Jakarta : Al-Wasath dan Civil Islamic
Institue.

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, 2001, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Mudjijono, 2005, Sarkem : Reproduksi Sosial Pelacuran, Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Mulyadi, sukidi, Ahmad Dahlan Sebagai Muslim Calvinis, “Dalam Degradasi Ekonomi
Muhammadiyah, ‘Sebuah Gugatan, dalam Equilibrium Jurnal ekonomi dan
Kemasyarakatan, Volume 2, Nomor 3.2005)

Best Practice
Best Pemberdayaan
Practice Mantan
Pemberdayaan PSK (Pekerja
Mantan Seks Komersial)
PSK (Pekerja Seks Komersial) 98 | P a g e
101 101
Nakamura, Mitsuo, 1983, Bulan Sabit Muncul Dari Balik Pohon Beringin : Studi
Tentang Pergerakan Muhammadiyah DI Kotagede, Yogyakarta, Yogyakarta :
Gadjahmada University Press.

Naqvi, Syed Nawab Haider, 2009, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Nazir, Moh, Metode Penelitian, 1988, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Noer, Deliar, 1982, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta : LP3ES,

Noor, Ruslan Abdul Ghofur, 2013, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam : Format
Keadilan Ekonomi Di Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Prijono, Onny S dan Pranaka AMW, 1996, Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan
Implementasi, Jakarta : Centre fr Strategic and International studies (CSIS).

Purnomo, Tjahjo, Wijadi dan ashadi Siregar, 1982, DOLLY : Membedah Dunia
Pelacuran Surabaya, Kasus Kompleks Pelacuran Dolly, Surabaya : Universitas
Airlangga.

Purnomo, Tjahjo, Wijadi dan ashadi Siregar, 1982, DOLLY : Membedah Dunia
Pelacuran Surabaya, Kasus Kompleks Pelacuran Dolly, Surabaya : Universitas
Airlangga.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, 2009, Ekonomi Islam, Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada.

Rahardjo, M Dawam, 2002, Ensiklopedi Al-Qur’an : Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep


Kunci, Jakarta : Paramadina.

Rahman, afzalur, Doktrin Ekonomi Islam jilid 1, 1995, Jakarta :Dana Bhakti Wakaf.

Ratminto dan Winarsih, Atik Septi, Manajemen Pelayanan, Pengembangan Model


Konseptual, Penerapan Citizan’ Carter Dan Standart Pelayanan Minimal, 2005,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Robert Barro dan Joshua Mitchell, Relgious Faith and Economic Growth : What
Metters most – Belief Or Belonging? (washington DC : The Heritage
Foundation Center for Religion and Civil Society, 2004).

99 | P a g e
Jalan Sunyi Muhammadiyah
102
Soetomo, 2013, Pemberdayaan Masyarakat : MungkinkahMuncu Antitesisnya?,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subagyo, Ahmad Wito, 2000, Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan Dalam


Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan, Yogyakarta : Gadjah Mada.

Suryanto, Ferdy, Efektivitas Program Pemberdayaan Ekonomi Di Kecamatan Konda


Kabupaten Konawe Selatan, 2010, Yogyakarta S2 MKPD, UGM.

Truong, Thanh-Dam, 1992, Seks, uang dan kekuasaan : pariwisata dan pelacuran di asia
Tenggara, Jakarta : LP3ES.

Umar, Nasaruddin, Argumen Kesetaraan Gender : Perspektif al-Qur’an, 2001, Jakarta


: Paramadina.

Usman, Sunyoto, 2012, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta :


Pustaka Pelajar.

Utomo, Tri, Beberapa Permasalahan Dan Upaya Akselerasi Program Pemberdayaan


Masyarakat. 2009, : Http://pdf-seacrh-
engine.com/beberapa%20permasalahan%20dan%20uapayaakselerasi%2
0program%20pemberdayaan%20-html
www.geoticies.com/triwidodowu/pemberdayaan_masy.html. Tanggal 8
september 2009.

Wahab SA., Analisis Kebijakan : Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara,


2005, Jakarta : Bumi Aksara.

Weber, Max, The Protestant Ethic And The Spirit of Capitalism, 1992, London dan
New York : Routledge.

Wibawa, Samudra, Yuyun Purbokusumo dan Agus Pramusinto, Evaluasi Kebijakan


Publik, 1994, Jakarta : PT Raja Grafindo.

Widiastuti, Triana, Efektivitas Program Lembaga Keuangan Mikro Swamitra Mina


Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (Studi Kasus Di Desa
Purwodadi Kec Tepus Kab Gunung Kidul), 2009, Yogyakarta : UGM.

Wrihatnolo, R. Randy dan Dwijowijoto NR, 2007, Manajemen Pemberdayaan,


Jakarta : Elex Media Komputindo.

Best Practice Pemberdayaan Mantan PSK (Pekerja Seks Komersial) 100 | P a g e


103

Anda mungkin juga menyukai