Anda di halaman 1dari 16

PEMBANGUNAN

“MRC BATU CONDOTEL”

SURAT PERJANJIAN KONTRAK

ANTARA

PT. MRC BATU PRATAMA


DENGAN
PT. PUTRA PUTRI RAHMAWATI

TENTANG KERJASAMA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN


MRC CONDOTEL BATU MALANG

Nomor : 14/SPK/MBP/IX/2020
Tanggal : 2020
Lokasi : JL. PANDERMAN HILLS
DESA ORO ORO OMBO, KOTA BATU
MALANG, JAWA TIMUR
SURAT PERJANJIAN KONTRAK

Nomor : 14/SPK/MBP/IX/2020
Tanggal :

ANTARA
PT. MRC BATU PRATAMA
DENGAN
PT. PUTRA PUTRI RAHMAWATI

TENTANG
PROYEK PEMBANGUNAN MRC BATU PRATAMA
Lokasi : Jl. PANDERMAN HILLS
DESA ORO ORO OMBO, KOTA BATU
MALANG, JAWA TIMUR

Pada hari ini, tanggal ..... bulan September Tahun Dua Ribu Dua Puluh, yang bertanda tangan
dibawah ini :

I. Nama : DIAN BUDI SANJAYA, SE


Perusahaan : PT. MRC BATU PRATAMA
Jabatan : Direktur PT. MRC BATU PRATAMA
Alamat : Jl. Ketintang Madya Cempaka No. I, Surabaya
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. MRC BATU MALANG, yang selanjutnya disebut sebagai
PIHAK PERTAMA.

II. Nama : YOGI FEBRIANTO


Perusahaan : PT. PUTRA PUTRI RAHMAWATI
Jabatan : Direktur PT. PUTRA PUTRI RAHMAWATI
Alamat : Long Beach S11-36 Pakuwon City, Surabaya
Dalam hai ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan selaku kontraktor pelaksanaan (Main
Contractor), yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
M E N G I K A T bahwa para pihak tersebut diatas telah sepakat dan setuju untuk mengikat diri dalam
suatu perjanjian Kontrak Pekerjaan Proyek Pembangunan MRC BATU CONDOTEL, Batu - Malang dengan
ketentuan dan syarat sebagai berikut :

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Bahwa dalam Maksud dan Tujuan dari surat perjanjian kontrak ini adalah melaksanakan Proyek
Pekerjaan Pembangunan MRC BATU CONDOTEL milik PT. MRC BATU PRATAMA, yang berlokasi di Jl.
Panderman Hills milik PIHAK PERTAMA.

PASAL 2
TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN

1. Bahwa PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA sebagai Main Contractor atau
Pemborong untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan MRC CONDOTEL BATU, MALANG
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian Kontrak Pemborong ini senilai Rp.
71.200.000.000; (tujuh puluh satu milyar dua ratus juta rupiah) harga tersebut belum termasuk
PPN 10% dan PPh 3% dengan spesifikasi teknis tercantum dalam beberapa paket pekerjaan,
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Gambar teknis.

2. Adapun paket item pekerjaan yang akan dikerjakan oleh PIHAK KEDUA dan belum dijelaskan
atau diuraikan di dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlampir, akan di sesuaikan dihitung dan
dibayarkan secara penuh dalam adenddum dan SPK yang akan di keluarkan oleh PIHAK
PERTAMA dan di sepakati oleh PIHAK KEDUA.

3. Bahwa PIHAK KEDUA bersedia & berjanji untuk menerima dan melaksanakan Tugas dan
Pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA dengan sebaik baiknya serta mengikat diri
untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini.

4. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas Hingga Selesai progress Seratus Persen (100%)
senilai senilai Rp. 71.200.000.000; (tujuh puluh satu milyar dua ratus juta rupiah)

5. Untuk lamanya masa pelaksanaan pekerjaan proyek Pembangunan MRC CONDOTEL BATU,
MALANG oleh PIHAK KEDUA sampai dengan selesai Pekerjaan Selama 730 ( tujuh ratus tiga
puluh ) hari dan atau 24 (dua puluh empat) bulan.

6. Untuk masa pemeliharaan pekerjaan berlaku selama 90 ( sembilan puluh ) hari atau tiga bulan
terhitung sejak dilakukan Berita Acara Serah Terima ke-1 Hari berdasarkan kesepakatan bersama
PARA PIHAK. dari PIHAK KEDUA ke PIHAK PERTAMA.
PASAL 3
MEKANISME PEMBAYARAN
1. PIHAK PERTAMA memberikan pembayaran pekerjaan Proyek Pembangunan MRC CONDOTEL
BATU, MALANG kepada PIHAK KEDUA senilai total Rp. 71.200.000.000,- (tujuh puluh satu milyar
dua ratus juta rupiah) kepada pihak kedua dengan cara 5 ( lima ) tahapan.
Adapun tahapan tersebut :
a. Down Payment sebesar 20% atau TAHAP I dari nilai kontrak sebesar Rp. 14.240.000.000,-
terbilang ( empat belas milyar dua ratus empat puluh juta rupiah ). Bobot pekerjaan 0%
b. Selanjutnya pembayaran Tahap I dibayarkan 20%, sebesar Rp. 14.240.000.000,-, pada saat
hasil opname yang di lakukan oleh managemen Konsultan (MK) progress bobot pekerjaan
sebesar 25%
c. Selanjutnya pembayaran Tahap II dibayarkan sebesar 20%, sebesar Rp. 14.240.000.000-,
pada saat hasil opname yang di lakukan oleh managemen Konsultan (MK) progress bobot
pekerjaan sebesar 50%.
d. Selanjutnya pembayaran Tahap III dibayarkan sebesar 20%, sebesar Rp.14.240.000.000,-
pada saat hasil opname yang di lakukan oleh managemen Konsultan (MK) progress bobot
pekerjaan sebesar 75%.
e. Selanjutnya pembayaran Tahap IV dibayarkan sebesar 15%, sebesar Rp. 10.680.000.000,-
pada saat hasil opname yang di lakukan oleh managemen Konsultan (MK) progress bobot
pekerjaan sebesar 100%.
f. Retensi sebesar 5% dari nilai kontrak sebesar Rp.3.560.000.000,- akan di bayarkan pada
saat setelah jangka waktu pemeliharaan 90 (sembilan puluh) hari selesai, dengan dibuktikan
Berita Acara Serah Terima ke-2.
g. Tabel payment.
No. Keterangan Besaran Bobot Pekerjaan Nominal
1 Down payment 20% 0% Rp. 14.240.000.000-,
2 Termin Ke-1 20% 25% Rp. 14.240.000.000-,
3 Termin Ke-2 20% 25% Rp. 14.240.000.000-,
4 Termin Ke-3 20% 25% Rp. 14.240.000.000-,
5 Termin Ke-4 15% 25% Rp. 10.680.000.000,-

6 Retensi 5% Setelah 90 hari Rp.3.560.000.000,-


BAST ke-1
Ket : Retensi 5% dibayarkan setelah 3 bulan setelah BAST ke-1
2. Pembayaran Down Payment (DP) akan di bayarkan pada saat PIHAK KEDUA
memberikan Jaminan pelaksanaan ( Jampel ) kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk
Asuransi, adapun besaran jaminan pelaksanaan tersebut sebesar 5% dari nilai kontrak
sebesar Rp. 3.560.000.000,- terbilang ( Tiga Milyar Lima Ratus Enam Puluh Juta Rupiah ).
(Nilai proyek sebelum PPN dan PPh)
3. PIHAK KEDUA mempersiapkan cek billyet giro yang terisi dimana besaran nominalnya
sebesar Rp.1.500.000.000,- (Satu Milyar Lima ratus juta rupiah) setelah bedah RAB. Dan
cek tersebut di titipkan di notaris
PASAL 4
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bahwa untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian Kontrak ini
PIHAK KEDUA tunduk pada ketentuan dan syarat dalam Lampiran Surat Perjanjian Kontrak
Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Proyek MRC CONDOTEL BATU, MALANG ini yaitu :

a. Rencana Kerja dan Syarat- syarat pekerjaan pembangunan.

b. Gambar- gambar dan spesifikasi teknis serta bahan- bahan yang telah ditentukan.

c. Rencana anggaran biaya pelaksanaan sesuai volume di uraian pekerjaannya.

d. Kesepakatan bersama tentang Harga Satuan pekerjaan.

e. Segala sesuatu hal yang mengenai teknis pelaksannan proyek tersebut di ketahui dan di setujui
oleh Manejemen Konsultan (MK) yang di tunjuk dan di sahkan oleh PIHAK PERTAMA.

f. Peraturan standar yang berlaku secara sah dan mengikat ditempat pekerjaan sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan- ketentuan dalam Perjanjian Kontrak Pemborongan ini.

g. Dan ketentuan-ketentuan yang akan timbul dikemudian hari yang tidak bertentangan dengan
perjanjian kontrak dalam pembangunan MRC CONDOTEL BATU, MALANG.

PASAL 5
PEKERJAAN, HARGA DAN NILAI KONTRAK

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA adalah sesuai dengan pasal 2 ayat 3 dalam
kontrak ini dan daftar dalam lampiran Harga satuan pekerjaan semua item pekerjaan yang akan
dilaksanakan tercantum didalam Lampiran.

2. Nilai Proyek tersebut menjadi Nilai Kontrak dalam Surat Perjanjian Kontrak ini adalah sebesar Rp.
71.200.000.000,- ( tujuh puluh satu milyar dua ratus juta rupiah).

3. Harga borongan diatas belum termasuk PPN, PPH, PIHAK KEDUA.


4. Rencana Anggaran Biaya untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut dilampirkan bersama dengan Surat
Penawaran dan Surat Perjanjian Kontrak Pemborongan ini dan merupakan satu bagian yang tidak
terpisahkan dari Surat Perjanjian Kontrak ini termasuk juga, Pihak Kedua.

PASAL 6
WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu penyelesaian pelaksanaan pekerjaan ditetapkan 24 (dua puluh empat) Bulan / 730
(tujuh ratus tiga puluh) hari terhitung sejak di terbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dan akan ditetapkan sebagai TANGGAL PENYERAHAN yang
akan dituangkan dalam BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN.

2. Mengenai waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana di maksud dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat
dirubah oleh PIHAK KEDUA tanpa ada persetujuan dari PIHAK PERTAMA secara tertulis, kecuali
apabila adanya Perintah Penambahan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Perjanjian
Kontrak Pemborongan ini dan apabila terjadi FORCE MAJEUR sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 dalam Perjanjian Kontrak ini.

3. PIHAK KEDUA harus selalu tepat waktu (on time) didalam pengiriman/pengadaan barang
berdasarkan scejoule pengiriman barang yang direncanakan oleh PIHAK KEDUA dan harus
mendapatkan persetujuan dari PIHAK PERTAMA, dalam hal ini diwakilkan kepada pihak
Manajemen Konsultan baik jenis maupun kualitasnya.

PASAL 7
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Bahwa apabila terjadi penyimpangan dan atau perubahan perubahan yang merupakan
penambahan atau pengurangan pekerjaan hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah secara
tertulis dari PIHAK PERTAMA dalam hal ini diwakilkan kepada pihak Manajemen Konsultan dengan
menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan secara jelas.

2. Bahwa mengenai perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga
yang telah disetujui oleh Kedua Belah Pihak, kecuali bila tercantum dalam daftar harga satuan
pekerjaan.

3. Bahwa dengan adanya pekerjaan tambah kurang ini senilai maksimal 10 % (sepuluh persen) dan
atau lebih dari 10 % (sepuluh persen) akan dibuatkan Addendum Biaya Baru dan Perpanjangan
Waktu yang akan disepakati oleh para pihak, maka tidak dapat dipergunakan sebagai alasan
pengunduran waktu penyelesaian.

4. Bahwa untuk pekerjaan tersebut diatas, akan dibuatkan perjanjian tambahan (Addendum) oleh
PIHAK PERTAMA sebagai dasar pembayaran ke PIHAK KEDUA.

PASAL 8
PENGAWASAN DAN OPNAME

1. PIHAK PERTAMA menunjuk Manajemen Konsultan (MK) untuk bertugas Dalam bidang pengawasan
pelaksanan pekerjaan tersebut.

2. Dalam hal ini PIHAK KEDUA diharuskan berkordinasi serta melakukan laporan harian, mingguan dan
bulanan kepada manajemen konsultan dari PIHAK PERTAMA.

3. Dan Adapun Hasil keputusan hasil opname setiap progres/bobot pekerjaan PIHAK KEDUA,
diharuskan mendapatkan persetujuan dari pihak manajemen konsultan PIHAK PERTAMA terlebih
dahulu.

4. PIHAK KEDUA menunjuk salah satu pihak wakil secara representative yang sesuai spesifikasi teknis
sebagai pimpinan proyek yang bertanggung jawab serta berkordinasi Dalam pelaksanaan pekerjaan
tersebut, resmi dan harus mendapatkan persetujuan dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 9
BAHAN DAN ALAT KERJA

1. Bahan-bahan, alat-alat kerja dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 perjanjian ini, disediakan oleh PIHAK KEDUA.

2. PIHAK KEDUA harus menyediakan tempat atau gudang yang baik dan aman untuk penyimpanan
bahan-bahan dan alat kerja.

3. PIHAK KEDUA harus menyediakan standar alat-alat keselamatan pekerja/APD dilapangan.

PASAL 10
KENAIKAN HARGA

1. Apabila terjadi kenaikan harga pada bahan-bahan, alat-alat kerja dan upah kerja selama masa
pelaksanaan pekerjaan pemborongan ini lebih dari 3% (tiga persen), akan dilakukan penyesuaian
kenaikan harga satuan atas kesepakatan kedua belah pihak.

2. Bahwa pada dasarnya PIHAK KEDUA dapat melakukan penyesuaian harga satuan atas kenaikan
harga yang melebihi 3% dari bahan-bahan, alat-alat kerja dan upah kerja kepada PIHAK
PERTAMA, kecuali apabila adanya tindakan kebijakan pemerintah republik Indonesia dalam
bidang Moneter yang di umumkan secara resmi dan diatur dalam peraturan pemerintah secara
khusus untuk pekerjaan pemborongan.
PASAL 11
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang direncakan dan diterapkan, PIHAK KEDUA
harus menyediaakan tenaga kerja yang ahli dan terampil dalam bidangnya dengan jumlah yang
cukup memadai.

2. Ongkos-ongkos dan upah kerja pelaksanaan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.

3. PIHAK KEDUA harus akan melibatkan Masyarakat setempat dalam hal penyediaan tenaga kerja
lokal sesuai dengan standar nilai upah didalam RAB dan Analisa sesuai bidang keahlian yang
dimiliki.

4. PIHAK KEDUA wajib menjaga keselamatan kerja atas para Pekerjanya.

5. Seluruh Keselamatan atas para pekerja sepenuhnya tanggung jawab PIHAK KEDUA dalam bentuk
asuransi BPJS Naker dan diluar tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

PASAL 12
KEAMANAN

1. PIHAK PERTAMA wajib menjamin kawasan dan lingkungan atau lahan yang sedang dikerjakan oleh
PIHAK KEDUA aman dari gangguan pihak lain dan tidak sedang dalam perkara hukum dengan
pihak manapun atas lahan yang dimaksud.

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja yang telah disediakan PIHAK
PERTAMA meliputi tenaga kerja, kebersihan, bangunan- bangunan, gedung, alat-alat kerja, dan
bahan bangunan selama pekerjaan berlangsung.

3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan wajib menyediakan sarana untuk menjaga keselamatan
para tenaga kerjanya guna menghindari bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan
pekerjaan.

4. Apabila terjadi kecelakaan pada saat melaksanakan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA diwajibkan
memberikan pertolongan kepada korban, dan segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibatnya
menjadi beban atau tanggung jawab PIHAK KEDUA.

5. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang layak/barak pekerja dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan dan ketertiban bagi para pekerjanya untuk tinggal sementara di lokasi
pekerjaan.

6. Hubungan antara para tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur secara khusus,
hendaknya tunduk pada peraturan perburuhan setempat yang berlaku.

PASAL 13
HAK DAN KEWAJIBAN

1. PIHAK PERTAMA berhak dan berkewajiban untuk :

A. PIHAK PERTAMA berhak untuk :

1) Memberikan tugas dan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sebagai mana dimaksud dalam
PASAL 1 tersebut diatas.

2) Menerima Surat tugas Manager Project (Pimpro) dari PIHAK KEDUA dan Menerima
Laporan sebagaimana dimaksud dalam PASAL 15.

3) PIHAK PERTAMA Berhak meminta dokumen-dokumen atau perijinan- perijinan yang


diproses oleh PIHAK KEDUA dalam pelaksaan proyek pembangunan MRC CONDOTEL
BATU, MALANG.

4) PIHAK PERTAMA berhak memutuskan kontrak kerjasama ini apabila PIHAK KEDUA tidak
dapat melaksanakan kewajiban kewajiban sebagai mana telah di sepakati Dalam surat
perjanjian ini, apabila PIHAK KEDUA tidak menyikapi secara serius surat peringatan
(SP)1, 2 dan 3 yang berdurasi masing-masing setiap 7 (tujuh) hari kerja.

B. PIHAK PERTAMA Berkewajiban untuk :

1) Menyelesaikan segala persyaratan administrasi, Perizinan dan Pajak- pajak yang


berkaitan dengan instansi pemerintah antara lain surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
dan perizinan lain, termasuk perijinan terhadap lingkungan dan adat setempat sebagian
yang dianggap perlu.

2) Memberikan pembayaran kepada PIHAK KEDUA tepat pada waktunya sebagaimana


yang dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 diatas.

3) PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan Down Payment (DP) 20 % (dua puluh)


persen sebesar Rp. 14.240.000.000,- terbilang ( empat belas milyar dua ratus empat
puluh juta rupiah ) kepada PIHAK KEDUA dalam kurun waktu maksimal 14 hari kerja,
setelah PIHAK KEDUA memberikan jaminan Bank Garansi (BG) Kepada PIHAK PERTAMA,
setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Bank Garansi sebagai Jaminan Pelaksanaan seperti
yang tercantum dalam Pasal 3 ayat 2.
4) PIHAK PERTAMA berkewajiban ikut menyetujui dan menerima hasil kerja PIHAK KEDUA
tepat pada waktunya yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan
atau sesuai dengan ketentuan pada pasal 8 ayat 3 tersebut diatas.
2. PIHAK KEDUA berhak dan berkewajiban untuk :

A. PIHAK KEDUA berhak Untuk :

1) Melaksanakan tugas dan pekerjaan dari PIHAK PERTAMA sebagaimana yang dimaksud
dalam PASAL 1 diatas.

2) Mengajukan metode pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu


selambat-lambatnya 10 (Sepuluh) hari kerja terhitung sejak SPMK ini di tanda tangani.

3) Menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA tepat pada waktunya sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 diatas, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
dierahkannya invoice/tagihan.

4) Untuk menghentikan sementara kegiatan pelaksanaan proyek sesuai isi pasal 13 ayat 2
butir A3 tersebut diatas.

5) Menerima Berita Acara Serah Terima Lahan dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan
dokumen perijinan dan pelaksanaan yang berlaku.

B. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk :

1) Sebelum dimulainya Pekerjaan PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan Bank Garansi


Kepada PIHAK PERTAMA, sebagai jaminan pelaksanaan Proyek pembangunan MRC
CONDOTEL BATU, MALANG.

2) Sebelum Down Payment (DP) diterima oleh PIHAK KEDUA dari PIHAK PERTAMA maka
PIHAK KEDUA wajib untuk melakukan survey lokasi pekerjaan dan menerima Serah
Terima Lahan untuk Pekerjaan Persiapan dilokasi Proyek Pembangunan MRC
CONDOTEL BATU, MALANG.

3) Menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati dengan PIHAK
PERTAMA dan tepat pada waktunya yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan dan atau sesuai dengan ketentuan pada pasal 8 ayat 3 tersebut diatas..

4) Menyediakan bahan-bahan, alat-alat kerja, tenaga kerja berikut keamanaannya.

5) Mematuhi segala peraturan yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 14
RESIKO

1. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA terjadi sesuatu yang disebabkan oleh
kelalaian PIHAK KEDUA yang menyebabkan bangunan Proyek pembangunan MRC CONDOTEL
BATU, MALANG, Rusak, Rubuh, terbakar atau hal-hal lain sehingga pekerjaan tersebut tidak selesai
dan atau disebabkan dengan cara apapun sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA maka
PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul.

2. Apabila hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah diluar kesalahan PIHAK
KEDUA, misalnya akibat FORCE MAJEUR sebagaimana yang dimaksud dalam PASAL 17 perjanjian
ini dan belum diserahkan oleh PIHAK KEDUA, maka jika sebagian hasil pekerjaan sesuai dengan
tahapan pekerjaan sebagaimana diatur dalam PASAL 6 surat perjanjiaan ini telah diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA yang dibuktikan dengan adanya berita acara pemeriksaan hasil serah
terima pekerjaan, maka segala kerugian yang timbul akibat keadaan tersebut akan menjadi
tanggung jawab kedua belah pihak PIHAK PERTAMA.

3. Bilamana pada waktu pelaksanaan terjadi kemacetan dalam waktu 14 (Empat Belas) hari berturut-
turut yang diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan atau alat-alat
kerja karena semata-mata akibat ketidakcakapan atau ketidak mampuan PIHAK KEDUA selaku
penyedia jasa dalam mengelola pekerjaan atau Proyek, maka segala resiko dan akibat kemacetan
pekerjaan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA yang berisiko sanksi dan
denda pada PASAL 16 dalam perjanjian ini secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA.

4. Apabila PIHAK KEDUA selama melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan kerugian
bagi yang disebabkan oleh tuntutan PIHAK KETIGA (Subkontraktor) maka segala kerugian tersebut
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

5. Segala hal yang terjadi baik secara teknis maupun non teknis yang diakibatkan oleh metode dan alat
kerja PIHAK KEDUA dengan tidak mendapatkan izin oleh PIHAK PERTAMA maka sepenuhnya
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 15
LAPORAN
Selama jangka waktu pelaksanaan, PIHAK KEDUA menyampaikan laporan resmi secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA, baik secara langsung maupun melalui Manager Project (Pimpro) berupa laporan
harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan mengenai jalannya pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
yang dimaksud dalam PASAL 1.

PASAL 16
SANKSI DAN DENDA
Apabila jangka waktu yang ditentukan sebagaimana yang dimaksud dalam PASAL 6 diatas, PIHAK
KEDUA lalai melakukan kewajiban untuk menyelasaikan pekerjaan pembangunan dengan alasan yang
tidak dapat di terima oleh PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu 730 (tujuh ratus tiga puluh) hari
kalender, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda 1 %o (satu) permil perhari dari nilai kontrak dan atau
maksimum 5 % (lima persen) dari nilai Kontrak, dan denda tersebut harus dibayarkan langsung pada
hari ke 50 (lima puluh) kepada PIHAK PERTAMA.
1. Demikian dengan ketentuan, apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan sebagaimana
disebutkan dalam ayat 1 Pasal ini, PIHAK KEDUA MASIH BELUM MEMENUHI KEWAJIBANNYA,
MAKA PIHAK PERTAMA BERHAK MENGAMBIL ALIH PEKERJAAN TERSEBUT DENGAN
memperhitungkan angsuran PROGRES FISIK yang telah tercapai atau jumlah dibayar dengan nilai
bangunan yang telah dikerjakan oleh PIHAK KEDUA.
2. Adapun mengenai keterlambatan-keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat-ayat dalam
pasal ini maka dapat diperhitungkan dengan persetujuan PIHAK PERTAMA.
3. Apabila PIHAK PERTAMA melakukan wanprestasi dalam terjadinya lambat pembayaran kepada
PIHAK KEDUA, Maka PIHAK PERTAMA akan memberikan kompensasi kepada dikenakan sanksi
oleh PIHAK KEDUA dalam bentuk denda 1 °/ (satu) permil perhari dari nilai tagihan atau
maksimal 5% (lima) persen dari nilai kontrak., dalam hal ini yang akan disepakati oleh kedua belah
pihak.
4. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk diadakanya klaim sebesar 10% dari nilai
kontrak sebesar Rp.7.120.000.000, (tujuh milyar seratus dua puluh juta rupiah), apabila salah satu
pihak melakukan Wanprestasi dan tidak bisa memehuni kewajiban yang sudah disepakati dan
klaim tersebut wajib di bayarkan dan sepenuhnya menjadi hutang perusahan.

Pasal 17
FORCE MAJEUR (KEADAAN MEMAKSA)

1. Yang dimaksud dalam Keadaan Memaksa dalam Surat Perjanjian Kontrak Pemborongan
Pekerjaan ini adalah peristiwa- peristiwa yang berada diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA yang dapat mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan kegiatan dua belah pihak,
yaitu:

a. Bencana Alam (gempa bumi, tanah longsor dan banjir)

b. Perang, revolusi, makar, huru-hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan (kecuali


pekerjaan dan atau karyawan PIHAK KEDUA)

c. Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan atau kelalaian PIHAK KEDUA)

d. Kegiatan Pemerintah Daerah, Upacara adat dan sejenisnya yang dilaksanakan dalam masa
jangka waktu pelaksanaan.

e. Keadaan Memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah.

2. A ab a e ad Keadaan Memaksa a a:

a. PIHAK KEDUA menyatakan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA bahwa telah terjadi
Keadaa Me a a e da a e e a da PIHAK PERTAMA.
b. Apabila dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan dari PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA tentang keadaan memaksa tersebut dan PIHAK PERTAMA tidak
memberikan jawabannya, maka PIHAK PERTAMA dia gga e e i ada a Keadaa
Me a a tersebut.

c. PIHAK KEDUA wajib mengamankan lapangan dan segera menghentikan seluruh kegiatan
pekerjaan setelah menerima pernyataan/ persetujuan tertulis tentang keadaan memaksa
dari PIHAK PERTAMA.

d. PIHAK KEDUA segera melaporkan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA mengenai
kemajuan pekerjaan sampai pada saat keadaan memaksa setelah diperiksa oleh pengawas
lapangan dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 18
SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Merupakan tindak lanjut dari Surat Perjanjian Kontrak ini, maka selanjutnya akan dilaksanakan
penerbitan dan penandatangan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dari PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA setelah PIHAK KEDUA mempersiapkan syarat- syarat yang dimaksud sebagai mana
tertuang dalam pasal 3 dalam perjanjian ini

PASAL 19
PENYELESAIAN DAN PERSELISIHAN

1. Berdasarkan azas saling percaya (Goodwill) Para Pihak berjanji akan mematuhi semua ketentuan
yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian Kerjasama Pemborongan Pekerjaan ini dan tidak akan
melakukan tindakan apapun yang dapat menghambat upaya pelaksanaan perjanjian kerjasama
pemborongan ini.

2. Apabila terjadi perselisihan mengenai hal hal yang berhubungan dengan perjanjian kerjasama
pemborongan ini, maka segala sesuatu akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

3. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak dapat ditempuh maka akan diselesaikan oleh
suatu Panitia Arbritase yang terdiri dari :
a. Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai Anggota
b. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai Anggota
c. Seorang PIHAK KETIGA yang ahli sebagai Ketua yang dipilih dan ditunjuk oleh wakil- wakil dari
Kedua Belah Pihak.

4. Keputusan Panitia Arbitrase ini mengikat Kedua Belah Pihak dan seluruh biaya penyelesaian
perselisihan ditanggung bersama yang sama besarnya oleh Kedua Belah Pihak.
5. Jika dengan cara Musyawarah dan Arbitrase tidak dicapai penyelesaian atau persetujuan maka
Para Pihak akan menempuh cara yang lazim, sah dan menurut ketentuan hukum yang berlaku.

6. Segala akibat dari Perjanjian Kerjasama Pemborongan ini maka Para Pihak sepakat memilih
kedudukan perkara yang tetap / domisili yaitu di Pengadilan Negeri Jawa Timur.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal hal yang belum tercantum dalam Surat Perjanjian Kerjasama ini ataupun yang belum diatur
secara rinci dalam Surat Perjanjian Kerjasama ini, akan diatur dan ditetapkan berdasarkan musyawarah
oleh PARA PIHAK didalam Addendum tersendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Surat Perjanjian Kontrak ini.
PASAL 22
PENUTUP
1. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) salinan yang masing-masing Pihak memegang 1 (satu)
dan ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas materai yang cukup dan masing-masing memiliki
kekuatan hukum yang sama, dan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi yang turut menyaksikan dan
menandatangani Perjanjian ini.
2. Perjanjian ini berlaku dan mengikat kedua belah pihak sejak ditandatanganinya Perjanjian ini.

Dibuat di : Surabaya, Jawa Timur


Tanggal :

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. MRC BATU PRATAMA PT. PUTRA PUTRI RAHMAWATI

DIAN BUDI SANJAYA, SE YOGI FEBRIANTO


DIREKTUR DIREKTUR

SAKSI SAKSI

( ( .. )

Anda mungkin juga menyukai