(Bidang Sains)
Disusun Oleh :
Aat Anugrah
Ilma Nuraeni
Guru Pembimbing :
Erni Rahmayanti, S.Pd
(Brassica narinosa).
Tanaman sawi pagoda adalah tanaman asli Asia khususnya berasal dari negara
Cina. Sebutan lain untuk tanaman pagoda adalah totsoi, sawi bayam, sawi sendok,
atau roset bok choy. Di Indonesia iklim, cuaca, dan tanahnya sangan cocok untuk
mengembangkan budidaya sawi pagoda dan hasilnya tidak jauh seperti dari tempat
asalnya.
Tanaman sawi-sawian sangat mudah didapat dan menjadi sayuran yang digemari.
tanaman ini juga populer di Amerika Utara sebagai bahan makanan dan sekarang
pagoda(Brassica narinosa) pada saat ini selain sedang trend berguna juga sebagai
obat, lalapan, atau bisa juga dijadikan jus. Tanaman sawi pagoda (Brassica
narinosa)memiliki banyak sekali kandungan zat kimia yang baik untuk kesehatan. Zat
kimia ini antara lain alkaloid, kalium, iodium, dan zat samak. Senyawa ini sangat baik
akan sayuran yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai upaya untuk
meningkatkan produksi baik oleh petani maupun instansi pertanian melalui uji coba
diperoleh dengan teknik budidaya yang baik, diantaranya melalui pemupukan yang
benar, tepat dan sesuai kebutuhan. Saat ini produk sayuran yang diinginkan oleh
konsumen adalah sayuran yang berkualitas baik dan sehat serta aman untuk
1
dikonsumsi. Sehingga upaya mendapatkan sawi pagoda (Brassica narinosa)dengan
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik ini dapat berasal
Menjelaskan bahwa pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak
tanah, menyediakan unsur hara makro dan mikro, selain itu pupuk kandang berfungsi
untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikro biologi tanah, nilai kapasitas
digunakan pada tanaman sawi(Brassica narinosa) yaitu pupuk kandang yang berasal
Energi terbarukan yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif
lebih sederhana adalah energi biogas dengan memproses limbah bio atau bio massa di
dalam alat kedap udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa
kotoran ternak, sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran
sayur dan sebagainya. Namun, sebagian besar terdiri atas kotoran ternak seperti, sapi
Bio-slurry atau ampas biogas merupakan produk dari hasil pengolahan biogas
berbahan kotoran ternak dan air melalui proses tanpa oksigen (anaerobik) di dalam
nutrisi yang telah ada di materi suapan. Sehingga membuat Bio-slurry berpotensi
menjadi pupuk organik. Pada aplikasinya telah terbukti produksi hasil yang lebih
tinggi dibandingkan pupuk biasa. Sehingga menjadi solusi yang tepat untuk nutrisi
2
Biogas yang telah dikenal tersebut diolah dari kotoran ternak dalam keadaan
kedap udara. Secara Ilmiah, biogas yang dihasilkan dari sampah organik adalah gas
yang mudah terbakar. Gas ini dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik oleh
bakteri anaerob. Umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk
menghasilkan biogas. Tetapi hanya bahan organik baik padat maupun cair yang
membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4) dan Karbondioksida (CO2). Tetapi
hanya CH4 yang dimanfaatkan bahan bakar. Biogas sebagian besar mengandung gas
metana (CH4) dan karbondiokasida (CO2). Energi yang terkandung dalam biogas
tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka
semakin besar kandungan energi pada biogas (Sikanna, Rismawaty. et al. 2013).
Menurut Widodo dan Asari (2006) kotoran ternak mengandung nitrogen, fosfor
dan kalium yang merupakan kandungan nutrient utama untuk bahan pengisi biogas.
Menurut Omed et al, (2000) Kotoran ternak merupakan pilihan yang tepat sebagai
bahan baku pembuatan biogas, karena di dalam kotoran ternak telah mengandung
Bio-slurry adalah salah satu pupuk organik yang dapat digunakan pada tanaman
sawi. Pupuk Bio-slurry merupakan pupuk dari kotoran ternak yang telah mengalami
yaitu C-organik (48%), N-total (2,9%), C/N (15,8%), P2O5 (0,2%), K2O (0,3%)
Pupuk nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang
bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar, tetapi kalau terlalu banyak
Yuwono, 2002).
3
Menurut Hadisuwito (2007) manfaat dari Bio-slurry adalah dapat memperbaiki
sifat-sifat tanah, menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan dan
nutrisi serta mengendalikan penyakit pada tanah. Bio-slurry juga lebih mudah diserap
oleh tanaman karena unsur-unsur didalamnya telah terurai. Hal ini disebabkan karena
pupuk Bio-slurry telah mengalami proses dekomposisi oleh bakteri anaerob di dalam
tabung penampungan (Yunus, 1991), tetapi sampai saat ini pupuk Bio-slurry belum
narinosa)
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian
bio-slurry berbahan kotoran ayam dan kubis, serta mendapatkan perlakuan yang
diantaranya:
1. Bagi Masyarakat
bio-slurry berbahan kotoran ayam dan kubis yang dijadikan sebagai pupuk
4
2. Bagi Stakeholder dibidang pendidikan.
wawasan dan keterampilan siswa SMA/MA khususnya kelas XII, pada mata
tumbuhan
E. Metodologi Penelitian
1) Metode Penelitian
2) Desain Penelitian
Maka dari itu desain yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
slurry yakni:
kubis + 6 Kg Air.(50% : 50 %)
5
P5: konsentrasi berbahan bio-slurry 0 Kg kotoran Ayam + 6 Kg sayuran
adalah:
(t-1)(r-1) ≥ 15
(r-1)(4-1) ≥ 15
5r-r-5+1 ≥ 15
4r ≥ 15+4
19
r ≥ = 4,75
4
r =5
2 1 5 1 4
P2 P4 P1 P5 P3
3 2 2 5 2
P2 P4 P1 P5 P3
5 5 3 3 1
P2 P4 P1 P5 P3
1 4 1 2 5
P2 P4 P1 P5 P3
4 3 4 4 3
P2 P4 P1 P5 P3
6
1: Nomor Perlakuan
P : Perlakuan
2 : Ulangan
2. Sampel
dan kubis sebagai pupuk organik yang ditambahkan pada media tanam polibag,
dimana terdapat lima perlakuan dan lima kali ulangan sehingga 5 perlakuan x 5
ulangan = 25polibag.
Definisi operasional penelitian ini ada dua macam variabel yakni variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu komposisi
kotoran ayam dan limbah sayuran kubis. Kotoran ayam yang digunakan yaitu
jenis kotoran ayam petelur yang masih basah kisaran waktu satu hari dan
diambil pada waktu pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB dari peternakan ayam di
masih basah dengan kadar air sekitar 92 - 93 % kisaran waktu tiga hari dan di
tumbuh cepat karena dipengaruhi oleh Bio-slurry berbahan kotoran ayam dan
Keterangan:
7
ILD : Indeks Luas Daun
tanaman yang masih segar yaitu setelah tanaman dipanen, kemudian ditimbang
8
DAFTAR PUSTAKA
Sari Puspita. R.M. (2016). “Pengaruh Frekuensi Penyiraman Dan Dosis Pupu Kandang Ayam
H Pardosi,Andri.et al. (2014). Respons Tanaman Sawi terhadap Pupuk Organik Cair Limbah
Sayuran pada Lahan Kering Ultisol. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal
2014. 979587:4
Noresta, F., Jecika, Y.N., dan Faisal M. (2013). Pengaruh Komposisi Masukan dan Waktu
29(1):23-25.
Sariyati. (2013). Membuat Biogas dari Sampah Sayuran Kubis dan Kotoran Sapi.Jurnal
Bangun, Bintario B.A et al. (2014) Respon Pertumbuhan Dan Produksi Sawi (Brassica
sinensis L.) Dengan Pemberian Mineral Zeolit Dan Nitrogen. Jurnal Online
Agroekoteknologi2(3).3-4
Blanco, F.F. and M.V. Folegatti. 2003. A new method for estimating the leaf area index of