PEMBAHASAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
5. Mahasiswa mengetahui apakah komplikasi dari Chronic Kidney
Disease
6. Mahasiswa mengetahui apakah penatalaksanaan dari Chronic
Kidney Disease
7. Mahaiswa mengetahui bagaimanakah Pemeriksaan penunjang dari
Chronic Kidney Disease
8. Mahasiswa mengetahui bagaimanakah pencegahan dari Chronic
Kidney Disease
9. Mahasiswa mengetahui apakah Diagnosa Keperawatan dari
Chronic Kidney Disease?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
f. Nephrons merupakan unit fungsional dari ginjal dalam menjalankan
fungsi ini.
g. Glomerulus adalah filter utama dari nefron dan terletak dalam Bowman's
capsule.
h. Henle's Loop, merupakan bagian dari tubulus renal yang kemudian
menjadi sangat sempit yang menjulur jauh kebawah kapsul Bowman dan
kemudian naik lagi keatas membentuk huruf U.
i. Renal Collecting Tubule (Tubulus Pengumpul) Disebut juga Pembuluh
Bellini, suatu pembuluh kecil sempit yang panjang dalam ginjal yang
mengumpulkan dan mengangkut urin dari nefron.
j. Kapsula bowman Merupakan suatu invaginasi dari tubulus proksimal,
terdapat ruang yang mengandung urine antara rumbai kapiler dan
kapsula bowman, dan ruang yang mengandung ini dikenal dengan nama
ruang bowman atau ruang kapsular.
5
Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus
renalis atau Malpighi ( yaitu glomerulus dan kapsul Bowman ), tubulus
kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal yang
bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut
terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan
menuju glomerulus ) serta kapiler peritubulus ( yang memperdarahi
jaringan ginjal) Berdasarkan letaknya nefron dapat dibagi menjadi:
1. Nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di
korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja
bagian lengkung Henle yang terbenam pada medula, dan
2. Nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya
terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam
jauh ke dalam medula dan pembuluh-pembuluh darah panjang dan
lurus yang disebut sebagai vasa rekta.
2.3 Etiologi
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit
vaskuler ( nefrosklerosis ), proses obstruksi ( kalkuli ), penyakit kolagen
( luris sutemik ), agen nefrotik ( amino glikosida ), penyakit endokrin
( diabetes ). ( Doenges, 1999 : 626 ) Penyebab GGK menurut Price, 1992 :
817, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain :
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus
sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik, asidosis tubulus ginjal
6
6. Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis
7. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati
timbale
8. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal.
Saluran kemih bagian bawah : hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
7
2.5 Komplikasi
1. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,
katabolisme dan masukan diit berlebih.
2. Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
renin-angiotensin-aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel
darah merah.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar
aluminium.
6. Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal
7. Sepsis, Neuropati perifer, Hiperuremia
2.6 Penatalaksanaan
1. Tentukan dan tatalaksana terhadap penyebab.
2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.
3. Diet tinggi kalori rendah protein.
4. Kendalikan hipertensi.
5. Jaga keseimbangan eletrolit.
6. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang akibat GGK.
7. Modifikasi terapi obat sesuai dengan keadaan ginjal.
8. Deteksi dini terhadap komplikasi dan berikan terapi.
9. Persiapkan program hemodialisis.
10. Transplantasi ginjal
8
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem
dan membantu menetapkan etiologi.
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk
mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
3. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit
2.8 Pencegahan
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat
lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa
kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat
mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan
kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan
urinalisis. Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah
individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal.
Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna
dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (
infeksi, kehamilan ). ( Barbara C Long, 2001 ).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Chronic Kidney Disease ( CKD ) merupakan penurunan faal ginjal
yang menahun yang umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut. Gagal
ginjal kronik ( GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal
lanjut secara bertahap. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir
(ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia ( retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah.
3.2 Saran
Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah masih terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta
kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pembaca
mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah
yang akan datang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Brunner& Sudarth, 2002. Edisi VIII, Vol. 2. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah.. Jakarta: EGC
Corwin, J, E, 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
bahasa Ester, M. Jakarta: EGC
M.Clevo Rendi, Margareth TH. 2012. Asuuhan Keperawatan Medikal Bedah
Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Nursalam, 2001. Proses& Dokumentasi Keperawata Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika
11