Anda di halaman 1dari 4

NOVEL EIFFEL TOLONG!

Judul Eiffel, Tolong!  


No. ISBN 9789792243772 
Penulis Clio Freya 
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit Maret - 2009 
Jumlah
352 
Halaman
Berat Buku -
Jenis Cover Soft Cover 
Dimensi(L x P) 135x200mm
Kategori Teenlit 

PENDAHULUAN :
Eiffel, Tolong! memang punya cerita yang cukup unik dari teenlit lokal
kebanyakan. Cerita Fay yang mendadak jadi ‘agen rahasia’ ini seru dan cukup
menegangkan, apalagi bagian akhirnya. Didukung gaya penulisan yang enak dibaca,
penjelasan operasi dan segala ‘bisnis’ milik Andrew yang cukup rumit bisa dinikmati.
Sayangnya aku sedang dalam kondisi yang sangat capek saat mencoba mengerti
semua itu. Makanya butuh waktu yang cukup panjang untuk menyelesaikan novel ini.
Padahal, kalau ceritanya memang rame, seharusnya rasa capek itu terlupakan dan aku
‘kesetanan’ melahap tiap halaman. Itu yang biasanya terjadi kalau aku menemukan
bacaan bagus. Tapi berbeda dengan yang satu ini.
Alasannya mungkin karena aku tidak suka dengan tokoh utamanya.
Menurutku, tokoh Fay ini agak pasif. Dia seperti tidak punya kendali dengan
kehidupannya sendiri. Dia bahkan tidak mau repot-repot memikirkannya. Dia seperti
membiarkan orang lain mengurus segalanya. Contohnya, Fay tidak mencoba menolak
‘permintaan’ Andrew. Dia memang sempat bertanya bagaimana kalau dia tidak
menyanggupi ‘peran’ itu, tapi dia tidak berpikir panjang untuk sekedar bertanya
kepada hati nuraninya. Aneh sekali. Fay sadar nggak sih dia disuruh melakukan
sebuah kebohongan yang sangat besar? Lalu apa motivasinya melakoni peran itu?
Ancaman yang dilayangkan Andrew tidak begitu jelas apalagi mengikatnya. Lalu  tidak
terpikirkah apa yang akan terjadi saat dan setelah tugasnya selesai? Sepertinya Fay
terlalu senang karena timbangannya turun drastis dan sibuk terpesona dengan mata
biru cemerlang milik Kent.

SINOPSIS :
Fay Regina Wiranata—siswi kelas 2 SMA di Jakarta—belum sempat menikmati
liburannya di Paris ketika tiba-tiba ia diculik oleh beberapa pria yang mengendarai
limusin hitam. Ia dibawa ke sebuah tempat di mana seorang pria bernama Andrew
McGallaghan telah menunggu. Andrew merupakan seorang konglomerat yang
memiliki sebuah badan rahasia bernama COU dengan kemampuan operasi setara
badan intelijen negara maju. Pria itu meminta Fay berperan sebagai seorang gadis
Malaysia bernama Seena untuk menyusup ke rumah salah seorang saingan bisnisnya.
Tidak punya daya untuk menolak, Fay dengan terpaksa menuruti perintah Andrew.
Demi suksesnya peran menjadi Seena, setiap hari ia berlatih di bawah ancaman
kekerasaan selayaknya agen badan intelijen betulan. Namun, di tengah kesengsaraan
Fay menjalani latihan, muncul seorang pemuda asal Inggris bernama Kent—
keponakan Andrew yang bertugas sebagai mentor—yang akhirnya membuat Fay
merasakan sekilas summer love. Sedangkan di tempat kursus bahasa Prancis-nya, Fay
bertemu dengan seorang pemuda bernama Reno yang begitu melindunginya seperti
seorang kakak. Sayangnya secara terang-terangan Reno menentang hubungan Fay dan
Kent—dengan alasan tertentu yang ia sembunyikan, tetapi Fay tidak tahu.
Saat hari memerankan Seena sudah tiba, Fay hampir berhasil melaksanakan
tugasnya dengan baik, namun… *ah silakan baca sendiri ya :p
Meskipun pada awalnya sikap Kent sangat tidak bersahabat, ternyata cinta Fay
tidak bertepuk sebelah tangan. Sayangnya, Andrew tidak menghendaki hal itu terjadi.
Ia berusaha memisahkan Kent dan Fay dengan membuat Kent meninggalkan Fay
begitu saja. Fay yang tidak tahu apa-apa, akhirnya pulang kembali ke Indonesia
membawa kecewa.
***

KELEBIHAN :
Satu kata dari saya untuk novel ini: SUPERKEREN!
Well, ini bukan basa-basi karena memang begitulah adanya. Terlepas dari
ketertarikan saya terhadap Prancis, novel pertama Clio ini begitu memukau saya
dengan jalan ceritanya yang penuh kejutan.
Novel ini bukan novel teenlit biasa! Bersiaplah untuk terseret ke dalam aksi
laga dan kehidupan ala intelijen yang menegangkan. Eits, jangan terburu-buru
menyimpulkan bahwa ini novel bergenre murni action! Sekali lagi saya katakan, ini
novel teenlit tetapi bukan teenlit biasa! Novel ini berbalur bumbu cinta yang istimewa.
Ada bagian romantisnya, ada bagian yang mengharukan, dan yang paling saya suka
yaitu bagian ketika Kent—si tokoh idaman—terjebak dalam kebimbangan hati demi
menyelamatkan hidup Fay.
Emosi saya dibuat campur aduk sedemikian rupa—ada tegangnya, ada
romantisnya, ada mengerikan, blablabla. Komplit bingit! Adegan demi adegan pun
digambarkan begitu rinci, sampai-sampai saya seakan bisa membayangkan apa yang
terjadi.
Yang paling saya suka dari novel ini adalah penggambaran karakter
dan settingnya. Deskripsi tempat dan suasananya mengagumkan sampai saya pernah
berpikir jangan-jangan Kak Clio Freya ini pernah mengalami kejadian seperti Fay. Ah,
sudahlah. Saya sudah janji pada diri sendiri untuk tidak asal saja berasumsi, hehehe.
Karakter tokoh terasa hidup sekali, seolah-olah mereka benar-benar ada di
dunia nyata dan suatu hari saya akan berkesempatan bertemu entah di belahan bumi
mana. Tokoh Fay begitu natural, sesuai sekali dengan perannya sebagai anak kelas dua
SMA. Ucapan-ucapannya, cara berpikirnya, gerutuan-gerutuannya tidak muluk-muluk.
Entah saya harus gimana ngomongnya, yang jelas karakternya sangat nyata!
Perubahan karakter Kent juga bisa saya terima tanpa penolakan sedikit pun dari
logika saya. Tentu saja, karena perubahan itu disertai alasan dan latar belakang yang
logis. Jadi, tidak ada masalah.
Sama sekali tidak ada masalah!
Karakter tokoh-tokoh lain? Wah, jangan ditanya. Semua luar biasa. I think there’s no
part that must be criticized.
Singkat kata, ini novel teenlit terbaik yang pernah saya baca!

KEKURANGAN :
  Cerita ini agak “nanggung”. Endingnya masih nggak jelas karena ada satu-dua
pertanyaan super penting tidak terjawab. Kelanjutannya akan ditampilkan di novel
kedua buku ini, From Paris To Eternity yang sudah terbit juga.

Anda mungkin juga menyukai