Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan pembelajaran siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yang


ditawarkan masing-masing sekolah, memiliki nilai positif bagi peserta didik, karena
selain menggali potensi dengan meningkatkan minat dan bakat peserta didik dalam
bidang non akademik, juga sebagai sarana aktivitas siswa yang positif sehingga siswa
bisa semakin terhindar dari kegiatan yang merugikan.
Setiap peserta didik dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda dan
membawa fitrahnya masing-masing, dalam bentuk berbagai potensi bawaan seperti
bakat, kemampuan intelektual, baik itu bersifat akademik maupun non akademik,
misalnya olahraga, seni dan lain-lain.
Sedangkan, bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “Inherent”
dalam diri seseorang yang dibawa sejak mereka lahir dan terkait dengan struktur otak.
Secara genetis struktur otak memang telah terbentuk sejak lahir, tetapi berfungsinya
otak itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak manusia
itu.1 Bakat dapat diartikan pula sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi
(potential ability) yang masih perlu dikembangkan dan dilatih. 2Mengacu pada
pendapat Dr. Anders Ericsson dalam buku Cambridge Handbook of Expertise and
Expert Performance, bahwa orang-orang yang berbakat ialah orang yang selalu
“diciptakan” atau “dilatih”, dan bukan dilahirkan. 3 Semua itu akan berkembang
dengan baik, apabila menyadari dan bersemangat untuk terus menerus dilatih apalagi
jika diikuti dengan kemampuan membangun kreativitas diri.
Berdasarkan uraian di atas, bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya
dengan kata aptitude yang berarti kecakapan pembawaan yaitu yang mengenai
kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) tertentu.4Sedangkan yang dimaksudkan
dengan potensi-potensi tertentu artinya peserta didik berpotensi untuk mencapai
prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing anak.
Lain halnya dengan minat merupakan sebuah dorongan dari dalam diri
seseorang atau sesuatu yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif

1
Conny R. Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, (Jakarta: Gresindo, 1997), h. 11.
2
Sunarto dan Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 119.
3
Iskandar Junaidi, Mencetak Anak Unggul, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), h. 24.
4
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Teras, 2012), h.26

1
yang menyebabkan suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan
dan lama-lama akan mendatangkan kepuasan dari dalam dirinya.5

Allah SWT, berfirman:

‫قُلْ ُكلٌّ يَ ْع َم ُل َعلَ ٰى َشا ِكلَتِ ِهۦ فَ َربُّ ُك ْم أَ ْعلَ ُم بِ َم ْن هُ َو أَ ْه َد ٰى َسبِياًل‬


Terjemahannya:
Katakanlah: “Setiap orang berbuat sesuai pembawaannya masing-masing”
Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (Qs. al-
Isra’/17:84)6

Dalam tafsir Kementerian Agama RI, tahun 2011, disebutkan bahwa pada ayat
di atas Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada
umatnya agar bekerja menurut potensi dan kecenderungan masing-masing. 7
HAMKA dalam tafsirnya menyebutkan bahwa,tiap-tiap manusia itu ada
pembawaannya masing-masing.8 Ini artinya semua dipersilahkan bekerja atau
beraktifitas menurut tabiat, watak dan kehendak atau minat masing-masing. Dan
Allah sebagai penguasa semesta Alam mengetahui siapa diantara manusia yang
mengikuti kebenaran dan siapa yang mengikuti jalan kebatilan. Semuanya itu nanti
akan di beri keputusan yang adil.
Selanjutnya, meskipun potensi keberbakatan istimewa adalah sesuatu yang
sifatnya turunan yang dibawa sejak lahir oleh setiap manusia, tetapi tanpa pola
pengasuhan dan ketersediaan lingkungan yang mendukung, maka potensi tersebut
hanya akan tinggal potensi, tidak akan pernah teraktualisasi.9
Pemerintah dan pihak sekolah sebenarnya sudah mengupayakan pemecahan
dari permasalahan yang telah dihadapi di atas. Oleh karena itu, dalam usaha
pengembangan bakat dan minat anak, pendidikan atau sekolah hendaknya
memberikan kesempatan terus menerus kepada seluruh peserta didik untuk
mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya. Untuk membantu
perkembangan potensi pada manusia, maka proses pendidikan sangatlah penting, baik
yang diselenggarakan di sekolah maupun di luar sekolah, seperti keluarga dan
lingkungan tempat tinggalnya. Dalam konteks pendidikan di sekolah, usaha-usaha

5
Hera Lestari Mikarsa, Pendidikan Anak SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 3
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: PT. Duta Ilmu, 2009), h.
396
7
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 5, (jakarta: PT. Adhi Aksara Abadi,
2011), h. 532-533
8
Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (HAMKA), Tafsir Al-Azhar, Jilid 6 (Singapura:
Pustaka Nasional PTE. LTD, 2003), h. 4108
9
Stiatava Rizema Putra, Panduan Pendidikan Berbasis Bakat Siswa; Optimalisasi Minat dan
Bakat Anak, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h. 27.

2
yang dapat dilakukan melalui proses belajar mengajar, baik secara intrakurikuler,
kokurikuler maupun ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler sebagai tambahan diluar waktu yang telah disediakan,
sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik, kemandirian dan juga
membantu mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Salah
satu ciri ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hampir semua bakat peserta
didik dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakuriikuler. Prawidya Lestari
dan Sukanti menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar peserta didik
dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di
luar bidang akademik.10
Sementara itu, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Bitung yang merupakan
satu-satunya madrasah negeri yang ada di kota Bitung, menjawab tantangan di atas
dengan menerapkan model kurikulum perpaduan antara Kurikulum Nasional
(DIKNAS), Kurikulum KEMENAG, serta Kurikulum Lokal yang memberikan
penekanan pada pelajaran al-Islam dan kegiatan ekstrakurikuler yang berimbang yang
dilaksanakan pada setiap hari sabtu, dengan nama program “Sabtu Gembira.”

Pengembangan bakat dan minat pada peserta didiknya di MIN 1 Bitung, sesuai
dengan visi misinya yaitu “Terwujudnya MIN unggul dalam mengembangkan
sumber daya insani dibidang IMTAQ dan IPTEK,” yang dimana salah satu misinya
adalah menumbuhkan semangat berprestasi di bidang akademik dan non akademik
kepada seluruh warga sekolah. Sebagai tolak ukur dan pemicu penyemangat seluruh
elemen Madrasah dalam Kegiatan Pendidikan yang mencakup segala hal di
dalamnya, maka Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Bitung mempunyai Motto:
“Madrasahku Kebanggaanku.” Motto tersebut adalah energi positif bagi Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 1 Bitung, yang dimanapun mereka berada Madrasah tetap akan
menjadi pilihan utama dan kebanggaan bagi dirinya serta mampu berprestasi di
dalamnya.

Oleh karenanya, dalam menjalankan visi misi tersebut, banyak kegiatan


pengembangan minat bakat yang dilaksanakan di MIN 1 Bitung salah satunya adalah
marching band. Dan sebagai hasilnya, hampir dalam setiap perlombaan MIN 1
Bitung selalu memperoleh juara.

10
Lestari Prawidya dan Sukanti. Jurnal Penelitian: Membangun Karakter Siswa Melalui
Kegiatan Intrakurikuler, danHidden Curriculum, Vol. 10, No. 1, (Purwerejo: STAINU, 2016), 84

3
Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk membuat karya tulis berbentuk
project report, dengan judul: “Pengembangan Minat dan Bakat Peserta Didik
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Marching Band di MIN 1 Bitung.”

B. Definisi Operasional

Judul dari karya tulisyang penulis pilih adalah “Pengembangan Minat dan
Bakat Peserta Didik Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Marching Band di MIN 1
Bitung”. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pemaknaan istilah dalam karya
tulis ini, maka penulis akan menegaskan istilah yang terdapat dalam karya tulis ini
sebagai berikut:

1. Pengembangan Minat dan Bakat


Pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non-formal yang
dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam
rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan suatu
dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, dan ketrampilan sesuai
dengan bakat, keinginan serta kemampuannya sebagai bekal untuk selanjutnya atas
perkara sendiri dalam menambah, meningkiatkan dan mengembangkan dirinya
maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu, dan kemampuan
manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri.11
Minat adalah sebuah dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang
menimbulkan keterkaitan atau peratian secara selektif yang menyebabkan dipilihnya
suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-kelamaan
akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.12
Bakat adalah kemampuan yang melekat (inhrent) dalam diri seseorang yang
merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. 13 Selain itu, menurut
Tedjasaputra MS, bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan
latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuan, dan ketrampilan khusus.14
Jadi, pengembangan bakat dan minat yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah upaya untuk menumbuhkan/mengembangkan kemampuan yang telah dimiliki
dalam diri anak serta menunjukkan sikap ketertarikan pada potensi yang dimiliki,
yang jika terus dilatih dan dikembangkan, potensi-potensi yang dimiliki oleh anak

11
Iskandar Wiryokusumo, J. Mandilika, Ed, Kumpulan-kumpulan Pemikiran Dalam
Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1982), h. 93
12
Hera Lestari Mikarsa, Pendidikan Anak SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 3
13
Conny R. Semiawan, op. cit., h. 11.
14
Sitiatawa Rizema Putra, Panduan Pendidikan Berbasis Bakat Siswa, (Yogyakarta: Diva
Press, 2013), h. 18.

4
dapat membuat anak memiliki prestasi dalam berbagai bidang kegiatan, seperti
kegiatan yang diselenggarakan di MIN 1 Bitung

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Marching Band

Kegiatan ekstrakurikuleradalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran


tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau luar sekolah agar lebih memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari
berbagai mata pelajaran dan kurikulum.15
Marching Band adalah sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau
beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik (tiup, perkusi,
dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama.
Jadi kegiatan ekstrakurikuler marching band adalah sekelompok barisan orang
yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi
alat musikyang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah
atau luar sekolah.

3. MIN 1 Bitung

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Bitung merupakan salah satu lembaga


pendidikan Islam yang merupakan pengembangan dari Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda
yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Islam Kota Bitung Tahun 1982. Dan sejak
tahun tahun 1993 resmi menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bitung sebagai satu-
satunya Madrasah Ibtidaiyah di kota Bitung, dengan visi dan misi: “Terwujudnya
MIN unggul dalam mengembangkan sumber daya insani dibidang IMTAQ dan
IPTEK”16

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang diuraikan pada pembahasan di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler marching band di MIN
1 Bitung?
2. Bagaimana pengembangan minat dan bakat peserta didik pada kegiatan
ekstrakurikuler marching band di MIN 1 Bitung?

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan


15
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 271
16
Profil MIN 1 Bitung Tahun 2018, (Bitung: MIN 1, 2018), h. 1

5
Untuk membahas masalah tersebut, penulis akan menguraikan secara terpisah
dan terperinci antara tujuan penulisan dan manfaatnya.

1. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai oleh
penulis adalah untuk :
a) Mendeskripsikan penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler marching band
di MIN 1 Bitung?
b) Mengetahui pengembangan minat dan bakat peserta didik pada kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler marching band di MIN 1 Bitung?

2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan karya tulis ini sebagai berikut:
a) Secara ilmiah
Penulisan ini diharapkan berguna bagi studi yang bersifat ilmiah, guna
pengembangan minat dan bakat melalui kegiatan ekstrakurikuler marching
band di lingkungan madrasah dan lembaga pendidikan Islam lainnya

b) Secara Praktis

Secara praktis, karya tulis ini diharapkan bermanfaat untuk menjadi bahan :
1) Pemikiran dalam usaha perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru
dalam hal efektivitas pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler marching
band.
2) Informasi bagi guru, agar senantiasa berusaha meningkatkan
profesionalisme melatih peserta didik guna pengembangan minat dan
bakat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler marching band.
3) Pertimbangan bagi pejabat dalam menetapkan kebijakan yang berkenaan
pengembangan minat dan bakat peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler marching band.

6
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Marching Band

Marching band bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
beberapa musisi yang bermain musik secara bersama-sama dan dilakukan sambil
berjalan untuk mengiringi suatu perayaan ataupun festival. Seiring dengan
perjalananan waktu, marching band berevolusi menjadi lebih terstruktur dalam
kemiliteran di masa-masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar
awal orkes militer yang kemudian menjadi awal munculnya marching band saat ini.17

Meskipun pola marching band telah berkembang jauh, masih terdapat cukup
banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya marching band, tradisi milter
tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan,
model pemberian instruksi dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari
tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa.

Di Indonesia, budaya marching band merupakan pengembangan lebih lanjut


atas budaya drum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI
(singkatan dari "Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia") yang dibina oleh
MENPORA (singkatan dari "Menteri pemuda dan olahraga"). Marching band lahir
sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual
secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai
kegiatan olahraga. Dalam perkembangannya, marching band di Indonesia banyak
mengadaptasikan variasi teknik-teknik permainan yang digunakan oleh grup-grup
drumcorps di Amerika, khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak
permainan dalam penampilan marching band menjadi lebih mudah dibedakan dari
corak penampilan drum band.

Sementara di MIN 1 Bitung, perkembangan marching bandberawal dari


dibentuknya drum band, pada tahun 2006, di zaman kepemimpinan kepala madrasah
almarhum Drs. H. Lukman Buhungo, M.Pd, dan kemudian terus berkembang menjadi

17
Dikutip dari: "History of Marching Bands: A Brief Overview". Italia Marching Show Bands.
http://www.wamsb.org/common/event_home.php?ID=41

7
Marching Band“Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung pada tahun 2014, di bawah
kepemimpinan kepala madrasah, Drs. H. Sudarto Katijo, M.PdI.Sekalipun
pengembangan kegiatan ekstrakurikuler marching band masih terbilang baru, namun
kehadiran kegiatan ekstrakurikuler marching band, mampu memberikan semangat
dan motivasi kepada pendidik, peserta didik, orang tua, serta masyarakat sekitar.
Sehingga perkembangan jumlah peserta didik yang disekolahkan di MIN 1 Bitung,
dari tahun ke tahun terus meningkat.

B. Elemen DalamMarching Band

1. Pemain

Dalam sebuah unit marching band, pemain merupakan sekumpulan individu


yang memainkan perannya sesuai dengan aransemen musik maupun
koreografi. Secara kuantitas tidak memiliki ukuran baku mengenai jumlah
minimal maupun maksimal jumlah pemain dalam sebuah unit marching band.

Adapun jumlah pemain Marching Band“Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung,


berjumlah 75 orang pemain yang terdiri dari:

Tabel 2.1
Daftar Jumlah Pemain
Marching Band “Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung

Jumlah
No Alat musik Keterangan
Pemain

1. Bass 4 Lengkap
2 Snare 4 Lengkap
3 Quin Tom 2 Lengkap
4 Symbal 2 Lengkap
5 Bass Konser 1 Lengkap
6 Marimba 6 Lengkap
7 Mayoret 2 Lengkap
8 Pianika 40 Lengkap
9 Colour Guard 14 lengkap
Total Pemain 75 lengkap

2. Pelatih

Pelatih marching band memiliki dua tugas pokok yaitu meningkatkan


kemampuan individu masing-masing pemain dan yang kedua adalah

8
memastikan proses transfer materi ke pemain berjalan dengan baik. Secara
umum sebuah unit marching band memiliki lima orang pelatih untuk masing-
masing instrumen, yaitu: 1) pelatih instrumen tiup;2) pelatih instrumen
bendera;3) pelatih instrumen musik pukul PIT;4) pelatih instrumen musik
pukul battery; dan 5) pelatih drill display.

Sedangkan pelatih Marching Band“Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung,


berjumlah 3 orang yang meliputi:

Tabel 2.2
Daftar Nama Pelatih
Marching Band “Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung

No Nama Tugas Keterangan

1 Ronald Biki Pelatih instrumen Tiup,


musik pukul PIT dan
Battery
2 Deonardo P Pelatih instrumen
bendera, Colour Guard
3 Jevan Royvido Pelatih drill display

C. Aspek Penampilan dalam Marching band

Aspek-aspek yang terkait dalam penampilan marching band pada dasarnya


dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu aspek musikal dan aspek visual.
Pengelompokan ini berpengaruh pula pada metode pelatihan pada proses penyiapan
sehingga sebuah grup marching band siap tampil. Umumnya latihan atas masing-
masing aspek tersebut dilakukan secara terpisah terlebih dulu sebelum digabungkan
sebagai sebuah penampilan utuh.

1. Aspek Musikal

Lagu-lagu yang dibawakan dalam penampilan Marching Band “Gita Suara


Islami” MIN 1 Bitung umumnya membawa satu ragam yang sama atau
merupakan kombinasi atas beberapa ragam dalam satu tema yang sama,
namun ragam yang dibawa dalam satu penampilan ke penampilan lainnya bisa
berbeda-beda. Dan sebagai wujud kearifan lokal, Marching Band “Gita Suara
Islami” MIN 1 Bitung, biasanya membawakan lagu-lagu bernuansa daerah
Minahasa.

2. Aspek Visual

9
Koreografi merupakan inti utama dari aspek visual dalam penampilan
marching band. Di dalamnya melingkupi alur pola atas formasi baris berbaris
yang digunakan, aksi-aksi tarian yang dibawakan oleh para pemain bendera,
gerakan-gerakan untuk menampilkan satu efek visual tertentu yang dilakukan
oleh satu, sekelompok, atau seluruh pemain yang terlibat dalam formasi
barisan. Seringkali penampilan Marching Band “Gita Suara Islami” MIN 1
Bitung menggunakan aksesoris-aksesoris tambahan, diantaranya para pemain
menggunakanbusana Kabasaran adat Minahasa untuk mendapatkan efek
visual tertentu secara keseluruhan, yang semuanya dapat dilihat dalam
lampiran project report ini.

D. Jadwal Latihan

Latihan Marching Band“Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung, dilaksanakan


khusus pada jam-jam diluar pembelajaran, yaitu pada sore hari dan 3 kali seminggu,
sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar peserta didik.

Sementara dalam persiapan mengikuti lomba, baik tinggkat kabupaten/kota


mapun tingkat nasional, maka latihan Marching Band“Gita Suara Islami” MIN 1
Bitung, dilakukan lebih sering dari jadwal biasanya.

E. Prestasi yang di peroleh


Dalam berbagai perlombaan yang dilaksanakan baik itu tingkat kota, propinsi
maupun Nasional, Marching Band“Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung selalu
memperoleh juara. Hal ini menunjukkan bahwa usaha dan keseriusan peserta didik
dalam mengembangkan bakat mereka pada kegiatan marching band, membuahkan
hasil yang sangat memuaskan.

Adapun prestasi yang diraih oleh Marching Band“Gita Suara Islami” MIN 1
Bitung, antara lain:

1. Juara 1, Lomba Menyambut 17 Agustus, tingkat Kota Bitung pada Tahun 2016

2. Juara 1, Lomba menyambut Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), tingkat kota


Bitung pada Tahun 2016

3. Juara II Umum, Devisi 1 Tingkat Nasional Lagam Indonesia ke XXIX, tahun


2016 di Denpasar – Bali

4. Terbaik I Playpass, Tingkat Nasional Lagam Indonesia ke XXIX, tahun 2016 di


Denpasar – Bali

10
5. Terbaik II Final Display Indoor Devisi 1 Tingkat Nasional Lagam Indonesia ke
XXIX, tahun 2016 di Denpasar – Bali
6. Terbaik II Field Commander, Tingkat Nasional Lagam Indonesia ke XXIX,
tahun 2016 di Denpasar – Bali
7. Terbaik II Colour Guard Performance, Tingkat Nasional Lagam Indonesia ke
XXIX, tahun 2016 di Denpasar – Bali
8. Terbaik II Music Analysis Hornline , Tingkat Nasional Lagam Indonesia ke
XXIX, tahun 2016 di Denpasar – Bali
9. Terbaik II Music Analysis Percussion Line, Tingkat Nasional Lagam Indonesia
ke XXIX, tahun 2016 di Denpasar – Bali
10. Display & Show Manship, Tingkat Nasional Lagam Indonesia ke XXIX, tahun
2016 di Denpasar – Bali
11. Terbaik II, General Effect,Tingkat Nasional Lagam Indonesia ke XXIX, tahun
2016 di Denpasar – Bali

F. Pengembangan Minat dan Bakat Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler


Marching Band di MIN 1 Bitung

Banyak orang yang tak menyangka, sejak tahun 1993 setelah resmi menjadi
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bitung sebagai satu-satunya MIN di kota Bitung. MIN 1
Bitung terus berbenah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah tersebut.
Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan dengan hadirnya drum band pada
tahun 2006. Tidak berhenti sampai disitu MIN 1 Bitung terus berupaya mewujudkan
cita-cita terwujudnya MIN 1 Bitung unggul dalam mengembangkan sumber daya
insani dibidang IMTAQ dan IPTEK. Sehingga pada tahun 2014, drum band MIN 1
Bitung berevolusi menjadi Marching Band“Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung.
Keberadaan marching band di MIN 1 Bitung, ternyata menjadi salah satu
keunggulan MIN Bitung. Karena disadari ataupun tidak, keberadaan marching band
di madrasah sangat potensial sebagai wadah penyaluran minat dan bakat peserta
didik.
Kegiatan ekstrakurikuler marching band di MIN 1 Bitung tidak hanya sekedar
berlatih secara teknis, tetapi juga melibatkan curahan empati kepada para peserta
didik atas kedisiplinan sikap, kepribadian karakter, intelektual, ketrampilan,
ketangkasan dan kekuatan fisik semua dibangun dalam ekstrakurikuler Marching
Band “Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung. Dengan latihan keras dan seriusbak
pasukan militer duet keseriusan pelatih dan siswa betul-betul tercurah dalam
meluangkan waktu siang malam, serta mengkondisikan suasana antara hujan dan

11
medan yang becek, tiada henti terus gigih berlatih demi perfeksionis ketika unjuk
kebolehan.
Banyaknya animo masyarakat, khususnya para orang tua/wali siswa, agar
disetiap perlombaan Marching Band “Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung dapat
menorehkan prestasi, akhirnyamenjadi sebuah kenyataan, dimana Marching Band
“Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung, diusianya yang terbilang balita, namun telah
menorehkan prestasi luar biasa baik di kancah daerah maupun nasional, tentunnya hal
ini patut diapresiasi.
Pastinya, orang tua begitu bangga melihat perkembangan putra putrinya dalam
menumbuhkan minat- bakatnya, sikap yang positif, terampil, percaya diri, tanggung
jawab, disiplin, kompak, jujur serta dapat menggalang persatuan di lingkup teman-
temannya, melalui kegiatanekstrakurikuler Marching Band di MIN 1 Bitung.
Dengan demikian Marching Band “Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung telah
sukses membawa nama baik mewakili propinsi Sulawesi Utara dalam kejuaraan yang
cukup bergengsi, Tingkat Nasional Lagam Indonesia ke XXIX, tahun 2016 di
Denpasar – Bali

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik


kesimpulan dalam project report ini sebagai berikut:

1. Pembelajaran ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar diluar jam sekolah


yang sangat potensial sebagai wadah penyaluran minat dan bakat siswa guna
mendidik agar siswa mampu memiliki sikap disiplin, kreatif, inovatif, dan
tanggung jawab.
2. Keberadaan marching band di MIN 1 Bitung, ternyata menjadi salah satu
keunggulan MIN 1 Bitung. Karena disadari ataupun tidak, keberadaan
marching band di madrasah menjadi nilai jual madrasah di tengah-tengah
masyarakat.
3. Kegiatan ekstrakurikuler marching band di MIN 1 Bitung tidak hanya sekedar
berlatih secara teknis, tetapi juga melibatkan curahan empati kepada para
peserta didik atas kedisiplinan sikap, kepribadian karakter, intelektual,
keterampilan, ketangkasan dan kekuatan fisik.
4. Marching Band “Gita Suara Islami” MIN 1 Bitung telah sukses membawa
nama baik mewakili propinsi Sulawesi Utara dalam kejuaraan yang cukup
bergengsi, Tingkat Nasional Lagam Indonesia ke XXIX, tahun 2016 di
Denpasar – Bali

B. Saran
Setelah melihat kesimpulan yang ada, dari project report, maka dapat
disarankan kepada pemerintah dan pihak sekolah agar dapat mengembangkan minat
dan bakat peserta didik melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang sangat
potensial sebagai wadah penyaluran minat dan bakat peserta didik. Salah satunya
dengan pengadaan marching band di sekolah, karena dengan sendirinya akan
meningkatkan nilai jual lembaga pendidikan tersebut.

13

Anda mungkin juga menyukai