Anda di halaman 1dari 10

Linen

ASPEK PERMENKES NO.7 TAHUN KEPMENKES


KESEHATAN 2019 NO.1204/MENKES/SK/X/2
LINGKUNGAN 004
Tempat pencucian Penyelenggaraan Pengelolaan tempat
llinen pengawasan linen (laundry) pencucian linen
Pengawasan linen adalah Pengertian
upaya pengawasan Laundry rumah sakit adalah
terhadap tahapan-tahapan tempat pencucian linen yang
pencucian linen di rumah dilengkapi dengan sarana
sakit untuk mengurangi penunjangnya berupa mesin
risiko gangguan kesehatan cuci, alat dan
dan lingkungan hidup yang disinfektan, mesin uap
ditimbulkan. Linen (steam boiler), pengering,
merupakan salah satu meja dan meja setrika.
kebutuhan pasien dirumah
sakit yang dapat
memberikan dampak
kenyamanan dan jaminan
kesehatan. Pengelolaan
linen yang buruk akan
menyebabkan potensi
penularan penyakit bagi
pasien, staf dan pengguna
linen lainnya
Persyaratan Persyaratan
1. Suhu air panas untuk 1. Suhu air panas
pencucian 70°C dalam waktu untuk pencucian
25 menit atau 95°C dalam 70C dalam
waktu 25 menit atau
waktu 10 menit.
95C dalam
2. Penggunaan jenis deterjen dan waktu 10 menit
desinfektan untuk proses 2. Penggunaan jenis
pencucian dilengkapi deterjen dan
Informasi Data Keamanan disinfektan untuk
proses pencucian
Bahan (MSDS) agar
yang ramah
penanganan risiko paparannya lingkungan agar
dapat tertangani secara cepat limbah cair yang
dan tepat. dihasilkan mudah
3. Standar kuman bagi linen dan terurai oleh
lingkungan
seragam tenaga medis bersih
3. Standar kuman bagi
setelah keluar dari proses cuci linen bersih setelah
tidak mengandung 20 CFU keluar dari proses
per 100 cm persegi. tidak mengandung 6
x 103 spora spesies
4. Pintu masuk linen kotor dan
Bacilus per inci
pintu keluar linen bersih harus persegi.
berbeda atau searah.
5. Jarak rak linen dengan
plafon : 40 cm.
6. Dilakukan identifikasi jenis
B3 yang didigunakan laundry
dengan membuat daftar
inventori B3 dapat berupa
tabel yang berisi informasi
jenis B3, karakteritiknya,
ketersediaan MSDS, cara
pewadahan, cara penyimpanan
dan simbol limbah B3.
7. Penggunaan jenis deterjen dan
desinfektan untuk proses
pencucian dilengkapi
Informasi Data Keamanan
Bahan (MSDS) agar
penanganan risiko paparannya
dapat tertangani secara cepat
dan tepat.

8. Ditempat laundry tersedia


keran air keperluan higiene
dan sanitasi dengan tekanan
cukup dan kualitas air yang
memenuhi persyaratan baku
mutu, juga tersedia air panas
dengan tekanan dan suhu yang
memadai.

9. Bangunan laundry dibuat


permanen dan memenuhi
persyaratan pedoman teknis
bangunan laundry rumah sakit
atau sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
10. Rumah Sakit melakukan
pencucian secara terpisah
antara linen infeksius dan
noninfeksius.
11. Khusus untuk pencucian linen
infeksius dilakukan diruangan
khusus yang tertutup dengan
dilengkapi sistem sirkulasi
udara sesuai dengan
ketentuan.
12. Laundry harus dilengkapi
saluran air limbah tertutup
yang dilengkapi dengan
pengolahan awal (pre-
treatment) sebelum dialirkan
ke unit pengolahan air limbah.
13. Bangunan laundry terdiri dari
ruang-ruang terpisah sesuai
kegunaannya yaitu ruang linen
kotor dan ruang linen bersih
harus dipisahkan dengan
dinding yang permanen, ruang
untuk perlengkapan
kebersihan, ruang
perlengkapan cuci, ruang
kereta linen, kamar mandi dan
ruang peniris atau pengering
untuk alat-alat termasuk linen.

14. Laundry harus dilengkapi


“ruang antara” untuk tempat
transit keluar-masuk petugas
laundry untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme.
15. Alur penanganan proses linen
mulai dari linen kotor sampai
dengan linen bersih harus
searah (Hazard Analysis and
Critical Control Point).
16. Dalam area laundry tersedia
fasilitas wastafel, pembilas
mata (eye washer) dan atau
pembilas badan (body
washer) dengan dilengkapi
petunjuk arahnya.
17. Proses pencucian laundry
yang dilengkapi dengan suplai
uap panas (steam), maka
seluruh pipa steam yang
terpasang harus aman dengan
dilengkapi steam trap atau
kelengkapan pereduksi panas
pipa lainnya.
18. Ruangan laundry dilengkapi
ruangan menjahit, gudang
khusus untuk menyimpan
bahan kimia untuk pencucian
dan dilengkapi dengan
penerangan, suhu dan
kelembaban serta
tanda/simbol keselamatan
yang memadai.
a.
Perlakuan terhadap linen : Tata Laksana
b. Pengumpulan 1. Di tempat laundry
c. Penerimaan tersedia kran air
d. Pencucian bersih dengan
kualitas dan tekanan
e. Distribusi dilakukan
aliran yang
berdasarkan kartu tanda memadai, air panas
terima dari petugas untuk disinfeksi dan
penerima, kemudian tersedia disinfektan.
petugas menyerahkan 2. Peralatan cuci
linen bersih kepada dipasang permanen
petugas ruangan sesuai dan diletakkan
dekat dengan
kartu tanda terima.
saluran
f. Pengangkutan pembuangan air
g. Petugas yang bekerja limbah serta
dalam pengelolan laundry tersedia mesin cuci
linen harus menggunakan yang dapat mencuci
alat pelindung diri seperti jenis-jenis linen
masker, sarung tangan, yang tersedia mesin
cuci yang dapat
apron, sepatu boot,
mencuci jenis-jenis
penutup kepala, selain itu linen yang berbeda.
dilakukan pemeriksaaan 3. Tersedia ruangan
kesehatan secara berkala, dan mesin cuci
serta harus memperoleh yang terpisah untuk
imunisasi hepatitis B linen infeksius dan
non infeksius.
setiap 6 (enam) bulan 4. Laundry harus
sekali. dilengkapi saluran
Untuk rumah sakit yang air limbah tertutup
yang dilengkapi
tidak mempunyai laundry
dengan pengolahan
tersendiri, pencuciannya awal (pre-
dapat bekerjasama dengan treatment) sebelum
pihak lain dan pihak lain dialirkan ke
tersebut harus memenuhi instalasi pengolahan
persyaratan sesuai air limbah.
ketentuan peraturan 5. Laundry harus
disediakan ruang-
perundang-undangan, serta
ruang terpisah
dilakukan pengawasan sesuai kegunaannya
penyelenggaraan linen yaitu ruang linen
secara rutin oleh pihak kotor, ruang linen
rumah sakit. bersih, ruang untuk
perlengkapan
kebersihan, ruang
perlengkapan cuci,
ruang kereta linen,
kamar mandi dan
ruang peniris atau
pengering untuk
alat-alat termasuk
linen.
6. Untuk rumah sakit
yang tidak
mempunyai
Laundry tersendiri,
pencuciannya dapat
bekerjasama dengan
pihak lain dan pihak
lain tersebut harus
mengikuti
persyaratan dan
tatalaksana yang
telah ditetapkan. P
7. Perlakuan terhadap
linen
a. Pengumpulan,
dilakukan :
 Pemilahan
antara linen
infeksius dan
non-infeksius
dimulai dari
sumber dan
memasukkan
linen ke
dalam
kantong
plastik
 sesuai
jenisnya serta
diberi label.
 Menghitung
dan mencatat
linen di
ruangan.
b. Penerimaan
 Mencatat
linen yang
diterima dan
telah terpisah
antara
infeksius dan
non-infeksius.
 Linen dipilah
berdasarkan
tingkat
kekotorannya.
c. Penerimaan
 Menimbang
berat linen
untuk
menyesuaikan
dengan
kapasitas
mesin cuci
dan
kebutuhan
deterjen dan
disinfektan.
 Membersihka
n linen kotor
dan tinja,
urin, darah,
dan muntahan
kemudian
merendamnya
dengan
menggunakan
disinfektan.
 Mencuci
dikelompokka
n berdasarkan
tingkat
kekotorannya.
d. Pengeringan
e. Penyetrikaan
f. Penyimpanan
 Linen harus
dipisahkan
sesuai
jenisnya.
 Linen baru
yang diterima
ditempatkan
di lemari
bagian
bawah.
 Pintu lemari
selalu
tertutup.
g. Distribusi
dilakukan
berdasarkan
kartu tenda
terima dari
petugas
penerima,
kemudian
petugas
menyerahkan
linen bersih
kepada petugas
ruangan sesuai
kartu tanda
terima.
h. Pengangkutan
 Kantong
untuk
membungku
s linen
bersih harus
dibedakan
dengan
kantong
yang
digunakan
untuk
membungku
s linen
kotor.
 Menggunak
an kereta
dorong yang
berbeda dan
tertutup
antara linen
bersih dan
linen kotor.
Kereta
dorong
harus dicuci
dengan
disinfektan
setelah
digunakan
mengangkut
linen kotor.
 Waktu
pengangkuta
n linen
bersih dan
kotor tidak
boleh
dilakukan
bersamaan.
 Linen bersih
diangkut
dengan
kereta
dorong ayng
berbeda
warna.
 Rumah sakit
yang tidak
mempunyai
laundry
tersendiri,
pengangkuta
nnya dari
dan ke
tempat
laundry
harus
menggunaka
n mobil
khusus.
8. Petugas yang
bekerja dalam
pengelolaan laundry
linen harus
menggunakan
pakaian kerja
khusus, alat
pelindung diri dan
dilakukan
pemeriksaan
kesehatan secara
berkala, serta
dianjurkan
memperoleh
imunisasi hepatitis
B.

Manajemen Kesehatan Lingkungan


ASPEK PERMENKES NO.7 TAHUN KEPMENKES
KESEHATAN 2019 NO.1204/MENKES/SK/X
LINGKUNGAN /2004
Manajemen kesehatan Manajemen kesehatan Tidak ada
lingkungan lingkungan rumah sakit
A. Kebijakan tertulis
dan komitmen
pimpinan rumah
sakit
B. Perencanaan dan
organisasi
1. Program kerja
kesehatan
lingkungan
rumah sakit
mengacu pada
hasil analisis
risiko kesehatan
lingkungan dan
atau meliputi
seluruh aspek
kesehatan
lingkungan.
2. Program kerja
yang disusun
berupa program
kerja tahunan
yang dapat
dijabarkan ke
program kerja
per triwulan dan
atau per
semester.
3. Susunan
program kerja
mengacu pada
ketentuan yang
berlaku, minimal
berisi latar
belakang, tujuan,
dasar hukum
program kerja,
langkah
kegiatan,
indikator, target,
waktu
pelaksanaan,
penanggungjawa
ban dan biaya.
4. Program kerja
dilakukan
monitoring dan
evaluasi,
ditindak lanjuti,
dianalisa, dan
disusun laporan
C. Sumber daya
1. Sumber daya
manusia
2. Peralatan
kesehatan
lingkungan
D. Pelatihan kesehatan
lingkungan
E. Pencatatan dan
pelaporan
F. Penilaian kesehatan
lingkungan rumah
sakit

Anda mungkin juga menyukai