Anda di halaman 1dari 8

PENYELENGGARAAN PENGAWASAN LINEN (LAUNDRY) BERDASARKAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2019


RSIA MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

VARIABE PENYELENGGARAAN
L UPAYA KOMPONEN KETERANGAN
YA TIDAK
KESLING
1 2 3 4
a. Suhu air panas
untuk pencucian
70°C dalam waktu
25 menit atau 95°C
dalam waktu 10
menit.
b. Penggunaan jenis
deterjen dan
desinfektan untuk
proses pencucian
Dilengkapi
Informasi Data
Keamanan Bahan
(MSDS) agar
penanganan risiko
paparannya dapat
tertangani secara
Ketentuan
cepat dan tepat.
Pengelolaan
c. Pintu masuk linen
Linen di
kotor dan pintu
Rumah
keluar linen bersih
Sakit
harus berbeda atau
searah
d. Jarak rak linen
dengan plafon : 40
cm.
e. Dilakukan
identifikasi jenis
B3 yang
didigunakan
laundry dengan
membuat daftar
inventori B3 dapat
berupa tabel yang
berisi informasi
jenis B3,
karakteritiknya,
ketersediaan
VARIABE PENYELENGGARAAN KETERANGAN
L UPAYA KOMPONEN
YA TIDAK
KESLING
1 2 3 4
MSDS, cara
pewadahan, cara
penyimpanan dan
simbol limbah B3
f. Ditempat laundry
tersedia keran air
keperluan higiene
dan sanitasi
dengan tekanan
cukup dan kualitas
air yang memenuhi
persyaratan baku
mutu, juga tersedia
air panas dengan
tekanan dan suhu
yang memadai.
g. Bangunan laundry
dibuat permanen
dan memenuhi
Ketentuan
persyaratan
Pengelolaan
pedoman teknis
Linen di
bangunan laundry
Rumah
rumah sakit atau
Sakit
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-
undangan.
h. Rumah Sakit
melakukan
pencucian secara
terpisah antara
linen infeksius dan
noninfeksius.
i. Khusus untuk
pencucian linen
infeksius dilakukan
diruangan khusus
yang tertutup
dengan dilengkapi
sistem sirkulasi
udara sesuai
dengan ketentuan.
VARIABE PENYELENGGARAAN
L UPAYA KOMPONEN KETERANGAN
YA TIDAK
KESLING
1 2 3 4
j. Laundry harus
dilengkapi saluran
air limbah tertutup
yang dilengkapi
dengan pengolahan
awal (pre-
treatment) sebelum
dialirkan ke unit
pengolahan air
limbah.
k. Laundry harus
dilengkapi “ruang
antara” untuk
tempat transit
keluar-masuk
petugas laundry
untuk mencegah
penyebaran
mikroorganisme.
Ketentuan
l. Alur penanganan
Pengelolaan
proses linen mulai
Linen di
dari linen kotor
Rumah
sampai dengan
Sakit
linen bersih harus
searah (Hazard
Analysis and
Critical Control
Point).
m. Dalam area
laundry tersedia
fasilitas wastafel,
pembilas mata (eye
washer) dan atau
pembilas badan
(body washer)
dengan dilengkapi
petunjuk arahnya
n. Proses pencucian
laundry yang
dilengkapi dengan
suplai uap panas
(steam), maka
VARIABE PENYELENGGARAAN
L UPAYA KOMPONEN KETERANGAN
YA TIDAK
KESLING
1 2 3 4
seluruh pipa steam
yang terpasang
harus aman dengan
dilengkapi steam
trap atau
kelengkapan
pereduksi panas
pipa lainnya.
o. Ruangan laundry
dilengkapi ruangan
menjahit, gudang
khusus untuk
menyimpan bahan
kimia untuk
pencucian dan
dilengkapi dengan
penerangan, suhu
dan kelembaban
serta tanda/symbol
Ketentuan
keselamatan yang
Pengelolaan
memadai.
Linen di
p. Perlakuan terhadap
Rumah
linen
Sakit
1) Pengumpulan
a) Pemilahan
antara linen
infeksius dan
non infeksius
dimulai
dari sumber
dan
memasukkan
linen kedalam
kantong
plastik sesuai
jenisnya serta
diberi label.
b) Menghitung
dan mencatat
linen
diruangan.
c) Dilarang
VARIABE PENYELENGGARAAN
L UPAYA KOMPONEN KETERANGAN
YA TIDAK
KESLING
1 2 3 4
melakukan
perendaman
linen kotor di
ruangan
sumber.
2) Penerimaan
a) Mencatat
linen yang
diterima dan
telah dipilah
antara
infeksius dan
non infeksius
b) Linen dipilah
berdasarkan
tingkat
kekotorannya.
3) Pencucian
a) Menimbang
Ketentuan
berat linen
Pengelolaan
untuk
Linen di
menyesuaikan
Rumah
dengan
Sakit
kapasitas
mensin cuci
dan kebutuhan
deterjen dan
disinfektan
b) Membersihka
n linen kotor
dari tinja, urin,
darah dan
muntahan
dengan
menggunakan
mesin cuci
infeksius.
c) Mencuci
dikelompokan
berdasarkan
tingkat
kekotorannya.
VARIABE PENYELENGGARAAN
L UPAYA KOMPONEN KETERANGAN
YA TIDAK
KESLING
1 2 3 4
d) Pengeringan
linen dengan
mesin
pengering
(dryer)
sehingga
didapat hasil
pengeringan
yang baik.
e) Penyeterikaan
dengan mesin
seterika uap,
mesin flat
ironer
sehingga
didapat hasil
seterikaan
yang baik.
Linen bersih
Ketentuan
harus ditata
Pengelolaan
sesuai
Linen di
jenisnya dan
Rumah
sistem stok
Sakit
linen (minimal
4 bagian)
dengan sistem
first in first
out.
4) Distribusi
dilakukan
berdasarkan
kartu tanda
terima dari
petugas
penerima,
kemudian
petugas
menyerahkan
linen bersih
kepada
petugas
ruangan sesuai
VARIABE PENYELENGGARAAN
L UPAYA KOMPONEN KETERANGAN
YA TIDAK
KESLING
1 2 3 4
kartu tanda
terima
5) Pengangkutan
a) Kantong
untuk
membungkus
linen bersih
harus
dibedakan
dengan
kantong yang
digunakan
untuk
membungkus
linen kotor.
b) Menggunakan
kereta yang
berbeda dan
tertutup antara
Ketentuan
linen bersih
Pengelolaan
dan linen
Linen di
kotor. Untuk
Rumah
kereta linen
Sakit
kotor didesain
dengan pintu
membuka
keatas dan
untuk linen
bersih dengan
pintu
membuka ke
samping, dan
pada setiap
sudut
sambungan
permukaan
kereta harus
ditutup
dengan
pelapis (siller)
yang kuat agar
tidak bocor.
VARIABE PENYELENGGARAAN
L UPAYA KOMPONEN KETERANGAN
YA TIDAK
KESLING
1 2 3 4
c) Kereta dorong
harus dicuci
dengan
disinfektan
setelah
digunakan
mengangkut
linen kotor
d) Waktu
pengangkutan
linen bersih
dan kotor
tidak boleh
dilakukan
bersamaan
e) Linen bersih
diangkut
Ketentuan
dengan kereta
Pengelolaan
dorong yang
Linen di
berbeda warna
Rumah
q. Petugas yang
Sakit
bekerja dalam
pengelolan laundry
linen harus
menggunakan alat
pelindung diri
seperti masker,
sarung tangan,
apron, sepatu boot,
penutup kepala,
selain itu dilakukan
pemeriksaaan
kesehatan secara
berkala, serta harus
memperoleh
imunisasi hepatitis
B setiap 6 (enam)
bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai