1
Abdurrrahman Assirbuny
Daftar Isi :
Protagonis
Akui Kesalahan
Zaman Seleksi
Bertaubat
Akui Kesalahan
Orang jahil berkata; Apa salah kita?
Banyak! Kita adalah keyboard rusak. Bisa dipakai mengetik, tetapi banyak
tombol huruf yang hilang. Akibatnya, banyak kalimat salah yang muncul.
Kertas kita pun buram, sehingga bertambah banyak kalimat yang salah
baca. Maulana In’amul Hasan rah.a. berkata, “Kita sedang menjalani suatu
tahapan yang sangat sulit dalam usaha dakwah, sehingga sedikit saja
tergelincir, maka akan menyebabkan kita jatuh parah. Kita sedang melalui
tahapan yang sangat berbahaya.” (Malfuzhat Tiga Hadratji, 175)
Agar kita sadar, mari kita muhasabah satu persatu, apa penyebabnya;
Bertaubat
Ini bukan tentang sekadar Covid19. Ini tentang fitnah akhir zaman. Entah
kapan datangnya bencana akhir zaman, yang pasti kita sedang berjalan ke
arahnya.
Jamaah dakwah sedang jadi sasaran. Pilar akhir zaman sedang dirobohkan.
Tonggak-tonggak umat itu sedang digoncang. Meminjam istilah Maulana
Harun Bandung; Kita menjadi sasaran tembak.
Tidak mungkin Allah menjadikan Jamaah Tabligh sebagai sasaran tembak
tanpa maksud. Sampai-sampai Masyaikh kita memperingatkan; jangan
bawa-bawa ‘Label’ Jamaah Tabligh.
Apa hubungannya ‘Covid19’ dengan ‘Label’ Jamaah Tabligh? ‘Label’ itu
penting untuk dijadikan sasaran tembak.
Segera bertaubat. Maulana In’amul Hasan rah.a. katakan, “Solusi dari
segala fitnah adalah memperbanyak tawajjuh dan bertaubat kepada
Allah.” (Sawanih Hadratji Tsalits: I/182)
Maulana Yusuf rah.a. berkata, “Ketika Allah menurunkan bala ke atas
manusia, adalah disebabkan kesalahan dalam usaha agama, maka tidak
ada cara lain untuk menjauhkan musibah itu, kecuali dengan menghidup-
kan kembali sifat berkorban agar manusia mau berjuang di jalan Allah,
berdzikir dan memuji sifat-sifat-Nya.” (Maktubat Akabir Tabligh, 64)
Wirid-wirid para Masyaikh yang dinasehatkan kepada ahli dakwah dalam
kondisi seperti ini, baik dari Haji Shab, Maulana Ibrahim, Maulana Ahmad
Lath, Maulana Fahim, dll, hampir dipastikan semua amalan itu adalah
untuk menghadapi fitnah yang mengarah kepada kezhaliman, kekacauan,
huru-hara dan sejenisnya. Tidak lagi sekadar tolak wabah atau penyakit.