Anda di halaman 1dari 4

Nasehat Maulana Ilyas :

Hadratji Maulana Ilyas Rah.a. berkata, "Derajat kewajiban itu lebih tinggi dari pada sunnah. Pahamilah bahwa
sunnah itu untuk menyempurnakan kewajiban. Sunnah adalah pengikut, sedangkan wajib yang harus diikuti.
Sunnah itu untuk menutupi kekurangan yang wajib, tetapi banyak orang telah salah memahaminya. Mereka
semakin melupakan kewajiban dan menyibukkan diri pada amalan sunnah. Sebagaimana telah kalian ketahui
bahwa mendakwahkan kebenaran, menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah bagian dari
tanggung jawab serta kewajiban Agama. Tetapi berapa orangkah yang menunaikannya? Sedangkan Dzikir-dzikir
sunnat, Ibadah-ibadah sunnat, dan banyak kegiatan agama yang bersifat sunnat, banyak orang yang
melakukannya."

Hadratji Maulana Ilyas Rah.a. berkata,: "Apabila seorang hamba ingin maju dalam kebaikan, maka Syaitan
selalu berusaha menghalanginya dengan berbagai cara dan mempersulit jalan, serta menyebarkan halangan.
Jika halangan dan rintangan tersebut tidak berhasil, Syaitan akan berusaha mencari jalan lain, yaitu dengan
berusaha merusak niat dan keikhlasannya, atau dengan ikut serta dalam kebaikannya, maksudnya dengan
memasukkan rasa riya dan sum'ah (agar terkenal). Dan kadangkala dengan mencampur-aduk maksud dan
tujuan, sekedar untuk merusak niat. Dan dengan cara ini, kadangkala Syaitan berhasil.
Oleh sebab itu ahli agama hendaknya berhati-hati menghadapi bahaya ini dan menjaga hati kita setiap waktu
dari bisikan Syaitan, serta senantiasa meneliti niat kita. Jangan sampai, niat karena Allah tercampur dengan niat
lainnya, yang dapat menyebabkan Allah tidak mengabulkan amal tersebut." ((Malfuzhat tiga Hadratji. Halaman
08)

Ada yang bertanya kepada Maulana Ilyas rah,"Apa yang perlu dibuat untuk menjadikan manusia seluruh dunia
sekaligus terima Islam. Hadradji rah memberitahu, jika dapat dibentuk 313 orang beriman sempurna
sepertimana 313 orang sahabat ra, yang menyertai peperangan pertama dalam Islam (badar), barulah seluruh
dunia akan memeluk islam.

Dalam sebuah majelis Hadratji Maulana Ilyas Rah.a. berkata,: "Pahamkanlah kepada orang-orang lama, bahwa
kita jangan sampai meminta musibah dan kesusahan kepada Allah. (seorang hamba hendaknya selalu meminta
afiat dari Allah). Tetapi bila mendapat suatu musibah di jalan Allah, pahamilah bahwa itu adalah penyebab
rahmat turun dan penyebab keburukan-keburukan kita terhapus, juga penyebab derajat kita diangkat. Segala
musibah dan kesusahan di jalan Allah adalah makanan Istimewa para Nabi , Shiddiqin, Muqorobin."(Malfuzhat
tiga Hadratji)

Dalam suatu majelis Hadratji Maulana Ilyas Rah.a. berkata,: "Perjalanan waktu adalah seperti kereta api yang
sedang berjalan. Sedangkan jam, menit, dan detik adalah gerbong-gerbongnya. Dan kesibukan-kesibukan kita

adalah penumpang-penumpangnya. Sekarang kesibukan dunia yang hina ini sudah demikian memenuhi tempat
di dalam gerbong-gerbong tersebut, sehingga tidak ada tempat bagi kita untuk kerja akherat yang mulia ini.
Tugas kita sekarang adalah menyingkirkan kesibukan-kesibukan dunia yang hina dan rendah ini dengan
perlahan-lahan, lalu menggantinya dengan kesibukan-kesibukan yang mulia dan agung, yang diridhai oleh Allah
dan dapat mensukseskan kehidupan akherat kita. (Mulfuzhat Tiga Hadratji, Hal: 18)

Apa itu istikhlas? Kita buat kerja dakwah ini saja. Kita takkan buat usaha lain.Disamping usaha dakwah kita.
Usaha dakwah lain pun berjalan juga. Jangan kita memandang ringan akan mereka. Juga jangan kita mengkritik
akan mereka yang membuat usaha lain dan jangan kita mencari kelemahan mereka. (Maulana Inamul Hassan)

Kalau amal ijtimai dan infradi dibuat dengan tawajjuh kepada Allah, dengan mengingati Allah dan dengan yakin
kepada janji-janji-Nya maka dengan ini satu keadaan nur akan wujud dalam batin kita.
Melalui amalan ijtimai kita akan capai hubungan dengan Allah dan dengan menyempurnakan amal infradi kita,
kita akan capai ikhsan kepada Allah. (Maulana Innamul Hassan)

Maulana Muhammad Yusuf rah.a. mengatakan:


"Apabila sekarang seluruh umat islam bersatu, maka jika semua kekuatan di dunia ini digabungkan menjadi
satu untuk menghancurkan umat islam, niscaya mereka tidak akan dapat membinasakan kita. Sebaliknya,
apabila umat ini terpecah belah disebabkan sifat kekauman kita, maka demi Allah, persenjataan perang dan
angkatan perang kita tidak akan dapat menolong!"

Jika kamu datang ke markaz Da'wah tetapi tidak bawa fikir Nabi untuk umat, maka kamu hanya dapat pahala
tetapi tidak mendapatkan Nusrahtullah. Hajji Mohammed Abdul Wahhab.

Hadratji Maulana Ilyas rah.a berkata," Maksud ilmu yg pertama dan utama adalah agar seseorang dapat
memperbaiki kehidupan dirinya sendiri, dapat menunaikan kewajiban dan memahami kesalahan diri sendiri
dan selalu berusaha atas hal hal tersebut. Namun jika ilmu digunakan utk menyalahkan orang lain dan melihat
aib orang lain, maka ilmu tsb akan menjadi sebab ketakaburan. Dan jelas hal ini sangat berbahaya bagi orang
alim. Dikatakan dalam pepatah,' Kerja yg dikerjakannya, malah menghancurkan dirinya'. " (Malfuzhat Tiga
Hadratji)

Hadratji Maulana Ilyas rah.a berkata," Di dalam Al Quran dan hadits banyak diberitakan ttg kepentingan
hakekat dalam agama. Agama sangat mudah dan ringan. Untuk itu derajat dalam agama juga mudah dan ringan

disertai niat yg benar serta ikhlas dalam beramal. Krn bagian terpenting dalam agama adalah ruh agama. Itu
pun sangat mudah. Inilah keikhlasan sebagai tujuan suluk dan thoriqot ( istilah tasawuf). Sehingga dapat
diketahui bahwa suluk pun sangat mudah. Namun jika caranya salah, perkara yg mudah pun menjadi sangat
sulit.
Perlu diingat, bahwa setiap perkara apabila berjalan pada aturan dan caranya, maka akan menjadi mudah.
Sekarang, kesalahan orang orang adalah merasa berat dalam menjaga tata tertib. Padahal kerja dunia apapun
memiliki tertib dan cara yg harus di tempuh. Seandainya tertib itu tidak dijalankan tentu tidak akan berhasil.
Pesawat, kapal, kereta api, sepeda motor, bahkan memasak pun memiliki tertib dan cara masing masing." (
Mutiara Malfuzhat 3 Hadratji hal 8)

Hadratji Maulana Ilyas Rah.a. berkata,: "Dengan ilmu hendaknya dapat mewujudkan amalan. Dan dengan amal,
Dzikir dapat terwujudkan. Seandainya ilmu hanya ilmu, dan amal hanya amal, yaitu ilmu tidak mewujudkan
amalan , maka itu hanyalah kegelapan. Dan jika dengan amal, tidak menumbuhkan Dzikrullah, maka itu hanya
akan menimbulkan was-was. Dan dzikir tanpa ilmu adalah fitnah."(Malfuzhat Tiga Hadratji. Hal:30)

Maulana Ilyas rah Berkata :


Malfuzat 9
Apakah maksud ilmu?
Maksud ilmu yang pertama dan utama agar seseorang itu islah kekurangan dan kelemahan dirinya, memahami
kewajipan atas dirinya dan berusaha memperbaiki dirinya. Apabila ilmu digunakan untuk menyalahkan orang
lain dan mencari keaiban orang maka ilmu itu akan menjadi asbab takabur dan sombong lalu ilmu itu akan
membinasakan pemilik ilmu itu sendiri.

Malfuzat 63
Natijah ilmu ialah wujudnya amalan. Dan natijah amalan ialah wujudnya zikir. Apabila ilmu tidak wujudkan
amalan (hanya ilmu saja), maka ia adalah ZULUMAT. Jika amalan tidak beserta ingat pada Allah, maka ia adalah
bisikan saja. Zikir tanpa ilmu adalah FITNAH.

Malfuzat 88
Kita perlu fikir bersungguh-sungguh bagaimana ulama` dan orang-orang soleh bisa ambil bagian dalam usaha
ini agar mereka mendapat keridhoan dan ketenangan. Jika mereka tidak suka, kita hendaklah bersangka baik
atas mereka dan sentiasa menziarahi mereka dengan niat untuk mengambil faedah agama dan berkat dari
mereka.

Malfuzat 144
Sebab utama kesesatan Akhbar Bin Humayun (Raja Mughal) ialah pada mulanya dia sangat percaya dan
bergantung kepada para ulama` sehingga semua kekuasaannya pun diserahkan kepada majlis ulama`. Tetapi
dia tidak memiliki kemampuan dalam memilih ulama haq. Akibatnya ulama` yang mencari dunia dan pangkat
berebut untuk memenuhi majlisnya. Setelah Akhbar mengetahui niat buruk dan tujuan duniawi mereka maka
timbullah kebenciaannya kepada ulama`. Akibatnya dia menjauhkan diri dari para ulama` dan meminati agama
lain langsung Islam di ganti dengan agama (Din Ilahi).
Imam Rabbani Mujajdid Alfa Thani rah juga telah menulis hal ini didalam beberapa makatib (kitabnya) bahwa
kesesatan Raja Akhbar adalah disebabkan alim ulama` yang tamak terhadap dunia.

Malfuzat 112
Para Alim Ulama` dan orang yang berpengaruh, buatlah suatu aturan yaitu sebelum setiap Jumat, fikir dan pilih
masjid mana akan solat Jumat pada minggu ini. Utamakan tempat yg penduduknya banyak orang-orang miskin
dan jahil. Misalnya tukang cuci, penarik beca, pemandu kereta kuda, buruh kasar, penjual sayur dan
sebagainya. (Walaupun mereka ramai yang jahil dan lalai tetapi belum sampai tahap ingkar dan menolak
agama).
Pilihlah masjid yang kebanyakan penduduknya adalah orang-orang seperti ini. Berikan targhib kepada ahli
masjid dan ajak mereka untuk berjumpa orang lain. Buat jaulah disitu sebelum solat Jumat untuk mengajak
orang banyak bersolat dan bawa mereka ke masjid. Kumpulkan mereka sebentar dan beritahu tentang
kepentingan agama dan belajar agama serta ajaklah mereka keluar dengan jamaah untuk belajar agama.
Terangkan kepada mereka bahwa dengan usaha dakwah ini mereka dapat belajar perkara-perkara penting dari
ilmu dan amalan agama. Orang yang bersedia untuk keluar bertabligh, maka uruskanlah supaya mereka dapat
keluar dengan jamaah yang sesuai.

Malfuzat 168
Meminta karunia & rezki dari Alloh adalah fardhu, meminta upah di dunia dari ibadat serta khidmat adalah
HARAM.

Anda mungkin juga menyukai