Anda di halaman 1dari 8

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KELOR


(Moringa oleifera L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN
Staphylococcus aureus

Lusi L.R.H Dima1), Fatimawali 1), Widya Astuty Lolo 1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Plants are sources of various types of chemical compounds are efficacious drugs, one of which is
an anti-infective. This study aims to determine wheter moringa leaf extract contain antibacterial activity
and to find out the minimum inhibitory concentration of moringa leaf extract against E.coli and S.aureus.
The method used is agar diffusion method. As a result, it is found that the extract of Moringa leaves
(Moringa oleifera L.) have antibacterial activity against E.coli and S. aureus at concentrations of 5%,
10%, 20%, 40%, and 80% respectively. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) obtained were 13 mm
against E. coli and 12 mm against S. aureus. Differences in the concentration of Moringa leaves
(Moringa oleifera L.) extract affect the growth of the bacteria E. coli and S. aureus, where the higher
concentration given, the greater the antibacterial activity of inhibiting the growth of bacteria.

Keywords: Moringa oleifera, antibacterial activity, inhibition zone measurement.

ABSTRAK

Tumbuhan merupakan sumber berbagai jenis senyawa kimia yang berkhasiat obat yang salah
satunya ialah sebagai antiinfeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah daun kelor (Moringa
oleifera L.) memiliki aktivitas antibakteri dan mengetahui berapa kadar hambat minimum dari ekstrak
daun kelor terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Metode yang digunakanya itu
metode difusi agar. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ekstrak daun kelor mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Stapylococcus aureus pada konsentrasi 5%, 10%, 20%,
40%, dan 80 % dan Kadar Hambat minimum (KHM) yang didapat yaitu 13 mm pada bakteri Escherichia
coli dan 12 mm pada bakteri Stapylococcus aureus. Perbedaan konsentrasi ekstrak daun kelor
mempengaruhi penghambatan pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus, dimana
semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka semakin besar pula aktivitas antibakteri penghambatan
pertumbuhan bakteri.

Kata kunci : tanamankelor (Moringa oleifera L.), aktivitas antibakteri, pengukuran zona hambat

282
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Penyakit infeksi merupakan keadaan


Tumbuhan merupakan sumber berbagai masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh,
jenis senyawa kimia yang memiliki khasiat kemudian berkembangbiak dan
sebagai obat.Pemanfaatan tumbuhan sebagai menimbulkan penyakit (Dwidjoseputro,
obat merupakan warisan nenek moyang 1994).Bakteri Eschericia coli merupakan
yang sejak dahulu kala dan telah banyak bakteri normal pada usus namun dalam
digunakan dalam kurun waktu yang cukup keadaan tidak normal bersifat patogen,
lama hampir diseluruh dunia (Djauhariya umumnya menyebabkan diare, infeksi
dan Hernani, 2004). saluran kemih, pneumonia, infeksi luka
Pengembangan produksi tanaman obat terutama di dalam abdomen dan meningitis.
semakin pesat, dipengaruhi oleh kesadaran Bakteri Staphylococcus aureus merupakan
masyarakat yang meningkat tentang manfaat bakteri normal pada mulut dan saluran
tanaman obat (Dalimartha, 1999). pernafasan tetapi dalam keadaan tidak
Masyarakat semakin sadar akan pentingnya normal bersifat patogen menyebabkan
kembali ke alam dengan memanfaatkan obat infeksi pada kulit (Jawetz et al, 2001).
– obat alami. Hal ini disebabkan karena Berdasarkan uraian di atas. Peneliti tertarik
penggunaan obat yang berasal dari bahan untuk melakukan penelitian tentang aktivitas
alam memiliki efek samping yang relatif antibakteri ekstrak Daun Kelor (Moringa
lebih kecil (Djauhariya dan Hernani, 2004). oleifera L.) terhadap bakteri Escherichia
Penelitian tentang bahan alam sendiri coli dan Staphylococcus aureus.
sudah banyak diteliti di Indonesia.Hal ini
terkait dengan kandungan bahan aktif
sebagai hasil metabolisme sekunder pada METODOLOGI PENELITIAN
tanaman yang dapat memberikan banyak
manfaat yang salah satunya terdapat pada Alat yang digunakan dalam penelitian
tanaman kelor yang berkhasiat sebagai anti yaitu ialah Erlenmeyer (Approx), gelas ukur
kanker, anti bakteri, hipotensif, penghambat (Pyrex), gelas kimia (Approx), tabung
aktivitas bakteri dan jamur (Anwar et al, reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes,
2007). Hal ini terkait dengan kandungan penangas air, blender, ayakan mesh 60, kaca
kimia yang terdapat didalamnya yaitukaya arloji, timbangan analitik (Kern), labu
akan vitamin A dan vitamin C, senyawa ekstraksi, batang pengaduk, stirer, cawan
glukosionat dan isotiosinat (Bharali, petri (Normax), rotary evaporator, jarum
2003).Penelitian sebelumnya yang telah ose, pinset, inkubator,laminair air flow
dilakukan Aditya Nugraha (2013) tentang (Biotek), termometer, pencadang, autoklaf
Bioaktivitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa (ALP), mikropipet (Ecopipette), dan mistar
oleifera) terhadap Escherichia coli penyebab berskala, spriritus.
kolibasilosis pada babi menunjukan bahwa Bahan yang digunakan dalam penilitian
daun kelor mempunyai aktivitas antibakteri ialah Daun Kelor (Moringa oleiferaL.),
dalam menghambat pertumbuhan bakteri bakteri uji (Staphylococcus aureus ATCC
tersebut. 2592 dan Escherichia coli ATCC 25922)

283
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

yang diperoleh dari Laboratorium evaporator, sehingga diperoleh ekstrak


Mikrobiologi Balai Besar POM Manado, kental daun kelor. Ekstrak kental yang
Carboxy Methyl Cellulose (CMC), aquades dihasilkan dimasukkan kedalam water bath
steril, etanol 96% p.a, tablet Ciprofloxacin diuapkan hingga seluruh pelarut etanol
500 mg, Nutrient Agar (NA), H2SO4 0,36 N, menguap. Ekstrak ditimbang dan disimpan
BaCl2.2H2O 1,175%, NaCl 0,9%, kertas dalam wadah gelas tertutup sebelum
saring no.1, kertas label dan aluminium foil. digunakan untuk pengujian (Anonim, 1986).
Persiapan Sampel
Sampel berupa Daun Kelor dikumpulkan Sterilisasi Alat
kemudian dibersihkan dari sisa Alat-alat yang digunakan dalam
kotoran,selanjutnya dicuci dibawah air penelitian aktivitas antibakteri ini disterilkan
mengalir sampai bersih. Setelah bersih dari terlebih dahulu. Alat-alat gelas dan media
pengotor, daun kelor ditiriskan, lalu disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. selama 15-20 menit sedangkan untuk jarum
Setelah itu, Sampel yang telah kering ose dan pinset disterilisasikan dengan cara
dihaluskan dengan blender sampai menjadi dibakar diatas api langsung menggunakan
serbuk. Serbuk yang dihasilkan diayak spritus (Lay dan Hastowo, 1992).
dengan ayakan mesh 60, hingga diperoleh
serbuk yang halus dan homogen. Hasilnya Pembuatan Larutan Kontrol Negatif
dimasukkan kedalam wadah gelas tertutup. Kontrol negatif dibuat dari CMC 1%
Pembuatan Ekstrak dengan cara : 1 gram serbuk CMC
dilarutkan dalam 100 ml aquades steril.
Ekstrak Daun Kelordiperoleh dengan Dikocok sampai larutan homogeny.
cara maserasi. Sebanyak 100 gram serbuk Pembuatan Kontrol Positif
simplisia daun kelor dimasukkan ke dalam Kontrol positif dibuat dari sediaan obat
erlenmeyer, kemudian direndam dengan tablet Ciprofloxacin 500 mkg. Satu tablet
larutan etanol 96% p.a sebanyak 500 ml, Ciprofloxacin digerus, lalu ditimbang dan
ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan disetarakan dengan 500 mg. Kemudian
selama 5 hari sambil sesekali diaduk.Setelah serbuk Ciprofloxacin 50µg/50µl.
5 hari, sampel yang direndam tersebut Pembuatan Larutan Uji
disaring menggunakan kertas saring Dibuat larutan uji 5%; 10%; 20%; 40%;
menghasilkan filtrat 1 dan residu 1. Residu dan 80% b/v dengan cara ditimbang 0,05 g;
yang ada kemudian ditambah dengan larutan 0,1 g; 0,2 g; 0,4 g; dan 0,8 g ekstrak etanol
etanol 96% p.a sebanyak 250 ml, ditutup daun kelor kemudian masing-masing
dengan aluminiumfoil dan dibiarkan selama dilarutkan dalam 1 ml larutan CMC.
2 hari sambil sesekali diaduk. Setelah 2 hari, Pembuatan Media
sampel tersebut disaring menggunakan Pembuatan Agar Miring
kertas saring menghasilkan filtrat 2 dan
residu 2.Filtrat 1 dan 2 dicampur menjadi Nutrient Agar (NA) sebanyak 0,4 gram
satu, lalu dievaporasi menggunakan rotary dilarutkan dalam 20 ml aquades (20 g/1000

284
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

ml) menggunakan erlenmeyer. Setelah itu Bakteri uji diambil dengan jarum ose
dihomogenkan dengan stirer diatas steril, lalu ditanamkan pada media agar
penangas air sampai mendidih. Sebanyak 5 miring dengan cara menggores. Selanjutnya
ml dituangkan masing-masing pada 2 tabung diinkubasi dalam inkubator pada suhu 370C
reaksi steril dan ditutup dengan aluminium selama 24 jam. Perlakuan yang sama
foil. Media tersebut disterilkan dalam dilakukan pada setiap jenis bakteri uji.
outoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit, Pembuatan Standar Kekeruhan Larutan
kemudian dibiarkan pada suhu ruangan (Larutan Mc. Farland)
selama ± 30 menit sampai media memadat
pada kemiringan 30o. Media Agar miring Larutan H2SO4 0,36 N sebanyak 99,5 ml
digunakan untuk inokulasi bakteri (Lay, dicampurkan dengan larutan BaCl2.2H2O
1994). 1,175% sebanyak 0,5 ml dalam erlenmeyer.
Kemudian dikocok sampai terbentuk larutan
Media Dasar
yang keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagai
Nutrient Agar (NA) sebanyak 4 gram standar kekeruhan suspensi bakteri uji
dilarutkan dalam 200 ml aquades (20g/1000 (Victor, 1980).
ml) menggunakan erlenmeyer.Setelah itu, Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
dihomogenkan dengan stirer di atas Bakteri uji yang telah diinokulasi
penangas air sampai mendidih. Media yang diambil dengan kawat ose steril lalu
sudah dihomogenkan ini disterilkan dalam disuspensikan kedalam tabung yang berisi 2
autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit, ml larutan NaCl 0,9% hingga di peroleh
kemudian didinginkan sampai suhu ± 45- kekeruhan yang sama dengan standar
500C.Media dasar digunakan dalam kekeruhan larutan Mc. Farland. Perlakuan
pembuatan media pengujian sebagai lapisan yang sama dilakukan pada setiap jenis
dasar (Lay, 1994). bakteri uji.
Media Pembenihan Pembuatan Media Pengujian
Nutrient Agar (NA) sebanyak 5 gram Media uji dibuat menggunakan metode
dilarutkan dalam 250 ml aquades (20g/1000 difusi agar dengan cara tuangkan NA 10
ml) menggunakan erlenmeyer. Setelah itu, mL kedalam 6 cawan petri untuk lapisan
dihomogenkan dengan stirer di atas dasar setelah lapisan pertama memadat ,pada
penangas air sampai mendidih. Media yang permukaan lapisan dasar diletakkan 7
sudah homogen ini disterilkan dalam pencadang (sumuran ) yang diatur
autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit, sedemikian rupa jajaraknya agar daerah
kemudian didinginkan sampai suhu ± 45- pengamat tidak saling bertumbuh, kemudian
500C.Media pembenihan digunakan dalam suspensi bakteri dicampurkan ke dalam
pembuatan media pengujian sebagai lapisan media pembenihan NA,setelah itu di
kedua (Lay, 1994). tuangkan 25 mL NA pada setiap cawan petri
Inokulasi Bakteri pada Media Agar untuk lapisan kedua. Selanjutnya pencadang
Miring (sumuran )diangkat secara aseptik dari
cawan petri, sehingga terbentuklah sumur –

285
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

sumur yang akan digunakan dalam kekuatan daya antibakterinya berdasarkan


pengujian antibakteri. penggolongan Davis and Stout (1971).
Pengamatan dan Pengukuran
Pengamatan dilakukan setelah 1x24 jam HASIL DAN PEMBAHASAN
masa inkubasi. Daerah bening merupakan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
petunjuk kepekaan bakteri terhadap Kelor ( Moringa oleifera L.)
antibiotik atau bahan antibakteri lainnya Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
yang digunakan sebagai bahan uji yang Kelor terhadap bakteri Staphylococcus
dinyatakan dengan lebar diameter zona aureus dan Escherichia coli menggunakan
hambat (Vandepitte et al, 2005). Diameter metode difusi agar dengan cara sumuran dan
zona hambat diukur dalam satuan milimeter hasil pengukuran rata-rata diameter zona
(mm) menggunakan mistar berskala dengan hambat ekstrak daun kelor (Moringa
cara diameter keseluruhan dikurangi oleifera L.) terhadap bakteri Escherichia
diameter sumuran 7 mm. Kemudian coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat
diameter zona hambat tersebut dikategorikan pada Gambar 1 dan Tabel 1.

a b
Gambar 1. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.) terhadap
bakteri : (a) Staphylococcus aureus, dan (b) Escherichia coli

Tabel 1. Hasil pengukuran rata-rata diameter zona hambat ekstrak daun kelor (Moringa oleifera
L.) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Konsentrasi Rata- rata Diameter Zona Hambat Bakteri (mm)
Escherichia coli Staphylococcus aureus
Kontrol - - -
Kontrol + 23.30 29.33
5% 13.33 12.16
10% 14.33 13.66
20% 15.83 16.00
40% 19.50 18.66
80% 22.66 20.50

286
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Antibiotik yang digunakan sebagai


L.) dengan pelarut etanol berperan sangat kontrol positif adalah Ciprofloxacin.
nyata terhadap bakteri Staphylococcus Ciprofloxacin merupakan antibiotik
aureus dan Escherichia coli. Menurut golongan fluorokuinolon, yaitu golongan
Fardiaz dan Puspita (2008), banyaknya kuinolon baru dengan atom fluor pada cincin
kandungan senyawa aktif antimikroba yang kuinolon. Fluorokuinolon mempunyai daya
terkandung dalam ekstrak berpengaruh antibakteri yang lebih besar dan toksisitas
terhadap daya hambat yang dihasilkan. yang lebih rendah. Menurut Jawetz et al
Ekstrak daun Kelor dengan menggunakan (2007), ciprofloxacin memiliki efek
pelarut etanol menurut (Vinoth et al, 2012) antibakteri dengan spektrum luas.
dapat menarik sebagian besar senyawa aktif Mekanisme kerja ciprofloxacin yaitu dengan
yang terdapat pada daun kelor, dan dari hasil menghambat topoisomerase II = DNA
penelitian tersebut telah dilakukan cara yang girase) dan topoisomerase VI pada bakteri.
sama maka tidak ada perbedaan sehingga Enzim topoisomerase II berfungsi
menunjukan hasil yang sesuai bahwa daun menimbulkan relaksasi dan DNA yang
kelor mempunyai senyawa yang dapat mengalami positive supercoiling pada
menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil waktu transkrip dalam proses replikasi
penelitian ini juga memberikan hasil yang DNA. Enzim topoisomerase VI berfungsi
sama bahwa penggunaan pelarut etanol dalam pemisahan DNA baru yang terbentuk
untuk mengambil senyawa-senyawa aktif setelah proses replikasi DNA bakteri selesai
yang ada di daun kelor memberikan zona (Setiabudy, 2007).
hambat terhadap bakteri-bakteri uji. Hasil yang diperoleh seperti pada Tabel
Pengujian aktvitas Ektrak Daun Kelor 2 dan Tabel 3 terlihat bahwa terdapat
terhadap pertumbuhan bakteri pertumbuhan bakteri yang berbeda - beda.
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.)
menunjukkan nilai berbeda yang berarti dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40%,
terdapat perbedaan terhadap pengaruh dan 80% mempunyai daya antibakteri mulai
perlakuan yang diberikan terhadap bakteri dari sedang sampai kuat. Diameter
uji. Hal ini menunjukan bahwa antara terbesaryaitu pada konsentrasi 80% (21.50
kontrol positif dan 5 seri konsentrasi ekstrak mm pada Staphylococcus aureusdan 24.00
daun kelor yaitu 5%, 10%, 20%, 40%, dan mm pada Eschericia coli) dan diameter
80% menunjukan terdapatnya aktivitas terkecil pada konsentrasi 5% yaitu 11 mm
antibakteri yang berbeda – beda terhadap pada Staphylococcus aureusdan 12 mm pada
pertumbuhan bakteri baik bakteri Eschericia coli).
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pada tabel 4 dari data tersebut
Kontrol negatif yang digunakan yaitu CMC menunjukan pada konsentrasi 5%, 10%,
yang menunjukan tidak adanya zona 20%, dan 40% mempunyai kekuatan kuat,
hambat. Hal ini mengindikasikan bahwa sedangkan pada konsentrasi80% pada
kontrol yang digunakan tidak berpengaruh bakteri Staphylococcus aureusmempunyai
pada aktivitas antibakteri. kategori kekuatan daya antibakteri yang

287
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

sama yaitu kuat. Perlakuan pada bakteri terbentuk secara utuh dan menyebabkan
Escherichia colipada konsentrasi 5%, 10%, kematian sel tersebut (Robinson, 1995).
20%, dan 40% kategori kuat, dan KESIMPULAN
konsentrasi 80% termasuk dalam kategori 1. Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera
sangat kuat. L.) memiliki aktivitas antibakteri
Berdasarkan penelitian yang telah terhadap bakteri Escherichia coli dan
dilakukan, diketahui bahwa Ekstrak Daun Staphylococcus aureus.
Kelor terbukti memiliki aktivitas antibakteri 2. Dasi hasil penelitian yang dilakukan
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan didapat Kadar Hambat Minimum
Escherichia coli. Hal ini terlihat dari (KHM) sebesar12 mm pada bakteri
terbentuknya zona hambat. Seperti pada Escherichia coli dan 11 mm pada bakteri
penilitian-penelitian yang telah dilakukan Staphylococcus aureus.
sebelumnya dikatakan bahwa senyawa kimia
yang terkandung senyawa metabolit SARAN
sekunder seperti flavonoid, alkaloid, fenol 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
yang juga dapat menghambat aktivitas untuk mengetahui kandungan senyawa
bakteri (Pandey et al.,2012). Senyawa spesifik yang berkhasiat sebagai
saponin termasuk golongan glikosida yang antibakteri pada tanaman Daun Kelor
terdapat pada berbagai jenis tumbuhan yang (Moringa oleifera L.) dan aktivitas
berfungsi untuk menyimpan karbohidrat dan antibakterinya terhadap bakteri lain.
sebagai pelindung dari serangan hama, 2. Perlu dilakukan uji pra-klinis dan
dengan mekanisme menurunkan tegangan toksisitas ekstrak Daun Kelor (Moringa
permukaan dinding sel bakteri sehingga oleifera L.) untuk mengetahui dosis yang
mengakibatkan naiknya permeabilitas atau tepat dan aman dalam penggunaannya.
kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa
intraseluler akan keluar (Robinson,
1995).Flavonoid berfungsi sebagai DAFTAR PUSTAKA
antioksidan yang mampu menjaga terjadinya Aditya Nugraha. 2013. Bioaktivitas
oksidasi sel tubuh.Menurut Gisvold (1982) (Moringa oleifera) Terhadap
dalam Sabir (2005) disebutkan bahwa Eschericia coli Penyebab
flavonoid menyebabkan terjadinya Kolibasilosis Pada Babi. UDAYA.
kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, Denpasar.
mikrosom, dan lisosom sebagai hasil Anonim. 1986. Sediaan Galenik.
interaksi antara flavonoid dengan DNA Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
bakteri. Alkaloid merupakan golongan zat
tumbuhan sekunder yang terbesar.Alkaloid Anwar, F., Latif, S., Ashraf, M., Gilani,
memiliki kemampuan sebagai antibakteri. A.H., 2007. Moringa oleifera: A
Mekanismenya yaitu dengan menggangu Food Plant with Multiple Medical
komponen penyusun peptidoglikan pada sel Uses.
bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak

288
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN 2302 - 2493

Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat laboratorium Dasar dan untuk


Indonesia. Jilid 1.Trubus Agriwidya, Bakteriologis Klinis. Edisi 2.Buku
Jakarta. Kedokteran EGC. Jakarta.
Djauhariya, E., Hernani. 2004. Gulma Victor, L. 1980. Antibiotics in Laboratory
Berkhasiat Obat. Penerbit Swadaya. Test. The Williams and Wilkins
Jakarta Company, USA.
Vinoth, B., Manivasagaperumal, R.,
Jawetz E., Melnick GE., Adelberg CA. Balamurungan, S., 2012.
2001. Mikrobiologi Kedokteran. Phytochemical Analysis and
Edisi I. Penerjemah: Bagian Antibacterial Activity of Moringa
Mikrobiologi Kedokteran Oleifera Lam. International Journal
Universitas Airlangga. Penerbit of Research in Biological Sciences
Salemba Medika, Surabaya. 2012; 2(3): 98-102.
Halaman 211-249.

Jawetz E., Melnick GE., Adelberg CA


.2007. Mikrobiologi Kedokteran.
Edisi 23. Selamba Medika, Surabaya.
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di
Laboratorium. Edisi 1. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.\

Pandey, A., R.D. Pandey., P. Tripathi., P.P.


Gupta., J. Haider., S. Bhatt ., A.V
Singh. 2012. Moringa oleifera Lam.
(Sahijan) – A Plant with Plethora of
Diverse Therapeutic Benefits: An
Updated Resrospection. Pandeyet al.
Medical Aromatic Plants 2012.

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik


Tumbuhan Tinggi, cetakan VI
(terjemahan). Penerbit ITB.
Bandung. Hal 367.

Setiabudy, R. 2007. Antimikroba : Dalam


Farmakologi dan Terapi. Edisi V
(Cetak Ulang Dengan Perbaikan.
2008). Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Vandepitte., J.Engbaek. K., Rohmar. P.,


Pint. P., Heuck. C.G. 2005. Prosedur

289

Anda mungkin juga menyukai