Oleh
Asih Sundari (1113022008)
Nengah Sara Dwi Saputri (1313022048 )
Kebesaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat
secara langsung kita tanggapi dengan panca indera kita. Untuk memungkinkan
pengukuran maka kebesaran listrik ditransformasikan melalui suatu fenomena
fisis yang akan memungkinkan pengamatan melalui panca indera kita,
misalnya kebesaran listrik seperti arus ditransformasikan melalui suatu
fenomena fisis ke dalam kebesaran mekanis. Perubahan tersebut bisa
merupakan suatu rotasi melalui suatu sumbu tertentu. Besar sudut rotasi
tersebut berhubungan langsung dengan besar arus listrik yang akan kita amati,
sehingga pengukuran dikembalikan menjadi pengukuran terhadap suatu
perputaran dan besar sudut adalah menjadi ukuran besar listrik yang akan
diukur.
Salah satu alat ukur yang menggunakan prinsip diatas adalah multimeter.
Multimeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus, tegangan, dan nilai
suatu hambatan. Umtuk lebih memahami semua terkait dengan multimeter,
maka dibuat makalah ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagian-bagian serta fungsi multitester analog.
2. Mengetahui prinsip kerja multitester analog.
3. Mengetahui cara kalibrasi pada multitester analog.
4. Mengetahui prosedur pengukuran pada multitester analog.
5. Mengetahui sebab-sebab kesalahan pembacaan pada multitester analog.
6. Mampu membaca hasil pengukuran dari multitester.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1. Bagian-Bagian Multimeter
A. Bagian Dalam dan Fungsi
Berikut adalah bagian-bagian dalam multitester:
a) Resistor tentunya berfungsi untuk menghambat arus. Resistor
yang ada tersusun menjadi dua macam, yaitu secara seri dan paralel.
b) Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan.
c) Sicring berfungsi untuk memutuskan rangkaian saat menerima
arus yang melampaui batas.
d) Sound berfungsi untuk memberikan indikator bunyi saat
multimeter dikalibrasi.
e) Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus. Dioda yang dipakai
adalah dioda zener dan berjumlah dua.
f) Batu batrai berfungsi sebagai sumber tegangan.
B. Bagian Luar Dan Fungsi
Multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
a) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw),
berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara
memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng
pipih kecil.
b) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm
Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi
nol.
Caranya : saklar (Ohm),pemilih diputar pada posisi test lead +
(merah dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol diputar
kepengatur kedudukan 0 kiri atau ke kanan sehingga menunjuk
pada kedudukan 0 .
c) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih
posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri
dari empat posisi pengukuran, yaitu : (Ohm) berarti multimeter(4)
Posisi berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur :
x 1; x 10; dan K
d) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter
AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
e) Posisi DCV (Volt DC) berarti\ multimeter berfungsi sebagai voltmeter
DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
f) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai
mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan
500.
g) Lubang kutub + berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub +
yang berwarna merah.
h) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat
masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
i) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk
memilih polaritas DC atau AC.
j) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen
komponen multimeter.
k) Jarum penunjuk meter (Knife – edge Pointer), berfungsi sebagai
penunjuk besaran yang diukur.
l) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
2.2 Prinsip Kerja Multimeter
Pada saat arus melalui kumparan putar maka timbul magnet, kutub utara /
selatan yang berdekatan dengan utara dan selatan magnit permanen terjadi
saling tarik-menarik atau tolak-menolak sehingga menyebabkan jarum pada
poros kumparan bergerak, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah.
-
S
+
a
-
U
-
S
+
b
-
U
Prinsip kerja multitester adalah alat ukur kumparan putar menggunakan dasar
percobaan Lorentz, “jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam
medan magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan timbul gaya”.
Gaya yang timbul disebut dengan gaya Lorentz. Arahnya ditentukan dengan
kaidah tangan kiri Fleming.
Gambar 6 – Ampermeter
Bila pemutus arus K ditutup yang memungkinkan arus searah yang konstan
melalui alat ukur ampermeter maka jarum penunjuk akan bergerak melalui
posisi 1, 2, 3, dan berhenti pada 4.
Besar dari gaya ini akandapat di turunkan dengan mudah. Nyatakan besar
medan magnit dalam celah udara sebagai B, panjang kumparan sebagai a, dan
lebar kumparan sebagai b, momen putar Tp dapat dinyatakan sebagai:
Tp = Bnab I
Bila n di nyatakan banyaknya lilitan dari kumparan putar. Pada setiap ujung
dari pada sumbu, di tempatkan pegas yang salah satu ujungnya melekat
padanya, sedangkan ujung yang lain pada dasar yang tetap. Setiap pegas akan
memberikan gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan besar sudut rotasi
dari sumbu, dan berusaha untuk menahan perputaran. Jadi dengan kata lain
pegas memberikan pada sumbu moment Tc yang berlawanan arahnya dengan
arah Tp. Bila konstanta pegas dinyatakan sebagai τ, maka besar Tc dapat
dinyataka sebagai :
Tc = τ θ
Bila sumbu dan kumparan kumpar, berputar melalui sudut akhir sebesar θ0 ,
maka dalam keadaan seimbang ini Tp = Tc, sehingga terdapat persamaan
sebagai berikut:
τ θ0 = Bnab I
dan dari sini
Bnab
θ0 = I
τ
Dengan demikian sudut akhir θ0 dari putaran sumbu yang menjadi tempat
melekat penunjuk, di tentukan oleh persamaan di atas. Kebesaran-kebesaran
(Bnab/ τ) disebut sebagai konstanta alat ukur.
Pada umumnya, momen seperti Tp, disebut momen penggerak, dan alat yang
menyebabkan dikenal sebagai alat penggerak. Sedangkan momen T c disebut
momen pengontrol.
Cara penentuan skala dari multimeter berdasarkan alat ukur kumparan putar
akan dijelaskan melalui grafik yang menghubungkan persamaan antara sudut
putar θ dan momen penggerak T. Sumbu horizontal menyatakan sudut putar θ,
dan sumbu vertikal momen.
Misalkan suatu alat pengukur kumparan putar berputar melalui sudut sebesar
1,2 radial bila arus searah yang melaluinya adalah sebesar 1, 2, 3, 4 dan 5 mA
dinyatakan sebagai Tp1, Tp2, Tp3, Tp4 dan Tp5, maka momen-momen tersebut
dapat digambarkan sebagai garis-garis dan berjarak sama satu dan lainnya.
Ingat bahwa momen penggerak tersebut hanya ditentukan oleh besarnya arus,
dan tidak tergantung dari sudut putar θ dari penunjuk. Momen pengontrol
berbanding lurus dengan besar sudut putar, dan digambarkan dalam grafik
sebagai garis lurus yang menghubungkan titik mula dengan A. Bila sudut
perputaran dari penunjuk dalam keadaan keseimbangan antara momen
penggerak dan momen pengontrol, pada masing-masing momen penggerak
dinyatakan sebagai θ1, θ2, θ3, θ 4, θ5, maka di dapat θ2 = 2θ1, θ3 = 3θ1, θ4 = 4θ1
dan θ5 = 5θ1. Dengan demikian jika skala dibentuk dengan membagi busur
lingkaran sebesar 1,2 rad ke dalam lima bagian-bagian yang sama, dan
memberikan angka-angka pada lima bagian dari skala tersebut 0, 1, 2, 3, 4
dan 5, maka arus yang melalui alat ukur ini dapat segera dinyatakan pada
harga skala dimana penunjuk berhenti.
I s Rs =I m R m
I m Rm
Rs =
Is
Karena
I s =I −I m ; maka:
I m Rm
Rs =
I −I m
Tahanan shunt terbuat dari sebuah kawat tahanan yang memiliki
temperatur konstan dan ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah shunt
luar (manganin atau konstantan) yang memiliki tahanan yang sangat
rendah. Tahanan shunt ini terdiri dari lempengan-lempengan bahan resistip
yang disusun berjarak sama dan masing-masing ujungnya dilas ke sebuah
batang tembaga. Bahan ini memiliki koefisien temperatur yang sangat
rendah dan memberikan efek termolistik yang kecil terhadap tembaga
karena shunt ini biasa digunakan untuk mengukur arus yang sangat besar.
B. Volt meter
Ini adalah pengunaan yang seharusnya sebuah sakelar banyak kutub dan
beberapa resistor pengali, setiap satu ukuran untuk jangkah tersendiri:
Sakelar lima posisi hanya membuat sambungan dengan sebuah resistor pada
setiap saat . Pada posisi bawah (penuh kekanan) , ini membuat sambungan
tanpa resistor seluruhnya, memenuhi sebuah keadaan mati "off" . setiap
ukuran resistornya merupakan jangkah ukur penuh mandiri untuk sebuah
voltmeter, semua berdasar pergerakan meter mandiri (1 mA, 500 Ω). Sebuah
hasil akhir adalah volt meter dengan empat jangkah skala penuh pengukuran
yang berbeda . tentu, untuk pantasnya, skala meter pergerakan harus
dilengkapi penandaan untuk setiap jangkah ukurnya yang bersambungan.
A. Amperemeter
Atur Selektor pada posisi DCA atau ACA tergantung arus yang akan
diukur.
Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di
cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di
batas ukur 250mA atau 500mA.
Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu
diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring)
pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa
dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran
tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus
salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu
menjadikan multimeter sebagai penghubung.
Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu
daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang
akan dicek pemakaian arusnya.
Baca hasil ukur pada multimeter.
Cara Pengukuran Skala Amperemeter
Setelah dihubungkan dengan kabel negative dan kebel positif maka jarum
amperemeter akan menunjukkan angka tertentu, maka jarum penunjuk
skala akan menunjukkan angka tertentu. Cara pengukuran yaitu:
B. Voltmeter
Rumus :
dimana :
V = Tegangan
BU = Batas Ukur
JP = Jarum Penunjuk
1. Masukkan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada
terminal com (-).
Mencolokkan probe sesuai dengan tempatnya
3.
4. Karena ini pengukuran AC, maka posisi penempatan probe bisa bolak-
balik.
5. Colokkan kedua probe multimeter masing-masing pada lubang PLN
(karena yang diukur tegangan AC, tidak usah kuatir kalau terbalik).
Mengukur VAC PLN dengan BU = 250
50, 250
Jika kita memilih SM (Skala Maksimum) = 250, maka skala yang dipakai
adalah :
Sekarang tinggal membaca jarum penunjuk. Dari gambar di atas mari kita
cuplik pada bagian jarum penunjuk, seperti digambarkan di bawah ini :
Dari gambar di atas diketahui bahwa diantara 200-250 terdapat 10 strip,
sehingga besar setiap strip (kita anggap simbol bobot setiap strip = S):
Karena bobot setiap strip = 5 maka dari cuplikan jarum penunjukan di atas
dapat digambarkan kembali :
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa JP (Jarum Penunjukan) =220.
Sekarang kita tinggal memasukkan dalam rumus.
C. Ohmmeter
D. Uji Kapasitor
E. Uji Dioda
Langkah pengujian
F. Uji Transistor
Setiap alat ukur dari yang mengunakan kumparan putar yang dipergunakan
untuk alat ukur amper maupun alat ukur volt yang terdapat di pasaran telah
direncanakan, sehingga batas kesalahan terdapat batas-batas yang
diperkenankan sesuai dengan kelas daripada kelas alat ukur tersebut. Akan
tetapi, dalam pemakaian ada banyak hal yang perlu diperhatikan seperti hal-
hal di bawah ini :
1. Medan magnit luar
Bila suatu alat ukur dipergunakan di sekitar suatu pengantar yang dialiri
arus besar atau di sekitar suatu magnit yang sangat kuat maka medan
magnit yang terdapat dalam celah udara pada sirkit magnit daripada alat
ukur bisa terpengaruh.
2. Temperatur keliling
Seperti telah dinyatakan, suatu alat ukur telah dibuat untuk tidak
terpengaruh oleh keadaan temperatur keliling. Akan tetapi, bila keadaan
temperatur keliling tersebut adalah jauh berbeda dari pada temperatur
20oC, maka kesalahan-kesalahannya mungkin tidak dapat lagi diabaikan.
3. Pemanasan sendiri
Bila satu arus mengalir ke dalam alat ukur, maka pada permulaan
temperatur dari pada komponen alat ukur tersebut akan menaik, dan
menyebabkan penunjukkan berubah. Jadi, penunjukkan tidak akan
menjadi stabil sebelum temperatur dari alat ukur tersebut menjadi konstan.
4. Pergeseran dari titik nol
Posisi dari pada alat penunjuk dari alat ukur tanpa kebesaran listrik yang
masuk, disebut titik nol. Setelah digunakan untuk beberapa lama,
kemungkinan titik nol tersebut berubah dan bergerak yang disebabkan
oleh fatik dari pada pegas-pegas pengontrol. Pergeseran titik nol dapat
dikoreksikan dengan pergeseran-pergeseran secara mekanis, dengan cara-
cara pengaturan titik nol dari luar.
5. Gesekan-gesekan
Pada alat ukur yang dibuat dengan konstruksi sumbu dan bantalan, maka
pengukuran yang pengukurannya dilakukan berulang kali mungkin
menyebabkan harga-harga yang berbeda, meskipun arus yang diukurnya
adalah tetap. Hal ini mungkin terjadi bila gesekan antara sumbu dan
bantalan besar.
6. Umur
Setelah jangka waktu dari mulai alat ukur ini dibuat berlalu, maka
berbagai komponen dan elemen alat ukur ini mungkin berubah di dalam
kebaikan kerjanya, dan akan menghasilkan kesalahan penunjukan dari alat
ukur. Agar alat ukur ini tetap siap untuk pengukuran-pengukuran yang
teliti, maka sebaiknya dilakukan kalibrasi secara berkala, dalam interval
waktu setengah tahun sampai dengan setahun.
7. Letak dari alat ukur
Bagian yang bergerak dari alat ukur telah dibuat sedemikian rupa,
sehingga memungkinkan pengaturan-pengaturan yang terbatas. Dengan
demikian, bila alat ukur tersebut dipakai dengan letak yang tidak
ditentukan, maka posisi yang dari pada bagian yang bergerak, sehingga
alat penunjuknya mungkin berbeda dan menghasilkan kesalahan. Karena
titik berat dari bagian yang bergerak dari suatu alat ukur diatur dengan
menggunakan berat-berat pengatur maka tidak akan terjadi kesalahan;
berarti meskipun alat ukur tersebut dipakai pada letak yang berbeda dari
pada yang diperuntukkannya. Akan tetapi, penting untuk mempergunakan
alat ukur ini di dalam letak yang diperuntukannya sedapat mungkin. Letak
penggunaan dari pada alat ukur dinyatakan pada papan skala suatu alat
ukur dengan mempergunakan simbol-simbol tertentu, seperti pada tabel
berikut :
Letak Tanda
Tegak
Mendatar
Di pasang dengan
posisi miring 600
BAB III. KESIMPULAN
http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18475/05_Bab_08_Alat_Uku
r_dan_Pengukuran_Listrik.p65.pdf
Brahma.2010.http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18475/05_Bab_
08_Alat_Ukur_dan_Pengukuran_Listrik.p65.pdf. Diakses pada tanggal
26 April 2014 pukul 09. 10 WIB