Anda di halaman 1dari 38

MULTIMETER ANALOG

(Tugas Mata Kuliah Instrumentasi Fisika)

Oleh
Asih Sundari (1113022008)
Nengah Sara Dwi Saputri (1313022048 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebesaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat
secara langsung kita tanggapi dengan panca indera kita. Untuk memungkinkan
pengukuran maka kebesaran listrik ditransformasikan melalui suatu fenomena
fisis yang akan memungkinkan pengamatan melalui panca indera kita,
misalnya kebesaran listrik seperti arus ditransformasikan melalui suatu
fenomena fisis ke dalam kebesaran mekanis. Perubahan tersebut bisa
merupakan suatu rotasi melalui suatu sumbu tertentu. Besar sudut rotasi
tersebut berhubungan langsung dengan besar arus listrik yang akan kita amati,
sehingga pengukuran dikembalikan menjadi pengukuran terhadap suatu
perputaran dan besar sudut adalah menjadi ukuran besar listrik yang akan
diukur.

Alat-alat ukur yang langsung memberikan nilai pengukuran kebesaran listrik


pada skala yang dapat dibaca secara jelas; yaitu alat-alat ukur yang secara
jelasnya mentransformasikan kebesaran listrik pada skala yang tertentu. Alat-
alat ukur dalam golongan ini akan disebut sebagai alat penunjuk. Alat
penunjuk, bekerja atas prinsip perubahan kebesaran listrik langsung melalui
suatu fenomena fisis tertentu, ke dalam suatu perputaran, dan perputaran
tersebut dihubungkan dengan jarum yang berputar pada skala tertentu.

Salah satu alat ukur yang menggunakan prinsip diatas adalah multimeter.
Multimeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus, tegangan, dan nilai
suatu hambatan. Umtuk lebih memahami semua terkait dengan multimeter,
maka dibuat makalah ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagian-bagian serta fungsi multitester analog.
2. Mengetahui prinsip kerja multitester analog.
3. Mengetahui cara kalibrasi pada multitester analog.
4. Mengetahui prosedur pengukuran pada multitester analog.
5. Mengetahui sebab-sebab kesalahan pembacaan pada multitester analog.
6. Mampu membaca hasil pengukuran dari multitester.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Multitester sering juga disebut dengan multimeter atau AVOmeter karena


multitester memiliki 3 fungsi yaitu sebagai ampermeter, voltmeter, dan
ohmmeter Multitester adalah alat test yang sangat berguna. dengan
mengoperasikan sakelar banyak posisi, multitester dapat secara cepat dan
mudah dijadikan sebagai sebuah voltmeter, sebuah ammeter atau sebuah
ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penepatan (disebut 'range') pada
setiap mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa multitester kelebihan
tambahan layaknya sebagai pengukur transistor dan range untuk pengukuran
kapasitansi dan frekuensi. Setiap multitester mempunyai kepekanaan yang
berbeda-beda. Misal kepekaan sebuah multitester adalah 20 kΩ/V. Ini berarti
multitester akan menunjukan simpangan penuh jika dialiri arus 500µA. Atau
pada pengukuran tegangan menggunakan skala ukur 10 V berarti multimeter
memiliki hambatan sebesar 200kΩ.
Multimeter Analog

1. Jarum Penunjuk meter


2. Skala
3. Zero Adjus screw
4. ters lead
5. output
6. Zero ohm adjust
7. penggerak jangkauan
8. lobang kutup negatif
9. lobang kutup positif

1. Bagian-Bagian Multimeter
A. Bagian Dalam dan Fungsi
Berikut adalah bagian-bagian dalam multitester:
a) Resistor tentunya berfungsi untuk menghambat arus. Resistor
yang ada tersusun menjadi dua macam, yaitu secara seri dan paralel.
b) Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan.
c) Sicring berfungsi untuk memutuskan rangkaian saat menerima
arus yang melampaui batas.
d) Sound berfungsi untuk memberikan indikator bunyi saat
multimeter dikalibrasi.
e) Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus. Dioda yang dipakai
adalah dioda zener dan berjumlah dua.
f) Batu batrai berfungsi sebagai sumber tegangan.
B. Bagian Luar Dan Fungsi
Multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
a) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw),
berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara
memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng
pipih kecil.
b) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm
Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi
nol.
Caranya : saklar (Ohm),pemilih diputar pada posisi test lead +
(merah dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol diputar
kepengatur kedudukan 0 kiri atau ke kanan sehingga menunjuk
pada kedudukan 0 .
c) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih
posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri
dari empat posisi pengukuran, yaitu : (Ohm) berarti multimeter(4)
Posisi berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur :
x 1; x 10;  dan K
d) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter
AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
e) Posisi DCV (Volt DC) berarti\ multimeter berfungsi sebagai voltmeter
DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
f) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai
mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan
500.
g) Lubang kutub + berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub +
yang berwarna merah.
h) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat
masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
i) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk
memilih polaritas DC atau AC.
j) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen
komponen multimeter.
k) Jarum penunjuk meter (Knife – edge Pointer), berfungsi sebagai
penunjuk besaran yang diukur.
l) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
2.2 Prinsip Kerja Multimeter

Komponen dasar kebanyakan alat ukur, termasuk amperemeter, voltmeter, dan


ohm meter adalah Galvanometer. Galvanometer terdiri dari satu kumparan
kawat (dengan jarum penunjuk yang terpasang) yang tergantung pada medan
magnet oleh magnet permanen. Bila arus mengalir melalui loop kawat, yang
biasanya berbentuk persegi panjang, medan magnet memberi torsi pada loop.

Pada saat arus melalui kumparan putar maka timbul magnet, kutub utara /
selatan yang berdekatan dengan utara dan selatan magnit permanen terjadi
saling tarik-menarik atau tolak-menolak sehingga menyebabkan jarum pada
poros kumparan bergerak, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah.
-

S
+
a

-
U
-

S
+
b

-
U

Skema jalannya arus pada kumparan


Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu
gaya elektromagnetis f yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada kumparan
putar sebagai hasil interaksi antar arus dan medan magnit. Arah dari gaya f dapat
ditentukan menurut ketentuan tangan dari Fleming (lihat gambar).

Gambar ketentuan tangan dari Fleming

Seperti diketahui sebelumnya, prinsip kerja dari multimeter adalah dengan


mengukur gaya yang bekerja pada medan magnet dan kumparan berarus.
Multimeter sendiri merupakan sebuah alat yang menggunakan alat yang
menggunakan medan magnet untuk mendeteksi besar arus yang mengalir.
Konstruksi dari multimeter sederhana sekali yaitu berupa kumparan yang
terhubung dengan sebuah jarum penunjuk yang diletakkan diantara dua kutub
magnet permanent.

Prinsip kerja multitester adalah alat ukur kumparan putar menggunakan dasar
percobaan Lorentz, “jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam
medan magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan timbul gaya”.
Gaya yang timbul disebut dengan gaya Lorentz. Arahnya ditentukan dengan
kaidah tangan kiri Fleming.
Gambar 6 – Ampermeter

Gambar 7 - Gerakan Jarum Penunjuk

Bila pemutus arus K ditutup yang memungkinkan arus searah yang konstan
melalui alat ukur ampermeter maka jarum penunjuk akan bergerak melalui
posisi 1, 2, 3, dan berhenti pada 4.

Besar dari gaya ini akandapat di turunkan dengan mudah. Nyatakan besar
medan magnit dalam celah udara sebagai B, panjang kumparan sebagai a, dan
lebar kumparan sebagai b, momen putar Tp dapat dinyatakan sebagai:

Tp = Bnab I

Bila n di nyatakan banyaknya lilitan dari kumparan putar. Pada setiap ujung
dari pada sumbu, di tempatkan pegas yang salah satu ujungnya melekat
padanya, sedangkan ujung yang lain pada dasar yang tetap. Setiap pegas akan
memberikan gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan besar sudut rotasi
dari sumbu, dan berusaha untuk menahan perputaran. Jadi dengan kata lain
pegas memberikan pada sumbu moment Tc yang berlawanan arahnya dengan
arah Tp. Bila konstanta pegas dinyatakan sebagai τ, maka besar Tc dapat
dinyataka sebagai :
Tc = τ θ
Bila sumbu dan kumparan kumpar, berputar melalui sudut akhir sebesar θ0 ,
maka dalam keadaan seimbang ini Tp = Tc, sehingga terdapat persamaan
sebagai berikut:
τ θ0 = Bnab I
dan dari sini
Bnab
θ0 = I
τ

Dengan demikian sudut akhir θ0 dari putaran sumbu yang menjadi tempat
melekat penunjuk, di tentukan oleh persamaan di atas. Kebesaran-kebesaran
(Bnab/ τ) disebut sebagai konstanta alat ukur.

Pada umumnya, momen seperti Tp, disebut momen penggerak, dan alat yang
menyebabkan dikenal sebagai alat penggerak. Sedangkan momen T c disebut
momen pengontrol.

Dengan berpegang kepada pengertian-pengertian ini, maka harga sudut rotasi


akhir dari penunjuk, pada alat pengukur kumparan putar, di tentukan oleh
hubungan antara momen penggerak dan momen pengontrol, dan dinyatakan
dalam persamaan di atas.

2.2 Cara Kalibrasi


Kalibrasi multitester analog caranya adalah memutar sekrup pemutar jarum yang
ada pada multitester hingga jarum penujuka hasil tepat menunjukakan angka nol
namun dalam pengkalibrasian ini multitester di letakkan pada permukaan atau
tempat yang rata.

Adapun langkah-langkah mengkalibrasi multimeter adalah sebagai berikut : 


1. Arahkan  posisi  range  selector  switch  pada  posisi  ohm  meter,  pada 
batas  ukur  yang dikehendaki, batas ukur 1x, 10x atau 1k x. 
2. Hubung  pendekan  kedua  probe  (probe  positif  dan  probe  negatif)  
dengan  cara menghubungkan kedua ujung konduktornya. 
3. Perhatikan pergerakan pointer (jarum penunjuk). Jarum penunjuk harus 
menunjukkan suatu harga pada skala ukur ohm meter. 
4. Apabila  pointer  tidak  tepat  menunjuk  angka  nol  pada  ujung  pembacaan  sk
ala  ukur ohm  meter,  maka  perlu  penyetelan  zero  adjusting  knobdengan  car
a  memutarnya  ke kiri  atau  ke  kanan,  sampai  posisi pointer tepat  menunjuk  
angka  nol  pada  skala  ukur ohm meter. 
5. Multimeter siap digunakan untuk pengukuran.

2.3 Penentuan Skala Multimeter

Cara penentuan skala dari multimeter berdasarkan alat ukur kumparan putar
akan dijelaskan melalui grafik yang menghubungkan persamaan antara sudut
putar θ dan momen penggerak T. Sumbu horizontal menyatakan sudut putar θ,
dan sumbu vertikal momen.

Penentuan Dari Penunjukkan Alat Ukur Jenis Kumparan Putar


Skala Dari Alat Ukur

Misalkan suatu alat pengukur kumparan putar berputar melalui sudut sebesar
1,2 radial bila arus searah yang melaluinya adalah sebesar 1, 2, 3, 4 dan 5 mA
dinyatakan sebagai Tp1, Tp2, Tp3, Tp4 dan Tp5, maka momen-momen tersebut
dapat digambarkan sebagai garis-garis dan berjarak sama satu dan lainnya.
Ingat bahwa momen penggerak tersebut hanya ditentukan oleh besarnya arus,
dan tidak tergantung dari sudut putar θ dari penunjuk. Momen pengontrol
berbanding lurus dengan besar sudut putar, dan digambarkan dalam grafik
sebagai garis lurus yang menghubungkan titik mula dengan A. Bila sudut
perputaran dari penunjuk dalam keadaan keseimbangan antara momen
penggerak dan momen pengontrol, pada masing-masing momen penggerak
dinyatakan sebagai θ1, θ2, θ3, θ 4, θ5, maka di dapat θ2 = 2θ1, θ3 = 3θ1, θ4 = 4θ1
dan θ5 = 5θ1. Dengan demikian jika skala dibentuk dengan membagi busur
lingkaran sebesar 1,2 rad ke dalam lima bagian-bagian yang sama, dan
memberikan angka-angka pada lima bagian dari skala tersebut 0, 1, 2, 3, 4
dan 5, maka arus yang melalui alat ukur ini dapat segera dinyatakan pada
harga skala dimana penunjuk berhenti.

Cara Memperbesar Batas Ukur


A. Amperemeter
Amperemeter mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil,
pemakaiannya harus dihubungkan secara seri pada rangkaian yang diukur.
Amperemeter yang digunakan untuk mengukur kuat arus yang kecil
(dalam skala miliampere) disebut miliampermeter. Miliampermeter dapat
juga digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang besar (dalam skala
ampere) dengan cara menambahkan hambatan cabang (shunt). Dengan
adanya hambatan cabang (shunt) itu, berarti miliamperemeter dapat
mengukur kuat arus listrik yang melebihi batas ukurnya.

Penurunan tahanan shunt parallel terhadap amperemeter dapat dituliskan


sebagai berikut :

V shunt =V alat ukur


Atau

I s Rs =I m R m
I m Rm
Rs =
Is
Karena
I s =I −I m ; maka:

I m Rm
Rs =
I −I m
Tahanan shunt terbuat dari sebuah kawat tahanan yang memiliki
temperatur konstan dan ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah shunt
luar (manganin atau konstantan) yang memiliki tahanan yang sangat
rendah. Tahanan shunt ini terdiri dari lempengan-lempengan bahan resistip
yang disusun berjarak sama dan masing-masing ujungnya dilas ke sebuah
batang tembaga. Bahan ini memiliki koefisien temperatur yang sangat
rendah dan memberikan efek termolistik yang kecil terhadap tembaga
karena shunt ini biasa digunakan untuk mengukur arus yang sangat besar.

Batas ukur dari ampermeter sendiri masih dapat diperbesar dengan


menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dapat dipilih dengan
menggunakan sakelar rangkuman (range swicth). Alat ini sendiri disebut
sebagai amperemeter rangkuman ganda (multirange ammeter). Alat ini
mempunyai sakelar yang memiliki posisi ganda dari jenis menyambung
sebelum memutuskan (make-before-break), sehingga alat pencatat tidak
akan rusak.

Penggunaan shunt universal atau shunt ayrton akan mencegah


kemungkinan pemakaian alat ukur tanpa tahanan shunt. Maka keuntungan
yang dapat diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit lebih besar.

B. Volt meter

Seperti halnya amperemeter, voltmeter pun ada batas ukurnya. Resistor


digunakan untuk pembagi arus sebagai rangkaian kebalikan dengan
hubungan seri pembagi tegangan resistor "pengali" yang digunakan pada
perancangan voltmeter .
Umumnya, sangat berguna mempunyai berbagai jangkah tetap untuk sebuah
meter elektromekanik seperti ini, untuk dapat membaca jahkah yang luas dari
tegangan dengan mekanis pergerakan tunggal.

Ini adalah pengunaan yang seharusnya sebuah sakelar banyak kutub dan
beberapa resistor pengali, setiap satu ukuran untuk jangkah tersendiri:

Sakelar lima posisi hanya membuat sambungan dengan sebuah resistor pada
setiap saat . Pada posisi bawah (penuh kekanan) , ini membuat sambungan
tanpa resistor seluruhnya, memenuhi sebuah keadaan mati "off" . setiap
ukuran resistornya merupakan jangkah ukur penuh mandiri untuk sebuah
voltmeter, semua berdasar pergerakan meter mandiri (1 mA, 500 Ω). Sebuah
hasil akhir adalah volt meter dengan empat jangkah skala penuh pengukuran
yang berbeda . tentu, untuk pantasnya, skala meter pergerakan harus
dilengkapi penandaan untuk setiap jangkah ukurnya yang bersambungan.

2.3 Fungsi Multimeter

A. Amperemeter

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus


listrik. Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan
shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang
kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan
shunt.

Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus


yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan
menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter.
Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula
simpangannya

Langkah mengukur kuat arus

 Atur Selektor pada posisi DCA atau ACA tergantung arus yang akan
diukur.
 Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di
cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di
batas ukur 250mA atau 500mA.
 Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu
diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring)
pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa
dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
 Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat  pengukuran
tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti  kita memutus
salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu
menjadikan multimeter sebagai penghubung.
 Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu
daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang
akan dicek pemakaian arusnya.
 Baca hasil ukur pada multimeter.
Cara Pengukuran Skala Amperemeter

Setelah dihubungkan dengan kabel negative dan kebel positif maka jarum
amperemeter akan menunjukkan angka tertentu, maka jarum penunjuk
skala akan menunjukkan angka tertentu. Cara pengukuran yaitu:

Skala penunjukkan amperemeter


x Skala Pr obe yang digunakan
Skala maksimum pengukuran
Cara Membaca Pengkuran Amperemeter
Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter
adalah dengan memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk
skala akan menujuk pada skala yang terletak pada papan skala. Pembacaan
skala dilakukan tegak lurus dimana bayangan jarum pada cermin harus
satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi
penyimpangan dalam membaca

B. Voltmeter

Voltmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran


tegangan baik tegangan AC atau tegangan DC. Alat ukur ini biasanya
dipasang secara pararel terhadap rangkaian/komponen yang akan diukur.
Gambar Voltmeter AC/DC

Gambar cara penggunaan Voltmeter

Dalam menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan kita harus


memperhatikan manual book masing masing multimeter, yang dapat
diringkas sebagai berikut :

 Pasanglah probe sesuai dengan kedudukannya. Probe berwarna merah


dicolokkan pada terminal  (+), dan probe berwarna hitam dicolokkan
pada terminal com (-). Ada beberapa multimeter yang memiliki probe
include dengan multimeternya sehingga tidak perlu susah-susah
memasang.
 Jenis tegangan. Sebelum melakukan pengukuran kita harus mengetahui
jenis tegangan apa yang akan kita ukur, apakah tegangan AC
(alternating current) atau tegangan DC (direct current). Dengan
mengetahui jenis tegangannya kita dapat menentukan penempatan
selector pada bagian AC atau DC. Jika tegangan yang akan kita
ukur adalah tegangan AC arahkan selektor pada bagian AC. Jika
tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan DC maka
arahkanlah selektor pada bagian DC. Jika kita belum mengetahui
jenis tegangannya, supaya aman dalam pengukuran hendaknya
arahkan selektor pada bagian AC (karena tegangan DC sebenarnya
bagian dari tegangan DC).

Memilih selektor pada tegangan AC/DC

 Besar Tegangan. Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya


kita sudah mengetahui berapa besar tegangan yang akan diukur, untuk
memudahkan penentuan Batas Ukur. Pemilihan batas ukur yang tepat
hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur (setiap
multimeter yang berbeda merk biasanya berbeda nilai batas ukurnya,
sehingga kita harus menyesuaikan). Misal : kita akan melakukan
pengukuran tegangan PLN, diketahui bahwa jenis tegangan-nya adalah
AC dan besar  tegangan adalah 220 VAC, maka batas ukur yang harus
dipilih (jika menggunakan multimeter di atas) adalah 250 atau 1000.
Jika kita belum mengetahui tegangan yang akan diukur, pilihlah batas
ukur yang paling tinggi.

Batas Ukur untuk mengukur tegangan PLN

Batas Ukur jika kita belum tahu besar tegangan

 Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe


merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan
korsleting, dan akan merusak multimeter.
 Pembacaan jarum penunjuk harus tegak lurus. Pada saat melihat jarum
penunjuk jangan sampai bayangan jarum terlihat (untuk beberapa
multimeter biasanya disediakan cermin/kaca/mirror di antara skala),
jika masih terlihat bayangan jarum maka hasil penunjukan jarum
kurang presisi (tepat).
 Gunakan alas kaki yang terbuat dari bahan isolator (sandal, sepatu,
keset sebagai pengaman jika terjadi kejutan listrik (kesetrum). Hindari
penggunaan karpet sebagai isolator.

Rumus :

dimana :

V = Tegangan

BU     = Batas Ukur

SM   = Skala maksimum yang dipakai

JP     = Jarum Penunjuk

Studi Kasus : Mengukur Tegangan AC

Kita akan melakukan pengukuran tegangan PLN, diketahui tegangan PLN


secara teori adalah 220VAC, maka langkah kerja-nya adalah

1. Masukkan probe merah pada terminal  (+), dan probe hitam pada
terminal com (-).
Mencolokkan probe sesuai dengan tempatnya

2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara


teori adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC
dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar
dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini
kita akan menggunakan Batas Ukur 250

3.
4. Karena ini pengukuran AC, maka posisi penempatan probe bisa bolak-
balik.
5. Colokkan kedua probe multimeter masing-masing pada lubang PLN
(karena yang diukur tegangan AC, tidak usah kuatir kalau terbalik).
Mengukur VAC PLN dengan BU = 250

6. Baca dan Perhatikan hasil penunjukan jarum penunjuk.

Cara Membaca Jarum Penunjuk


Pilihlah SM (Skala Maksimum) yang akan digunakan, pada gambar
multimeter di bawah ini ada 3 pilihan SM (Skala Maksimum) yaitu : 10,

50, 250

Jika kita memilih SM (Skala Maksimum) = 250, maka skala yang dipakai
adalah :

Sekarang tinggal membaca jarum penunjuk. Dari gambar di atas mari kita
cuplik pada bagian jarum penunjuk, seperti digambarkan di bawah ini :
Dari gambar di atas diketahui bahwa diantara 200-250 terdapat 10 strip,
sehingga besar setiap strip (kita anggap simbol bobot setiap strip = S):

Karena bobot setiap strip = 5 maka dari cuplikan jarum penunjukan di atas
dapat digambarkan kembali :
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa JP (Jarum Penunjukan) =220.
Sekarang kita tinggal memasukkan dalam rumus.

C. Ohmmeter

Ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai suatu


hambatan. Pada pembahasan kali ini ohmmeter yang dipakai adalah
multimeter yang difungsikan sebagai ohmmeter.

Pengukuran hambatan (ohm)

a) Perhatikan kondisi Ohmmeter baik atau rusak

b) Nolkan jarum Ohmmeter pada posisi sebelah kiri dengan


menggunakan Ohm Zero Correction dengan cara memutar kekiri
atau kekanan agar jarum tersebut benar-benar ke angka nol sebelah
kiri

c) Posisikan Range Selector pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k


selanjutnya tempelkan ujung kabel negatif dan positif. Nolkan
jarum Ohmmeter tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan ohm adjust.

d) Pada dasarnya untuk pengukuran, Range Selector ohm meter harus


betul-betul diperhatikan, yaitu setiap memindahkan range selector
ke masing-masing nilai ohm terlebih dahulu ujung taspinnya
disatukan/ dihubungkan. Sambil melihat jarum Ohmmeter
menunjukkan kurang atu lebih dari angka nol disebelah kanan.
Kurang atau lebihnya jarum tersebut kita atur dengan tombol ohm
adjusting knop kearah kiri atau kanan sehingga jarum Ohmmeter
tersebut benar-benar ke posisi angka nol.

e) Setiap mau mengukur posisi ohm hendaknya letakkan range


selector pada skala yang paling kecil.

D. Uji Kapasitor

Nama lainnya adalah kondensator. Adalah komponen yang terdiri dari 2


pelat logam yang dipisahkan dengan isolator. Isolator ini menunjukkan
nama dari kapasitor tersebut. Ukuran kapasitor adalah Farad.
1 Farad (F) = 1.000.000 mikro Farad (F)
1 mikro Farad (F) = 1.000 nano Farad (nF)
1 nano Farad (nF) = 1.000 piko Farad (pF)

Sifat kapasitor adalah dapat menerima arus listrik dan menyimpannya


dalam waktu yang relatif.

Mengukur Elco Dengan Multitester


Sebenarnya cara yang disampaikan ini kurang pas untuk cek elco, dan
cara yg tepat mengukur elco adalah dengan CAPACITANCE METER,
dan dia akan menunjukkan kapasitas yg sebenarnya yg dimiliki elco itu.
Tapi cara ini juga lumayan cukup membantu, berikut caranya :

1) Putar batas ukur pada Ohmmeter X1 / X10 untuk elco yang


ukurannya besar dan X100 / X1K untuk elco yang ukurannya kecil.
2) Hubungkan probe ke masing-masing kaki ELCO (bolak balik sama
saja)
3) Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
Kesimpulan Hasil Pengukuran
 Jarum menunjuk angka & kembali ke tempat semula : elco
baik
 Jarum menunjuk angka & tidak kembali ke tempat semula :
elco bocor
 Jarum tidak bergerak sama sekali : elco putus
 Jarum menunjuk angka nol : elco short

Mengukur Kapasitor Non Polar Dengan Multitester


Sebenarnya cara ini juga kurang pas untuk cek kapasitor, dan cara yg
tepat mengukur elco adalah dengan CAPACITANCE METER, dan dia
akan menunjukkan kapasitas yg sebenarnya yg dimiliki elco itu. Tapi
cara ini juga lumayan cukup membantu, berikut caranya :
1) Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K / X10K
2) Hubungkan probe ke masing-masing kaki kapasitor (bolak balik
sama saja)
3) Lihat penunjukan jarum pada papan skala.

Kesimpulan Hasil Pengukuran


 Jarum menunjuk angka kemudian & ke tempat semula :
kapasitor baik
 Jarum menunjuk angka tdk kembali ke tempat semula :
kapasitor bocor
 Jarum tidak bergerak : kapasitor putus
 Jarum menunjuk angka nol : kapasitor short

E. Uji Dioda

Langkah pengujian

 Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


 Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
 Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada
katoda.
 Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat
dicek, led akan menyala.
 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-
20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda  rusak
putus.
 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada
anoda dan probe (-) pada katoda.
 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti 
dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus  katoda-
anoda.

F. Uji Transistor

Transistor adalah salah satu komponen eletronika aktif serta


mempunyai tiga buah kaki yang di namakan masing-masing sebagai
Basis(B), Kolektor (C) dan Emitor (E). Transistor dapat berfungsi
sebagai penguat arus dan tegangan. Transistor juga dapat difungsikan
sebagai saklar elektronik. Ada dua macam transitor yaitu transistor
NPN dan transistor PNP.
Kadang-kadang dipasaran sudah diberikan nama untuk setiap kakinya,
sehingga memeprmudah pemasangan di rangkaian elektronik yang kita
buat. Tetapi ada juga yang belum di berikan tanda apapun, untuk itu
kita bisa membaca dari datashet transistor tersebut. Atau kalau kita
tidak mempunyai datashett yang di maksud dapat kita cari nama kaki-
kaki sebuah transistor dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Mencari Kaki Base


1. Siapkan multimeter dan atur pada pengukuran
ohmmeter X100
2. Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah ini.

3. Perhatikan penunjukkan pergerakan jarum. Apabila


jarum bergerak ke kanan dengan posisi probe yang satu tetap pada
kaki 3 dan probe lainnya pada kaki 1 atau kaki 2 berarti kaki 3
adalah base transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki 3
berarti transistor tersebut berjenis NPN, sebaliknya jika probe
negatif berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis PNP.

Mencari Kaki Kolektor dan Emitor


1. Misal transistor yang kita
gunakan berjenis NPN
2. Lakukan pengukuran seperti
gambar dibawah
3. Perhatikan penunjukkan
jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada probe
positif) adalah emitter dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah
kolektor. Atau Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki
2 dan probe negatif pada kaki 1) dan jarum tidak bergerak, maka
kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.
Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti diatas dan
hasilnya kebalikan dari transistor jenis NPN. lihat juga hukum
Ohm

Langkah menguji transistor NPN

 Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


 Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
 Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada
kolektor .
 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar
5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti 
transistor rusak putus B-C.
 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) 
pada basis dan probe (-) pada kolektor.
 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus B-C.
 Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada
emitor.
 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 
5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti 
transistor rusak putus B-E.
 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+)
pada basis dan probe (-) pada emitor.
 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus B-E.
 Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-)
pada kolektor.
 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus C-E.
 Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe
(+) padakolektor tidak diperlukan.

Langkah menguji transistor PNP

 Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


 Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
 Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
kolektor.
 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar
5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti
transistor rusak putus B-C.
 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-)
pada basis dan probe (+) pada kolektor.
 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus B-C.
 Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
emitor.
 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar
5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti
transistor rusak putus B-E.
 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-)
pada basis dan probe (+) pada emitor.
 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus B-E.
 Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+)
pada kolektor.
 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus C-E.
 Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan
probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

2.5 Kesalahan-kesalahan Pada Alat Ukur

Setiap alat ukur dari yang mengunakan kumparan putar yang dipergunakan
untuk alat ukur amper maupun alat ukur volt yang terdapat di pasaran telah
direncanakan, sehingga batas kesalahan terdapat batas-batas yang
diperkenankan sesuai dengan kelas daripada kelas alat ukur tersebut. Akan
tetapi, dalam pemakaian ada banyak hal yang perlu diperhatikan seperti hal-
hal di bawah ini :
1. Medan magnit luar
Bila suatu alat ukur dipergunakan di sekitar suatu pengantar yang dialiri
arus besar atau di sekitar suatu magnit yang sangat kuat maka medan
magnit yang terdapat dalam celah udara pada sirkit magnit daripada alat
ukur bisa terpengaruh.
2. Temperatur keliling
Seperti telah dinyatakan, suatu alat ukur telah dibuat untuk tidak
terpengaruh oleh keadaan temperatur keliling. Akan tetapi, bila keadaan
temperatur keliling tersebut adalah jauh berbeda dari pada temperatur
20oC, maka kesalahan-kesalahannya mungkin tidak dapat lagi diabaikan.
3. Pemanasan sendiri
Bila satu arus mengalir ke dalam alat ukur, maka pada permulaan
temperatur dari pada komponen alat ukur tersebut akan menaik, dan
menyebabkan penunjukkan berubah. Jadi, penunjukkan tidak akan
menjadi stabil sebelum temperatur dari alat ukur tersebut menjadi konstan.
4. Pergeseran dari titik nol
Posisi dari pada alat penunjuk dari alat ukur tanpa kebesaran listrik yang
masuk, disebut titik nol. Setelah digunakan untuk beberapa lama,
kemungkinan titik nol tersebut berubah dan bergerak yang disebabkan
oleh fatik dari pada pegas-pegas pengontrol. Pergeseran titik nol dapat
dikoreksikan dengan pergeseran-pergeseran secara mekanis, dengan cara-
cara pengaturan titik nol dari luar.
5. Gesekan-gesekan
Pada alat ukur yang dibuat dengan konstruksi sumbu dan bantalan, maka
pengukuran yang pengukurannya dilakukan berulang kali mungkin
menyebabkan harga-harga yang berbeda, meskipun arus yang diukurnya
adalah tetap. Hal ini mungkin terjadi bila gesekan antara sumbu dan
bantalan besar.
6. Umur
Setelah jangka waktu dari mulai alat ukur ini dibuat berlalu, maka
berbagai komponen dan elemen alat ukur ini mungkin berubah di dalam
kebaikan kerjanya, dan akan menghasilkan kesalahan penunjukan dari alat
ukur. Agar alat ukur ini tetap siap untuk pengukuran-pengukuran yang
teliti, maka sebaiknya dilakukan kalibrasi secara berkala, dalam interval
waktu setengah tahun sampai dengan setahun.
7. Letak dari alat ukur
Bagian yang bergerak dari alat ukur telah dibuat sedemikian rupa,
sehingga memungkinkan pengaturan-pengaturan yang terbatas. Dengan
demikian, bila alat ukur tersebut dipakai dengan letak yang tidak
ditentukan, maka posisi yang dari pada bagian yang bergerak, sehingga
alat penunjuknya mungkin berbeda dan menghasilkan kesalahan. Karena
titik berat dari bagian yang bergerak dari suatu alat ukur diatur dengan
menggunakan berat-berat pengatur maka tidak akan terjadi kesalahan;
berarti meskipun alat ukur tersebut dipakai pada letak yang berbeda dari
pada yang diperuntukkannya. Akan tetapi, penting untuk mempergunakan
alat ukur ini di dalam letak yang diperuntukannya sedapat mungkin. Letak
penggunaan dari pada alat ukur dinyatakan pada papan skala suatu alat
ukur dengan mempergunakan simbol-simbol tertentu, seperti pada tabel
berikut :

Letak Tanda

Tegak

Mendatar

Di pasang dengan
posisi miring 600
BAB III. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini antara lain:

1. Multitester analog adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda


potensial, kuat arus, dan hambatan pada suatu rangkaian.
2. Bagian dalam multimeter antara lain resistor, kapasitor, sicring, sound,
dioda, danbBatu baterai
3. Bagian luar multitesterter antara lain terdiri dari sekrup, tombol pengatur
jarum penunjuk, saklar pemilih, lubang kutub positif, lubang kutub
negatif, saklar pemilih polaritas, kotak meter, jarum penunjuk meter, dan
skala.
4. Prinsip kerja multimeter sebenarnya sederhana. Pada saat arus melalui
kumparan putar maka timbul magnet, kutub utara / selatan yang
berdekatan dengan utara dan selatan magnit permanen terjadi saling tarik-
menarik atau tolak-menolak sehingga menyebabkan jarum pada poros
kumparan bergerak. Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir
melalui kumparan tersebut, suatu gaya elektromagnetis f yang mempunyai arah
tertentu akan dikenakan pada kumparan putar sebagai hasil interaksi antar arus dan
medan magnit. Gaya inilah yang dimanfaatkan untuk menunjuk skala yang
kemudian kit abaca sebagai hasil pengukuran.
5. Medan magnit luar, Temperatur keliling, Pemanasan sendiri, Pergeseran
dari titik nol, Gesekan-gesekan, Umur dan Letak dari alat ukur.
6. Cara pembacaan nilai yang ditunjuk multimeter adalah :

Skala penunjukkan amperemeter


x Skala Pr obe yang digunakan
Skala maksimum pengukuran
DAFTAR PUSTAKA

David, William cooper.1999, INSTRUMEN ELEKTRONIK DAN TEKNIK


PENGUKURAN.Jakarta:Erlangga

http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18475/05_Bab_08_Alat_Uku
r_dan_Pengukuran_Listrik.p65.pdf

Anonim. http://en.wikipedia.org/wiki//Multimeter. Diakses pada tanggal 24 April


2014 pukul 20.35 WIB

Mira. 2011. http://www.multimeterwarehause.com//. Diakses pada tanggal 24


April 2014 pukul 05.25 WIB

Tono. 2011. http://www.total.or.id/info.php?kk=multimetr. Diakses pada tanggal


25 April 2014 pukul 22.00 WIB

Brahma.2010.http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18475/05_Bab_
08_Alat_Ukur_dan_Pengukuran_Listrik.p65.pdf. Diakses pada tanggal
26 April 2014 pukul 09. 10 WIB

Anda mungkin juga menyukai