A. PENGERTIAN
Labiopalatoshizis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah
mulut, palatosizis (sumbing palatum) san labiosisi (sumbing bibir) yang terjadi
akibat gagalnya jaringan lunak (struktur tulang) untuk menyatu selama
perkembangan embrio (Aziz alimul, 2006)
Pendapat pertama
Proses terjadinya labiopalatoskizis terjadi pada kehamilan trimester 1 terjadi
proses perkembangan pembentukan berbagai organ tubuh dan saat itu terjadi
kegagalan fusi/penyatuan prominen maksilaris dengan prominem nasalis medial yang
diikuti disrupsi kedua bibir, rahang dan palatum anterior. Masa kritis fusi tersebut
terjadi sekitar minggu ke-6 paska konsepsi. Apabila terjadi kegagalan dalam
penyatuan proses nasal medial dan maksilaris maka dapat mengalami labiosisis dan
proses penyatuan tersebut akan terjadi pada usia 6-8 minggu. Kemudian apabila
terjadi kegagalan penyatuan pada susunan palato selama masa kehamilan 7-12
minggu akan mengakibatkkan palatoskizis.
Pendapat kedua
Tahap penting dalam pembentukan bibir, palatum, hidung dan rahang, terjadi
pada 9 minggu pertama kehidupan embrio. Mulai sekitar minggu kelima umur
kehamilan, prosesus maksilaris tubuh kearah anterior dan medial, dan menyatu
dengan pembentukan prosesus fronto nasal pada dua titik tepat dibawah lubang
hidung dan membentuk bibir atas. Sementara itu palatum dibentuk oleh proses
prosesus palatal dari prosesus maksilaris yang tumbuh kearah medial untuk
bergabung dengan septum nasalis pada garis tengah, kira – kira pada umur kehamilan
9 minggu.
Kegagalan pada proses yang kompleks ini dapat terjadi dimanapun pada tahap
pembentukannya, yang akan menghasilkan celah kecil samapai kelainan hiper dari
bentuk wajah. Ada kemungkunan yang terkena bibir saja atau dapat meluas sampai
kelubang hidung, atau mengenai maksila dan gigi. Kelainan celah palatum yang
paling ringan hanya melibatkan uvula atau bagian lunak palatum. Celah bibir dan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Rontgen
MRI ( Magnetic Resonance Imaging) untuk evaluasi abnormal
I.PENATALAKSANAAN BEDAH
1. Tahap praoperasi
a. Mempersiapkan ketahanan tubuh bayi untuk menerima tindakan operasi
b. Asupan gizi yang cukup, dilihat dari keseimbangan berat badan yang dicapai pada
usia yang memadai (BB sekitar 4-5 kg, Hb> 10 gr %, usia lebih dari 10 minggu).
2. Tahap operasi
a. Pembedahan pada bibir sumbing optimal pada usia 3 bulan
b. Sedang pembedahan sumbing pada palatum optimal pada usia 18-20 bulan karena
anak aktif bicara usia 2 tahun dan selanjutnya sebelum anak masuk sekolah, operasi
sesudah usia 2 tahun harus diikuti dengan tindakan speech, teraphy karena jika tidak,
setelah operasi suara menjadi sengau pada saat bicara.
3. Tahap setelah operasi
Biasanya dokter bedah yang menangani akan memberikan instruksi pada orang tua
pasien misalnya setelah operasi bibir sumbing, luka bekas operasi dibiarkan terbuka
dan tetap menggunakan sendok atau dot khusus untuk memberikan minum bayi.
J.DIAGNOSA KEPERAWATAN
K.PERENCANAAN
a. Diagnosa 1
Kaji kemampuan menelan dan menghisap
Gunakan dot botol yang lunak dan besar atau dot khusus dengan lobang yang
sesuai untuk pemberian minum
Tempatkan dot pada samping bibir mulut bayi dan usahakan lidah mendorong
makan dan minuman kedalam
Berikan posisi tegak lurus atau semi duduk selama makan
Tepuk punggung bayi setiap 15ml sampai 30 ml minimum yang diminum tetapi
jangan diangkat dot selama bayi masih menghisap
Berikan makan pada anak sesuai jadwal dan kebutuhan
Jelaskan pada orang tua tentang prosedur operasi : puasa 6 jam, pemberian
infuse dan lainnya
L.PERENCANAAN PEMULANGAN
Ajarkan dalam pemberian makan atau minum
Ajarkan dalam mencegah infeksi
Ajarkan cara mencegah aspirasi saat pemberian formula
Ajarkan cara melakukan rangsangan bicara pada anak yang sudah bias
bicara
Ajarkan cara merawat gigi dan mulut
M.HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Nutrisi adekuat
2. Anak bebas dari aspirasi
3. Tidak terdapat infeksi
Markum. AH. 1991. Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta : Fakultas Kedoketan
Universitas Indonesia.
Carpenito, Linda Juall, (1995). Diagnosa Kedokteran Edisi VI, alih bahasa Yasmin
Asih. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Addy, (1993). Kesehatan Anak 1-5; Terjemahan Matasari Tjandrasa. Jakarta: Arcan
Sacharin, Rosa M, (1992). Text Book Of Pediatric 12th Edition (Ilmu Kesehatan Anak
edisi 12) alih bahasa Moelia Radja Siregar. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne. C. et. all. (2002). Buku Ajar Keperawata Medikal Bedah.
Brunner & Suddarth. Edisi VIII vol 2. Jakarta: EGC
Rekso Prodjo Soelarto. (1995). Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Bagian Bedah
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.