Anda di halaman 1dari 34

SOAL SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BUKU ESIS

UJI DIRI HAL 6


1. Hitung kemolalan larutan HCl 15 %, fraksi mol pelarut, dan zat terlarutnya. ( Mr
HCl = 36, 46)
Penyelesaian :
15 % HCl menyatakan berarti terdapat 15 gram HCl dalam 100 gramlarutan=15 gram zat terlaru
 Mol HCl
gram 15
n= = =0 , 4114097641 mol
Mr 36 , 46
 Mol air
gram 85
n= = =4 ,722222222 mol
Mr 18

 Kemolalan (m)
nb g
m= x 1000
wb kg
0,4114097641 mol g
¿ x 1000
85 g kg

mol
¿ 4 , 84
kg

 Fraksi mol pelarut


nA
X A=
n A + nB
4,722222222
¿
4,722222222+0,4114097641
¿ 0 , 92
 Fraksi mol zat terlarut
X A + X B=1
X B=1−X A
¿ 1−0,92
¿ 0,08
2. Berapa kemolalan yang mengandung 0,85 g NH3 yang dilarutkan kedalam 125 g
air?
Penyelesaian :
Diketahui :
massa NH3 = 0,85 g
WA = 125 g
Mr NH3 = 17
Ditanya : kemolalan (m)
Dijawab :
 Mol NH3
gram 0,85
n= = =0,05 mol
Mr 17
 Kemolalan (m)
nb g
m= x 1000
wb kg
0,05 mol g
¿ x 1000
125 g kg

mol
¿ 0,4
kg

UJI DIRI HAL 9

1. Minyak C16H22O4 yang digunakan untuk melunakkan partikel plastik memiliki


tekanan uap yang dapat diabaikan. Sebanyak 15 g minyak ini dilarutkan dalam
100 g oktana, C8H18. Berapakah tekanan uap larutan pada suhu 20 oC, jika Po
C8H18 adalah 0,0138 atm ? Berapa pula penurunan tekanan uaap larutan? (Mr
C16H22O4 = 278 dan Mr C8H18 = 114)
Penyelesaian :
Diketahui :
Massa C16H22O4 = 15 g
WA = 1000 g
T = 20oC
Po C8H18 = 0,0138 atm
Mr C16H22O4 = 278
Mr C8H18 = 114
Ditanya : Plarutan dan ΔP…?
Dijawab :
 Mol C16H22O4
gram 15
n= = =0,05395683453 mol
Mr 278
 Mol C8H18
gram 100
n= = =0,8771929825 mol
Mr 114

 Plarutan
Plarutan =X pelarut x P o pelarut
0,8771929825
¿ x 0,0138 atm
0,8771929825+ 0,05395683453
¿ 0 , 9420535412 x 0,0138 atm
¿ 0,013 atm
 ΔP
ΔP=Po pelarut x X zatterlarut
¿ 0,0138 atm x ( 1−0,9420535412)
¿ 7,997 x 10−4 atm

UJI DIRI HAL 15

1. Terdapat 1.000 g larutan gula C12H22O11 30 %. Hitung nilai ATb larutan. Pada suhu
berapa larutan akan mendidih? ( Mr C12H22O11 = 342; Kb air = 0, 512 oC kg/mol;
titik didih air = 100 oC)
Catatan :
30 % C12H22O11 berarti terdapat 300 g C12H22O11 dalam 1.000 g larutan. 1.000
g larutan C12H22O11 = 300 g zat terlarut C12H22O11 + 700 g air.
Penyelesaian :
 Mol C12H22O11
gram 300
n= = =0,8771929825 mol
Mr 342
 Kemolalan (m)
nb g
m= x 1000
wb kg
0,8771929825mol g
¿ x 1000
700 g kg

mol
¿ 1,253132832
kg

 Kenaikan titik didih (ΔTb)


ΔT b=K b x m
kg mol
¿ 0,512o C x 1,253132832
mol kg
¿ 0,642o C
 Titik didih larutan (Tb)
T b=T b air + ∆ T b

¿ 100o C+ 0,642o C
¿ 100 , 642o C
Jadi, larutan akan mendidih pada suhu 100,642oC

2. Kedalam suatu larutan yang mengandung 125 g benzena, dilarutkan 8,5 g zat yang
mempunyai massa molekul relatif 246. Hitung titik beku larutan tersebut jika T f
benzena adalah 5,45 oC ( Kb benzena = 5, 10 oC kg/mol)
Penyelesaian :
 Mol zat
gram 8,5
n= = =0,03455284553 mol
Mr 246
 Kemolalan (m)
nb g
m= x 1000
wb kg
0,03455284553mol g
¿ x 1000
125 g kg
mol
¿ 0,2764227642
kg

 Penurunan titik beku larutan (ΔTf)


∆ T f =K f x m
kg mol
¿ 5,10o C x 0,2764227642
mol kg
¿ 1,409756098o C
 Titik beku larutan (Tf)
T f =T b pelarut −∆ f

¿ 5,45o C−1,409756098o C
¿ 4,04 o C

UJI DIRI HAL 18

1. Hitung tekanan osmosis dalam mmHg untuk 100 mL larutan yang mengandung 4
g urea (CH4ON2) pada suhu 20 oC. (Mr CH4ON2= 60; 1 atm = 760 mmHg)
Penyelesaian :
 Mol urea
gram 4
n= = =0,06666666667 mol
Mr 60
 Kemolaran urea (M)
n 0,06666666667 mol mol
M= = =0,6666666667
V 0,1 L L
 Tekanan osmosis (π)

π=M RT

mol L atm
¿ 0,67 0,082 293 K
L mol K

¿ 16 , 01733333 atm

¿ 12173,173 mmHg

UJI DIRI HAL 21


1. Sebanyak 12,5 g zat dilarutkan dalam 170 g air. Titik didih larutan naik menjadi
100,63 oC. Hitung massa molekul relatif zat tersebut (Kb air = 0,512 oC kg/mol)\
Penyelesaian :
Diketahui :
WB = 12,5 g
WA = 170 g
Tb =100,63 oC
ΔTb =0,63 oC
Kb air =0,512 oC kg/mol
Ditanya : Mr zat . . .?
Dijawab :

Kb 1000
Mr= x WBx
∆ Tb WA

kg g
0,512o C 1000
mol kg
¿ x 12,5 g x
o
0,63 C 170 g

g
¿ 59,757
mol

2. Sebanyak 1,250 g naftalen dilarutkan kedalam 52,8 g benzena. Titik beku larutan
adalah 277,515 K. Berapakah massa molekul relatif naftalen? (K f benzena = 5,10
o
C kg/mol)
Penyelesaian :
Diketahui :
WB = 1,25 g
WA = 52,8 g
Tf larutan = 277,515 K = 4, 515 oC
Kf Benzena = 5,10 oC kg/mol
Ditanya : mr naftalena. . . ?
Dijawab :
 Penurunan titik beku (ΔTf)
∆ T f =T f pelarut −T f larutan

¿ 5,45o C−4,515o C

¿ 0,935o C

Kf 1000
Mr= x wB x
∆ Tb wa
kg 1000 g
5,10o C
mol kg
¿ x 1,25 g x
0.935 52,8 g

g
¿ 129 ,132
mol

3. Suatu larutan sebanyak 200 mL mengandung 1,6 g gula tebu. Pada suhu 20 oC,
tekanan osmosis larutan adaalah 0,562 atm. Hitung massa molekul relatif gula
tebu.
Penyelesaian :
Diketahui :
V = 200 mL = 0,2 L
WB = 1,6 g
T = 20 oC = 293 K
Π = 0,562 atm
Ditanya : Mr gula tebu . . .?
Dijawab :
wB x R T
Mr=
πxv
L atm
1,6 g x 0,082 x 293 K
mol K
¿
0,562 atm x 0,2 L
g
¿ 342,007
mol
UJI DIRI HAL 24
1. Hitung faktor van’t Hoff dan tekanan osmosis suatu larutan BaCl 2 pada suhu 15
0
C yang mengandung 0,25 g BaCl2 dalam 60 mL larutan, jika α = 0,6 (Mr BaCl 2 =
208)
Penyelesaian :
Diketahui :
T = 15 oC = 288 K
wB = 0,25 g
V = 60 mL = 0,06 L
α = 0,6
Mr = 208 g/mol
Ditanya : π dan i . . .?
Dijawab :
 Mol larutan BaCl2
gram 0,25 g
n= = =1,201923077 x 10−3 mol
Mr g
208
mol
 Kemolaran (M) larutan BaCl2
n 1,201923077 x 10−3 mol mol
M= = =0,02003205128
v 0,06 L L

 Tekanan osmosis larutan BaCl2


mol Latm
π=M RT =0,02003205128 0,082 28
L mol K

¿ 0,473 atm

 Faktor van’t Hoff larutan BaCl2


−¿¿

BaCl2 → Ba2 +¿+2Cl ¿

Sehingga , v=3
i=1+ ( v−1 ) α
¿ 1+ ( 3−1 ) 0,6

¿ 2 ,2
SOAL PEMAHAMAN

A. SOAL ESAI
1. a. Apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan?
b. Sebutkan empat sifat koligatif larutan.
Penyelesaian :
a. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah
partikel dalam larutan, dan bukan pada sifat zat terlarut tersebut.
b. – Penurunan tekanan uap (ΔP)
- Kenaikan titik didih (ΔTb)
- Penurunan titik beku (ΔTf)
- Tekanan osmosis (π)
2. Simak keempat larutan berikut. Sebutkan 2 larutan yang memiliki sifat koligatif
sama.

(a) ( b) (c) ( d)

Penyelesaian :
Larutan yang memiliki sifat koligatif larutan yang sama ialah larutan (a) dan
(c) karena kedua larutan ini tersusun atas jumlah partikel yang sama.

Satuan jumlah partikel : fraksi mol, kemolalan, dan komolaran


3. Ada tiga satuan konsentrasi atau jumlah partikel dalam larutan yang digunakan
dalam mempelajari sifat koligatif larutan, yakni fraksi mol, kemolalan, dan
kemolaran.
a. Jelaskan perbedaan ketiganya
b. Mengapa satuan konsentrasi larutan penting dalam perhitungan sifat koligatif
larutan?

Penyelesaian :
a.

Kriteria Fraksi mol Kemolalan Kemolaran


Pengertian Fraksi mol (X) Kemolalan (m) Kemolaran
menyatakan perbandingan menyatakan (M)
mol salah satu komponen perbandingan jumlah menyatakan
terhadap total mol semua mol zat terlarut jumlah mol
komponen. dengan massa zat dalam
pelarut volum yang
ditempatinya
Rumusan n komponen mol zat terlarut mol zat
X= m= M=
∑ n semua komponen massa pelarut volume
Satuan - mol/kg mol/L

b. Karena dengan satuan konsentrasi larutan seperti fraksi mol, kemolalan dan
kemolaran maka kita dapat mengetahui jumlah partikel dalam suatu larutan.
Jika kita telah mengetahui jumlah partikel dari suatu larutan, maka kita dapat
mengetahui sifat koligatif larutan.
4. Dalam perhitungan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku digunakaan
satuan kemolalan, bukan kemolaran. Mengapa demikian ?

Penyelesaian :

Karena dalam perhitungan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku,
kita melibatkan faktor suhu, apabila kita menggunakan molaritas (M), maka akan
melibatkan volum, dan volum berubah dengan suhu. Oleh karena itu kita gunakan
molalitas yang melibatkan massa, karena massa tidak berubah dengan suhu.
Penurunan tekanan uap (ΔP)

5. a.Jelaskan apa yang dimaksud dengan penurunan tekanan uap larutan.

b. Mengapa tekanan uap larutan lebih rendah dibandingkan tekanan uap pelarut
murninya?

Penyelesaian :
a. Penurunan tekanan uap larutan adalah berkurangnya tekanan uap suatu larutan
relatif terhadap tekanan uap pelarut murninya.
b. Tekanan uap larutan lebih rendah dari pada tekanan uap pelarut murninya
karena adanya tarik menarik antara molekul zat terlarut dan molekul pelarut.
Tarik-menarik antara molekul zat terlarut dan pelarut ini akan menghalangi
penguapan pelarut, akibatnya tekanan uap larutan lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murninya.
Untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan dengan skema berikut :

6. a. Jika kita mengetahui tekanan uap pelarut murni dan jumlah zat terlarut dalam
larutan, bagaimana kita dapat menghitung penurunan tekanan uap larutan?
Jelaskan menggunakan Hukum Raoult.
b. Jelaskan larutan seperti apa yang mematuhi hokum Roult.

Penyelesaian :
a. Kita dapat menghitung tekanan uapnya dengan menggunakan Hukum Raoult.
Raoult telah mempelajari hubungan antara tekanan uap dan konsentrasi zat
terlarut, dan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya tekanan uap
larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap dari pelarut
murninya.
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Plarutan ¿ X pelarut P ° pelarut
Dengan demikian, ΔP dapat ditulis sebagai :
∆ P=P° pelarut −Plarutan
¿ P ° pelarut−( X pelarut P° pelarut )
¿ P ° pelarut ( 1−X pelarut )
b. Larutan yang mematuhi Hukum Raoult sepenuhnya disebut larutan ideal. Pada
kenyataanya larutan non-ideal yang kita temui. Oleh karena itu, penerapan
Hukum Raoult merupakan suatu pendekatan selama larutan tersebut encer dan
zat terlarutnya tidak mudah menguap. Keenceran larutan penting agar jarak
antar- partikel tidak terlalu dekat sehingga partikel dapat bergerak bebas.
Sementara zat terlarut tidak mudah menguap dimaksudkan agar partikel zat
terlarut tidak pergi ke fase gas dan memberi tambahan tekanan uap.

7. Bagaimana tekanan uap larutan sukrosa Xsukrosa= 0,05 dibandingkan larutan urea
Xurea= 0,01?
Penyelesaian :
Tekanan uap larutan sukrosa Xsukrosa= 0,05 lebih rendah dibandingkan larutan
urea Xurea= 0,01. Misalkan pelarut murninya dianggap sama, Jika X sukrosa=
0,05, maka X pelarut murninya= 1- 0,05 = =0,95. Sedangkan Xurea= 0,01, maka Xpelarut
murninya = 0,99. Hal ini dinyatakan pada Hukum Raoult bahwa besarnya tekanan
uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap dari pelarut
murninya. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
larutan urea yang mempunyai Xpelarut murninya yang lebih tinggi, maka tekanan
uapnya juga lebih tinggi.

Kenaikan titik didih (ΔTb) dan penurunan titik beku (ΔTf)


8. Bagaimana kenaikan titik didih ΔTb dan penurunan titik beku ΔTf dapat terjadi ?
Jelaskan dengan diagram fase P - T .
Penyelesaian :
 Kenaikan titik didih

Keterangan :
Jika kita tarik garis horizontal pada Puap = 1 atm , maka diperoleh titik potong
pada kurva cair-gas untuk pelarut murni (BD) dan larutannya (B’D’). Titik
potong ini memberikan Tb larutan yang lebih besar dibandingkan Tb pelarut. Inilah
yang dinamakan kenaikan titik didih, ∆Tb.

 Penurunan titik beku

Keterangan :
Jika kita tarik garis horizontal pada Puap = 1 atm, maka diperoleh titik potong
pada kurva padat-cair untuk pelarut murni ( BC) dan larutannya (B’C’). Titik
potong ini memberikan Tf larutan yang lebih rendah dibandingkan Tf pelarut. Inilah
yang disebut dengan penurunan titik beku.

9. a. Tuliskan hubungan antara kenaikan titik didih ΔTb dan penurunan titik beku
ΔTf dengan jumlah partikel.
b. Bagaimana kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutaan sukrosa 0,01
m dibandingkan larutan urea 0,02 m?
Penyelesaian :
a. ∆ T b=K b m
∆ T f =K f m

dimana , K b=tetapankenaikan titik didihmolal ( ℃molkg )


K f =tetapan penurunan titik beku molal ( ℃molkg )
m=kemolalan zat terlarut

a. Pada kondisi yang sama, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku
larutaan sukrosa 0,01 m lebih besar dibandingkan larutan urea 0,02 m.
Karena kenaikan tidik didih dan penurunan titik beku berbanding lurus
dengan kemolalan (m).
Tekanan osmotis (π)

10. a. Apa yang dimaksud dengan tekanan osmosis larutan?


b. Bagaimana tekanan osmosis suatu larutan diukur?
Penyelesaian :
a. Tekanan osmosis larutan adalah tekanan hidrostatis yang terbentuk pada
larutan untuk menghentikan proses osmosis pelarut kedalam larutan melalui
selaput semi-permiabel.
b. Tekanan osmosis larutan dapat diukur dengan menggunakan osmometer.
Secara umum prosesnya : “larutan sampel ditempatkan pada wadah berpori
yang bertindak sebagai selaput semi-permiabel yang hanya dapaat dilewati
oleh pelarut tertentu (air). Wadah kemudian ditutup dengan stopper karet dan
ditengahnya diberi kolom sehingga permukaan larutan sampel akan naik
dalam kolom sampai suatu batas awal. Selanjutnya, wadah diletakkan dalam
air murni, dimana terjadi net aliran pelarut air ke larutan sampel. Proses ini
mengakibatkan terjadinya kenaikan permukaan larutan sampel dalam kolom
dan mencapai suatu batas maksimum dimana net aliran pelarut menjadi nol
dan dikatakan proses osmosis terhenti.
11. a. Bagaimana hubungan tekanan osmosis larutan dan jumlah partikel zat terlarut
dijelaskan secara matematis.
b. Bagaimana tekanan osmosis larutan urea 0,01 M dibandingkan larutan sukrosa
0,04 M?
Penyelesaian :
a. Nilai tekanan osmosis dari suatu larutan dapat dihitung menggunakan
persamaan van’t Hoff, yang identic dengan Hukum Gas Ideal.
π V =nRT
n
π= RT
V
π=M RT
Dimana,
π = tekanan osmosis (atm atau Pa)
V = volum larutan ( L atau m3)
n = mol zat terlarut (mol)
T = suhu
R = 0,082 L atm/mol K = 8,314 m3 Pa/mol K
b. Pada temperatur yang sama, tekanan osmosis larutan urea 0,01 M lebih
rendah dibandingkan larutan sukrosa 0,04 M, karena tekanan osmosis
berbanding lurus dengan kemolaran.

Sifat koligatif larutan

12. Untuk konsentrasi yang sama, bagaimana sifat koligatif larutan elektrolit
dibandingkan larutan non-elektrolit
Penyelesaian :
Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan
yang lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit akan lebih banyak karena adanya proses
disosiasi/ionisasi zat terlarut.
13. a. Apa itu faktor van’t Hoff ? Tuliskan hubungan penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku antara larutan elektrolit dan larutan
non-elektrolit.
b. Bagaimana hubungan faktor van’t Hoff dengan derajat ionisasi/disosiasi
larutan (α)?
Penyelesaian :
a. Faktor van’t Hoff digunakan untuk menghitung nilai sifat-sifat koligatif
larutan elektrolit. Nilai faktor van’t Hoff merupakan perbandingan antara
efek koligatif larutan elektrolit dengan larutan non-elektrolit pada
konsentrasi yang sama.
efek koligatif larutan elektrolit
i=
efek koligatif larutan non−elektrolit
Tabel hubungan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan
penurunan titik beku antara larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.

b. Apabila kemampuan elektrolit untuk terionisasi/terdisosiasi secara


kuantitatif dinyatakan oleh derajat ionisasi/disosiasi α, maka faktor i dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Elektrolit ↔ v ion−ion
A wal :1 mol−¿

Terurai :¿

Setimbang:1−α mol vα mol

Diperoleh,

 Tanpa ionisasi/disosiasi, jumlah partikel adalah 1 mol


 Dengan ionisasi/disosiasi, jumlah partikel adalah jumlah partikel
elektrolit dan ion-ion dalam keadaan setimbang, yaitu ((1-α) + v α)
mol.
( 1−α ) +vα
Sehingga diperoleh : i= ; i=1+(v−1)α
1
Dengan v = total koefisien ion-ion dalam persamaan ionisasi/disosiasi.
14. Tabel berikut merupakan data nilai faktor van’t Hoff (i) untuk beberapa larutan.
a. Apa yang dapat kalian simpulkan tentang hubungan kemolalan dengan faktor
van’t Hoff?
b. Hitung persentase perubahan nilai i untuk larutan KCl dan larutan K 2SO4 dari
0,1 m ke 0,001 m. Apa pendapatmu.

Faktor van’t Hoff


Larutan
0,1 m 0,01 m 0,001 m Jika terdisosiasi 100 %
NaCl 1,87 1,94 1,97 2,00
KCl 1,85 1,94 1,98 2,00
K2SO4 2,32 2,70 2,84 3,00
MgSO4 1,21 1,53 1,82 2,00
Penyelesaian :

a. Semakin kecil kemolalan suatu larutan maka faktor van’t hoff nya semakin
besar
b. Persentase perubahan nilai i untuk larutan KCl dan larutan K2SO4 dari 0,1 m
ke 0,001 m.
1,98−1,85
Untuk KCl: x 100% = 7,027%
1,85
2,84−2,32
Untuk K2SO4 = x 100% = 22,4%
2,32
Besarnya persentase perubahan nilai i untuk kedua larutan berbeda. Hal ini
kemungkinan disebabkan perbedaan jumlah ion yang dihasilkan. KCl dapat
menghasilkan 2 ion, sedangkan K2SO4 dapat menghasilkan 3 ion.

15. Larutan manakah yang mempunyai nilai sifat koligatif yang lebih tinggi ; 0,05 m
NaCl atau 0,05 m Na2CO3? Jelaskan .
Penyelesaian :
NaCl memiliki nilai sifat koligatif lebih tinggi dari pada Na2CO3, karena NaCl
adalah larutan elektrolit sedangkan Na2CO3 non-elektrolit, untuk konsentrasi
yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar
dibandingkan larutan non-elektrolit, yang ditunjukkan oleh faktor van’t Hoff (i)
B. Soal Pilihan ganda
1. Dibawah ini yang bukan merupakan sifat koligatif larutan adalah . . .
a. Kenaikan titik didih
b. Tekanan osmosis
c. Kekentalan larutan
d. Penurunan tekanan uap
e. Penurunan titik beku
Jawaban : C
2. Suatu larutan terdiri dari 60 gram urea dan 72 g air. Jika tekanan uap pelarut
murni pada 20 oC adalah 22,5 mmHg, maka tekanan uap larutan pada suhu
tersebut adalah . . .
(Mr urea = 60; Mr air = 18)
a. 9 mmHg
b. 18 mmHg
c. 36 mmHg
d. 38,5 mmHg
e. 46,2 mmHg
Jawaban : B
Penyelesaian :
Diketahui :
wB = 60 g
wA = 72 g
T = 20 oC
Po = 22,5 mmHg
Ditanya : P lar. . . .?
Dijawab :
Plarutan =X pelarut P ° pelarut
72
18
¿ x 22,5 mmHg
72 60
+
18 60
¿ 0,8 x 22,5 mmHg
¿ 18 mmHg
3. Terdapat 1.000 g larutan 25 % etilena glikol C2H6O2. Pada suhu berapa larutan
akan mendidih?
(Mr C2H6O2 = 62 ; Kb air = 0,512 oC kg/mol ; titik didih air = 100 oC)
a. 102,75 oC
b. 97, 25 oC
c. 102,06 oC
d. 97,94 oC
e. 124,77 oC
Jawaban : A
Penyelesaian :
Diketahui :
WB = 250 g
WA = 750 g
Ditanya : TB larutan. . .?
Dijawab :
T B Larutan=T B pelarut + ∆ Tb
250
mol
n g 62 g ℃ kg
¿ 100 ℃+ 1000 Kb=100 ℃ + x 1000 x 0,512 =100℃ +2,752688172 ℃
wA kg 750 g kg mol
¿ 102 ,753 ℃
4. Seorang siswa melarutkan senyawa X ke dalam 14,2 mol kloroform yang
mempunyai titik didih 61, 2 oC. Jika titik didihnya naik menjadi 64,6 oC, berapa
mol senyawa X yang ditambahkan siswa tersebut?
(Kb kloroform = 3,63 0C kg/mol ; Mr kloroform = 119,5)
a. 0,94 mol
b. 1,59 mol
c. 6,27 mol
d. 8,52 mol
e. 14,2 mol
Jawaban : B
Penyelesaian :
Diketahui :
Mol pelarut = 14,2 mol
TB pelarut = 61,2 oC
TB larutan = 64,6 oC
Ditanya : mol senyawa yang ditambahkan
Dijawab :
∆ Tb=T b larutan−T b pelarut

¿ 64,6 ℃−61,2 ℃

¿ 3,4 ℃

∆ Tb x mol pelarut x Mr pelarut


n=
g
Kb x 1000
kg
g
3,4 ℃ x 14,2mol x 119,5
mol
¿
kg g
3,63 ℃ x 1000
mol kg
¿ 1,589 mol
5. Berapakah titik beku dari larutan 0,35 m gliserol dengan pelarut etanol?
(Kf etanol = 1,99 oC kg/mol ; titik beku etanol = -114,6 oC)
a. -0,845 oC
b. -0,697 oC
c. -114,6 oC
d. -115,3 oC
e. -113,3 oC
Jawaban : D
Penyelesaian :
∆ T f =K f m
kg mol
¿ 1,99 ℃ x 0,35
mol kg
¿ 0,6965 ℃

T f larutan =T f pelarut −∆ T f
¿−11,6 ℃−0,6965℃
¿−115,3 ℃

6. Data percobaan penurunan titik beku :


Berdasarkan data percobaan diatas, maka besarnya penurunan titik beku larutan
ditentukan oleh . . . .

Larutan Konsentrasi (molal) Titik beku (oC)


0,10 -0,1860
Urea
0,01 -0,0186
0,10 -0.3720
Garam dapur
0,01 -0,0372
0,10 -0,1860
Gula
0,01 -0,0186
a. Jenis zat terlarut
b. Jumlah partikel zat terlarut
c. Jenis larutan
d. Jenis pelarut
e. Perbedaan titik beku pelarut
Jawaban : B
Penyelesaian :
Besarnya penurunan titik beku larutan ditentukan oleh jumlah partikel dalam
suatu larutan.

7. Penurunan titik beku suatu larutan urea dalam air sebesar 0,375 0C. bila Kf air =
1,86 oC kg/mold an Kb air = 0,52 0C kg/mol, maka kenaikan titik didih larutan
tersebut adalah. . . .
a. 1,340 oC
b. 0,692 oC
c. 0,471 oC
d. 0,268 oC
e. 0,104 oC
Jawaban : E
Penyelesaian :
∆ T f =K f m
∆Tf 0,372℃ mol
m= = =0,2
Kf kg kg
1,86 ℃
mol
∆ T b=K b m
kg mol
¿ 0,52 ℃ x 0,2
mol kg
¿ 0,104 ℃

8. Tekanan osmosis rata-rata dalam darah adalah 7,7 atm pada 25 oC. Berapakah
konsentrasi glukosa (C6H12O6) yang bersifat isotonik dengan darah?
a. 0,31 M
b. 0,59 M
c. 1,65 M
d. 3,18 M
e. 3,75 M
Jawaban : A
Penyelesaian :
π=M RT
π 7,7 atm
M= = =0,31 M
RT L atm
0,082 x 298 K
mol K
9. Pada suhu yang sama, larutan urea 0,1 M (Mr = 60) akan mempunyai tekanan
osmosis yang sama dengan larutan gula (Mr = 180) . . . .
a. 0,01 M
b. 0,05 M
c. 0,10 M
d. 0,15 M
e. 0,20 M
Jawaban : C
Keterangan :

Larutan urea dan larutan gula sama-sama bersifat nonelektrolit, maka untuk
suhu yang sama, agar tekanan osmotik larutan gula dan larutan urea sama,
konsentrasi kedua larutan juga harus sama yaitu 0,1 M.

10. Larutan urea sebanyak 500 mL mempunyai tekanan osmosis sebesar 2,46 atm
pada suhu 20 oC. Jika Mr urea adaalah 60 dan R = 0,08206 L atm/mol K,
berapakah konsentrasi larutan urea tersebut?
a. 0,01 M
b. 0,02 M
c. 0,05 M
d. 0,10 M
e. 0,20 M
Jawaban : D
Penyelesaian :
π=M RT
π 2,46 atm
M= = =0,1 M
RT L atm
0,08206 x 300 K
mol K
SOAL MENGHITUNG
1. Dalam suatu eksperimen terdapat 150 g larutan NaCl dengan konsentrasi 10 %.
Jika seorang murid menambahkan 50 g pelarut kedalam larutan tersebut, hitung
konsentrasi larutan yang baru (dalam % berat).
Penyelesaian :
Massa NaCl = 10% x 150 = 15 g
Massa air = 150 – 15 = 135 g
Massa air setelah ditambah = 135 + 50 = 185 g
15
Persentase NaCl dalam larutan = x 100% = 8,11%
185
2. Berapa gram gliserol (Mr = 92) yang telah dilarutkan dalam 500 ml air murni jika
terjadi penurunan tekanan uap lautan sebesar 0,001 atm? Diketahui Poair murni = 0,10
atm. Asumsikan densitas air murni sebesar 1 g/mL.
Penyelesaian :
Diketahui :
ΔP = 0,001 atm
Poair murni = 0,10 atm
Mr = 92
V = 500 mL
ρair = 1 g/mL
Ditanya : massa gliserol (g) . . .?
Dijawab :
 Fraksi mol zat gliserol

∆ P=P° pelarut X zat terlarut

∆P 0,001 atm
X zat terlarut = = =0,01 atm
P° pelarut 0,1 atm
 Massa air murni
g
m=ρ x v=1 x 500 mL=500 g
mL
 Massa gliserol (gram)
Misalkan massa gliserol = ϰ
ϰ
92
X zat terlarut =
ϰ 500
+
92 18

0,01 ( 92ϰ + 500


18 )=
ϰ
92
ϰ 0,01ϰ 500
− = x 10−2
92 92 18
ϰ=25,814 gram
3. Gliserol yang tidak mudah menguap dilarutkan kedalam 100 g air. Ternyata
tekanan larutan turun menjadi 25 torr. Tekanan uap pelarut murni pada suhu yang
sama adalah 31,8 torr. ( 1 atm = 760 torr)
a. Hitung mol gliserol dalam larutan.
b. Berapa jumlah air (pelarut) yang harus ditambahkan lagi kedalam larutan agar
tekanan larutan naik menjadi 29,0 torr?
Penyelesaian :
Diketahui :
wA = 100 g
P larutan = 25 torr
Po = 31,8 torr
Ditanya :
a. Mol gliserol
b. Gram pelarut yang ditambahkan untuk P = 29,0 torr
Dijawab :
a. Plarutan =P° pelarut X pelarut
P larutan 25 torr
X pelarut = = =0,786163522
P° pelarut 31,8 torr
Misalkan mol gliserol = ϰ
100
18
X pelarut =
100
ϰ+
18
100 100
(
0,786163522 ϰ +
18
=)18
ϰ=1,51111111 mol
b. Plarutan =P° pelarut X pelarut
P larutan 29 torr
X pelarut = = =0,9119496855
P° pelarut 31,8 torr
Misalkan mol pelarut = ϰ
ϰ
X pelarut =
ϰ+ 1,51111111

0,9119496855 ( ϰ +1,51111111 )=ϰ

ϰ=15,65079364 mol
 Massa pelarut
gram=mol x Mr
g
¿ 15,65079364 mol x 18
mol
¿ 281,7142855 g
Jadi massa pelarut yang harus ditambahkan adalah sebanyak
281,7142855 g−100 g=181,7142855 g
4. Titik didih dan tetapan kenaikan titik didih molal karbon tetraklorida adalah 76,8
o
C dan 5,02 oC kg/mol. Jika 0,25 molal naftalen dilarutkan dalam karbon
tetraklorida, berapakah titik didih larutan?
Penyelesaian :
℃ kg mol
∆ Tb=Kb m=5,02 0,25 =1,255 ℃
mol kg
∆ Tb=T b larutan −T b pelarut
T b larutan=∆ Tb+T b pelarut =1,255 ℃ +76,8 ℃=78,055 ℃
5. Berapa titik beku suatu larutan yang mengandung 5 g antrasen (Mr = 178) dalam
35 g benzene, jika titik beku benzene murni 5,5 oC? (Kf benzene = 5,10 oC
kg/mol)
Penyelesaian :
Diketahui :
wB =5g
Mr = 178 g/mol
wA = 35 g
Tf pelarut = 5,5 oC
Ditanya : Tf larutan . . .?
Dijawab :
T f Larutan=T f pelarut −∆ Tf
5
mol
n g 178 g ℃ kg
¿ 5,5 ℃− 1000 Kb=5,5 ℃ − x 1000 x 5,10 =5,5 ℃ −4,093097913 ℃
wA kg 35 g kg mol
¿ 1,406902087 ℃=1,407 ℃

6. Pada suhu berapa air radiator mobil akan mulai membeku jika mengandung 65%
air dan 35 % etilen glikol (C2H4(OH)2)?Umpama massa larutan 100 g. (Mr
C2H4(OH)2 =62 ; Kf air = 1,86 oC kg/mol)
Penyelesaian :
wB = 35 g
Mr = 62 g/mol
wA = 65 g
Kf air = 1,86 oC kg/mol
Ditanya : Tf larutan . . .?
Dijawab :
T f Larutan=T f pelarut −∆ Tf
35
mol
n g 62 g ℃ kg
¿ 0 ℃− 1000 Kb=0 ℃− x 1000 x 1,86 =0 ℃−16,15384615 ℃
wA kg 65 g kg mol
¿−16,15384615℃ =−16,154 ℃

7. Hitung tekanan osmosis larutan KCl 0,745 % pada suhu 27 oC jika α = 86 % (Ar
K= 39 ; Ar Cl = 35,5)
Penyelesaian :
Larutan KCl 0,745% = 0,745 g KCl dalam 100 mL larutan
−¿ ¿

reaksi : KCl → K +¿+Cl ¿

v=2

π=M RT i
g 0,745 g
Mr 74,5 g L atm
¿ R T ( 1+ ( v−1 ) α ) = x 1000 x 0,082 x 300 K ( 1+ ( 2−1 ) 0,86 )=4,5756 atm
v 0,1 L kg mol K

8. Hitung konsentrasi (dalam g/L) suatu larutan glukosa yang bersifat isotonic
dengan darah. Tekanan osmosis darah adalah 7,65 atm pada suhu 37 0C dan Mr
glukosa = 180.
Penyelesaian :
π=M RT
π 7,65 atm
M= = =0,301 M
RT L atm
0,082 x 310 K
mol K

9. Sebanyak 1,065 g suatu zat organik dilarutkan dalam 30,14 g dietil eter sehingga
terjadi kenaikan titik didih sebesar 0,296 oC. Kb eter = 2,11 oC kg/mol. Hitung
massa molekul relatif zat tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui :
wB = 1,065 g
wA = 30,14 g
ΔTb = 0,296oC
Ditanya : Mr zat . . .?
Dijawab :
g
1000
Kb kg
Mr= x wB x
∆ Tb wA
℃ kg g
2,11 1000
mol kg
¿ x 1,065 g x
0,296 ℃ 30,14 g
g
¿ 251,882
mol
10. Suatu larutan yang mengandung 7,5 g urea dalam 200 g air membeku pada suhu
yang sama dengan larutan kedua yang mengandung 15 g suatu zat. Berapa massa
molekul relatif zat dalam larutan kedua?(Mr urea = 60)
Penyelesaian :
Diketahui :
wB = 7,5 g
wA = 200 g
wX = 15 g
Ditanya : Mr zat kedua (Mr x) . . .?
Dijawab :
∆ T f =K f m
wB
Mr g
¿ Kf x x 1000
wA kg
7,5 g
g
60
mol g
¿ Kf x x 1000
200 g kg
∆Tf mol
=0,625
Kf kg
g
1000
Kf kg
Mr x = x wB x
∆Tf wA
g
1000
1 kg
¿ x 15 g x
mol 200 g
0,625
kg
g
¿ 120
mol
11. Naftalen membeku pada suhu 80,1 oC. Jika suatu larutan yang mengandung 3,2 g
belerang ditambahkan kedalam 100 g naftalen, maka larutan itu akan membeku
pada suhu79,24 oC. Apakah rumus molekul belerang tersebut? (K f naftalen = 6,89 oC
kg/mol dan Ar belerang = 32)
Penyelesaian :
Diketahui :
Tf pel = 80,1 oC
wB = 3,2 g
wA = 100 g
Tf larutan = 79,24 oC
Kf = 6,89 oC kg/mol
Ditanya : Rumus molekul belerang…?
Dijawab :
∆ T f =T f pelarut −T f larutan=80,1℃ −79,24 ℃=0,86 ℃
g
1000
Kf kg
Mr senyawa= x wB x
∆Tf wA
℃ kg g
6,89 1000
mol kg
¿ x 3,2 g x
0,86 ℃ 100 g
g
¿ 256 , 372
mol
Kemungkinan rumus molekulbelerang
Mr senyawa=¿
256 ,372
n= =8
32
Jadi, rumus molekul senyawa yang terbentuk adalah S8
12. Suatu larutan yang mengandung zat terlarut dan 150 g air mempunyai titik beku –
0,835 oC. Kf air = 1,86 oC kg/mol.
a. Berapa kemolalan larutan?
b. Berapa mol zat terlarut dalam 150 g air tersebut?
c. Jika 1,2 g zat terlarut ditambahkan lagi kedalam larutan, titik beku larutan
turun kembali menjadi – 1,045 oC. Berapa total mol zat terlarut dalam larutan
baru?
d. Berapa massa zat terlarut dalam larutan pada mulanya?(sulit)
Penyelesaian :
a. ∆Tf = Kf. m
0,835 = 1,86 . m
m = 0,4489 molal

1000
b. m = nx
P
1000
0,4489 = n x
150
n = 0,067 mol
1000
c. ∆Tf = Kf x n x
P
1000
1,045 = 1,86 x n x
150
n = 0,084 mol

13. Pengukuran tekanan osmosis dari 3 mL larutan yang mengandung 0,09 g suatu
protein menghasilkan nilai 0,01 atm. Hitung nilai Mr protein tersebut jika
diketahui pengukuran 50C. (R = 0,08206 L atm/ mol K)
Penyelesaian :

L atm
0,09 g x 0,082
w RT mol K g
Mr= B = =68438,04
πV −3
0,01 atm x 3 x 10 L mol

14. Terdapat 3,58 g NaCl dalam 120 mL larutan pada suhu 77 0C. Jika derajat disosiasi
NaCl adalah 80%, hitung faktor van’t hoff dan tekanan osmosis larutan tersebut.
(Ar Na = 23; Cl = 35,5)
Penyelesaian :
 Faktor van’t hoff
i=1+ ( v−1 ) α
= 1 + (2 – 1) 0,8
= 1,8

 Tekanan osmosis

π=M RT

g
Mr
¿ RT i
V
3,58 g
g
58,5
mol L atm
¿ x 0,082 x 350 K x 1,8
0,12 L mol K
¿ 26 , 34512812 atm

15. Sebanyak 5 mg zat terlarut non-elektrolit yang tidak mudah menguap dilarutkan
dalam 100 g air. Kemudian larutan diletakkan di satu sisi wadah berbentuk U,
dimana ditengah wadah terdapat selaput semipermeable. Pada sisi lain, terdapat
air murni. Setelah beberapa saat, diperoleh beda ketinggian antara dua sisi sebesar
5,6 cm. Hitung massa molekul relatif zat jika densitas larutan adalah 1,0 g/mL dan
suhu larutan 250C.
Penyelesaian :
Diketahui :
wB = 5 mg = 5 x 10 -3 g
wA = 100 g
T = 25 oC = 298 K
ρ = 1 g/mL, v = m/ρ = 100 mL
h = 5,6 cm = 0, 056 m
Ditanya : Mr zat . . .?
Dijawab :
Tekanan osmosis = Tekanan hidrostatis
P= ρ g h
kg m
¿ 1000 3
9,8 2 0,056 m
m s
kg N
¿ 548,8 2
=548,8 2
ms m
1 atm=Tekanan setinggi 76 cmHg
g m
¿ 13,6 3
x 9,8 2 x 0,76 m
cm s
kg m
¿ 13,6 x 103 3
x 9,8 2 x 0,76 m
m s

N N
¿ 1,012928 x 105 2 = 1,013
x 10 5 2
m m

548,8
Jadi, P ( atm )= 5
=5,41757157 x 10−3 atm=5 , 418 10−3 atm
1,013 x 10
Latm
5 x 10−3 x 0,082 x 298 K
wB R T mol K g
Mr= = =225,508
πV −3
5,418 x 10 atm x 0,1 L mol

Anda mungkin juga menyukai