Anda di halaman 1dari 104

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : PAS-26.OT.02.02 TAHUN 2020

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN ASIMILASI, CUTI MENGUNJUNGI KELUARGA,


PEMBEBASAN BERSYARAT, CUTI MENJELANG BEBAS, CUTI BERSYARAT DAN
PERHITUNGAN MASA MENJALANI PIDANA NARAPIDANA DAN ANAK

DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak-hak warga binaan pemasyarakatan


diantaranya pemberian asimilasi, cuti mengunjungi keluarga, pembebasan
bersyarat, cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat narapidana dan Anak
secara efektif dan efisien;
b. bahwa sebagai bentuk percepatan pengusulan pemberian asimilasi, cuti
mengunjungi keluarga, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan
cuti bersyarat narapidana dan Anak, mempermudah pemantauan,
penghematan biaya, mengurangi terjadinya penyalahgunaan kewenangan,
meningkatkan transparansi dan kepastian hukum, maka diperlukan proses
dan mekanisme yang efektif, cepat dan tepat waktu;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan tentang
Petunjuk Teknis Pemberian Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga,
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Cuti Bersyarat dan
Perhitungan Masa Menjalani Pidana Narapidana dan Anak.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3614);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan
Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3845);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5359);
4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 18
Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor 03 Tahun 2018 Tentang Syarat dan Tata
Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga,
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 282).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN


HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN ASIMILASI, CUTI MENGUNJUNGI
KELUARGA, PEMBEBASAN BERSYARAT, CUTI MENJELANG BEBAS,
CUTI BERSYARAT DAN PERHITUNGAN MASA MENJALANI PIDANA
NARAPIDANA DAN ANAK.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 03 Tahun 2018
Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas
dan Cuti Bersyarat dan Perhitungan Masa Menjalani Pidana
sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini;

KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana tersebut dalam diktum KESATU merupakan acuan
guna membantu pejabat atau petugas pemasyarakatan dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan peran dalam pelaksanaan tugas Pemberian
Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang
Bebas dan Cuti Bersyarat Narapidana dan Anak.

KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 September 2020

DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN,

REYNHARD SILITONGA
NRP 67090332
Lampiran Keputusan
Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Nomor : PAS-26.OT.02.02 TAHUN 2020
Tanggal : 18 September 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dengan disahkan dan diterbitkannya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor 03 Tahun 2018 tentang Syarat dan Tata Cara
Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat,
Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat, untuk pedoman serta pelaksanaan lebih
lanjut maka perlu disusun Petunjuk Teknis Pemberian Asimilasi, Cuti Mengunjungi
Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Cuti Bersyarat dan
Perhitungan Masa Menjalani Pidana Narapidana dan Anak.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Penyusunan petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian
kebijakan dan menjadi pedoman dalam pemberian Asimilasi, Cuti Mengunjungi
Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat bagi
Narapidana dan Anak yang ditempatkan di dalam Lapas/LPKA/Rutan sesuai dengan
amanat ketentuan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 18 Tahun
2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 03 Tahun 2018.
Tujuan disusunnya petunjuk teknis ini agar profesionalitas dan akuntabilitas
kinerja petugas pemasyarakatan semakin meningkat.

1
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi mekanisme proses pengusulan dan
pemberian Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti
Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat bagi Narapidana dan Anak melalui Sistem
Database Pemasyarakatan (SDP) Fitur Integrasi.

D. WAKTU PELAKSANAAN
Pemberian Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti
Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 03 Tahun 2018 sejak Sistem Informasi
Pemasyarakatan (Sistem Database Pemasyarakatan) pada Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas), Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), dan Rumah
Tahanan Negara (Rutan) diperbarui dengan versi yang disesuaikan dengan
mekanisme amanat Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 18
Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 03 Tahun 2018.

2
BAB II
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN PROGRAM INTEGRASI NARAPIDANA
(ASIMILASI, CUTI MENGUNJUNGI KELUARGA, PEMBEBASAN BERSYARAT, CUTI
MENJELANG BEBAS, DAN CUTI BERSYARAT BAGI NARAPIDANA)

A. KETENTUAN UMUM PEMBERIAN PROGRAM INTEGRASI NARAPIDANA


1) Kategori program integrasi dibagi menjadi 3 (tiga) kategori dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Kategori integrasi umum (Non PP 28 / PP 99), Narapidana yang termasuk
dalam kategori ini adalah :
a. Narapidana yang dipidana berdasarkan KUHP, kecuali pasal tentang
kejahatan terhadap keamanan negara.
b. Narapidana tindak pidana narkotika yang dipidana penjara kurang dari 5
(lima) tahun. Narapidana yang tidak terkait dengan tindak pidana korupsi,
terorisme, kejahatan hak asasi manusia yang berat, dan kejahatan
transnasional terorganisasi lainnya (money laundering, trafficking, illegal
logging, illegal fishing).
c. Narapidana terkait dengan kejahatan transnasional terorganisasi lainnya
(money laundering, trafficking, illegal logging, illegal fishing) yang
dinyatakan bukan sebagai pelaku utama oleh eksekutor.
d. Narapidana terkait dengan kejahatan transnasional terorganisasi lainnya
(money laundering, trafficking, illegal logging, illegal fishing) yang surat
permintaan pelaku utama/bukan pelaku utama tidak dijawab lebih dari 12
(dua belas) hari kerja oleh eksekutor.

2. Kategori integrasi PP 28, Narapidana yang termasuk dalam kategori ini


adalah :
a. Narapidana tindak pidana korupsi, terorisme, kejahatan transnasional
terorganisasi lainnya (money laundering, trafficking, illegal logging, illegal
fishing) yang memiliki putusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap sampai dengan tanggal 12 November 2012.
b. Narapidana tindak pidana narkotika yang dipidana penjara paling singkat
5 (lima) tahun (bukan pidana kumulatif) dan memiliki putusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap sampai dengan tanggal 12 November
2012.
3
3. Kategori integrasi PP 99, Narapidana yang termasuk dalam kategori ini
adalah :
a. Narapidana tindak pidana korupsi, terorisme, kejahatan hak asasi
manusia yang berat, dan kejahatan transnasional terorganisasi lainnya
(money laundering, trafficking, illegal logging, illegal fishing) yang
memiliki putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap setelah tanggal
12 November 2012.
b. Narapidana terkait dengan kejahatan transnasional terorganisasi lainnya
(money laundering, trafficking, illegal logging, illegal fishing) yang
dinyatakan sebagai pelaku utama oleh eksekutor.
c. Narapidana kasus narkotika yang dipidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun (bukan pidana kumulatif) dan memiliki putusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap setelah tanggal 12 November 2012.

2) Apabila dalam 1 (satu) putusan pengadilan, Narapidana dinyatakan bersalah


melakukan lebih dari satu tindak pidana :
a. Tindak pidana I terkait kategori umum (Non PP 28 / PP 99) dan tindak pidana
II terkait kategori PP 28 Tahun 2006 atau sebaliknya maka harus mengikuti
ketentuan berlaku bagi kategori PP 28 Tahun 2006.
b. Tindak pidana I terkait kategori umum (Non PP 28 / PP 99) dan tindak pidana
II terkait kategori PP 99 Tahun 2012 atau sebaliknya maka harus mengikuti
ketentuan berlaku bagi kategori PP 99 Tahun 2012.
c. Tindak pidana I terkait PP 28 Tahun 2006 dan tindak pidana II terkait
kategori PP 99 Tahun 2012 atau sebaliknya maka harus mengikuti ketentuan
berlaku bagi kategori PP 99 Tahun 2012.

3) Apabila narapidana menjalani lebih dari 1 (satu) putusan pengadilan yang


berkekuatan hukum tetap :
a. Tindak pidana I terkait kategori umum (Non PP 28/PP 99) dan tindak pidana
II terkait kategori PP 28 Tahun 2006 maka harus mengikuti ketentuan
berlaku bagi kategori PP 28 Tahun 2006.
b. Tindak pidana I terkait kategori umum (Non PP 28 / PP 99) dan tindak pidana
II terkait kategori PP 99 Tahun 2012 maka harus mengikuti ketentuan
berlaku bagi PP 99 Tahun 2012.

4
(Kasus Korupsi wajib membayar denda dan surat keterangan pelaku yang
bekerjasama hanya untuk pidana kategori PP 99)
c. Tindak pidana I terkait kategori PP 28 Tahun 2006 dan tindak pidana II
terkait kategori PP 99 Tahun 2012 maka harus mengikuti ketentuan berlaku
bagi PP 99 Tahun 2012.
(Kasus Korupsi wajib membayar denda dan surat keterangan pelaku yang
bekerjasama hanya untuk pidana kategori PP 99)

d. Tindak pidana I terkait kategori PP 99 Tahun 2012 dan tindak pidana II


terkait kategori PP 99 Tahun 2012 maka harus mengikuti ketentuan berlaku
bagi PP 99 Tahun 2012.
(Kasus Korupsi wajib membayar denda dan surat keterangan pelaku yang
bekerjasama untuk kedua tindak pidana tersebut)

B. PERSYARATAN SUBSTANTIF PEMBERIAN PROGRAM INTEGRASI


NARAPIDANA
1) ASIMILASI
1. Narapidana Kategori Integrasi Umum (Non PP 28 / PP 99).
a. berkelakuan baik dibuktikan dengan tidak sedang menjalani hukuman
disiplin dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir.
b. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 6
(enam) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
c. aktif mengikuti program pembinaan dengan baik.
d. telah menjalani 1/2 (satu per dua) masa pidana.

2. Narapidana Kategori Integrasi PP 28.


a. berkelakuan baik dibuktikan dengan tidak sedang menjalani hukuman
disiplin dalam kurun waktu 9 (sembilan) bulan terakhir.
b. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
c. aktif mengikuti progam pembinaan dengan baik.
d. telah menjalani 2/3 (dua per tiga) masa pidana dengan paling singkat 9
(sembilan) bulan.
5
e. Bagi Narapidana tindak pidana terorisme juga harus memenuhi syarat :
- telah mengikuti program deradikalisasi yang diselenggarakan oleh
Lapas dan/atau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
- Menyatakan ikrar :
a. kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia secara
tertulis bagi Narapidana Warga Negara Indonesia.
b. tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara
tertulis bagi Narapidana Warga Negara Asing.

3. Narapidana Kategori Integrasi PP 99.


a. berkelakuan baik dibuktikan dengan tidak sedang menjalani hukuman
disiplin dalam kurun waktu 9 (sembilan) bulan terakhir.
b. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
c. aktif mengikuti program pembinaan dengan baik.
d. telah menjalani 2/3 (dua per tiga) masa pidana dengan paling singkat 9
(sembilan) bulan.
e. Bagi Narapidana tindak pidana terorisme juga harus memenuhi syarat :
- telah mengikuti program deradikalisasi yang diselenggarakan oleh
Lapas dan/atau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
- Menyatakan ikrar :
a. kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia secara
tertulis bagi Narapidana Warga Negara Indonesia.
b. tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara
tertulis bagi Narapidana Warga Negara Asing.
Bagi Narapidana tindak pidana korupsi juga harus memenuhi syarat :
telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai dengan putusan
pengadilan.

2) CUTI MENGUNJUNGI KELUARGA


Narapidana Kategori Integrasi Umum (Non PP 28 / PP 99).
a. berkelakuan baik dan tidak pernah melakukan pelanggaran tata tertib dalam
tahun berjalan.
b. masa pidana paling singkat 12 (dua belas) bulan bagi Narapidana.
6
c. tidak terlibat perkara lain yang dijelaskan dalam surat keterangan dari pihak
Kejaksaan Negeri setempat.
d. telah menjalani 1/2 (satu per dua) dari masa pidananya bagi Narapidana.
e. telah menjalani asimilasi.
f. ada permintaan dari salah satu pihak keluarga yang harus diketahui oleh ketua
rukun tetangga dan lurah atau kepala desa setempat.
g. ada jaminan keamanan dari pihak keluarga termasuk jaminan tidak akan
melarikan diri yang diketahui oleh ketua rukun tetangga dan lurah atau kepala
desa setempat atau nama lainnya.
h. telah layak untuk diberikan izin Cuti Mengunjungi Keluarga berdasarkan
pertimbangan yang diberikan oleh tim pengamat pemasyarakatan atas dasar
laporan penelitian kemasyarakatan dari Bapas setempat, tentang pihak
keluarga yang akan menerima narapidana, keadaan lingkungan masyarakat
sekitarnya dan pihak lain yang ada hubungannya dengan narapidana yang
bersangkutan.
i. Cuti Mengunjungi Keluarga tidak dapat diberikan kepada Narapidana yang
masih mempunyai denda, uang pengganti dan restitusi yang belum dibayar
lunas.

3) PEMBEBASAN BERSYARAT
1. Narapidana Kategori Integrasi Umum (Non PP 28 / PP 99).
a. telah menjalani masa pidana paling singkat 2/3 (dua per tiga), dengan
ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut paling sedikit 9
(sembilan) bulan.
b. berkelakuan baik selama menjalani masa pidana paling singkat 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa
pidana.
c. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
d. telah mengikuti program pembinaan dengan baik, tekun, dan
bersemangat.
e. masyarakat dapat menerima program kegiatan pembinaan Narapidana.

7
2. Narapidana Kategori Integrasi PP 28.
a. telah menjalani masa pidana paling sedikit 2/3 (dua per tiga) masa pidana,
dengan ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut tidak kurang
dari 9 (sembilan) bulan.
b. berkelakuan baik selama menjalani masa pidana sekurang-kurangnya 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa
pidana.
c. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
d. telah mendapat pertimbangan dari Direktur Jenderal Pemayarakatan.
e. bagi Narapidana tindak pidana terorisme, harus juga telah menunjukkan
kesadaran dan penyesalan atas kesalahan yang menyebabkan dijatuhi
pidana dan menyatakan ikrar :
1. kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia secara tertulis
bagi Narapidana Warga Negara Indonesia; atau
2. tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara
tertulis bagi Narapidana Warga Negara Asing.

8
3. Narapidana Kategori Integrasi PP 99.
a. bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk membantu
membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya.
b. telah menjalani paling sedikit 2/3 (dua per tiga) masa pidana, dengan
ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut paling sedikit 9
(sembilan) bulan.
c. berkelakuan baik selama menjalani masa pidana sekurang-kurangnya 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa
pidana.
d. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
e. telah menjalani asimilasi paling sedikit 1/2 (satu per dua) dari sisa masa
pidana yang wajib dijalani.
f. bagi Narapidana tindak pidana terorisme, harus juga telah menunjukkan
kesadaran dan penyesalan atas kesalahan yang menyebabkan dijatuhi
pidana dan menyatakan ikrar :
1. kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia secara tertulis
bagi Narapidana Warga Negara Indonesia; atau
2. tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara
tertulis bagi Narapidana Warga Negara Asing.

4) CUTI MENJELANG BEBAS


1. Narapidana Kategori Integrasi Umum (Non PP 28 / PP 99).
a. telah menjalani paling sedikit 2/3 (dua per tiga) masa pidana, dengan
ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut tidak kurang dari 9
(sembilan) bulan.
b. berkelakuan baik selama menjalani masa pidana paling sedikit 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa
pidana.
c. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.

9
d. lamanya Cuti Menjelang Bebas sebesar remisi terakhir, paling lama 6
(enam) bulan. Remisi terakhir yang dimaksud adalah jumlah remisi yang
diterima pada tahun tersebut.

2. Narapidana Kategori Integrasi PP 28.


a. telah menjalani sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) masa pidana,
dengan ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut tidak kurang
dari 9 (sembilan) bulan.
b. berkelakuan baik selama menjalani masa pidana sekurang-kurangnya 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa
pidana.
c. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
d. lamanya Cuti Menjelang Bebas sebesar remisi terakhir, paling lama 3 (tiga)
bulan. Remisi terakhir yang dimaksud adalah jumlah remisi yang diterima
pada tahun tersebut.

3. Narapidana Kategori Integrasi PP 99.


a. telah menjalani sekurang – kurangnya 2/3 (dua per tiga) masa pidana,
dengan ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut tidak kurang
dari 9 (sembilan) bulan.
b. berkelakuan baik selama menjalani masa pidana sekurang-kurangnya 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung dari tanggal 2/3 (dua per tiga) masa
pidana.
c. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
d. lamanya Cuti Menjelang Bebas sebesar remisi terakhir, paling lama 3
(tiga) bulan. Remisi terakhir yang dimaksud adalah jumlah remisi yang
diterima pada tahun tersebut.

10
5) CUTI BERSYARAT
1. Narapidana Kategori Integrasi Umum (Non PP 28 / PP 99).
a. dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam)
bulan.
b. telah menjalani paling sedikit 2/3 (dua per tiga) masa pidana.
c. berkelakuan baik dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir dihitung
sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa pidana.
d. cuti bersayarat bagi narapidana diberikan untuk jangka waktu paling lama
6 (enam) bulan.
e. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 6
(enam) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.

2. Narapidana Kategori Integrasi PP 99.

a. dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam)


bulan.
b. telah menjalani paling sedikit 2/3 (dua per tiga) masa pidana.
c. berkelakuan baik dalam kurun waktu 9 (sembilan) bulan terakhir dihitung
sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa pidana.
d. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
e. pemberian Cuti Bersyarat diberikan untuk jangka waktu paling lama 4
(empat) bulan.
f. bagi Narapidana tindak pidana korupsi, juga harus telah membayar lunas
denda dan uang pengganti.
g. bagi Narapidana tindak pidana terorisme, juga harus menunjukan
kesadaran dan penyesalan atas kesalahan yang menyebabkan dijatuhi
pidana dan menyatakan ikrar :
1. kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia secara
tertulis bagi Narapidana Warga Negara Indonesia.
2. tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara
tertulis bagi Narapidana Warga Negara Asing.

11
C. KELENGKAPAN DOKUMEN USULAN PEMBERIAN PROGRAM INTEGRASI
NARAPIDANA
1) ASIMILASI
1. Asimilasi di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan.
Asimilasi di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan diberikan kepada
Narapidana kategori umum (Non PP 28 / PP 99) dengan persyaratan
kelengkapan dokumen sebagai berikut :
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. bukti telah membayar lunas denda sesuai dengan putusan pengadilan.
c. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.
d. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas setempat sesuai
tempat pelaksanaan asimilasi.
e. salinan register F dari Kepala Lapas.
f. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
g. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum.
h. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga
sosial, atau instansi pemerintah, atau instansi swasta, atau yayasan yang
diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain.
i. dalam hal Narapidana memiliki pidana denda dan tidak bisa membayar
denda tersebut, maka pelaksanaan asimilasi dilakukan di lingkungan
dalam Lembaga Pemasyarakatan.
(contoh : di area branggang)
j. dalam hal Narapidana memiliki pidana denda dan mampu membayar
denda tersebut, maka pelaksanaan asimilasi dilakukan di area luar
lingkungan Lembaga Pemasyarakatan.
(contoh : area parkir Lembaga Pemasyarakatan)

2. Asimilasi ke Lembaga Pemasyarakatan Terbuka.


Asimilasi ke Lembaga Pemasyarakatan Terbuka diberikan kepada Narapidana
kategori umum (Non PP 28/ PP 99) dengan persyaratan kelengkapan
dokumen sebagai berikut :
12
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. bukti telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai dengan
putusan pengadilan.
c. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.
d. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas setempat sesuai
tempat pelaksanaan asimilasi.
e. salinan register F dari Kepala Lapas.
f. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
g. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum.
h. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga
sosial, atau instansi pemerintah, atau instansi swasta, atau yayasan yang
diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain.

3. Asimilasi Kerja Sosial di Dalam Lembaga Pemasyarakatan.


Asimilasi kerja sosial di dalam Lembaga Pemasyarakatan diberikan kepada
Narapidana kategori PP 99 Tahun 2012 dengan persyaratan kelengkapan
dokumen sebagai berikut :
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.
c. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas setempat sesuai
tempat pelaksanaan asimilasi.
d. salinan register F dari Kepala Lapas.
e. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
f. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum.
g. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga
sosial, atau instansi pemerintah, atau instansi swasta, atau yayasan yang
diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain.
13
h. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme
juga harus melampirkan surat keterangan telah mengikuti Program
Deradikalisasi dari Kepala Lapas dan/atau Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme.
i. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan
surat jaminan tidak melarikan diri dan akan menaati persyaratan yang
telah ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang, atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
j. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
k. Asimilasi kerja sosial di dalam Lembaga Pemasyarakatan diberikan
kepada Narapidana kategori PP 99 Tahun 2012 yang tidak dapat
membayar denda.
l. Demi kepentingan keamanan, Narapidana kategori PP 99 Tahun 2012
dapat melaksanakan asimilasi kerja sosial di dalam Lembaga
Pemasyarakatan.

4. Asimilasi Kerja Sosial di Luar Lembaga Pemasyarakatan.


Asimilasi kerja sosial di luar Lembaga Pemasyarakatan diberikan kepada
Narapidana kategori PP 99 Tahun 2012 dengan persyaratan kelengkapan
dokumen sebagai berikut :
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. bukti telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai dengan
putusan pengadilan.
c. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.

14
d. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas setempat sesuai
tempat pelaksanaan asimilasi.
e. salinan register F dari Kepala Lapas.
f. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
g. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum.
h. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga
sosial, atau instansi pemerintah, atau instansi swasta, atau yayasan yang
diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain.
i. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme
juga harus melampirkan surat keterangan telah mengikuti Program
Deradikalisasi dari Kepala Lapas dan/atau Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme.
j. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana korupsi
juga harus melampirkan bukti telah membayar lunas denda dan uang
pengganti.
k. khusus Narapidana Warga Narapidana Asing juga harus melampirkan
surat jaminan tidak melarikan diri dan akan menaati persyaratan yang telah
ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang, atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
l. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).

5. Asimilasi Kerja Mandiri dan atau Kerja Pihak Ketiga.


Asimilasi kerja mandiri dan atau kerja pihak ketiga diberikan kepada
Narapidana kategori umum (Non PP 28 / PP 99) dan kategori PP 28 Tahun
2006 dengan persyaratan kelengkapan dokumen sebagai berikut :

15
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. bukti telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai dengan
putusan pengadilan (bagi asimilasi kerja mandiri dan atau kerja pihak
ketiga di luar Lapas).
c. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.
d. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas setempat sesuai
tempat pelaksanaan asimilasi.
e. salinan register F dari Kepala Lapas.
f. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
g. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum.
h. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga
sosial, atau instansi pemerintah, atau instansi swasta, atau yayasan yang
diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain.
i. Dalam hal asimilasi kerja pihak ketiga harus melampirkan surat perjanjian
kerja sama antara Lembaga Pemasyarakatan dengan Pihak Ketiga.

2) PEMBEBASAN BERSYARAT
Syarat kelengkapan dokumen usulan pemberian pembebasan bersyarat
ditentukan berdasarkan kategori Narapidana sebagai berikut :

1. Kelengkapan Dokumen Pembebasan Bersyarat bagi Narapidana Kategori


Umum (Non PP 28 / PP 99).
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.
c. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Pembebasan Bersyarat terhadap narapidana yang bersangkutan.

16
e. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat
pemberitahuan dikirim, pembebasan bersyarat tetap diberikan.
f. salinan register F dari Kepala Lapas.
g. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
h. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan
melanggar hukum.
i. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, wali, lembaga sosial,
instansi pemerintah, instansi swasta, atau yayasan yang diketahui oleh
lurah atau kepala desa atau nama lain;
j. khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak melarikan
diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1. kedutaan besar/konsulat negara; dan
2. keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
k. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
l. khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak terdaftar
dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional terorganisasi
lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia).
m. salinan surat keterangan bukan pelaku utama dari kejaksaan bagi
Narapidana yang melakukan tindak pidana money laundering, trafficking,
illegal logging dan illegal fishing.
n. dalam hal surat permintaan keterangan bukan pelaku utama ke Kejaksaan
Negeri tidak mendapatkan balasan paling lama 12 (dua belas) hari
terhitung sejak surat pemberitahuan dikirim, maka Kepala Lapas
melampirkan bukti surat permintaan keterangan bukan pelaku utama.

17
2. Kelengkapan Dokumen Pembebasan Bersyarat bagi Narapidana Kategori PP
28 Tahun 2006.
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.
c. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Pembebasan Bersyarat terhadap Narapidana Pemasyarakatan yang
bersangkutan.
e. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat
pemberitahuan dikirim, pembebasan bersyarat tetap diberikan.
f. salinan register F dari Kepala Lapas.
g. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
h. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan
melanggar hukum.
i. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, wali, lembaga sosial,
instansi pemerintah, instansi swasta, atau yayasan yang diketahui oleh
lurah atau kepala desa atau nama lain.
j. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme
juga harus melampirkan surat keterangan telah mengikuti Program
Deradikalisasi dari Kepala Lapas dan/atau Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme;
k. khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak melarikan
diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah.
l. Khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
18
m. Khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak terdaftar
dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional terorganisasi
lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia.

3. Kelengkapan Dokumen Pembebasan Bersyarat bagi Narapidana Kategori PP


99 Tahun 2012.
a. surat keterangan bersedia bekerjasama untuk membantu membongkar
tindak pidana yang dilakukannya yang ditetapkan oleh instansi penegak
hukum. (apabila surat permohonan keterangan bersedia bekerjasama
dengan penegak hukum untuk membantu membongkar tindak pidana yang
dilakukannya tidak mendapatkan balasan paling lama 12 (dua belas) hari
kerja, terhitung sejak surat permohonan dikirim, maka Kepala Lapas dapat
melampirkan bukti surat permohonan tersebut).
b. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
c. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.
d. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
e. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Pembebasan Bersyarat terhadap Narapidana yang bersangkutan.
f. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat
pemberitahuan dikirim, pembebasan bersyarat tetap diberikan.
g. salinan register F dari Kepala Lapas.
h. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
i. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum.
j. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga
sosial, atau instansi pemerintah, atau instansi swasta, atau yayasan yang
diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain;
k. salinan surat keterangan pelaku utama dari kejaksaan bagi Narapidana
yang melakukan tindak pidana money laundering, trafficking, illegal logging
dan illegal fishing;

19
l. khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak melarikan
diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari :
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
m. Khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
n. khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak terdaftar
dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional terorganisasi
lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia.
o. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme
juga harus melampirkan surat keterangan telah mengikuti Program
Deradikalisasi dari Kepala Lapas dan/atau Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme.
p. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana korupsi
juga harus melampirkan bukti telah membayar lunas denda dan uang
pengganti.
q. bagi Narapidana kategori PP 99 Tahun 2012 yang tidak memenuhi
persyaratan untuk mendapat Pembebasan Bersyarat, maka tidak dapat
diberikan Asimilasi Kerja Sosial.

3) CUTI MENJELANG BEBAS


Cuti Menjelang Bebas diberikan kepada Narapidana kategori umum (Non PP 28 /
PP 99), Narapidana kategori PP 28 Tahun 2006 dan Narapidana kategori PP 99
Tahun 2012 dengan persyaratan kelengkapan dokumen sebagai berikut :
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. laporan perkembangan pembinaan Narapidana yang ditandatangani oleh
Kepala Lapas.

20
c. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian Cuti
Menjelang Bebas terhadap Narapidana dan Anak yang bersangkutan.
e. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat pemberitahuan
dikirim, Cuti Menjelang Bebas tetap diberikan.
f. salinan register F dari Kepala Lapas.
g. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
h. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan melanggar
hukum.
i. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga sosial
atau yayasan yang diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain;
j. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak melarikan
diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang, atau korporasi yang bertanggung jawab atas keberadaan
dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah Indonesia.
k. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari kewajiban
memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
l. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak terdaftar
dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional terorganisasi lainnya
dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia (Khusus Narapidana WNA).

4) CUTI BERSYARAT
Syarat kelengkapan dokumen usulan pemberian cuti bersyarat ditentukan
berdasarkan kategori Narapidana sebagai berikut :
1. Kelengkapan Dokumen Cuti Bersyarat bagi Narapidana Kategori Umum (Non
PP 28 / PP 99).
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.

21
b. laporan perkembangan pembinaan Narapidana yang ditandatangani oleh
Kepala Lapas.
c. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas;
d. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Cuti Bersyarat terhadap Narapidana yang bersangkutan;
e. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat
pemberitahuan dikirim, Cuti Bersyarat tetap diberikan.
f. salinan register F dari Kepala Lapas.
g. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
h. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan
melanggar hukum.
i. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, wali, lembaga sosial atau
yayasan yang diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain;
j. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak
melarikan diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
k. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
l. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak
terdaftar dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional
terorganisasi lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia.
m. salinan surat keterangan bukan pelaku utama dari kejaksaan bagi
Narapidana yang melakukan tindak pidana money laundering, trafficking,
illegal logging dan illegal fishing.
n. dalam hal surat permintaan keterangan bukan pelaku utama ke Kejaksaan
Negeri tidak mendapatkan balasan paling lama 12 (dua belas) hari

22
terhitung sejak surat pemberitahuan dikirim, maka Kepala Lapas
melampirkan bukti surat permintaan keterangan bukan pelaku utama.

2. Kelengkapan Dokumen Cuti Bersyarat bagi Narapidana Kategori PP 28 Tahun


2006.
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. laporan perkembangan pembinaan Narapidana yang ditandatangani oleh
Kepala Lapas.
c. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Cuti Bersyarat terhadap Narapidana yang bersangkutan.
e. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat
pemberitahuan dikirim, Cuti Bersyarat tetap diberikan.
f. salinan register F dari Kepala Lapas.
g. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
h. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan
melanggar hukum.
i. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, wali, lembaga sosial atau
yayasan yang diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain.
j. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak
melarikan diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
k. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).

23
l. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak
terdaftar dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional
terorganisasi lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia.

3. Kelengkapan Dokumen Cuti Bersyarat bagi Narapidana Kategori PP 99 Tahun


2012.
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. laporan perkembangan pembinaan Narapidana yang ditandatangani oleh
Kepala Lapas.
c. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Cuti Bersyarat terhadap Narapidana yang bersangkutan.
e. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat
pemberitahuan dikirim, Cuti Bersyarat tetap diberikan.
f. salinan register F dari Kepala Lapas.
g. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
h. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan
melanggar hukum.
i. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, wali, lembaga sosial atau
yayasan yang diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain.
j. salinan surat keterangan pelaku utama dari kejaksaan bagi Narapidana
yang melakukan tindak pidana money laundering, trafficking, illegal
logging dan kejahatan transnasional terorganisasi lainnya.
k. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak
melarikan diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
l. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
24
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
m. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak
terdaftar dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional
terorganisasi lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia (Khusus
Narapidana WNA).
n. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme
juga harus melampirkan surat keterangan telah mengikuti Program
Deradikalisasi dari Kepala Lapas dan/atau Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme.
o. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana korupsi
juga harus melampirkan bukti telah membayar lunas denda dan uang
pengganti.

5) CUTI MENGUNJUNGI KELUARGA


Cuti mengunjungi keluarga diberikan kepada Narapidana kategori umum (Non PP
28 /PP 99). Adapun persyaratan kelengkapan dokumen pemberian Cuti
Mengunjungi Keluarga meliputi :
a. fotokopi kutipan putusan hakum dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian Cuti
Mengunjungi Keluarga terhadap Narapidana yang bersangkutan.
c. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat pemberitahuan
dikirim, Cuti Mengunjungi Keluarga tetap diberikan.
d. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
e. surat permintaan dari pihak keluarga yang harus diketahui oleh :
1) ketua rukun tetangga; dan
2) lurah atau kepala desa setempat atau nama lainnya.
f. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum.
g. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga diketahui oleh lurah atau
kepala desa atau nama lain yang menyatakan Narapidana tidak akan
melarikan diri dan tidak melakukan perbuatan melanggar hukum.
h. laporan penelitian kemasyarakatan dari Kepala Bapas.
25
i. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala Lapas.
j. khusus bagi Narpidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak melarikan diri
dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1) kedutaan besar / konsulat negara; dan
2) keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas keberadaan
dan kegiatan Narapidana selama berada di wilayah Indonesia.
k. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat imigrasi yang ditunjuk
yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari kewajiban
memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).

D. MEKANISME PENGUSULAN PEMBERIAN PROGRAM INTEGRASI BAGI


NARAPIDANA
1) ASIMILASI
Ketentuan mengenai tata cara atau mekanisme pengusulan pemberian asimilasi
bagi Narapidana berdasarkan kategori integrasi sebagai berikut :

1. Narapidana Kategori Umum (Non PP 28 / PP 99) dan Narapidana Kategori PP


28 Tahun 2006.
a. Lembaga Pemasyarakatan.
1) Pengusulan.
a) Petugas Lapas mendata Narapidana yang akan diusulkan
pemberian Asimilasi.
b) Pemenuhan syarat pemberian Asimilasi dan kelengkapan
dokumen dimulai setelah 7 (tujuh) hari narapidana berada di
Lapas.
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama 1/3 (satu per
tiga) masa pidana sejak Narapidana berada di Lapas.
d) TPP Lapas merekomendasikan usulan asimilasi kepada Kepala
Lapas berdasarkan data Narapidana yang telah memenuhi
syarat.
e) Apabila Kepala Lapas menyetujui usulan berdasarkan
rekomendasi TPP Lapas, selanjutnya Kepala Lapas

26
menyampaikan usulan tersebut kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan asimilasi di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui SDP Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan asimilasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan perbaikan
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak pengembalian
usulan Asimilasi diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian asimilasi disampaikan kembali
oleh Kepala Lapas kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan
untuk mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor
Wilayah.

2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak salinan keputusan asimilasi yang sudah
mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan 3
(tiga) hari sebelum tanggal pelaksanaan.
b) Petugas melakukan pengecekan terhadap salinan keputusan
asimilasi terkait.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan asimilasi
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.


1) Pengusulan.
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian asimilasi dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak tanggal
usulan asimilasi kepada Kepala Kantor Wilayah.
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan asimilasi kepada
Kepala Kantor Wilayah;
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan
asimilasi kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan

27
2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan asimilasi yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan asimilasi.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan asimilasi
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.


a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian asimilasi dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal usulan
pemberian asimilasi diterima dari Kepala Lapas.
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan
asimilasi dikembalikan kepada Kepala Lapas untuk dilakukan
perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan
pemberian asimilasi.
d) Petugas berdasarkan penetapan keputusan asimilasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT
Pemasyarakatan dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.

2. Narapidana Kategori PP 99 Tahun 2012.


a. Lembaga Pemasyarakatan.
1) Pengusulan.
a) Petugas Lapas mendata Narapidana yang akan diusulkan
pemberian asimilasi.
b) Pemenuhan syarat pemberian asimilasi dan kelengkapan
dokumen dimintakan setelah 7 (tujuh) hari narapidana berada di
Lapas.
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama 1/3 (satu per
tiga) masa pidana sejak narapidana berada di Lapas.
d) TPP Lapas merekomendasikan usulan asimilasi kepada Kepala
Lapas berdasarkan data Narapidana yang telah memenuhi
syarat.
28
e) Apabila Kepala Lapas menyetujui usulan berdasarkan
rekomendasi TPP Lapas, selanjutnya Kepala Lapas
menyampaikan usulan tersebut kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan asimilasi di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui SDP Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan asimilasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan perbaikan
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak pengembalian
usulan asimilasi diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian asimilasi disampaikan kembali
oleh Kepala Lapas kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan
untuk mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor
Wilayah.

2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak salinan keputusan asimilasi yang sudah
mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan 3
(tiga) hari sebelum tanggal pelaksanaan.
b) Petugas melakukan pengecekan terhadap salinan keputusan
asimilasi terkait.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan asimilasi
disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.


1) Pengusulan.
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian asimilasi dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal
usulan asimilasi diterima dari Kepala Lapas;
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan asimilasi kepada
Kepala Kantor Wilayah;
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan
asimilasi kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

29
2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan asimilasi yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan asimilasi.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan asimilasi
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.


a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian asimilasi dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal usul
pemberian asimilasi diterima dari Kepala Lapas.
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan
asimilasi dikembalikan kepada Kepala Lapas untuk dilakukan
perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) TPP Pusat memberikan rekomendasi terhadap usulan asimilasi
kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
d) Direktur Jenderal Pemasyarakatan meminta rekomendasi dari instansi
terkait (jangka waktu paling lama 12 hari kerja terhitung sejak tanggal
disampaikannya).
e) Direktur Jenderal Pemasyarakatan mengirimkan hasil verifikasi
kepada Menteri untuk mendapatkan persetujuan terhadap keputusan
pemberian asimilasi.
f) Dalam hal Menteri memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud,
Direktur Jenderal Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan
keputusan pemberian asimilasi.
g) Petugas berdasarkan penetapan keputusan asimilasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT
Pemasyarakatan dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
h) Demi kepentingan keamanan, asimilasi bagi Narapidana yang
melakukan tindak pidana terorisme, narkotika dan prekursor narkotika,
psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan negara dan
kejahatan hak asasi manusia yang berat, serta kejahatan
transnasional terorganisasi lainnya, dapat dilaksanakan di dalam

30
Lapas dibuktikan dengan surat kepala Lapas berdasarkan hasil
Penelitian Kemasyarakatan (diputuskan dalam sidang TPP Pusat).

2) PEMBEBASAN BERSYARAT
Ketentuan mengenai tata cara atau mekanisme pengusulan pemberian
Pembebasan Bersyarat bagi narapidana berdasarkan kategori integrasi sebagai
berikut :

1. Narapidana Kategori Umum (Non PP 28 / PP 99) dan Narapidana Kategori PP


28 Tahun 2006.
a. Lembaga Pemasyarakatan.
1) Pengusulan
a) Petugas Lapas mendata Narapidana yang akan diusulkan
Pemberian Pembebasan Bersyarat.
b) Pemenuhan syarat pemberian Pembebasan Bersyarat dan
kelengkapan dokumen dimulai setelah 7 (tujuh) hari Narapidana
berada di Lapas :
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama 1/2 (satu per
dua) masa pidana sejak Narapidana berada di Lapas.
d) TPP Lapas merekomendasikan usulan Pembebasan Bersyarat
kepada Kepala Lapas berdasarkan data Narapidana yang telah
memenuhi syarat.
e) Apabila Kepala Lapas menyetujui usulan berdasarkan
rekomendasi TPP Lapas, selanjutnya Kepala Lapas
menyampaikan usulan tersebut kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan Pembebasan Bersyarat di upload ke Sistem
Informasi Pemasyarakatan melalui SDP Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan Pembebasan Bersyarat
dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan
perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak
pengembalian usulan Pembebasan Bersyarat diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian Pembebasan Bersyarat
disampaikan kembali oleh Kepala Lapas kepada Direktur Jenderal

31
Pemasyarakatan untuk mendapatkan persetujuan dengan
tembusan Kepala Kantor Wilayah.

2) Penyelesaian.
a) Petugas harus mencetak salinan keputusan pembebasan
bersyarat disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku
veerlop) yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan 3 (tiga) hari sebelum tanggal 2/3 (dua pertiga).
b) Petugas memeriksa salinan keputusan pembebasan bersyarat
disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku veerlop).
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan
pembebasan bersyarat disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.


1) Pengusulan
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian pembebasan
bersyarat dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung
sejak tanggal usulan pembebasan bersyarat diterima dari Kepala
Lapas.
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan pembebasan
bersyarat kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan
pembebasan bersyarat kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan pembebasan
bersyarat disertai buku bembebasan bersyarat Narapidana (buku
veerlop) yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan pembebasan bersyarat
disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku veerlop).

32
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan
pembebasan bersyarat disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.


a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian pembebasan
bersyarat dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak
tanggal usul pemberian pembebasan bersyarat diterima dari Kepala
Lapas.
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan usulan
pembebasan bersyarat maka dikembalikan kepada Kepala Lapas
untuk dilakukan perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor
Wilayah.
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan
pemberian pembebasan bersyarat.
d) Petugas berdasarkan penetapan keputusan pembebasan bersyarat
dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT
Pemasyarakatan dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.

2. Narapidana Kategori PP 99 Tahun 2012.


a. Lembaga Pemasyarakatan.
1) Pengusulan
a) Petugas Lapas mendata Narapidana yang akan diusulkan
Pemberian Pembebasan Bersyarat.
b) Pemenuhan syarat pemberian Pembebasan Bersyarat dan
kelengkapan dokumen dimulai setelah 7 (tujuh) hari Narapidana
berada di Lapas.
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama 1/2 (satu per
dua) masa pidana sejak Narapidana berada di Lapas.
d) TPP Lapas merekomendasikan usulan pembebasan bersyarat
kepada Kepala Lapas berdasarkan data Narapidana yang telah
memenuhi syarat.

33
e) Apabila Kepala Lapas menyetujui usulan berdasarkan
rekomendasi TPP Lapas, selanjutnya Kepala Lapas
menyampaikan usulan tersebut kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan pembebasan bersyarat di upload ke Sistem
Informasi Pemasyarakatan melalui SDP Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan pembebasan bersyarat
dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan
perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak
pengembalian usulan pembebasan bersyarat diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian pembebasan bersyarat
disampaikan kembali oleh Kepala Lapas kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan untuk mendapatkan persetujuan dengan
tembusan Kepala Kantor Wilayah.

2) Penyelesaian.
a) Petugas harus mencetak salinan keputusan pembebasan
bersyarat disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku
veerlop) yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan 3 (tiga) hari sebelum tanggal 2/3 (dua
pertiga).
b) Petugas memeriksa salinan keputusan pembebasan bersyarat
disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku veerlop);
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan
pembebasan bersyarat disampaikan Kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.


1) Pengusulan.
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian pembebasan
bersyarat dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung
sejak tanggal usulan pembebasan bersyarat diterima dari Kepala
Lapas.
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan pembebasan
bersyarat kepada Kepala Kantor Wilayah.
34
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan
pembebasan bersyarat kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan pembebasan
bersyarat disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku
veerlop) yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan pembebasan bersyarat
disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku veerlop).
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan
pembebasan bersyarat disampaikan Kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.


a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian pembebasan
bersyarat dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak
tanggal usul pemberian pembebasan bersyarat diterima dari Kepala
Lapas.
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan
pembebasan bersyarat dikembalikan kepada Kepala Lapas untuk
dilakukan perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor
Wilayah.
c) TPP Pusat memberikan rekomendasi terhadap usulan pembebasan
bersyarat kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
d) Direktur Jenderal Pemasyarakatan meminta rekomendasi dari instansi
terkait (jangka waktu paling lama 12 (dua belas) hari kerja terhitung
sejak tanggal disampaikannya).
e) Direktur Jenderal Pemasyarakatan mengirimkan hasil verifikasi
kepada Menteri untuk mendapatkan persetujuan terhadap keputusan
pemberian pembebasan bersyarat.
f) Dalam hal Menteri memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud,
Direktur Jenderal Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan
keputusan pemberian pembebasan bersyarat.
35
g) Petugas berdasarkan penetapan keputusan pembebasan bersyarat
dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT
Pemasyarakatan dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.

3) CUTI MENJELANG BEBAS


Ketentuan mengenai tata cara pemberian Cuti Menjelang Bebas bagi Narapidana
kategori umum (Non PP 28/PP 99), Narapidana kategori PP 28 dan Narapidana
kategori PP 99 sebagai berikut :

a. Lembaga Pemasyarakatan.
1. Pengusulan.
a) Petugas Lapas mendata Narapidana yang akan diusulkan pemberian
cuti menjelang bebas.
b) Pemenuhan syarat pemberian cuti menjelang bebas dan kelengkapan
dokumen dimulai setelah 7 (tujuh) hari Narapidana berada di Lapas.
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama 1/3 (satu per tiga)
masa pidana sejak Narapidana berada di Lapas.
d) TPP Lapas merekomendasikan usulan cuti menjelang bebas kepada
Kepala Lapas berdasarkan data narapidana yang telah memenuhi
syarat.
e) Apabila Kepala Lapas menyetujui usulan berdasarkan rekomendasi
TPP Lapas, selanjutnya Kepala Lapas menyampaikan usulan tersebut
kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala
Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan cuti menjelang bebas di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui SDP Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan cuti menjelang bebas dari
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan
perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak
pengembalian usulan cuti menjelang bebas diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian cuti menjelang bebas disampaikan
kembali oleh Kepala Lapas kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan
untuk mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor
Wilayah.
36
2) Penyelesaian.
a) Petugas harus mencetak salinan keputusan cuti menjelang bebas
yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan 3 (tiga) hari sebelum tanggal pelaksanaan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan cuti menjelang bebas.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan cuti
menjelang bebas disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.


1) Pengusulan
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian cuti menjelang bebas
dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak tanggal
usulan cuti menjelang bebas diterima dari Kepala Lapas.
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan cuti menjelang bebas
kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan cuti
menjelang bebas kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan cuti menjelang bebas
yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan cuti menjelang bebas.
c) Apabila terdapat kesalahan perhitungan terhadap salinan keputusan
cuti menjelang bebas disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.


a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian cuti menjelang bebas
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal usul
pemberian cuti menjelang bebas diterima dari Kepala Lapas.

37
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan cuti
menjelang bebas dikembalikan kepada Kepala Lapas untuk dilakukan
perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan pemberian
cuti menjelang bebas.
d) Petugas berdasarkan penetapan Keputusan cuti menjelang bebas dari
Direktur Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT
Pemasyarakatan dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.

4) CUTI BERSYARAT
Ketentuan mengenai tata cara pemberian cuti bersyarat bagi narapidana
berdasarkan kategori integrasi umum (Non PP 28/PP 99), Narapidana kategori PP
28 dan Narapidana kategori PP 99, sebagai berikut :

a. Lembaga Pemasyarakatan.
1) Pengusulan.
a) Petugas Lapas mendata Narapidana yang akan diusulkan pemberian
cuti bersyarat.
b) Pemenuhan syarat pemberian cuti bersyarat dan kelengkapan
dokumen dimulai setelah 7 (tujuh) hari narapidana berada di Lapas.
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama 1/3 (satu per tiga)
masa pidana sejak Narapidana berada di Lapas.
d) TPP Lapas merekomendasikan usulan cuti bersyarat kepada Kepala
Lapas berdasarkan data Narapidana yang telah memenuhi syarat.
e) Apabila Kepala Lapas menyetujui usulan berdasarkan rekomendasi
TPP Lapas, selanjutnya Kepala Lapas menyampaikan usulan tersebut
kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala
Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan cuti bersyarat di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui SDP Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan cuti bersyarat dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan perbaikan dalam

38
jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak pengembalian usulan cuti
bersyarat diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian cuti bersyarat disampaikan kembali
oleh Kepala Lapas kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan untuk
mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.

2) Penyelesaian.
a) Petugas harus mencetak salinan keputusan cuti bersyarat yang sudah
mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan 3 (tiga)
hari sebelum tanggal pelaksanaan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan cuti bersyarat.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan cuti bersyarat
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.


a) Pengusulan
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian cuti bersyarat dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak tanggal usulan
cuti bersyarat diterima dari Kepala Lapas.
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan cuti bersyarat kepada
Kepala Kantor Wilayah.
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan cuti
bersyarat kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

b) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan cuti bersyarat yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan cuti bersyarat.
c) Apabila terdapat kesalahan perhitungan terhadap salinan keputusan
cuti bersyarat disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

39
c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian cuti bersyarat dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal usul
pemberian cuti bersyarat diterima dari Kepala Lapas.
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan cuti
bersyarat dikembalikan kepada Kepala Lapas untuk dilakukan perbaikan
dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan pemberian
cuti bersyarat.
d) Petugas berdasarkan penetapan keputusan cuti bersyarat dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT Pemasyarakatan
dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.

5) CUTI MENGUNJUNGI KELUARGA


1) Lembaga Pemasyarakatan.
a) Petugas Lapas melakukan pendataan Narapidana untuk dapat diberikan
cuti mengunjungi keluarga berdasarkan surat permintaan keluarga
Narapidana.
b) Pendataan dilakukan terhadap syarat pemberian cuti mengunjungi
keluarga dan kelengkapan dokumen setelah 7 (tujuh) hari Narapidana
berada di Lapas.
c) Hasil pendataan dilakukan pemeriksaan dalam sidang Tim Pengamat
Pemasyarakatan Lapas.
d) TPP Lapas merekomendasikan usulan pemberian cuti mengunjungi
keluarga kepada Kepala Lapas.
e) Kepala Lapas menetapkan pemberian cuti mengunjungi keluarga
berdasarkan rekomendasi Tim Pengamat Pemasyarakatan Lapas.
f) Cuti mengunjungi keluarga disampaikan kepada Narapidana yang
bersangkutan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah dan Direktur
Jenderal Pemasyarakatan.

40
E. MEKANISME PERHITUNGAN
1) PERHITUNGAN PENETAPAN BERKELAKUAN BAIK BAGI NARAPIDANA
(6 BULAN ATAU 9 BULAN)
1) Dalam hal masa penahanan tidak terputus.
Contoh Perhitungan 6 bulan atau 9 bulan berkelakuan baik (Asimilasi,
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat)
Nama : Agus Saputro
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2019
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 4 tahun 10 bulan
Putusan : PN Tulang Bawang No.44/Pid.B/2012/PN.TB/30-08-
2019
Di Tahan : 01-06-2019

a) Perhitungan 6 bulan : Tanggal ditahan + 6 bulan


berkelakuan baik
: 01-06-2019 + 6 bulan

: 28-11-2019

b) Perhitungan 9 bulan : Tanggal ditahan + 9 bulan


berkelakuan baik
: 01-06-2019 + 9 bulan

: 26-02-2020

2) Dalam hal masa penahanan terputus (pembantaran, penangguhan,


melarikan diri, penahanan kota dan penahanan rumah), maka
perhitungan penetapan berkelakuan baik dihitung sejak tanggal
penahanan yang terakhir.
Contoh Perhitungan 6 bulan atau 9 bulan berkelakuan baik (Asimilasi,
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat)

41
Nama : Hono Santoso

Umur : 25 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

No. Register : BI.88/D/2019

Perkara : Narkotika/ Psl. 127 UU No. 35 Tahun 2009

Masa Pidana : 2 tahun 10 bulan

Putusan : PN Tulang Bawang No. 3334/Pid.B/2012/PN.TB/30-11-2019

Di Tahan : 02-07-2019 s.d 01-08-2019 (30 hari)

: 14-08-2019 s.d 01-12-2019

a) Perhitungan 6 : Tanggal Penahanan Terakhir + 6 bulan


bulan berkelakuan
: 14-08-2019 + 6 bulan
baik
: 10-02-2020

b) Perhitungan 9 : Tanggal Penahanan Terakhir + 9 bulan


bulan berkelakuan
: 14-08-2019 + 9 bulan
baik
: 10-05-2020

3) Dalam hal Narapidana yang menjalani masa pidana dikenakan hukuman


disiplin, maka perhitungan penetapan berkelakuan baik dihitung sejak
tanggal selesainya pelaksanaan hukuman disiplin.

Contoh Perhitungan 6 bulan atau 9 bulan berkelakuan baik (Asimilasi,


Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat).
Nama : Marianto
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam

42
No. Register : BI.44/D/2019
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 4 tahun 10 bulan
Putusan : PN Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/25-07-
2019
Di Tahan : 01-06-2019
Tanggal mulai Tutupan Sunyi : 01-08-2019
Lama tutupan sunyi : 6 hari

Tanggal selesai : Tanggal mulai tutupan sunyi + lama tutupan


hukuman disiplin sunyi

: 01-08-2019 + 6 hari

: 07-08-2019

a) Perhitungan 6 bulan : Tanggal selesai hukuman disiplin + 6 bulan


berkelakuan baik
: 07-08-2019 + 6 bulan

: 03-02-2020

b) Perhitungan 9 bulan : Tanggal selesai hukuman disiplin + 9 bulan


berkelakuan baik
: 07-08-2019 + 9 bulan

: 03-05-2020

4) Dalam hal Narapidana Seumur Hidup yang mendapatkan Perubahan


Pidana menjadi pidana sementara.
Contoh Perhitungan 9 bulan berkelakuan baik (Asimilasi, Pembebasan
Bersyarat, dan Cuti Menjelang Bebas)

Nama : Davit

Umur : 35 Tahun

43
Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

No. Register : BI.88/D/2019

Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009

Pidana : Seumur Hidup

Putusan : PN Tulang Bawang No. 3334/Pid.B/2011/PN.TB/30-11-2014

Di Tahan : 02-07-2014

Tanggal : 17-08-2019
Pemberian
Perubahan
Pidana

Perhitungan 9 bulan : Tanggal Perubahan Pidana + 9 bulan


berkelakuan baik
: 17-08-2019 + 9 bulan

: 13-05-2020

2) PERHITUNGAN MASA MENJALANI PIDANA BAGI NARAPIDANA


(1/3, 1/2 DAN 2/3 MASA PIDANA)

1) Contoh perhitungan 1/3, 1/2 dan 2/3 masa pidana apabila penahanan
tidak terputus, sebagai berikut :
Nama : Martono
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2018
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 4 Tahun
Putusan : PN Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/19-04-
2018
44
Di Tahan : 15-12-2017
Remisi yang diperoleh :
- RK 2018 : 0 bulan15 hari
- RU 2018 : 1 bulan 0 hari
- RK 2019 : 1 bulan 0 hari
- RU 2019 : 3 bulan 0 hari (+)
- Jumlah Remisi : 5 bulan 15 hari

a) Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal ditahan + ((1/3 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 15-12-2017 + ((1/3 x 4 tahun 0 bulan 0 hari)


– 5 bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + (1 tahun 4 bulan 0 hari – 5


bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + 0 tahun 10 bulan 15 hari

: 26-10-2018

b) Perhitungan 1/2 Masa : Tanggal ditahan + ((1/2 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 15-12-2017 + ((1/2 x 4 tahun 0 bulan 0 hari)


– 5 bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + (2 tahun 0 bulan 0 hari – 5


bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + 1 tahun 6 bulan 15 hari

: 28-06-2019

c) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 15-12-2017 + ((2/3 x 4 tahun 0 bulan 0 hari)


– 5 bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + (2 tahun 8 bulan 0 hari – 5


bulan 15 hari)

45
: 15-12-2017 + 2 tahun 2 bulan 15 hari

: 28-02-2020

2) Perhitungan 1/3, 1/2 dan 2/3 masa pidana apabila penahanan terputus,
sebagai berikut:

Nama : Kuswanto

Umur : 29 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

No. Register : BI.88/D/2018

Perkara : Narkotika/ Psl. 127 UU No. 35 Tahun 2009

Masa Pidana : 2 tahun 10 bulan

Putusan : PN Tulang Bawang No. 3334/Pid.B/2012/PN.TB/30-11-2018

Di Tahan : 02-07-2018 s.d 01-08-2018 (30 hari)

14-08-2018 s.d 01-12-2018

Tanggal mulai menjalani : Tanggal terakhir Ditahan – Jumlah


pidana Penahanan sebelumnya

: 14-08-2018– 30 hari

: 15-07-2018

a) Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal mulai menjalani pidana +


Pidana ((1/3 x Masa Pidana) – Remisi)

: 15-07-2018 + ((1/3 x 2 tahun 10


bulan 0 hari ) – 0 bulan)

: 15-07-2018 + (0 tahun 11 bulan 10


hari – 0 bulan )

46
: 15-07-2018 + 11 bulan 10 hari

: 20-06-2019

b) Perhitungan 1/2 Masa : Tanggal mulai menjalani pidana +


Pidana ((1/2 x Masa Pidana) – Remisi)

: 15-07-2018 + ((1/2 x 2 tahun 10


bulan 0 hari) – 0 bulan)

: 15-07-2018 + (1 tahun 5 bulan 0 hari


– 0 bulan)

: 15-07-2018 + 1 tahun 5 bulan 0 hari

: 12-12-2019

c) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal mulai menjalani pidana +


Pidana ((2/3 x Masa Pidana) – Remisi)

: 15-07-2018 + ((2/3 x 2 tahun 10


bulan 0 hari ) – 0 bulan)

: 15-07-2018 + (1 tahun 10 bulan 20


hari – 0 bulan)

: 15-07-2018 + 1 tahun 10 bulan 20


hari

: 30-05-2020

3) Perhitungan 1/3, 1/2 dan 2/3 masa pidana apabila terdapat penahanan
kota dan penahanan rumah:
a) Penahan rumah dan atau penahanan kota tetap dihitung sebagai masa
penahanan dengan perhitungan penahanan rumah dihitung 1/3 (satu
pertiga) dan penahanan kota dihitung 1/5 (satu perlima).
b) Lama penahanan rumah dan atau penahanan kota diperhitungkan
berdasarkan surat perintah penahanan maupun penetapan penahanan
yang dilaksanakan oleh pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis
atas tahanan tersebut.

47
c) Contoh Perhitungan :

Nama : Sungkono

Umur : 25 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

No. Register : BI.99/D/2017

Perkara : Narkotika/ Psl. 114 UU No. 35 Tahun 2009

Masa Pidana : 3 Tahun

Putusan : PN Tulang Bawang No.


44/Pid.B/2012/PN.TB/07-01-2018

Tanggal Eksekusi (BA-17) : 07-01-2018

Tahanan Penyidik : 28-08-2017 s.d 07-10-2017 (40 hari)

Tahanan Rumah : 08-10-2017 s.d 07-12-2017 (60 hari)

Tahanan Kota : 08-12-2017 s.d 07-01-2018 (30 hari)

Perhitungan Tanggal mulai menjalani pidana

1 Lama Penahanan :

Tahanan Penyidik : 28-08-2017 s.d 07-10-2017 = (40 hari)

Tahanan Rumah : 08-10-2017 sd 07-12-2017 (60 hari/3 = 20


hari)

Tahanan Kota : 08-12-2017 sd 07-01-2018 (30 hari/5 = 6


hari)

Jumlah Penahanan : 40 hari + 20 hari + 6 hari = 66 hari (2


bulan 6 hari)

48
2 Tanggal terhitung sejak : tanggal eksekusi – jumlah penahanan
mulai menjalani Pidana
: 07-01-2018 – 2 bulan 6 hari

: 02 -11-2017

(a) Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal mulai menjalani pidana + ((1/3 x


Pidana Masa Pidana) – Remisi)

: 02-11-2017 + ((1/3 x 3 tahun 0 bulan 0 hari)


– 0 bulan)

: 02-11-2017 + (1 tahun 0 bulan 0 hari – 0


bulan)

: 02-11-2017 + 1 tahun 0 bulan 10 hari

: 02-11-2018

(b) Perhitungan 1/2 Masa : Tgl mulai menjalani pidana + ((1/2 x Masa
Pidana Pidana) – Remisi)

: 02-11-2017 + ((1/2 x 3 tahun 0 bulan 0 hari)


– 0 bulan)

: 02-11-2017 + (1 tahun 6 bulan 0 hari – 0


bulan)

: 02-11-2017 + 1 tahun 6 bulan 0 hari

: 01-05-2019

(c) Perhitungan 2/3 Masa : Tgl mulai menjalani pidana + ((2/3 x Masa
Pidana Pidana) – Remisi)

: 02-11-2017 + ((2/3 x 3 tahun 0 bulan 0 hari)


– 0 bulan)

: 02-11-2017 + (2 tahun 0 bulan 0 hari – 0


bulan)

: 02-11-2017 + 2 tahun 0 bulan 0 hari

: 02-11-2019

49
4) Contoh Perhitungan 1/3, 1/2 dan 2/3 masa pidana Bagi Narapidana yang
ada putusan pidana penjara dan pidana rehabilitasi.

a) Rehabilitasi diperhitungkan dengan masa pidana yang di jatuhkan


dalam putusan pengadilan.

(1) Rehabilitasi dilaksanakan setelah menjalani pidana penjara

Nama : Wirin

Umur : 25 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

No. Register : BI.66/D/2018

Perkara : Narkotika/ Psl. 127 UU No. 35 Tahun 2009

Lama Pidana : 1 tahun 8 bulan

Rehabilitasi : 3 bulan

Denda : Rp. 500.000.000, Subs. 1 bln penjara

Putusan : Pengadilan Negeri, No. 3334/Pid.B/2012/PN.TB/01-


10-2019

Di Tahan : 02-08-2019

Untuk : Lama Pidana yang di Jatuhkan - Lama Rehabilitasi


menghitung 1 Tahun 8 Bulan 0 Hari – 3 Bulan
Masa Pidana 1 Tahun 5 Bulan

(1) Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal ditahan + ((1/3 x Masa Pidana)


Pidana – Remisi)

: 02-08-2019 + ((1/3 x 1 tahun 5 bulan 0


hari ) – 0 bulan)

: 02-08-2019 + (0 tahun 5 bulan 20 hari


– 0 bulan )

50
: 02-08-2019 + 5 bulan 20 hari

: 19-01-2020

(2) Perhitungan 1/2 Masa : Tanggal ditahan + ((1/2 x Masa


Pidana Pidana) – Remisi)

: 02-08-2019 + ((1/2 x 1 tahun 5 bulan 0


hari) – 0 bulan)

: 02-08-2019 + (0 tahun 8 bulan 15 hari


– 0 bulan)

: 02-08-2019 + 8 bulan 15 hari

: 13-04-2020

(3) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa


Pidana Pidana) – Remisi)

: 02-08-2019 + ((2/3 x 1 tahun 5 bulan 0


hari ) – 0 bulan)

: 02-08-2019 + (0 tahun 11 bulan 10 hari


– 0 bulan)

: 02-08-2019 + 11 bulan 10 hari

: 07-07-2020

Tanggal Pelaksanaan : Tanggal 2/3 MP + Denda + Masa


CB Rehabilitasi

: 07-07-2020 + 1 bulan + 3 bulan

: 04-11-2020

Catatan : Untuk pelaksanaan Rehabilitasi agar di serahkan kepada


kejaksaan dengan berita acara penyerahan.

51
(2) Rehabilitasi di laksanakan sebelum menjalani pidana penjara

Nama : Joko

Umur : 30 Tahun

Jenis : Laki-Laki
Kelamin

Agama : Islam

No. Register : BI.88/D/2018

Perkara : Narkotika/ Psl. 127 UU No. 35 Tahun 2009

Masa Pidana : 1 tahun 8 bulan

Rehabilitasi : 3 bulan

Denda : Rp. 500.000.000, Subs. 1 bln penjara

Putusan : PN Tulang Bawang No. 3334/Pid.B/2012/PN.TB/30- 11-


2019

Tgl : 02-08-2019
Menjalani
Rehabilitasi/
Tgl ditahan

(1) Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal ditahan + ((1/3 x Masa


Pidana Pidana) – Remisi)

: 02-08-2019 + (1/3 x (1 tahun 8 bulan


0 hari) – 0 bulan)

: 02-08-2019 + (0 tahun 6 bulan 20


hari – 0 bulan )

: 02-08-2019 + 6 bulan 20 hari

: 18-02-2020

(2) Perhitungan 1/2 Masa : Tanggal ditahan + ((1/2 x Masa


Pidana Pidana) – Remisi)

52
: 02-08-2019 + ((1/2 x 1 tahun 8 bulan
0 hari ) – 0 bulan)

: 02-08-2019 + (0 tahun 10 bulan 0


hari – 0 bulan)

: 02-08-2019 + 10 bulan 0 hari

: 28-05-2020

(3) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa


Pidana Pidana) – Remisi)

: 02-08-2019 + ((2/3 x 1 tahun 8 bulan


0 hari) – 0 bulan)

: 02-08-2019 + (1 tahun 1 bulan 10


hari – 0 bulan)

: 02-08-2019 + 1 tahun 1 bulan 10


hari

: 11-09-2020

Tanggal Pelaksanaan PB : Tanggal 2/3 MP + Denda

: 11-09-2020 + 1 bulan

: 11-10-2020

b) Rehabilitasi tidak diperhitungkan dalam pidana pokok dalam putusan


pengadilan.

(1) Rehabilitasi dilaksanakan setelah menjalani Pidana Penjara

Nama : Joko

Umur : 29 Tahun

Jenis : Laki-Laki
Kelamin

Agama : Islam

53
No. Register : BI.88/D/2018

Perkara : Narkotika/ Psl. 127 UU No. 35 Tahun 2009

Masa Pidana : 2 tahun 10 bulan

Rehabilitasi : 6 bulan

Denda : Rp. 500.000.000, Subs. 1 bln penjara

Putusan : PN Tulang Bawang No. 3334/Pid.B/2012/PN.TB/30-11-


2018

Di Tahan : 10-10-2018

(1) Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal ditahan + ((1/3 x Masa


Pidana Pidana) – Remisi)

: 10-10-2018 + ((1/3 x 2 tahun 10 bulan


0 hari ) – 0 bulan)

: 10-10-2018 + (0 tahun 11 bulan 10


hari – 0 bulan )

: 10-10-2018 + 11 bulan 10 hari

: 15-09-2019

(2) Perhitungan 1/2 Masa : Tanggal ditahan + ((1/2 x Masa


Pidana Pidana) – Remisi)

: 10-10-2018 + ((1/2 x 2 tahun 10 bulan


0 hari) – 0 bulan)

: 10-10-2018 + (1 tahun 5 bulan 0 hari


– 0 bulan)

: 10-10-2018 + 1 tahun 5 bulan 0 hari

: 08-03-2020

(3) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa


Pidana Pidana) – Remisi)

54
: 10-10-2018 + ((2/3 x 2 tahun 10 bulan
0 hari ) – 0 bulan)

: 10-10-2018 + (1 tahun 10 bulan 20


hari – 0 bulan)

: 10-10-2018 + 1 tahun 10 bulan 20 hari

: 25-08-2020

Tanggal Pelaksanaan PB : Tanggal 2/3 MP + Denda + Masa


Rehabilitasi

: 25-08-2020 + 1 bulan + 6 bulan

: 23-03-2021

Catatan : Untuk pelaksanaan Rehabilitasi agar di serahkan kepada


kejaksaan dengan berita acara penyerahan.

(2) Rehabilitasi di laksanakan sebelum menjalani pidana penjara

Nama : Heru

Umur : 29 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

No. Register : BI.88/D/2018

Perkara : Narkotika/ Psl. 127 UU No. 35 Tahun 2009

Masa Pidana : 2 tahun 0 bulan

Rehabilitasi : 10 bulan

Denda : Rp. 500.000.000, Subs. 1 bln penjara

Putusan : PN Tulang Bawang No. 3334/Pid.B/2012/PN.TB/30-


11-2018

Di Tahan : 10-10-2018

55
(1) Perhitungan 1/3 Masa Pidana : Tanggal ditahan + (((1/3 x (Masa
Pidana + Rehabilitasi)) – Remisi))

: 10-10-2018 + (((1/3 x (2 tahun 0


bulan 0 hari + 10 bulan)) – 0
bulan))

: 10-10-2018 + (0 tahun 11 bulan 10


hari – 0 bulan )

: 10-10-2018 + 11 bulan 10 hari

: 15-09-2019

(2) Perhitungan 1/2 Masa Pidana : Tanggal ditahan + (((1/2 x (Masa


Pidana + Rehabilitasi)) – Remisi))

: 10-10-2018 + (((1/2 x (2 tahun 0


bulan 0 hari + 10 bulan )) – 0
bulan))

: 10-10-2018 + (1 tahun 5 bulan 0


hari – 0 bulan)

: 10-10-2018 + 1 tahun 5 bulan 0 hari

: 08-03-2020

(3) Perhitungan 2/3 Masa Pidana : Tanggal ditahan + (((2/3 x (Masa


Pidana + Rehabilitasi)) – Remisi))

: 10-10-2018 + (((2/3 x (2 tahun 0


bulan 0 hari + 10 bulan )) – 0
bulan))

: 10-10-2018 + (1 tahun 10 bulan 20


hari – 0 bulan)

: 10-10-2018 + 1 tahun 10 bulan 20


hari

: 25-08-2020

56
Tanggal Pelaksanaan PB : Tanggal 2/3 MP + Denda

: 25-08-2020 + 1 bulan

: 24-09-2020

5) Contoh Perhitungan 1/3, 1/2 dan 2/3 masa pidana Bagi Narapidana
Seumur Hidup yang mendapatkan Perubahan Pidana menjadi pidana
sementara.

Nama : Dedi Setiawan

Umur : 29 Tahun

Jenis : Laki-Laki
Kelamin

Agama : Kristen

No. Register : BI.88/D/2017

Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009

Pidana : Seumur Hidup

Putusan : PN Tulang Bawang No. 3334/Pid.B/2011/PN.TB/30-11-2011

Di Tahan : 13-01-2005

Perubahan : 20 Tahun
Pidana

Denda : Rp. 500.000.000, Subs. 1 bln penjara

Tgl : 17-08-2018
Pemberian
Perubahan
Pidana

Remisi yang diperoleh


- RK 2019 : 0 bulan 15 hari
- RU 2019 : 2 bulan 0 hari (+)
- Jumlah Remisi : 2 bulan 15 hari

57
a) Perhitungan 1/3 : Tanggal ditahan + ((1/3 x Perubahan Pidana)
Masa Pidana – Remisi)

: 13-01-2005 + ((1/3 x 20 tahun 0 bulan 0 hari )


– 2 bulan 15 hari)

: 13-01-2005 + (6 tahun 8 bulan 0 hari – 2 bulan


15 hari)

: 13-01-2005 + 6 tahun 5 bulan 15 hari

: 27-06-2011

b) Perhitungan 1/2 : Tanggal ditahan + ((1/2 x Perubahan Pidana)


Masa Pidana – Remisi)

: 13-01-2005 + ((1/2 x 20 tahun 0 bulan 0 hari )


– 2 bulan 15 hari)

: 13-01-2005 + (10 tahun 0 bulan 0 hari – 2


bulan 15 hari)

: 13-01-2005 + 9 tahun 9 bulan 15 hari

: 25-10-2014

c) Perhitungan 2/3 : Tanggal ditahan + ((2/3 x Perubahan Pidana)


Masa Pidana – Remisi)

: 13-01-2005 + ((2/3 x 20 tahun 0 bulan 0 hari) –


2 bulan 15 hari)

: 13-01-2005 + (13 tahun 4 bulan 0 hari – 2


bulan 15 hari)

: 13-01-2005 + 13 tahun 1 bulan 15 hari

: 27-02-2018

Tanggal Pelaksanaan PB : Tanggal 2/3 MP + Denda

: 27-02-2018 + 1 bulan

: 29-03-2018

58
3) PERHITUNGAN MULAI MENJALANKAN ASIMILASI KERJA SOSIAL YANG
LAMANYA 1/2 DARI SISA MASA PIDANA BAGI NARAPIDANA TINDAK
PIDANA TERORISME, NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA, KORUPSI, KEJAHATAN TRANSNASIONAL
TERORGANISASI LAINNYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2012

1. Bagi Narapidana yang tanggal 2/3 masa pidananya jatuh sebelum


tanggal sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) Lapas, maka
menghitung 1/2 sisa pidananya sejak tanggal Sidang Tim Pengamat
Pemasyarakatan (TPP) Lapas.
 Contoh Perhitungan tanggal mulai Asimilasi Kerja Sosial dimulai sejak
tanggal Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) Lapas.

Nama : Hendra Hermawan


Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2017
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 5 Tahun
Denda : Rp. 800.000.000, subsider 3 penjara
Putusan : PN Tulang Bawang No.44/Pid.B/2012/PN.TB/27-07-
2017
Di Tahan : 12-02-2017
Remisi yang diperoleh : 10 bulan
Tgl Sidang TPP Lapas :18-12-2019

a) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 12-02-2017 + ((2/3 x 5 tahun 0 bulan 0


hari) – 10 bulan 0 hari)

59
: 12-02-2017 + (3 tahun 4 bulan 0 hari – 10
bulan 0 hari)

: 11-08-2019

b) Tgl Bebas Awal : Tgl. Ditahan + Masa Pidana

: 12-02-2017 + 5 tahun 0 bulan 0 hari

: 12-02-2022

c) Tgl. Bebas Akhir : Tgl. Bebas Awal - Remisi

: 12-02-2022 – 10 bulan 0 hari

: 18-04-2021

d) Tgl Sidang TPP Lapas : 18-12-2019

e) Tgl Pelaksaan Asimilasi : Tgl. Sidang TPP Lapas


Kerja Sosial
: 18-12-2019

f) Tgl Berakhirnya : Tgl. Sidang TPP Lapas + 1/2 x ( Tgl


Pelaksanaan Asimilasi Sidang TPP Lapas s.d Tgl Bebas Akhir)
Kerja Sosial
: 18-12-2019 + 1/2 x (18-12-2019 s.d 18-
04-2021)

: 18-12-2019 + 1/2 x (16 bulan 7 hari)

: 18-12-2019 + 8 bulan 4 hari

: 18-08-2020

g) Tgl Pelaksanaan : Tgl. Berakhirnya Pelaksanaan Asimilasi


Pembebasan Bersyarat Kerja Sosial di Lapas + Denda

: 18-08-2020 + 3 bulan

: 16-11-2020

60
2. Bagi Narapidana yang tanggal 2/3 masa pidananya jatuh setelah tanggal
Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) Lapas, maka tanggal mulai
menjalani asimilasi kerja sosial dihitung sejak tanggal 2/3 masa pidana
Narapidana yang bersangkutan.

 Contoh perhitungan tanggal mulai Asimilasi Kerja Sosial dihitung sejak


tanggal 2/3 masa pidana
Nama : Lio Isan Bin Tituss Darkasi
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2016
Perkara : Narkotika/ Psl. 114 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 6 Tahun
Denda : Rp. 1.000.000.000, subsider 1 bulan penjara
Putusan : Pn Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/15-12-
2016
Di Tahan : 27-07-2016
Remisi yang diperoleh : 3 bulan
Tgl Sidang TPP Lapas : 01-04-2020

a) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 27-07-2016 + ((2/3 x 6 tahun 0 bulan 0


hari) – 3 bulan 0 hari)

: 27-07-2016 + (4 tahun 0 bulan 0 hari – 3


bulan 0 hari)

: 22-04-2020

b) Tgl Bebas Awal : Tgl. Ditahan + Masa Pidana

: 27-07-2016 + 6 tahun 0 bulan 0 hari

: 27-07-2022

61
c) Tgl. Bebas Akhir : Tgl. Bebas Awal - Remisi

: 27-07-2022– 3 bulan 0 hari

: 28-04-2022

d) Tgl Pelaksaan Asimilasi : Tgl. 2/3 Masa Pidana


Kerja Sosial
: 22-04-2020

e) Tgl Berakhirnya : Tgl 2/3 Masa Pidana + 1/2 x (Tgl. 2/3


Pelaksanaan Asimilasi Masa Pidana s.d Tgl Bebas Akhir)
Kerja Sosial
: 22-04-2020 + 1/2 x (22-04-2020 s.d 28-
04-2022)

: 22-04-2020 + 1/2 x (24 bulan 16 hari)

: 22-04-2020 + (12 bulan 8 hari)

: 25-04-2021

f) Tgl Pelaksanaan : Tgl. Berakhirnya Pelaksanaan Asimilasi


Pembebasan Bersyarat Kerja Sosial di Lapas + Denda

: 25-04-2021 + 1 bulan

: 25-05-2021

3. Bagi Narapidana yang menjalani asimilasi kerja sosial masih mendapatkan


remisi.

62
4) PERHITUNGAN MULAI MENJALANI PIDANA KURUNGAN PENGGANTI
DENDA BAGI NARAPIDANA

1. Perhitungan mulai menjalani pidana kurungan pengganti denda dari


tanggal 2/3 (dua pertiga)

Nama : Joni Saputro


Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2018
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 4 Tahun
Denda : Rp. 200.000.000, subsider 2 penjara
Putusan : Pengadilan Negeri, No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/19-04-
2018
Di Tahan : 15-12-2017
Remisi yang diperoleh :
- RK 2018 : 0 bulan15 hari
- RU 2018 : 1 bulan 0 hari
- RK 2019 : 1 bulan 0 hari
- RU 2019 : 3 bulan 0 hari (+)
- Jumlah Remisi : 5 bulan 15 hari

a) Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal ditahan + ((1/3 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 15-12-2017 + ((1/3 x 4 tahun 0 bulan 0 hari)


– 5 bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + (1 tahun 4 bulan 0 hari – 5


bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + 0 tahun 10 bulan 15 hari

: 26-10-2018

63
b) Perhitungan 1/2 Masa : Tanggal ditahan + ((1/2 x Masa Pidana) –
Pidana Remisi)

: 15-12-2017 + ((1/2 x 4 tahun 0 bulan 0 hari)


– 5 bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + (2 tahun 0 bulan 0 hari – 5


bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + 1 tahun 6 bulan 15 hari

: 28-06-2019

c) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 15-12-2017 + ((2/3 x 4 tahun 0 bulan 0 hari)


– 5 bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + (2 tahun 8 bulan 0 hari – 5


bulan 15 hari)

: 15-12-2017 + 2 tahun 2 bulan 15 hari

: 28-02-2020

Tanggal Pelaksanaan PB : Tanggal 2/3 MP + Subsider Denda

: 28-02-2020 + 2 bulan

: 28-04-2020

2. Bagi narapidana yang mengalami keterlambatan dalam pengusulan


Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat
sementara harus menjalani pidana kurungan pengganti denda, maka
perhitungan mulai menjalani pidana kurungan pengganti denda yaitu sejak
tanggal disetujui Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti
Bersyarat pada sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) Lapas.
Ilustrasi Perhitungan :
Nama : Samuji
Umur : 25 tahun

64
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2016
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 4 tahun 10 bulan
Denda : Rp. 800.000.000 subsider 4 penjara
Putusan : PN Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/30-09-
2017
Di Tahan : 01-05-2017
Remisi yang diperoleh :
- RK 2018 : 1 bulan
- RU 2018 : 2 bulan
- RK 2019 : 1 bulan
- RU 2019 : 3 bulan (+)
- Jumlah Remisi : 7 bulan
Tanggal Sidang TPP Lapas : 01-01-2020

a) Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal ditahan + ((1/3 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 01-05-2017 + ((1/3 x 4 tahun 10 bulan 0 hari)


– 7 bulan)

: 01-05-2017 + (1 tahun 7 bulan 10 hari – 7


bulan)

: 01-05-2017 + 1 tahun 0 bulan 10 hari

: 11-05-2018

b) Perhitungan 1/2 Masa : Tanggal ditahan + ((1/2 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 01-05-2017 + ((1/2 x 4 tahun 10 bulan 0 hari )


– 7 bulan)

: 01-05-2017 + (2 tahun 5 bulan 0 hari – 7


bulan)

65
: 01-05-2017 + 1 tahun 8 bulan 0 hari

: 27-12-2018

c) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 01-05-2017 + ((2/3 x 4 tahun 10 bulan 0 hari )


– 7 bulan)

: 01-05-2017 + (3 tahun 2 bulan 20 hari – 7


bulan )

: 01-05-2017 + 2 tahun 7 bulan 20 hari

: 17-12-2019

d) Tanggal Pelaksanaan PB : Tanggal TPP Lapas + Subsider Denda

: 01-01-2020 + 4 bulan

: 30-04-2020

5) PERHITUNGAN PELAKSANAAN PEMBEBASAN BERSYARAT SETELAH


MENDAPATKAN REMISI BAGI NARAPIDANA

a) Contoh Perhitungan Pelaksanaan PB setelah mendapatkan Remisi tidak


ada subsider:
Nama : Yato
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.999/D/2018
Perkara : Narkotika/ Psl. 127 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 2 tahun 8 bulan
Putusan : PN Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/ 30-08-2018
Denda : Rp. -
Di Tahan : 03-01-2018

66
Remisi yang diperoleh :
- RK 2019 : - bulan
- RU 2019 : 2 bulan (+)
Jumlah Remisi : 2 bulan

Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) – Remisi)


Pidana sebelum
: 03-01-2018 + ((2/3 x 2 tahun 8 bulan 0 hari) – 0
mendapatkan Remisi
bulan)

: 03-01-2018 + (1 tahun 9 bulan 10 hari – 0 bulan)

: 03-01-2018 + 1 tahun 9 bulan 10 hari

: 10-10-2019

Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) – Remisi)


Pidana setelah
: 03-01-2018 + ((2/3 x 2 tahun 8 bulan 0 hari) – 2
mendapatkan Remisi
bulan)

: 03-01-2018 + (1 tahun 9 bulan 10 hari – 2 bulan)

: 03-01-2018 + 1 tahun 7 bulan 10 hari

: 11-08-2019

Tanggal Pelaksanaan : Tanggal Pemberian Remisi


Pembebasan
: 17-08-2019
Bersyarat

b) Contoh Perhitungan Pelaksanaan PB setelah mendapatkan Remisi ada


subsider:
Nama : Roni Sastra
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.77/D/2018
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 2 tahun 8 bulan
Putusan : PN Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/30-08-2018
67
Denda : Rp. 800.000.000,- Sub- 3 Penjara
Di Tahan : 03-01-2018
Remisi yang diperoleh :
- RK 2019 : - bulan
- RU 2019 : 2 bulan (+)
Jumlah Remisi : 2 bulan
Tanggal TPP Lapas : 14-08-2019
Tanggal Pemberian RU 2019 : 17-08-2019

Perhitungan 2/3 Masa Pidana : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) –


sebelum mendapatkan Remisi Remisi)

: 03-01-2018 + ((2/3 x 2 tahun 8 bulan 0


hari) – 0 bulan)

: 03-01-2018 + (1 tahun 9 bulan 10 hari – 0


bulan )

: 03-01-2018 + 1 tahun 9 bulan 10 hari

: 10-10-2019

Perhitungan 2/3 Masa Pidana : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) –


setelah mendapatkan Remisi Remisi)

: 03-01-2018 + ((2/3 x 2 tahun 8 bulan 0


hari ) – 2 bulan)

: 03-01-2018 + (1 tahun 9 bulan 10 hari – 2


bulan)

: 03-01-2018 + 1 tahun 7 bulan 10 hari

: 11-08-2019

Tanggal Pelaksanaan : Tanggal Pemberian Remisi + Jumlah


Pembebasan Bersyarat Subsider

: 17-08-2019 + 3 bulan

: 15-11-2019

68
6) CARA MENGHITUNG SISA PIDANA DARI PENCABUTAN PB, CMB DAN CB.
a. Ilustrasi Menghitung Sisa Pidana sampai Ekspirasi Akhir+ Subsider
(apabila ada denda)
Nama : Sugiyanto
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal pelaksanaan PB, : 03-11-2017
CMB, dan CB
Tanggal Ekspirasi Akhir : 17-08-2018
Tanggal Ekspirasi Akhir + : 15-11-2018
Subsider
Sisa Pidana dari : Tgl Pelaksanaan PB, CMB, dan CB sampai Tgl
Pencabutan PB, CMB, Ekspirasi Akhir + Subsider
dan CB : 03-11-2017 sampai 15-11-2018
: 12 Bulan 17 hari

b. Ilustrasi Menghitung Sisa Pidana sampai Ekspirasi Akhir (tidak ada


denda)

Nama : Sugiyanto
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal pelaksanaan PB, : 03-11-2017
CMB, dan CB
Tanggal Ekspirasi Akhir : 17-08-2018
Sisa Pidana dari : Tgl Pelaksanaan PB, CMB, dan CB sampai Tgl
Pencabutan PB, CMB, Ekspirasi Akhir
dan CB : 03-11-2017 sampai 17-08-2018
: 9 Bulan 17 hari

c. Selama menjalani sisa pidana tidak mendapatkan pembebasan bersyarat,


cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat.

69
7) PERHITUNGAN PEMBERIAN PB BAGI NARAPIDANA APABILA ADA SISA
PIDANA DARI PENCABUTAN PB, CMB DAN CB.

Ilustrasi Perhitungan :
Nama : Sugianto
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.88/D/2018
Perkara : Narkotika/ Psl. 127 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana baru : 2 tahun 8 bulan
Putusan : PN Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/30-08-2018
Denda : Rp. -
Penahanan pidana baru : 03-01-2018
Remisi yang diperoleh :
- RK 2019 : - bulan
- RU 2019 : - bulan (+)
Jumlah Remisi : - bulan
Sisa Pidana : 6 bulan

Tanggal : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) – Remisi)) +


Pemberian PB Sisa Pidana

: 03-01-2018 + ((2/3 x 2 tahun 8 bulan 0 hari ) – 0 bulan))


+ 6 bulan

: 03-01-2018 + (1 tahun 9 bulan 10 hari – 0 bulan) + 6


bulan

: 03-01-2018 + 1 tahun 9 bulan 10 hari + 6 bulan

: 10-10-2019 + 6 bulan

: 07-04-2020

70
8) PERHITUNGAN PEMBERIAN ASIMILASI KERJA SOSIAL BAGI NARAPIDANA
APABILA ADA SISA PIDANA DARI PENCABUTAN PB, CMB DAN CB

a) Contoh perhitungan tanggal mulai Asimilasi Kerja Sosial dihitung sejak


tanggal 2/3 masa pidana + Sisa Pidana Pencabutan PB

Nama : Koko Agus


Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2016
Perkara : Narkotika/ Psl. 114 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 6 Tahun
Denda : Rp. 1.000.000.000, subsider 5 bulan penjara
Putusan : PN Tulang Bawang No. 13/Pid.B/2012/PN.TB/27-10-
2016
Di Tahan : 08-04-2015
Sisa Pidana Pencabutan PB : 1 Tahun 3 bulan
Remisi yang diperoleh :-
Tgl Sidang TPP Lapas : 25-06-2020

a) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) –


Pidana Remisi)

: 08-04-2015 + ((2/3 x 6 tahun 0 bulan 0


hari) – 0 bulan 0 hari)

: 08-04-2015 + (3 tahun 0 bulan 0 hari – 0


bulan 0 hari)

: 08-04-2019

b) Tgl Bebas Awal : Tgl. Ditahan + Masa Pidana + Sisa


Pidana Pencabutan PB

: 08-04-2015 + 6 tahun 0 bulan 0 hari + 1


tahun 3 bulan 0 hari

: 07-07-2022

71
c) Tgl. Bebas Akhir : Tgl. Bebas Awal - Remisi

: 07-07-2022 – 0 bulan 0 hari

: 07-07-2022

d) Tgl Sidang TPP Lapas : 25-06-2020

e) Tgl Pelaksaan Asimilasi : Tgl. 2/3 Masa Pidana + Sisa Pidana


Kerja Sosial Pencabutan PB

: 08-04-2019 + 1 Tahun 3 Bulan 0 hari

: 07-07-2020

f) Tgl Berakhirnya : Tgl 2/3 Masa Pidana + Sisa Pidana


Pelaksanaan Asimilasi Pencabutan PB + (1/2 x ( Tgl 2/3 Masa
Kerja Sosial Pidana + Sisa Pidana Pencabutan PB
s.d Tgl Bebas Akhir))

: 07-07-2020 + 1 tahun 3 bulan 0 hari +


(1/2 x (08-04-2019 + 1 tahun 3 bulan 0
hari s.d 07-07-2022))

: 07-07-2020 + (1/2 x (07-07-2020 s.d 07-


07-2022))

: 07-07-2020 + (1/2 x (24 bulan 10 hari))

: 07-07-2020 + (12 bulan 5 hari )

: 07-07-2021

g) Tgl Pelaksanaan : Tgl. Berakhirnya Pelaksanaan Asimilasi


Pembebasan Bersyarat Kerja Sosial di Lapas + Denda

: 07-07-2021 + 5 bulan

: 04-12-2021

72
b) Contoh Perhitungan tanggal mulai Asimilasi Kerja Sosial dimulai sejak
tanggal Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) Lapas.

Nama : Koko Joko


Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2016
Perkara : Narkotika/ Psl. 114 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 7 Tahun
Denda : Rp. 800.000.000, subsider 4 bulan penjara
Putusan : PN Tulang Bawang No. 13/Pid.B/2012/PN.TB/ 27-10-2016
Di Tahan : 08-04-2015
Sisa Pidana Pencabutan : 6 bulan
Remisi yang diperoleh :-
Tgl Sidang TPP Lapas : 29-06-2020

a) Perhitungan 2/3 Masa : Tanggal ditahan + ((2/3 x Masa Pidana) – Remisi)


Pidana
: 08-04-2015 + ((2/3 x 7 tahun 0 bulan 0 hari) – 0 bulan 0
hari)

: 08-04-2015 + (4 tahun 8 bulan 0 hari – 0 bulan 0 hari)

: 04-12-2019

b) Tgl Bebas Awal : Tgl. Ditahan + Masa Pidana + Sisa Pidana Pencabutan
PB

: 08-04-2015 + 7 tahun 0 bulan 0 hari + 0 tahun 6 bulan 0


hari

: 05-10-2022

c) Tgl. Bebas Akhir : Tgl. Bebas Awal - Remisi

: 05-10-2022 – 0 bulan 0 hari

: 05-10-2022

d) Tgl Sidang TPP Lapas : 29-06-2020

73
e) Tgl Pelaksaan Asimilasi : Tgl Sidang TPP Lapas
Kerja Sosial
: 29-06-2020

f) Tgl Berakhirnya : Tgl Sidang TPP Lapas + (1/2 x (Tgl. Sidang TPP Lapas
Pelaksanaan Asimilasi s.d Tgl Bebas Akhir))
Kerja Sosial
: 29-06-2020 + (1/2 x (29-06-2020 s.d 05-10-2022))

: 29-06-2020 + (1/2 x (27 bulan 18 hari))

: 29-06-2020 + (13 bulan 24 hari)

: 17-08-2021

g) Tgl Pelaksanaan : Tgl. Berakhirnya Pelaksanaan Asimilasi Kerja Sosial di


Pembebasan Bersyarat Lapas + Denda

: 17-08-2021 + 6 bulan

: 13-02-2022

74
BAB III
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PROGRAM INTEGRASI ANAK
(ASIMILASI, CUTI MENGUNJUNGI KELUARGA, PEMBEBASAN BERSYARAT, CUTI
MENJELANG BEBAS DAN CUTI BERSYARAT BAGI ANAK)

1. PEMBERIAN PROGRAM ASIMILASI BAGI ANAK


1) Ketentuan Pengusulan Pemberian Asimilasi
 Asimilasi dapat diberikan kepada Anak yang memenuhi syarat, antara lain:
a. berkelakuan baik yang dibuktikan dengan tidak sedang menjalani
hukuman disiplin dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terakhir.
b. aktif mengikuti program pembinaan dengan baik.
c. telah menjalani masa pidana paling singkat 3 (tiga) bulan.
 Asimilasi tidak diberikan kepada Anak :
a. Yang terancam jiwanya; atau
b. Yang sedang menjalani pidana penjara seumur hidup.
 Asimilasi Anak dilaksanakan dalam bentuk :
a. Kegiatan pendidikan;
b. Latihan keterampilan;
c. Kegiatan kerja sosial; dan
d. Pembinaan lainnya di lingkungan masyarakat.

Asimilasi dapat dilaksanakan secara mandiri dan/atau bekerjasama dengan


pihak ketiga. Anak dapat diberikan asimilasi berdasarkan hasil pengawasan
program pembinaan, dan evaluasi oleh Pembimbing Kemasyarakatan melalui
penelitian kemasyarakatan. Anak yang menjalankan Asimilasi di luar LPKA
dilaksanakan dalam waktu paling lama 9 (sembilan) jam dalam sehari
termasuk waktu dalam perjalanan. Asimilasi tidak boleh dilaksanakan pada
hari minggu atau hari libur nasional. Kepala LPKA bertanggung jawab atas
keamanan pelaksanaan Asimilasi.

2) Kelengkapan Dokumen Pengusulan Pemberian Asimilasi


a fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala LPKA.

75
c laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d salinan register F dari Kepala LPKA.
e salinan daftar perubahan dari Kepala LPKA.
f surat pernyataan dari Anak tidak akan melarikan diri dan tidak melakukan
perbuatan melanggar hukum.
g surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, lembaga sosial, instansi
pemerintah, instansi swasta atau yayasan yang diketahui oleh lurah atau
kepala desa atau nama lain yang menyatakan :
1. Anak tidak akan melarikan diri dan tidak melakukan perbuatan
melanggar hukum.
2. membantu dalam membimbing dan mengawasi Anak selama
mengikuti program Asimilasi.
h Bagi Anak Warga Negara Asing selain harus memenuhi kelengkapan
dokumen sebagaimana dimaksud pada point a – g, juga harus melengkapi:
1) Surat jaminan tidak melarikan diri dan akan menaati persyaratan yang
telah ditentukan dari :
a. kedutaan besar/ konsulat negara; dan
b. keluarga, orang, atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Anak selama berada di wilayah Indonesia.
2) Surat keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat imigrasi
yang ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan
dari kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan).
3) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada huruf (h) point 2 diajukan
oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan kepada Direktur Jenderal Imigrasi
4) Direktur Jenderal Imigrasi menyampaikan surat keterangan sebagaimana
dimaksud pada point 3 paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak
tanggal permohonan diterima.
3) Mekanisme Pengusulan Pemberian Asimilasi Bagi Anak
a. Lembaga Pembinaan Khusus Anak
1) Pengusulan
a) Petugas LPKA mendata Anak yang akan diusulkan mendapatkan
Asimilasi.

76
b) Pemenuhan syarat pemberian Asimilasi dan kelengkapan dokumen
wajib dimintakan setelah 7 (tujuh) hari Anak berada di LPKA.
c) Kelengkapan dokumen usulan Asimilasi wajib dipenuhi paling lama 3
(tiga) bulan sejak Anak berada di LPKA.
d) TPP LPKA merekomendasikan usulan Asimilasi kepada Kepala
LPKA berdasarkan data Anak yang telah memenuhi syarat.
e) Apabila Kepala LPKA menyetujui usulan berdasarkan rekomendasi
TPP LPKA, selanjutnya Kepala LPKA menyampaikan usulan
tersebut kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan dengan
tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan Asimilasi di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui Sistem Database Pemasyarakatan Fitur
Integrasi
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan Asimilasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas Lapas/LPKA/Rutan
melakukan perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung
sejak pengembalian usulan Asimilasi diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian Asimilasi disampaikan kembali
oleh Kepala Lapas/LPKA/Rutan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan untuk mendapatkan persetujuan dengan tembusan
Kepala Kantor Wilayah.

1) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak Salinan Keputusan Asimilasi yang sudah
mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan 3
(tiga) hari sebelum tanggal pelaksanaan.
b) Petugas melakukan pengecekan terhadap Salinan Keputusan
Asimilasi terkait.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Asimilasi
disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

77
b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.
1) Pengusulan.
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian Asimilasi dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak tanggal usulan
Asimilasi kepada Kepala Kantor Wilayah.
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan Asimilasi kepada
Kepala Kantor Wilayah;
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan
Asimilasi kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan

2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan Salinan Keputusan Asimilasi yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa Salinan Keputusan Asimilasi.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Asimilasi
disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

78
c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian Asimilasi dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal usulan pemberian
Asimilasi diterima dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan
Asimilasi dikembalikan kepada Kepala Lapas/LPKA/Rutan. untuk
dilakukan perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan pemberian
Asimilasi.
d) Petugas berdasarkan penetapan Keputusan Asimilasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT Pemasyarakatan
dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.

2. PEMBERIAN PROGRAM CUTI MENGUNJUNGI KELUARGA BAGI ANAK


1) Ketentuan Pengusulan Pemberian Cuti Mengunjungi Keluarga
Cuti Mengunjungi Keluarga diberikan kepada Anak yang telah memenuhi syarat
antara lain :
a. Berkelakuan baik dan tidak pernah melakukan pelanggaran tata tertib dalam
tahun berjalan.
b. Masa pidana paling singkat 6 (enam) bulan bagi Anak.
c. Telah menjalani masa pembinaan bagi Anak paling singkat 3 (tiga) bulan.
d. Tidak terlibat perkara lain yang dijelaskan dalam surat keterangan dari pihak
Kejaksaan Negeri setempat.
e. Ada permintaan dari salah satu pihak keluarga yang harus diketahui oleh
ketua rukun tetangga dan lurah atau kepala desa setempat.
f. Ada jaminan keamanan dari pihak keluarga termasuk jaminan tidak akan
melarikan diri yang diketahui oleh ketua rukun tetangga dan lurah atau
kepala desa setempat atau nama lainnya.
g. Telah layak untuk diberikan izin Cuti Mengunjungi Keluarga berdasarkan
pertimbangan tim pengamat pemasyarakatan atas dasar laporan penelitian
kemasyarakatan dari Bapas setempat, tentang pihak keluarga yang akan
menerima Anak, keadaan lingkungan masyarakat sekitarnya dan pihak lain
yang ada hubungannya dengan Anak yang bersangkutan.
79
2) Kelengkapan Dokumen Pemberian Cuti Mengunjungi Keluarga
a. Fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. Surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian Cuti
Mengunjungi Keluarga.
c. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat pemberitahuan
dikirim, Cuti Mengunjungi Keluarga tetap diberikan.
d. Salinan register F dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
e. Salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
f. Surat permintaan dari pihak keluarga yang harus diketahui oleh:
1. Ketua rukun tetangga; dan
2. Lurah atau kepala desa setempat atau nama lainnya.
g. Surat pernyataan dari Anak tidak akan melarikan diri dan tidak melakukan
perbuatan melanggar hukum.
h. Surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga yang diketahui oleh lurah
atau kepala desa atau nama lain yang menyatakan Anak tidak melakukan
perbuatan melanggar hukum.
i. Laporan penelitian kemasyarakatan dari Kepala Bapas.
j. Laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas/LPKA/Rutan.
k. Untuk Anak Warga Negara Asing selain memenuhi kelengkapan dokumen
sebagaimana dimaksud diatas, juga harus melengkapi dokumen :
a. Surat jaminan tidak melarikan diri dan anak mentaati persyaratan yang
telah ditentukan dari :
1. Kedutaan besar/ konsulat negara; dan
2. Keluarga. orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Anak selama berada di wilayah Indonesia.
b. Surat keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat imigrasi
yang ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan
dari kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan).

80
3) Mekanisme Pengusulan Pemberian Cuti Mengunjungi Keluarga
a. Lembaga Pembinaan Khusus Anak
a) Petugas Lapas/LPKA/Rutan. melakukan pendataan Anak untuk dapat
diberikan Cuti Mengunjungi Keluarga berdasarkan surat permintaan
keluarga.
b) Pendataan dilakukan terhadap syarat pemberian Cuti Mengunjungi
Keluarga dan kelengkapan dokumen setelah 7 (tujuh) hari Anak berada
di Lapas/LPKA/Rutan.
c) Hasil pendataan dilakukan pemeriksaan dalam sidang Tim Pengamat
Pemasyarakatan Lapas/LPKA/Rutan.
d) TPP Lapas/LPKA/Rutan merekomendasikan usulan pemberian Cuti
Mengunjungi Keluarga kepada Kepala LPKA.
e) Kepala Lapas/LPKA/Rutan menetapkan pemberian Cuti Mengunjungi
Keluarga berdasarkan rekomendasi Tim Pengamat Pemasyarakatan.
Lapas/LPKA/Rutan.
f) Cuti Mengunjungi Keluarga disampaikan kepada LPKA yang
bersangkutan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah dan Direktur
Jenderal Pemasyarakatan serta harus memberitahukan Kepala BAPAS
setempat untuk melakukan pengawasan
g) Cuti Mengunjungi Keluarga dapat diberikan untuk waktu paling lama 2
(dua) hari atau 2 x 24 jam terhitung sejak Anak tiba di tempat kediaman.
h) Cuti Mengunjungi Keluarga dapat diberikan paling singkat 3 (tiga) bulan
sekali.

4) Pelaksanaan Cuti Mengunjungi Keluarga


1. Cuti Mengunjungi Keluarga bagi Anak dilaksanakan dalam bentuk
pengawalan oleh petugas Lapas/LPKA/Rutan.
2. Pengawalan oleh petugas Lapas/LPKA/Rutan dilaksanakan dengan
mengantar Anak yang bersangkutan ke tempat kediaman Keluarga dan
menjemput dari tempat kediaman keluarga untuk kembali ke
Lapas/LPKA/Rutan.
3. Petugas Lapas/LPKA/Rutan dalam melakukan pengawalan wajib mengisi
dan menandatangani berita acara serah terima Anak dengan keluarganya
yang disaksikan oleh ketua RT setempat.

81
4. Anak yang sedang menjalani Cuti Mengunjungi Keluarga wajib lapor diri
kepada ketua RT atau pejabat keamanan setempat
5. Jika dalam pelaksanaan CMK Anak
a. tidak melapor kepada RT atau pejabat keamanan setempat
b. melampau batas waktu pelaksanaan Cuti Mengunjuni Keluarga yang
diizinkan
c. melarikan diri atau menyalahgunakan pelaksanaan CMK maka dapat
dinyatakanmelakukan pelanggaran disiplin dan dapat dijatuhi hukdis
6. Penjatuhan hukuman disiplin / tindakan disiplin dicatat dalam register F
7. Bagi Anak yang dijatuhi hukuman / tindakan disiplin tidak berhak
mendapatkan CMK untuk 1 (satu) tahun berikutnya
8. Kepala Lapas/LPKA/Rutan wajib menyampaikan laporan kepada Kakanwil
dan Dirjenpas mengenai pelanggaran CMK dan penjatuhan disiplin

3. PEMBERIAN PROGRAM PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI ANAK


1) Ketentuan Pengusulan Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi Anak
 Pembebasan bersyarat dapat diberikan kepada Anak yang telah memenuhi
syarat:
a. Telah menjalani masa pidana paling sedikit 1/2 (satu per dua) masa
pidana; dan
b. Berkelakuan baik selama menjalani masa pidana paling singkat 3 (tiga)
bulan terakhir dihitung sebelum tanggal 1/2 (satu per dua) masa pidana.
 Apabila Anak dijatuhi pidana kumulatif berupa pidana penjara dan pidana
denda, pidana denda diganti dengan pelatihan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Anak yang memperoleh Pembebasan Bersyarat dapat terlebih dahulu
melaksanakan pelatihan kerja sebelum menjalani Pembebasan Bersyarat.
Pelatihan kerja dilaksanakan di lembaga lain yang ditunjuk sesuai
rekomendasi Pembimbing Kemasyarakatan,
 Selama menjalani pelatihan kerja pengganti pidana denda, Anak tinggal
bersama orangtua/ wali, lembaga sosial, atau lembaga lain yang ditunjuk.

82
2) Kelengkapan Dokumen Pengusulan Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi
Anak
a. Fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. Fotokopi akta kelahiran atau surat keterangan dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan
yang menerangkan bahwa Anak belum berumur 18 (delapan belas) tahun.
c. Laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas/LPKA/Rutan.
d. Laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
e. Surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Pembebasan Bersyarat terhadap Anak yang bersangkutan.
f. Dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat pemberitahuan
dikirim, pembebasan bersyarat tetap diberikan.
g. Salinan register F dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
h. Salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
i. Surat pernyataan dari Anak tidak akan melakukan perbuatan melanggar
hukum.
j. Surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, wali, lembaga sosial, instansi
pemerintah, instansi swasta atau Yayasan yang diketahui oleh lurah atau
kepala desa atau nama lain yang menyatakan bahwa :
1. Anak tidak akan melarikan diri dan/ atau tidak melakukan perbuatan
melanggar hukum; dan
2. Membantu dalam membimbing dan mengawasi Anak selama mengikuti
program Pembebasan Bersyarat.
k. Bagi Anak Warga Negara Asing selain harus memenuhi syarat tersebut di
atas, juga harus melengkapi dokumen :
a. Surat jaminan tidak akan melarikan diri dan akan menaati persyaratan
yang telah ditentukan dari :
1. Kedutaan besar/ konsulat negara;
2. Keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Anak selama berada di wilayah Indonesia.
b. Surat keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat imigrasi
yang ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan
83
dari kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan), dan
c. Surat keterangan tidak terdaftar dalam red notice dan jaringan kejahatan
transnasional terorganisasi lainnya dari Sekretariat NCB – Interpol
Indonesia.
d. Dirjen Imigrasi menyampaikan surat keterangan paling lama 12 (dua
belas) hari.

3) Mekanisme Pengusulan Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi Anak


a. Lembaga Pembinaan Khusus Anak
1) Pengusulan
a) Petugas Lapas/LPKA/Rutan mendata kelengkapan dokumen Anak
yang akan diusulkan Pemberian Pembebasan Bersyarat.
b) Pemenuhan syarat pemberian Pembebasan Bersyarat dan
kelengkapan dokumen dimulai setelah 7 (tujuh) hari Anak berada di
Lapas/LPKA/Rutan.
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama 1/3 (satu per tiga)
masa pidana sejak Anak berada di Lapas/LPKA/Rutan.
d) TPP Lapas/LPKA/Rutan merekomendasikan usulan Pembebasan
Bersyarat kepada Kepala Lapas/LPKA/Rutan berdasarkan data Anak
yang telah memenuhi syarat.
e) Apabila Kepala Lapas/LPKA/Rutan menyetujui usulan berdasarkan
rekomendasi TPP Lapas/LPKA/Rutan, selanjutnya Kepala
Lapas/LPKA/Rutan menyampaikan usulan tersebut kepada Direktur
Jenderal Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan Pembebasan Bersyarat di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui Sistem Database Pemasyarakatan Fitur
Integrasi.
g) Apabila dari hasil verifikasi ada permintaan perbaikan usulan
Pembebasan Bersyarat dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan, maka
Dirjenpas mengembalikan usul pemberian PB kepada Ka
Lapas/LPKA/Rutan untuk dilakukan perbaikan dengan tembusan
Kakanwil
h) Petugas melakukan perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
terhitung sejak pengembalian usulan Pembebasan Bersyarat diterima;
84
i) Hasil perbaikan usulan pemberian Pembebasan Bersyarat
disampaikan kembali oleh Kepala Lapas/LPKA/Rutan kepada Direktur
Jenderal Pemasyarakatan untuk mendapatkan persetujuan dengan
tembusan Kepala Kantor Wilayah.

2) Penyelesaian
a) Petugas harus mencetak Salinan Keputusan Pembebasan Bersyarat
disertai Buku Pembebasan Bersyarat Anak (Buku Veerlop) yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan
3 (tiga) hari sebelum tanggal 1/2 (satu per dua);
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan
Pembebasan Bersyarat disertai Buku Pembebasan Bersyarat Anak
(Buku Veerlop);
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Pembebasan
Bersyarat disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham


1) Pengusulan
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian Pembebasan
Bersyarat dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) Hari terhitung
sejak tanggal usulan Pembebasan Bersyarat diterima dari Kepala
Lapas/LPKA/Rutan.
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan Pembebasan
Bersyarat kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan
Pembebasan Bersyarat kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

2) Penyelesaian
a) Petugas mencetak tembusan Salinan Keputusan Pembebasan
Bersyarat disertai Buku Pembebasan Bersyarat Anak (Buku Verlop)
yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan
Pembebasan Bersyarat disertai Buku Pembebasan Bersyarat Anak
(Buku Veerlop).
85
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Pembebasan
Bersyarat disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan


a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian Pembebasan Bersyarat
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal usul
pemberian Pembebasan Bersyarat diterima dari Kepala
Lapas/LPKA/Rutan.
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan
Pembebasan Bersyarat dikembalikan kepada Kepala Lapas/LPKA/Rutan
untuk dilakukan perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor
Wilayah.
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan pemberian
Pembebasan Bersyarat.
d) Petugas berdasarkan penetapan Keputusan Pembebasan Bersyarat dari
Direktur Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke
Lapas/LPKA/Rutan dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.

4. PEMBERIAN PROGRAM CUTI MENJELANG BEBAS BAGI ANAK


1) Ketentuan Pengusulan Pemberian Cuti Menjelang Bebas Bagi Anak
Cuti Menjelang Bebas diberikan kepada Anak yang telah memenuhi syarat
antara lain:
a) Telah menjalani paling sedikit 1/2 (satu per dua) masa pidana; dan
b) Berkelakuan baik selama menjalani masa pidana paling sedikit 3 (tiga) bulan
terakhir dihitung sebelum tanggal 1/2 (satu per dua) masa pidana.
Lamanya Cuti Menjelang Bebas adalah sebesar remisi terakhir, paling lama 6
(enam) bulan.

2) Kelengkapan Dokumen Pengusulan Pemberian Cuti Menjelang Bebas Bagi Anak


a) Fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b) Laporan perkembangan pembinaan Anak yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas/LPKA/Rutan.
86
c) Laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d) Surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian Cuti
Menjelang Bebas terhadap Anak yang bersangkutan.
e) Dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 7(tujuh) hari kerja terhitung sejak surat pemberitahuan
dikirim, pembebasan bersyarat tetap diberikan.
f) Salinan register F dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
g) Salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
h) Surat pernyataan dari Anak tidak akan melakukan perbuatan melanggar
hukum.
i) Surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga atau wali, atau lembaga
sosial atau yayasan yang diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama
lain yang menyatakan bahwa :
1. Anak tidak akan melarikan diri dan/ atau tidak melakukan perbuatan
melanggar hukum; dan
2. Membantu dalam membimbing dan mengawasi Anak selama mengikuti
program Cuti Menjelang Bebas.
j) Bagi Anak Warga Negara Asing selain memenuhi kelengkapan dokumen
sebagaimana dimaksud diatas, juga harus melengkapi dokumen :
a. Surat jaminan tidak melarikan diri dan akan mentaati persyaratan yang
telah ditentukan dari :
1. Kedutaan besar/ konsulat negara; dan
2. Keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Anak selama berada di wilayah
Indonesia.
b. Surat keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat imigrasi
yang ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan
dari kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan), dan
c. Surat keterangan tidak terdaftar dalam red notice dan jaringan
kejahatan transnasional terogranisasi lainnya dari Sekretariat NCB –
Interpol Indonesia.
d. Direktur Jenderal Imigrasi menyampaikan surat keterangan paling lama
12 (dua belas) hari.
87
3) Mekanisme Pengusulan Pemberian Cuti Menjelang Bebas Bagi Anak
a. Lembaga Pembinaan Khusus Anak
1) Pengusulan
a) Petugas Lapas/LPKA/Rutan mendata Anak yang akan diusulkan
Pemberian Cuti Menjelang Bebas.
b) Pemenuhan syarat pemberian Cuti Menjelang Bebas dan kelengkapan
dokumen dimulai setelah 7 (tujuh) hari Anak berada di
Lapas/LPKA/Rutan.
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama sejak 3 (tiga) bulan
Anak berada di Lapas/LPKA/Rutan.
d) TPP Lapas/LPKA/Rutan merekomendasikan usulan Cuti Menjelang
Bebas kepada Kepala Lapas/LPKA/Rutan berdasarkan data Anak yang
telah memenuhi syarat.
e) Apabila Kepala Lapas/LPKA/Rutan menyetujui usulan berdasarkan
rekomendasi TPP Lapas/LPKA/Rutan, selanjutnya Kepala
Lapas/LPKA/Rutan menyampaikan usulan tersebut kepada Direktur
Jenderal Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan Cuti Menjelang Bebas di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui Sistem Database Pemasyarakatan Fitur
Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan Cuti Menjelang Bebas dari
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan
perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak
pengembalian usulan Cuti Menjelang Bebas diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian Cuti Menjelang Bebas disampaikan
kembali oleh Kepala Lapas/LPKA/Rutan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan untuk mendapatkan persetujuan dengan tembusan
Kepala Kantor Wilayah.

2) Penyelesaian
a) Petugas harus mencetak Salinan Keputusan Cuti Menjelang Bebas
yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan 3 (tiga) hari sebelum tanggal pelaksanaan.

88
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan Cuti
Menjelang Bebas.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Cuti
Menjelang Bebas disampaikan Kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM


1) Pengusulan
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian Cuti Menjelang Bebas
dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak tanggal
usulan Cuti Menjelang Bebas diterima dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan Cuti Menjelang Bebas
kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan Cuti
Menjelang Bebas kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

2) Penyelesaian
a) Petugas mencetak tembusan Salinan Keputusan Cuti Menjelang Bebas
yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan Cuti
Menjelang Bebas.
c) Apabila terdapat kesalahan perhitungan terhadap Salinan Keputusan
Cuti Menjelang Bebas disampaikan Kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.

c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan


a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian Cuti Menjelang Bebas
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal usul
pemberian Cuti Menjelang Bebas diterima dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan;
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan Cuti
Menjelang Bebas dikembalikan kepada Kepala Lapas/LPKA/Rutan untuk
dilakukan perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah;

89
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan pemberian
Cuti Menjelang Bebas;
d) Petugas berdasarkan penetapan Keputusan Cuti Menjelang Bebas dari
Direktur Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke
Lapas/LPKA/Rutan dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.

5. PEMBERIAN PROGRAM CUTI BERSYARAT BAGI ANAK


1) Ketentuan Pengusulan Pemberian Cuti Bersyarat Bagi Anak
 Cuti bersyarat dapat diberikan kepada Anak yang telah memenuhi syarat
antara lain :
a. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.
b. Telah menjalani paling sedikit 1/2 (setengah) masa pidana; dan
c. Berkelakuan baik dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terakhir.
 Cuti bersyarat bagi Anak diberikan untuk jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan.

2) Kelengkapan Dokumen Pengusulan Pemberian Cuti Bersyarat Bagi Anak


a) Fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b) Laporan perkembangan pembinaan Anak yang ditandatangani Kepala
Lapas/LPKA/Rutan.
c) Laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d) Surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian Cuti
Bersyarat terhadap Anak yang bersangkutan.
e) Dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak surat pemberitahuan
dikirim, Cuti Bersyarat tetap diberikan.
f) Salinan register F dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
g) Salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
h) Surat pernyataan dari Anak tidak akan melakukan perbuatan melanggar
hukum.

90
i) Surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga atau wali, atau lembaga
sosial atau yayasan yang diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama
lain yang menyatakan bahwa :
1. Anak tidak akan melarikan diri dan/ atau tidak melakukan perbuatan
melanggar hukum; dan
2. Membantu dalam membimbing dan mengawasi Anak selama mengikuti
program Cuti Bersyarat.
j) Bagi Anak Warga Negara Asing selain memenuhi kelengkapan dokumen
sebagaimana dimaksud diatas, juga harus melengkapi dokumen :
a. Surat jaminan tidak melarikan diri dan akan mentaati persyaratan yang
telah ditentukan dari :
1. Kedutaan besar/ konsulat negara; dan
2. Keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Anak selama berada di wilayah
Indonesia.
b. Surat keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat imigrasi
yang ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan
dari kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan), dan
c. Surat keterangan tidak terdaftar dalam red notice dan jaringan
kejahatan transnasional terogranisasi lainnya dari Sekretariat NCB –
Interpol Indonesia.
d. Direktur Jenderal Imigrasi menyampaikan surat keterangan paling lama
12 (dua belas) hari.

3) Mekanisme Pengusulan Pemberian Cuti Bersyarat Bagi Anak


a. Lembaga Pembinaan Khusus Anak
1) Pengusulan
a) Petugas Lapas/LPKA/Rutan mendata Anak yang akan diusulkan
Pemberian Cuti Bersyarat.
b) Pemenuhan syarat pemberian Cuti Bersyarat dan kelengkapan dokumen
dimulai setelah 7 (tujuh) hari Anak berada di Lapas/LPKA/Rutan.
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama 3 (tiga) bulan sejak
Anak berada di Lapas/LPKA/Rutan.

91
d) TPP Lapas/LPKA/Rutan merekomendasikan usulan Cuti Bersyarat kepada
Kepala Lapas/LPKA/Rutan berdasarkan data Anak yang telah memenuhi
syarat.
e) Apabila Kepala Lapas/LPKA/Rutan menyetujui usulan berdasarkan
rekomendasi TPP Lapas/LPKA/Rutan, selanjutnya Kepala
Lapas/LPKA/Rutan menyampaikan usulan tersebut kepada Direktur
Jenderal Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan Cuti Bersyarat di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui Sistem Database Pemasyarakatan Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan Cuti Bersyarat dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan perbaikan dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak pengembalian usulan Cuti
Bersyarat diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian Cuti Bersyarat disampaikan kembali oleh
Kepala Lapas/LPKA/Rutan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan
untuk mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.

2) Penyelesaian
a) Petugas harus mencetak Salinan Keputusan Cuti Bersyarat yang sudah
mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan 3 (tiga) hari
sebelum tanggal pelaksanaan;
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan Cuti Bersyarat;
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Cuti Bersyarat
disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham


1) Pengusulan
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian Cuti Bersyarat dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak tanggal usulan Cuti
Bersyarat diterima dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan Cuti Bersyarat kepada
Kepala Kantor Wilayah.
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan Cuti
Bersyarat kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

92
2) Penyelesaian
a) Petugas mencetak tembusan Salinan Keputusan Cuti Bersyarat yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan Cuti Bersyarat.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Cuti Bersyarat
disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan


a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian Cuti Bersyarat dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal usul
pemberian Cuti Bersyarat diterima dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan Cuti
Bersyarat dikembalikan kepada Kepala Lapas/LPKA/Rutan untuk dilakukan
perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan pemberian
Cuti Bersyarat.
d) Petugas berdasarkan penetapan Keputusan Cuti Bersyarat dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT Pemasyarakatan
dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.

6. PERHITUNGAN TAHAPAN PEMBINAAN ANAK

1) Perhitungan 1/3 dan 1/2 Masa Pidana Anak


Nama / Umur : Badrowi / 14 Thn
Agama : Nasrani
Asal UPT : LPKA Klas I Palembang
Perkara : Pembunuhan, Ps. 340 KUHP
Putusan : PN. Palembang Nomor :
53/Pid.B/2013/PN.lmn Tanggal 01-05-2018
Pidana : 6 Tahun
Tgl. Ditahan : 05-01-2018

93
Perhitungan 1/3 Masa Pidana : Tgl ditahan + ((1/3 x Masa Pidana) –
Remisi))
05-01-2018 + ((1/3 x 6 tahun ) – 0 bulan)
05-01-2018 + (2 tahun - 0 )
05-01-2018 + 2 tahun
05-01-2020
Perhitungan 1/2 Masa Pidana : Tgl ditahan + ((1/2 x Masa Pidana) – Remisi)
05-01-2018 + ((1/2 x 6 tahun) – 0 bulan)
05-01-2018 + (3 tahun– 0 bulan )
05-01-2018 + 3 tahun
05-01-2021

2) Perhitungan 1/3 dan 1/2 Masa Pidana Anak, Apabila Penahanan Terputus
(Melarikan Diri)
Nama / Umur : Ilham / 14 Tahun
Asal UPT : LPKA Klas I Tangerang
Perkara : Pembunuhan, Ps. 340 KUHP
Putusan : PN. Tangerang Nomor : 53/Pid.B/2013/PN.lmn Tanggal
01-09-2017
Pidana : 6 Tahun
Ditahan : 02-07-2017 s.d 01-08-2017 (30 hari)
14-08-2017 s.d 01-12-2017
Tanggal mulai : Tanggal terakhir Ditahan – Jumlah Penahanan
menjalani pidana sebelumnya
14-08-2017– 30 hari
15-07-2017

Perhitungan 1/3 : Tanggal mulai menjalani pidana + ((1/3 x Masa Pidana) –


Masa Pidana Remisi)
15-07-2017 + ((1/3 x 6tahun ) – 0 bulan)
15-07-2017 + (2tahun – 0 bulan )
15-07-2017 + 2tahun
15-07-2019
94
Perhitungan 1/2 Tanggal mulai menjalani pidana + ((1/2xMasa Pidana) –
Masa Pidana Remisi)
15-07-2017 + ((1/2 x 6tahun) – 0 bulan)
15-07-2017 + (3tahun – 0 bulan)
15-07-2017 + 3tahun
15-07-2020

3) Perhitungan 1/3 dan 1/2 Masa Pidana Anak, Kasus dengan 2 Pidana atau Lebih
dengan 1 Tanggal Penahanan
Nama / Umur : Andy / 15 Tahun
Asal UPT : LPKA Bandar Lampung
Perkara : Pencurian, Ps. 363 KUHP,
Penipuan, Ps.378 KUHP,
Pembunuhan, Ps.340 KUHP
Putusan : PN. Lampung Nomor : 53/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 29-07-2013
PN. Lampung Nomor : 54/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 30-07-2013
PN.Lampung Nomor : 55/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 31-07-2013
Pidana : Pidana 1: 2 tahun
Pidana 2 : 1 tahun
Pidana 3 : 3 tahun
Tanggal Ditahan : 08-03-2013
Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal Ditahan + {(1/3 x Masa Pidana) – Remisi}
Pidana 08-03-2013 + {(1/3 x 6 tahun) – 0 bulan}
08-03-2013 + 2 tahun – 0 bulan
08-03-2013 + 2 tahun
08-03-2015
Perhitungan1/2 Masa : Tanggal Ditahan + {(1/2 x Masa Pidana) – Remisi}
Pidana 08-03-2013 + {(1/3 x 6 tahun) – 0 bulan}
08-03-2013 + 3 tahun – 0 bulan
08-03-2013 + 3 tahun
08-03-2016

95
4) Perhitungan 1/3 dan 1/2 Masa Pidana Anak, Kasus dengan 2 pidana atau lebih
dengan 2 Tanggal Penahanan
Nama / Umur : Dedy / 14 Tahun
Asal UPT : LPKA Lampung
Perkara : Pencurian, Ps. 363 KUHP,
Penipuan, Ps.378 KUHP,
Pembunuhan, Ps.340 KUHP
Putusan : PN. Lampung Nomor : 53/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 07-08-2013
PN. Lampung Nomor : 54/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 30-09-2013
PN.Lampung Nomor : 55/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 08-10-2013
Pidana : Pidana 1 : 2 Tahun
Pidana 2 : 1 Tahun
Pidana 3 : 3 Tahun
Tgl. Ditahan : Pidana 1 : 08-07-2013
Pidana 2 : -
Pidana 3 : 08-09-2013

Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal Ditahan + {(1/3 x Masa Pidana) – Remisi}


Pidana 08-07-2013 + {(1/3 x 6 tahun) – 0 bulan}
08-07-2013 + (2 tahun – 0 bulan)
08-07-2015
Perhitungan 1/2 Masa : Tgl. Ditahan + {(1/2 x Masa Pidana) – Remisi}
Pidana 08-07-2013 + (1/2 x 6 tahun) – 0 bulan}
08-07-2013 + (3 Tahun – 0 bulan)
08-07-2016

5) Perhitungan 1/3 dan 1/2 Masa Pidana Anak, Apabila Mengalami Pencabutan
PB/CMB/CB dan Memperoleh Kasus Baru
Nama / Umur : Fatkhul / 14 Thn
Asal UPT : LPKA Klas I Palembang
Perkara : Pembunuhan, Ps. 340 KUHP
Putusan : PN.Palembang Nomor : 53/Pid.B/2015/PN.lmn

96
Tanggal 30-05-2015
Pidana : 5 tahun
Tgl. Ditahan : 01-06-2015
Sisa Pidana PB/CMB/CB : Tangal Pelaksanaan PB, CMB dan CB s.d Tanggal
Ekspirasi Akhir
01-05-2014 s.d 01-05-2015
1 Tahun

Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal Ditahan + ((1/3 x Masa Pidana) – Remisi) +


Pidana Sisa Pidana
01-06-2015 + ((1/3 x 5 tahun) – 0 bulan) + 1 Tahun
01-06-2015 + (1 tahun 8 Bulan – 0 bulan ) + 1 Tahun
01-06-2015 + 2 tahun 8 Bulan
27-01-2018
Perhitungan 1/2 Masa : Tanggal ditahan + ((1/2 x Masa Pidana) – Remisi) +
Pidana Sisa Pidana
01-06-2015 + ((1/2 x 5 tahun) – 0 bulan) + 1 Tahun
01-06-2015 + (2 tahun 6 Bulan – 0 bulan ) + 1 Tahun
01-06-2015 + 3 tahun 6 Bulan
28-11-2018

6) Perhitungan 3 bulan Berkelakuan Baik Anak, Apabila Melakukan Pelanggaran Disiplin


Nama / Umur : Bagus / 14 Tahun
Asal UPT : LPKA Klas I Palembang
Perkara : Pencurian, Ps. 363 KUHP
Putusan : PN. Palembang Nomor : 53/Pid.B/2015/PN.lmn
Tanggal 29-08-2015
Pidana : 3 tahun 10 bulan
Tanggal Ditahan : 01-06-2015
Tanggal Mulai Hukuman : 01-12-2015
Disiplin
Lama Hukuman Disiplin : 6 hari
Tanggal Selesai Hukuman : Tanggal mulai hukuman disiplin+Lama hukuman
Disiplin disiplin
01-12-2015 + 6 hari

97
07-12-2015

Perhitungan 3 Bulan : Tanggal selesai hukuman disiplin + 3 bulan


berkelakuan baik 07-12-2015 + 3 bulan
06-03-2016

98
BAB IV

PEMBATALAN ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT, CUTI MENJELANG BEBAS


DAN CUTI BERSYARAT

A. Ketentuan Pembatalan.
Pembatalan usulan pemberian Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga,
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat terhadap
Narapidana dan Anak dapat dilakukan apabila narapidana dan Anak melakukan
:
1. tindak pidana.
2. pelanggaran tata tertib di dalam Lapas/LPKA/Rutan dan tercatat dalam
buku register F.
3. memiliki perkara pidana lain yang sedang dalam proses peradilan.

B. Mekanisme Pembatalan.
1. Lembaga Pemasyarakatan Lapas/LPKA/Rutan.
a) Petugas Lapas/LPKA/Rutan melakukan pemeriksaan terhadap
Narapidana / Anak yang diusulkan pembatalan.
b) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud, dilakukan paling lama 7 (tujuh)
hari.
c) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud, disampaikan kepada Tim
Pengamat Pemasyarakatan Lapas/LPKA/Rutan.
d) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud, tim pengamat
pemasyarakatan Lapas/LPKA/Rutan melakukan sidang guna
merekomendasikan usulan pembatalan keputusan kepada Kepala
Lapas/LPKA/Rutan.
e) Dalam hal Kepala Lapas/LPKA/Rutan menyetujui usulan pembatalan
usulan sebagaimana dimaksud pada huruf (d).
f) Kepala Lapas/LPKA/Rutan membatalkan sementara pelaksanaan
Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Mengunjungi Keluarga, Cuti
Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat.
g) Kepala Lapas/LPKA/Rutan segera melaporkan pembatalan sementara
pelaksanaan Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan
Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat dengan disertai

99
usulan pembatalan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan dengan
tembusan Kepala Kantor Wilayah dilengkapi dengan alasan dan berita
acara pemeriksaan untuk mendapatkan persetujuan.
h) Apabila ada permintaan perbaikan usulan pembatalan keputusan dari
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, maka Kepala Lapas/LPKA/Rutan
melakukan perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak
pengembalian usulan pembatalan diterima;
i) Hasil perbaikan usulan pembatalan disampaikan kembali oleh Kepala
Lapas/LPKA/Rutan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan untuk
mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.

2. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan


a. Petugas melakukan verifikasi usulan pembatalan Asimilasi, Cuti
Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas
dan Cuti Bersyarat dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari
terhitung setelah tanggal usul pembatalan diterima dari Kepala
Lapas/LPKA/Rutan.
b. Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan
pembatalan Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga Pembebasan
Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat dikembalikan
kepada Kepala Lapas/LPKA/Rutan untuk dilakukan perbaikan dengan
tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
c. Terhadap hasil verifikasi usulan pembatalan Asimilasi, Cuti
Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas
dan Cuti Bersyarat yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan
pembatalan Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan
Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat.

100
BAB V
PENUTUP

Demikian Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 03 Tahun 2018 Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi,
Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan
Cuti Bersyarat untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 September 2020

DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN,

REYNHARD SILITONGA
NRP 67090332

101

Anda mungkin juga menyukai