REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
MEMUTUSKAN :
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 03 Tahun 2018
Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas
dan Cuti Bersyarat dan Perhitungan Masa Menjalani Pidana
sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini;
KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana tersebut dalam diktum KESATU merupakan acuan
guna membantu pejabat atau petugas pemasyarakatan dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan peran dalam pelaksanaan tugas Pemberian
Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang
Bebas dan Cuti Bersyarat Narapidana dan Anak.
KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 September 2020
REYNHARD SILITONGA
NRP 67090332
Lampiran Keputusan
Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Nomor : PAS-26.OT.02.02 TAHUN 2020
Tanggal : 18 September 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan disahkan dan diterbitkannya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor 03 Tahun 2018 tentang Syarat dan Tata Cara
Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat,
Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat, untuk pedoman serta pelaksanaan lebih
lanjut maka perlu disusun Petunjuk Teknis Pemberian Asimilasi, Cuti Mengunjungi
Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Cuti Bersyarat dan
Perhitungan Masa Menjalani Pidana Narapidana dan Anak.
1
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi mekanisme proses pengusulan dan
pemberian Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti
Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat bagi Narapidana dan Anak melalui Sistem
Database Pemasyarakatan (SDP) Fitur Integrasi.
D. WAKTU PELAKSANAAN
Pemberian Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti
Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 03 Tahun 2018 sejak Sistem Informasi
Pemasyarakatan (Sistem Database Pemasyarakatan) pada Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas), Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), dan Rumah
Tahanan Negara (Rutan) diperbarui dengan versi yang disesuaikan dengan
mekanisme amanat Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 18
Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 03 Tahun 2018.
2
BAB II
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN PROGRAM INTEGRASI NARAPIDANA
(ASIMILASI, CUTI MENGUNJUNGI KELUARGA, PEMBEBASAN BERSYARAT, CUTI
MENJELANG BEBAS, DAN CUTI BERSYARAT BAGI NARAPIDANA)
4
(Kasus Korupsi wajib membayar denda dan surat keterangan pelaku yang
bekerjasama hanya untuk pidana kategori PP 99)
c. Tindak pidana I terkait kategori PP 28 Tahun 2006 dan tindak pidana II
terkait kategori PP 99 Tahun 2012 maka harus mengikuti ketentuan berlaku
bagi PP 99 Tahun 2012.
(Kasus Korupsi wajib membayar denda dan surat keterangan pelaku yang
bekerjasama hanya untuk pidana kategori PP 99)
3) PEMBEBASAN BERSYARAT
1. Narapidana Kategori Integrasi Umum (Non PP 28 / PP 99).
a. telah menjalani masa pidana paling singkat 2/3 (dua per tiga), dengan
ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut paling sedikit 9
(sembilan) bulan.
b. berkelakuan baik selama menjalani masa pidana paling singkat 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa
pidana.
c. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
d. telah mengikuti program pembinaan dengan baik, tekun, dan
bersemangat.
e. masyarakat dapat menerima program kegiatan pembinaan Narapidana.
7
2. Narapidana Kategori Integrasi PP 28.
a. telah menjalani masa pidana paling sedikit 2/3 (dua per tiga) masa pidana,
dengan ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut tidak kurang
dari 9 (sembilan) bulan.
b. berkelakuan baik selama menjalani masa pidana sekurang-kurangnya 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa
pidana.
c. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
d. telah mendapat pertimbangan dari Direktur Jenderal Pemayarakatan.
e. bagi Narapidana tindak pidana terorisme, harus juga telah menunjukkan
kesadaran dan penyesalan atas kesalahan yang menyebabkan dijatuhi
pidana dan menyatakan ikrar :
1. kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia secara tertulis
bagi Narapidana Warga Negara Indonesia; atau
2. tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara
tertulis bagi Narapidana Warga Negara Asing.
8
3. Narapidana Kategori Integrasi PP 99.
a. bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk membantu
membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya.
b. telah menjalani paling sedikit 2/3 (dua per tiga) masa pidana, dengan
ketentuan 2/3 (dua per tiga) masa pidana tersebut paling sedikit 9
(sembilan) bulan.
c. berkelakuan baik selama menjalani masa pidana sekurang-kurangnya 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa
pidana.
d. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 9
(sembilan) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
e. telah menjalani asimilasi paling sedikit 1/2 (satu per dua) dari sisa masa
pidana yang wajib dijalani.
f. bagi Narapidana tindak pidana terorisme, harus juga telah menunjukkan
kesadaran dan penyesalan atas kesalahan yang menyebabkan dijatuhi
pidana dan menyatakan ikrar :
1. kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia secara tertulis
bagi Narapidana Warga Negara Indonesia; atau
2. tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara
tertulis bagi Narapidana Warga Negara Asing.
9
d. lamanya Cuti Menjelang Bebas sebesar remisi terakhir, paling lama 6
(enam) bulan. Remisi terakhir yang dimaksud adalah jumlah remisi yang
diterima pada tahun tersebut.
10
5) CUTI BERSYARAT
1. Narapidana Kategori Integrasi Umum (Non PP 28 / PP 99).
a. dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam)
bulan.
b. telah menjalani paling sedikit 2/3 (dua per tiga) masa pidana.
c. berkelakuan baik dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir dihitung
sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa pidana.
d. cuti bersayarat bagi narapidana diberikan untuk jangka waktu paling lama
6 (enam) bulan.
e. apabila penahanan terputus maka berkelakuan baik dalam kurun waktu 6
(enam) bulan terakhir dihitung sejak mulai ditahan kembali didalam
Lapas/LPKA/Rutan.
11
C. KELENGKAPAN DOKUMEN USULAN PEMBERIAN PROGRAM INTEGRASI
NARAPIDANA
1) ASIMILASI
1. Asimilasi di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan.
Asimilasi di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan diberikan kepada
Narapidana kategori umum (Non PP 28 / PP 99) dengan persyaratan
kelengkapan dokumen sebagai berikut :
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. bukti telah membayar lunas denda sesuai dengan putusan pengadilan.
c. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.
d. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas setempat sesuai
tempat pelaksanaan asimilasi.
e. salinan register F dari Kepala Lapas.
f. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
g. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum.
h. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga
sosial, atau instansi pemerintah, atau instansi swasta, atau yayasan yang
diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain.
i. dalam hal Narapidana memiliki pidana denda dan tidak bisa membayar
denda tersebut, maka pelaksanaan asimilasi dilakukan di lingkungan
dalam Lembaga Pemasyarakatan.
(contoh : di area branggang)
j. dalam hal Narapidana memiliki pidana denda dan mampu membayar
denda tersebut, maka pelaksanaan asimilasi dilakukan di area luar
lingkungan Lembaga Pemasyarakatan.
(contoh : area parkir Lembaga Pemasyarakatan)
14
d. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas setempat sesuai
tempat pelaksanaan asimilasi.
e. salinan register F dari Kepala Lapas.
f. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
g. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum.
h. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga
sosial, atau instansi pemerintah, atau instansi swasta, atau yayasan yang
diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain.
i. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme
juga harus melampirkan surat keterangan telah mengikuti Program
Deradikalisasi dari Kepala Lapas dan/atau Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme.
j. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana korupsi
juga harus melampirkan bukti telah membayar lunas denda dan uang
pengganti.
k. khusus Narapidana Warga Narapidana Asing juga harus melampirkan
surat jaminan tidak melarikan diri dan akan menaati persyaratan yang telah
ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang, atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
l. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
15
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. bukti telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai dengan
putusan pengadilan (bagi asimilasi kerja mandiri dan atau kerja pihak
ketiga di luar Lapas).
c. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.
d. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas setempat sesuai
tempat pelaksanaan asimilasi.
e. salinan register F dari Kepala Lapas.
f. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
g. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melarikan diri dan tidak
melakukan perbuatan melanggar hukum.
h. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga
sosial, atau instansi pemerintah, atau instansi swasta, atau yayasan yang
diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain.
i. Dalam hal asimilasi kerja pihak ketiga harus melampirkan surat perjanjian
kerja sama antara Lembaga Pemasyarakatan dengan Pihak Ketiga.
2) PEMBEBASAN BERSYARAT
Syarat kelengkapan dokumen usulan pemberian pembebasan bersyarat
ditentukan berdasarkan kategori Narapidana sebagai berikut :
16
e. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat
pemberitahuan dikirim, pembebasan bersyarat tetap diberikan.
f. salinan register F dari Kepala Lapas.
g. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
h. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan
melanggar hukum.
i. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, wali, lembaga sosial,
instansi pemerintah, instansi swasta, atau yayasan yang diketahui oleh
lurah atau kepala desa atau nama lain;
j. khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak melarikan
diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1. kedutaan besar/konsulat negara; dan
2. keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
k. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
l. khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak terdaftar
dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional terorganisasi
lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia).
m. salinan surat keterangan bukan pelaku utama dari kejaksaan bagi
Narapidana yang melakukan tindak pidana money laundering, trafficking,
illegal logging dan illegal fishing.
n. dalam hal surat permintaan keterangan bukan pelaku utama ke Kejaksaan
Negeri tidak mendapatkan balasan paling lama 12 (dua belas) hari
terhitung sejak surat pemberitahuan dikirim, maka Kepala Lapas
melampirkan bukti surat permintaan keterangan bukan pelaku utama.
17
2. Kelengkapan Dokumen Pembebasan Bersyarat bagi Narapidana Kategori PP
28 Tahun 2006.
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas.
c. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Pembebasan Bersyarat terhadap Narapidana Pemasyarakatan yang
bersangkutan.
e. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat
pemberitahuan dikirim, pembebasan bersyarat tetap diberikan.
f. salinan register F dari Kepala Lapas.
g. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
h. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan
melanggar hukum.
i. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, wali, lembaga sosial,
instansi pemerintah, instansi swasta, atau yayasan yang diketahui oleh
lurah atau kepala desa atau nama lain.
j. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme
juga harus melampirkan surat keterangan telah mengikuti Program
Deradikalisasi dari Kepala Lapas dan/atau Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme;
k. khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak melarikan
diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah.
l. Khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
18
m. Khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak terdaftar
dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional terorganisasi
lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia.
19
l. khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak melarikan
diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari :
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
m. Khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
n. khusus Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak terdaftar
dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional terorganisasi
lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia.
o. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme
juga harus melampirkan surat keterangan telah mengikuti Program
Deradikalisasi dari Kepala Lapas dan/atau Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme.
p. bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana korupsi
juga harus melampirkan bukti telah membayar lunas denda dan uang
pengganti.
q. bagi Narapidana kategori PP 99 Tahun 2012 yang tidak memenuhi
persyaratan untuk mendapat Pembebasan Bersyarat, maka tidak dapat
diberikan Asimilasi Kerja Sosial.
20
c. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian Cuti
Menjelang Bebas terhadap Narapidana dan Anak yang bersangkutan.
e. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat pemberitahuan
dikirim, Cuti Menjelang Bebas tetap diberikan.
f. salinan register F dari Kepala Lapas.
g. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
h. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan melanggar
hukum.
i. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, atau wali, atau lembaga sosial
atau yayasan yang diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain;
j. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak melarikan
diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang, atau korporasi yang bertanggung jawab atas keberadaan
dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah Indonesia.
k. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari kewajiban
memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
l. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak terdaftar
dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional terorganisasi lainnya
dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia (Khusus Narapidana WNA).
4) CUTI BERSYARAT
Syarat kelengkapan dokumen usulan pemberian cuti bersyarat ditentukan
berdasarkan kategori Narapidana sebagai berikut :
1. Kelengkapan Dokumen Cuti Bersyarat bagi Narapidana Kategori Umum (Non
PP 28 / PP 99).
a. fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
21
b. laporan perkembangan pembinaan Narapidana yang ditandatangani oleh
Kepala Lapas.
c. laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas;
d. surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Cuti Bersyarat terhadap Narapidana yang bersangkutan;
e. dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat
pemberitahuan dikirim, Cuti Bersyarat tetap diberikan.
f. salinan register F dari Kepala Lapas.
g. salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas.
h. surat pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan
melanggar hukum.
i. surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, wali, lembaga sosial atau
yayasan yang diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama lain;
j. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat jaminan tidak
melarikan diri dan akan menaati persyaratan yang telah ditentukan dari:
1) kedutaan besar/konsulat negara; dan
2) keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Narapidana, selama berada di wilayah
Indonesia.
k. khusus Narapidana Warga Negara Asing juga harus melampirkan surat
keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan dari
kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan).
l. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak
terdaftar dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional
terorganisasi lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia.
m. salinan surat keterangan bukan pelaku utama dari kejaksaan bagi
Narapidana yang melakukan tindak pidana money laundering, trafficking,
illegal logging dan illegal fishing.
n. dalam hal surat permintaan keterangan bukan pelaku utama ke Kejaksaan
Negeri tidak mendapatkan balasan paling lama 12 (dua belas) hari
22
terhitung sejak surat pemberitahuan dikirim, maka Kepala Lapas
melampirkan bukti surat permintaan keterangan bukan pelaku utama.
23
l. khusus bagi Narapidana Warga Negara Asing, surat keterangan tidak
terdaftar dalam red notice dan jaringan kejahatan transnasional
terorganisasi lainnya dari Sekretariat NCB-Interpol Indonesia.
26
menyampaikan usulan tersebut kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan asimilasi di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui SDP Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan asimilasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan perbaikan
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak pengembalian
usulan Asimilasi diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian asimilasi disampaikan kembali
oleh Kepala Lapas kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan
untuk mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor
Wilayah.
2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak salinan keputusan asimilasi yang sudah
mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan 3
(tiga) hari sebelum tanggal pelaksanaan.
b) Petugas melakukan pengecekan terhadap salinan keputusan
asimilasi terkait.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan asimilasi
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
27
2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan asimilasi yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan asimilasi.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan asimilasi
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak salinan keputusan asimilasi yang sudah
mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan 3
(tiga) hari sebelum tanggal pelaksanaan.
b) Petugas melakukan pengecekan terhadap salinan keputusan
asimilasi terkait.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan asimilasi
disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
29
2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan asimilasi yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan asimilasi.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan asimilasi
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
30
Lapas dibuktikan dengan surat kepala Lapas berdasarkan hasil
Penelitian Kemasyarakatan (diputuskan dalam sidang TPP Pusat).
2) PEMBEBASAN BERSYARAT
Ketentuan mengenai tata cara atau mekanisme pengusulan pemberian
Pembebasan Bersyarat bagi narapidana berdasarkan kategori integrasi sebagai
berikut :
31
Pemasyarakatan untuk mendapatkan persetujuan dengan
tembusan Kepala Kantor Wilayah.
2) Penyelesaian.
a) Petugas harus mencetak salinan keputusan pembebasan
bersyarat disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku
veerlop) yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan 3 (tiga) hari sebelum tanggal 2/3 (dua pertiga).
b) Petugas memeriksa salinan keputusan pembebasan bersyarat
disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku veerlop).
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan
pembebasan bersyarat disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan pembebasan
bersyarat disertai buku bembebasan bersyarat Narapidana (buku
veerlop) yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan pembebasan bersyarat
disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku veerlop).
32
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan
pembebasan bersyarat disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
33
e) Apabila Kepala Lapas menyetujui usulan berdasarkan
rekomendasi TPP Lapas, selanjutnya Kepala Lapas
menyampaikan usulan tersebut kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan pembebasan bersyarat di upload ke Sistem
Informasi Pemasyarakatan melalui SDP Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan pembebasan bersyarat
dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan
perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak
pengembalian usulan pembebasan bersyarat diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian pembebasan bersyarat
disampaikan kembali oleh Kepala Lapas kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan untuk mendapatkan persetujuan dengan
tembusan Kepala Kantor Wilayah.
2) Penyelesaian.
a) Petugas harus mencetak salinan keputusan pembebasan
bersyarat disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku
veerlop) yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan 3 (tiga) hari sebelum tanggal 2/3 (dua
pertiga).
b) Petugas memeriksa salinan keputusan pembebasan bersyarat
disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku veerlop);
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan
pembebasan bersyarat disampaikan Kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan pembebasan
bersyarat disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku
veerlop) yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan pembebasan bersyarat
disertai buku pembebasan bersyarat Narapidana (buku veerlop).
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan
pembebasan bersyarat disampaikan Kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
a. Lembaga Pemasyarakatan.
1. Pengusulan.
a) Petugas Lapas mendata Narapidana yang akan diusulkan pemberian
cuti menjelang bebas.
b) Pemenuhan syarat pemberian cuti menjelang bebas dan kelengkapan
dokumen dimulai setelah 7 (tujuh) hari Narapidana berada di Lapas.
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama 1/3 (satu per tiga)
masa pidana sejak Narapidana berada di Lapas.
d) TPP Lapas merekomendasikan usulan cuti menjelang bebas kepada
Kepala Lapas berdasarkan data narapidana yang telah memenuhi
syarat.
e) Apabila Kepala Lapas menyetujui usulan berdasarkan rekomendasi
TPP Lapas, selanjutnya Kepala Lapas menyampaikan usulan tersebut
kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala
Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan cuti menjelang bebas di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui SDP Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan cuti menjelang bebas dari
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan
perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak
pengembalian usulan cuti menjelang bebas diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian cuti menjelang bebas disampaikan
kembali oleh Kepala Lapas kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan
untuk mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor
Wilayah.
36
2) Penyelesaian.
a) Petugas harus mencetak salinan keputusan cuti menjelang bebas
yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan 3 (tiga) hari sebelum tanggal pelaksanaan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan cuti menjelang bebas.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan cuti
menjelang bebas disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan cuti menjelang bebas
yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan cuti menjelang bebas.
c) Apabila terdapat kesalahan perhitungan terhadap salinan keputusan
cuti menjelang bebas disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
37
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan cuti
menjelang bebas dikembalikan kepada Kepala Lapas untuk dilakukan
perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan pemberian
cuti menjelang bebas.
d) Petugas berdasarkan penetapan Keputusan cuti menjelang bebas dari
Direktur Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT
Pemasyarakatan dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
4) CUTI BERSYARAT
Ketentuan mengenai tata cara pemberian cuti bersyarat bagi narapidana
berdasarkan kategori integrasi umum (Non PP 28/PP 99), Narapidana kategori PP
28 dan Narapidana kategori PP 99, sebagai berikut :
a. Lembaga Pemasyarakatan.
1) Pengusulan.
a) Petugas Lapas mendata Narapidana yang akan diusulkan pemberian
cuti bersyarat.
b) Pemenuhan syarat pemberian cuti bersyarat dan kelengkapan
dokumen dimulai setelah 7 (tujuh) hari narapidana berada di Lapas.
c) Kelengkapan dokumen wajib dipenuhi paling lama 1/3 (satu per tiga)
masa pidana sejak Narapidana berada di Lapas.
d) TPP Lapas merekomendasikan usulan cuti bersyarat kepada Kepala
Lapas berdasarkan data Narapidana yang telah memenuhi syarat.
e) Apabila Kepala Lapas menyetujui usulan berdasarkan rekomendasi
TPP Lapas, selanjutnya Kepala Lapas menyampaikan usulan tersebut
kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala
Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan cuti bersyarat di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui SDP Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan cuti bersyarat dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan perbaikan dalam
38
jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak pengembalian usulan cuti
bersyarat diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian cuti bersyarat disampaikan kembali
oleh Kepala Lapas kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan untuk
mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
2) Penyelesaian.
a) Petugas harus mencetak salinan keputusan cuti bersyarat yang sudah
mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan 3 (tiga)
hari sebelum tanggal pelaksanaan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan cuti bersyarat.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan keputusan cuti bersyarat
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
b) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan salinan keputusan cuti bersyarat yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa salinan keputusan cuti bersyarat.
c) Apabila terdapat kesalahan perhitungan terhadap salinan keputusan
cuti bersyarat disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
39
c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian cuti bersyarat dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal usul
pemberian cuti bersyarat diterima dari Kepala Lapas.
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan cuti
bersyarat dikembalikan kepada Kepala Lapas untuk dilakukan perbaikan
dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan pemberian
cuti bersyarat.
d) Petugas berdasarkan penetapan keputusan cuti bersyarat dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT Pemasyarakatan
dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
40
E. MEKANISME PERHITUNGAN
1) PERHITUNGAN PENETAPAN BERKELAKUAN BAIK BAGI NARAPIDANA
(6 BULAN ATAU 9 BULAN)
1) Dalam hal masa penahanan tidak terputus.
Contoh Perhitungan 6 bulan atau 9 bulan berkelakuan baik (Asimilasi,
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat)
Nama : Agus Saputro
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2019
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 4 tahun 10 bulan
Putusan : PN Tulang Bawang No.44/Pid.B/2012/PN.TB/30-08-
2019
Di Tahan : 01-06-2019
: 28-11-2019
: 26-02-2020
41
Nama : Hono Santoso
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
42
No. Register : BI.44/D/2019
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 4 tahun 10 bulan
Putusan : PN Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/25-07-
2019
Di Tahan : 01-06-2019
Tanggal mulai Tutupan Sunyi : 01-08-2019
Lama tutupan sunyi : 6 hari
: 01-08-2019 + 6 hari
: 07-08-2019
: 03-02-2020
: 03-05-2020
Nama : Davit
Umur : 35 Tahun
43
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Di Tahan : 02-07-2014
Tanggal : 17-08-2019
Pemberian
Perubahan
Pidana
: 13-05-2020
1) Contoh perhitungan 1/3, 1/2 dan 2/3 masa pidana apabila penahanan
tidak terputus, sebagai berikut :
Nama : Martono
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2018
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 4 Tahun
Putusan : PN Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/19-04-
2018
44
Di Tahan : 15-12-2017
Remisi yang diperoleh :
- RK 2018 : 0 bulan15 hari
- RU 2018 : 1 bulan 0 hari
- RK 2019 : 1 bulan 0 hari
- RU 2019 : 3 bulan 0 hari (+)
- Jumlah Remisi : 5 bulan 15 hari
: 26-10-2018
: 28-06-2019
45
: 15-12-2017 + 2 tahun 2 bulan 15 hari
: 28-02-2020
2) Perhitungan 1/3, 1/2 dan 2/3 masa pidana apabila penahanan terputus,
sebagai berikut:
Nama : Kuswanto
Umur : 29 Tahun
Agama : Islam
: 14-08-2018– 30 hari
: 15-07-2018
46
: 15-07-2018 + 11 bulan 10 hari
: 20-06-2019
: 12-12-2019
: 30-05-2020
3) Perhitungan 1/3, 1/2 dan 2/3 masa pidana apabila terdapat penahanan
kota dan penahanan rumah:
a) Penahan rumah dan atau penahanan kota tetap dihitung sebagai masa
penahanan dengan perhitungan penahanan rumah dihitung 1/3 (satu
pertiga) dan penahanan kota dihitung 1/5 (satu perlima).
b) Lama penahanan rumah dan atau penahanan kota diperhitungkan
berdasarkan surat perintah penahanan maupun penetapan penahanan
yang dilaksanakan oleh pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis
atas tahanan tersebut.
47
c) Contoh Perhitungan :
Nama : Sungkono
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
1 Lama Penahanan :
48
2 Tanggal terhitung sejak : tanggal eksekusi – jumlah penahanan
mulai menjalani Pidana
: 07-01-2018 – 2 bulan 6 hari
: 02 -11-2017
: 02-11-2018
(b) Perhitungan 1/2 Masa : Tgl mulai menjalani pidana + ((1/2 x Masa
Pidana Pidana) – Remisi)
: 01-05-2019
(c) Perhitungan 2/3 Masa : Tgl mulai menjalani pidana + ((2/3 x Masa
Pidana Pidana) – Remisi)
: 02-11-2019
49
4) Contoh Perhitungan 1/3, 1/2 dan 2/3 masa pidana Bagi Narapidana yang
ada putusan pidana penjara dan pidana rehabilitasi.
Nama : Wirin
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
Rehabilitasi : 3 bulan
Di Tahan : 02-08-2019
50
: 02-08-2019 + 5 bulan 20 hari
: 19-01-2020
: 13-04-2020
: 07-07-2020
: 04-11-2020
51
(2) Rehabilitasi di laksanakan sebelum menjalani pidana penjara
Nama : Joko
Umur : 30 Tahun
Jenis : Laki-Laki
Kelamin
Agama : Islam
Rehabilitasi : 3 bulan
Tgl : 02-08-2019
Menjalani
Rehabilitasi/
Tgl ditahan
: 18-02-2020
52
: 02-08-2019 + ((1/2 x 1 tahun 8 bulan
0 hari ) – 0 bulan)
: 28-05-2020
: 11-09-2020
: 11-09-2020 + 1 bulan
: 11-10-2020
Nama : Joko
Umur : 29 Tahun
Jenis : Laki-Laki
Kelamin
Agama : Islam
53
No. Register : BI.88/D/2018
Rehabilitasi : 6 bulan
Di Tahan : 10-10-2018
: 15-09-2019
: 08-03-2020
54
: 10-10-2018 + ((2/3 x 2 tahun 10 bulan
0 hari ) – 0 bulan)
: 25-08-2020
: 23-03-2021
Nama : Heru
Umur : 29 Tahun
Agama : Islam
Rehabilitasi : 10 bulan
Di Tahan : 10-10-2018
55
(1) Perhitungan 1/3 Masa Pidana : Tanggal ditahan + (((1/3 x (Masa
Pidana + Rehabilitasi)) – Remisi))
: 15-09-2019
: 08-03-2020
: 25-08-2020
56
Tanggal Pelaksanaan PB : Tanggal 2/3 MP + Denda
: 25-08-2020 + 1 bulan
: 24-09-2020
5) Contoh Perhitungan 1/3, 1/2 dan 2/3 masa pidana Bagi Narapidana
Seumur Hidup yang mendapatkan Perubahan Pidana menjadi pidana
sementara.
Umur : 29 Tahun
Jenis : Laki-Laki
Kelamin
Agama : Kristen
Di Tahan : 13-01-2005
Perubahan : 20 Tahun
Pidana
Tgl : 17-08-2018
Pemberian
Perubahan
Pidana
57
a) Perhitungan 1/3 : Tanggal ditahan + ((1/3 x Perubahan Pidana)
Masa Pidana – Remisi)
: 27-06-2011
: 25-10-2014
: 27-02-2018
: 27-02-2018 + 1 bulan
: 29-03-2018
58
3) PERHITUNGAN MULAI MENJALANKAN ASIMILASI KERJA SOSIAL YANG
LAMANYA 1/2 DARI SISA MASA PIDANA BAGI NARAPIDANA TINDAK
PIDANA TERORISME, NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA, KORUPSI, KEJAHATAN TRANSNASIONAL
TERORGANISASI LAINNYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2012
59
: 12-02-2017 + (3 tahun 4 bulan 0 hari – 10
bulan 0 hari)
: 11-08-2019
: 12-02-2022
: 18-04-2021
: 18-08-2020
: 18-08-2020 + 3 bulan
: 16-11-2020
60
2. Bagi Narapidana yang tanggal 2/3 masa pidananya jatuh setelah tanggal
Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) Lapas, maka tanggal mulai
menjalani asimilasi kerja sosial dihitung sejak tanggal 2/3 masa pidana
Narapidana yang bersangkutan.
: 22-04-2020
: 27-07-2022
61
c) Tgl. Bebas Akhir : Tgl. Bebas Awal - Remisi
: 28-04-2022
: 25-04-2021
: 25-04-2021 + 1 bulan
: 25-05-2021
62
4) PERHITUNGAN MULAI MENJALANI PIDANA KURUNGAN PENGGANTI
DENDA BAGI NARAPIDANA
: 26-10-2018
63
b) Perhitungan 1/2 Masa : Tanggal ditahan + ((1/2 x Masa Pidana) –
Pidana Remisi)
: 28-06-2019
: 28-02-2020
: 28-02-2020 + 2 bulan
: 28-04-2020
64
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.44/D/2016
Perkara : Narkotika/ Psl. 112 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana : 4 tahun 10 bulan
Denda : Rp. 800.000.000 subsider 4 penjara
Putusan : PN Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/30-09-
2017
Di Tahan : 01-05-2017
Remisi yang diperoleh :
- RK 2018 : 1 bulan
- RU 2018 : 2 bulan
- RK 2019 : 1 bulan
- RU 2019 : 3 bulan (+)
- Jumlah Remisi : 7 bulan
Tanggal Sidang TPP Lapas : 01-01-2020
: 11-05-2018
65
: 01-05-2017 + 1 tahun 8 bulan 0 hari
: 27-12-2018
: 17-12-2019
: 01-01-2020 + 4 bulan
: 30-04-2020
66
Remisi yang diperoleh :
- RK 2019 : - bulan
- RU 2019 : 2 bulan (+)
Jumlah Remisi : 2 bulan
: 10-10-2019
: 11-08-2019
: 10-10-2019
: 11-08-2019
: 17-08-2019 + 3 bulan
: 15-11-2019
68
6) CARA MENGHITUNG SISA PIDANA DARI PENCABUTAN PB, CMB DAN CB.
a. Ilustrasi Menghitung Sisa Pidana sampai Ekspirasi Akhir+ Subsider
(apabila ada denda)
Nama : Sugiyanto
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal pelaksanaan PB, : 03-11-2017
CMB, dan CB
Tanggal Ekspirasi Akhir : 17-08-2018
Tanggal Ekspirasi Akhir + : 15-11-2018
Subsider
Sisa Pidana dari : Tgl Pelaksanaan PB, CMB, dan CB sampai Tgl
Pencabutan PB, CMB, Ekspirasi Akhir + Subsider
dan CB : 03-11-2017 sampai 15-11-2018
: 12 Bulan 17 hari
Nama : Sugiyanto
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal pelaksanaan PB, : 03-11-2017
CMB, dan CB
Tanggal Ekspirasi Akhir : 17-08-2018
Sisa Pidana dari : Tgl Pelaksanaan PB, CMB, dan CB sampai Tgl
Pencabutan PB, CMB, Ekspirasi Akhir
dan CB : 03-11-2017 sampai 17-08-2018
: 9 Bulan 17 hari
69
7) PERHITUNGAN PEMBERIAN PB BAGI NARAPIDANA APABILA ADA SISA
PIDANA DARI PENCABUTAN PB, CMB DAN CB.
Ilustrasi Perhitungan :
Nama : Sugianto
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Register : BI.88/D/2018
Perkara : Narkotika/ Psl. 127 UU No. 35 Tahun 2009
Pidana baru : 2 tahun 8 bulan
Putusan : PN Tulang Bawang No. 44/Pid.B/2012/PN.TB/30-08-2018
Denda : Rp. -
Penahanan pidana baru : 03-01-2018
Remisi yang diperoleh :
- RK 2019 : - bulan
- RU 2019 : - bulan (+)
Jumlah Remisi : - bulan
Sisa Pidana : 6 bulan
: 10-10-2019 + 6 bulan
: 07-04-2020
70
8) PERHITUNGAN PEMBERIAN ASIMILASI KERJA SOSIAL BAGI NARAPIDANA
APABILA ADA SISA PIDANA DARI PENCABUTAN PB, CMB DAN CB
: 08-04-2019
: 07-07-2022
71
c) Tgl. Bebas Akhir : Tgl. Bebas Awal - Remisi
: 07-07-2022
: 07-07-2020
: 07-07-2021
: 07-07-2021 + 5 bulan
: 04-12-2021
72
b) Contoh Perhitungan tanggal mulai Asimilasi Kerja Sosial dimulai sejak
tanggal Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) Lapas.
: 04-12-2019
b) Tgl Bebas Awal : Tgl. Ditahan + Masa Pidana + Sisa Pidana Pencabutan
PB
: 05-10-2022
: 05-10-2022
73
e) Tgl Pelaksaan Asimilasi : Tgl Sidang TPP Lapas
Kerja Sosial
: 29-06-2020
f) Tgl Berakhirnya : Tgl Sidang TPP Lapas + (1/2 x (Tgl. Sidang TPP Lapas
Pelaksanaan Asimilasi s.d Tgl Bebas Akhir))
Kerja Sosial
: 29-06-2020 + (1/2 x (29-06-2020 s.d 05-10-2022))
: 17-08-2021
: 17-08-2021 + 6 bulan
: 13-02-2022
74
BAB III
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PROGRAM INTEGRASI ANAK
(ASIMILASI, CUTI MENGUNJUNGI KELUARGA, PEMBEBASAN BERSYARAT, CUTI
MENJELANG BEBAS DAN CUTI BERSYARAT BAGI ANAK)
75
c laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
d salinan register F dari Kepala LPKA.
e salinan daftar perubahan dari Kepala LPKA.
f surat pernyataan dari Anak tidak akan melarikan diri dan tidak melakukan
perbuatan melanggar hukum.
g surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, lembaga sosial, instansi
pemerintah, instansi swasta atau yayasan yang diketahui oleh lurah atau
kepala desa atau nama lain yang menyatakan :
1. Anak tidak akan melarikan diri dan tidak melakukan perbuatan
melanggar hukum.
2. membantu dalam membimbing dan mengawasi Anak selama
mengikuti program Asimilasi.
h Bagi Anak Warga Negara Asing selain harus memenuhi kelengkapan
dokumen sebagaimana dimaksud pada point a – g, juga harus melengkapi:
1) Surat jaminan tidak melarikan diri dan akan menaati persyaratan yang
telah ditentukan dari :
a. kedutaan besar/ konsulat negara; dan
b. keluarga, orang, atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Anak selama berada di wilayah Indonesia.
2) Surat keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat imigrasi
yang ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan
dari kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan).
3) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada huruf (h) point 2 diajukan
oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan kepada Direktur Jenderal Imigrasi
4) Direktur Jenderal Imigrasi menyampaikan surat keterangan sebagaimana
dimaksud pada point 3 paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak
tanggal permohonan diterima.
3) Mekanisme Pengusulan Pemberian Asimilasi Bagi Anak
a. Lembaga Pembinaan Khusus Anak
1) Pengusulan
a) Petugas LPKA mendata Anak yang akan diusulkan mendapatkan
Asimilasi.
76
b) Pemenuhan syarat pemberian Asimilasi dan kelengkapan dokumen
wajib dimintakan setelah 7 (tujuh) hari Anak berada di LPKA.
c) Kelengkapan dokumen usulan Asimilasi wajib dipenuhi paling lama 3
(tiga) bulan sejak Anak berada di LPKA.
d) TPP LPKA merekomendasikan usulan Asimilasi kepada Kepala
LPKA berdasarkan data Anak yang telah memenuhi syarat.
e) Apabila Kepala LPKA menyetujui usulan berdasarkan rekomendasi
TPP LPKA, selanjutnya Kepala LPKA menyampaikan usulan
tersebut kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan dengan
tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan Asimilasi di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui Sistem Database Pemasyarakatan Fitur
Integrasi
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan Asimilasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas Lapas/LPKA/Rutan
melakukan perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung
sejak pengembalian usulan Asimilasi diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian Asimilasi disampaikan kembali
oleh Kepala Lapas/LPKA/Rutan kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan untuk mendapatkan persetujuan dengan tembusan
Kepala Kantor Wilayah.
1) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak Salinan Keputusan Asimilasi yang sudah
mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan 3
(tiga) hari sebelum tanggal pelaksanaan.
b) Petugas melakukan pengecekan terhadap Salinan Keputusan
Asimilasi terkait.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Asimilasi
disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
77
b. Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.
1) Pengusulan.
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian Asimilasi dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak tanggal usulan
Asimilasi kepada Kepala Kantor Wilayah.
b) Petugas menyampaikan hasil verifikasi usulan Asimilasi kepada
Kepala Kantor Wilayah;
c) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil verifikasi usulan
Asimilasi kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan
2) Penyelesaian.
a) Petugas mencetak tembusan Salinan Keputusan Asimilasi yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa Salinan Keputusan Asimilasi.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Asimilasi
disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
78
c. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
a) Petugas melakukan verifikasi usulan pemberian Asimilasi dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal usulan pemberian
Asimilasi diterima dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
b) Berdasarkan hasil verifikasi apabila terdapat perbaikan maka usulan
Asimilasi dikembalikan kepada Kepala Lapas/LPKA/Rutan. untuk
dilakukan perbaikan dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan pemberian
Asimilasi.
d) Petugas berdasarkan penetapan Keputusan Asimilasi dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke UPT Pemasyarakatan
dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
80
3) Mekanisme Pengusulan Pemberian Cuti Mengunjungi Keluarga
a. Lembaga Pembinaan Khusus Anak
a) Petugas Lapas/LPKA/Rutan. melakukan pendataan Anak untuk dapat
diberikan Cuti Mengunjungi Keluarga berdasarkan surat permintaan
keluarga.
b) Pendataan dilakukan terhadap syarat pemberian Cuti Mengunjungi
Keluarga dan kelengkapan dokumen setelah 7 (tujuh) hari Anak berada
di Lapas/LPKA/Rutan.
c) Hasil pendataan dilakukan pemeriksaan dalam sidang Tim Pengamat
Pemasyarakatan Lapas/LPKA/Rutan.
d) TPP Lapas/LPKA/Rutan merekomendasikan usulan pemberian Cuti
Mengunjungi Keluarga kepada Kepala LPKA.
e) Kepala Lapas/LPKA/Rutan menetapkan pemberian Cuti Mengunjungi
Keluarga berdasarkan rekomendasi Tim Pengamat Pemasyarakatan.
Lapas/LPKA/Rutan.
f) Cuti Mengunjungi Keluarga disampaikan kepada LPKA yang
bersangkutan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah dan Direktur
Jenderal Pemasyarakatan serta harus memberitahukan Kepala BAPAS
setempat untuk melakukan pengawasan
g) Cuti Mengunjungi Keluarga dapat diberikan untuk waktu paling lama 2
(dua) hari atau 2 x 24 jam terhitung sejak Anak tiba di tempat kediaman.
h) Cuti Mengunjungi Keluarga dapat diberikan paling singkat 3 (tiga) bulan
sekali.
81
4. Anak yang sedang menjalani Cuti Mengunjungi Keluarga wajib lapor diri
kepada ketua RT atau pejabat keamanan setempat
5. Jika dalam pelaksanaan CMK Anak
a. tidak melapor kepada RT atau pejabat keamanan setempat
b. melampau batas waktu pelaksanaan Cuti Mengunjuni Keluarga yang
diizinkan
c. melarikan diri atau menyalahgunakan pelaksanaan CMK maka dapat
dinyatakanmelakukan pelanggaran disiplin dan dapat dijatuhi hukdis
6. Penjatuhan hukuman disiplin / tindakan disiplin dicatat dalam register F
7. Bagi Anak yang dijatuhi hukuman / tindakan disiplin tidak berhak
mendapatkan CMK untuk 1 (satu) tahun berikutnya
8. Kepala Lapas/LPKA/Rutan wajib menyampaikan laporan kepada Kakanwil
dan Dirjenpas mengenai pelanggaran CMK dan penjatuhan disiplin
82
2) Kelengkapan Dokumen Pengusulan Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi
Anak
a. Fotokopi kutipan putusan hakim dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan.
b. Fotokopi akta kelahiran atau surat keterangan dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan
yang menerangkan bahwa Anak belum berumur 18 (delapan belas) tahun.
c. Laporan perkembangan pembinaan yang ditandatangani oleh Kepala
Lapas/LPKA/Rutan.
d. Laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing
Kemasyarakatan yang diketahui oleh Kepala Bapas.
e. Surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Pembebasan Bersyarat terhadap Anak yang bersangkutan.
f. Dalam hal surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tidak mendapatkan
balasan paling lama 12 (dua belas) hari terhitung sejak surat pemberitahuan
dikirim, pembebasan bersyarat tetap diberikan.
g. Salinan register F dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
h. Salinan daftar perubahan dari Kepala Lapas/LPKA/Rutan.
i. Surat pernyataan dari Anak tidak akan melakukan perbuatan melanggar
hukum.
j. Surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga, wali, lembaga sosial, instansi
pemerintah, instansi swasta atau Yayasan yang diketahui oleh lurah atau
kepala desa atau nama lain yang menyatakan bahwa :
1. Anak tidak akan melarikan diri dan/ atau tidak melakukan perbuatan
melanggar hukum; dan
2. Membantu dalam membimbing dan mengawasi Anak selama mengikuti
program Pembebasan Bersyarat.
k. Bagi Anak Warga Negara Asing selain harus memenuhi syarat tersebut di
atas, juga harus melengkapi dokumen :
a. Surat jaminan tidak akan melarikan diri dan akan menaati persyaratan
yang telah ditentukan dari :
1. Kedutaan besar/ konsulat negara;
2. Keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Anak selama berada di wilayah Indonesia.
b. Surat keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat imigrasi
yang ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan
83
dari kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan), dan
c. Surat keterangan tidak terdaftar dalam red notice dan jaringan kejahatan
transnasional terorganisasi lainnya dari Sekretariat NCB – Interpol
Indonesia.
d. Dirjen Imigrasi menyampaikan surat keterangan paling lama 12 (dua
belas) hari.
2) Penyelesaian
a) Petugas harus mencetak Salinan Keputusan Pembebasan Bersyarat
disertai Buku Pembebasan Bersyarat Anak (Buku Veerlop) yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan
3 (tiga) hari sebelum tanggal 1/2 (satu per dua);
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan
Pembebasan Bersyarat disertai Buku Pembebasan Bersyarat Anak
(Buku Veerlop);
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Pembebasan
Bersyarat disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
2) Penyelesaian
a) Petugas mencetak tembusan Salinan Keputusan Pembebasan
Bersyarat disertai Buku Pembebasan Bersyarat Anak (Buku Verlop)
yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan
Pembebasan Bersyarat disertai Buku Pembebasan Bersyarat Anak
(Buku Veerlop).
85
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Pembebasan
Bersyarat disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
2) Penyelesaian
a) Petugas harus mencetak Salinan Keputusan Cuti Menjelang Bebas
yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan 3 (tiga) hari sebelum tanggal pelaksanaan.
88
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan Cuti
Menjelang Bebas.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Cuti
Menjelang Bebas disampaikan Kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
2) Penyelesaian
a) Petugas mencetak tembusan Salinan Keputusan Cuti Menjelang Bebas
yang sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan Cuti
Menjelang Bebas.
c) Apabila terdapat kesalahan perhitungan terhadap Salinan Keputusan
Cuti Menjelang Bebas disampaikan Kepada Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
89
c) Terhadap hasil verifikasi usulan yang sudah benar, Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri menetapkan keputusan pemberian
Cuti Menjelang Bebas;
d) Petugas berdasarkan penetapan Keputusan Cuti Menjelang Bebas dari
Direktur Jenderal Pemasyarakatan melakukan otorisasi ke
Lapas/LPKA/Rutan dan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.
90
i) Surat jaminan kesanggupan dari pihak keluarga atau wali, atau lembaga
sosial atau yayasan yang diketahui oleh lurah atau kepala desa atau nama
lain yang menyatakan bahwa :
1. Anak tidak akan melarikan diri dan/ atau tidak melakukan perbuatan
melanggar hukum; dan
2. Membantu dalam membimbing dan mengawasi Anak selama mengikuti
program Cuti Bersyarat.
j) Bagi Anak Warga Negara Asing selain memenuhi kelengkapan dokumen
sebagaimana dimaksud diatas, juga harus melengkapi dokumen :
a. Surat jaminan tidak melarikan diri dan akan mentaati persyaratan yang
telah ditentukan dari :
1. Kedutaan besar/ konsulat negara; dan
2. Keluarga, orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Anak selama berada di wilayah
Indonesia.
b. Surat keterangan dari Direktur Jenderal Imigrasi atau pejabat imigrasi
yang ditunjuk yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dibebaskan
dari kewajiban memiliki izin tinggal (surat dimintakan oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan), dan
c. Surat keterangan tidak terdaftar dalam red notice dan jaringan
kejahatan transnasional terogranisasi lainnya dari Sekretariat NCB –
Interpol Indonesia.
d. Direktur Jenderal Imigrasi menyampaikan surat keterangan paling lama
12 (dua belas) hari.
91
d) TPP Lapas/LPKA/Rutan merekomendasikan usulan Cuti Bersyarat kepada
Kepala Lapas/LPKA/Rutan berdasarkan data Anak yang telah memenuhi
syarat.
e) Apabila Kepala Lapas/LPKA/Rutan menyetujui usulan berdasarkan
rekomendasi TPP Lapas/LPKA/Rutan, selanjutnya Kepala
Lapas/LPKA/Rutan menyampaikan usulan tersebut kepada Direktur
Jenderal Pemasyarakatan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
f) Berkas usulan Cuti Bersyarat di upload ke Sistem Informasi
Pemasyarakatan melalui Sistem Database Pemasyarakatan Fitur Integrasi.
g) Apabila ada permintaan perbaikan usulan Cuti Bersyarat dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, maka petugas melakukan perbaikan dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak pengembalian usulan Cuti
Bersyarat diterima.
h) Hasil perbaikan usulan pemberian Cuti Bersyarat disampaikan kembali oleh
Kepala Lapas/LPKA/Rutan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan
untuk mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
2) Penyelesaian
a) Petugas harus mencetak Salinan Keputusan Cuti Bersyarat yang sudah
mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan 3 (tiga) hari
sebelum tanggal pelaksanaan;
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan Cuti Bersyarat;
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Cuti Bersyarat
disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
92
2) Penyelesaian
a) Petugas mencetak tembusan Salinan Keputusan Cuti Bersyarat yang
sudah mendapatkan otorisasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
b) Petugas memeriksa terkait perhitungan Salinan Keputusan Cuti Bersyarat.
c) Apabila terdapat kesalahan terhadap Salinan Keputusan Cuti Bersyarat
disampaikan Kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
93
Perhitungan 1/3 Masa Pidana : Tgl ditahan + ((1/3 x Masa Pidana) –
Remisi))
05-01-2018 + ((1/3 x 6 tahun ) – 0 bulan)
05-01-2018 + (2 tahun - 0 )
05-01-2018 + 2 tahun
05-01-2020
Perhitungan 1/2 Masa Pidana : Tgl ditahan + ((1/2 x Masa Pidana) – Remisi)
05-01-2018 + ((1/2 x 6 tahun) – 0 bulan)
05-01-2018 + (3 tahun– 0 bulan )
05-01-2018 + 3 tahun
05-01-2021
2) Perhitungan 1/3 dan 1/2 Masa Pidana Anak, Apabila Penahanan Terputus
(Melarikan Diri)
Nama / Umur : Ilham / 14 Tahun
Asal UPT : LPKA Klas I Tangerang
Perkara : Pembunuhan, Ps. 340 KUHP
Putusan : PN. Tangerang Nomor : 53/Pid.B/2013/PN.lmn Tanggal
01-09-2017
Pidana : 6 Tahun
Ditahan : 02-07-2017 s.d 01-08-2017 (30 hari)
14-08-2017 s.d 01-12-2017
Tanggal mulai : Tanggal terakhir Ditahan – Jumlah Penahanan
menjalani pidana sebelumnya
14-08-2017– 30 hari
15-07-2017
3) Perhitungan 1/3 dan 1/2 Masa Pidana Anak, Kasus dengan 2 Pidana atau Lebih
dengan 1 Tanggal Penahanan
Nama / Umur : Andy / 15 Tahun
Asal UPT : LPKA Bandar Lampung
Perkara : Pencurian, Ps. 363 KUHP,
Penipuan, Ps.378 KUHP,
Pembunuhan, Ps.340 KUHP
Putusan : PN. Lampung Nomor : 53/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 29-07-2013
PN. Lampung Nomor : 54/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 30-07-2013
PN.Lampung Nomor : 55/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 31-07-2013
Pidana : Pidana 1: 2 tahun
Pidana 2 : 1 tahun
Pidana 3 : 3 tahun
Tanggal Ditahan : 08-03-2013
Perhitungan 1/3 Masa : Tanggal Ditahan + {(1/3 x Masa Pidana) – Remisi}
Pidana 08-03-2013 + {(1/3 x 6 tahun) – 0 bulan}
08-03-2013 + 2 tahun – 0 bulan
08-03-2013 + 2 tahun
08-03-2015
Perhitungan1/2 Masa : Tanggal Ditahan + {(1/2 x Masa Pidana) – Remisi}
Pidana 08-03-2013 + {(1/3 x 6 tahun) – 0 bulan}
08-03-2013 + 3 tahun – 0 bulan
08-03-2013 + 3 tahun
08-03-2016
95
4) Perhitungan 1/3 dan 1/2 Masa Pidana Anak, Kasus dengan 2 pidana atau lebih
dengan 2 Tanggal Penahanan
Nama / Umur : Dedy / 14 Tahun
Asal UPT : LPKA Lampung
Perkara : Pencurian, Ps. 363 KUHP,
Penipuan, Ps.378 KUHP,
Pembunuhan, Ps.340 KUHP
Putusan : PN. Lampung Nomor : 53/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 07-08-2013
PN. Lampung Nomor : 54/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 30-09-2013
PN.Lampung Nomor : 55/Pid.B/2013/PN.Kng
Tanggal 08-10-2013
Pidana : Pidana 1 : 2 Tahun
Pidana 2 : 1 Tahun
Pidana 3 : 3 Tahun
Tgl. Ditahan : Pidana 1 : 08-07-2013
Pidana 2 : -
Pidana 3 : 08-09-2013
5) Perhitungan 1/3 dan 1/2 Masa Pidana Anak, Apabila Mengalami Pencabutan
PB/CMB/CB dan Memperoleh Kasus Baru
Nama / Umur : Fatkhul / 14 Thn
Asal UPT : LPKA Klas I Palembang
Perkara : Pembunuhan, Ps. 340 KUHP
Putusan : PN.Palembang Nomor : 53/Pid.B/2015/PN.lmn
96
Tanggal 30-05-2015
Pidana : 5 tahun
Tgl. Ditahan : 01-06-2015
Sisa Pidana PB/CMB/CB : Tangal Pelaksanaan PB, CMB dan CB s.d Tanggal
Ekspirasi Akhir
01-05-2014 s.d 01-05-2015
1 Tahun
97
07-12-2015
98
BAB IV
A. Ketentuan Pembatalan.
Pembatalan usulan pemberian Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga,
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat terhadap
Narapidana dan Anak dapat dilakukan apabila narapidana dan Anak melakukan
:
1. tindak pidana.
2. pelanggaran tata tertib di dalam Lapas/LPKA/Rutan dan tercatat dalam
buku register F.
3. memiliki perkara pidana lain yang sedang dalam proses peradilan.
B. Mekanisme Pembatalan.
1. Lembaga Pemasyarakatan Lapas/LPKA/Rutan.
a) Petugas Lapas/LPKA/Rutan melakukan pemeriksaan terhadap
Narapidana / Anak yang diusulkan pembatalan.
b) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud, dilakukan paling lama 7 (tujuh)
hari.
c) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud, disampaikan kepada Tim
Pengamat Pemasyarakatan Lapas/LPKA/Rutan.
d) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud, tim pengamat
pemasyarakatan Lapas/LPKA/Rutan melakukan sidang guna
merekomendasikan usulan pembatalan keputusan kepada Kepala
Lapas/LPKA/Rutan.
e) Dalam hal Kepala Lapas/LPKA/Rutan menyetujui usulan pembatalan
usulan sebagaimana dimaksud pada huruf (d).
f) Kepala Lapas/LPKA/Rutan membatalkan sementara pelaksanaan
Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Mengunjungi Keluarga, Cuti
Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat.
g) Kepala Lapas/LPKA/Rutan segera melaporkan pembatalan sementara
pelaksanaan Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan
Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat dengan disertai
99
usulan pembatalan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan dengan
tembusan Kepala Kantor Wilayah dilengkapi dengan alasan dan berita
acara pemeriksaan untuk mendapatkan persetujuan.
h) Apabila ada permintaan perbaikan usulan pembatalan keputusan dari
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, maka Kepala Lapas/LPKA/Rutan
melakukan perbaikan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak
pengembalian usulan pembatalan diterima;
i) Hasil perbaikan usulan pembatalan disampaikan kembali oleh Kepala
Lapas/LPKA/Rutan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan untuk
mendapatkan persetujuan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah.
100
BAB V
PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 03 Tahun 2018 Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi,
Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan
Cuti Bersyarat untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 September 2020
REYNHARD SILITONGA
NRP 67090332
101