Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT.

SBM

BAB I

PENDAHULUAN

1. Indentitas Perusahaan
Nama Perusahaan/ Pemrakarsa : PT.SARANA BUMI MINERINDO
Alamat Perusahaan :
 Main Office : Perwata Tower 3rd Floor, CBD Pluit, Jl. Pluit Selatan
Raya, Jakarta Utara 14440
 Site Office : Desa Patikala, Kec. Tolala Kab. Kolaka Utara, Sulawesi
Tenggara
 Penangggung Jawab : Oei Harry Fong Jaya

2. Status Perizinan
Awal kegiatan pertambangan PT.SARANA BUMI MINERINDO dilaksanakan
setelah mendapatkan IUP sebesar 210 Ha berdasarkan keputusan Bupati Kolaka
utara Nomor 540/295 tahun 2010. Akan tetapi luas area yang telah ditetapkan
oleh PT.Kurnia Mining Resources untuk rencana operasi penambangan hanya 129
Ha berdasarkan peta lokasi yang ada. Setelah dilakukan eksplorasi lahan yang
layak berdasarkan data geology adalah seluas 50Ha.

3. Luas Wilayah IUP Operasi Produksi dan Saran Penunjang


Dalam kurun waktu 4 bulan ke depan PT.SARANA BUMI MINERINDO akan
melakukan kegiatan penambangan dengan luas area adalah 50 Ha. Sarana
penunjang antara lain adalah :
- Pembuatan jalan
Pembukaan sarana jalan meliputi jalan yang ada dalam lokasi
penambangan serta jalur pengangkutan hasil tambang yang
menghubungkan dengan jalan kabupaten dengan lebar 8 m dan panjang
jalan yang dibangun 4 Km.
- Pembangunan sarana pengolahan
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

Pembangunan sarana pengolehan bijih Nikel meliputi pembuatan areal


stockpile dan unit pengolahan yang ada dalam penambangan mineral
bijih.stockpile merupakan areal penempungan ore Nikel baik yang ada
didekat lokasi penambangan maupun yang ada dilokasi pelabuhan.
4. Persetujuan Dokumen Lingkungan
Perizinan lingkungan melalui studi AMDAL atau UKL-UPL telah dilakukan untuk
kegiatan PT.SARANA BUMI MINERINDO di setiap lokasi tambang. Dokumen
lingkungan yang telah mendapatkan persetujuan.

5. Lokasi dan Kesampaian Wilayah


Lokasi kegiatan pertambangan bijih Nikel PT.SARANA BUMI MINERINDO,
beserta sarana infrastrukturnya Secara administratif, terletak pada DesaTolala dan
Kabupaten Kolaka utara Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan luas Blok IUP Operasi
Produksi 1.160 Ha.
Untuk kesampaian daerah dapat ditempuh dengan berbagai cara salah
satunya yaitu menggunakan pesawat udara dari Jakarta menuju ke Kota Kendari
Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara dengan waktu tempuh ± 3 jam dan
selanjutnya ditempuh dengan menggunakan jalur darat menuju ke Kecamatan
Batuputih ± 7 jam dimana dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda
dua atau roda empat ke wilayah Blok IUP Operasi Produksi PT.SARANA BUMI
MINERINDO berada.
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

BAB II
TATA GUNA LAHAN SEBELUM DAN SESUDAH DITAMBANG

Berdasarkan data administrasi bahwa daerah Blok IUP Operasi Produksi PT.
Sarana Bumi Minerindo berada di Desa Musiku dan desa Lelewawo Kecamatan
Kecamatan Batuputih Kabupaten Kolaka utara. Data Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kolaka Utara tahun 2011 bahwa Blok IUP
Eksploitasi PT. Sarana Bumi Minerindo terbagi atas 3 zona wilayah peruntukan/
penggunaan lahan, yaitu :
 Wilayah peruntukan perkebunan
 Wilayah peruntukan tanah ladang
 Wilayah pernutukan semak belukar
Selain itu juga dalam wilayah Blok Eksploitasi PT. Sarana Bumi Minerindo
terdapat lahan yang menjadi hak kepemilikan beberapa masyakat.
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

1. Tambang
Pada tahun 2013 – 2014, PT. Sarana Bumi Minerindo memiliki rencana
untuk melakukan penambangan di Tambang terbuka. Pertambangan bijih nikel PT.
Sarana Bumi Minerindo menerapkan rencana penambangan open pit mining
( tambang terbuka) dengan pemisahan overburden (OB) dan pemisahan Top Soil
yang akan digunakan untuk recana reklamasi
Penambangan dilakukan dengan sistem sub blok, dimana blok
penambangan akan dibagi dalam sub-sub blok dengan luas kurag lebih 10 Ha/ sub
blok. Dengan tujuan setelah selesai penambangan pada suatu sub blok segera
dilakukan reklamasi.
Dalam penambangan tambang terbuka diperlukan area untuk
penampungan ( weste dump ) dimana overburden dibuang di area wastendump
sebelum nantinya dibagian atasnya diberi Top soil sebelum dilakukan reklamasi.

Tabel 3.1 Jenis dan jumlah kendaraan yang akan digunakan oleh PT. Sarana
Bumi Minerindo untuk kegiatan penambangan bijih nikel
No Jenis Alat Jumlah (unit)
1 2 3
A. Alat Berat
1. Excavator 5
2. Loader/ Sovel 5
3. Dozer 3
4. Grader 1
5. Bomag 1
B. Kendaraan
6. Dump truck 10
7. Kendaraan operasional roda empat 5
8. Kendaraan roda dua 5
2. Timbunan
Material timbunan yang dihasilkan dari kegiatan penambangan
ditempatkan baik di dalam lubang bekas tambang ( in pit dum) maupun ke luar
lubang bekas tambang (out pit dump).
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

Sebelum dilakukan kegiatan penambangan bijih nikel maka dilakukan


pengupasan tanah pucuk. Pengupasan tanah pucuk merupakan lapisan tanah
paling atas dimaksudkan untuk membuka lahan dan mengambil top soil-nya yang
nantinya akan digunakan untuk rehabilitasi lahan pasca tambang. Pada beberapa
lokasi penambangan PT.SARANA BUMI MINERINDO tanah pucuk ini sudah
merupakan cebakan bijih nikel yang mengandung bijih bijih nikel.
Perlakukan terhadap lokasi tambang yang mana lapisan penutupnya telah
digali kemudian akan diangkut ke tempat penimbunan, atau bisa langsung dipakai
untuk reklamasi/ menutup kembali di daerah bekas tambang. Dampak yang terjadi
pada kegiatan pertama terhadap erosi tanah tidak penting bila lapisan tanah
pucuk dilindungi (missal: ditutup dengan tanah penutup), sehingga tidak terbawa
oleh air hujan. Kegiatan kedua akan menimbulkan peningkatan terhadap erosi
tanah, walaupun dapat dikendalikan oleh vegetasi atau tanaman penutup.
Tanah penutup yang telah dikupas dikumpulkan pada area stockpiles yang
telah disiapkan. Tanah pucuk dan tanah penutup tersebut akan digunakan sebagai
lapisan paling atas pada areal bekas pertambangan setelah kegiatan reklamasi,
sehingga areal tersebut dapat kembali menjadi media tumbuh yang baik bagi
tanaman/ vegetasi.
Tanah penutup yang telah dikupas dikumpulkan pada stockpiles yang telah
disiapkan. Tanah pucuk dan tanah penutup tersebut akan digunakan sebagai
lapisan paling atas pada areal bekas pertambangan setelah kegiatan reklamasi,
sehingga areal tersebut dapat kembali menjadi media tumbuh yang baik bagi
tanaman/ vegetasi.
Untuk menjaga kestabilan lereng dan aspek keselamatan kerja, maka
bentuk penimbunan tanah/ batuan penutup dibuat landai sehingga menyerupai
bentuk aslinya atau dengan kemiringan sekitar.
Penimbunan tanah pucuk (top soil) ditetapkan pada timbunan batuan penutup
(over burden) yang sudah final. Sehingga pada saat kegiatan penataan ulang
(recontouring) tanah pucuk tersebut tinggal didorong dengan ketebalan sesuai
keperluan revegetasi dan ketersediaanya (top soil balance).
3. Jalan
Jalan tambang yang digunakan untuk pemindahan material tanah pucuk
dari tempat penggalian ke lokasi penimbunan, sudah termasuk ke dalam luasan
bukaan lahan, baik di dalam lubang bekas tambang yang sudah ditimbun kembali
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

maupun di luar lubang bekas tambang. Jalan tamabang ini dibangun dengan
memperhatikan aspek K3, diantaranya mengenai batas maksimal kecuraman
sesuai kemampuan alat-alat berat yang bekerja di lokasi tersebut dan lebar
minimal tiga kali alat besar terbesar yang beroperasi di sana.
Pada pelaksanaan kegiatan penambangan bijih nikel akan membutuhkan
akses jalan dari area front kerja penambangan menuju ke lokasi stockpiles.
Pembuatan jalan tambang akan memanfaatkan jalan tanah yang telah ada serta
pembuatan jalan baru. Untuk jalan yang telah ada serta pembuatan jalan baru.
Untuk jalan yang telah ada kualitasnya akan ditingkatkan agar mampu mendukung
tonase kendaraan yang akan melewati jalan tersebut.
Sistem penirisan dan upaya-upaya lain untuk memperkecil laju erosi pada
bidang lereng dilakukan dengan membuat kemiringan timbunan reklamasi ke arah
kaki lereng, dan di kaki lereng dibuat saluran penirisan lainnya searah dengan
bentuk kontur. Selain itu, penyebaran tanaman penutup (legume cover crop)
dilakukan sesegera mungkin pada lereng-lereng untuk mengurangi laju erosi.

4. Kolam Sedimen
Kolam sedimen yang akan dibuat, tidak jauh dari lokasi penambangan.
Luas dari masing-masing waduk tersebut adalah bervariasi sesuai dengan
kapasitas yang akan ditampung. Kedalaman waduk yang direncanakan mencapai 3
– 4 meter.
Selain itu dibuat sumur-sumur resapan yang dirancang sedemikian rupa
untuk menjernihkan air yang dialirkan dari waduk yang telah diendapkan
sedimennya. Air yang ada dalam sumur dan telah jernih akan dimanfaatkan
kembali dalam pengelolaan bijih nikel.
Untuk jarak kolam sedimen atau sumur pengendapan pada radius 500 meter, atau
jarak 200 meter dari sumber mata air, dari sungai jarak 100 meter pada sisi kiri
dan kanan dan anak sungai sisi kiri dan kanan masing-masing 50 meter.

5. Sarana Penunjang
Sarana penunjang, seperti bengkel area parkir unit, kolam tailing
ditempatkan pada lokasi-lokasi lubang bekas tambang atau yang sudah ditimbun
kembali sehingga tidak membuka lahan/ hutan secara khusus untuk keperluan ini.
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

Instalasi perkantoran saat ini masih menyewa rumah penduduk dan kedepan akan
dibuat permanen di desa Rau-Rau Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana.
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

BAB IV
PROGRAM REKLAMASI

1. Lokasi Reklamasi
Tabel 4.1 Rencana Reklamasi Tambang PT.SARANA BUMI MINERINDO Tahun 2013-
2014

Uraian 2013 2014


1. Lahan yang dibuka
a. Daerah Tambang (Ha) 9,61 9,42
b. Daerah di luar tambang (Ha)
 Timbunan batuan penutup
 Timbunan bahan baku/produksi
15,06 15,06
 Jalan tambang
 Pabrik instalasi pengolahan
 Kantor dan perumahan
2. Penambangan
a. Lahan yang selesai ditambang
20,79 21,65
(Ha)
b. Tambang aktif (Ha) 22,56 23,42
c. Volume OB yang digali (Lcm) 25,5 21,8
3. Penimbunan
a. Daerah tambang (Ha) 20,79 21,65
b. Daerah di luar tambang (Ha) 15,06 15,06
4. Reklamasi
a. Penataan lahan (Ha)
 Pengaturan permukaan lahan
 Penebaran tanah zona
15,5 13,6
perakaran
 Pengendalian erosi dan
 Pengelolaan air
b. Revegetasi (ha)
 Analisis kualitas tanah
 Pemupukan
15,5 13,6
 Pengadaan bibit
 Penanaman
 Pemeliharaan tanaman

2. Teknik dan Peralatan


Lubang tambang yang telah habis cadangan bijih nikelnya, diisi kembali
melallui metode back filling dengan tanah penutup yang berasal dari tambang lain
yang baru dibuka. Selanjutnya dilakukan penataan lahan ( recontouring dan
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

regrading) untuk membentuk lereng agar mendekati topografi awal dengan


kemiringan maksimal 25% (vertikal : Horizontal 1 : 4)

Gambar 4.1 Bentuk lereng timbunan yang direklamasi

Pemindahan batuan penutup dari tambang ke lubang bekas tambang ( in


pit dump) atau ke luar tambang ( out pit dump) menggunakan alat-alat berat
seperti Excavator Komatsu PC 200, Dump Truck Hino 173, dan Bulldozer Komatsu
D155-A2. sedangkan dalam kegiatan rekontouring dan regrading digunakan
bulldozer yang lebih kecil, Komatsu D 155-A2, untuk menata tanah/ batuan
penutup dengan ketebalan rata-rata 1.5 meter.
Tanah pucuk (topsoil) yang berasal dari lahan yang baru dibuka atau dari
topsoil stockpile kemudian disebarkan pada areal yang telah selesai ditata, dengan
ketebalan rata-rata 75 cm, ketebalan tanah pucuk yang disebarkan menjadi
berkisar antara 100 cm. Alat-alat berat yang digunakan dalam pemindahan dan
penyebaran tanah pucuk di antaranya Excavator Komatsu PC 200, Dump Truck
Hino 173, dan Bulldozer Komatsu D155-A2
Guna mengurangi terjadinya erosi, lahan yang sudah siap tanam diberi
mulsa atau diberi tanaman penutup tanah yang ditanam antaranya Centrocema
manguides, Centrocema pubescens, dan Peuraira javanica. Pada tahun
selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian, akan digunakan pula tanaman koro
benguk (Mucuna pruirens) sebagai tanaman penutup tanah karena tingkat
penutupannya yang relatif lebih baik.
Pembuatan dan pemeliharaan saluran drainase di areal reklamasi
menggunakan excavator Komatsu PC 200-6. Saluran drainase di areal reklamasi
dibuat rata-rata pada setiap kontur berjarak 50 meter. Dimensi saluran yang
dibuat adalah trapezodial, dengan lebar dasar 1 meter, kedalaman 1 meter dan
kemiringan dinding saluran 1 : 1 (V : H).
Peralatan yang digunakan pada kegiatan reklamasi ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

Tabel 4.2 Alat – alat berat yang digunakan dalam Kegiatan Reklamasi

Produktivitas Faktor
Alat Berat Kapasitas
Normal Aktual Penyesuaian
Excavator (m3/jam)
Komatsu PC 200 - 6 120 90 0,75 0,9 m3
Dozer
Komatsu D 155 – A2 376 338 0,90 9,4 m3
Truk
Tronton/ Hino FL 173 120 102 0,85 20 ton

Excavator PC 200 - 6 digunakan dalam kegiatan pengupasan tanah pucuk.


Untuk mencapai produktivitas yang sama antar setiap alat yang digunakan dalam
kegiatan ini, digunakan dua buah Excavator, melayani 4 buah Truk Tronton Hino Fl
172 untuk pengangkutan dan Dozer Komatsu yang bekerja di areal reklamasi atau
di top soil stock pile. Excavator PC 200 - 6 dengan kapasitas dan bobot yang lebih
kecil sesuai untuk membuat setting pond dan merawat saluran drainase.
Selain terkait dengan efisiensi alat, hal ini juga dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya pengerasan tanah dan amblasnyaalat karena bekerja di
areal tanah timbunan.

3. Sumber Material
Penambangan akan dilakukan dengan sistem tambang terbuka dengan
metode back filling sehingga lahan-lahan bekas penambangan akan dapat segera
direklamasi dengan cara penutupan dan penimbunan kembali, untuk kemudian
dapat segera direvegetasi.
Adapun maksud dilakukannya metode penambangan dengan metode isi
kembali ini adalah untuk meminimalisir luas bukaan lahan sebagai peruntukan
kegiatan penambangan dan lokasi penimbunan tanah/ batuan penutup yang baru,
dan juga sekaligus untuk mempermudah dalam pelaksanaan pengelolaan lahan
bekas tambang. Dengan dilakukannya metode penambangan seperti ini,
diharapkan pelaksanaan reklamasi lahan bekas tambang dapat terlaksana dengan
optimal.
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

Hasil pengupasan material tanah pucuk diangkut ke lokasi penumpukan


yang sudah ditetapkan. Untuk menghindari tererosinya tanah pucuk maupun
larutnya unsur-unsur hara oleh air, maka di atas tanah pucuk ditanami tanaman
penutup tanah (cover crops). Pemanfaatan kembali tanah pucuk segera dilakukan,
apabila telah ada lahan yang siap direvegetasi.
Tanah/batuan penutup dari hasil pengupasan dan bongkaran kegiatan
penambangan akan ditimbun pada lokasi penimbunan yang sudah ditentukan.
Prioritas penimbunan adalah pada lokasi lahan bekas penambangan yang telah
selesai diambil endapan bijih nikelnya. Untuk menjaga kestabilan dan aspek
keselamatan kerja, maka bentuk penimbunan tanah/batuan penutup dibuat landai
sehingga menyerupai bentuk aslinya atau dengan kemiringan sekitar dengan rasio
4 : 1.

4. Penanaman (Revegetasi)
Kegiatan revegetasi dimulai dengan penanaman tanaman cepat tumbuh
seperti Acacia mangium, kemudian tanaman spesies lokal seperti Peronema
canescens Tanaman buah-buahan selanjutnya ditanam disela-sela tanaman
pokok, dengan jarak tanam 3 x 3 meter, sebagai habitat penunjang bagi satwa
liar.
Jenis tanaman yang ditanam antara lain :
1. Tanaman penutup tanah (legume cover crop), yaitu : Centrocema manguides,
Centrocema pubescens, Peuraira javanica dan Mucuna pruriens
2. Tanaman species lokal dan buah-buahan, yaitu : Kemiri (Aleuritus moluccana),
Rambutan (Nephelium spp), Durian (Durio zibethinus), Mangga (Mangifera
spp).
3. Tanaman fast-growing species : Paraserianthes falcataria, Acacia mangium, dan
Gmelina sp.
Program pembibitan dilakukan sebagai salah satu upaya PT.SARANA BUMI
MINERINDO dalam memenuhi kebutuhan tanaman untuk kegiatan reklamasi.
Jenis-jenis tanaman yang dikembangkan dalam program pembibitan ini adalah
tanaman cepat tumbuh dan tanaman yang memiliki akar yang kuat guna
mencegah terjadinya erosi dan tingkat penutupan tajuk tanaman yang cepat untuk
menciptakan iklim mikro bagi tanaman bawah yang tumbuh secara alami.
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

Tanaman cepat tumbuh yang dibibitkan adalah Acaciana mangium, Albazia


falcatarienthes dan trembesi. Tanaman cepat tumbuh dikategorikan juga sebagai
tanaman perintis (pioneer tree). Tanaman ini dapat menghasilkan kanopi yang
berguna bagi spesies-spesies lainnya khususnya spesies lokal yang tumbuh di
bawah naungannya. Penanaman sebaiknya dimulai 1 minggu setelah menebarkan
tanaman penutup tanah (legum cover crop). Sedangkan tanaman lokal yang
dibibitkan, untuk memperkaya keanekaragaman janis tanaman adalah Kapuk
(Ceiba petandra) Tanaman buah-buahan yang dibibitkan dan ditanam untuk
mempercepat kembali berfungsinya areal reklamasi sebagai habitat bagi satwa
liar, adalah Kemiri (Aleuritus moluccana), Rambutan (Nephelium spp), Durian
(Durio zibethinus), Mangga (Mangifera spp).
Kegiatan Revegetasi ini juga meliputi pemupukan dan pemantauan.
Pemupukan dilakukan pada awal penanaman dan tiga bulan setelah tanam
dengan menggunakan pupuk lengkap (NPK) sebanyak masing-masing 150 kg per
hektar. Pembibitan yang menyediakan tanaman ini dilaksanakan melalui program
community development.
Tabel 4.3. Biaya Revegetasi

Satuan US $
Komponen Satuan
/Hektar
Satuan Hektar
Pembelian bibit melalui pengusaha
pembibitan lokal sebagai salah satu Tanaman 1.500 0.25 375
bentuk program CD
1. Tanaman penutup Kg 25 1,00 25,0
2. Pupuk Kg 150 0,75 112,5
3. Tenaga kerja HOK 20 2,50 50,0
Obat-obatan Liter 5 2,50 12,5
Pupuk Kg 150 0,75 112,5
Tenaga kerja HOK 5 2,50 12,5
Total Biaya 325

5. Pekerjaan Sipil
Sistem penirisan dan upaya-upaya lain untuk memperkecil laju erosi pada
bidang lereng akan dilaksanakan dengan membuat kemiringan bidang olah
dengan rasio 4 : 1 kearah kaki lereng, dan di kaki lereng dibuat saluran penirisan
lainnya searah dengan bentuk kontur. Selain itu, penyebaran covercrop dilakukan
sesegera mungkin pada lereng-lereng untuk mencegah erosi. Penirisan air yang
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

tidak terganggu akibat kegiatan tambang dimaksudkan untuk mengarahkan air


permukaan ke drainase alami disekitar tambang seperti sungai atau anak sungai di
sekitarnya. Sedangkan air limbah akibat aktivitas tambang dilewatkan melalui
kolam pengendapan untuk mendapatkan perlakuan sebelum dibuang ke perairan
umum.
Untuk mengantisipasi dan usaha pengendalian/ pencegahan terjadinya air asam
tambang (AAT) akibat oksidasi mineral sulfida yang terkandung dalam material
tanah/ batuan penutup pada kegiatan penambangan, PT.SARANA BUMI
MINERINDO melakukan analisa geokimia terhadap batuan dari daerah yang akan
ditambang dengan metode Net Acid Generation Test (NAG Test)
Kegiatan penyebaran tanah pucuk dimulai jika kegiatan penataan kembali
(regarding/recontouring) batuan penutup sudah selesai dilakukan. Tebal tanah
pucuk yang disebarkan berkisar antara 40 – 75 cm.

6. Air Asam Tambang


Seperti yang sudah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya, pada
tahun 2008 akan tetap dilakukan analisa terhadap batuan untuk mengetahui dan
memprediksi lebih awal ada atau tidaknya material batuan yang berpotensi
membentuk asam, yang akan dilakukan dari hasil pemboran geologi maupun dari
permukaan tumpukan tanah/ batuan penutup. Dengan demikian kemungkinan
akan terjadinya air asam tambang dapat diantisipasi lebih awal.
Metode yang digunakan dalam analisa ini adalah metode NAG Test dimana
dalam analisa ini akan diketahui nilai pH dan jumlah kandungan asam sulfat/ton
batuan (kg H2SO4/ton). Adapun prosedur penanganan terhadap batuan yang
berpotensi membentuk asam (potentially acid forming) adalah dengan cara
mengisolisir area penimbunan dan menimbun batuan tersebut sehingga tidak
teroksidasi oleh air dan udara, seperti yang telah diatur dalam standar prosedur
operasional yang telah dibuat.
Pengelolaan saluran drainase meliputi juga biaya pembuatan settling pond,
sebagai tempat kahir pengelolaan kualitas air sebelum dilepaskan ke badan
perairan umum. Settling pond dibuat dengan dimensi rata-rata yang diperlukan
berdasarkan cathment area dan besarnya run off, adalah 30 x 30 meter, sedalam
2 meter. Satu lokasi settling pond memerlukan dua kompartemen, masing-masing
berfungsi sebagai sediment pond dan treatment pond.
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

Tabel 4.4. Biaya Pengelolaan Drainase

Asumsi
Produktifitas Dipakai Biaya
Alat Berat konversi
m3 Ha / jam m3 / ha $ / jam $ / ha
Pembuatan saluran drainase
PC 200 - 6 90 0,113 800 21,6 192,0
Pembuatan settling pond
PC – 200 - 6 180 43,2
FL 173 306 48,7
180 0,500 360 91,90 183,8
Pemeliharaan saluran drainase dan settling pond
PC 200 - 6 90 21,6
FL 173 306 48,7
90 0,773 116,47 70,3 91,0

7. Pemeliharaan
Tanaman memerlukan kondisi yang baik bagi pertumbuhannya. Salah satu
metode untuk menyediakan kondisi tersebut adalah dengan mengurangi tanaman
pesaing-pesaing alaminya. Tanaman pesaing berupa semak /rerumputan yang
tumbuh di daerah reklamasi. Gulma adalah musuh utama tanaman di lahan
reklamasi karena mengambil nutiren dari tanah.
Cara terbaik untuk mengurangi masalah ini ialah membersihkan daerah di
sekeliling Tanaman tersebut (sekitar 0,5) meter. Tindakan ini sangat penting untuk
tanaman yang masih kecil. Setelah enam bulan masa penanaman, pembersihan itu
dapat dihentikan. Hal ini berlaku dengan asumsi bahwa tanaman dapat mengambil
cukup banyak hara dengan mengalahkan pesaingnya (sistem akar tanaman itu
telah berkembang dan menyebar).

Tabel 4. 5. Jadwal Pemeliharaan Tanaman Reklamasi

Kegiatan Bulan 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan 24

Pemupukan 50 kg/ha 50 kg/ha 25 kg/ha 25 kg/ha


LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

Penyiangan Ya Ya Ya

BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI

Mengacu pada Permen No. 18 Tahun 2008, komponen biaya reklamasi meliputi
biaya langsung untuk penataan lahan (recontouring), penanaman, pengendalian erosi,
pencegahan/ pengelolaan air asam tambang (ATT) serta termasuk di dalamnya
pembangunan struktur-struktur bangunan untuk pengendalian erosi dan pengelolaan
kualitas air larian permukaan.
Biaya tidak langsung meliputi biaya untuk :
 Perencanaan sebesar 2-10%
 Administrasi sebesar 3-14%, dan
 Pengawasan (supervisi) sebesar 2-7%
 Mobilisasi dan demobilisasi perlatan yang digunakan untuk pekerjaan reklamasi
sebesar 2,5%dari total biaya langsung.
Besaran persentase biaya tidak langsung ini mengacu kepada tabel Englemen’s heavy
construction cost.
Secara umum kegiatan reklamasi di wilayah tambang PT.SARANA BUMI
MINERINDO dikerjakan oleh kontraktor, baik kontraktor yang juga merupakan
kontraktor penambangan maupun kontraktor khusus untuk pekerjaan reklamasi pada
lokasi-lokasi tertentu. Namun demikian, peralatan yang digunakan dan diperlukan
untuk kegiatan reklamasi terpisah dari peralatan-peralatan yang digunakan untuk
kegiatan penambangan. Keterlibatan masyarakat sekitar tambang, melalui program
Community Development, diarahkan pada pekerjaan-pekerjaan pendukung reklamasi
seperti :
 Pengadaan dan penyebaran mulsa pada areal reklamasi yang sudah ditebari tanah
pucuk.
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

 Pembibitan, baik untuk tanaman jenis cepat tumbuh (fast growing species) maupun
tanaman lokal (kayu dan buah-buahan) yang mereka cari dan perbanyak dari
sumberdaya setempat.
 Penanaman dan pemeliharaan tanaman, melalui kontrak kerja singkat oleh
kontraktor pelaksana kegiatan reklamasi.
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

Tabel 5.1. Rencana Biaya (USD) Reklamasi Tahun 2008 -2012

No DESKRIPSI BIAYA (US $) 2011 2012


1     Biaya Langsung (US $/ Rp)    
  a   Biaya Penatagunaan Lahan    
  1). Biaya pengaturan permukaan lahan 600,521 499,592
  2). Biaya penebaran tanah pucuk 357,823 286,097
  3). Biaya pengendalian erosi dan pengelolaan air 210,790 148,071
  b   Biaya revegetasi : 184,946 183,023
  c   Biaya pencegahan dan penanggulangan air    
    asam tambang 199,863 210,256
Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan pasca
d tambang (Biaya yang diperlukan untuk pekerjaan sipil yang 162,900 153,098
secara teknis sesuai dengan AMDAL atau UKL dan UPL)
Sub Total 1 (US $/ Rp) 1,716,843 1,480,137.00
2   Biaya Tidak Langsung (US $/ Rp)    
  a   Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat 42,921.08 37,003.43
    (sebesar 2,5 % dari Biaya Langsung atau    
    berdasarkan perhitungan)    
  b   Biaya perencanaan reklamasi (sebesar 2 % - 10 % dari 85,842.15 74,006.85
    Biaya Langsung)    
  c   Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor 120,179.01 103,609.59
    (sebesar 3 % - 14 % dari Biaya Langsung)    
  d   Biaya supervise
68,673.72 59,205.48
    (sebesar 2 % - 7 % dari Biaya Langsung)
Sub Total 2 (US $/ Rp) 2,034,458 1,753,962.35
Total (US $/ Rp) 3,751,301 3,234,099.35
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

KATA PENGANTAR

Laporan ini merupakan Dokumen “Rencana Penutupan Tambang”

penambangan bijih nikel di desa Tolala Kabupaten kolaka utara dengan luas 1160 Ha,

rencana ini meruapan kewajiban yang telah di tetapkan oleh dinas pertamabangan

sebagai ssalah satu syarat pemenuhan sebagai penambang.

Demikian dokumen ini dibuat untuk dapat menjadi panduan PT.SARANA BUMI

MINERINDO dalam kegiatan penambangan di desa Tolala dokumen ini diharapkan juga

menjadi acuan bagi masyrakat dan dinas terkait.

PT.SARANA BUMI MINERINDO mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

membantu hingga terselesaikannya dokumen ini.

Tolala, April 2013

PT.SARANA BUMI MINERINDO

Oei Harry Fong Jaya


DIREKTUR UTAMA
LAPORAN RENCANA REKLAMASI PT. SBM

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TATA GUNA LAHAN SEBELUM DAN SESUDAH DITAMBANG

BAB III RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

BAB IV PROGRAM REKLAMASI

BAB V RENCANA BIAYA REKLAMASI

Anda mungkin juga menyukai