Anda di halaman 1dari 5

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

Pada Krisis Hipertensi

ULFA DEWI SANTIKA


(1810035)
ASUHAN KEPERAWATAN KRISIS HIPERTENSI
1. Pengkajian
1) Identitas
a. Pasien, meliputi : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan, Agama, Bangsa.
b. Penanggung Jawab : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan, Agama, Bangsa
dan hubungan dengan pasien.
2) Pengkajian Primer
a. Airway
Kaji :
- Bersihan jalan nafas
- Adanya/ tidaknya jalan nafas
- Distres pernafasan
- Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring
b. Breathing
Kaji :
- Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
- Suara nafas melalui hidung atau mulut
- Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
c. Circulation
Kaji :
- Denyut nadi karotis
- Tekanan darah
- Warna kulit, kelembapan kulit
- Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal
d. Disability
Kaji :
- Tingkat kesadaran
- Gerakan ekstremitas
- GCS ( Glasgow Coma Scale )
- Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya
e. Eksposure
Kaji :
- Tanda-tanda trauma yang ada. ( Muslicha : 45-46 )
3) Dasar Data Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu dingin
c. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, Factor stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e. Makanan/Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut, gangguan
penglihatan, episode epistaksis
Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optic
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen
h. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal
proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan,
sianosis
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postura
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit
ginjal Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone. (Dongoes Marilynn E, 2000)

2.      Diagnosa Keperawatan


1) Perfusi Perifer Tidak Efektif
2) Pola Napas Tidak Efektif

3.      Intervensi Keperawatan


1) Perfusi Perifer Tidak Efektif
a. Observasi
- Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
angkle brachial index)
- Identifikasi factor resiko gangguan sirkulasi (mis.diabetes, perokok, orang tua,
hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
- Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstermitas
b. Terapeutik
- Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
- Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstermitas pada keterbatasan perfusi
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan hidrasi
c. Edukasi
- Anjurkan berolahraga
- Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun
kolestrol, jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
- Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
- Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (mis. Rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)

2) Pola Napas Tidak Efektif


a. Observasi
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
- Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-
Stokes, Biot)
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
b. Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
c. Edukasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran mukolotik, jika perlu.

Daftar Pustaka
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
https://id.scribd.com/doc/97033610/Asuhan-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pada-Krisis-Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai