0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis argumen yang digunakan dalam debat, seperti penggunaan ancaman, belas kasihan, pendapat orang banyak, menyerang karakter lawan, merujuk pada otoritas yang tidak kompeten, ketidaktahuan, kesimpulan yang tidak relevan, dan pengalihan perhatian.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis argumen yang digunakan dalam debat, seperti penggunaan ancaman, belas kasihan, pendapat orang banyak, menyerang karakter lawan, merujuk pada otoritas yang tidak kompeten, ketidaktahuan, kesimpulan yang tidak relevan, dan pengalihan perhatian.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis argumen yang digunakan dalam debat, seperti penggunaan ancaman, belas kasihan, pendapat orang banyak, menyerang karakter lawan, merujuk pada otoritas yang tidak kompeten, ketidaktahuan, kesimpulan yang tidak relevan, dan pengalihan perhatian.
Argumentum ad Baculum (penggunaan kekuatan atau ancaman kekuatan)
Supir kepada anak bos: “kamu harus pulang sesuai jadwal sekolah, jika tidak saya akan melaporkan kepada bos” 2. Argumentum ad Misericordiam (Meminta belas kasihan) Bpk. Laba Yth., saya mengakui bahwa saya tidak memiliki batas absen kehadiran yang cukup di mata kuliah logika terapan. Namun jika bapak tidak meluluskan saya karena absensi, maka saya akan di drop out dari kampus. Tentunya saya memohon bapak untuk meluluskan saya. 3. Argumentum ad Populum (Acuan kepada Orang Banyak) Kiat Langsung : Gordon Ramsay piawai dalam menggunakan Teknik ini, tetapi Teknik ini juga dengan lihai digunakan oleh para chef pada kontes memasak nasional. Kiat Tidak Langsung : Inilah popok yang paling baik untuk bayi anda : popok bayi mamypoko! Mengapa? Karena 95% para ibu memercayai popok mamypoko!! (kata meriah) 4. Argumentum ad Hominem (Menyerang diri orangnya) Merendahkan (sifat pribadinya) Dimas mengajukan argumen mendukung larangan merokok bagi anak dibawah umur. Argumen Dimas tidak ada nilainya. Dimas adalah pecandu rokok sejak dirinya lulus sekolah dasar. Sirkumstansial (sistem keyakinannya) Kita tidak boleh memercayai apa yang dikatakan Dimas tentang penyakit yang ibu derita karena dia bukan seorang dokter. Tu quoque (“Kamu sendiri juga”) Mengapa ayah menyuruh aku berhenti merokok? Ayah minggu lalu berkata bahwa waktu seusiaku ayah sendiri merokok. 5. Argumentum Ad Verecundiam (Autoritas tak berkualifikasi) Tiara, pemimpin perusahaan sedotan Indoguna, bersaksi di depan congress bahwa plastic merupakan bahan yang ramah lingkungan. Jadi, kita harus memercayainya dan menyimpulkan bahwa plastic memang bahan ramah lingkungan. 6. Argumentum Ad Ignorantiam (Acuan kepada ketidaktahuan) Sudah bertahun-tahun orang berusaha menemukan obat penyembuh kanker, dan masih belum berhasil. Jadi, harus disimpulkan bahwa penyakit kanker memang tidak bisa disembuhkan. 7. Ignoratio Elenchi (kesimpulan tidak relevan) Kemacetan di Jakarta akhir-akhir ini semakin parah. Satu-satunya pilihan yang ada ialah menetapkan seluruh jalanan di daerah Jakarta dengan system ganjil-genap. 8. Argumen Bayangan Seorang wanita hamil di luar nikah dan bertanya kepada orang tuanya untuk melakukan aborsi. Apa kamu sudah gila? Apa sih mau kamu nak? Apa kata tetangga nanti? Sudah berbuat salah dan sekarang ingin membunuh bayimu? Apakah kamu tidak takut dosa? Pertanyaan seperti itu kan konyol! 9. Pengalihan Perhatian Bagas, seorang murid mengkomplain banyaknya pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Tetapi tahukah Anda, tahun lalu Bagas di-skorsing karena ia berkelahi di dalam kelas. Ia memukul temannya hingga tidak sadarkan diri. Kejadian itu terekan cctv yang ada di dalam kelas. Cukup sekian perihal Bagas.