2018
Khallis, Khalissandy
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4397
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
IMPLEMENTASI AUGMENTED REALITY (AR) SEBAGAI
MEDIA PENGENAL ALAT MUSIK KHAS SUMATERA
BARAT BERBASIS ANDROID
SKRIPSI
KHALISSANDY KHALLIS
141421080
SKRIPSI
KHALISSANDY KHALLIS
141421080
Komisi Pembimbing:
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Jos Timanta Tarigan, S.Kom., M.Sc Dr. Syahril Efendi, S.Si., M.IT
NIP. 198501262015041001 NIP. 196711101996021001
Diketahui/disetujui oleh
Program Studi S1 Ilmu Komputer
Ketua,
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.
Khalissandy Khallis
141421080
Puji dan syukur ataskehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat, hidayah dan
pertolongan-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini,
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Studi S1
Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara. Tidak lupa pula shalawat beriring salam
penulis juga hadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Humselaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Opim Salim Sitompul, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Komputer Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis.
4. Bapak Dr. Syahril Efendi, S.Si., M.IT selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan, saran dan masukan serta dukungan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Jos Timanta Tarigan, S.Kom., M.Scselaku Dosen Pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan, saran,masukan dan motivasi kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Ade Candra, S.T., M.Kom dan Bapak Handrizal, S.Si., M.Comp.
Scselaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk
penyempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan staf pegawai Program Studi S1 Ilmu Komputer
Fasilkom-TI USU.
8. Kedua orangtua penulis tercinta yaitu Ayahanda Asnier, SH dan Ibunda
Nurlita yang telah memberikan dukungan jasmani dan rohani, motivasi
dan perhatian, serta Abang penulis yaitu Khalizzad Khalis dan adik tercinta
Penulis Noer Inda Chayanie yang telah membantu dan memberikan
semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis
menerima kritik dan saran dari pembaca upaya perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca, khususnya rekan-rekan mahasiswa lain
dari Universitas Sumatera Utara. Penulis juga ingin mengucapkan Terimakasih kepada
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan
memberikan motivasi kepada penulis. Semogasemua kebaikan, bantuan serta motivasi
yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan pahala dan karunia yang melimpah
dari Allah SWT.
Medan, Desember2017
Penulis
Indonesia dikenal dengan beragam suku dan budaya di berbagai daerah. Salah satu
daerah yang ada di Indonesia adalah Sumatera Barat. Dalam urusan Seni dan Budaya,
Provinsi Sumatera Barat sangat kaya akan seni dan budaya daerah, salah satunya
adalah Seni Musik. Namun, seni dan budaya daerah sudah semakin terlupakan.
Seluruh masyarakat, khususnya generasi muda hendaknya harus mengenal dan
mengetahui ciri khas seni musik suatu daerah. Tidak hanya masyarakat Sumatera
Barat itu sendiri yang harus mengetahuinya tetapi seluruh masyarakat. Salah satu cara
untuk mengenalkan alat musik khas tersebut adalah dengan pemanfaatan terobosan
teknologi terbaru yaitu Augmented Reality khususnya pada perangkat mobile.
Augmented Reality adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi
dan ataupun tiga dimensi kedalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu
memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Aplikasi Augmented
Reality tersebut akan dibangun dengan menggunakan Unity sebagai komponen utama
ditambah dengan library Vuforia dan pemrograman C# berbasis platform
Android.Adanya aplikasi alat musik khas Sumatera Barat dapat memberikan wawasan
dan sebagai media pembelajaran yang bersifat edukatif dan informatif karena aplikasi
telah dibangun dengan penambahan gambar 3D dan suara alat musik tersebut.
ABSTRACT
Indonesia is known for its diverse ethnicities and cultures in various regions. One of
the areas in Indonesia is West Sumatra. In Arts and Culture, West Sumatera is very
rich in local art and culture, one of them is Music Art. However, the arts and culture of
the region have been increasingly forgotten. The whole society, especially the young
generation should be familiar with and know the characteristic of music art of a
region. Not only the people of West Sumatra should know it but also the whole
community. One way to introduce the typical musical instrument is to utilize the latest
technological breakthrough Augmented Reality, especially on mobile devices.
Augmented Reality is a technology that combines two-dimensional and three-
dimensional objects into a real three-dimensional environment and projects those
virtual objects in real time. The Augmented Reality application will be built using
Unity as the main component plus the Vuforia library and C # based Android platform
programming. The existence of a typical West Sumatra musical instrument application
can provide insight and as a learning medium that is educative and informative
because the application has been built with the addition of 3D images and sound of the
instrument.
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Ucapan Terima Kasih iii
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
Bab 1 Pendahuluan
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 2
1.3.Batasan Masalah 2
1.4.Tujuan Penelitian 3
1.5.Manfaat Penelitian 3
1.6.Metodologi Penelitian 4
1.7.Sistematika Penulisan 5
Halaman
Tabel 3.1 Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Halaman Flash 29
Tabel 3.2 Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Halaman Utama 30
Tabel 3.3 Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Halaman Menu Musical 31
Instrument
Tabel 3.4 Keterangan Bagian-Bagian Rancangan HalamanAlat Musik 32
Tabel 3.5 Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Halaman Help 33
Tabel 3.6 Keterangan Bagian-Bagian Rancangan Halaman About 34
Halaman
Gambar 2.1 Perbedaan VR dengan AR 7
Gambar 2.2 Contoh Marker 8
Gambar 2.3 Titik Koordinat Virtual pada Marker 8
Gambar 2.4 Versi-versi Android 10
Gambar 2.5 Saluang 17
Gambar 2.6 Talempong 18
Gambar 2.7 Tambua 19
Gambar 2.8 Serunai 20
Gambar 2.9 Bansi 20
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa untuk Analisis Masalah 22
Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem 24
Gambar 3.3 Activity Diagram 26
Gambar 3.4 Sequence Diagram 27
Gambar 3.5 Flowchart Sistem 28
Gambar 3.6 Rancangan Halaman Flash 29
Gambar 3.7 Rancangan Halaman Utama 30
Gambar 3.8 Rancangan Halaman Menu Musical Instrument 31
Gambar 3.9 Rancangan Halaman Alat Musik 32
Gambar 3.10 Rancangan Halaman Help 33
Gambar 3.11 Rancangan Halaman About 34
Gambar 4.1 Tampilan Flash 36
Gambar 4.2 Tampilan Halaman Utama 36
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Menu Musical Instrument 37
Gambar 4.4 Tampilan Halaman Alat Musik 38
Gambar 4.5 Tampilan Halaman Help 38
Gambar 4.6 Tampilan Halaman About 39
Gambar 4.7 Pendeteksi Marker Vuforia 40
Gambar 4.8 Hasil Pengujian Pada Halaman Alat Musik Bansi 40
Gambar 4.9 Icon Aplikasi 41
Gambar 4.10 Halaman Flash pada Mobile 41
Gambar 4.11 Proses Pertama Penggunaan Aplikasi 42
Gambar 4.12 Proses Kedua Penggunaan Aplikasi 42
Gambar 4.13 Proses Ketiga Penggunaan Aplikasi 43
Gambar 4.14 Proses Keempat Penggunaan Aplikasi 43
Halaman
Lampiran 1 Listing Program A-1
Lampiran 2 Curriculum Vitae B-1
Lampiran 3 Surat Keputusan Dosen Pembimbing C-1
Lampiran 4 Surat Keputusan Tim Penguji Ujian Sarjana D-1
Lampiran 5 Surat Kesediaan Menguji E-1
PENDAHULUAN
Alat musik tradisional merupakan salah satu warisan budaya yang dimiliki oleh
hampir semua daerah atau propinsi yang ada di Indonesia. Saat ini, warisan budaya
yang tidak ternilai harganya tersebut mulai ditinggalkan walaupun terkadang banyak
warga Indonesia yang tidak rela jika alat musik tersebut diakui oleh bangsa lain.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan alat musik tradisional tersebut mulai
ditinggalkan, antara lain alat musik tradisional cenderung lebih kuno dibandingan alat
musik modern sehingga kurang mendapatkan tempat di hati generasi muda
(Nurlasmaya dkk,2012).
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau
Sumatera dengan Padang sebagai ibu kotanya. Provinsi Sumatera Barat yang terdiri
dari 12 Kabupaten dan 7 Kota ini mayoritas berpenduduk etnis Minangkabau. Dalam
urusan Seni dan Budaya, Provinsi Sumatera Barat sangat kaya akan seni dan budaya
daerah, salah satunya adalah Seni Musik. Nuansa Minangkabau yang ada di dalam
setiap musik Sumatra Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun dan alat khas
tradisional yang khas saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di
masyarakat. Hal ini disebabkan karena nuansa musik minang sangat enak didengarkan
walaupun diracik dengan alat musik modern saat ini.
Kemajuan di bidang komputerisasi yang sangat berkembang dapat dijadikan
salah satu alternatif dalam mengenalkan alat musik tradisional kepada masyarakat
khususnya generasi muda. Terobosan teknologi terbaru misalnya Augmented Reality
khususnya pada perangkat mobile (telepon genggam dan tablet) memang masih
tergolong minim. Penggunaan AR saat ini telah melebar kebanyak aspek didalam
kehidupan kita dan diproyeksikan akan mengalami perkembangan yang signifikan.
(Azuma, T.R. 1997)
LANDASAN TEORI
2.1.Augmented Reality
Augmented reality (AR) merupakan sebuah teknologi yang menggabungkan antara
obyek di dunia virtual dengan dunia nyata lalu diproyeksikan ke dalam waktu nyata.
Dengan menggunkan kamera, obyek di dunia nyata direkam. Apabila sebuah penanda
(marker) terekam dalam video tersebut maka aplikasi akan mengidentifikasi penanda
tersebut lalu menampilkan obyek virtual, orang yang sedang memainkan alat musik,
sesuai dengan kode penanda. Selain menampilkan obyek virtual, aplikasi ini juga
memperdengarkan suara dari alat musik yang sedang ditampilkan serta informasi
tentang alat musik tersebut. Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan software
library OSGArt yang merupakan gabungan antara ARToolkit sebagai tracking library
dan open scene graph sebagai library pemrograman grafis 3 dimensi. Obyek virtual
dari aplikasi ini dibuat dengan menggunakan 3ds max (Nurlasmaya dkk, 2012).
Menurut Stephen Cawood & Mark Fiala dalam bukunya yang berjudul
“Augmented reality: a practical guide”, mendefinisikan bahwa augmented reality
merupakan cara alami untuk mengeksplorasi objek 3D dan data, AR merupakan suatu
konsep perpaduan antara virtual reality dengan world reality. Sehingga obyek-obyek
virtual 2 Dimensi (2D) atau 3 Dimensi (3D) seolah-olah terlihat nyata dan menyatu
dengan dunia nyata. Pada teknologi AR, pengguna dapat melihat dunia nyata yang ada
di sekelilingnya dengan penambahan obyek virtual yang dihasilkan oleh komputer.
Augmented Reality memiliki cara kerja yang cukup sederhana dengan berdasarkan
deteksi citra dan biasa disebut dengan marker. Sebagai contoh, sebuah kamera telah
dikalibrasi dapat mendeteksi marker yang telah didesain, lalu setelah mendeteksi
marker tersebut, kamera akan melakukan pencocokan dengan database yang telah
dibuat sebelumnya. Dan jika hasilnya cocok, maka informasi dari marker akan
digunakan menampilkan objek 3D yang telah didesain di depan layar penggunanya,
2.2.Marker
Augmented Reality dibagi menjadi dua tipe yaitu : (Erwin, Malik, R.F & Erviza,
R.A.M. 2013)
a. Augmented Reality berbasis Marker
AR berbasis Marker, disebut juga pelacakan berbasis marker, merupakan tipe
AR yang mengenali marker dan mengidentifikasi pola dari marker tersebut
untuk menambahkan suatu objek virtual ke lingkungan nyata. Marker
merupakan ilustrasi persegi hitam dan putih dengan sisi hitam tebal, pola hitam
(Sumber: http://www.kumandroid.com/2015/12/inilah-pengertian-android-
beserta-versi.html)
Vuforia adalah Augmented Reality Software Development Kit (SDK) untuk perangkat
bergerak yang memungkinkan pembuatan aplikasi Augmented Reality. Vuforia adalah
library pembangun aplikasi Augmented Reality yang dikembangkan oleh vendor semi
konduktor Qualcomm asal California, Amerika Serikat. Vuforia menggunakan
teknologi Computer Vision untuk mengenali dan melacak marker atau image target
yang sederhana, seperti kotak secara real-time (Abdullah, Fatchurrohman. 2012).
2.5 Unity 3D
Unity merupakan game engine yang cukup terkenal di dunia pembuatan game. Unity
Technologies dibangun di tahun 2004 oleh David Helgason, Nicholas Francis dan
Joachim Ante. Selain terkenal, aplikasi unity ini mudah di gunakan dan mudah
berintegrasi multiplatform dengan banyak aplikasi pendukung seperti 3DSMax,
Android, iOS, Windows phone, dan aplikasi lain. Unity dalah sebuah gameengine yang
memungkinkan untuk perorangan maupun tim, untuk membuat sebuah game 3D
dengan cepatdan mudah. Secara default, Unity telah diatur untuk pembuatan game
Pada Unity terdapat beberapa hal penting untuk membuat atau membangun suatu
aplikasi, diantaranya yaitu : (Sari, D.P. 2016)
a. Project
Pada Unity, project berisi identitas aplikasi yang meliputi nama Project,
platform building. Project merupakan kumpulan dari komponen-komponen
yang dikemas menjadi satu dalam sebuah software agar bisa dibangun menjadi
sebuah aplikasi.
b. Scene
Scene dapat disebut juga dengan layar atau tempat untuk membuat layar
aplikasi. Scene dapat dianalogikan sebagai level permainan, meskipun tidak
selamanya scene adalah level permainan. Misal, level1 diletakkan pada scene1,
level2 pada scene2, dst. Namun scene tidak selamanya berupa level, bisa jadi
lebih dari satu level diletakkan dalam satu scene. Game menu biasanya juga
diletakkan pada satu scene tersendiri. Suatu scene dapat berisi beberapa Game
Object. Antara satu scene dengan scene lainnya bisa memiliki Game Object
yang berbeda.
2.6 Blender
Blender adalah sebuah software 3D suite yang boleh dikata salah satu yang terlengkap
diantara software-software open source. Tool tool yang disediakan sederhana, namun
sudah mencakup seluruh kebutuhan untuk pembuatan film animasi. Untuk animasi
character contohnya, Blender menyediakan fasilitas bone walau tidak secanggih
software-software kelas komersial seperti 3D Studio Max. Blender adalah software
yang siapa saja dapat merombak tampilan fungsinya. Ukuran paket softwarenya pun
relatif kecil yakni sekitar 50 MB.
Satu kelebihan utama Blender adalah game engine yang terintegrasi, dan
dengan game engine tersebut anda dapat menciptakan software interaktif baik itu
game, presantasi atau web interaktif, tanpa menuntut anda memiliki pengetahuan
tentang programming yang mendalam. Bahkan untuk game yang sederhana atau
presentasi yang sederhana (seperti walkthrough interaktif) anda bahkan tidak
memerlukan pengetahuan programming sama sekali.
Keunggulan Blender 3D antara lain : (Sari, D.P. 2016)
a. Interface yang user friendly dan tertata rapi.
b. Tool untuk membuat objek 3D yang lengkap meliputi modeling, UV
mapping.
c. Cross Platform, dengan uniform GUI dan mendukung semua platform.
Blender 3D.
d. Dapat digunakan untuk semua versi Windows, Linux, OS X, FreeBSD, Irix
dan Sun.
e. Kualitas arsitektur 3D yang berkualitas tinggi dan bisa dikerjakan dengan
lebih cepat dan efisien.
f. File Berukuran kecil.
g. Free (gratis).
Kebudayaan Minangkabau di Sumatera Barat tidak bisa dipisahkan dari seni musik.
Musik mengiringi berbagai hal mulai dari aktifitas menanam padi, pertandingan
pencak silat hingga perayaan besar-besaran seperti pernikahan dan perayaan adat.
Jenis alat musik di Sumatra Barat pun beragam dan memiliki beragam bentuk serta
metode untuk memainkannya.
Berikut adalah berbagai jenis alat musik di Sumatera Barat yang menjadi
bagian tak terpisahkan dari adat istiadat masyarakatnya:
a. Saluang
Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat.
Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang
(Schizostachyum brachycladum Kurz). Alat ini termasuk dari golongan alat
musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi
talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan
diameter 3-4 cm. Dalam membuat saluang ini kita harus menentukan bagian
atas dan bawahnya terlebih dahulu untuk menentukan pembuatan lubang,
kalau saluang terbuat dari bambu, bagian atas saluang merupakan bagian
bawah ruas bambu. pada bagian atas saluang diserut untu dibuat meruncing
sekitar 45 derajat sesuai ketebalan bambu. untuk membuat 4 lubang pada alat
musik tradisional saluang ini mulai dari ukuran 2/3 dari panjang bambu, yang
diukur dari bagian atas, dan untuk lubang kedua dan seterusnya berjarak
setengah lingkaran bambu. untuk besar lubang agar menghasilkan suara yang
bagus, haruslah bulat dengan garis tengah 0,5 cm. Gambar saluang
ditunjukkan pada gambar 2.5.
c. Tambua
Tambua atau tambur merupakan alat musik gendang tradisional dari Minang
Kabau. Alat ini di tabuh oleh enam orang penabuh dengan pakaian adat
Minangkabau. Selain itu Tambua biasanya juga di iringi oleh alat musik lain
seperti "Tassa" dan "Talempong". Dengan alat inimaka bunyi Tambua akan
semakin ramai. Alat musik ini biasanya di gunakan untuk membuat ramai
sebuah "Alek" atau acara pesta. Dengan Tambua ini maka acara alek akan
semakin meriah. Mereka berupaya menghidangkan seni bunyi yang indah dan
penuh nuansa perjuangan. Peralatan dari kesenian ini ialah tambua terbuat dari
tabung kayu berukuran besar. Tingginya sekitar 75 sentimeter dengan garis
d. Serunai
Serunai atau puput serunai, lebih dikenal sebagai alat musik tiup tradisional
Minang. Ia dikenal merata diseluruh Sumatera Barat, baik di daratmaupun
pesisir. Puput serunai biasanya dibunyikan pada acara-acara keramaian adat,
seperti perkawinan, perhelatan penghulu (batagak pangulu) dan lain-lain atau
ditiup secara santai oleh perorangan, pada saat memanen padi atau diladang.
Alat yang digunakan untuk puput serunai terdiri dari batang padi,
sejenis kayu atau bambu, tanduk kerbau ataudaun kelapa. Rinciannya sebagai
berikut, untuk bagian penata bunyi, bahannya terbuat biasanya dari kayu capo
ringkik atau dari bambu talang. Ukurannya, sebesar ibu jari tangan. Capo
ringkik itu adalah sejenis perdu, kayunya keras tetapi bagian dalam lunak,
sehingga mudah dilubangi. Panjangnya sekitar 20 cm, diberi 4 lubang berjarak
2,5 cm, yang berfungsi mengatur irama. Nadanya hanya do-re-mi-fa-sol atau
disebut nada pentatonis. Nada ini yang lazim pada alat musik tradisional
Minang. Alat musik serunai ditunjukkan pada gambar 2.8.
e. Bansi
Bansi dapat dilihat pada gambar 2.9. Hampir sama dengan Saluang, Bansi
adalah alat musik jenis tiup yang lebih modern dibandingkan Saluang karena
Bansi sudah memiliki nada standar. Dengan memiliki nada standar, maka
Bansi dapat digunakan untuk mengalunkan lagu-lagu daerah maupun lagu
nasional dengan alunan bunyinya yang indah. Jika dilihat dari tingkat
kesulitan, maka Bansi lebih mudah dimainkan daripada Saluang. Karena
memainkan Saluang butuh latihan pernafasan yang cukup.
Implementasi dengan
Teknik Augmented
Minimnya Pengetahuan
Reality
Pada Alat Musik Khas Alat Musik yang relatif
Sumatera Barat mahal dan langka
Manusia Material
3.2.1.KebutuhanFungsional
Kebutuhan fungsional pada aplikasi Augmented Reality Alat Musik Khas Sumatera
Barat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran bermodelkan visualisasi dengan alat musik Khas
Sumatera Barat yangterlihat menyerupai bentuk nyata (aslinya).
2. Setiap objek memiliki fitur Sound, Rotate dan Zoom pada aplikasi.
3. Objek 3 dimensi divisualisasikan melalui kamera Smartphone.
3.2.2.KebutuhanNonfungsional
Kebutuhan nonfungsional mencakup karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Performa
Aplikasi yang dibangun dapat menampilkan objek 3D
memanfaatkanAugmented Reality.
2. Ekonomi
Sistem atau aplikasi yang akan dibangun harus bekerja dengan baik dantidak
memerlukan perangkat tambahan yang dapat mengeluarkan biaya.
3. Desain
Desain yang yang di bangun harus interaktif dan edukatif agar memudahkan
user dalam menggunakannya.
4. Informasi
Sistem yang digunakan harus mampu memberikan informasi tentang alat
musik khas Sumatera Barat dan cara memainkan alat musiknya.
5. Pelayanan
Sistem atau aplikasi yang akan dibangun harus mudah digunakan (user
friendly), artinya tampilan (interface) yang menarik dan mudah dimengerti.
Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang dapat merepresentasikan interaksi
yang terjadi antara user dengan sistem. Use Case Diagram mendeskripsikan interaksi
tipikal antara pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberikan sebuah
narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan.
3.3.2.Activity Diagram
Activity Diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika procedural, jalur kerja
sistem. Diagram ini menggambarkan berbagai alur kerja dalam sistem yang sedang
dirancang, bagaimana masing-masing alur kerja berawal, decision yang mungkin
terjadi, dan bagaimana mereka aktifitas atau alur kerja berakhir. Activity Diagram dari
sistem yang akan dibangun dapat ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Pada tahap ini, yang dilakukan user adalah memilih objek-objek alat musik khas
Sumatera Barat yang terdapat 5 jenis objek dan disertai dengan keterangannya.
Selanjutnya sistem akan menampilkan hasil objek 3D yang sesuai dengan yang dipilih
oleh user.
Halaman
X
Home
Halaman Augmented
Musical Augmented
Y MENU AR Serunai Y Informasi Reality X
Instrument Reality
MI-NANG Serunai Serunai
Halaman Augmented
Augmented
Saluang Y Informasi Reality X
Reality
Saluang Saluang
Halaman Augmented
Augmented
Bansi Y Informasi Reality X
Reality
Bansi Bansi
N
N
N
N Halaman Augmented
Augmented
Tambua Y Informasi Reality X
Reality
Tambua Tambua
Halaman Augmented
Talempong Y Informasi Augmented Reality X
Talempong Reality Talempong
Exit
Halaman
Help Y X
Help
Halaman
About Y X
About
Exit
Y Y
End
4.1. Implementasi
Implementasi sistem merupakan penerapan hasil rancangan yang telah dibuat dari
penggabungan program menjadi suatu aplikasi. Pada tahapan implementasi ini
aplikasi yang telah dianalisis dan dirancang akan difungsikan, sehingga akan diketahui
bagaimana kinerja dari aplikasi ini. Aplikasi ini di implementasikan dari desain dan
kode perancangan dari bab sebelumnya. Sistem ini dibangun dengan menggunakan
bahasa pemrograman C#dan menggunakan Software Unity 5.2.3dalam proses
pembuatan aplikasi ini.
Pada sistem ini terdapat 6 (enam) tampilan halaman, yaitu Halaman Home,
Halaman AR-MI-NANG Menu, Halaman Informasi Alat Musik, Halaman Augmented
Reality, Halaman Help, dan Halaman About.
4.2.Antarmuka Sistem
Setelah melewati tahap analisis perancangan antarmuka pengguna, rancangan
digunakan sebagai acuan untuk peng-coding-an halaman-halaman pada perangkat
lunak. Pada aplikasi alat musik khas Sumatera Barat menggunakan bahasa
pemrograman C#ini terdapat beberapa tampilan, yaitu:
1. Menu Flash.
2. Halaman Utama.
3. Halaman Menu Musical Instrument
4. Halaman Alat Musik
5. Menu Help.
6. Menu About.
Halaman flash merupakan halaman yang pertama sekali muncul pada saat aplikasi
dijalankan. Halaman ini muncul dalam waktu tiga detik, desain halaman ini dapat
dilihat pada gambar 4.1.
Tahap pengujian sistem merupakan proses dari tahap implementasi sistem. Pengujian
sistem pada aplikasi ini ialah dengan menggunakan markerless untuk menampilkan
objek. Objek yang muncul yakni adalah alat-alat musik Minang yang telah dibuat
menggunakan softwareopen source Blender versi 2.72 dan library vuforia sebagai
teknologi Augmented Reality yang di import ke dalam Unity 3D sebagai media
pembuat aplikasi. Proses pendeteksi marker terjadi karena pola markerless yang
terdeteksi atau sesuai (matching) yang ditangkap oleh kamera smartphone sehingga
menghasilkan objek 3D terhadap marker yang terdapat pada sub menu alat musik
yakni halaman alat musik bansi seperti yang terlihat pada gambar 4.8.
Adapun cara penggunaan aplikasi pada Android Mobile untuk dapat dijalankan
dengan benar adalah sebagai berikut :
1. Bukalah aplikasi AR_Minang yang telah ter-install pada Android mobile. Icon dari
AR_Minang dapat dilihat pada gambar 4.9.
Reality dari alat musik yang dipilih, dapat menekan tombol “play”. Proses ketiga
penggunaan aplikasi terlihat pada gambar 4.13.
5.1. Kesimpulan
Setelah melihat dan mengamati dari hasil analisis yang didapat pada sistem aplikasi
yang telah diselesaikan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk menjadikan teknologi Augmented Reality dalam penerapan alat musik khas
Sumatera Barat dengan menggunakan metode Markerless dengan User Defined
Targetdan pemrograman C# berbasis platform Android.
4. Adanya aplikasi alat musik khas Sumatera Barat dapat memberikan wawasandan
sebagai media pembelajaran bagi yang membutuhkankarena aplikasi telah
dibangun dengan penambahan gambar 3D dan suara alat musik tersebut.
5.2. Saran
Dalam pengembangan penelitian ini penulis memberikan beberapa saran, yaitu:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan penambahan fitur-fitur
sehingga lebih menarik dan user interface yang lebih interaktif.
2. Penekanan untuk mengeluarkan suara pada alat musik diharapkan lebih mudah
dan tepat untuk penelitian selanjutnya.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan aplikasi dapat dijalankan dengan
multiplatformseperti IOS dan windows phone.
Eric E, Sabelman. & Lam, Roger. 2015. The Real - Life Dangers of Augmented
Reality. Institute of Electrical and Electronics Engineers Journal 52(7): 48-53.
Erwin, Malik, R.F. & Erviza, R.A.M. 2013. Perpaduan Teknik Pemetaan Pikiran
dengan Aplikasi Augmented Reality Berbasis Marker Pendeteksi untuk Media
Pembelajaran. Augmented Reality 1: 1-6.
Pachoulakis, Ioannis. & Kapetanakis, Kostas. 2012. Augmented Reality Platforms for
Virtual Fitting Rooms. The International Journal of Multimedia & Its
Applications (IJMA) 4(4) : 35-46.
Rasjid, Meyliza., Sengkey, Rizal. & Karouw, Stanley. 2016. Rancang Bangun
Aplikasi Alat Musik Komlintang menggunakan Augmented Reality berbasis
Android. E-journal Teknik Informatika 7(1).
Roedavan, Rickman. 2016. Unity Tutorial Game Engine Edisi Revisi. Penerbit
Informatika : Bandung.
Santoso, Apri., Noviandi, Elki. & Predesan, Iis. 2013. Rancangan Bangun Aplikasi
Pembelajaran Organ Tubuh Berbasis Augmented Reality. Jurnal Sistem
Komputer 1: 1-9.
Toan Phan, Viet. & Yeon Choo, Seung. 2010. Interior Design in Augmented Reality
Environment. International Journal of Computer Applications 5(5): 16-21.
a. Event.cs
using UnityEngine;
using System.Collections;
publicclassEvent : MonoBehaviour {
publicvoid ExitApplication()
{
Application.Quit ();
}
}
b. Rotate.cs
using UnityEngine;
using System.Collections;
publicclassRotate : MonoBehaviour {
void Update () {
// get the user touch input
foreach (Touch touch in Input.touches) {
Debug.Log("Touching at: " + touch.position);
if (touch.phase == TouchPhase.Began) {
Debug.Log("Touch phase began at: " +
touch.position);
} elseif (touch.phase == TouchPhase.Moved) {
Debug.Log("Touch phase Moved");
transform.Rotate (touch.deltaPosition.y *
rotationRate,
-touch.deltaPosition.x *
rotationRate, 0, Space.World);
} elseif (touch.phase == TouchPhase.Ended) {
Debug.Log("Touch phase Ended");
}
}
}
}
using UnityEngine;
using System.Collections.Generic;
using Vuforia;
//[RequireComponent(typeof(AudioSource))]
publicclassVirtualButtonEventHandler : MonoBehaviour,
IVirtualButtonEventHandler {
void Start() {
btn_1 = transform.FindChild("hs1").gameObject;
btn_2 = transform.FindChild("hs2").gameObject;
// We don't want to show Jin during the startup
model_1.SetActive(false);
model_2.SetActive(false);
btn_1.SetActive(true);
///<summary>
/// Called when the virtual button has just been pressed:
///</summary>
publicvoid OnButtonPressed(VirtualButtonAbstractBehaviour vb) {
Debug.Log(vb.VirtualButtonName);
Debug.Log("Button pressed!");
//AudioSource audio = GetComponent<AudioSource>();
//audio.Play();
switch(vb.VirtualButtonName) {
case"satu":
Sound.Play();
//AudioSource Sound = GetComponents<AudioSource>();
//Sound.Play();
//btn_1.SetActive(false);
//btn_2.SetActive(true);
//model_1.SetActive(false);
//model_2.SetActive(true);
break;
case"dua":
Sound1.Play();
//AudioSource Sound1 = GetComponents<AudioSource>();
//Sound1.Play();
//btn_1.SetActive(true);
//btn_2.SetActive(false);
//model_1.SetActive(true);
//model_2.SetActive(false);
break;
case"tiga":
Sound2.Play();
//AudioSource Sound1 = GetComponents<AudioSource>();
//Sound1.Play();
//btn_1.SetActive(true);
//btn_2.SetActive(false);
//model_1.SetActive(true);
//model_2.SetActive(false);
break;
case"empat":
Sound3.Play();
//AudioSource Sound1 = GetComponents<AudioSource>();
//Sound1.Play();
//btn_1.SetActive(true);
//btn_2.SetActive(false);
//model_1.SetActive(true);
//model_2.SetActive(false);
break;
default:
thrownew UnityException("Button not supported: " + vb.VirtualButtonName);
break;
}
}
/// Called when the virtual button has just been released:
publicvoid OnButtonReleased(VirtualButtonAbstractBehaviour vb) {
Debug.Log("Button released!");
}
}
RIWAYAT PENDIDIKAN
S1 Ilmu Komputer
Universitas Sumatera Utara, Medan
131401122
D3 Teknik Informatika
Universitas Sumatera Utara, Medan
112406058
Sekolah Dasar
SD SWASTA PERTIWI MEDAN
1999-2005
KEAHLIAN
PENGALAMAN KERJA
No Perusahaan/Instansi Tahun
1 Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Sumatera Utara 2013
2 BNI 46 Persero 2016