Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


FAKULTAS TEKNIK
JL. H. S. Ronggowaluyo Telukjambe Timur - Karawang 41361Telp./Fax. (0267) 641355
Website : www.unsika.ac.id email : ft_unsika@yahoo.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020

MATA KULIAH : PENGENDALIAN KUALITAS HARI/TANGGAL : Senin, 2 Juni 2020


SMT/SKS : VIII / 3 SKS WAKTU : 100 menit
PROGRAM : TEKNIK INDUSTRI RUANG UJIAN :
STUDI
DOSEN : SUTRISNO,ST.MM SIFAT UJIAN : OPEN BOOK

Petunjuk umum :
- Isilah identitas Saudara pada lembar jawaban yang telah disediakan!
- Jika ada soal yang tidak dimengerti, tanyakan pada pengawas!
- Bacalah soal-soal dengan seksama sebelum dikerjakan!

Note: Jumlah mahasiswa 160

SOAL:

1. PT XYZ merupakan produsen pipa. Jumlah produksi tahun 2018 sebesar 214.000 batang.

Hasil pengamatan selama setahun terdapat 340 batang produk cacat. Kriteria penilaian

meliputi tiga aspek yaitu ketebalan, warna dan kekuatan. Hitunglah DPU dan nilai sigma

dari proses produksi PT XYZ tsb.

2. Terdapat tiga jenis prosedur yang biasa digunakan dalam menilai sebuat lot produk: no

inspection, acceptance sampling plan, dan 100% inspection. Jelaskan masing-masing,

sebutkan keunggulan dan kelemahan dari tiap prosedur tersebut.

3. Lean six sigma & Industry 4.0. Rangkaikan dengan Pengendalian kualitas sehingga

berujung pada aspek profitabilitas. Bagaimana positioning Saudara menyikapinya.

4. Buatkan sebuah HOQ untuk produk Tas Buku. Tentukan kebutuhan pelanggan dengan

survey pasar, dan jelaskan setiap kriteria produk pada technical respons yang menjadi

keunggulan Tas Buku tsb

5. Jelaskan secara detail Seven Tools of Quality

6. Jelaskan secara detail konsep MUDA, MURA, MURI

7. Business Process Improvement adalah kunci dalam memenangi persaingan di era yang

sangat ketat. Berikan penjelasan dan contoh konkret di perusahaan.

Acuan Pembuatan Soal: Ditinjau dan diverifikasi oleh: Soal ujian ini dibuat oleh:
1. SAP Pokok Bahasan 1-14

H. WAHYUDIN, ST. MT SUTRISNO,ST.MM


Ketua Program Studi Teknik Industri Dosen Penanggungjawab
Tanggal: ................................ Tanggal: 14 Mei 20
Nama : Nandy Muladi
Npm : 1710631140130
Kelas :C
Mata Kuliah : Pengendalian Kualitas
Dosen : Sutrisno, S.T.MM

1. PT XYZ merupakan produsen pipa. Jumlah produksi tahun 2018 sebesar 214.000 batang.
Hasil pengamatan selama setahun terdapat 340 batang produk cacat. Kriteria penilaian
meliputi tiga aspek yaitu ketebalan, warna dan kekuatan. Hitunglah DPU dan nilai sigma dari
proses produksi PT XYZ tsb.
Jawab :
Diketahui : Jumlah produksi 214.000 batang
Produk cacat 340 Batang
Ditanya : DPU dan Nilai Sigma
Jawab :
JUMLAH PRODUK CACAT
DPU =
JUMLAH PRODUK
340
=
214.000
= 0,00158
Jadi DPU nya adalah 0.00158
DPU x 1000.000
DPMO =
Total Produk Cacat
1.580
=
340

= 4,64
Nilai DPMO nya adalah 4,6 deffect per million
Jadi PT. XYZ memiliki 6 Sigma dengan 3,4 defects per million. Dan dapat
dikatakan PT. XYZ sebagai industri kelas dunia dengan persentase nilai penjualan
<1% dari penjualan

2. Terdapat tiga jenis prosedur yang biasa digunakan dalam menilai sebuat lot produk: no
inspection, acceptance sampling plan, dan 100% inspection. Jelaskan masing-masing,
sebutkan keunggulan dan kelemahan dari tiap prosedur tersebut.
Jawab :
a. Rencana penerimaan sampel (Acceptance Sampling Plans) adalah prosedur yang
digunakan dalam mengambil keputusan terhadap produk-produk yang dihasilkan
perusahaan. Bukan merupakan alat pengendalian kualitas, namun alat untuk memeriksa
apakah produk yang dihasilkan tersebut telah memenuhi spesifikasi.
b. Metode Inspeksi 100% (100% Inspection) adalah Inspeksi yang dilakukan terhadap semua
jumlah produk yang dihasilkan oleh produksi dan teknik pengujian yang digunakan tidak
boleh bersifat destruktif (tidak merusak produk). Metode Inspeksi 100% memerlukan
tenaga kerja yang banyak dan biaya yang tinggi. Metode Inspeksi 100% ini biasanya
diaplikasikan pada produk-produk yang berharga tinggi.
c. no inspection adalah tidak adanya inspeksi yang dilakukan untuk sebuah produk yang
dihasilkan oleh sebuah perusahaan, akibatnya kualitas produk tidak bisa terjamin 100%
dan besar kemungkinan ada produk cacat yang beredar dipasaran.

3. Lean six sigma & Industry 4.0. Rangkaikan dengan Pengendalian kualitas sehingga berujung
pada aspek profitabilitas. Bagaimana positioning Saudara menyikapinya.
Jawab :
Penerapan industry 4.0 tanpa menjalankan prinsip-prinsip Lean justru akan berakibat fatal.
Kita malahan akan menerapkan teknologi di proses yang tidak tepat, proses yang tidak
memberi nilai tambah, melakukan automation pada proses yang justru menjadi kelemahan
mesin, memiliki layout produksi yang tidak sesuai dengan prinsip value stream, gagal
menciptakan aliran one piece flow, menumpuk banyak inventori dan produk NG, dan
sebagainya. Jangan pernah meremehkan peran manusia dalam melakukan problem solving di
proses produksi. Semua proses membutuhkan evolusi, adjustment, dan improvement terus
menerus untuk menjadi sempurna. Toyota yang sudah menerapkan automation di hampir
semua proses, pada awalnya membutuhkan beberapa percobaan untuk sampai di titik tersebut.
Dan kita bisa melihat bagaimana gigafactory di awal produksi yang terlalu yakin akan
kemampuan automation tapi justru tertatih-tatih dan merasakan dampak buruknya.
Industri 4.0 adalah yang dibutuhkan untuk menciptakan Lean yang sempurna. Tapi jangan
melupakan fondasi serta prinsip-prinsip Lean pada proses yang dibuat. Keduanya adalah
kepingan puzzle yang justru saling melengkapi.

4. Buatkan sebuah HOQ untuk produk Tas Buku. Tentukan kebutuhan pelanggan dengan survey
pasar, dan jelaskan setiap kriteria produk pada technical respons yang menjadi keunggulan
Tas Buku tsb
Jawab
Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menentukan Voice Of
Customer (VoC)
a. Mendapatkan suara pelanggan (melalui wawancara, customer complaints) Wawancara
sebanyak 30 resonden sudah dianggap cukup menggambarkan kebutuhan konsumen
sampai sekitar 90%.
b. Mengelompokkan VoC (voice of customer) ke dalam beberapa kategori kebutuhan
(need/benefit, dimensi kualitas, dll) didasarkan pada kedekatan hubungan dari setiap
variabel atau disebut juga dengan penurunan atribut. Pengelompokkan dilakukan
menggunakan tree diagram.
c. Dari hasil survey pasar yang dilakukan untuk kebutuhan pelanggan tas buku didapatkan
data sebagai berikut :
1.) Multifungsi (Produk tidak hanya dapat menyimpan buku saja, tetapi dapat menyimpan
barang lain.)
2.) Kualitas bahan (produk memiliki kualitas bahan yang baik agar tahan lama dan
memiliki durrabilty yang bagus).
3.) Motif (memeliki desain yang unik atau minimalis)
4.) Harga / price (mempunyai harga yang terjangkau namun tidak mengurangi kualitas
produk tas buku itu sendiri).

5. Jelaskan secara detail Seven Tools of Quality


Jawab :
QC Seven Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas) – QC Seven Tools adalah 7 (tujuh)
alat dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh produksi,
terutama pada permasalahan yang berkaitan dengan kualitas (Mutu). 7 alat dasar QC ini
pertama kali diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa pada tahun 1968.Ketujuh alat tersebut adalah
Check Sheet, Control Chart, Cause and Effect Diagram, Pareto Diagram, Histogram, Scatter
Diagram dan Stratification.
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari ketujuh alat pengendalian kualitas tersebut.
a. Check Sheet (Lembar Periksa)
Check Sheet atau Lembar Periksa merupakan tools yang sering dipakai dalam Industri
Manufakturing untuk pengambilan data di proses produksi yang kemudian diolah menjadi
informasi dan hasil yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Contoh Check Sheet

b. Pareto Diagram
Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya
jumlah kejadian. Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi
hingga pada permasalahan yang frekuensi terjadinya paling sedikit. Dalam Grafik,
ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi (paling kiri) hingga grafik terendah (paling
kanan).
Contoh Pareto Diagram :

c. Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram)


Cause and Effect Diagram adalah alat QC yang dipergunakan untuk meng-identifikasikan
dan menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat agar dapat menemukan akar penyebab
dari suatu permasalahan. Cause and Effect Diagram dipergunakan untuk menunjukkan
Faktor-faktor penyebab dan akibat kualitas yang disebabkan oleh Faktor- faktor penyebab
tersebut.Karena bentuknya seperti Tulang Ikan, Cause and Effect Diagaram disebut juga
dengan Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan).
Contoh Fishbone Diagram:
d. Histogram
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan distribusi data secara
visual atau seberapa sering suatu nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data.
Manfaat dari penggunaan Histogram adalah untuk memberikan informasi mengenai
variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam membuat keputusan dalam upaya
peningkatan proses yang berkesimbungan (Continous Process Improvement).
Contoh Histogram :

e. Control Chart (Peta Kendali)


Control chart (Peta Kendali) merupakan salah satu dari alat dari QC 7 tools yang
berbentuk grafik dan dipergunakan untuk memonitor/memantau stabilitas dari suatu proses
serta mempelajari perubahan proses dari waktu ke waktu. Control Chart ini memiliki
Upper Line (garis atas) untuk Upper Control Limit (Batas Kontrol tertinggi), Lower Line
(garis bawah) untuk Lower control limit (Batas control terendah) dan Central Line (garis
tengah) untuk Rata-rata (Average).
Contoh Control Chart :

f. Scatter Diagram (Diagram Tebar)


Scatter Diagram adalah alat yang berfungsi untuk melakukan pengujian terhadap seberapa
kuatnya hubungan antara 2 variabel serta menentukan jenis hubungannya. Hubungan
tersebut dapat berupa hubungan Positif, hubungan Negatif ataupun tidak ada hubungan
sama sekali. Bentuk dari Scatter Diagram adalah gambaran grafis yang terdiri dari
sekumpulan titik-titik dari nilai sepasang variabel (Variabel X dan Variabel Y). Dalam
Bahasa Indonesia, Scatter Diagram disebut juga dengan Diagram Tebar.
g. Stratification (Stratifikasi)
Yang dimaksud dengan Stratifikasi dalam Manajemen Mutu adalah Pembagian dan
Pengelompokan data ke kategori-kategori yang lebih kecil dan mempunyai karakteristik
yang sama. Tujuan dari penggunaan Stratifikasi ini adalah untuk mengidentifikasikan
faktor-faktor penyebab pada suatu permasalahan.
Contoh Stratification :

6. Jelaskan Secara detail konsep MUDA, MURA, MURI


Jawab :
a. MUDA – Kegiatan Tak Bernilai Tambah
Muda berarti pemborosan dalam artian yang paling dasar, yakni kegiatan apapun
yang tidak memberi nilai tambah. Ada tujuh pemborosan dalam industri manufaktur yang
diidentifikasi sebagai muda, masing-masing adalah penyebab umum kerugian selama
produksi. Antara lain: defect, waktu tunggu, motion, inventory, produksi yang berlebihan,
proses berlebihan, dan transportasi. Meskipun semua ini pemborosan yang mudah dilihat
di pabrik, konsep mura dan muri perlu penjelasan lebih lanjut.
Apa Saja Penyebab Pemborosan (Muda)?
1.) Kegiatan yang tidak penting atau tidak dijelaskan dengan baik
2.) 7 (atau 8) tipe pemborosan
3.) Peralatan atau mesin yang rusak
b. MURA – ketimpangan Proses Produksi
Mura, jika di artikan sebagai ketimpangan atau ketidaksamaan, khususnya di
level proses produksi, terjadi karena pembagian material atau staf yang berlebihan.
Misalnya karyawan yang diminta untuk memadatkan pekerjaan di pagi hari, yang
menyebabkan lebih sedikit pekerjaan di siang hari. Model kerja start-speed up-stop ini
tidak baik bagi karyawan maupun mesin dan bisa menyebabkan kelelahan, stres,
breakdown, serta kecelakaan kerja.
Apa Saja Yang Menyebabkan Ketimpangan (Mura)?
1.) Output yanf tidak konsisten
2.) Kualitas yang fluktuatif
3.) Proses Stop & Go
4.) Akumulasi dan Produksi berlebihan
c. MURI – Pembebanan yang berlebihan pada sumber daya
Muri adalah pembebanan berlebihan pada mesin, fasilitas, dan manusia. Muri mendorong
mesin dan manusia untuk melebihi batas alaminya, menyebabkan kelelahan dan stress
serta meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Pembebanan berlebihan pada
mesin juga bisa menyebabkan breakdown dan meningkatkan defects, menyebabkan
pemborosan material dan produk.
Apa Saja Yang Menyebabkan Strain (Muri)?
1.) Adanya staff yang kelebihan beban kerja
2.) Adanya mesin yang kelebihan beban kerja
3.) Adanya beban kerja yang tidak seimbang

7. Business Process Improvement adalah kunci dalam memenangi persaingan di era yang
sangat ketat. Berikan penjelasan dan contoh konkret di perusahaan.
Jawab :
Business process improvement (BPI) merupakan metodologi perencanaan dalam
pengoperasian proses bisnis ataupun keterampilan karyawan yang dapat ditingkatkan agar
lebih baik sehingga dapat mendorong prosedur, alur kerja yang lebih efisien dan efektif bagi
pertumbuhan bisnis secara keseluruhan. Dibawah ini merupakan contoh konkrit Business
Process Improvement di Perusahaan :
a. Perubahan Manajemen nan Organisasi
Organisasi perlu untuk berhenti sejenak untuk memikirkan apa faktor utama yang akan
membuat organisasi begitu sukses dalam jangka waktu lama.
Dalam tahun-tahun mendatang, tidak akan ada tempat bagi organisasi yang terus ada
berdasarkan pada filosofi organisasi dan sistem lama. Baik itu multinasional atau
industri skala kecil, manajemen perlu untuk berorientasi pada proses bisnis secara
keseluruhan yang mencakup semua fungsi, departemen dan sumber daya. Penting untuk
mengenali bahwa perubahan adalah sesuatu yang orang alami dan kebutuhan akan
perubahan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri.
b. Langkah-langkah memulai suatu perubahan:
1.) Menerima kenyataan bahwa organisasi membutuhkan perubahaan.
2.) Penentuan visi dan misi dilakukannya perubahan.
Visi ditentukan oleh pimpinan/manajemen dan dikomunikasikan kepada individu
masing-masing dan setiap dalam organisasi. Hal ini penting untuk memastikan
bahwa setiap individu berkontribusi terhadap organisasi menjadi bagian dari proses
manajemen perubahan, gagal mana seluruh proyek perubahan tidak akan berhasil.
3.) Menilai situasi saat ini dan lingkungan untuk mengidentifikasi hambatan yang
mungkin terjadi, risiko dan hambatan terhadap proses perubahan.
4.) Menyusun rencana tindakan untuk mengurangi risiko, untuk menghapus hambatan.
Perubahaan dalam organisasi tidak mudah terkadang organisasi membutuhkan
keterlibatan profesional yang dapat membantu organisasi menyusun visi, menetapkan
tujuan, merencanakan proses, mengelola transisi, menyediakan pelatihan dan pelatihan
ulang dan membantu transisi organisasi untuk bekerja sebagai entitas baru.
c. Proses Bisnis akan mengendalikan Organisasi
Perubahan proses manajemen tidak mudah dan telah mendapat didorong oleh
manajemen puncak melalui program terencana dan berkelanjutan yang didasarkan pada
pelatihan dan pelatihan ulang sumber daya sampai budaya baru dan proses dijalankan.
Organisasi dapat menggunakan jasa konsultan eksternal dalam membangun
proses bisnis organisasi. Tetapi pihak eksternal juga membutuhkan kerja sama dari pihak
internal untuk dapat memahami kebutuhan bisnis yang spesifik dan menyusun proses
rinci yang sesuai.
Perubahan dalam proses bisnis -> berkaitan erat dengan memahami setiap detail
yang ada dalam sebuah proses. Pemahaman juga akan berpengaruh dalam langkah
mendefinisikan urutan proses, serta merinci siapa, apa, mengapa, bagaimana dan kapan
transaksi atau proses yang akan dilakukan serta keterkaitan antar proses.
d. Penerapan BPI di Perusahaan
Setelah melaksanakan BPI, tentu ada hal-hal yang didapatkan oleh perusahaan:
1.) Peningkatan proses bisnis.
2.) Penghapusan proses berlebihan dan birokrasi dalam pengambilan keputusan.
3.) Penghapusan kertas kerja yang tidak diperlukan -> dokumentasi serta struktur
hirarkis yang lebih baik membantu meningkatkan produktivitas.
4.) Efisiensi proses bisnis serta hasil keuntungan yang lebih baik.
5.) Investasi untuk kelangsungan hidup organisasi.
6.) Mengurangi kesalahan yang dapat terjadi.
Dengan proses yang efisien dan visibilitas kinerja, karyawan akan termotivasi
untuk tampil lebih baik. Proses bisnis yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik
sangat efektif, akan terlihat dalam cara pengendalian dan cara pengelolaan bisnis
organisasi. Tanggung jawab dan wewenang yang lebih terdefinisikan membuat
organisasi lebih demokratis dan dinamis.
Dalam jangka panjang, proses ini akan sangat membantu organisasi memperluas
operasi dan bisnis di beberapa lokasi, geografi, dan pasar. Selama perluasan ini,
organisasi harus tetap mempertahankan kontrol yang efektif atas semua unit bisnis yang
dimilikinya.
e. Fase-fase Business Process Improvement:

1.) langkah ke-1: Mengorganisir Perbaikan


Mengorganisir perbaikan adalah pengorganisir perbaikan yang bertujuan untuk
mengelola proses bisnis internal maupun eksternal untuk menjadi lebih baik dalam
suatu organisasi seperti berikut dibawah ini. Mendefinisikan proses bisnis yang
kritis.
2.) langkah ke-2: Pemahaman Proses
Pemahaman proses dilakukan untuk mencapai pemahaman seluruh dimensi yang
ada di dalam proses bisnis yang berlangsung dalam organisasi sehingga proses yang
berjalan jelas dan di mengerti oleh masing-masing dimensi fungsional dari bagan
arus proses maupun prosedur yang ada didalamnya.
3.) langkah ke-3: Penyederhanaan Proses
Penyederhanaan proses adalah proses yang dilakukan untuk menyederhanakan
proses dengan mengurangi waktu proses, menstandarisasi maupun memperbaharui
proses yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki efisiensi, efektivitas, dan
adaptabilitas dari proses bisnis yang berjalan.
4.) langkah ke-4: Pengukuran dan Kontrol
Pengukuran dan pengontrolan proses bisnis dilakukan untuk mengontrol jalannya
proses bisnis dengan melakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap prediksi
target yang ingin dicapai oleh organisasi.
5.) langkah ke-5: Perbaikan Berkelanjutan
perbaikan berkelanjutan dilakukan dengan tahapan dibawah ini dengan tujuan
adalah untuk mencapai pengimplemantasian proses perbaikan selanjutnya dengan
berbagai proses seperti perubahan, menghapus, menambahkan proses, dan
sebagainya.
Cycle time merupakan siklus waktu yang digunakan dalam menghasilkan sebuah output
dari input yang diberikan yang mana siklus waktu ini dapat menghambat efisiensi dan
efektivitas proses bisnis perusahaan sehingga terdapat 3 cara untuk memperbaiki siklus
waktu yang berjalan di dalam perusahaan yakni:
1.) Eliminasi Kegiatan Non Value added (NVA). NVA merupakan aktivitas dari suatu
proses bisnis yang tidak memberikan keuntungan dan nilai yang berarti kepada
pelanggan maupun dalam proses bisnis sehingga dengan melakukan
pengeliminasian aktivitas ini dapat memberikan efisiensi waktu pada proses bisnis
organisasi. contoh: Redundant inspections, Filling in forms, Rework, Excessive
transit, Waiting, Storage.
2.) Meminimalisir kegiatan Business Value Added (BVA). BVA merupakan aktivitas-
aktivitas dari suatu proses bisnis yang tidak memberikan nilai tambah bagi hasil dari
proses secara langsung, tetapi aktivitas ini diperlukan dalam proses bisnis sebagai
pendukung untuk proses bisnis lainnya sehingga dengan adanya aktivitas ini dapat
membantu proses menjadi lebih efektif namun aktivitas ini tidak dianjurkan untuk
berlebihan sehingga membutuhkan pengurangan pada proses ini. contoh:
Scheduling, Marketing, planning,Auditing.
3.) Sederhanakan kegiatan Real Value Added (RVA). RVA mencakup proses penting
yang mengubah input menjadi output yang diperlukan untuk memenuhi kepuasan
pelanggan sehingga proses ini menjadi sangat penting namun semakin sederhana
aktivitas ini semakin baik dalam keefektivitasan dan keefisiensian siklus waktu.
contoh: Product development, Material procurement.

Anda mungkin juga menyukai