Anda di halaman 1dari 8

1. n sendok cetak harus lebih diperhatikan.

=============================================================== g. Bibir
atas : Hipotonus/ normal/hipertonus (*), tebal/tipis(*) Simetris/asimetris (*), panjang/pendek (*)] h.
Bibir Bawah : Hipotonus/ normal/ hipertonus (*), tabal/tipis(*) Simetris/asimetris (*), panjang/pendek
(*) Tonus dan tebal tipisnya bibir berhubungan dengan inklinasi labiolingual gigi anterior. Panjang
pendeknya vivir untuk menentukan letak bidang insisal dan garis tertawa. Pada bibir yang asimetris,
penyusunan gigi harus dibuat sedemikian rupa sehingga keadaan tersebut tidak begitu terlihat
(dentogenic). ===================================================== i. Kelenjar
Getah Bening - Submandibular kanan : sakit/tidak (*), teraba/ tidak (*) - Submandibularis kiri :
sakit/tidak (*), teraba/ tidak (*) - Sublingualis : sakit/tidak (*), teraba/tidak (*) Pemeriksaan kelenjar
submandibularis dilakukan dengan cara meraba bagian bawah rahang pasien, sebelah medial dari
gonion, kemudian pasien diminta untuk menundukkan kepalanya ke bawah. Kelenjar sublingualis
adalah kelenjar yang terletak dibawah dagu. Bila kelenjar tersebut teraba dan sakit, berarti ada
peradangan pada daerah sekitarnya, bila teraba tetapi tidak sakit, berarti ada peradangan kronis. Dalam
keadaan normal, kelenjar tidak teraba dan tidak sakit.
===================================================== j. Sendi Rahang: - Kiri :
bunyi/tidak (*), nyeri/tidak (*), sejak ........................................... - Kanan : bunyi/tidak (*), nyeri/tidak
(*), sejak ........................................... - Buka mulut : Deviasi ke kiri/kanan/ tidak deviasi (*) 4 4
2. 5. Trismus : ............. mm / tidak trismus (*) Letakkan jari pada garis eye-ear line (garis yang ditarik
dari tragus ke sudut mata), kira-kira 11-12 mm dari tragus, lalu pasien diminta untuk membuka dan
menutup mulutnya berkali-kali secara lambat, dan dengarkan apakah terjadi bunyi klik pada waktu
membuka atau menutup mulut. Bila bunyinya tidak keras, operator tidak bisa mendengar bunyi yang
terjadi (kecuali dengan stetoskop), tetapi pasien sendiri dapat mendengarnya. Pada saat pasien
membuka dan menutup mulutnya, perhatikan juga apakah ada penyimpangan gerak deviasi, dan
apakah pasien mengalami kesulitan pada waktu membuka mulutnya (trismus). Bila ketiga gejala ini
ada, pasien mungkin mempunyai kelainan sendi rahang, dan dianjurkan untuk memeriksakan dan
merawat sendinya ke bagian gnatologi.
===================================================== k. Kelainan lain
Pembengkakan/ celah bibir/ celah langit-langit/tic douloureux/ angular cheilitis/ pasca bedah
maksilotomi/ mandibulektomi/ THT (*)/ .......................................... Tuliskan di sini bila ada kelainan
lain yang terlihat dalam rongga mulut.
===================================================== 2. INTRA ORAL a.
Pemeriksaan Umum 1. Higiene Mulut : baik/sedang buruk (*) 2. Kalkulus : ada/ tidak (*) 3. Stain :
ada/ tidak (*) Ketiganya mencerminkan keadaan kebersihan dan cara perawatan pasien terhadap
mulutnya. ===================================================== 4. Saliva :
Kuantitas : sedikit/ normal/ banyak (*) Konsistensi : encer/ normal/ kental (*) Kuantitas dan
konsistensinya saliva mempengaruhi retensi terutama untuk gigi tiruan lengkap
=============================================================== 5. Lidah :
Ukuran : Kecil/ normal/ besar(*) Posisi Wright: kelas I/ II/ III (*) Mobilitas : normal/ aktif (*) Lidah
yang terlalu besar akan menyulitkan pada waktu pencetakan dan pemasangan gigi tiruan. Pasien akan
merasakan ruang lidahnya sempit, sehingga terjadi gangguan bicara dan kestabilan protesa. Posisi
Kelas I adalah posisi di mana ujung lidah terletak di atas gigi anterior bawah Pada Kelas II, lidah lebih
tertarik ke belakang, sedangkan pada Kleas III lidah menggulung ke belakang sehingga terlihat
frenulum lingualis. Yang paling menguntungkan adalah Kelas I. Lidah yang aktif atau mobilitas tinggi
akan mengganggu retensi dan stabilisasi gigi tiruan.
===================================================== 6. Refleks Muntah :
Tinggi/ rendah (*) Memepengaruhi proses mencetak. Bila refleks muntah tinggi, perlu diupayakan
misalnya dengan menyemprotkan anestetikum ke bagian palatum pasien. Cara lain adalah dengan
mengalihkan perhatian pasien kepada hal-hal lain, mengajak pasien mengobrol, dll.
===================================================== 5 5
3. 6. 7. Mukosa Mulut : sehat/ ada kelainan (*) Lakukan pemeriksaan mukosa mulut secara menyeluruh,
baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Mukosa mulut yang kurang sehat akan menyebabkan
rasa sakit bila pasien memakai gigitiruan lepas.
===================================================== 8. Gigitan - Ada /tidak (*),
bila ada : stabil/ tidak stabil (*) - Overbite ; anterior mm, posterior ........mm - Overjet :
anterior ............mm, posterior .........mm - Gigitan terbuka : ada/tidak (*),
regio ...................................................... - Gigitan silang : ada/ tidak (*),
regio ..................................................... - Hubungan Rahang : ortognati/ retrognati/ prognati(*) Gigitan
dikatakan ada dan stabil bila model rahang atas dan rahang bawah dapat dikatupkan dengan baik di
luar mulut, dan terlihat adanya 3 titik bertemu yaitu 1 di bagian anterior, dan 2 di bagian posterior.
Tetapi bila terlihat banyak gigi yang aus dan kontak antara rahang atas dan rahang bawah kurang
meyakinkan, dikatakan gigitan ada tetapi tidak stabil. Overbite dan overjet diukur dengan milimeter.
Dalam keadaan normal overbite dan overjet berkisar antara 2-4 mm. Bila lebih, harus diwaspadai
adanya perubahan dalam relasi maksilomandibula. Dengan demikian, oklusi yang lama tidak dapat
dipakai sebagai pedoman penentuan gigit. Bila ada gigitan terbuka atau gigitan silang, tuliskan
regionya. Hal ini harus diperhatikan terutama pada pembuatan gigi tiruan cekat yang mempunyai
antagonis dengan regio tersebut. Hubungan rahang diperiksa dengan cara mengatupkan model rahang
atas dan rahang bawah serta melihat hubungan yang ada.
===================================================== 9. Artikulasi: - Cuspid
protected/group function/ artikulasi seimbag (*): ada Tidak ada Kiri Kanan - Kontak prematur : ada/
tidak ada (*) - Blocking : ada/ tidak ada (*) Cuspid protected occlusion atau yang disebut mutually
protected occlusion atau organic occlusion adalah terjadinya disklusi gigi posterior pada saat gerak
lateral / protrusif dari mandibule, dan gigi kaninus bertindak sebagai pelindung bagi gigi posterior,
kecuali interkuspasi maksimum. Pada interkuspasi maksimum, gigi posterior melindungi gigi anterior
dengan cara mendukung oklusi sehingga tidak terdapat beban pada gigi anterior. Pada group fuction,
pada waktu mandibula bergerak ke lateral, tonjol bukan gigi posterior pada sisi kerja dalam keadaan
kontak dengan gigi lawan (artikulasi seimbang pada satu sisi). Artilulasi seimbang atau balanced
occluasi adalah terdapatnya keseimbangan pada saat mandibula bergerak ke lateral. Kontak prematur
diperiksa dengan meletakan kertas artikulasi di dalam mulut pasien, kemudian pasien diminta untuk
menutup mulutnya berulang kali dalam keadaan oklusi. Perhatikan tanda-tanda merah yang terjadi
dalam mulut. Bila ada warna yang lebih gelap dan lebar, berarti pada daerah tersebut terjadi kontak
prematur yang harus diperbaiki dengan occlusal adjutment. 6 6
4. 7. Kemudian pasien diminta untuk menggerakan rahangnya ke lateral kiri, kanan, serta ke depan. Bila
pasien tidak dapat melakukan gerak ini, berarti ada gigi, tambalan, atau restorasi yang menghambat.
Daerah mana yang menghambat atau menyebabkan blocking dapat diketahui dengan melihat jejak
warna yang berwarna lebih gelap, kemudian dilakukan koreksi dengan occlusal adjustment. Bila
terlihat adanya ”blocking” pad gigi kaninus, jangan cepat-cepat diasah, karena kemungkinan ini
adalah cuspid protected occlusion yang malah harus dipertahankan. 10. Daya Kunyah : normal/besar
(*) Bila terlihat banyak gigi-gigi yang aus atau atrisi dengan faset yang tidak tajam dan permukaan
yang mengkilap, kemungkinan tekanan kunyak pasien ini besar. Pada keadaan ini, apalagi bila ridge
sudah rendah, hindarilah pemakaian elemen gigi porselen terutama untuk gigi posterior, dan bidang
oklusal gigi-gigi jangan dibuat terlalu besar. 11. Pemeriksaan Rontgen : - Dental : perlu/ tidak (*),
untuk gigi-gigi : ........................................... - Panoramik : perlu/ tidak (*) - TMJ : perlu/ tidak (*) -
Interpretasi
Foto : ........................................................................................... ..............................................................
.............................. Panoramik sebenarnya selalu diperlukan untuk menentukan rencana perawatan,
terutama pada kasus kehilangan gigi yang banyak. Kemudian bila dicurigai adalah kelainan pada gigi
tertentu, dilakukan lagi foto dental. Foto dental selalu dibutuhkan pada perawatan gigi tiruan cekat,
apalagi kalau gigi tersebut sudah dirawat endodontik atau memiliki poket yang dalam. Bila pada
pemeriksaan sendi rahang terlihat adanya kelainan sehingga perawatan gigi tiruan perlu ditunda,
langkah selanjutnya adalah pembuatan foto sendi rahang untuk mengetahui bagaimana posisi kondilus
di dalam fosanya. Hasil pengamatan foto, dituliskan dengan lengkap dan jelas dalam kolom
interpretasi foto. 12. Kebiasaan buruk : Bekertak gigi/ clenching/ menggigit bibir-benda keras/
mendorong lidah/ Mengunyah satu sisi ki atau ka/ permobilitas rahang/ ................................(*) Secara
anamnestis, pasien ditanyakan mengenai adanya kebiasaan buruk di atas. Berkeretak gigi ( bluxism )
atau clencing juga dapat dilihat dari adanya faset tajam pada gigi. Adanya kebiasaan ini dapat
menyebabkan protesa yang dibuat menjadi cepat aus, tidak stabil, dan dapat merupakan etiologi dari
kelainan sendi rahang. Kebiasaan menggigit bibir atau benda keras berkaitan dengan pembuatan gigi
tiruan cekat pada gigi anterior, yaitu dalam penentuan bahan yang akan dipakai. Kebiasaan
mendorong lidah dan mengunyak satu sisi biasanya menyebabkan stabilitas protesa berkurang, selain
itu mengunyak satu sisi juga dapat menimbulkan kelainan sendi rahang. 7 7
5. 8. Pada hipermobilitas rahang, kesulitan yang akan timbul adalah kesulitan pada penentuan relasi
sentrik. b. PEMERIKSAAN GIGI – GELIGI 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
7 8 1. Fraktur : Elemen : .............................................. Horisontal/diagonal/vertikal (*)
Diagnosis : ..................................................................................................... ...........................................
........................................................... Bila terlihat adanya gigi yang fraktur, tuliskan elemennya,
macam fraktur, dan diagnosis dari gigi fraktur tersebut. 2. lain-lain : gigi kerucut/ mesiodens/diastema/
impaksi/ ekstrusi/ miring/ berjejal/ hipoplasia/ (*)............................................................... Mohon
digaris bawahi bila terdapat hal-hal tersebut di atas, atau ditambahkan bila perlu. 3. PEMERIKSAAN
LAIN 1) Vestibulum Post. Kiri Post.kanan Anterior RA Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/
dgl (*) RB Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*) Vestibulum adalah ruangan yang
terdapat diantara mukosa bukal/labial dari prosessus alveolaris dengan pipi/bibir. Kedalamannya
diperiksa dengan memakai kaca mulut nomor 3 yang dimasukkan ke dalam ruangan tersebut. Bila
pada regio tersebut ada gigi yang hilang, pengukurannnya dilakukan pada regio yang tidak bergigi.
Vestibulum dikatakan dalam bila pada pemeriksaan lebih dari setengah kaca mulut terbenam,
dikatakan sedang bila setengah kaca mulut terbenam; dan dikatakan dangkal bila yang terbenam
kurang dari setengah kaca mulut. Vestibulum yang menguntungkan pada pembuatan gigi tiruan adalah
yang dalam karena sayap dapat dibuat lebih panjang, sehinga retensi gigi tiruan bertambah.
===================================================== 2) Processus alveolaris
Rahang Atas Bentuk Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*) Ketinggian
Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*) Tahanan jaringan
Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah (*) Rahang Bawah Bentuk Segi
4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*) Ketinggian Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/
sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*) Tahanan jaringan Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah
(*) Flaby/tinggi/rendah (*) Relasi Rahang Anterior : prognati/ normal/ retrognati (*) 8 8
6. 9. Posterior : kiri : normal/gigitan silang (*) Kanan : normal/gigitan silang (*) Bentuk ini berpengaruh
terhadap retensi dan stabilisasi gigi tiruan lepas, serta pemilihan desain pontik pada gigi tiruan cekat
Ketinggian proc.Alveolaris mencerminkan besarnya resobsi yang terjadi. Bila resorpsinya besar,
prosesus menjadi rendah, dan ini dilihat dengan cara membandingkan dengan gigi sisa di sebelahnya.
Bila pasien sudah tidak mempunyai gigi sama sekali, ketinggian diukur dengan memakai kaca mulut
nomor 3 pada pemeriksaan kedalaman vestibulum. Tahanan jaringan berpengaruh terhadap cara
pencetakan. Cara pemeriksaanya adalah dengan menekankan burnisher pada mukosa diatas prossesus
alveolaris. Bila burnisher tidak terbenam, dan warna mukosa menjadi pucat, maka mukosa dikatakan
keras, atau tahanan jaringan rendah. Bila burnisher bisa ditekan lebih dalam, mukosa dikatakan lunak,
atau tahanan jaringannya tinggi. Mukosa dikatakan flabby bila mukosa bisa bergerak dalam arah
bukolingual pada waktu ditekan dengan burnisher. Tekanan jaringan pada orang muda biasanya
rendah karena mukosanya masih padat, sedangkan pada orang yang sudah pernah memakai gigi tiruan
yang kurang baik, mukosanya cenderung menjadi lunak dan flabby. Tahanan jaringan yang tinggi
biasanya terdapat pada daerah gigi yang baru dicabut, dan pada daerah retromolar pad pada kasus
ujung bebas (free end). Relasi rahang dilihat pada daerah anterior dan posterior. Pada daerah anterior,
apakah relasinya normal, prognati atau retrognati. Untuk daerah posterior, dilihat apakah gigitannnya
normal ataua ada gigitan silang.
===================================================== 3) Frenulum - Labialis
Superior : Tinggi/ sedang/ rendah (*) - Labialis Inferior : Tinggi/ sedang/ rendah (*) - Bukalis RA
kiri : Tinggi/ sedang/ rendah (*) - Bukalis RA kanan : Tinggi/ sedang/ rendah (*) - Bukalis RB kiri :
Tinggi/ sedang/ rendah (*) - Bukalis RB kanan : Tinggi/ sedang/ rendah (*) - Lingualis : Tinggi/
sedang/ rendah (*) Frenulum adalah tempat perlekatan otot bibir/pipi/lidah terhadap processus
alveolaris. Frenulum dikatakan tinggi bila perlekatan ototnya mendekati puncak alveolaris, dikatakan
rendah bila menjauhi, dan sedang bila berada di tengah antara puncak processus alveolaris dengan
dasar vestibulum. Frenulum yang tinggi biasanya mengganggu retensi gigi tiruan lepas karena akan
mengganggu sayap dari protesa.
===================================================== 4) Palatum - Persegi/ oval/
segi 3 : dalam/ sedang/ dangkal (*) - Torus palatinus : besar/ kecil/ tidak ada (*) - Palatum molle :
Haouse kelas I/ II/ III (*) Bentuk dan kedalaman palatum berkaitan dengan retensi dan stabilisasi dari
gigi tiruan lepas. Torus yang besar akan mengganggu kestabilan gigi tiruan. Pada torus yang besar,
agar tidak terjadi fulkrum, dilakukan relief pada waktu melakukan pencetakan fisiologis. Palatum
molle merupakan jaringan lunak di bagian posterior dari palatum durum. Daerah ini memiliki jaringan
yang sangat kuat yang disebut APPONEUROSIS, sebgai tempat dari posterior palatal seal (postdam).
House membagi palatum molle menjadi 3 : Kelas I ; paltum durum mempunyai pergerakan paling
kecil, dapat dibuat postdam bentuk kupu-kupu. Kelas II : pergerakan membentuk sudut lebih dari 30
derajat, 9 9
7. 10. postdam dibuat lebih kecil. Kelas III; Pergerakan membentuk sudut lebih dari 60 derajat, postdam
dibuat dengan bentuk V atau berupa parit. 5) Tuberositas alveolaris Kiri : besar/ kecil kanan: besar/
kecil (*) Disebut juga tuber maxillare atau alveolar tubercle. Daerah ini ditutup dengan jaringan
fibrous dengan ketebalan yang berbeda-beda. Disebut kecil bila tuber ini lebih kecil dari processus
alveolaris, dan besar bila tuber melebar atau menonjol ke arah oklusal atau lateral. Tuber yang besar
akan mengganggu retensi gigi tiruan.
===================================================== 6) Undercut RA RB Kiri
Ada/ tidak ada (*) Ada/ tidak ada (*) Kanan Ada/ tidak ada (*) Ada/ tidak ada (*) Undercut bisanya
mengganggu perluasan basis protesa yang dapat mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan, serta
menghalangi pemasukan dan pengeluaran protesa. Bila diperkirakan akan menggangu, perlu
dilakukan alveolektomi sebelum dilakukan pencetakan untuk model kerja.
===================================================== 7) Ruang retromilohioid
Kiri : dalam/ sedang/ dangkal (*) Kanan : dalam/ sedang/ dangkal (*) Ruang ini berada diantara
prosessus alveolaris rahang bawah dengan lidah. Kriteria penentuannya adalah sama dengan
vestibulum, yaitu dengan menggunakan kaca mulut nomor 3. Ruang retromylohioid yang dalam
memungkinkan pembuatan sayap lingual gigi tiruan lengkap dibuat lebih dalam sehingga dapat
menambah retensi dan stabilisasinya.
===================================================== 8) Bentuk lengkung rahang
: RA : Persegi/ oval/ segitiga (*) RB : Persegi/ oval/ segitiga (*) Bentuk segitiga adalah yang paling
menyulitkan terutama dalam menyusun gigi pada pembuatan gigitiruan lengkap yang tidak
mengganggu artikulasi dan selanjutnya tidak mengganggu stabilisasi.
===================================================== 9) Ruang protesa : besar /
sedang / kecil (*) Adalah jarak vertikal antara prosessus alveolaris rahang atas dan rahang bawah.
Ruang protesa yang besar adalah menguntungkan dalam hal penyususnan gigi, dan penentuan tinggi
bidang oklusal. ===================================================== 10)
Perlekatan dasar mulut : tinggi/ normal/ rendah (*) Diperlukan untuk menentukan panjang sayap
lingual protesa rahang bawah, yang akan mempengaruhi stabilisasi gigi tiruan.
===================================================== 11) Lain-lain - Eksostosis :
ada/ tidak ada (*), Ada, regio :.................................... - Torus mandibularis : ada/ tidak ada (*)
Tuliskan disini bila ada penonjolan tulang, seklaigus dengan lokasinya, dan perhatikan apakah akan
menyulitkan pemasangan gigi tiruan.
===================================================== 4. SIKAP PASIEN :
Filosofi/ exacting/ indefferent/hosterical House mengelompokkan pasien prosthodontia menjadi empat
kelompok tersebut diatas. 1. Filosofis : adalah tipe yangterbaik. Pasien biasanya bersikap rasional dan
percaya terhadap dokter yang merawatnya. Motivasi juga baik untuk 10 10
8. 11. memelihara kesehatan gigi dan penampilan. Tipe pasien ini juga cepat untuk beradaptasi. 2.
Exacting : adalah tipe yang hampir menyerupai tipe pertama tetapi lebih banyak tuntunannya. Sifat
pasien ini metodikal dan akurat. Ingin diikut sertakan dalam perawatan dan minta penjelasan secara
terperinci. Untuk mencapai keberhasilan yang optimal, perlu dilakukan pendekatan dan penjelasannya
yang lebih baik. 3. Indefferent : adalah tipe pasien yang apatis, tidak peduli akan penampilannnya,
tidak merasakan perlunya perawatan gigi tiruan, jadi tidak memiliki motivasi. Selain itu uga pasien
tidak memperhatikan intruksi yang diberikan, tidak kooperatif, dan cenderung menyalahkan dokter
yang merawatnya. Untuk memperoleh keberhasilan, diperlukan seorang pendamping atau keluarga
untuk memberikan penjelasan sehubungan dengan perawatannya. Prognosis kurang menguntungkan.
4. Histerical : adalah pasien yang sangat emosional, tidak stabil, mempunyai reaksi berlebihandan
sangat sensitif. Pasien biasanya takut terhadap perawatan kedokteran gigi, dan yakin bahwa
pemasangan gigi tiruan akan berakhir dengan kegagalan. Prognosis seringkali kurang baik, dan
kadang-kadang diperlukan bantuan psikiater sebelum perawatan dimulai.
===================================================== 5. KUMPULAN DATA
UTAMA (HUBUNGAN DGN
PROSTODONTI) ......................................................................................................................................
... ......................................................................................................................................... Adalah
menyimpulkan data-data yang diperlukan yang ada kaitannya dengan perawatan yang akan dilakukan
===================================================== 6.
DIAGNOSIS .........................................................................................................................................
Contoh : Bentuk kasus kehilangan gigi ............................memerlukan rehabilitasi dengan pemasangan
mahkota tiruan/ gigi tiruan sebagian lepas paradental/gigi tiruan lengkap dan lain-lain. 7. RENCANA
PERAWATAN Dibagi menjadi dua bagian : I. Gigi Tiruan Lepas - RA : sebagian/ lengkap (*),
elemen ............................................................. - RB : sebagian/ lengap (*),
elemen ............................................................... II. Gigi Tiruan Cekat: a. Mahkota tiruan/ Mahkota
pasak/ GT jembatan (*), elemen ........................ III.GIGI TIRUAN LEPAS : SEBAGIAN/ LENGKAP
(*) a. Perawatan Pra Prostodontik 1) Perawatan periodontal : ada/ tidak ada (*) 2) Perawatan Bedah :
ada/ tidak ada (*) Ada : Pencabutan gigi, elemen ................................................................ Lain-
laian : ................................................................................ 3) Konservasi gigi : ada/ tidak ada (*) , ada
pada gigi-gigi............................... 4) Rekonturing : ada/ tidak ada (*) Ada : - Pembuatan
mahkota ............................................................................... - Pengasahan gigi
miring ........................................................................... - Pengasahan gigi
ekstrud ........................................................................... - Lain-
lain ................................................................................................... 5) Persiapan tempat cengkeram :
ada/ tidak ada (*) Ada pada gigi-gigi .................................................................................... 6) Macam
cetakan : 11 11
9. 12. a) RA : mukostatis/mukokompresi/mukofungsional/selecive pressure(*) b) RB :
mukostatis/mukokompresi/mukofungsional/selecive pressure(*) 7) Warna
gigi: ........................................................................................................ b. DESAIN 1) 2) Gambarkan
desain yang akan anda buat pada gambr no.1) gambar no.2) adalah untuk desain yang merupakan
alternatif lain dari kasus yang sama , misalnya untuk desain kerangka logam dan sebaliknya.
=============================================================== IV. GIGI
TIRUAN CEKAT PERAWATAN PRA PROSTODONTIK 1) Perawtan periodontal : ada/ tidak ada
(*), Ada, pada gigi ...................................... 2) Konservasi gigi : ada/ tidak ada (*), Ada, pada
gigi ...................................... 3) Pencabutan gigi : ada/ tidak ada (*), Ada, pada
gigi ...................................... 4) Pengasahan selektif : ada/ tidak ada (*), Ada, pada
gigi ...................................... 5) Perawatan Ortodonsi : perlu/tidak perlu(*) A) MAHKOTA TIRUAN
Tipe : penuh / sebagian (*) Elemen : ……………………….... Warna : …………………………
Bahan : ………………………… Catatan gigit : perla / tidak perla (*) Bahan cetak : alginate / rubber
base (*)/ ………………………………………... Macam artikulator : okludator/artikulator rata-rata/
semi adjustable (*)/ …………….. B) MAHKOTA PASAK Tipe : terpisah/ bersatu (*)
(detached/attached) Elemen : …………………………….. warna : …………………… Bahan : -
Pasak : ……………………… - Mahkota : ……………………………………. Catatan gigit : perlu/
tidak perlu (*) Bahan cetak : alginate/ rubber base (*)/ .................................... Macam artikulator:
okludator/ artikulator rata-rata/ semi adjustable (*)/...................... C) GIGI TIRUAN JEMBATAN
Tipe : rigid/ semi rigid/ cantilever/adhesive bridge (*) Elemen : …………………………………
Warna : ……………………. 12 12
10. 13. Bahan : ……………………………………. Catatan gigit : perlu/ tidak perlu (*) Bahan cetak :
alginate/ rubber base (*)/ .......................................................... Macam artikulator : okludator/
artikulator rata-rata/ seme adjustable (*)/ .................. 8. PROGNOSIS : baik/ sedang/ buruk (*) Adalah
ramalan dari keberhasilan perawatan atau evaluasi ilmiah tentang kondisi yang ada.
===================================================== 9. PEMERIKSAAN
ULANG 1) Relining : Regio : ................................................ tanggal : ..................... 2) Reparasi : regio
: ................................................ tanggal .....................
Sebab: ............................................................................................. 3) Lain-
lain : ............................................................ tanggal : ...................... 4)
Keterangan : ............................................................................................. . Setiap paisen sesudah
kontrol terakhir dimohon kembali lagi untuk pemeriksaan setiap enam bulan. Hal ini dimaksud supaya
semua kelainan misalnya mukosa yang merah, gigi tiruan yang tidak stabil, atau adanya kerusakan
pada gigi penjangkaran dll, dapat diketahui secara dini dan dapat dilakukan penanggulangan
secepatnya. 13 13
Recommended

gigi-tiruan-lengkap
ikaa388

91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
Aulia Putri Evindra

What to Upload to SlideShare


SlideShare

Customer Code: Creating a Company Customers Love


HubSpot

Be A Great Product Leader (Amplify, Oct 2019)


Adam Nash


Trillion Dollar Coach Book (Bill Campbell)
Eric Schmidt

APIdays Paris 2019 - Innovation @ scale, APIs as Digital Factories'


New Machi...
apidays

Anda mungkin juga menyukai