Submitted: December 12, 2016 | Revised: February 20, 2017 | Accepted: March 6, 2017) | DOI: xx.xxxxx/ijoce.x.xxxxx
Analisis Kelelahan Anchor Chain pada Single Point Mooring FSO Arco
Ardjuna
Hafidz Deryantonoa, Eko Budi Djatmikob and Mas Murtedjoc
a) Mahasiswa, Departemen Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia
b)Professor, Departemen Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia
c) Dosen Luar Biasa, Departemen Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia
e-mail: hafidzderyantono@gmail.com
Licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License (URL: http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
1
International Journal of Offshore and Coastal Engineering Vol. 1 No. 1 pp. 1-8 May 2017
2
Hafidz, et al.: Fatigue Analysis …. SPM of an FSO Arco Ardjuna
𝜁𝑘𝑜
= ( ) (𝑚⁄𝑚) ........................(1) Tabel 2. Environmental Loads as Seastate.
𝜁0 Sea Individual Sign. Curren
2. RAO Rotasional Probability Peri Wind
stat Wave Wave t Speed
Occurence od Speed
RAO gerakan rotasional merupakan perbandingan antara e height height at SWL
amplitudo gerakan rotasi (dalam radian) dengan kemiringan Tp Vc Vw
i H (m) Hs (m) Pi
gelombang, yakni yang merupakan perkalian antara (s) (m/s) (m/s)
gelombang (Kw=ω2/g) dengan amplitudo gelombang 1 0.00 - 0.25 0.21 3590.4 2.5 0.72 12.3
insiden: 2 0.25 - 0.50 0.46 2922.6 3.7 0.72 12.3
𝜁 𝜁
𝑅𝐴𝑂 (𝜔) = 𝐾 𝑘𝑜𝜁 = 𝜔2 𝑘𝑜 (𝑟𝑎𝑑⁄𝑟𝑎𝑑 ) .....(2) 3 0.50 - 0.75 0.71 1300.3 4.6 0.72 12.3
𝑤 0 ( ⁄𝑔) 𝜁0 4 0.75 - 1.00 0.96 547.6 5.4 0.72 12.3
5 1.00 - 1.25 1.21 232.7 6.0 0.72 12.3
2.4 Analisa Tension Range 6 1.25 - 1.50 1.46 99.7 6.6 0.72 12.3
Pada tahap ini analisa Tension Range dilakukan dengan
7 1.50 - 1.75 1.71 43.1 7.2 0.72 12.3
bantuan software ORCAFLEX dengan masukan data berupa
model konstruksi lokal anchor chain dengan data utama 8 1.75 - 2.00 1.96 18.7 7.7 0.72 12.3
beserta data lingkungan yang berfungsi sebagai data 9 2.00 - 2.25 2.21 8.2 8.1 0.72 12.3
pembebanan. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui 10 2.25 - 2.50 2.46 3.7 8.6 0.72 12.3
rentang tension maksimum yang digunakan untuk 11 2.50 - 2.75 2.71 1.7 9.0 0.72 12.3
menghitung jumlah kejadian (Ni) dari T-N Curves. 12 2.75 - 3.00 2.96 0.8 9.4 0.72 12.3
13 3.00 - 3.25 3.21 0.4 9.8 0.72 12.3
Sedangkan menurut Faltinsen, (1990), persamaan dalam 14 3.00 - 3.50 3.46 0.2 10.2 0.72 12.3
menyelesaikan tension dapat ditulis sebagai berikut:
15 3.50 - 3.75 3.71 0.1 10.5 0.72 12.3
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝑇𝐻 + 𝑤ℎ ................................(3) Total Pi
8770.2
=
Dimana:
Tmax = Tension (ton) Cummulative Damage diperhitungkan dengan persamaan
TH = Horizontal Pre-tension (ton) berikut:
w = Berat chain di dalam air (ton/m)
h = kedalaman air (m)
3
International Journal of Offshore and Coastal Engineering Vol. 1 No. 1 pp. 1-8 May 2017
4
Hafidz, et al.: Fatigue Analysis …. SPM of an FSO Arco Ardjuna
5
International Journal of Offshore and Coastal Engineering Vol. 1 No. 1 pp. 1-8 May 2017
BL - FL 113.085261
BL - LL 119.2215262
IL - FL 136.6175463
IL - LL 146.8934442
6
Hafidz, et al.: Fatigue Analysis …. SPM of an FSO Arco Ardjuna
160
3. Dari hasil perhitungan umur kelelahan struktur,
diperoleh hasil bahwa anchor chain masing-masing
140
Ch.1 memiliki harga D < 1 dari mooringline Chain 1 sampai
Standard Deviation (kN)
120
6 berturut-turut selama 38 tahun, 113 tahun, 304 tahun,
100 Ch.2
273 tahun, 303 tahun, dan 112 tahun. Nilai-nilai
80 Ch.3 tersebut sudah mengaplikasikan safety factor yang
60 Ch.4 disarankan API RP-2SK senilai 3, maka dengan design
40 life sampai tahun 2025 (14 tahun) dapat disimpulkan
Ch.5 bahwa struktur anchor chain seluruhnya, masih aman
20
Ch.6 untuk beroperasi.
0
0 1 2 3 4
Individual Waveheight (m)
Gambar 17. Tension Standard Deviation Inline - Lightload UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan memperhatikan besarnya kepada PT. Citra Mas khususnya Bpk. Ir.
kondisi pembebanan tersebut saja. Mas Murtedjo M.Eng, yang telah bersedia
memberikan data dan fasilitas yang dibutuhkan untuk
3.4 Fatigue Life pengerjaan jurnal ini.
Berikut adalah hasil-hasil dari perhitungan cummulative
damage yang selanjutnya digunakan untuk perhitungan DAFTAR PUSTAKA
fatigue life masing-masing mooringline:
1. American Petroleum Institute. (2005). Design and
Tabel 7. Fatigue Life Calculation Result Analysis of Stationkeeping for Floating Structures
Chain 1 Chain 2 Chain 3 Chain 4 Chain 5 Chain 6
Cummulative Damage 0.00872 0.00294 0.001098 0.00122 0.001099 0.002951 (2SK ed.). Washington: API Publishing Services.
IL - LL
Fatigue Life 114.6838 340.1677 911.1124 819.8972 909.5597 338.8588 2. Biro Klasifikasi Indonesia. (2013). Guidelines for
Remaining Life 38.22794 113.3892 303.7041 273.2991 303.1866 112.9529
Floating Production Installations (Vol. 3). Jakarta.
3. Biro Klasifikasi Indonesia. (2015). Guidance for
Remaining life didapatkan dengan menggunakan safety Fatigue The Assessment of Offshore Structures (Vol.
factor yang di anjurkan API RP-2SK yaitu bahwa umur B). Jakarta.
kelelahan struktur adalah setidaknya senilai 3x dari design 4. Chakrabarti, S. K. (2005). Handbook of Offshore
life nya, sehingga nilai fatigue life hanya perlu dibagi 3. Engineering (Vol. 1). Illinois, USA.
5. Det Norske Veritas. (2004). Design of Offshore Steel
Structures, General (LRFD Method) (C101 ed.).
4. KESIMPULAN 6. Det Norske Veritas. (2004). Position Mooring (E301
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan ed.).
kesimpulan sebagai berikut : 7. Djatmiko, E. B. (2012). Perilaku Dan Operabilitas
1. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan beberapa Bangunan Laut di Atas Gelombang Acak. Surabaya:
poin yang penting sebagai berikut: ITS Press.
a. Untuk FSO Arco Ardjuna dalam kondisi muatan 8. Faltinsen, O. M. (1990). Sea Loads On Ships and
penuh dan muatan ballast, masing-masing Offshore Structures. Cambridge: Cambridge University
memiliki amplitudo RAO terbesar pada gerakan Press.
roll, pitch, dan heave dengan nilai berturut-turut 9. Hasselman, K., Barnett, T., Bouws, E., Carlson, H.,
3.96 deg/m (lightload), 3.257 deg/m (fullload), Cartwright, D., Enke, K., . . . Walden, H. (1973).
1.836 m/m (fullload) sedangkan 3 gerakan lain Measurements of wind-wave growth and swell decay
berkisar disekitar 1 m/m atau deg/m. during the Joint North Sea Wave Project (JONSWAP).
b. Untuk SPM memiliki nilai amplitudo terbesar pada Deutches Hydrographishes Institut.
gerakan surge dan sway dengan nilai berturut-turut 10. Hidayat, E. R. (2017, May 29). Analisa Kualitas
2.051 dan 2.062 m/m sementara 4 gerakan lain Lingkungan pada Industri Migas dan Penegelolaannya.
hanya berkisar di sekitar 1m/m atau deg/m. 11. Paik, J. K., & Thayamballi, A. K. (2007). Ship-Shaped
2. Berdasarkan hasil dari simulasi struktur Anchor chain, Offshore Installations. Cambridge University Press.
nilai simpangan baku atau tension range dengan hasil 12. PT. Citra Mas. (2019). FSO Arco Ardjuna. Surabaya.
paling besar terjadi pada konfigurasi Inline – Lightload
mooringline Chain 1 sampai 6 berturut turut adalah
sebagai berikut: 38,23 kN; 113,39 kN; 303,70 kN;
273,3 kN; 303,1865707 kN; 112,95 kN.