Menuangkan semua ide dan pemikiran melalui tulisan dalam kenyataannya tidak semuda yang kita pikirkan. Alasan pembuatan buku : 1. Wujud rasa syukur karena telah diperjalankan oleh Allah 2. Memoar untuk Bapak 3. Jejak ingatan Isi Buku Jejak dari Istanbul #1 : Prolog, Lukisan Haji Kosim, NISN, Koran Bola, Sepatu Bertiah, Lindu, Ensiklopedi Dunia, Beragustusan, Sore yang kacau, mentari dari turki, Ludah anak yatim, Turkish Winter Camp, Kodachi, tiket pesawat, Dua derajat. Isi Buku Jejak dari Istanbul #2 : Havalimani, otobus, eyub, Azan Hagia Sophia, Taksim, Titik Nadir, Anit Kabir, Izzet Baysal, Golcuk, Epilog. Cara menghindarkan writer's block dengan cara - membuat outline terlebih dahulu - Tulis satu hal yang menarik dengan mencari inspirasi, inspirasi dapat di dapat kapanpun di manapun. - Ciptakan feel kepada tulisan karena penting bagi pembaca - Baca ulang setelah menulis itu penting - Menulis tidak menunggu suasana, mulai dulu, kembangkan setelahnya. - Usahakan pilih cover yang sederhana dan menarik kesan pertama saat buku itu dilihat. - Layout juga berpengaruh dalam sebuah buku. Pemula bisa memulai dulu menulis misal di wattpad dan jangan marah saat tulisan dikritik, karena menulis untuk dibaca. Jadikan setiap kritikan sebagai suatu hal yang membangun tulisan kita. Penerbitan Ada 2 macam : 1. Self publishing 2. Melalui media publisher Macam karya fiksi : senandika, antologi, novel, puisi dll. Bagaimana sebuah langkah ternyata bisa mempengaruhi keseluruhan cerita. Keberaniannya untuk mewakili sekolah dari berbagai macam dilema dan jika fenomena dia bertemu dengan salah seorang tokoh yang lain namanya Pak haidir. Bagaimana meramunya itu adalah beberapa masyarakat kemudian bagaimana orang-orang mencoba untuk menghadirkan pengalaman pengalaman yang mungkin belum tentu orang itu yang punya. Cara agar cepat punya kalau menurut apa yang saat ini adalah 100 halaman itu normal, nanti akan diajakin mempertimbangkan apakah ini dapat sangat penting karena itu merupakan nomor kalau tanpa ISBN kita belum tentu. “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Pramoedya Ananta Toer.