Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 (III)

SRY DJULIANTY (201801088)


SRI DEVY (201801087)
ABD GHANI (201801047)
ARIANTO K. AHMAD(201801050)
NI MADE SUMIARTINI (201801073)
SISKAVIANTI (201801085)
MAWAN SETIAWAN (201801066)
CAHYA DWI KARMILA (201801053)
RIVALDI NALDI (201801081)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah keperawatan anak yang
di berikan oleh Dosen pengajar. penulis menyadari adanya berbagai
kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat.

Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik


dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tetralogi fallot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling
banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat
penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum
ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau
lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara
penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya.
Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering
ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral  akibat adanya pirau
kanan ke kiri.

B. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN

BAB I
PEMBAHASAN

A. ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG

Gambar 1. Jantung normal dan jantung TOF

Menurut Syaifuddin (2009), sistem kardiovaskuler


merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan
daan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan
tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Sistem
kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar
fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas jaringan dapat
terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak
di arahkan pada organ- organ vital seperti jantung daan otak
yang berfungsi memelihara dan mempertahankan sistem sirkulasi
itu sendiri. Jantung berbentuk seperti pir / kerucut seperti piramida
terbalik dengan apeks (superior-posterior : C-II) berada di bawah
dan basis (anterior-inferior ICS-V) berada diatas. Pada basis jantung
terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah
dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler
terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri
yang terlindung oleh costae tepatnya pada mediatinum. Untuk
mengetahui denyutan jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla
mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar
250-350,gram.(Syarifuddin,2006).

B. KONSEP MEDIS

1. Definisi
Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan kelainan jantung bawaan sianotik.
Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau
lubang dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga
ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang
aorta (Yayan A.I, 2010). Sebagai konsekuensinya, didapatkan adanya empat
kelainan anatomi sebagai berikut:
a. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara
kedua rongga ventrikel
b. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah
yang keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep
juga menebal dan menimbulkan penyempitan.
c. Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari
ventrikel kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah
sebagian aorta keluar dari bilik kanan.
d. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan
karena peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis
pulmonal
Pada penyakit (TOF) yang memegang peranan penting adalah defek
septum ventrikel dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel
paling sedikit sama besar dengan lubang aorta (Yayan A.I, 2010).
2. Aspek Epidemiologi
Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan
menempati angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital. Sampai saat ini
para dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi penyebabnya
dapat berkaitan dengan factor lingkungan dan juga factor genetic atau
keduanya. Dapat juga berhubungan dengan kromosom 22 deletions dan juga
Digeorge Syndrome. Ia lebih sering muncul pada laki-laki daripada wanita.
Pengertian akan embryology daripada penyakit ini adalah sebagai hasil
kegagalan dalam conal septum bagian anterior, menghasilkan kombinasi klinik
berupa VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta. Perkembangan dari
hipertropi ventricle kanan adalah oleh karena kerja yang makin meningkat
akibat defek dari katup pulmonal. Hal ini dapat diminimalkan bahkan dapat
dipulihkan dengan operasi yang dini.Supit, Alice I., Kaunang. Erling D, 2012).

3. Etiologi
Kebanyakan penyebab dari kelainan jantung bawaan tidak diketahui,
biasanya melibatkan berbagai faktor. Faktor prenatal yang berhubungan dengan
resiko terjadinya tetralogi Fallot adalah:
a. Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi
virus lainnya
b. Gizi yang buruk selama
c. Ibu yang alkoholik
d. Usia ibu diatas 40 tahun
e. Ibu menderita diabetes
f. Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada anak-anak yang
menderita sindroma Down Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam
kelainan jantung sianotik karena terjadi pemompaan darah yang
sedikit mengandung oksigen ke seluruh tubuh, sehingga terjadi
sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak nafas. Mungkin
gejala sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi
mengalami serangan sianotik karena menyusu atau menangis
(Yayan A.I, 2010).
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan juga
diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen, antara lain :
a. Faktor endogen :
1) Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
2) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung
bawaan
3) Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes
melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
b. Faktor eksogen :
1) Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau
suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,
dextroamphetamine.aminopterin, amethopterin, jamu).
2) Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
3) Pajanan terhadap sinar –X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut
jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari
90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap
faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena
pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.
4. PATOFISIOLOGI
a. Pada RVOTO ringan-sedang; awalnya shunt left to right (Pink TOF), 1-
2 thn kemudian akan sianotik (R to L)
b. Klasik TOF: RVOTO severe, PA kecil. Tekanan systole sama pada RV,
LV, aorta.
c. Adanya RVOTO à shunt right to left melalui VSD
d. Adanya VSD besar pada TOF akan menyebabkan tekanan yang sama
pada LV dan RV. Sedangkan rasio aliran darah yang mengalir ke
sistemik atau pulmonal (Qp/Qs) ditentukan oleh resistensi pulmonal
(PS) dan SVR.  Bila dianggap rvoto tetap maka besarnya shunt
ditentukan oleh resistensi sistemik. SVR¯ maka R to L shunt dan
sianosis.
e. Takikardia dan hipovolemia berat akan menyebabkan R to L shunt –
f. Murmur yang terjadi adalah krn PS; intensitas dan lamanya
tergantung jumlah darah yg lewat P. valve. Atau berbanding terbalik
dengan derajat stenosis.
g. TOF tidak menyebabkan CHF pada infant.

5. Patway

INI BIKIN BAGAN DISINI.

6. Manifestasi Klinis
Anak dengan TOF umumnya akan mengalami keluhan :
a. Sesak yang biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas (misalnya
menangis atau mengedan)
b. Berat badan bayi tidak bertambah
c. Pertumbuhan berlangsung lambat
d. Jari tangan seperti tabuh gendering/ gada (clubbing fingers)
e. Sianosis /kebiruan sianosis akan muncul saat anak beraktivitas,
makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran
pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan
shunt dari kanan ke kiri (right to left shunt).
Darah yang miskin oksigen akan bercampur dengan darah yang kaya
oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh tubuh.
Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan.
Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok
yang justru dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena arteri
femoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt dan
membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin
berat stenosis pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi
(Yayan A.I, 2010).

7. KLASIFIKASI
INI BELUM ADA
8. PENCEGAHAN
BLM ADA
9. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan deangan kemungkinan penderita Tetralogi Fallot dapat dirawat jalan


jika derajat termasuk pada derajat I, II, atau III tanpa sianosis maupun dispneu berat.
Jika penderita perlu rawat inap, apabila Tetralogi Fallot termasuk dalam derajat IV
dengan sianosis atau dispneu berat (Yayan A.I, 2010). Berikut penatalaksanaannya:
A. Tatalaksana Penderita Rawat Inap:
1. Mengatasi kegawatan yang ada.
2. Oksigenasi yang cukup.
3. Tindakan konservatif.
4. Tindakan bedah (rujukan) :
- Operasi paliatif : modified BT shunt sebelum dilakukan koreksi total:
dilakukan pada anak BB < 10 kg dengan keluhan yang jelas. (derajat III
dan IV)
- Koreksi total: untuk anak dengan BB > 10 kg : tutup VSD + reseksi
infundibulum.
5. Tatalaksana gagal jantung kalau ada.
6. Tatalaksana radang paru kalau ada.
7. Pemeliharaan kesehatan gigi dan THT, pencegahan endokarditis
B. Tatalaksana Rawat Jalan
1. Derajat I :
- Medikametosa : tidak perlu
Operasi (rujukan ) perlu dimotivasi, operasi total dapat dikerjakan kalau
BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu
dilakukan operasi paliatif.
- Kontrol : tiap bulan.
2. Derajat II dan III :
- Medikamentosa ; Propanolol
- Operasi (rujukan) perlu motivasi, operasi koreksi total dapat dikerjakan
kalau BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu
dilakukan operasi paliatif.
- Kontrol : tiap bulan
- Penderita dinyatakan sembuh bila : telah dikoreki dengan baik.
C. Pengobatan Pada Serangan Sianosis
a. Usahakan meningkatkan saturasi oksigen arteriil dengan cara :
- Membuat posisi knee chest atau fetus
- Ventilasi yang adekuat
b. Menghambat pusat nafas denga Morfin sulfat 0,1-0,2 mg/kg im atau subkutan
c. Bila serangan hebat bisa langsung diberikan Na Bic 1 meq/kg iv untuk mencegah
asidosis metabolik
d. Bila Hb < 15 gr/dl berikan transfusi darah segar 5 ml/kg pelan sampai Hb 15-17
gr/dl
e. Propanolol 0,1 mg/kg iv terutama untuk prolonged spell diteruskan dosis
rumatan 1-2 mg/kg oral
Tujuan utama menangani Tetralogi Fallot adalah koreksi primer yaitu penutupan
defek septum ventrikel dan pelebaran infundibulum ventrikel kanan. Pada umunya
koreksi primer dilaksanakan pada usia kurang lebih 1 tahun dengan
perkiraan berat badan sudah mencapai sekurangnya 8 kg. Jika syaratnya belum
terpenuhi, dapat dilakukan tindakan paliatif, yaitu membuat pirau antara arteri
sistemik dengan dengan arteri pulmonalis, misalnya Blalock-Tausig shunt (pirau
antara A. subclavia dengan cabang A. pulmonalis). Bila usia anak belum mencapai 1
tahun(Yayan A.I, 2010).
Orang tua dari anak-anak yang menderita kelainan jantung bawaan bisa
diajari tentang cara-cara menghadapi gejala yang timbul:
- Menyusui atau menyuapi anak secara perlahan
- Memberikan porsi makan yang lebih kecil tetapi lebih sering.
- Mengurangi kecemasan anak dengan tetap bersikap tenang.
- Menghentikan tangis anak dengan cara memenuhi kebutuhannya.
- Membaringkan anak dalam posisi miring dan kaki ditekuk ke dada selama
serangan sianosis.
10. KOMPLIKASI
Komplikasi Tetralogi fallot
                              Trombosis pulmonal
                              CVA trombosis
                             Abses otak
                              Perdarahan
                              Anemia relatif

Anda mungkin juga menyukai