Anda di halaman 1dari 13

“KEPERAWATAN ANAK II

DENGAN KASUS LEUKIMIA”

KELOMPOK V
ARI EFENDI
DINO JULIANTO PAS
FITRAHAITUNNUFUS
DINO JULIANTO PAS
REGINA VIRATIKA
NOVITA TANDI
SITI HADIJAH
WAHYUNI
KONSEP DASAR
A. Definisi
Leukemia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari
sum sum tulang yang di tandai oleh proliferasi sel-sel yang
abnormal dalam darah tepi (Muthia dkk, 2012). Leukemia limfositik
akut (LLA) adalah proliferasi maligna limfoblas dalam sumsung
tulang yang disebabkan oleh sel inti tunggal yang dapat bersifat
sistematik (Smelrzer et sl, 2008).
B. Etiologi
Penyebab yang pasti untuk LLA ini belum diketahui, akan tetapi
terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya
leukemia, yaitu : (Sibuea,2009)
1. Faktor genetik
2. Radiasi
3. Obat–obat imunosupresi, obat-obat kardiogenik seperti diet
hylstilbestrol
4. Faktor herediter
5. Kelainan kromoson
C. Manifestasi Klinis
Adanya sitopenia akibat infiltrasi sel leukemia akan
menyebabkan kelelahan, pucat, sesak karena anemia, perdarahan
karena trombositopenia, infeksi atau panas karena neutropenia.
Menginfiltrasi organ, sehingga menyebabkan hepatomegali,
splenomegali, limfadenopati dan beberapa kasus menyerang kulit
menjadi leukemia kulit
D. Patofisiologi
Leukemia adalah jenis gangguan pada sistem hematopoitek
yang terkait dengan sum-sum tulang dan pembuluh limfe ditandai
dengan tidak terkendalinya proliferasi dari leukemia dan
prosedurnya. Sejumlah besar sel pertama menggumpal pada
tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang limfosit di
dalamlimfenodi) dan menyebar ke organ hematopoetik dan
berlanjut ke organ yang lebih besar (splenomegaly, hepatomegaly).
Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel
hematopetik lainya dan mengarah ke pengembangan / pembelahan
sel yang cepat dan ke sitopenia (Friehling et al, 2015)
E. Penatalaksanaan
Pengobatan pada anak dengan LLA tergantung pada gejala, umur,
kromosom dan tipe penyakit, pengobatan LLA yang utama adalah
kemotrapi terdiri dari 6 fase yaitu:
1. Fase induksi
2. Terapi profilatik
3. Terapi konsolidasi
4. Kemoterapi
5. Radioterapi
6. Transplantasi sum-sum tulang
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah Tepi
2. Pemeriksaan Sum-sum tulang
3. Pemeriksaan lain : Biopsi Limpa.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas c. Pemeriksaan Fisik
Leukemia limfosit akut sering Didapati adanya
terdapat pada anak-anak usia pembesaran dari kelenjar
dibawah 15 tahun (85%), getah bening
puncaknya berada pada usia 2-4
(limfadenopati),pembesaran
tahun. Rasio lebih sering terjadi
pada anak laki-laki dari pada anak
limpa (splenomegali), dan
perempuan pembesaran hati
(splenomegali), dan
b. Riwayat Kesehatan pembesaran hati
1) Riwayat penyakit sekarang (hepatomegali).
2) Riwayat Penyakit Dahulu
3) Riwayat penyakit keluarga
Lanjutan..
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Darah tepi : danya pensitopenia, limfositosis yang kadang-
kadang menyebabkan gambara darah tepi monoton terdapat
sel belst, yang merupakan gejala patogonomik untuk leukemia
2) Sum-sum tulang : dari pemeriksaan sum-sum tulang akan
ditemukangambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel
lomfopoetik sedangkan sistem yang lain terdesak
(apanilaskunder).
3) Pemeriksaan lain : biopsy limpa,kimia darah, cairan
cerebrospinal dansitogenik
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Defisit nutrisi berhubungan dengan proliferative
gastrointestinal dan efektoksik obat kemoterapi
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedara biologis (infiltrasi
leukositjaringan sistematik)
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Perfusi perifer tidak efektifberhubungan dengan
pengisiankapiler. Intervensi :
1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/ tumpul
2) Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau
leserasi
3) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
4) Observasi pengisian kapiler (<2 detik), akral dan warna kulit
5) Observasi pengisian kapiler (<2 detik), akral dan warna kulit
Lanjutan..
b. Nyeri akut berhubungan dengan: agen cedara biologis
(infiltrasi jaringan sistematik). Intervensi :
1) Lakukan pengkajian nyeri(P,Q,R,S,T)
2) Observasi reaksinon verbal dari ketidaknyamanan
3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5) kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri (suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan)
6) tingkatkan istirahat
7) Kolaborasi pemberian analgetik
Thankyou for your attention !!

ANY QUESTIONS ?

Anda mungkin juga menyukai