Anda di halaman 1dari 15

ACARA VI

PENGUJIAN SIFAT BIOKIMIA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI UMUM

Disusun oleh:

TEOFILUS B ELVA
19/20860/THP/STIPP A

SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN


PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengujian sifat biokimia kali ini adalah :
1. Mengetahui cara hidrolisis pati, dan
2. Mengetahui fermentasi karboohidrat.
B. Dasar Teori
Informasi tentang sifat-sifat biokimia yang dimiliki oleh suatu isolat bakteri
memberi peluang dalam mengungkap potensi isolat untuk pemanfaatan pada
berbagai bidang[4]. Pengujian biokimia didasarkan pada ekspresi hasil
metabolisme yang diakibatkan oleh aktivitas enzim yang dimiliki oleh suatu
spesies bakteri[1]. Hampir semua reaksi hidrolisis memerlukan katalisator untuk
mempercepat jalannya reaksi[2]. Fermentasi adalah suatu proses oksidasi
karbohidrat anaerob jenih atau anaerob sebagian. Dalam suatu proses fermentasi
bahan pangan seperti natrium klorida bermanfaat untuk membatasi pertumbuhan
organisme pembusuk dan mencegah pertumbuhan sebagian besar organisme yang
lain. Suatu fermentasi yang busuk biasanya adalah fermentasi yang mengalami
kontaminasi, sedangkan fermentasi yang normal adalah perubahan karbohidrat
menjadi alkohol[3].
Mikroba yang digunakan untuk fermentasi dapat berasal dari makanan
tersebut dan dibuat pemupukan terhadapnya. Tetapi cara tersebut biasanya
berlangsung agak lambat dan banyak menanggung resiko pertumbuhan mikroba
yang tidak dikehendaki lebuh cepat. Maka untuk mempercepat perkembangbiakan
biasanya ditambahkan mikroba dari luar dalam bentuk kultur murni ataupun
starter (bahan yang telah mengalami fermentasi serupa). Hidrolisis adalah reaksi
kimia antara air dengan suatu zat lain yang menghasilkan satu zat baru atau lebih
dan juga dekomposisi suatu larutan dengan menggunakan air. Proses ini
melibatkan pengionan molekul air ataupun peruraian senyawa yang lain.
Hidrolisis diterapkan pada reaksi kimia yang berupa organic atau anorganik
dimana air mempengaruhi dekomposisi ganda dengan campuran yang lain.
Mikroorganisme yang dapat digunakan untuk fermentasi terdiri dari yeast (ragi),
khamir,jamur, dan bakteri. Mikroorganisme tersebut tidak mempunyai klorofil,
tidak mampu memproduksi makanannya dengan cara fermentasi, dan
menggunakan substrat organic untuk sebagai makanan.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Tanggal Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 18 Mei 2020, di Laboratorium
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.
B. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah biakan murni Bacillus
subtilis dan Escherichia coli, ekstrak daging, pati 2%, agar-agar, indikator
JKY/yodium, aquadest, petridish, pepton, glukosa, indikator Phenol red 1,6%
(PR), indikator Bromotymol blue 1,6% (BTB).
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung reaksi, penagas
air, petridish steril, tabung durham,
C. Cara Kerja
1. Teoritis
A. Hidrolisis Pati
a. Mengekstrak daging 4 g, pati 2 g, agar-agar 15 g, dimasukkan dalam
1000 mL aquadest.
b. Memanaskan hingga mendidih dan aduk hingga homogen, atur pH 7,2
saring dengan kertas filter.
c. Mengambil 10 mL medium pati-agar tersebut, masukkan dalam
tabung reaksi dan sterilkan pada suhu 121°C selama 30 menit.
d. Jika medium pati agar tersebut mengental panaskan dalam pemanas
air, kemudian tuangkan secara aseptik ke dalam petridish steril.
e. Inokulasikan secara goresan masing-masing biakan murni yaitu
Bacillus subtilis dan Escherichia coli ke dalam media pati-agar.
f. Inkubasikan selama 48 jam pada suhu 37°C atau pada suhu kamar
secara terbalik.
g. Menambahkan larutan JKY/Yodium pada permukaan medium pati-
agar pada akhir inkubasi.
h. Mengamati daerah yang berwarna terang yang terjadi di sekeliling
goresan. Hal ini menunjukkan terjadinya hidrolisis pati.
i. Membuat kesimpulan dari percobaan ini.

B. Fermentasi karbohidrat
1. Medium Glukosa Cair
a. Memasukkan ekstrak daging 3 g, pepton 5 g, glukosa 5 g, dan
phenol red 1,6% 1 mL ke dalam 1000 mL aquadest.
b. Memanaskan sampai mendidih dan aduk hingga homogen.
c. Mengambil 10 mL medium glukosa cair tersebut dan masukkan
pada tabung reaksi yang telah berisi tabung durham. Sterilkan pada
suhu 121°C selama 20 menit.
d. Inokulasi medium tersebut dengan biakan murni Bacillus subtilis
dan Escherichia coli pada tabung reaksi yang berlainan dengan
menggunakan ose.
e. Membuat kontrol yang berisi medium glukosa cair dan tabung
durham.
f. Inkubasikan selama 48 jam pada suhu 37°C atau pada suhu kamar.
g. Mengamati dan catat hasilnya.
2. Medium Glukosa Agar
a. Memasukkan ekstrak daging 3 g, pepton 5 g, glukosa 5 g, agar-
agar 15 g, dan phenol red 1,6% 1 mL ke dalam 1000 mL aquadest.
b. Memanaskan sampai mendidih dan aduk hingga homogen.
c. Mengambil 10 mL medium glukosa agar masukkan dalam tabung
reaksi dan sterilkan pada suhu 121°C selama 20 menit.
d. Inokulasikan medium tersebut dengan biakan murni Bacillus
subtilis dan Escherichia coli pada tabung reaksi yang berlainan
dengan cara tusukan.
e. Membuat kontrol, kemudian inkubasikan selama 48 jam pada suhu
37°C atau pada suhu kamar.

2. Skematis
A. Hidrolisis Pati

Ekstrak daging 4 g, pati 2 g, agar-agar 15 g, dimasukkan dalam


1000 mL aquadest.
tengahnya

Dipanaskan hingga mendidih dan aduk hingga homogen, atur pH


7,2 saring dengan kertas filter.

Diambil 10 mL medium pati-agar tersebut, masukkan dalam tabung


reaksi dan sterilkan pada suhu 121°C selama 30 menit.

Jika medium pati agar tersebut mengental dipanaskan dalam


pemanas air, kemudian tuangkan secara aseptik ke dalam petridish
steril.

Gambar I. Diagram Alir Cara Hidroksil Pati


B. Fermentasi Karbohidrat
1. Medium Glukosa Cair

Dimasukkan ekstrak daging 3 g, pepton 5 g, glukosa 5 g, dan


phenol red 1,6% 1 mL ke dalam 1000 mL aquadest.

Dipanaskan sampai mendidih dan aduk hingga homogen.

Diambil 10 mL medium glukosa cair tersebut dan masukkan pada


tabung reaksi yang telah berisi tabung durham. Sterilkan pada suhu
121°C selama 20 menit.

Diinokulasi medium tersebut dengan biakan murni Bacillus subtilis


dan Escherichia coli pada tabung reaksi yang berlainan dengan
menggunakan ose.

Gambar II. Diagram Alir Medium Glukosa Cair


2. Medium Glukosa Agar

Dimasukkan ekstrak daging 3 g, pepton 5 g, glukosa 5 g, agar-agar


15 g, dan phenol red 1,6% 1 mL ke dalam 1000 mL aquadest.

Dipanaskan sampai mendidih dan aduk hingga homogen.

Diambil 10 mL medium glukosa agar masukkan dalam tabung


reaksi dan sterilkan pada suhu 121°C selama 20 menit.

Diinokulasikan medium tersebut dengan biakan murni Bacillus


subtilis dan Escherichia coli pada tabung reaksi yang berlainan
dengan cara tusukan.

Gambar III. Diagram Alir Medium Glukosa Agar


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang dapat di proleh dari patikum kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Hidrolisis Pati
Bakteri: Bacillus subtilis Bakteri: Escherichia coli

1.1. Ket
e ran
g an

Gambar 1: Bacillus Subtillis Gambar 2: Escherichia coli

gambar 1: Bentuk koloni: Circullar fillamento Teknik isolasi secara goresan.


1.2. Keterangan gambar 2 : Bentuk koloni Circullar fillamento Teknik isolasi
secara goresan.

2. Fermentasi Karbohidrat
2.a. Medium Glukosa Cair
Bakteri: Bacillus Subtillis Bakteri: Escherichia coli

a.1. Keterangan gambar 1: Bacillus Subtillis, dan berwarna Nila.


a.2. Keterangan gambar 2: Escherichia coli, dan berwarna Kuning

2.b. Medium Glukosa Agar


b.1. Keterangan gambar 1: Bacillus Subtillis, dan berwarna kuning-merah.
b.2. Keterangan gambar 2: Escherichia coli, dan berwarna kuning-merah.

B. Pembahasan
Uji biokimia merupakan salah uji yang digunakan untuk menentukan spesies
kuman yang tidak diketahui sebelumnya. Setiap kuman memiliki sifat biokimia
yang berbeda sehingga tahapan uji biokimia ini sangat membantu proses
identifikasi. Setelah sampel diinokulasikan pada media differensial atau selektif,
kemudian koloni kuman diinokulasikan pada media uji biokimia. Sel-sel pada
makhluk hidup tersusun dari biomolekul. Untuk dapat mempertahankan hidup,
sel-sel mengalami metabolisme (reaksi pada sel). Dalam metabolisme, sel
menyerap energi dari makanan atau nutrisinya, energi ini digunakan untuk
membentuk biomolekul penyusun sel. Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar
mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia.
Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit
tertentu yang di deteksidengan interaksi mikroba dengan reagen tes yang
menghasilkan warna reagen. Reaksi-reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan
melakukan pengujian-pengujian tertentu.
Pada praktikum ini bertujuan untuk melakukan identifikasi mikroba
menggunakan uji biokimia, Untuk lebih spesifik praktikum ini bertujuan untuk
melakukan pengujian fermentasi karbohidrat pada bakteri anaerob dan fakultatif
anaerob. Suatu proses anaerob ini dilakukan pada karbohidrat yang dihancurkan
untuk menghasilkan energi. Berbagai macam karbohidrat difermentasi oleh
berbagai macam bakteri untuk menghasilkan energi, Dari hasil pengamatan yang
didapat diatas, diperoleh bahwa pada percobaan hidrolisis pati pada bakteri
Bacillus Subtillis dan Escherichia coli memiliki bentuk koloni yang sama yaitu,
circular fillamento, dengan teknik isolasi cara goresan. Pada percobaan
fermentasi karbohidrat medium glukosa cair pada bakteri Bacillus Subtillis
memiliki warna nila, sedangkan pada bakteri Escherichia coli memiliki warna
kuning. Pada medium glukosa agar, bakteri Bacillus Subtillis dan Escherichia
coli memiliki warna akhir yang sama yaitu kuning-merah.

Fermentasi merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh


mikroba. Fermentasi adalah proses pengunahan senyawa makromolekul organik
menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroba pada kondisi
anaerob. Fermentasi dapat menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya
fermentasi karbohidrat yang dapat menghasilkan berbagai senyawa asam seperti
asam laktat dan propionet, ester-ester, keton dan gasUji hidrolisa yang dilakukan
adalah uji hidrolisa kanji, uji hidrolisa gelatin, dan uji hidrolisa lemak. Hasil dari
uji-uji di atas akan membantu dalam penggolongan jenis bakteri, yaitu dengan
mencocokkan hasil pengamatan dengan buku determinan sehingga akan
diketahui nama dari bakteri tersebut.
Penambahan Iodium didasari atas polisakarida dengan membentuk senyawa
kompleks adsorbs berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan merah anggur, sedangkan
glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodin membentuk
warna merah coklat.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum kali ini adalah:
1. Pengujian biokimia didasarkan pada ekspresi hasil metabolisme yang
diakibatkan oleh aktivitas enzim yang dimiliki oleh suatu spesies bakteri.
2. Hampir semua reaksi hidrolisis memerlukan katalisator untuk mempercepat
jalannya reaksi.
3. Fermentasi merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh
mikroba. Fermentasi adalah proses pengunahan senyawa makromolekul
organik menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroba pada
kondisi anaerob.
4. Mikroba yang digunakan untuk fermentasi dapat berasal dari makanan
tersebut dan dibuat pemupukan terhadapnya. Tetapi cara tersebut biasanya
berlangsung agak lambat dan banyak menanggung resiko pertumbuhan
mikroba yang tidak dikehendaki lebih cepat.
5. Penambahan Iodium didasari atas polisakarida dengan membentuk senyawa
kompleks adsorbs berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan merah anggur, sedangkan
glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodin
membentuk warna merah coklat.
B. Saran
Diharapkan praktikan bisa lebih serius dalam melakukan praktiku m agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Dan pada saat mengamati bakteri diharapkan
lebih teliti agar mendapatkan gambar yang jelas.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Handoko, A, Yoga., Dkk. Isolasi dan Karakterisasi Biokimia Pembusuk Buah
Cabai Rawit. Media Informasi Teknologi Pangan. Salatiga, Vol 11,
No 1 (2020) Halaman 34-41.
[2] Lubis, R, Mirna. Hidrolisis Pati Sukun dengan Katalisator H2SO4 untuk
Pembuatan Perekat. Banda Aceh. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan, Vol 9, No 2, Halaman 62-67. 2012.

[3] Retno, T, Dyah, Nuri, W. Pembuatan Bioetanol dari Kulit Pisang. Prosiding
Seminar Nasional Teknik Kimia. Yogyakarta. 23 Februari 2011.

[4] Wahyuni, S., Dkk. Karakterisasi Sifat Biokimia Isolat Bakteri Karakteristik asal
Tambak Udang. Kendari. Jurnal Ilmiah Biologi Ekesperimen dan
Keanekaragaman Hayati, Vol 2, No 2, Halaman 60-66.

Yogyakarta, 19 Mei 2020

Mengetahui,

Co. Ass Praktikan

(Amanda Talitha Hariyanto) (Teofilus B Elva)

Anda mungkin juga menyukai