Anda di halaman 1dari 12

ACARA IV

MORFOLOGI JAMUR BENANG/MOLDS DAN TEKNIK


ISOLASI JAMUR/MOLDS

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI UMUM

Disusun oleh:

TEOFILUS B ELVA
19/20860/THP/STIPP A

SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN


PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum morfologi jamur benang/MOLDS dan teknik
isolasi jamur/MOLDS adalah:
1. Mengetahui morfologi jamur benang/MOLDS, dan
2. Mengetahui teknik isolasi jamur/MOLDS.
B. Dasar Teori
Jamur merupakan organisme mikrobiologis yang banyak ditemui pada produk
hasil pertanian. Tubuh jamur berupa benang yang disebut hifa, sekumpulan hifa
disebut miselium. Miselium dapat mengandung pigmen dengan warna-warna
merah, ungu, kuning, coklat, abu-abu dsb. Jamur juga membentuk spora berwarna
hujau, biru-hijau, kuning, jingga, merah muda dsb. Jamur pada umumnya bersifat
aerob obligat, pH pertumbuhan berkisar 2-9, suhu pertumbuhan berkisar 10-35ºC,
water activity (aw) 0,85 atau bisa di bawahnya[1].
Aspergillus sp merupakan jamur filamen sebagai lawan ragi yang bersel
tunggal. Jamur ini didentifikasi di laboratorium akan tampak bulat seperti ragi,
atau terbuat dari rantai sel yang disebut dengan hifa. Jamur berkembangbiak
dengan membentuk spora kecil yang dapat dengan mudah tumbuh di udara.
Kepala konidia atau tubuh menghasilkan spora. Koloni Aspergillus biasanya
cepat tumbuh, putih, kuning, kuning coklat[2].
Jamur Rhizopus sp adalah fungi yang merupakan filum zygomycota ordo
mucorales. Ciri Khas jamur ini adalah mempunyai hifa yang berbentuk rhizoid
yang nempel ke substrat. Adapun ciri lain dari jamur ini mempunyai hifa yang
ceonositik, oleh karena itu jamur ini tidak bersekat. Stolon atau miselium dari
jamur Rhizopus sp, ini menyebar diatas substratnya karena hifa dari jamur ini
adalah vegetative[3].
Kapang (MoldI) adalah fungi multiseluler yang mempunyai filament, dan
pertumbuhannya pada substrat mudah dilihat karena penampakannya yang
berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, tetapi jika
spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis
kapang.Dimana Kapang merupakan mikoorganisme multiseluler yang mempunyai
miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang
disebut hifa. Setiap hifa diameter 5-10 μm[4].
BAB II
METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Tanggal Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada 30 april 2020, di Laboratorium Fakultas
Teknologi, Institut Pertanian STIPER,Yogyakarta.
B. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Biakan mumi jamur
benang Rhizopus spe / Aspergillus sp./ Penicillium sp/ jamur pada tempe, larutan
Laktofenol, dan alkohol.
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah jarum preparat, gelas
benda, dan gelas penutup.
C. Cara Kerja
1. Teoritis
I. Morfologi Jnmur Benang / Molds
a. Bersihkan gelas benda dengan alkohol sampai bebas dari lemak dan debu,
kemudian tetesi dengan larutan laktofenol pada bagian tengahnya.
b. Ambil sedikit biakan jamur dengan jarum preparat dan kemudian
diletakkan di atas gelas benda yang telah diberi larutan laktofenol.
c. Jika masa miselium jamur mengumpul supaya dipisahkan
(direnggangkan) dengan menggunakan dua buah jarum preparat.
d. Kemudian ditutup dengan gelas penutup. Harus dijaga agar pada waktu
meletakkan gelas penutup jangan sampai terbentuk gelembung-gelembung
udara di dalam preparat.
e. Amati dengan mikroskop perbesaran lemah dahulu, kemudian gambar dan
beri keterangan.
II. Teknik isolasi jamur/molds
a. Panaskan medium PDA agar dalam penangas air dan dinginkan
sampai temperatur kurang lebih 500 C.
b. Dengan ose steril inokulasi medium dengan suspensi bahan yang
mengandung jamur/MOLDS dan gojog hingga merata.
c. Kemudian I ose medium dari tabung ini pindahkan ke tabung kedua
yang sedang mencair. Selanjumya gojog baik-baik.
d. Dari tabung kedua pindahkan Iagi ke tabung ketiga seperti diatas.
e. Kemudian ( isi ) masing-masing tabung diatas tuangkan ke dalam
petridish dan inkubasikan pada temperatur 25 — 30 0 c selama 2 hari
atau lebih.
f. Dari koloni-koloni yang tumbuh buatlah preparat dan amati dengan
mikroskop.
2. Skematis
I. Morfologi jamur benang/MOLDS
Dibersihkan gelas benda dengan alcohol sampai bebas dari
lemak dan debu, kemudia tetesi dengan larutan laktofenol pada
bagian tengahnya

Diambil sedikit biakkan jamur dengan jarum preparat dan


kemudian diletakkan di atas gelas benda yang telah diberi
larutan laktofenol

Dipisahkan miselium jamur yang mengumpul dengan


menggunakan dua buah jarum preparat

Ditutup dengan galas penutup jangan sampai terbentuk


gelembung-gelembung udara di dalam preparat
Diamati dengan mikroskop perbesaran lemah dahulu, kemudian
gambar dan berikan keterangan
Diagram alir 1. Morfologi jamur benang

II. Teknik isolasi jamur/MOLDS


Di panaskan medium PDA dalam penangas air dan dinginkan
sampai temperatur kurang lebih 500 C.

Dengan ose steril inokulasi medium dengan suspensi bahan yang


mengandung jamur/MOLDS dan gojog hingga merata.

Kemudian 1 ose medium dari tabung ini pindahkan ke tabung


kedua yang sedang mencair. Selanjumya di gojog baik-baik

Dari tabung kedua di pindahkan lagi ketabung ketiga seperti


diatas.

Kemudian (isi) masing-masing tabung diatas di tuangkan ke


dalam petridish dan di inkubasikan pada temperatur 25 — 300 c
selama 2 hari atau lebih.

Dari koloni-koloni yang tumbuh buatlah preparat dan di amati


dengan mikroskop.
Diagram Alir 2. Teknik Isolasi jamur/Molds

BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
I. Morfologi Jamur Benang
Morfologi Jamur Benang

Gambar: Rhizopus Sp
Morfologi Jamur Benang

Gambar: Aspergillus Sp

I.a. Keterangan gambar Rhizopus sp:


Morfologi jamur benang pada Gambar ini yaitu Rhizopus yang
Berwarna coklat.
I.b. Keterangan gambar Aspergillus sp:
Morfologi jamur benang pada gambar ini yaitu Aspergillus sp yang
berwarna coklat.
II. Teknik Isolasi Jamur
a. Cara Goresan

Gambar: Taburan E.C


a. Cara Taburan

Gambar: Taburan B.S

II.a. Keterangan gambar taburan Escherichia coli:


Teknik isolasi bakteri Yang caranya digesek dan berbentuk Circular.
II.b. Keterangan gambar taburan Bacillus Subtilis:
Teknik isolasi bakteri dengan cara taburan dan berbentuk Rhizoid.

B. Pembahasan
Jamur tersusun dari hifa yang merupakan benang- benang sel tunggal panjang
sedangkan kumpulan hifa disebut dengan miselium. Miselium merupakan massa
benang yang cukup besar dibentuk dari hifa yang saling membelit pada saat jamur
tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan melihat warna miseliumnya. Jamur benang
terdiri atas massa benang yang bercabang- cabang yang disebut miselium.
Miselium tersusun dari hifa filamen yang merupakan benang-benang tunggal.
Badan vegetatif jamur tersusun dari filamen- filamen disebut thallus.
Jamur berkembangbiak dengan membentuk spora kecil yang dapat dengan
mudah tumbuh di udara. Kepala konidia atau tubuh menghasilkan spora.
Morfologi Rhizopus sp yaitu terdiri dari benang hifa bercabang membentuk
miselium, hifa tidak bersekat (bersifat sinositik), hifa atau sekat antar hifa tidak
ditemukan pada saat sel reproduksi terbentuk. Morfologi Aspergillus sp secara
mikroskopis yaitu memiliki hifa bersepta dan bercabang, konida muncul dari foot
cell (miselium yang bengkak dan berdinding tebal) membawa sterigmata dan
akan muncul konida membentuk rantai berwarna hijau, coklat dan hitam.
Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya
menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klasifikasi dapat
ditentukan, secara visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna/tidak
berwarna yang disebabkan karena adanya miselia dan spora. Miselia terbentuk
dengan adanya nifa, baik yang bersepta atau tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi
beberapa familia antara lain Moniliaceae (aspergillus, phenicilium, trichothecium,
geotrichum, monilia, sporatrichum, botrytis, dll), dematiaceae (cladosporium,
helminthosporium, dll). Dan tuberculariaceae.
Isolasi jamur dapat dilaksanakan dengan menggunakan media PDA (Potato
Dextrose Agar). Teknik isolasi jamur harus dilakukan secara aseptic agar tidak
terkontaminasi mikroba. Dapat juga digunakan antimikrobia pada media. Media
berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media. Media yang digunakan untuk mengisolasi
bakteri dan jamur tidak sama, bakteri harus diisolasi pada media NA (Nutrient
Agar) sedangkan jamur diisolasi pada media PDA (Potato Dextrose Agar).

Setiap medium memiliki fungsi masing-masiing dalam menumbuhkan


mikroorganisme. Medium NA (Nutrient Agar) memiliki fungsi yakni untuk
mengembangbiakkan bakteri secara umum, sedangkan medium PDA (Potato
Dextrose Agar) berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan fungi
atau jamur. Kedua medium tersebut sama-sama terbentuk dari medium agar,
hanya berbeda jenis nutrisinya. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan medium PDA mengandung
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum kali ini adalah:
1. Aspergillus sp merupakan jamur filamen sebagai lawan ragi yang bersel
tunggal. Jamur ini didentifikasi di laboratorium akan tampak bulat seperti
ragi, atau terbuat dari rantai sel yang disebut dengan hifa.
2. Jamur Rhizopus sp adalah fungi yang merupakan filum zygomycota ordo
mucorales. Ciri Khas jamur ini adalah mempunyai hifa yang berbentuk
rhizoid yang nempel ke substrat. Adapun ciri lain dari jamur ini mempunyai
hifa yang ceonositik, oleh karena itu jamur ini tidak bersekat. Stolon atau
miselium dari jamur.
3. Teknik isolasi jamur harus dilakukan secara aseptic agar tidak terkontaminasi
mikroba. Dapat juga digunakan antimikrobia pada media. Media berfungsi
untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-
sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media.
4. Media yang digunakan untuk mengisolasi bakteri dan jamur tidak sama,
bakteri harus diisolasi pada media NA (Nutrient Agar) sedangkan jamur
diisolasi pada media PDA (Potato Dextrose Agar).

B. Saran
Untuk Praktikan agar lebih teliti dalam menggunakan mikroskop agar gambar
yang diperoleh bisa lebih jelas, dan praktikan diharapkan lebih serius untuk
praktikum selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Cahyanti, N. 2018. Identifikasi Jamur Dermatofita pada Kuku Perajin Batu-bata
yang Mengalami Kerapuhan di Dusun Karanganyar Kabupaten
Magetan. Surakarta.

[2] Dhanti, R, Kurnia., Sudarsono, A, Tantri. 2018. Karakterisasi Morfologi Jamur


dalam Deteksi Aflatoksin pada Buah, Biji, dan Sayuran dari Pasar
Swalayan di Purwokerto. Purwokerto.

[3] Hidayatullah, T. 2018. Identifikasi Jamur Rhizopus sp dan Aspergillus sp pada


Roti Bakar Sebelum dan Sesudah Dibakar yang Dijual Dialun-alun
Jombang. Jombang.

[4] Prasetyaningsih, Y., Nadifah, F., dkk. 2015. Distribusi Jamur Aspergillus Flavus
pada Petis Udang Yogyakarta. Yogyakarta
Yogyakarta, 1 Mei 2020

Mengetahui,

Co. Ass Praktikan

(Imanuel Dyas Erlangga) (Teofilus B Elva)

Anda mungkin juga menyukai