Anda di halaman 1dari 7

MODULUS ELASTISITAS

Teofilus B Elva1, Wahyu Saputra2, Bobi Setiawan3


1
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, INSTIPER Yogyakarta

Abstrak

Modulus elastisitas merupakan ukuran kekakuan suatu material. Sehingga semakin tinggi nilai
modulus elastisitas bahan, maka semakin sedikit perubahan bentuk yang terjadi apabila diberi gaya.
Bisa disimpulkan bahwa regangan (ε) yang terjadi pada suatu benda berbanding lurus dengan
tegangannya (σ) dan berbanding terbalik terhadap ke elastisitasannya. Jika semakin berat beban yang
diletakkan pada anak timbangan maka akan semakin besar elastisitas pada kawat karena tegangan
pada kawat akan semakin besar. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk memahami hokum
hooke, dan dapat menentukan modulus elastisitas young dari kawat logam. Diperoleh pertambahan
panjang (Δl) yang didapat adalah 0 mm, 0,06 mm, 0,11 mm, 0,165 mm, 0,18 mm, 0,28 mm.. Setiap
panjang kawat ketika gaya tarik dengan panjang awalnya disebut pertambahan panjang. Dalam
pengaplikasian hokum Hooke sangat berkaitan erat dengan benda-benda yang prinsip kerjanya
memakai pegas dan yang bersifat elastis. Semakin besar gaya tarik maka semakin besar pertambahan
panjang pegas.

Kata Kunci: Modulus Elastisitas, Pertambahan panjang, hokum Hooke, elastis, dan regangan.

1. PENDAHULUAN
Modulus elastisitas merupakan ukuran kekakuan suatu material. Sehingga semakin tinggi nilai
modulus elastisitas bahan, maka semakin sedikit perubahan bentuk yang terjadi apabila diberi gaya.
Bisa disimpulkan bahwa regangan (ε) yang terjadi pada suatu benda berbanding lurus dengan
tegangannya (σ) dan berbanding terbalik terhadap ke elastisitasannya [2]. Elastisitas adalah sifat suatu
benda ketika diberikan gaya akan mengalami perubahan bentuk, ketika benda dihilangkan gaya maka
benda akan kembali ke bentuk semula. Hukum Hooke menyatakan gaya tekan/tarik suatu benda
berbanding lurus dengan perubahan panjang pegas[1].
Sebuah pegas yang salah satu ujungnya digantungkan pada batang statif, sedangkan ujung lain
dibiarkan bebas. Jika pada ujung bebas digantungkan beban, pegas akan mengalami perubahan
panjang. Jika gaya itu dihilangkan, bebas akan kembali ke keadaan awal. Jika massa beban yang
digantungkan pada ujung pegas terus diperbesar, dalam batas tertentu pegas akan rusak. Modulus
elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dengan, dengan regangan suatu bahan
selama gaya yang bekerja tidak melampaui batas elastisitasnya. Perbandingan besar gaya tarik
terhadap pertambahan panjang pegas yang bernilai konstan. Sesuai yang dikemukanan Robert Hooke
dan dikenal sebagai hukum hooke, dan rumusnya yaitu sebagai berikut F/Δx=k, f=Δx=k.
Menurut hooke, regangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan
regangan adalah presentasi perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya-gaya yang meregang persatuan
luas penampang yang dikenainya. Setiap bahan memiliki elastisitas (kelenturan). Besarnya koefisien
bahan berbeda-beda. Contohnya saja ketika seorang menarik sebuah pegas untuk melatih otot, maka
pegas memanjang. Namun, jika pegas dilepaskan, maka pegas akan kembali kebentuk semula setelah
gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan. Dimana modulus young merupakan besaran
yang menyatakan sifat elastis suatu bahan tertentu dan bahan menunjukkan langsung seberapa jauh
sebuah batang atau kabel atau pegas yang bersangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban.
Konstanta k atau perbandingan gaya terhadap perpanjangan disebut konstanta gaya atau konstanta
pegas. Bilangannya sama dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan satuan.
Batas elastis suatu benda adalah tegangan kecil yang menghasilkan gangguan permanen pada
benda. Ketika diberikan tegangan melebihi batas ini, benda tidak akan kembali persis seperti keadaan
awalnya setelah tegangan tersebut dihilangkan. Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki
benda patah. Sesuai dengan hukum hooke, yang berbunyi “Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tarik.

2. MATERIAL DAN METODE


2.1. Material
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah kawat logam.

2.2. Alat/Instrumen
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah unit alat modulus
elastisitas, micrometer, neraca air, dan anak timbangan.

2.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang harus dilakukan dalam praktikum kali ini adalah,
memasangkan kawat pada tempatnya. Memutar micrometer hingga neraca air horizontal (tanpa
beban), dan mencatat kedudukannya baik-baik. Memasang beban 50 gram, kemudian putarlah
micrometer hingga neraca air horizontal dan mencatat kedudukannya baik-baik. Mengulangi
langkah nomor 3 dengan menambah beban menjadi 100 gram, 150 gram, 200 gram, dan 250
gram. Mengulangi langkah nomor 3 dan nomor 4 berturut-turut mulai dari beban 250 gram, 200
gram, sampai 0 gram. Mengukur diameter panjang kawat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan

Beban Δ x́ Beban Naik Δ x́ Beban Turun

0 gram 6,97 mm 6,95 mm

50 gram 7,05 mm 6,99 mm

100 gram 7,08 mm 7,06 mm

150 gram 7,14 mm 7,11 mm

200 gram 7,19 mm 7,17 mm

250 gram 7,25 mm 7,23 mm


B. Hasil Perhitungan
6,97+6,95
Δ x́ (0 gram) =
2
= 6,96 mm
7,05+6,99
Δ x́ (50 gram) =
2
= 7,02 mm
7 , 08+7,06
Δ x́ (100 gram) =
2
= 7,07 mm
7,14+7,11
Δ x́ (150 gram) =
2
= 7,125 mm
7,19+ 7,17
Δ x́ (200 gram) =
2
= 7,18 mm
7,25+7,23
Δ x́ (250 gram) =
2
= 7,24 mm

Ralat Δ x́
⃒ 6,97−6,96⃒ +⃒ 6,95−6,96 ⃒ 0,01+0,01
Δ x́ (0 gram) =
2
= 2
= 0,01 mm
⃒ 7,05−7,02 ⃒ +⃒ 6,99−7,02⃒ 0,03+0,03
Δ x́ (50 gram) =
2
= 2
= 0,03 mm
⃒ 7,08−7,07 ⃒ + ⃒ 7,06−7,07 ⃒ 0,01+0,01
Δ x́ (100 gram) =
2
= 2
= 0,01 mm
⃒ 7,14−7,125⃒ +⃒ 7,11−7,125⃒
Δ x́ (150 gram) =
2
= 0,015+0,015
2
= 0,015 mm
⃒ 7,19−7,18 ⃒ +⃒ 7,17−7,18 ⃒ 0,01+0,01
Δ x́ (200 gram) =
2
= 2
= 0,01 mm
⃒ 7,25−7,24 ⃒ +⃒ 7,23−7,24 ⃒ 0,01+0,01
Δ x́ (250 gram) =
2
= 2
= 0,01 mm

Luas Penampang (A)


d 0,5
A = ℼ r2 dimana r = = = 0,25 mm
2 2
Δ = 0,196 mm2

Δl (0 gr) = 6,96 – 6,96 = 0


Δl (50 gr) = 7,02 – 6,96 = 0,06
Δl (100 gr) = 7,07 – 6,96 = 0,11
Δl (150 gr) = 7,125 – 6,96 = 0,165
Δl (200 gr) = 7,18 – 6,96 = 0,18
Δl (250 gr) = 7,24 – 6,96 = 0,28
Perhitungan gradient M, M1, M2. Garis utama melalui (50, 0,06) dan titik (100, 0,11)
y 2− y 1
 M=
x 2−x 1
0,11−0,06
=
100−50
0,05
=
50
= 0,001
 Untuk M1 melalui (50, 0,06) dan (100, 0,11-0,1)
( y 2+0,1 ) − y 1
M1 =
x 2−x 1
0,21−0,06
=
100−50
0,15
=
50 = 0,003
 Untuk M2 melalui (50, 0,06) dan (100, 0,11-0,1)
( y 2−0,1 )− y 1
M2 =
x 2−x 1
0,01−0,06
=
100−50
0,05
=
50 = 0,001
 Gradient ralat M + ΔM
⃒ M 2−M⃒ +⃒ M 1−M⃒
ΔM =
2
⃒ −0,001−0,001 ⃒ +⃒ 0,003−0,001 ⃒
=
2
0,002+ 0,002 0,004
` =
2 =
2 = 0,002
M + ΔM = 0,001 + 0,002 = 0,003
M – ΔM = 0,001 – 0,002 = -0,001

 Perhitungan Elastisitas (E)


ΔE g .l
M.g= . ΔL . .M
L AE
g.l
M adalahbeban pada sumbu x dan Δl pada sumbu Y adalah M, sehingga sesuai persamaannya
A .E
dengan Y = MX . l
l= 250 cm = 2500 mm
g .l
M (gradient) =
AE
g.l
E =
A .M
10 x 2500
=
0,196 x 0,001
25000
=
0,000196
= 127.551.020 x 105 N/mm2

g.l
ΔE = x ΔM
M 2. A
10. 2500
= 2 x 0,002
(0,001) . 0,196
25000
= x 0,002
0,000001. 0,196
25000
= x 0,002
0,000000196
= 255.102.040,82

 Modulus Elastisitas Kawat


 M = E ± ΔE
M = E + ΔE
= 127.551.020 x 105 + 225.102.041,82 x 105
= 382.653.061 N/mm2
 M = E – ΔE
= 127.551.020 x 105 – 225. 102.041 x 105
= -127.551.021 N/mm2

C. Pembahasan
Dalam praktikum ini membahas tentang modulus elastisitas. Regangan terjadi ketika sebuah
batang dengan panjang sebelum ditarik l0 yang kemudian memanjang menjadi l = l0 + Δl saat gaya-
gaya F yang sama besar dan arahnya berlawanan dilakukan pada ujung-ujungnya. Perpanjangan Δl
tidak hanya terjadi pada ujung-ujungnya, akan tetapi setiap batang akan memanjang dengan
perbandingan yang sama. Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang Δl terhadap
panjangnya semula[1]. Percobaan yang kami lakukan pada dasarnya adalah untuk mengetahui
hubungan kuantitatif antara gaya yang dikerjakan pada kawat tembaga dengan pertambahan
panjangnya,. Setiap panjang kawat ketiia diberi gaya tarik dengan panjang awalnya disebut
pertambahan panjang.
Sebelum praktikum dilakukan susunan alat percobaan berdasarkan prosedur. Sebelum
memberikan beban pada alat percobaan, pastikan gelombang udara pada neraca air tepat di tengah.
Pada posisi gelembung di tengah, pemnentuan letak awal dengan cara membaca skala nonius pada
micrometer. Setelah itu beban pertama yang diberikan seberat 50 gram dan mengukur kembali skala
nonius pada neraca air saat gelembung berada ditengah kemudian hitung selisih skalanya. Lalu
ditambahkan beban menjadi 100 gram, 150 gram, 200 gram, dan 250 gram seperti yang ada di
prosedur. Dalam menentukan modulus young, diperlukan tegangan dan regangan. Dalam praktikum
kali ini diperoleh nilai adalah 6,96 mm, 7,02mm, 7,07 mm, 7,125 mm, 7,18 mm, dan 7,24 mm. Dan
diketahui luas pertambahan pegas (Δl) didapat pula pertambahan kawat yaitu 0 mm2, 0,06 mm2, 0,11
mm2, 0,165 mm2, 0,18 mm2, dan 0,28 mm2. Dari praktikum, praktikan juga mendapatkan hasil
perhitungan ralat yaitu 0,01 mm, 0,03 mm, 0,01 mm, 0,015 mm, 0,01 mm, dan 0,01 mm. Hasil dari
perhitungan elastisitas (E) didapatkan sebesar 127.511.020 N/mm 2. Dalam pengaplikasiannya hukum
hooke sangat berkaitan erat dengan benda-benda yang prinsip kerjanya memakai pegas dan yang
bersifat elastis. Semakin berat beban yang diletakkan pada anak timbangan maka akan semakin besar
elastisitas pada kawat karena tegangan pada kawat akan semakin besar.

4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini adalah semakin berat beban yang
diletakkan pada anak timbangan maka akan semakin besar elastisitas pada kawat karena tegangan
pada kawat akan semakin besar. Perbandingan antara regangan dan tegangan disebut sebagai modulus
elastisitas atau modulus young. Setiap perpanjangan kawat ketika gaya tarik dengan panjang awalnya
disebut pertambahan panjang. Dalamn pengaplikasiannya hukum Hooke sangat berkaitan erat dengan
benda-benda yang prinsip kerjanya memakai pegas dan yang bersifat elastis.
REFERENSI

[1] Hurnita, N. 2019. Penerapan Model Project Based Learning Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke di SMAN 1 Sakti Kabupaten Pidie.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.

[2] Puta, R, Rusnadi. 2009. Modulus Elastisitas Batako dengan Penambahan Material Karet dari Ban Bekas untuk
Dinding Bangunan Ramah Gempa. CIVED ISSN 20301-3341: 1998-2002

Yogyakarta, 21 April 2020

Mengetahui,

Co. Ass Praktikan

(Lisa Kristina) (Teofilus B Elva)

Anda mungkin juga menyukai