KELUARGA
Disusun Oleh :
Kelompok II
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes mellitus menurut (Soegondo, 2009):
a. Manajemen Diet
Tujuan umum penatalaksanaan diet pasien DM antara lain mencapai
dan mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid mendekati normal,
mencapai dan mempertahankan berat badan dalam batas normal, mencegah
komplikasi akut ataupun kronik, serta meningkatkan kualitas hidup
(Suyono, 2009). Bagi pasien obesitas, penurunan berat badan, merupakan
kunci dalam penangan DM. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-
10% dari total berat badan) telah menunjukan perbaikan dalam mengontrol
DM tipe 2. Penatalaksanaan nutrisi di mulai dari menilai kondisi pasien,
salah satunya menilai status gizi. Penilaian status gizi dengan menghitung
Indeks Masa Tubuh (IMT) = BB (kilogram)/TB2 (meter) untuk melihat
apakah penderita DM mengalami kegemukan atau obesitas, normal atau
kurang gizi.
b. Terapi Farmakologi
Tujuan terapi insulin adalah menjaga kadar gula darah normal atau
mendekati normal. Pada DM tipe 2, insulin terkadang diperlukan sebagai
terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika
dengan diet, latihan fisik dan Obat Hipoglikemia Oral (OHO) tidak dapat
menjaga gula darah dalam rentang normal. Pada pasien DM tipe 2 kadang
membutuhkan insulin secara temporer selama mengalami sakit, infeksi,
kehamilan, pembedahan atau beberapa kejadian stress lainnya (Smeltzer,
2008). Bersadasarkan konsensus Perkeni (2006), OHO saat ini dibagi
dalam 2 kelompok yaitu, obat yang memperbaiki kerja insulin dan obat
yang meningkatkan produksi insulin.
c. Pemantauan (Monitoring) Gula Darah
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri memungkinkan untuk
mendeteksi dan mencegah hiperglikemia atau hipoglikemia, pada akhirnya
akan mengurangi komplikasi diabetik jangka panjang. Pemeriksaan ini
sangat dianjurkan pada pasien dengan penyakit DM yang tidak stabil,
kecenderungan untuk mengalami ketosis berat, hiperglikemia dan
hipoglikemia tanpa gejala ringan. Kaitannya dengan pemberian insulin
yang diperlukan pasien ditentukan oleh kadar glukosa darah yang akurat.
Beberapa hal yang harus di monitor secara berkala adalah glukosa
darah, glukosa urine, keton darah, keton urin. Selain itu juga, pengkajian
tambahan seperti cek berat badan secara reguler, pemeriksaan fisik teratur
dan pendidikan tentang diit, injeksi, pengetahuan umum tentang diabetes
dan perubahan-perubahan dalam diabetes (Damayanti, 2015).
d. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan pada pasien DM diperlukan karena
penatalaksanaan DM memerlukan penanganan khusus seumur hidup.
Pasien tidak hanya belajar keterampilan untuk merawat diri sendiri guna
menghindari fluktuasi kadar glukosa darah yang mendadak, tetapi juga
harus memiliki perilaku gaya hidup untuk menghindari komplikasi diabetik
jangka panjang.
e. Latihan Fisik (Olahraga)
Olahraga mengaktifasi ikatan insulin dan reseptor insulin di membran
plasma sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Manfaat latihan
fisik adalah menurunkan kadar glukosa darah, mengubah kadar lemak
darah yaitu meningkatkan kadar high desity lipoprotein (HDL)-kolesterol
dan menurunkan kadar kolesterol serta mampu memperbaiki sirkulasi darah
dan tonus otot. Jenis latihan fisik yang dianjurkan ialah joging, berenang,
jalan, bersepeda, senam diabetes dan senam kaki (Damayanti, 2015).
Gambar. 2.1
Pasien duduk di atas kursi
Gambar. 2.2
Tumit kaki di lantai dan jari – jari kaki diluruskan ke atas
c. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
ke atas. Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki
diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini
dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian dan
diulangi sebanyak kali.
Gambar. 2.3
Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki di angkat
d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki
diangkat ke atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki
sebanyak kali.
Gambar. 2.4
Ujung kaki diangkat keatas
g. Gambar. 2.5
Jari – jari kaki di lantai
h. Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakan jari-
jari kaki kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian kekiri
dan ke kanan. Ulangi gerakan ini sebanyak kali.
Gambar. 2.6
i.
Kaki diluruskan dan diangkat telapak kaki keatas
j. Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki
tersebut dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu turunkan
kembali kelantai.
Gambar. 2.7
Kaki diluruskan dan diangkat telapak kaki kebawah
k. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada langkah ke-
8, namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan. Ulangi
gerakan tersebut sebanyak kali.
l. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Kemudian
gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
m. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki
dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
n. Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran
tersebut menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Lalu buka
kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Gerakan ini dilakukan hanya sekali saja.
o. Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian
koran tersebut.
p. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
q. Kemudian pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan
kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh
tadi.
r. Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi dengan kedua kaki kanan
dan kiri menjadi bentuk bola. Kaki merobek kertas koran kecil-kecil
dengan menggunakan jari-jari kaki lalu bungkus menjadi bentuk bola.
3. Tujuan Senam Kaki
Memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil, mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot betis dan
paha, mengatasi keterbatasan gerak. Sirkulasi darah pada daerah kaki
dapat diukur melalui pemeriksaan non invasive salah satunya adalah
dengan pemeriksaan ankle brachial index (ABI) (Flora & Purwanto,
2014).
C. Spa Diabetes
1. Pengertian
Spa kaki diabetes merupakan salah satu cara mencegah komplikasi
diabetes. Spa kaki diabetes terdiri dari berbagai macam kegiatan yaitu senam
kaki diabetik sebelum pelaksanaan spa kaki, cleansing yaitu pembersihan
dengan menggunakan sabun mandi bayi yang lembut dan ringan, pedicure
yaitu pemotongan dan pengikisan kuku jika responden memiliki kuku yang
sedang panjang, foot mask yaitu tindakan memberikan lulur dengan tujuan
untuk membersihkan sel-sel kulit mati, tetapi untuk tindakan ini tidak
dilakukan setiap hari agar lapisan kulit tidak semakin menipis, dan terakhir
adalah foot massage yaitu pemijatan superfisial pada kaki untuk
meningkatkan sirkulasi darah.
2. Pelaksanaan Terapi Spa Kaki Diabetes
Spa kaki diabetes ini dilakukan kurang lebih 30 menit. Kegiatan-
kegiatan di dalam spa kaki diabetik memberikan pengaruh terhadap sirkulasi
darah perifer secara menyuluruh. Kegiatan-kegiatan tersebut selain dapat
melancarkan aliran darah, juga membuat pasien merasa nyaman dan rileks
(Affiani, 2017). Alat dan bahan :
a. Sabun Bayi
b. Minyak Zaitun
c. Air Hangat
d. Baskom Untuk Merendam
e. Gunting Kuku
f. Handuk Kering
3. Cara Spa Kaki Diabetes
a. Basahkan kedua kaki, bersihkan dengan sabun bayi sambil ditekan
dengan dan dibersihkan hingga sela jari. Bilas dengan air hangat, ulangi
1x lagi lalu keringkan.
b. Gunting kuku-kuku yang panjang dengan teliti dan hati-hati.
c. Oleskan minyak zaitun dengan lembut, berikan rasa nyaman untuk
penderita diabetes, lakukan selama 15-20 menit.
d. Setelah di pijat rendam kaki dengan air hangat selama 10 menit.
e. Bersihkan sisa minyak yang masih ada dengan sabun lalu keringkan
sehingga tidak membuat licin saat berjalan.
D. Mekanisme
1. Identifikasi Pertanyaan
a. Analisa PICOT
P (Problem and Patient) : Pasien dengan resiko ulkus diabetik
I (Intervention) : Senam kaki diabetes dan spa kaki
diabetes
C (Comparation) : Tidak ada perbandingan
O (Outcome) : Warga RT 17 dan RT 18 mampu
melakukan senam kaki dan spa diabetes
secara mandiri
I (Time) : Dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2019.
BAB III
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
A. Jenis Intervensi
Senam kaki diabetes dan spa diabetes.
B. Tujuan
1. Memberdayakan masyarakat dalam melakukan senam kaki dan spa diabteik
secara mandiri.
2. Memberdayakan masyarakat untuk mencegah ulkus kaki diabetik dengan
senam kaki dan spa diabetik.
C. Waktu
Intervensi akan dilaksanakan pada :
Hari : Minggu
Tanggal : 27 Oktober 2019
Tempat : Wilayah RT 17 dan RT 18
D. Setting
Pasien dikumpulkan di suatu tempat yang strategis, aman, nyaman dan
diatur sedemikian rupa untuk duduk di kursi dan dilakukan pemeriksaan ABI.
Setelah dilakukan pemeriksaan ABI dilakukan spa aki daibetes dan dilanjutkan
dengan senam kaki diabetes. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ABI kembali
setelah dilakukan intervensi.
E. Media
Alat dan Bahan :
1. Minyak zaitun
2. Baskom
3. Air hangat
4. Kursi
5. Koran
6. Tempat sampah medis
7. Gunting kuku
8. Sabun bayi
9. Handuk kering
10. SOP senam kaki
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan di lakukan pada tanggal 26, 27, 28 Oktober 2019 pada pukul
B. Faktor Pendukung
1. Dukungan dari kader lansia dalam memberikan waktu dan memfasilitasi
beberapa peralatan untuk mendukung jalannya kegiatan
2. Warga atau peserta kooperatif
C. Faktor Penghambat
1. Penyakit Lain
Beberapa penyakit tertentu dalam prosesnya cenderung diikuti dengan
tingginya kadar glukosa darah di kemudian hari. Akibatnya, pasien juga bisa
terkena diabetes. Penyakit-penyakit itu antara lain : hipertensi, gout (pirai)
atau radang sendi akibat kadar asam urat dalam darah yang tinggi, penyakit
jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, atau infeksi kulit
yang berulang.
2. Metabolic Syndrome
Menurut World Health Organization (WHO) dan National Cholesterol
Education Program : Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP III), orang
yang menderita Metabolic Syndrome adalah mereka yang kelainan seperti
: tekanan darah tinggi lebih dari 160/90 mmHg, trigliserida darah lebih
dari 150 mg/dl, kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dl, obesitas sentral
dengan BMI lebih dari 30, lingkar pinggang melebihi 102 cm pada pria
atau melebihi 88 cm pada wanita. Metabolic syndrome makin banyak kita
temukan di masyarakat modern ini. Gaya hidup sekarang yang kurang
gerak dan banyak makan menyebabkan makin banyak orang yang
mengidap diabetes, hipertensi, obesitas, stroke, sakit jantung, nyeri sendi
dan lain-lain.
3. Belum terfasilitasi secara maksimal oleh lintas sektor seperti puskesmas.
D. Evaluasi Kegiatan
Terjadi perubahan yang cukup signifikan sebelum dan sesudah dilakukan
senam kaki diabetes.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Senam kaki merupakan suatu bentuk dari latihan fisik atau jasmani yang
dilakukan oleh penderita diabetes mellitus. Senam kaki berfungsi untuk
mencegah terjadinya suatu luka dan membantu melancarkan sirkulasi darah pada
bagian kaki sedangkan spa diabetes adalah salah satu tindakan non invasif yang
juga mampu melancarkan sirkulasi peredaran darah (Wahyuni, 2013).
Spa kaki diabetes merupakan salah satu cara mencegah komplikasi diabetes.
Spa kaki diabetes terdiri dari berbagai macam kegiatan yaitu senam kaki diabetik
sebelum pelaksanaan spa kaki, cleansing yaitu pembersihan dengan
menggunakan sabun mandi bayi yang lembut dan ringan, pedicure yaitu
pemotongan dan pengikisan kuku jika responden memiliki kuku yang sedang
panjang, foot mask yaitu tindakan memberikan lulur dengan tujuan untuk
membersihkan sel-sel kulit mati, tetapi untuk tindakan ini tidak dilakukan setiap
hari agar lapisan kulit tidak semakin menipis, dan terakhir adalah foot massage
yaitu pemijatan superfisial pada kaki untuk meningkatkan sirkulasi darah.
B. Saran
1. Puskesmas
2. Warga RT 17 dan RT 18
DAFTAR PUSTAKA
Afriza. (2015). Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Lapai Kecamatan Nanggalo
Kota Padang.
Akhtyo. (2009). Senam Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus Diakses dari
http://www.kuliah-keperawatan.com pada tanggal 27 Juni 2012.
American Diabetes Association (ADA). (2014). Diagnosis and Clasification of
Diabetes Mellitus. Diabetes Care. Januari : 34 (suppl 1): S62-S69, doi:
10.2337/dc11-S062, PMCID: PMC3006051.
American Diabetes Association (ADA). (2015). Diagnosis and Classification of
Diabetes Mellitus, Diabetes Care,38:8-16.
Aria, N. A. (2016). Senam kaki diabetik efektif meningkatkan ankle brachial index pasien
diabetes mellitus Tipe 2. Jurnal Ipteks Terapan, 2, 155–164.
Ariadi, S. 2014. Analisis Statistik Independent Student T-Test. Available at
http://web.unair.ac.id/admin/file/f 19997 st10.ppt.Accesion date 15 August 2015.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013. https://doi.org/1 Desember 2013.
British Columbia Provincial Nursing (BCPN). (2013). Procedure: Ankle Brachial Index
(ABI) In Adults Using A
HandledDoppler.https:/maphn.org/Resources/Documents/pdf/June 2013.
Bryant, Ruth A.; Denise P. Nix. (2006). Acute & Chronic Wounds: Current Management
rd
Concepts 3 edition, Mosby, St Louis.