SALAM REDAKSI SAJIAN UTAMA

Jejak harum Persyarikatan afa di mana-mana, di kita dan di desa.

Bagaimana menambah dan memertahankannya? Bagaimana
SEMANGAT BARU awal jejak harum ini bermula?
SETELAH MUKTAMAR
PEDOMAN
Bagaimana bersikap arif menghadapi hasil Muktamar?

BINA AKHLAK
Al Qur’an, sumur tidak pernah kering. Apa maksudnya?

WAWASAN MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah pengendali Mizan Sosial. Mengapa Harus
demikian?

Foto: MUSTOFA WH
TANYA JAWAB AGAMA:
Apa hukum melakukan onani?
Assalamu’alaikum wr. wb.

Pembaca yang terhormat, Muktamar Satu

Abad Muhammadiyah atau Muktamar MENU
Muhammadiyah ke-46 telah usai. Peserta dan
penggembira muktamar yang mengikuti 04 TAJUK RENCANA
muktamar istimewa telah kembali ke tempat 06 SAJIAN UTAMA
masing-masing,lengkap dengan kenangan
manis dan pengalaman masing-masing. Yang 12 BINGKAI
jelas, Muktamar telah menghasilkan keputusan 14 TANYA JAWAB AGAMA
penting bagi masa depan Persyarikatan
Muhammadiyah. 16 DI ANTARA KITA
Pada saat Muktamar, semua kerabat kerja 20 HADITS
SUARA MUHAMMADIYAH juga sangat sibuk. Ada
yang memburu berita, ada yang berdagang 22 USHUL FIQIH
oleh-oleh Muktamar dan ada yang aktif di 24 KHAZANAH
kepanitiaan Muktamar. Setelah itu, mereka
26 HIKMAH
sibuk mempersiapkan majalah edisi pasca
Muktamar ini. 27 PEDOMAN
Tentunya kita semua mengharap dan berharap
31 KHUTBAH
bahwa setelah muktamar semua memiliki
semangat baru dalam bermuhammadiyah. 39 LAZIS
Dengan demikian, setelah muktamar usai, 40 BINA AKIDAH
Muhammadiyah menghadapi babak baru
dalam kehidupannya. Muhammadiyah makin 42 BINA AKHLAK
siap memasuki abad kedua. Makin maju dan 44 BINA JAMAAH
makin mampu menyumbangkan dirinya untuk
kepentingan umat dan bangsa. 45 SAKINAH
Demikianlah, sampai jumpa pada edisi 48 WAWASAN ISLAM
mendatang.
50 TELAAH PENDIDIKAN
Wassalamu’alaikum wr. wb.
54 WAWASAN MUHAMMADIYAH
(Redaksi)
59 DINAMIKA PERSYARIKATAN

SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 3

 TAJUK RENCANA SUARA PEMBACA

TUNJUKKAN TR ADISI BESAR

TRADISI Jangan Hanya Apakah benar Muhammadiyah adalah organisasi yang selalu
Sebatas Berbangga berkembang dari segi kuantitas dan kualitasnya? Dan pertanyaan-
M UHA MM
UHAMM ADIY
MMADIY AH
ADIYAH Usia Muhammadiyah sudah satu abad dan baru saja kita pertanyaan lain yang patut menjadi pikiran kita semua.
Kekhawatiran yang timbul adalah apabila Muhammadiyah
laksanakan Muktamar Satu Abad (Muktamar Muhammadiyah
ke-46) di Yogyakarta, tentunya kita patut bersyukur kepada Allah hanya maju kalau dilihat dari tingkat atasnya, namun stagnan di

M
uktamar Muhammadiyah ke-46 atau Muktamar Satu Abad akhirnya tiba saatnya. Muktamar digelar di kota kelahirannya SwT karena Persyarikatan yang kita cintai telah mencapai usia 1 tingkat bawahnya. Ketika kita berbangga karena mempunyai ribuan
Yogyakarta pada tanggal 3 s.d. 8 Juli 2010 bertepatan 20 s.d. 25 Rajab 1431 H. Bersamaan itu dilaksanakan pula Muktamar abad dan dapat menjadi organisasi yang terkemuka di Tanah air lembaga pendidikan di seantero Tanah Air, tapi kita masih
Aisyiyah ke-46 dan Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai satu rangkaian dengan Muktamar dan bahkan di dunia internasional. meragukan apakah memang output lembaga pendidikan
Muhammadiyah. Bagi Muhammadiyah secara keseluruhan, Muktamar Satu Abad ini sungguh merupakan momentum yang penting Juga kita patut berbangga karena Persyarikatan ini telah Muhammadiyah itu adalah orang yang mempunyai komitmen
sekaligus strategis dalam perjalanan sejarah gerakan Islam yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Kampung Kauman itu. memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara ini terutama ke-Islaman dan ke-Muhammadiyahan yang maksimal.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. DR. M. Din Syamsuddin, menyebut Muktamar satu abad ini sebagai muktamar syukur, dalam bidang pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa Sangat wajar kita bangga, namun jangan sebatas bangga
syi’ar, dan syahadah. Jadikan muktamar sebagai ajang kesyukuran atas karunia Allah atas perjalanan Muhammadiyah satu abad, Muhammadiyah adalah pembawa kemajuan dan tanpa kehadiran dengan melupakan tugas-tugas besar kita. Agenda terpenting
selain sebagai wahana mengembangkan syi’ar gerakan, sekaligus syahadah atau kesaksian atas kiprah Muhammadiyah untuk Muhammadiyah bangsa ini akan sulit menemukan peradaban menurut kami adalah memajukan Muhammadiyah sampai ke
kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal. Sementara Ketua PP Muhammadiyah, Prof. A. Malik Fadjar, memandang yang ideal. tingkat bawah dan mencetak tunas kader Muhammadiyah.
Muktamar ke-46 hendaknya dijadikan forum konsolidasi pemikiran, sumberdaya manusia, jaringan, dan amal usaha agar lebih unggul Namun demikian kebanggaan ini jangan membuat kita lupa Menurut kami kalau agenda ini kita abaikan ada kemungkinan
memasuki abad kedua. Satu lagi yang perlu ditambahkan, muktamar hendaknya dijadikan ajang muhasabah (introspeksi dan kritik untuk melihat lebih dalam tentang kondisi Muhammadiyah. Apakah Muhammadiyah akan menjadi gerakan yang maju dan bercahaya
diri) sekaligus proyeksi ke masa depan untuk menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang utama. memang Muhammadiyah itu adalah organisasi yang maju sampai di atas, namun redup di tingkat bawah.
Hal terpenting dalam memanfaatkan dan melaksanakan muktamar yang monumental ini adalah bagaimana seluruh keluarga ke tingkat akar rumputnya? Apakah memang warga/simpatisan Rindra Febrian, S.Fil.I, Teluk Kuantan
besar khususnya para muktamirin memaknai forum permusyawaratan tertinggi tersebut dengan niat yang tulus, komitmen yang luhur, atau orang yang mengaku bagian dari Muhammadiyah adalah Kabupaten Kuantan Singingi - Riau
ukhuwah yang kuat, kecerdasan yang tinggi, dan akhlak atau adab bermusyawarah yang mulia. Meminjam pesan mantan Ketua PP orang yang benar-benar berjuang untuk Persyarikatannya? email: rindralj.140104@gmail.com
Muhammadiyah, Prof. DR. A. Syafii Maarif, jadikanlah muktamar sebagai wahana bermusyawarah secara beradab sebagaimana
layaknya manusia dan jamaah yang berperadaban utama. Sebaliknya tidak terjebak pada sikap-sikap tidak Islami dan jauh dari Foto: ISNGADI MARWAH

kepribadian Muhammadiyah. Sukses tidaknya Muktamar baik isi maupun citra dan pelaksanaannya tergantung kepada segenap
anggota Muhammadiyah sendiri, termasuk para muktamirin sebagai duta organisasi yang mengemban tugas dan amanat mulia.
Kita percaya muktamar Muhammadiyah, juga muktamar Aisyiyah dan IPM, akan berjalan sesuai dengan koridor dan jatidiri
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang memiliki tradisi besar (the great tradition). Artinya, Muhammadiyah itu merupakan
organisasi Islam terbesar yang telah kenyang makan asam-garam dinamika kehidupan dalam segala tahapan zaman sejak sebelum
hingga setelah kemerdekaan. Sebagai organisasi Islam terbesar yang memiliki kepercayaan dan kredibilitas moral yang tinggi selama
ini, tentu dari rahim muktamar dan segala ruang Muhammadiyah akan lahir sikap, tindakan, dan hasil yang utama atau terbaik
sebagaimana layaknya gerakan Islam yang memiliki tradisi besar. Bukan sesuatu yang mencerminkan tradisi kecil yang pinggiran,
yang menurut A. Malik Fadjar terjebak pada lorong sempit dan buntu, serta menampilkan hal-hal yang tidak menyenangkan bahkan
memalukan bagi khalayak.
Insya Allah dengan spirit keikhlasan, pengkhidmatan, ukhuwah, kecerdasan, dan kesungguhan yang selama ini menjadi ciri khas
warga Muhammadiyah maka muktamar yang sangat bersejarah itu akan melahirkan karya atau keputusan-keputusan yang juga
unggul. Dari rahim tradisi besar biasanya lahir sikap, kecerdasan, dan amaliah yang serba utama, yang mencerahkan kehidupan
umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan semesta. Selamat bermuktamar, Allah SwT senantiasa bersama orang-orang yang berbuat
amal kebaikan yang menyebarkan rahmat bagi alam semesta. Nashrun min Allah wa Fathun qarib.l HNs

PENASIHAT AHLI: H Din Syamsuddin, HM Amien Rais. PEMIMPIN UMUM: H Ahmad Syafii Maarif. Melaksanakan Dakwah Islamiyah Amar Makruf
WAKIL PEMIMPIN UMUM: HA Rosyad Sholeh. PEMIMPIN REDAKSI: H Haedar Nashir. WAKIL PEMIMPIN Nahi Munkar. Dirintis KHA. Dahlan sejak tahun
REDAKSI: HM Muchlas Abror. PEMIMPIN PERUSAHAAN: Didik Sujarwo. DEWAN REDAKSI: HA Munir 1915 PENERBIT: Yayasan Badan Penerbit Pers
"Suara Muhammadiyah" SIUPP: SK. Menpen RI
Mulkhan, Sjafri Sairin, HM Sukriyanto AR, Yusuf A Hasan, Immawan Wahyudi, M Izzul Muslimin. REDAKSI
No. 200/SK/Menpen/SIUPP/D.2/1986, tanggal
PELAKSANA: Mustofa W Hasyim. STAF REDAKSI: Amru HM, Ton Martono, Asep Purnama Bahtiar, Deni 26 Juni 1986, Anggota SPS No. 1/1915/14/D/
Al-Asy'ari, Mu'arif. SEKRETARIS REDAKSI: Isngadi Marwah. TATA LETAK/ARTISTIK: Dwi Agus M., 2002 // ISSN: 0215-7381
Amin Mubarok, Elly Djamila. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN: Zuly Qodir, H Aulia Muhammad, A
Nafian, EDITOR BAHASA: Imron Nasri, Ichwan Abror PEMASARAN: Luthfi Effendi IKLAN: Ikhwan.

ALAMAT REDAKSI/TATAUSAHA: Jalan KH Ahmad Dahlan 43 Yogyakarta 55122 Telp. (0274) 376955 BANKERS:
Fax. (0274)411306 SMS: 081904181912 E-mail: redaksi@suara-muhammadiyah.com, BNI Trikora Rek. No. 0030436020
redaksism@gmail.com Web: www.suara-muhammadiyah.com BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7
Terbit 2 kali sebulan. Harga langganan/eceran 1 nomor Rp. 12.500,- +ongkos kirim untuk: BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6
- Sumatera dan Bali Rp.500,- Giro Pos Rek. No. 550 000200 1
- Kalimantan dan Sulawesi Rp.1.500 ,- Bank Niaga Syariah Rek. No. 520-01-00185-00-4
BPD Rek. No. 001.111.000798
SM 14-2010 - NTT, NTB, Maluku dan Indonesia Timur Rp.2.500,-
Berlangganan sekurang-kurangnya 3 bulan (6 nomor) bayar di muka. BNI Syariah Rek. No. 009.2196765
COVER: Amin M Bank Muamalat Rek. No. 531.0000515
"SM" menerima sumbangan tulisan dari para pembaca. Panjang tulisan 3-7 hal A4, diketik dua spasi Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi
FOTO: DWI AGUS M
penulis harus mencantumkan alamat lengkap, no. telp., dan no. rekening. Semua naskah masuk menjadi
milik Suara Muhammadiyah dan tidak akan dikembalikan. Dicetak: Cahaya Timur Offset Telp. (0274) 376730, 380372
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 5
WARTAWAN "SUARA MUHAMMADIYAH" TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER
SAJIAN UTAMA SAJIAN UTAMA

Jejak Sejarah
Persyarikatan
Ketika seorang murid SD Muhammadiyah
Denpasar Bali mengikuti Pawai Ta’aruf
Muktamar Muhammadiyah ke-46 atau
Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, meski
Pemberdayaan Masyarakat untuk meningkatkan kapasitas
produksi sawahnya, sekaligus menaikkan harga hasil panennya,
maka dalam diri petani ini terekam jejak harum Persyarikatan
MUHAMMADIYAH KAUMAN:
TEGUH DAN KREATIF DALAM BERISLAM
Muhammadiyah. Petani itu, persis mirip para nelayan atau pemilik
kolam ikan yang juga ditolong oleh Muhammadiyah lewat MPM
di tempat lain. Dalam hati mereka mengakui,” O, ternyata
Muhammadiyah itu baik to. Tak kusangka Muhammadiyah mau
turun, mendatangi dan bersahabat dengan kami semua.”
Ketika KH Ahmad Dahlan bersama sahabatnya mendirikan Muhamamdiyah,
Di tempat lain, ada seorang ulama dari NU yang ketika sakit maka wajah Kauman pun berubah. Warganya makin teguh dalam memeluk
dia dirawat di sebuah Rumah Sakit Muhammadiyah ia mendapat agama Islam, sekaligus kreatif dalam membumikan nilai Islam dalam
pengalaman berharga dalam hidupnya. Ia dirawat dan diobati
kehidupan sehari-hari.
dengan baik, ramah, dan penuh perhatian. Ternyata, orang
Muhammmadiyah itu dalam melayani pasien tidak membeda-

tubuhnya capek menelusuri jalan sepanjang
hampir lima kilometer pada suatu siang yang
panas, ia mendapat pengalaman berharga.
Sepanjang jalan, ia bersama peserta pawai
lain dielu-elukan oleh warga Yogya dan
penggembira dari berbagai penjuru Tanah Air.
Ia merasa bangga menjadi bagian dari
Muhammadiyah yang besar. Rasa capeknya
terhapus oleh rasa bangga itu. Sebuah jejak
harum masuk ke dalam kesadaran, jiwa dan
terekam pada otaknya.
bedakan pasien. Bahkan kemudian biaya rumah sakit itu ternyata
sangat murah. Kesan bahwa Muhammadiyah itu organisasi buruk
dan memusuhi ulama seperti dirinya lenyap sudah. Dalam dirinya
hadir jejak harum Muhammadiyah.
Dan para pedagang miskin, warga miskin di sebuah kota
kecil di pantai utara Jawa mula-mula heran ketika mereka
mendapat bantuan modal dan santunan dari lembaga penyalur
zakat yang didirikan oleh Muhammadiyah. Padahal mereka bukan
warga Muhammadiyah. Beberapa tahun kemudian, banyak di
antara pedagang kecil ini yang menolak dan agak marah ketika
akan diberi santunan atau bantuan yang berasal dari zakat. “Silakan
berikan pada orang lain. Sebab mulai tahun ini kami alhamdulillah
sudah termasuk orang yang justru mengeluarkan zakat, bukan
lagi menjadi penerima zakat,” katanya. Jejak harum Persyarikatan
Muhammadiyah kembali tertoreh dalam diri dan jiwa mereka.
S
eorang peneliti yang hadir di
serambi Masjid Gedhe Kauman
Yogyakarta atau Masjid Raya
Provinsi DIY pernah kaget ketika
menemukan betapa ringkas dan cepat,
serta rapinya upacara pelepasan jenazah.
Semua dilakukan berdasar dalil atau
petunjuk dari Nabi Muhammad saw.
Pertama, jenazah dishalatkan, lalu ada
sambutan dari keluarga. Upacara selesai.
Tidak ada pembacaan doa waktu
pemberangkatan jenazah. “Berdasar
Hadits Nabi, pembacaan doa dilakukan di
maqbaroh atau di makam setelah jenazah
dimasukkkan ke liang lahat kemudian
ditimbuni tanah. Jadi tidak ada tuntunan

K
etika seorang murid SMP Muhammadiyah di pedalaman Dan dalam sebuah lomba kasidah yang sangat bergengsi di
pulau Jawa, di Kotagede Yogyakarta ikut dalam rombongan kalangan pesantren, siswa Muhammadiyah justru menjadi juara. untuk membacakan doa di masjid atau di Foto: MUSTHOFA WH.

kelompok kerja ilmiah dari sekolahnya naik pesawat terbang
mengarungi puluhan ribu mil di udara menuju Amerika Serikat
untuk mempresentasikan penemuan ilmiah mereka, ia juga
mendapat pengalaman berharga. Ia memuji dan mengakui kalau
pilihan orang tuanya menyekolahkan dirinya ke sekolah
Muhammadiyah adalah, benar, baik, indah serta tepat bagi dirinya
dan teman-temannya. Ia mendapat pengalaman untuk menjelajahi
pelosok dunia yang lain karena sekolahnya memang menghargai
prestasi. Ini sama persis dengan pengalaman tetangganya yang
ketika SD pernah dikirim ke Australia, atau dengan tetangga yang
lain yang ketika SMA pernah dikirim ke Inggris atau Jepang.
Dalam diri anak ini terekam jelas jejak harum Persyarikatan
Muhammadiyah. Orangtua mereka yang tidak semua adalah
warga dan aktivis Muhammadiyah juga ikut merasakan jejak
harum Peryarikatan Muhammadiyah ini. Maka tidak
mengherankan jika banyak ulama yang tidak pernah aktif di
Muhammadiyah dengan bangganya mengatakan kalau semua
anaknya disekolahkan di sekolah Muhammadiyah. Persis dengan
orangtua tempat lain yang agamanya bukan Islam dengan bangga
mengatakan kalau anaknya bisa menjadi orang baik karena
pernah kuliah di kampus Muhammadiyah.
Ketika seorang petani melarat di sebuah pedalaman Sulawesi
atau di Jawa Barat ditolong oleh Muhammadiyah lewat Majelis
Anak-anak yang berasal dari keluarga beragam, dan di antara
berasal dari pelosok desa yang penuh dengan pesantren ini
kemudian mendapat kesan kalau Muhammadiyah sesungguhnya
tidak memusuhi kesenian tradisional yang dapat dijadikan alat
dakwah ini. Kesan ini persis dengan para santri di beberapa pelosok
desa yang selama dua tahun yang justru mendapat bimbingan
dan pembinaan, serta pendampingan dari aktivis Muhammadiyah
dalam hal mengembangkan seni terbangan mereka. “Ternyata
ada to orang Muhammadiyah yang mencintai kesenian pesantren
yang kadang melebihi cintanya orang pesantren sendiri,” bisik
mereka.
Jejak-jejak harum Persyarikatan yang terekam dalam tubuh
masyarakat dan bangsa Indonesia dan luar Indonesia kalau
dihitung sangatlah banyak Termasuk dengan lahirnya semua
ortom di Kauman Yogyakarta. Semuanya itu, hulunya dalam masa
silam, pada era KHA Dahlan dan para sahabatnya, dan hilirnya
adalah masa depan ketika Muhammadiyah memasuki abad
kedua. Dan salah satu kunci agar alur jejak harum Persyarikatan
Muhammadiyah ini tetap terjaga adalah sederhana. Keikhlasan
dan kesantunan dalam berjuang di Muhammadiyah. Semoga
para pemimpin yang terpilih dalam Muktamar, Musywil, Musyda,
Musycab, Musyran nantinya adalah orang-orang yang ikhlas
dan santun.l Bahan dan tulisan: tof
tempat pemberangkatan,” kata seorang
ustadz Syaifudin Amin kelahiran Kauman
menjelaskan.
Upaya untuk meneguhkan ajaran
Islam juga diwujudkan dalam pembentukan
cita-cita tertinggi warga Kauman. Dan cita-
cita tertinggi warga Kauman yang notebene
adalah warga Muhammadiyah adalah
menjadi jamaah masjid yang rajin, setia,
dan khusyuk. Warga Kauman yang
memiliki ciri hidup demikian, pada saat
meninggal akan dipuji sebagai warga
terbaik. Saat memimpin upacara
pemberangkatan jenazah, pengurus
takmir akan mengutarakan hal itu. Dan
begitu yang meninggal dipuji dan disebut
sebagai orang yang rajin shalat jamaah,
maka keluarganya pun puas dan lega.
Orientasi untuk menjadi manusia yang
meninggal secara mulia ini menyebabkan
pengajian-pengajian yang diadakan di
Kauman, terutama pengajian ibu-ibu selalu
ramai. Setiap minggu ada lebih dari sekali
pengajian. Mereka yang ikut pengajian ini
kemudian rajin menjadi jamaah shalat
wajib di masjid atau di musholla khusus
puteri. Para ibu yang usianya menginjak
tua memilih menjauhi dunia dan mengisi
hidupnya dengan beribadah. Banyak para
ibu ini yang oleh anak-anaknya yang
sukses dilarang bekerja sehingga kegiatan
beribadah mereka tidak terganggu oleh
kesibukan mencari rejeki. Kecenderungan
seperti ini tentu ada baiknya. Kampung
menjadi semakin tenteram. Tetapi ada juga
dampak ekonominya. Yaitu hilangnya
kontrol pasar besar seperti Beringharjo dari
tangan para pedagang Kauman dan
sekitarnya. Sekarang pedagang di Pasar
Beringharjo, khususnya pedagang
batiknya sudah bukan lagi berasal dari
pedagang pribumi. Sebab seperti terjadi
bersamaan, para pedagang batik dari
kampung basis Muhammadiyah seperti
Kotagede dan Karangkajen juga mulai
kehilangan kontrol atas pasar besar itu.
Anak-anak pedagang batik yang dulu
besar dan kaya-kaya itu kebanyakan
memilih menjadi pegawai, atau menjadi
karyawan amal usaha Muhammadiyah.
Selain itu, warga Kauman juga kreatif
dalam membumikan nilai-nilai Islam.
Mereka mampu melakukan ijtihad dalam
banyak hal. Misalnya, ketika ada ketentuan
bahwa pada tanggal 1 Syawal orang haram
berpuasa, bahkan harus makan di pagi
hari. Maka untuk memberi tanda bahwa
pada 1 Syawal ada larangan berpuasa,
maka Takmir Masjid Gedhe Kauman
Yogyakarta mengadakan kegiatan atau
semacam ‘upacara’ kecil-kecilan, yaitu
mengajak semua yang berjamaah shalat
Subuh pada 1 Syawal untuk setelah shalat
Subuh duduk di serambi menikmati
hidangan panas. Kolak satu mangkuk, atau
hidangan lezat bernama oblok-oblok yang
berbahan baku roti tawar diberi santan manis.
Ditambah segelas teh. Makan kolak
atau oblok-oblok di serambi masjid di pagi

6 4 - 19 SYAKBAN 1431 SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 7

SAJIAN UTAMA
hari 1 Syawal itu tidak ada tuntunannya
dalam Hadits. Akan tetapi karena secara
muamalah masyarakat memerlukan tanda
bahwa pagi itu ibadah puasa telah usai,
maka kegiatan ini pun dilangsungkan
selama bertahun-tahun.
Di bulan Ramadlan pula, masyarakat
Kauman menyelenggarakan Pasar Sore.
Tujuannya adalah melayani dan mem-
permudah umat Islam dalam mencari hi-
dangan dan minuman untuk berbuka be-
rupa hidangan yang lezat bergizi.
Menyelenggarakan Pasar Sore tidak
ada tuntunannya, dan tidak termasuk
wilayah akidah atau ibadah mahdlah. Ini
termasuk wilayah muamalah, maka
justru ijtihad dan kreativitas umat yang
diperlukan. Dan dengan adanya Pasar
Sore Ramadlan ini kemudian memacu
dan memicu kreativitas warga Kauman
untuk menciptakan aneka makanan, pa-
nganan, minuman dan lauk yang lezat
sehingga Kauman dikenal sebagai sen-
tra pembuatan snack yang berbasis
makanan tradisional atau modern. Kau-
man juga dikenal sebagai salah satu
pusat katering yang sajiannya lezat. Ini
mendatangkan kemakmuran tersendiri
sehingga warga Kauman mampu me-
nyekolahkan anak-anaknya ke sekolah
unggulan sampai ke perguruan tinggi.
Bagi warga Kauman ibadah shalat wajib
dengan berjamaah adalah sesuatu yang
sangat penting. Maka pengaturan jamaah,
aba-aba imam, cara adzan, dan dalam
radius sejauh mana ini berlaku juga
diperhatikan. Setiap berlangsung shalat
jamaah, maka ada petugas yang mengatur
shaf yang harus dimulai dari tengah. Juga
ada yang memberi petunjuk bagaimana
mengatur shaf untuk perempuan. Bahkan
ada ustadz yang spesialis memberi
pengajian khusus mengenai bagaimana
mengerjakan shalat yang benar. Karena
di Kauman sudah ada masjid, maka
berjamaahnya pun dianjurkan di masjid.
Wajar kalau kemudian ada langgar atau
surau yang sepi karena tidak dipergunakan
untuk shalat jamaah karena mereka
memilih shalat di masjid. Hanya ada dua
musholla perempuan yang dipergunakan
untuk berjamaah shalat wajib, dan ada satu
surau di pojok kampung juga dipergunakan
untuk keperluan ini.
8 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
Yang patut diacungi jempol, warga
Muhammadiyah Kauman masih mampu
mempertahankan kegiatan tadarus pada
malam hari. Baik tadarus sendirian di
rumah sehabis maghrib, maupun tadarus
bersama-sama yang dihadiri oleh warga
satu RW. Di surau atau di rumah warga.
Bahkan orang-orang sudah berumur ada
yang masih bersemangat untuk belajar
mengaji membaca huruf Al-Qur’an.
Suasana relijius dan teduh seperti ini masih
Foto: MUSTHOFA WH.
mirip seperti seratus tahun yang lalu. Maka
tidak mengherankan jika kemudian banyak
warga Kauman yang mencita-citakan
kampungnya menjadi kampung yang
damai, Kauman Darussalam. Kampung
Islami yang abadi.
Karena Islam sangat menghargai
kesehatan, maka warga Kauman pun aktif
memelihara kebugaran dan kesehatan.
Bagi perempuan usia lanjut, mereka
secara rutin melakukan senam lansia, juga
ada Posyandu untuk lansia. Bagi yang laki-
laki tersedia kegiatan olahraga khas
kampung santri, yaitu latihan beladiri
pencak silat, Tapak Suci. Untuk anak-anak
dan remaja, mereka menyukai sepakbola.
Hizbul Wathan. Kampung ini masih
menyimpan pendekar dan calon pendekar.
Juga calon pemain sepakbola yang andal.
Bukti bahwa warga Kauman dengan
ber-Muhammadiyah justru makin kreatif
adalah mereka mampu memanfaatkan
peluang usaha yang ada. Ketika industri
batik surut dan pasar batik di pasar
Beringharjo dikuasai pedagang batik non-
pribumi, maka perempuan Kauman me-
ngubah keahlian dan keterampilan dalam
berkerajinan menjadi keahlian membuat
makanan khas, makanan tradisional yang
lezatnya kelas satu. Sebagaimana
dijelaskan di atas makanan khas Kauman
ini terkenal sampai dimana-mana. Salah
satu keahlian warga Kauman adalah
mengolah makanan dengan bahan baku
pisang. Ini dapat dilihat bagaimana kalau
pagi ada penjual pisang yang sangat
banyak dan selalu laku. Sebab pisang
itu kemudian dipergunakan sebagai
bahan baku penganan.
Selain itu, keahlian mengorganisasi
bagi kelompok laki-laki Kauman ke-
mudian ditransformasikan dan ditular-
kan kepada anak muda menjadi keah-
lian menata tempat parkir. Keahlian
mereka menata kendaraan parkir
terkenal dan tak ada yang menandingi.
Oleh kerena itu ketika pariwisata di
Yogyakarta berkembang, juga dunia
hiburan berkembang, keahlian ini
sangat dibutuhkan oleh dunia pariwisata,
menjaga agar Yogyakarta tidak sering
macet dan tetap aman.
Keahlian mengorganisir ini juga
makin diasah ketika Idul Qurban tiba.
Warga Kauman di bawah kordinasi PRM
setempat piawai dalam mengorganisir
penyembelihan hewan qurban sampai
mengatur pembagiannya kepada yang
berhak. Rombongan tamu dari berbagai
negara yang tengah meneliti kehidupan
kampung-kampung di Yogya, ketika me-
lihat betapa rapinya orang Kauman me-
ngatur kegiatan Idul Qurban ini heran. Me-
reka memujinya berkali-kali.
Di era cyber ini, warga Muhamma-
diyah Kauman tidak ketinggalan dalam
memanfaatkan teknologi informasi mutakhir.
Paling tidak ada 4 situs di dunia maya yang
dikelola warga Kauman. Mulai dari yang
dikelola PRPM Kauman, Jamaah Masjid
Gedhe Kauman, Info Kauman dan Kauman
Jogja. Belum lagi situs yang dikelola secara
pribadi. Islam berkemajuan, oleh warga
Muhammadiyah Kauman ditafsirkan
sebagai Islam yang pro dengan per-
kembangan teknologi informasi.l Bahan
dan tulisan: tof
DARI SOPO TRESNO
LAHIR SRIKANDI-SRIKANDI AISYIYAH
Nyai Ahmad Dahlan Siti Munjiyah
Pembina ‘Aisyiyah ketua ‘Aisyiyah dan tokoh
(photo 1928) kongres perempuan
indonesia (photo 1928)
Wanita tak lain hanya sekedar kanca
wingking. Perannya cuma mengurusi
kebutuhan keluarga dan melayani
suami. Tanpa seizin suami, ia tak
diperkenankan keluar rumah. Apalagi
jika keluar rumah untuk menuntut
ilmu sampai melebihi sang suami,
jelas itu tak pantas bagi seorang
wanita. Tetapi begitulah pandangan
kaum pria di masyarakat Kauman,
Yogyakarta, pada akhir abad ke-19.
S
eorang Khatib Masjid Besar Yogyakarta punya cara
pandang berbeda. Ia tak memandang wanita sebatas
kanca wingking. Dengan caranya sendiri, ia mengubah
paradigma masyarakat yang merendahkan kaum hawa. Sejak
tahun 1911, ia mulai menyelenggarakan pengajian bagi para gadis.
Memasuki tahun 1913, ia telah menganjurkan kepada para gadis
belia masuk ke Neutrale Meisjes School yang dikelola oleh bangsa
Belanda. Langkah sang Khatib ini jelas langsung mendapat reaksi
keras dari para ulama tradisional di Kauman. Bahkan, ia dituduh
telah menjerumuskan kaum wanita ke dalam kekafiran. Sebab,
sang Khatib menganjurkan para gadis untuk menuntut ilmu di
sekolah yang diselenggarakan oleh orang kafir. Khatib tersebut
tak lain adalah KH Ahmad Dahlan, pendiri dan president
Hoofdbestuur (HB) Muhammadiyah.
Pada tahun 1913, tiga gadis Kauman pertama kali menuntut
SAJIAN UTAMA
Siti Bariyah Siti Umniyah,
ketua ‘Aisyiyah putri Hoofdpenghulu KH
pertama Sangidu perintis TK ABA
ilmu di Neutraal Meisjes School di Ngupasan atas anjuran KH
Ahmad Dahlan. Mereka adalah Siti Bariyah, Siti Wadingah, dan
Siti Dawimah. Selain menganjurkan tiga gadis Kauman ke sekolah
umum, dua gadis lainnya, Siti Umniyah dan Siti Munjiyah,
disekolahkan ke sekolah agama (Madrasah Diniyah Ibtidaiyah).
Keberhasilan tiga gadis di Kauman menuntut ilmu di sekolah umum
dilanjutkan oleh generasi berikutnya, yaitu Siti Zaenab, Siti Aisyah,
Siti Dauchah, Siti Dalalah, Siti Busyro, Siti Hayinah, dan Siti Badilah.
Sekolah umum tidak mengajarkan pelajaran agama, sehingga
para lulusannya tidak mengerti agama. Setahun kemudian, Khatib
Amin punya inisiatif berilian. Untuk mengimbangi kedangkalan
agama murid-murid Sekolah Netral, Khatib Amin memberikan
pelajaran agama kepada para gadis tersebut. Waktunya dipilih
sore hari, yaitu setelah murid-murid Sekolah Netral selesai belajar.
Mereka dikumpulkan oleh Khatib Amin, sambil dibantu istrinya,
untuk diberi pelajaran agama Islam dalam sebuah wadah
pengajian. Pada tahun 1914, Khatib Amin mendirikan perkumpulan
pengajian wanita dengan nama Sopo Tresno.
Pada tahun 1917, setelah mendapatkan kader-kader wanita
yang dipandang memiliki kecakapan di bidang kepemimpinan,
HB Muhammadiyah menggelar vergadering di Kauman nomor
44 (sekarang jadi toko kacamata). Rapat dihadiri oleh KH Ahmad
Dahlan, H Fachrodin, H Mochtar, dan Ki Bagus Hadikusuma—
mewakili HB Muhammadiyah dan Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti
Busyro, Siti Wadingah, dan Siti Badilah—mewakili kelompok
pengajian Sopo Tresno. Pertemuan tersebut menyepakati
pembentukan organisasi wanita Islam di bawah naungan HB
Muhammadiyah. Dalam pertemuan ini, mula-mula nama yang
diajukan untuk perkumpulan yang akan dibentuk adalah “Fatimah”.
Tidak jelas apa argumentasi yang melandasi usulan nama ini.
Yang jelas, nama ini tidak disepakati. Lalu, H Fachrodin
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 9
SAJIAN UTAMA
mengajukan nama “Aisyiyah”. Pemberian
nama ini dinisbatkan kepada istri Nabi saw
yang bernama Siti Aisyah. Para pengikut
Siti Aisyah dinamakan “Aisyiyah.” Diharap-
kan, Aisyiyah bisa bekerja sama dengan
Muhammadiyah dalam memajukan umat
Islam, khususnya kaum hawa. Ternyata,
nama inilah yang berhasil disepakati dalam
pertemuan tersebut.
Dalam proses pembentukan Bahagian
Aisyiyah, Siti Bariyah, lulusan Sekolah
Netral, dipercaya sebagai ketua pertama.
Dia sebagai lulusan Neutraal Meisjes
School dan aktivis pengajian Sopo Tresno
dipandang memiliki kecakapan khusus
dalam memimpin salah satu organ di Per-
syarikatan Muhammadiyah ini. Adapun
struktur pertama HB Muhammadiyah
Bahagian Aisyiyah adalah sebagai berikut:
Siti Bariyah (president), Siti Badilah
(secretaris), Siti Aminah Harowi (penning-
meester), Ny. H Abdullah, Ny. Fatimah
Wasool, Siti Dalalah, Siti Wadingah, Siti
Dawimah, dan Siti Busyro (commissaris).
Cukup menarik dalam proses pemben-
tukan struktur pertama HB Muhammadiyah
Bahagian Aisyiyah ini. Terdapat nama Siti
Busyro yang tak lain adalah putri KH Ahmad
Dahlan, pendiri dan president HB Muham-
madiyah. Sekalipun Siti Busyro putri pendiri
Muhammadiyah, tetapi kecakapannya
dalam memimpin organisasi tidak terlalu
menonjol dibanding Siti Bariyah. Bahkan,
Nyai Ahmad Dahlan sendiri tidak dipilih
sebagai president pertama Aisyiyah. Di
sinilah letak profesionalisme dan kemodern-
an Muhammadiyah.
Siti Bariyah puteri Haji Hasyim Ismail,
lahir di Kauman, Yogyakarta, pada tahun
1325 H. Dia merupakan salah satu di antara
putera-puteri Lurah Keraton Yogyakarta,
Haji Hasyim Ismail, yang menjadi motor
penggerak reformasi Islam yang dirintis
oleh KH Ahmad Dahlan. Sebagai puteri Haji
Hasyim Ismail, Bariyah bersaudara de-
ngan Jasimah (Bu Jusak), H Syuja’, H
Fachrodin, Ki Bagus H Hadikusumo, H
Zaini HS, Siti Munjiyah, dan Siti Walidah.
Pada tahun 1920, Soemodirdjo, seorang
mantri guru dan kepala Sekolah Standard
(Standaard School) di Suronatan, punya
inisiatif cerdas. Dia ingin membentuk sebuah
wadah aktivitas anak-anak di luar sekolah.
Dikumpulkan murid-murid Al-Qismul Arqa
10 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
dan Sekolah Standard Muhammadiyah.
Lalu, terbentuklah kepengurusan yang
menempatkan Achsan sebagai ketua,
Abdullah sebagai wakil ketua, Thahir
sebagai penulis, dan Harun sebagai ben-
dahara. Organisasi ini bertujuan untuk:
“Ngedjokake anggone sinau (Memajukan
belajar), Amrih roekoene para siswa (Men-
jaga kerukunan para siswa), mBladjar
voordracht (Belajar pidato), nDandani
kelakoean kang ora pantes (Memperbaiki
perbuatan yang tak pantas), Ngedjokake
agama Islam (memajukan agama Islam).”
Di bawah asuhan Soemodirdjo, aktivitas
murid-murid sekolah Muhammadiyah ter-
organisasi dengan baik lewat Siswa Praja
(SP). Dalam perkembangan berikutnya, SP
terbagi menjadi dua, yakni Siswa Praja Pria
(SPP) dan Siswa Praja Wanita (SPW).
Kepengurusan SPW pertama adalah:
Siti Wasilah (ketua), Siti Umniyah (wakil
ketua), Siti Juhainah (penulis), dan Siti
Zuchriyah (keuangan). Kepengurusan
baru berjalan lima bulan, tetapi Siti Wasilah
tidak dapat melanjutkan kepemimpinan
SPW. Sebab, dia dinikahkan dengan KRH
Hadjid. Siti Umniyah menggantikan posisi
Siti Wasilah memimpin SPW. Di tangan
Umniyah inilah, organisasi SPW makin
maju. Dalam SPW dibentuk divisi-divisi
pengajian, meliputi: 1) Thalabussa’adah,
pengajian tiap malam Jum’at); 2) Tajmilul
Akhlak, pengajian putri di bawah umur 15
tahun tiap Jumat sore; 3) Jami’atul Athfal,
pengajian puteri umur 10 tahun diseleng-
garakan seminggu dua kali; 4) Dirasatul
Banat, pengajian umum diselenggarakan
habis Maghrib.
Siti Umniyah putri KH Sangidu dari
istrinya yang kedua, Siti Jauhariyah (putri
KH Sholeh, kakak ipar KH Ahmad Dahlan).
Pernikahan KH Sangidu dengan Siti
Jauhariyah melahirkan sembilan anak:
Umniyah, Dariyah, Wardan, Darim, Jan-
nah, Jundi, Jazuri, Burhanah, dan
Wardhiyah. Sebelumnya, KH Sangidu te-
lah menikah dengan puteri Kiai Penghulu
Muhammad Khalil Kamaludiningrat dan
melahirkan tiga orang anak: KH Jalal
(beristri Siti Dariyah, ibu mertua H Haiban
Hadjid); Siti Salmah (istri KH Farid Ma’ruf);
dan Nafi’ah (istri H Masduki, mertua Prof.
Mukti Ali).
KH Sangidu memang menantu Kiai
Penghulu Muhammad Khalil Kamalud-
diningrat, musuh bebuyutan KH Ahmad
Dahlan, tetapi keduanya berbeda haluan.
KH Sangidu teman berjuang KH Ahmad
Dahlan. Selain rumah KH Ahmad Dahlan,
Pendopo Tabligh—sebutan populer rumah
KH Sangidu—biasa dipakai sebagai pusat
aktivitas gerakan pembaruan Muham-
madiyah. Di tempat itu pula, pada tahun
1911, KH Dahlan menetapkan “Muham-
madiyah” sebagai nama pergerakannya.
Setelah Muhammadiyah dideklarasikan
pada akhir Desember 1912 di gedung
Loodgebouw Malioboro (sekarang gedung
DPRD propinsi DIY), KH Sangidu tercatat
dalam buku stambuk Muhammadiyah
sebagai anggota no. 0001.
Pada bulan Oktober tahun 1926 (Rabi’ul
Awwal 1345), HB Muhammadiyah Baha-
gian Aisyiyah pertama kali menerbitkan
majalah Soeara Aisjijah. Para pengelola
majalah bulanan ini yang pertama kali
adalah para santri Nyai Ahmad Dahlan:
Siti Djoehainah (pimred), Siti Asminah, Siti
Wakirah, Siti Hajinah, Siti Wardijah, dan
Siti Barijah (redaksi).
Selain giat memajukan pengajian wa-
nita di luar Kampung Kauman, Nyai Ahmad
Dahlan menjadi pembimbing dan pembina
asrama puteri (Madrasah Za’imat). Dalam
mendidik anak-anak putri di asrama, Nyai
Ahmad Dahlan menyampaikan petuah
agar seorang istri berpenampilan seder-
hana dan tidak silau pada perhiasan
sampai-sampai rela meminjam tetangga
hanya agar terlihat cantik. “Wanita jangan
memiliki jiwa kerdil, tetapi berjiwa Srikandi!
Apabila wanita itu minta bermacam-macam
menunjukkan bahwa mereka miskin!” pe-
sannya kepada para santri puteri.
Pesan Nyai Ahmad Dahlan betul-betul
telah terpatri dalam jiwa murid-muridnya.
Salah satu santri wanita hasil didikan Nyai
Ahmad Dahlan berhasil menjadi tokoh de-
ngan kepribadian sederhana, tetapi berjiwa
srikandi. Dia telah ditunjuk mewakili HB
Muhammadiyah Bahagian Aisyiyah dalam
Kongres Perempuan Indonesia pertama
yang diselenggarakan di Yogyakarta pada
tahun 1928. Wanita muda itu menjadi wakil
ketua panitia, bersanding dengan RA
Sukonto, ketua panitia kongres.
Itulah jejak langkah Aisyiyah generasi
pertama.l bahan dan tulisan: rif
S
iapa yang menyangka kalau yang dulunya bermula dari
gedebag-gedebug orang berlatih pencak silat kemudian
lahir Ortom Tapak Suci. Tentu yang penting bukan gedebag-
gedebugnya. Tetapi, yang penting adalah adanya ide dan maksud
mulia di belakangnya.
Kampung Kauman Yogyakarta yang selama dua abad dari
awal berdirinya Kerajaan Yogyakarta dikenal sebagai kampung
tradisional, ketika di penghujung abad ke 19 mulai menerima nafas
dan cahaya pembaruan, kemudian berubah. Belajar dari
kekalahan banyak pejuang yang ingin memerdekakan negeri
Nusantara dari penjajahan Belanda lewat jalan senjata dan tanpa
organisasi maka para pemimpin umat pun kemudian mengubah
taktik dan strategi. Yaitu mengenalkan cara baru dalam berjuang,
dengan mempergunakan ilmu modern
Dari
dan organisasi. Kiai Haji Ahmad Dahlan
dan para pengikutnya merupakan
contoh. Di Kauman, juga di kampung
Gedebag
Muhammadiyah lain seperti Kotagede
dan Suronatan muncul keterbukaan.
Maka dari tempat ini, ide tentang
Gedebug
melahirkan organisasi mendapat tempat.
Warga Kauman, setelah lahirnya
Muhammadiyah dan Ortom yang dipe-
lopori tokoh Muhammadiyah asal Kau-
man juga lahir banyak organisasi lokal.
Mulai organisasi perjuangan Angkatan
Perang Sabil, organisasi sport, remaja,
Menjadi
tarwehan, pecinta alam, pelayanan
parkir dan sebagainya. Di Kotagede,
selain Muhammadiyah juga muncul
Ortom
Ma’had Islamy, PPKS (Persatuan
Pengajian Kotagede dan Sekitarnya, API (Angkatan Pemuda
Islam), Lapenta (Laki-laki Pecinta Alam) Mataram, PUSDOK
(Pusat Studi, Dokumentasi dan Pengembangan Budaya
Kotagede, LMB (Living Museum Budaya) Kotagede, semua
digerakkan aktivis Muhammadiyah juga. Di Suronatan, selain
mendirikan pesantren, TPA, juga ada organisasi untuk penggemar
kegiatan naik sepeda keliling kota.
Ketika tahun 1918 Padvinder Muhammadiyah berdiri, dan
tahun 1920 menjadi Hizbul Wathan (HW) di Kauman. Ini
menunjukkan bagaimana ilmu modern, khususnya ilmu
pendidikan luar sekolah yang terintegrasi denngan pendidikan di
sekolah dan keluarga dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ilmu
pendidikan, khususnya pendidikan kepemimpinan yang dipadukan
dengan keahlian berorganisasi dipadukan dengan semangat juang
dan ideologi dakwah amar ma’ruf nahi munkar, lewat Pandu HW
kemudian terbukti mampu melahirkan para pemimpin bangsa,
negara, pemimpin masyarakat dan Persyarikatan.
Di Kauman juga pernah lahir Ortom untuk pemudi. Nasyi’atuil
Aisyiyah. Gagasan mendirikan NA sebenarnya bermula dari ide
Somodirdjo, seorang guru Standart School Muhammadiyah. Da-
lam usahanya untuk memajukan Muhammadiyah, ia mene-
kankan bahwa perjuangan Muhammadiyah akan sangat ter-
SAJIAN UTAMA
dorong dengan adanya peningkatan mutu ilmu pengetahuan yang
diajarkan kepada para muridnya, baik dalam bidang spiritual,
intelektual, maupun jasmaninya.
Dengan bantuan Kiai Hadjid, seorang kepala guru agama di
Standart School Muhammadiyah, maka pada tahun 1919
Somodirdjo berhasil mendirikan perkumpulan yang anggotanya
terdiri dari para remaja putera-puteri siswa Standart School Mu-
hammadiyah. Perkumpulan tersebut diberi nama Siswa Praja
(SP). Tujuan dibentuknya Siswa Praja adalah menanamkan rasa
persatuan, memperbaiki akhlak, dan memperdalam agama.
Setelah lima bulan berjalan, diadakan pemisahan antara anggota
laki-laki dan perempuan dalam SP. Kegiatan SP Wanita
dipusatkan di rumah Haji Irsyad (sekarang Musholla Aisyiyah
Kauman). Inilah embrio NA berdasar
Kongres Muhammadiyah ke-18 tahun
1929 resmi menjadi NA dan di semua
Cabang Muhammadiyah diharuskan
mendirikan NA ini. Pada Sidang Tanwir
Muhammadiyah tahun 1963 diputuskan
untuk memberi status otonom kepada
NA.
Sedang kelahiran Pemuda
Muhammadiyah di Kauman erat
kaitannya dengan Siswa Praja Putera.
Pada Konggres Muhammadiyah ke-
21 di Makasar pada tahun 1932
diputuskan berdirinya Muhammadiyah
Bagian Pemuda, yang merupakan
bagian dari organisasi dalam Muham-
madiyah yang secara khusus
mengasuh dan mendidik para pemuda
keluarga Muhammadiyah. Dan dengan persetujuan Majelis
Tanwir, Muhammadiyah Bagian Pemuda dijadikan suatu Ortom
yang mempunyai kewenangan mengurusi rumah tangga
organisasinya sendiri. Akhirnya pada 26 Dzulhijjah 1350 H
bertepatan dengan 2 Mei 1932 secara resmi Pemuda
Muhammadiyah berdiri sebagai Ortom.
Sedang berdirinya Ortom Tapak Suci kemudian dikenal
dengan nama Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci Putera
Muhammadiyah diawali dengan desakan murid-murid Perguruan
Kasegu kepada Pendekar Moh. Barrie Irsyad, untuk mendirikan
satu perguruan yang mengabungkan perguruan yang sejalur
(Cikauman, Seranoman dan Kesegu) yang semuanya berhulu
pada KH Busyeo asal Banjagnegara. Perguruan Tapak Suci
berdiri pada tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Ketua
Umum pertama Tapak Suci adalah H Djarnawi Hadikusumo. Pada
tahun 1964, ketika itu Pimpinan Pusat Muhammadiyah diketuai
oleh KH Ahmad Badawi, Tapak Suci diterima menjadi Ortom.
Tapak Suci pun berkembang pesat ke seluruh Indonesia dan
merambah berbagai benua. Tapak Suci dikenal sebagai salah
satu dari 10 organisasi pencak silat historis yang ikut mendirikan
IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) dan mengukir prestasi
gemilang pada even-evennya.l bahan dan tulisan: tof
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 11
BINGKAI BINGKAI
atau kader tertentu dalam kontestasi politik maka dengan dan dalam tempo yang lama telah berlaku dan cukup
sertamerta memunculkan reaksi negatif dari partai politik positif. Para kader politik pun menjadi lebih leluasa dan

KHITTAH DI TENGAH PERUBAHAN POLITIK
PERLU AKTUALISASI BARU?
(BAGIAN 4: PEMAKNAAN DAN KOMITMEN)
Muhammadiyah dengan pengalaman
sejarahnya yang panjang dan kenyang
sangat memahami arti penting politik.
Kita para aktivis, kader, dan pimpinan
Muhammadiyah yang tidak menjadi
politisi pun tidak buta politik. Di
antaranya bahkan tidak sedikit yang
sarjana strata satu hingga doktor dan
guru besar yang belajar ilmu politik
dan sosiologi politik. Bahwa politik itu
niscaya penting dan strategis dalam
kehidupan seperti juga ekonomi dan
bidang kehidupan lainnya.
DR. H HAEDAR NASHIR, M.SI.
Pertama, Muhammadiyah sejak awal memang lebih
berkonsentrasi menjadi gerakan dakwah menyebarluas-
kan dan memajukan ajaran Islam melalui jalur pembinaan
masyarakat, bukan melalui jalur partai politik atau per-
juangan politik-kekuasaan. Pandangan ini didasarkan atas
substansi argumentasi Kyai Dahlan dalam Rapat Tahunan
1918 ketika Agus Salim mengusulkan agar Muhammadi-
yah menjadi partai atau gerakan politik seperti halnya
Sarekat Islam, yang dijawab oleh pendiri Muhammadiyah
itu dengan menguraikan hal ihwal Islam dan komitmen
mewujudkannya yang lebih berfokus pada penyadaran
ber-Islam. Secara substantif dan konsep legal bahkan
pandangan Muhammadiyah tersebut telah tercantum da-
lam makalah-makalah resmi sekaligus tertuang dalam
Khittah Muhammadiyah ketika dibahas dalam Muktamar
ke-37 tahun 1968 dan Tanwir 1969, yang kemudian mela-
hirkan Khittah Ponorogo dan setelah itu Khittah tahun
dan kader lain yang tidak memperoleh dukungan. Jika
melakukan jarak yang jauh dengan dunia politik praktis
Muhammadiyah dipandang sebagai alergi dan anti politik,
sebaliknya jika berdekat-dekatan tanpa jarak maka dinilai
telah masuk ke ranah politik-praktis. Jika mendukung
kekuatan atau calon politik tertentu dan yang didukung
menang, tentu efek yang diperolehnya sangat positif.
Sebaliknya manakala yang didukung kalah maka efeknya
tentu saja negatif. Lantas, aktualisasi politik yang seperti
apa sesungguhnya yang dipandang ideal? Padahal nyata-
nyta tidak ada posisi dan fungsi yang ideal ketika ber-
hadapan dengan dunia politik yang seringkali kompleks
dan rumit itu.
Ketiga, karena penting dan strategis, Muhammadiyah
mempersilakan perjuangan politik-praktis ditempuh
melalui partai politik. Partai politik itu dapat didirikan oleh
orang-orang Muhammadiyah, tetapi tidak mengatasna-
makan Muhammadiyah. Pilihan lain orang-orang Mu-
hammadiyah termasuk kader yang berhasrat dan memiliki
kemampuan menjadi politisi dipersilakan aktif di berbagai
partai politik selaku warga negara dan tidak mengatas-
namakan Muhammadiyah. Muhammadiyah dapat men-
dorong para kadernya untuk optimal berkiprah di partai
politik apapun dengan semangat mengemban misi Mu-
hammadiyah sekaligus berkiprah untuk bangsa dan ne-
gara. Bahwa boleh jadi dorongan itu belum maksimal,
tetapi bukan berarti Muhammadiyah secara kelembagaan
optimal berkiprah di partai politik atau lembaga-lembaga
politik lainnya dengan larangan rangkap jabatan itu, ka-
rena pada saat yang sama masih terbuka peluang dalam
jabatan lain di Muhammadiyah yang masih diperbolehkan.
Sebenarnya cukup adil dan objektif, tetapi memang Mu-
hammadiyah tidak mampu untuk memberi konsesi lebih
dari itu.
Bagaimana dengan pandangan Majelis Tabligh dalam
buku Islam dan Dakwah tahun 1988? Dalam pembahasan
Islam dan Kekuasaan ada pernyataan sebagai berikut:
“Bagi seorang muslim, kegiatan politik harus menjadi
kegiatan integral dari kehidupannya yang utuh. Meng-
herankan ada muslim yang menjauhi, apalagi membenci
kegiatan tertentu yang menentukan arah kehidupan dan
nasibnya, misalnya menjauhi kehidupan ekonomi dan po-
litik. Kehidupan dunia harus “direbut” dan dikendalikan
agar sesuai dengan ajaran-ajaran Tuhan. Memencilkan
diri atau surut dari kehidupan dunia (withdrawl) bukanlah
ajaran Islam...”. Masih banyak dalam uraian tersebut ten-
tang hubungan Islam dan politik atau kekuasaan, yang
esensinya penting dan strategis, bahkan politik sebagai
alat dakwah.l BERSAMBUNG

D
engan politik kekuasaan bahkan banyak hal
penting dan strategis dapat dikuasai dan
dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kepen-
tingan rakyat, membangun negara, dan kehidupan. Bagi
Muhammadiyah dan kepentingan dakwah pun politik me-
lalui jalur partai politik dan kekuasaan itu sangatlah penting
dan strategis. Seribu prosen pandangan dan kenyataan
politik tersebut disetujui dan tidak terbantahkan.
Namun sejak awal Muhammadiyah tidak memilih jalur
politik-kekuasaan atau lazimnya disebut politik-praktis
yang penting dan strategis itu. Bukan karena Muham-
madiyah tidak sadar akan makna penting dan fungsi po-
litik-praktis, namun lebih karena pilihan strategi gerakan.
Bukan karena tidak paham makna dan fungsi politik, juga
bukan karena altergi apalagi anti politik. Lalu, karena apa?
Jika dibaca dalam Khittah Denpasar 2002 dan berbagai
dokumen maupun pengalaman sejarah Muhammadiyah
maka dapat disimpulkan argumentasi Muhammadiyah
tidak memilih perjuangan politik-praktis itu sebagai
berikut.
1971 di Ujung Pandang.
Kedua, pengalaman panjang Muhammadiyah menjadi
Anggota Istimewa Masyumi (1945-1959). Bahwa di
samping positif, ternyata perjuangan melalui partai politik
dan perjuangan kekuasaan, telah menimbulkan centang-
perenang atau konflik dan membengkalaikan usaha-usaha
dakwah kemasyarakatan yang selama ini menjadi ke-
kuatan Muhammadiyah. Latarbelakang masalah yang be-
rat seperti itulah yang melahirkan rumusan Kepribadian
dan Khittah Muhammadiyah, yang mengandung arti bah-
wa di samping penting dan strategis, politik itu juga me-
nimbulkan banyak mudharat atau masalahnya, yang tidak
sederhana dan kemudian menggoyahkan idealisme
Muhammadiyah.
Politik jangan dibayangkan yang indah-indah saja,
karena di balik hal yang penting dan strategis dari politik
terentang seribusatu problem dan kerumitan. Jika Mu-
hammadiyah cenderung pada sikap politik tertentu, pro
dan kontra akan segera muncul menghadangnya baik
dari dalam maupun luar. Jika mendukung partai politik
menghalangi, menghambat, dan membunuh karir atau
potenti politik para kadernya. Muhammadiyah selama
ini cukup terbuka untuk memberi keleluasaan,kendati bo-
leh jadi belum banyak melakukan pembinaan dan pengem-
bangan kualitas kader politik sebagaimana seharusnya
dilakukan.
Keempat, larangan rangkap jabatan antara jabatan Mu-
hammadiyah dan partai politik lebih dimaksudkan untuk
memberikan bingkai aturan main agar tidak terjadi konflik-
kepentingan. Dalam banyak hal larangan itupun tidak selu-
ruhnya, terbatas pada jabatan-jabatan puncak tertentu.
Dengan catatan para politisi atau kader politik Muham-
madiyah pun menyadari dan mau mengikuti aturan main
Muhammadiyah tersebut demi menjaga keutuhan Mu-
hammadiyah. Manakala ada keperluan-keperluan yang
darurat atau sangat penting, Muhammadiyah pun mene-
rapkan pengecualian atas larangan rangkap jabatan ter-
sebut dengan catatan adanya keterbukaan, kejujuran, dan
tidak disalahgunakan. Memang kelihatan rumit, tetapi ke-
bijakan larangan rangkap jabatan tersebut secara umum

12 4 - 19 SYAKBAN 1431 H SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 13


TANYA JAWAB AGAMA
HUKUM ONANI
Pertanyaan:
As-salamu ‘alaikum wa rahmatullahi
wa barakatuh
Saya seorang simpatisan Muhamma-
diyah, sudah lama dan sering membaca
halaman-halaman yang ada dalam majalah
Suara Muhammadiyah serta sudah me-
miliki buku Tanya Jawab Agama yang ber-
jumlah lima jilid dan sudah barang tentu
diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah
pula. Tapi sejauh ini pula saya belum mene-
mukan hal-hal yang menerangkan tentang
(a) hukumnya onani yang hanya mene-
rangkan sebatas batalnya puasa saja. Se-
dangkan hukum onani itu sendiri belum
ada keterangannya.
Dan hal lain yang belum pernah saya
temukan baik dalam buku Tanya Jawab
Agama maupun dalam Majalah Suara
Muhammadiyah yaitu sesuatu yang berhu-
bungan dengan hal membelanjakan harta,
baik tentang segi hukumnya dan berlaku
bagi warga Muslim. Tentunya yaitu tentang
pembahasan bagaimana hukumnya se-
orang suami atau seorang laki-laki yang
berstatus sudah berkeluarga masih juga
mau melayani (atau memberi) pertolongan
(pada) seorang gadis non muhrim tanpa
sepengetahuan istrinya. Apa hukumnya
berdosa dengan dasar perselingkuhan ter-
sebut. Misalnya karena laki-laki itupun
mungkin juga menyenangi gadis tersebut.
Sedang gadis tersebut sangat memerlukan
sekali pertolongan tersebut yang berupa
uang guna keperluan sekolahnya yang dia
memang masih sekolah.
Yang jadi pertanyaan saya (b) bagai-
mana sikap saya kepadanya yang harus
saya lakukan agar diri saya tidak mendapat
dosa dari perbuatan saya sendiri. Dengan
catatan saya tak pernah mengganggunya,
tapi saya menyukainya dan anehnya dia
pun menganggap saya sebagai teman
orangtuanya. Mohon penjelasannya dan
Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
14 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
dapat dimuat di majalah Suara Muham-
madiyah yang sudah barang tentu saya
tunggu. Terima kasih atas perhatian penga-
suh dari PP Muhammadiyah dan mohon
maaf saya tidak dapat mencantumkan na-
ma saya yang sebenarnya.
Wa billahit-taufik wal-hidayah.
Was-salamu ‘alaikum wa rahmatullahi
wa barakatuh.
B. Cirebon
(Disidangkan pada hari Jum’at, 14 Shafar
1431 H / 29 Januari 2010)
Jawaban:
Wa ‘alaikumus-salam wa rahmatul-
lahi wa barakatuh
Berikut jawaban atas pertanyaan sau-
dara di atas:
1. Tentang masalah onani.
Onani (istimnâ’) atau masturbasi bagi
perempuan adalah (perbuatan) menge-
luarkan mani bukan melalui jalan persetu-
buhan, baik dengan telapak tangan atau
dengan cara yang lainnya (Mu’jam Lughah
al-Fuqahâ, vol. I: 65). Namun penjelasan
dalam kitab-kitab fikih, hemat kami cende-
rung pada kesimpulan bahwa onani adalah
mengeluarkan mani atau sperma dengan
disengaja dan dilakukan dengan menggu-
nakan tangan, baik tangannya sendiri, ta-
ngan istri atau tangan budak perempuannya
ketika syahwat sedang muncul dan atau
memuncak.
Mengenai perbuatan ini, para fuqaha
yang sejak dulu sudah membahasnya da-
lam kitab-kitab fikih karangan mereka ter-
bagi menjadi beberapa kelompok. Kelom-
pok pertama yaitu kalangan ulama Maliki-
yah, Syafi’iyah, dan Zaidiyah yang meng-
haramkannya. Argumentasi mereka ada-
lah bahwa Allah memerintahkan untuk
menjaga kemaluan dalam semua perilaku,
kecuali untuk isteri dan budak yang diha-
lalkan (milku al-yamîn).
Jika seseorang melampaui dua hal ini
dan dia beronani, maka dia dianggap
seperti kaum Ad yang melampaui batas
dari apa yang dihalalkan Allah dan
melakukan sesuatu yang diharamkan.
Allah berfirman:
Artinya: “Dan orang-orang yang men-
jaga kemaluannya. Kecuali terhadap istri-
istri mereka atau budak yang mereka mi-
liki, maka sesungguhnya mereka dalam
hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari
yang di balik itu maka mereka itulah orang-
orang yang melampaui batas.” (Q.s. Al-
Mu’minun [23]: 5-7]
Kelompok kedua adalah kalangan
ulama Hanafiyah yang berpendapat bahwa
onani haram dalam kondisi tertentu dan
wajib dalam kondisi yang lain. Mereka
mengatakan: “Onani menjadi wajib, jika dia
takut melakukan zina kalau tidak beronani,
sesuai dengan kaidah fikih:
Artinya: “Mengambil perbuatan teringan
dari dua mudlarat (bahaya yang ada)”.
Sedangkan mereka yang mengata-
kan haram, jika dilakukan untuk meman-
cing nafsu. Mereka mengatakan: “Tidak
apa-apa dengan onani, jika nafsu sudah
menguasai dirinya sementara dia belum
memiliki istri atau budak wanita dengan
tujuan mencari kestabilan”.
Kelompok ketiga adalah kalangan ula-
ma madzhab Hambali yang mengatakan
bahwa onani hukumnya haram, kecuali jika
dia takut terjebak dalam perzinaan atau
takut atas kesehatannya, sementara dia
belum mempunyai istri atau budak wanita.
Dia juga tidak mampu untuk menikah. Ma-
ka dalam kondisi seperti ini dia dibolehkan
beronani.
Selain ketiga kelompok di atas, terdapat
pendapat independen dari beberapa sa-
habat, tabi’in dan ulama lainnya di antara-
nya: Abdulah bin Umar ra, Abdulah bin Ab-
bas ra, Atha’, al-Hasan, dan Ibnu Hazm.
Ibnu Abbas ra dan al-Hassan memboleh-
kannya. Sedang Abdulah bin Umar ra dan
Atha’ memakruhkannya. Ibnu Hazm ber-
pendapat bahwa onani hukumnya makruh
dan tidak berdosa, sebab seseorang me-
nyentuh kemaluan sendiri dengan tangan
kirinya hukumnya mubah sesuai dengan
ijmak (kesepakatan para ulama). Jika me-
mang mubah, maka hukum tidak akan
berubah dari sifat mubah, kecuali sengaja
mengeluarkan mani. (Fiqh as-Sunnah, vol.
3, h.424-426). Oleh sebab itu hukum asal-
nya tetap tidak haram, sebagaimana firman
Allah:
Artinya: “... sesungguhnya Allah telah
menjelaskan kepada kamu apa yang diha-
ramkan-Nya atasmu ...” (Q.s. Al-An’âm
[6]: 119)
Ayat ini tidak menunjukkan keharam-
annya. Dengan demikian, onani hukum-
nya halal, sebagaimana firman Allah:
Artinya:”Dia-lah Allah, yang menjadi-
kan segala yang ada di bumi untuk kamu
...” [QS. al-Baqarah (2): 29]
Dari berbagai macam pendapat di atas,
hemat kami bahwa onani hukumnya
adalah makruh karena cenderung tidak etis
dan tidak pantas dilakukan. Dan dalam
kondisi tertentu dibolehkan, namun tidak
boleh dilakukan secara rutin atau terus
menerus. Kondisi tertentu itu antara lain
seperti untuk kasus sepasang suami-istri
Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
yang terpisahkan tempat tinggalnya. Para
sahabat pun dalam sebuah riwayat pernah
melakukan onani ketika sedang bepergian
melakukan perang. Juga dibolehkannya
seorang istri yang sedang dalam keadaan
haid membantu keluarnya mani sang sua-
mi (maaf, dengan tangan istri tersebut) di
mana dalam keadaan tersebut sang istri
sedang terhalang secara syar’i (agama)
untuk melakukan hubungan suami istri. Se-
bagaimana merujuk pada sebuah riwayat
dalam Shahih Muslim kitab al-Haidh (646):
Artinya: “Telah menceritakan pada ka-
mi Tsabit dari Anas ra bahwa (suatu ke-
biasaan) orang-orang Yahudi apabila wa-
nita-wanita mereka sedang haid, mereka
tidak mau makan bersama-sama, bah-
kan tidak untuk tinggal serumah. Maka
para sahabat bertanya perihal itu, lalu turun
ayat: “Mereka bertanya tentang haid. Ka-
takanlah: Haid itu kotor. Karena itu jauhilah
wanita-wanita itu selama masa haid.”
(Q.s. Al-Baqarah [2]: 222). Lalu Rasulullah
saw bersabda: “Kamu boleh melakukan
segala-galanya selain bersenggama.”
(H.R. Muslim)
Selain itu, artinya bagi mereka yang
membiasakan beronani dan tidak dalam
kondisi tertentu, maka ia telah bermaksiat
dan melakukan perbuatan yang terkategori
pengantar menuju zina. Padahal Allah
berfirman:
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010
TANYA JAWAB AGAMA
Artinya: “Dan janganlah kamu mende-
kati zina. Sesungguhnya zina itu adalah
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk.” (Q.s. Al-Isra’ [17]: 32)
Dari segi kesehatan, jika onani atau
masturbasi itu sering dilakukan dan menjadi
kebiasaan, demikian dapat menggangu
kesehatan jasmani (susunan syaraf) dan
rohaninya (mental-pikiran). Juga dapat
melemahkan potensi kelamin serta ke-
mampuan ejakulasinya, sehingga sel sper-
ma lelaki cenderung gagal bertemu dengan
sel telur wanita (ovum) (al-Jurjawi, 1931:
198-199).
Beberapa langkah yang dianjurkan
agar setiap muslim menjauhi dan terhindar
dari perbuatan onani ini di antaranya sebagai
berikut:
a. Menyibukkan diri dengan kegiatan
atau aktifitas yang bermanfaat.
b. Menjauhi hal-hal yang dapat meng-
arah dan menyebabkan maksiat dan
nafsu syahwat seperti bacaan, film, dan
media yang berbau pornografi dan lain-
lainnya.
c. Menikah jika seseorang tersebut su-
dah mampu. Namun jika belum mam-
pu, sebagaimana Rasulullah saw.
menganjurkannya untuk berpuasa.
2. Tentang kasus yang dihadapi
oleh saudara di atas dan pertanyaan-
pertanyaan terkait yang diajukan.
Salah satu karakteristik ajaran Islam
adalah rahmatan lil-alamîn. Bahwa Islam
sebagai rahmat bagi semesta alam. Satu
maksud dari karateristik tersebut bahwa
ajaran Islam adalah ajaran yang sarat akan
manfaat dan mashlahat, baik pada tataran
individu maupun sosial kemasyarakatan.
Oleh karena itu Islam mengajarkan peme-
luknya untuk memberikan manfaat dan
mashlahat kepada orang lain atau sesa-
manya.
Demikian tercermin pula jika kita meli-
hat konsep harta dalam Islam. Harta dalam
Islam adalah titipan Allah SwT, pemilik se-
luruh alam raya dan segala isinya, terma-
suk pemilik harta benda. Seseorang yang
beruntung memperolehnya pada ha-
15
TANYA JAWAB AGAMA
kikatnya hanya menerima titipan amanah Artinya: “Berimanlah kamu kepada ngetahuan istri, maka demikian terma- 140 PRM/PRA Tulungrejo, Bumiaji, Batu 800,000
untuk disalurkan dan dibelanjakan sesuai Allah dan rasul-Nya dan nafkahkanlah se- suk berdosa. 141 MI Muhammadiyah 1 Pare, Kediri 1,000,000
dengan kehendak pemiliknya (Allah SwT). bagian dari hartamu yang Allah telah men- c. Hindarilah berdua-duaan dengan gadis 142 Giran Haryadi, Banguntapan, Bantul 20,000
Manusia yang dititipi itu berkewajiban me- jadikan kamu menguasainya. Maka yang anda ketahui bukan anggota ke- 143 Ny. Kasminah, Blok F No. 11 TPY 20,000
menuhi ketetapan yang digariskan sang orang-orang yang beriman di antara kamu luarga (mahram) tersebut. Mengingat 144 PC. Muhammadiyah Purworejo, Jawa Tengah 500,000
Pemilik, baik dalam pengembangan harta dan menafkahkan (sebagian) dari harta- perbuatan tersebut termasuk kategori 145 PCM Arcamanik Bandung 150,000
maupun penggunaannya. nya memperoleh pahala yang besar.” khalwat yang diperingatkan oleh sabda 146 PCM Gandrung, Cilacap 250,000
Zakat merupakan salah satu ketetapan (Q.s. Al-Hadid [57]: 7) Rasulullah yang dapat menghantarkan 147 PCM Bawang, Batang 1,000,000
Allah menyangkut harta, pun demikian Oleh karena itu, perbuatan saudara pada perselingkuhan (yang dapat me- 148 PRM Sodong Bandar Jawa Tengah 400,000
dengan shadaqah dan infaq. Karena Allah memberikan pertolongan berupa biaya se- rusak keharmonisan rumah tangga) 149 PCM Bandar Batang Jawa Tengah 350,000
SwT menjadikan harta benda sebagai sa- kolah terhadap gadis yang masih berstatus dan bahkan perzinaan: 150 MA Muhammadiyah Panaikang 740,000
rana kehidupan untuk umat manusia selu- sekolah tersebut dikarenakan tidak mam- 151 MA Muhammadiyah Bantaeng 770,000
ruhnya, sehingga ia harus diarahkan guna pu, sesuai dengan firman Allah di atas. Jika 152 MTs Muhammadiyah Bantaeng 350,000
kepentingan bersama. Manusia adalah perbuatan tersebut didasari niat ikhlas 153 PC. Aisyiyah Meranjat Ogan Ilir, Sum-Sel 285,000
makhluk sosial yang berasal dari satu ke- membantu karena Allah SwT tanpa ten- 154 PDM Ngawi / PDA Ngawi 7,500,000
turunan, sehingga manusia satu dengan densi (motif) apa pun dan dilakukan dengan 155 PRM / PRA Jelobo, Wonosari, Klaten 375,000
yang lainnya adalah saudara. Kebersa- cara-cara yang benar, maka Insya Allah 156 PCM Kersana, Brebes 160,000
maan dan persaudaraan inilah yang meng- ridha Allah mengiringi saudara. Terkait de- 157 PCM Kalinyamatan Jepara 660,000
antarkan kepada kesadaran untuk menyi- ngan dilema kasus yang saudara hadapi, Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu ‘Ab- 158 CV. Asramotor, Labuhan Haji, Aceh Selatan 100,000
sihkan sebagian harta kekayaan, khusus- dalam hal ini kami menganjurkan beberapa bas ra, ia berkata: Saya mendengar Rasu- 159 PDM Kab. Sragen, Jawa Tengah 5,000,000
nya kepada mereka yang membutuhkan, hal sebagai berikut: lullah saw ketika beliau berkhutbah, ber- 160 SMA Muhammadiyah Pakem, Sleman, Yogya 4,200,000
baik dalam bentuk kewajiban zakat, mau- a. Hendaklah pengeluaran harta tersebut sabda (sebagai berikut): Janganlah se- 161 Pengajian Aisyiyah Bantar Kawung, Brebes 550,000
pun shadaqah dan infaq. diketahui dan dimusyawarahkan de- orang laki-laki menyendiri dengan se- 162 PCM Karang Malang, Sragen 300,000
Allah berfirman: ngan isteri anda. Libatkanlah istri dalam orang perempuan, kecuali perempuan 163 PDM Kota Semarang 1,812,000
hal pemberian yang bisa dikatakan tersebut bersama mahramnya, …” (HR.
164 PCM Grigsing 700,000
beasiswa kepada gadis yang anda to- Muslim; Kitab al-Hajj: 424/1341)
165 PCM Tambak, Banyumas 750,000
long tersebut. Demikian jawaban dari kami, semoga
166 PCM Purbolinggo 1,434,000
b. Perlu diingat bahwa harta yang anda dapat memberikan solusi dan pencerahan
167 PCM / PCA / SMP Muh.1 Ngadirejo 400,000
peroleh disebut harta bersama (suami- atas persoalan saudara.
168 PDM Blitar 200,000
istri). Jika pengeluarannya tanpa sepe- Wallahu ‘alam bish-shawâb. *mr)
169 PDM K. Mudo 141,000
170 Arif Musofa 500,000
DAFTAR PENYUMBANG
AFTAR 171 Abdul Muis, Pemalang 50,000
172 SD Muh. 1 Selumit, Tarakan, Kal-Tim 1,150,000
GERAK AN INF
GERAKAN AK 2000 (GI 2000) UNTUK MUK
INFAK TAMAR
MUKT 173 PR Aisyiyah Kajoran, Magelang 200,000
NO. Keterangan 174 PCM Selomerto, Wonosobo 907,000
Saldo sebelumnya 81,330,500 175 PD. Aisyiyah Pakarti 1,000,000
124 PRM Hangtuah Palu 50,000 176 PRM Sragen, Jawa Tengah 500,000
125 M.Yunus Gaffar, Palu 10,000 177 Pengajian PWM Bengkulu 450,000
126 Aryati Yahya, Palu 10,000 178 PRM Karangasem 75,000
127 Annidaul Khairiah, Palu 10,000 179 PRA Ngawonggo, Ceper, Klaten 600,000
128 Arul dan Rizqi, Palu 20,000 180 PCM Sukodono 200,000
129 PCM Plaju Seberang Ulu II, Palembang 2,000,000 181 PRM Taman Agung, Muntilan 100,000
130 Imanuddin, Baturaja, OKU, Sumatera Selatan 50,000 182 PDM Banyuwangi/Tiin Nitihardjo 900,000
131 PDM Kab. Manokwari, Papua 480,000 183 PRA Kaliabu, Salaman, Magelang 200,000
132 PRM Pilangrejo, Nglipar, Gunung Kidul 500,000 184 PRM Ketileng, Kemantran, Tegal 400,000
133 PRM Pengkol, Nglipar, Gunung Kidul 158,000 185 Tajudin Roa/PDM Pangkep, Sul-Sel 3,731,000
134 dr. Muhammad Ichwan, Demangan, Madiun 150,000 186 Jamaah Pengajian Tafsir Ahad Pagi PP Muh. Cik Ditiro 1,509,700
135 Takmir Masjid Darussalam, Josenan, Madiun 150,000 187 PCM Wanareja, Cilacap 100,000
136 PC. Aisyiyah Gemolong, Sragen 500,000 188 PCA Wanareja, Cilacap 300,000
137 PCM Belawa, Wajo, Sulawesi Selatan 840,000 189 Dewan guru/Siswa SMP Muh. 1 Wanareja, Cilacap 1,500,000
138 PCM Puraseda, Kab. Bogor 1,192,000 190 Dewan guru/Siswa SMP Muh. 2 Wanareja, Cilacap 300,000
139 PRA Sidomulyo, Bumiaji, Batu 400,000 191 BMT Muhammadiyah Wanareja, Cilacap 200,000

16 4 - 19 SYAKBAN 1431 H SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 17

 PEDOMAN
192 PCM Adipala Cilacap/Wresni Wardjono 500,000
193 PDM Berau, Kal-Tim 5,000,000
194
195
196
SD Muhammadiyah 1 Kota Bogor
Keluarga Besar PCM Ilir Timur I Palembang
Adi Priana HP
200,000
5,000,000
250,000
Sikap Arif Terhadap
197
198
199
PCM Babat, Lamongan, Jawa Timur
SD Muh. Program Unggulan Colomadu, Karanganyar
SMP Muh. Abung, Surakarta
5,088,000
250,000
100,000
Keputusan Muktamar
200 SMP/MTs Muh. Sengkang, Wajo, Sul-Sel 200,000
HM MUCHLAS ABROR
201 Syamsuddin & Pelanggan SM, Tanjung Enim, Muara Enim 100,000
202 SD Muhammadiyah Manyar, Gresik, Jawa Timur 488,000
203 Nur Wasit, Jember, Jawa Timur 400,000

K
ITA harus bersyukur kepada Allah. Kita mesti itu masih dapat kita mengerti, sepanjang masih terbatas un-
204 STIE Muhammadiyah Cilacap 580,000 mengucapkan kepada-Nya Alhamdulillahi rabbil tuk dirinya. Meskipun hal itu pun sebenarnya tidak sesuai
205 PDM Musi Banyuasin 2,225,000 ‘alamin. Karena Muktamar ke-46, yang juga disebut dengan etika berorganisasi. Sebab, siapa pun yang berorga-
Muktamar Muhammadiyah Satu Abad, di kota kelahiran- nisasi hakikatnya ia telah menyerahkan sebagian dari hak pri-
206 TK ARA Al Bayan, Manente, Tahuna, Sul-Ut 125,000 nya,Yogyakarta, pada tanggal 3 – 8 Juli 2010 M, telah ber- badinya kepada organisasi yang dimasukinya untuk meng-
207 Majelis Dikdasmen Kaligondang, Purbalingga 500,000 langsung lancar, selamat, dan sukses. Muktamar tersebut aturnya. Apalagi ketidaksetujuannya itu jika dibawa dan
208 PCM Ciparay Bandung 1,000,000 seperti telah diperkirakan sebelumnya mendapat perhatian disebarluaskan ke mana-mana. Tentu hal itu bukan hanya
209 PCM Jati Barang-Indramayu 250,000 sangat besar dari keluarga besar Muhammadiyah khusus- sekadar tidak sesuai dengan etika berorganisasi, bahkan
nya dan masyarakat umumnya. merusak organisasi.
210 PDM Kab. Bandugn Barat 765,000
Sebagian besar anggota, peserta, peninjau, dan peng- Keputusan organisasi, termasuk keputusan Muktamar
211 PDM Kab. Ciamis 2,150,000 gembira Muktamar telah kembali ke daerah asal masing- ke-46, secara umum harus kita taati dan laksanakan. Karena
212 PDM Majalengka 1,000,000 masing di samping kemungkinan masih ada yang tinggal di kita adalah pimpinan dan anggota Muhammadiyah yang me-
213 PDM Kota Banjar 640,000 Yogyakarta untuk mengunjungi kerabat famili dan atau miliki kesadaran berorganisasi. Ini bukan berarti bahwa ke-
214 PDM Kab. Sumedang 1,350,000 anak-cucu yang sedang menuntut ilmu di kota pendidikan putusan Muktamar ke-46 ditutup rapat tidak dapat menerima
ini. Mereka yang kembali ada yang sudah sampai di rumah koreksi. Keputusan Muktamar ke-46 yang memutuskan ma-
215 PDM Kota Depok 700,000 dan ada pula yang masih dalam perjalanan naik kapal laut nusia ialah sejumlah anggota Muktamar. Karena itu, siapa
216 PDM Kota Depok (6 Ranting) 1,850,000 karena jauhnya jarak yang ditempuh. Semoga mereka berte- pun kalau ada yang melihat dan membaca dalam keputusan
217 MTs Muhammadiyah Depok 1,600,000 mu kembali dengan keluarga masing-masing dalam keadaan Muktamar itu menurutnya ada kekurangan atau kekeliruan
218 PCM Haurgeulis 450,000 selamat dan sehat-walafiat. Mereka pasti mempunyai ceritera redaksional, misalnya, bisa saja menanyakan kepada Pim-
dan kenangan yang menarik, bisa sama dan dapat pula ber- pinan Persyarikatan untuk mohon penjelasan. Atau menyam-
219 PDM Kota Cirebon 9,600,000
beda antara satu dengan lainnya. Mudah-mudahan mereka paikan usul secara berjenjang atau bertingkat melalui Pim-
220 Melalui Rek. PWM Jawa Barat (tdk jelas) 200,000 setelah kembali dari Muktamar tersebut memiliki semangat pinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan atau Pimpinan
221 Melalui Rek. PWM Jawa Barat (tdk jelas) 700,000 dan jiwa baru dalam ber-Muhammadiyah. Wilayah Muhammadiyah (PWM) untuk diteruskan kepada
222 Melalui Rek. PWM Jawa Barat (tdk jelas) 3,150,000 Muktamar ke-46 pada minggu pertama bulan ini telah PP Muhammadiyah. Apalagi sebelum keputusan Muktamar
223 Anggota PWM Jawa Barat 2,207,000 mengambil beberapa keputusan penting. Di antaranya telah itu ditanfidzkan.
berhasil menetapkan Ketua Umum, mengumumkan Sekre- Setelah Muktamar ke-46 selesai, tiap PWM berhak me-
224 PDM Kuningan 1,000,000 taris Umum, dan memilih anggota Pimpinan Pusat (PP) Mu- manggil Anggota Tanwir Wakil Wilayah di samping Ketua
225 MI Muh. Tempurejo, Widodaren, Ngawi 1,000,000 hammadiyah masa jabatan (periode) 2010 – 2015 M. Muk- PWM yang otomatis menjadi anggota Tanwir untuk dimintai
226 PRM Debong Wetan, Tegal 170,000 tamar juga telah mengeluarkan “Pernyataan Pikiran Muham- laporan mereka dari menghadiri Muktamar ke-46. Para ang-
227 PDM Dukuh Turi, Tegal 150,000 madiyah Abad Kedua”, memutuskan Program Persyarikatan gota Tanwir otomatis menjadi anggota Muktamar. Sebagai-
periode 2010 – 2015, Revitalisasi Cabang dan Ranting, serta mana halnya para anggota DPR secara otomatis menjadi ang-
228 PCM Sampang Cilacap 970,000 Pengembangan Kader dan Anggota Muhammadiyah. Ke- gota MPR. Hal yang sama hendaklah dilakukan oleh tiap PDM
229 PCM Loajanan Kutai Kertanegara, Kal-Tim 1,583,300 putusan Muktamar tersebut tentu bersifat mengikat terha- untuk menghadirkan Ketua PDM bersama Wakil Daerah
230 Warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Binjai, Sum-Ut 4,466,000 dap siapa pun yang berada dalam Muhammadiyah., apalagi setempat (yang dipilih oleh Musyawarah Pimpinan Daerah)
231 Majelis Dikdasmen PCM Magetan, Jawa Timur 888,000 bagi segenap jajaran Pimpinan Persyarikatan beserta Ma- sebagai anggota Muktamar. Mereka dihadirkan tentu untuk
jelis, Lembaga, Amal Usaha, dan Organisasi Otonomnya. menyampaikan laporan tentang hasil-hasil Muktamar ke-46.
232 PDM Kab. Brebes, Jawa Tengah 1,100,000
Muhammadiyah menjadikan permusyawaratan atau syu- Kehadiran mereka di Muktamar yang lalu mengemban amanah
233 PRM Gajahan, Solo, Jawa Tengah 110,000 ra sebagai prinsip dasarnya dalam mengambil keputusan masing-masing PWM dan PDM. Karena itu sehabis Muk-
234 PCM Larangan, Kab. Brebes 1,000,000 untuk menentukan langkah, sikap, dan tindakan. Karena tamar, mereka pantas dimintai laporan pertanggungjawaban
235 PRM Kauman Cab. Batur, Banjarnegara 826,000 itu, Muhammadiyah menjunjung tinggi keputusan mu- dalam mengemban amanah yang dipikulkan di atas pundak
Jumlah 195,521,500 syawarah yang diambil secara benar sesuai dengan aturan mereka. Dalam menyampaikan laporan Muktamar ke-46, mereka
yang berlaku dalam Persyarikatan. Apalagi terhadap segala hendaklah tidak mengedepankan kepentingan pribadi atau
Ralat : Ulil Amri (edisi no. 10) sbg pembayaran Majalah (600,000) sesuatu yang telah menjadi keputusan Muktamar. Sebab, diri sendiri. Tidak menyengsarakan dan merugikan pihak lain.
Saldo Akhir 194,921,500 Muktamar ialah permusyawaratan tertinggi dalam Muham- Tidak menyulut api ke kanan dan ke kiri. Tetapi hendaklah
madiyah yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung mereka mengutamakan keutuhan, kebersamaan, dan kesela-
GI 2000 dapat dikirim ke : BRI Cik Ditiro Yogyakarta No. Rekening : 0029.01.000537.30.6 an. Suara Muhammadiyah jawab serta dipimpin oleh Pimpinan Pusat (ADM Bab IX matan Persyarikatan. Karena itu, mereka hendaklah bersikap
Pasal 22 ayat 1 dan ART Pasal 22 ayat 1). arif, dapat memilah dan memilih serta dengan bahasa yang
Untuk memudahkan kami dalam memuat/mengetahui data penyumang mohon dikirimkan bukti transfer melalui fak atau email
Bukan mustahil, seseorang dalam Muhammadiyah ada santun dalam menjelaskan keputusan Muktamar.
Informasi lebih lanjut hubungi : Telp. (0274) 376955, Fax. (0274) 411306, HP, call/sms : 081 904 18 1912, email: redaksism@gmail.com yang tidak atau kurang setuju terhadap bagian tertentu dari Sikap arif terhadap keputusan Muktamar ke-46 sungguh
Bagi penyumbang GI 2000 yang belum dimuat, informasikan Bank/Tanggal/Jumlah/Nama Pengirim keputusan Muktamar ke-46 atau Muktamar sebelumnya. Hal diperlukan.l

18 4 - 19 SYAKBAN 1431 H SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 19

HADITS
CARA RASULULLAH
MENGENTAS KEMISKINAN
Kemiskinan Adalah Bencana
Kemiskinan, sekalipun telah menjadi
Sunnatullah, di samping kekayaan,
sebagai penyeimbang, namun pada
hakekatnya adalah bencana (musibah).
Tak ubahnya penyakit, yang sangat
membahayakan ketahanan hidup. Dan
sekali pun penyakit itu dibuat oleh Allah,
namun Allah pula yang menyuruh manusia
untuk berobat. Rasulullah saw bersabda:
Artinya: Abu Darda’ meriwayatkan, ka-
tanya: Rasulullah saw bersabda: Sesung-
guhnya Allah menurunkan penyakit dan
obat, dan setiap penyakit ada obatnya.
Karena itu berobatlah kalian, tetapi jangan
berobat dengan haram. (H.R. Abu Daud).
Seperti itulah kemiskinan. Sekalipun
Allah sendiri yang membuat seseorang
miskin, tetapi Dia pun yang menyuruh ma-
nusia mengatasinya. Kalau mungkin
mengeliminirnya. Karena, kalau tidak, akan
membahayakan kehidupan manusia itu
sendiri, dalam arti luas, baik terhadap diri
sendiri, masyarakat maupun negara. Se-
hingga banyak sekali ayat Al-Qur’an yang
menyerukan bekerja, dan bumi sebagai
tempat serta lahan pekerjaan ini sangat ber-
potensi, misalnya di surat al-Baqarah 29
dikatakan:
Artinya: Dialah (Allah) yang mencip-
takan apa yang ada dalam bumi ini se-
20 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
MU’AMMAL HAMIDY, LC
muanya untuk kamu (manfaatkan) Kemu-
dian Dia menuju langit dan menyem-
purnakannya menjadi tujuh langit, sedang
Dia Maha Mengetahui atas segala se-
suatu. (Q.s. Al-Baqarah: 29).
Dan di surat Hud justru lebih tegas:
Artinya: Dia (Allah) yang menciptakan
kalian dari bumi (tanah) dan menyuruh
kalian untuk memakmurkannya. Maka
minta ampunlah kamu kepada-Nya dan
bertobatlah kepada-Nya, sesungguhnya
Tuhanku sangat dekat lagi mengabulkan
doa. (Q.s. Hud: 61).
Memakmurkan bumi artinya meng-
eksplorasi potensi bumi dan akhirnya
mengeksploitasinya. Dengan demikian,
berarti bekerja mencari rezeki itu hukum-
nya wajib. Artinya, siapa yang berdiam diri,
hanya menggantungkan takdir dan belas
kasih orang lain, hukumnya haram. Atau
dengan kata lain “rela hidup dengan kemis-
kinan itu haram”. Karena bahaya yang di-
akibatkan oleh kemiskinan itu kompleks,
meliputi berbagai aspek dan sektor:
a. Di sektor agama, bahwa kemiskinan
bisa membawa pada kekufuran, bah-
kan bisa menghambat Jihad fi sabilil-
lah dan Dakwah Islamiyah, yang nota-
bene memerlukan dana besar.
b. Di sektor harga diri, bahwa kemiskinan
bisa membuat seseorang kehilangan
harga diri. Karena kemiskinan, mem-
buat orang tidak malu meminta-minta.
Dan itu jelas menghancurkan harga
diri.
c. Di sektor keilmuan, bahwa kemiskinan
bisa membuat otak tidak berfungsi. Ka-
rena kalau perut lapar sangat meme-
ngaruhi pikiran.
d. Di sektor rumah tangga, bahwa kemis-
kinan bisa membuat rumah tangga be-
rantakan dan broken. Al-Qur’an men-
ceritakan, bahwa di zaman Jahiliyah
banyak orang tua yang tega membu-
nuh anak-anaknya lantaran tidak bisa
menghidupinya dengan layak.
e. Dalam negara, bahwa kemiskinan bisa
membuat negara kacau, di sana sini
banyak gejolak, timbul berbagai penya-
kit karena pemukiman yang kumuh,
obat-obatan tidak tersedia dsb.
Mengentas Kemiskinan
Nabi Muhammad saw yang diutus Al-
lah ke tengah-tengah umat manusia ini, sa-
lah satu tugasnya adalah mengentas ke-
miskinan. Selanjutnya dilakukanlah
kebijakan-kebijakan yang antara lain
sebagai berikut:
1. Seruan bekerja bagi yang ada kemam-
puan dan diharamkan memakan
barang sedekah. Dalam hal ini beliau
bersabda:
Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan,
katanya: Rasulullah saw bersabda: Ba-
rang sedekah tidak halal bagi orang kaya
dan bagi orang yang masih kuat bekerja.
(H.R. Lima Imam).
Artinya: Abdullah bin Adi bin Khiyar
menceritakan, bahwa ada dua orang
menghadap Nabi saw dalam haji wada’
yang ketika itu beliau sedang membagi-
bagi sedekah, lalu dua orang tersebut me-
mintanya. Kata mereka: Lalu Nabi saw
melihat-lihat badan kami dari atas sampai
bawah, maka beliau mengetahui kami
masih tampan dan tegap. Maka sabda-
nya: Jika kalian mau akan kami beri, te-
tapi (perlu diketahui) bahwa tidak ada
bagian barang sedikit pun dari sedekah
itu untuk orang kaya dan orang yang ma-
sih kuat lagi bisa bekerja. (H.R. Ahmad,
Abu Daud, dan Nasai).
2. Seruan kerja ini tidak harus di tempat
sendiri, bahkan bila perlu merantau ke
daerah lain, misalnya ke luar negri.
Katanya:
Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan,
bahwa Nabi sSaw bersabda: Merantaulah
kalian (mencari rizki) maka, kamu akan
sehat, dan beperanglah kamu, maka kamu
akan diberi kecukupan (H.R. Ahmad).
3. Pemberian modal oleh orang kaya,
dengan sistem bagi hasil (mudhara-
bah), atau mengerjakan tanah milik
orang lain dengan sistem bagi hasil,
sekaligus melarang para tuan tanah
membiarkan tanahnya tidak berpr-
oduksi. Diriwayatkan:
Artinya: Dari Jabir bin Abdullah menya-
takan: Banyak orang dikalangan kami
yang mempunyai kelebihan tanah, yang
mereka sewakan kepada orang lain de-
ngan bagi hasil per sepertiga dan per se-
perempat. Lalu Nabi saw bersabda: Ba-
rangsiapa yang mempunyai kelebihan
tanah maka hendaklah ditanami, atau me-
nyerahkan kepada saudaranya untuk me-
nanaminya. Jika dia menolak maka tahan-
lah dia. (H.R. Ibnu Majah).
Dalam riwayat lain dikatakan:
Artinya: Rafi’ bin Usaid bin Zhuhair,
meriwayatkan dari ayahnya Usaid bin
Zhuhair, bahwa satu sa’at dia menemui
kaumnya Bani Harisah, seraya menga-
takan: Wahai Bani Harisah kalian mengha-
dapi bahaya. Mereka bertanya: Bahaya
apa? Jawab Usaid: Rasulullah saw mela-
rang kita menyewakan tanah. Lalu kami
bertanya: Bagaimana kalau kami sewa-
kan dengan sedikit biji-bijian (hasil bumi)?
Beliau menjawab: Tidak boleh. Kami ber-
tanya lagi: Bagaimana kalau kami sewa-
kan dengan buah tin? Beliau menjawab:
Tidak boleh. Kami bertanya lagi: Bagai-
mana kalau kami sewakan dalam bentuk
penyiraman di musim semi? Beliau tetap
menjawab: Tidak boleh, seraya bersabda:
Tanamilah sendiri atau berikanlah kepada
saudaramu. (H.R. Nasai).
4. Menjadikan para pekerja/buruh seba-
gai mitra, sebagaimana diisyaratkan
oleh Al-Qur’an surat Zuhruf 32, yang
selanjutnya dijabarkan oleh Nabi saw
dengan memberi bantuan pekerja yang
kurang mampu. Katanya:
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010
HADITS
Artinya: Abu Dzar meriwayatkan dari
Nabi saw, beliau bersabda kepadaku: Ba-
rangsiapa yang oleh Allah diberi seorang
pembantu di bawah kekuasaannya, maka
berilah dia makan seperti apa yang dia
makan, dan berilah pakaian seperti apa
yang dia pakai dan janganlah dia diberi
pekerjaan di luar kemampuannya, dan jika
(terpaksa) memberi pekerjaan yang berat,
maka bantulah dia.. (H.R. Bukhari dan
Muslim).
5. Menjadikan hasil kerja sendiri itu
sebagai hasil yang terbaik. Katanya:
Artinya: Miqdam meriwayatkan dari
Nabi saw, beliau bersabda: Tidaklah se-
orang pun makan makanan yang terbaik,
selain makan dari hasil kerja tangannya
sendiri, dan sesungguhnya nabiyullah
Daud makan dari hasil kerja tangannya
sendiri. (H.R. Bukhari).
6. Membantu orang-orang yang me-
mang sudah tidak mampu usaha (Q.s.
Al-Maa’uun dll).
7. Berdoa agar tidak menjadi miskin:
Artinya: Sesungguhnya Nabi saw
biasa berdoa: “Ya Allah, sungguh aku mo-
hon perlindungan kepada-Mu dari kufur
dan menjadi miskin serta azab kubur”
Demikian sebagaimana diriwayatkan
oleh Imam Ahmad (19487) dari Abi Bakrah
ra. Doa ini, sebagaimana dituturkan rawi
dalam riwayat Abu Daud, sering beliau baca
di akhir shalat.l
21

KH AHMAD DAHLAN
DAN PERJUANGAN MELURUSKAN
ARAH KIBLAT (1)
ANGGOTA KOMISI FATWA MUI PUSAT / ANGGOTA DEWAN SYARIAH NASIONAL
1. KH Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan yang mempunyai
nama kecil Mohammad Darwis dan
keturunan penyebar Islam di Indonesia
generasi awal, Maulana Ibrahim (Musthafa
Kamal Pasha, 2009), adalah pendiri
Muhammadiyah, ormas Islam dengan
kekayaan yang luar biasa banyak. Beliau
berteman baik dengan KH Hasyim
Asy’ary, pendiri NU. Keduanya nyantri
bersama di pesantren Tremas Pacitan,
Jawa Timur dan nyantri di pesantren KH
Saleh Darat Semarang. Ketika berada di
Makkah, keduanya juga sama-sama
menimba ilmu kepada Syekh Ahmad
Khatib Minangkabawi, ulama terkenal dari
Sumatra Barat dan keturunan lansung
tokoh utama Paderi yang bemukim di
Makkah. KH Hasyim Asy’ary memuji KH
Ahmad Dahlan sebagai alim dan ahli dalam
agama.
Sepulang dari belajar di Makkah KH
Ahmad Dahlan menyebarkan ilmu agama
kepada masyarakat Yogyakarta. Di sam-
ping sebagai ulama Kraton Kesultanan
Yogyakarta, beliau juga seorang pedagang
keliling dari daerah ke daerah, sampai
masuk ke daerah-daerah di luar Yogya-
karta, seumpama Jawa Timur. Kebiasaan
ke luar daerah itu membuat kegiatan
dakwah beliau meluas tidak hanya di
Yogyakarta, melainkan tersebar ke
pelbagai daerah di Jawa.
Dalam dakwahnya beliau mendak-
wahkan Islam berkemurnian dan berke-
majuan. Islam yang mendorong pengikut-
nya untuk selalu maju, tanpa kehilangan
kemurnian akidah dan ibadahnya, Islam
yang ramah dan rahmah, yang mengede-
22 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
KI AGENG AF. WIBISONO
pankan keramahan dan mengabaikan
cara-cara kekerasan dalam berdakwah.
Beliau berkeyakinan bahwa Islam
adalah agama yang tidak bertentangan
dengan kemajuan dan ilmu pengetahuan.
Sebaliknya, Islam mendorong pengikutnya
untuk selalu maju dan tidak terbelakang.
Karena keyakinannya tentang Islam
berkemajuan itu, beliau tidak merasa
gamang untuk mengadopsi model
pendidikan yang diperkenalkan oleh
pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan
berbagai modifikasi dan disesuaikan
dengan semangat Islam berkemajuan,
ketika para ulama dan umat Islam masih
alergi dan menolak keras hal-hal yang
berbau Barat yang dibawa oleh Belanda.
Beliau mengajarkan ilmu pengetahuan
kepada para muridnya di samping tetap
mengajarkan ilmu agama kepada mereka
di suatu sekolah. Model sekolah yang
dirintis oleh beliau ini di kemudian hari
dijadikan sebagai model sekolah di
Indonesia hingga sekarang.
KHA Dahlan bersama Muhamma-
diyah yang didirikan pada tanggal 8 Dzu
al-Hijjah 1330 H, bertepatan dengan tanggal
18 Nopember 1912 M, menurut Kunto-
wijoyo, mendatangkan perubahan terutama
pada dua bidang; pemikiran Islam dan
kelembagaan. Dalam bidang pemikiran
Islam, KH Ahmad Dahlan memudahkan
pemahaman pemikiran Islam dari sumber
utamanya; Al-Qur’an dan Al-Sunnah serta
berupaya membersihkan Islam dari segala
unsur bid’ah, khurafat dan tahayul. Di bidang
kelembagaan, KH Ahmad Dahlan
memperkenalkan pengorganisasian dan
pelembagaan suatu aktivitas secara
permanen seumpama rumah sakit, kegiatan
dakwah secara umum dan Majelis Tarjih;
sebuah lembaga ijtihad kolektif yang
meghimpun ulama-ulama dan para ilmuan
dari berbagai disiplin ilmu untuk
bermusyawarah bersama, meneliti,
membanding dan memilih pendapat yang
dianggap lebih benar dan lebih dekat dengan
Al-Qur’an dan Al-Sunnah (Kuntowijoyo,
1410 H. Lihat Sahlan Rosyidi, 1984).
Pelembagaan kegiatan yang dilakukan
oleh KH Ahmad Dahlan dan Muhamma-
diyah, apalagi mempunyai cakupan
bertaraf nasional, tergolong baru di
jamannya. Waktu itu, semua kegiatan yang
dilakukan oleh umat Islam Indonesia
bersifat lokal dan tidak terlembagakan serta
cenderung terpusat pada figur tertentu.
Ketika figur itu mengalami uzur tetap karena
usia tua atau wafat, kegiatan yang telah
dirintisnya tidak jarang mengalami kemun-
duran dan kemandekan. Pasang surut
kegiatan umat Islam, dengan demikian,
tergantung pada keberadaan individu. Bila
penerusnya telah tersiapkan dengan baik,
maka aktivitas dakwah yang telah dirintis
itu akan mengalami peningkatan dan kema-
juan. Sebaliknya, bila generasi penerus
tidak tersiapkan, rintisan tersebut akan
teggelam bersama dengan tenggelamnya
sang figur pendiri.
2. Gerakan Pelurusan Arah Kiblat
KH Ahmad Dahlan berusaha keras
memurnikan akidah dan ibadah umat Islam
dari berbagai penyakit tahayul, bid’ah dan
churafat (TBC) dengan cara-cara persuasif
dan edukatif dengan mengedepankan
kerahmatan Islam dan mengabaikan cara-
Kurang berhasil
meyakinkan pihak kraton,
KH Ahmad Dahlan
kemudian merenovasi dan
memperluas langgar
peninggalan
ayahandanya. Langgar
berikut shaf didesain
menghadap ke arah kiblat
yang diyakini benar. Arah
kiblat yang berbeda
dengan masjid besar
kauman itu, mengundang
protes dari kepala
Penghulu Kraton. KH
Ahmad Dahlan bertahan
pada pendiriannya.
Akhirnya kepala pengulu
memerintahkan
membongkar langgar KH
Ahmad Dahlan.
cara kekerasan dalam berdakwah melalui
aktivitas kependidikan, kesehatan, panti
sosial dan ceramah dalam pengajian.
Dengan semangat memurnikan ibadah ini
dan dengan ilmu falak (astronomi) yang
sangat dikuasai, beliau menjadi orang
pertama di Indonesia, setalah Syekh
Arsyad al-Banjari yang berupaya melurus-
kan arah kiblat langgar, mushalla dan
masjid di Indonesia yang kala itu tidak
mengarah persis ke Kakbah Baitullah di
Makkah al-Mukarramah.
Sebagimana diketahui, Syekh Arsyad
al-Banjari melakukan pembetulan arah
kiblat masjid Jembatan Lima Betawi
(Jakarta) 4 Shafar 1186 H/7 Mei 1772 M.
Dengan berbekal ilmu falak tentang arah
kiblat yang dikuasai, beliau palingkan arah
kiblat masjid ke kanan sebanyak 25
derajat. Semula, arah kiblat masjid tersebut
terlalu miring ke kiri (Abu Daudi, tt).
Cara persuasif itu dipergunakan KH
Ahmad Dahlan ketika berupaya melurus-
kan arah kiblat Masjid Kesultanan
Yogyakarta. Berdasarkan Ilmu Hisab,
waktu itu arah kiblat masjid besar Kauman
tidak mengarah ke Kakbah, melainkan
mengarah ke Ethiopia (Bidran Hadi, 1993).
Dengan mengutip Solichin Salam, Alfian
(2010), menggambarkan gerakan pelu-
rusan arah kiblat dimulai dengan diskusi
intensif yang dilakukan KH Ahmad Dahlan
dengan para ulama, terutama dengan
kepala penghulu kraton. Kebiasaan ini
sesunguhnya merupakan ajaran KH
Ahmad Dahlan yang sering disampaikan
kepada murid-muridnya untuk selalu
bermusyawarah dan bertukar pikiran
dengan siapa pun terkait masalah-masalah
yang dihadapi (Hadjid, 2005).
Sebagaimana ditulis oleh Haedar Na-
shir (2010), KH Ahmad Dahlan memper-
kenalkan wacana pentingnya pelurusan ki-
blat pada tahun 1897. Hingga tahun 1898,
wacana tersebut terus digelindingkan dan
menjadi isu keagamaan yang banyak me-
nyita perhatian. Pro dan kontra mewarnai
dan mengiringi wacana tersebut. Setelah
mengalami berbagai musyawarah, tapi
tidak menghasilkan kesepakatan, KH Ah-
mad Dahlan tidak merasa kecewa. Seba-
liknya, KH Ahmad Dahlan merasa telah
menyampaikan apa yang diyakini benar,
meski pendapatnya belum sepenuhnya
dapat diterima. Yang juga membuat KH
Ahmad Dahlan bersyukur dan puas adalah
kenyataan bahwa, perdebatan dengan
para ulama yang tidak setuju dengannya
itu dapat berjalan dengan baik dan dilaku-
kan dengan sopan tanpa ada hujatan dan
merasa diri paling hebat.
Meski perhatian ulama tertuju pada isu
keagamaan kontroversial tersebut, hu-
bungan antarulama sesungguhnya relatif
harmonis. Ketegangan baru muncul keti-
ka ditemukan ada tiga garis kapur putih sete-
bal 15 cm di shaf depan pengimaman Mas-
jid Besar Kauman Yogyakarta yang meng-
isyaratkan baris menghadap kiblat yang
sebenarnya. Kepala Penghulu H Muham-
madi Khalil Kamaludiningrat sangat
menyayangkan peristiwa tersebut. Investigasi
pun dilakukan untuk mencari pelakunya. Hasil
investigasi menunjukkan ketidakterlibatan KH
Ahmad Dahlan. Pelaku yang sebenarnya
adalah tiga pemuda yang selama ini rajin
menguping perdebatan tentang arah kiblat dan
masih kerabat kepala penghulu kraton
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010
(Musthafa Kamal Pasha, 2009).
Kurang berhasil meyakinkan pihak
kraton, KH Ahmad Dahlan kemudian
merenovasi dan memperluas langgar
peninggalan ayahandanya. Langgar berikut
shaf didesain menghadap ke arah kiblat
yang diyakini benar. Arah kiblat yang
berbeda dengan masjid besar kauman itu,
mengundang protes dari kepala Penghulu
Kraton. KH Ahmad Dahlan bertahan pada
pendiriannya. Akhirnya kepala pengulu
memerintahkan membongkar langgar KH
Ahmad Dahlan. Sehabis dipergunakan
shalat tarawih, langgar beliau dibongkar
paksa oleh orang-orang suruhan kepala
penghulu.
Di atas puing reruntuhan langgar
tersebut, KH Ahmad Dahlan membangun
langgar baru yang bangunan fisiknya tidak
menghadap ke arah kakbah dan hanya
shafnya menghadap ke arah kiblat (Syuja’,
2009). Memilih hanya shafnya saja yang
menghadap ke arah kiblat dan bukan
bangunan fisik langgar, mencerminkan
kearifan beliau dalam menyampaikan al-
haq. Agaknya beliau memahami benar
bahwa, keterpaduan antara kearifan dan
kepandaian adalah sesuatu yang niscaya
dalam aktivitas dakwah. Hal ini sekaligus
juga merupakan komitmen beliau yang
kemudian menjadi salah satu karakter
Muhammadiyah dalam berdakwah,
mengedepankan kerahmatan Islam dan
mengabaikan cara-cara kekerasan.
Merasa gerah dengan aktivitas KH
Ahmad Dahlan, pihak kraton kemudian
memberikan beasiswa kepadanya untuk
berangkat ke Makkah kali kedua. KH
Ahmad Dahlan berangkat ke Makkah
tahun 1903. Di sana KH Ahmad Dahlan
yang telah bergelar Khatib Amin itu
memperdalam ilmunya dengan Mufti
Syafi’i di Makkah (untuk ilmu Hadits),
Syekh Saleh Bafadal, Syekh Said Yamani,
Syekh Said Bagusyel (untuk ilmu fiqih),
Kiai Asy’ari Bawean (untuk ilmu falak), dan
Syekh Ali Msri Makkah (untuk ilmu qiraat).
Khatib Amin juga belajar kepada ulama-
ulama Indonesia yang bermukim di
Makkah seumpama Syekh Ahmad Khatib
Minangkabawi, Kiai Nawawi Banten, Kiai
Mas Abdullah (Surabaya) dan Kiai Fakih
Maskumambang (Musthafa Kamal
Pasha, 2009).l BERSAMBUNG
23
KHAZANAH
PENULISAN AL-QUR’AN
PROF. DRS. SA’AD ABDUL WAHID
A
l-Qur’an adalah mu’jizat terbesar di
antara mu’jizat-mu’jizat yang
diberikan Allah kepada para Nabi-
Nya. Maka Dia selalu menjaganya dari
berbagai perubahan dan penukaran, baik
pada surat-suratnya maupun ayat-ayatnya,
bahkan pada huruf-hurufnya, sebagaimana
ditegaskan dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menu-
runkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-
Hijr [15]: 9).
Nabi Muhammad saw pun sangat
besar perhatiannya terhadap pemeliharaan
Al-Qur’an, sehingga setiap turun suatu ayat,
dari permulaan hingga penghabisan, Nabi
saw menyuruh para penulisnya agar
menulisnya dengan cermat.
1. Penulisan Al-Qur’an Pada Masa Nabi
saw
Pada masa Nabi saw, Al-Qur’an be-
lum dibukukan dalam satu mushaf, melain-
kan masih terpisah-pisah, ditulis di ber-
bagai kepingan pelepah kurma, batu, daun,
kayu dan lain-lain, karena pada waktu itu
belum ada alat tulis yang memadai.
Maka untuk menjaga kelestarian Al-
Qur’an, sebagian sahabat dengan tekun
menghafalkannya, dengan dibimbing oleh
Nabi secara langsung, dan mereka
terkenal sebagai huffaz atau qurra’.
Al-Qurtubiy menjelaskan, bahwa tujuh
puluh di antara mereka terbunuh dalam
peperangan melawan kaum musyrikin di
Bi’ru Ma’unah pada masa khilafah Abu
Bakar, dan tujuh puluh terbunuh pada masa
Nabi saw.
Yang terkenal di antara para hafidz,
yang disebutkan oleh al-Bukhariy, seba-
nyak tujuh orang yaitu:
a. Abd Allah ibn Mas’ud
b. Salim ibnu Ma’qil
24 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
c. Mu’az ibnu Jabal
d. Ubai ibnu Ka’b, dari golongan Ansar
e. Zaid ibnu Sabit, dari golongan Ansar
f. Abu Zaid ibnu Sakan, dari golongan
Ansar
g. Abu ad-Darda’
Tujuh orang itu, disebutkan secara
terpisah dalam tiga riwayat. (Subhi as-Salih,
1972: 66).
a. Riwayat dari Abd Allah ibn Amr ibn al-
’As, Nabi saw bersabda:
“Ambillah Al-Qur’an dari empat orang,
yaitu: ‘Abd Allah ibnu Mas’ud, Salim, Mu’az
dan Ubai ibnu Ka’b”. (Ditakhirijkan oleh al-
Bukhariy, Kitab Fadail Al-Qur’an: 146).
b. Riwayat dari Qatadah, dia berkata:
Saya bertanya kepada Anas bin Malik,
Siapa yang hafal Al-Qur’an pada masa
Rasul Allah? la menjawab: Empat orang
semuanya dari Ansar, yaitu: Ubai bin
Ka’b, Mu’az bin Jabal, Zaid bin Sabit
dan Abu Zaid. (al-Bukhariy, Kitab Fadail
Al-Qur’an: 147).
c. Riwayat dari Sabit al-Bannani dan
Samamah, dari Anas, dia berkata: se-
sudah Nabi wafat, tidak ada yang hafal
Al-Qur’an kecuali empat orang, yaitu
Abu a-Darda’, Mu’az bin Jabal, Zaid
bin Sabit dan Abi Zaid.
As-Siyutiy dalam kitabnya, al-Itqan,
menyebutkan nama-nama para hafiz pada
masa Rasul sebagai berikut:
1) Dari Muhajirin:
a) Empat khalifah (Abu Bakr, Umar,
Usman, dan Ally).
b) Talhah
c) Sa’ad
d) Ibnu Mas’ud
e) Huzaifah
f) Salim
g) Abu Hurairah
h) Abd Allah ibn Sa’ib
i) Allah ibn Abbas, Abd Allah ibn Arm
ibn As, Abd Allah ibn Umar dan
Abd Allah ibn Zubair)
j) Aisyah
k) Hafsah
l) Ummu Salmah
2) Dari Ansar
a) ‘Ubadah bin as-Samit
b) Mu’az
c) Majma’ bin Jariyah
d) Fadalah bin ‘Ubaid
e) Maslamah bin Makhlad
Dijelaskan pula bahwa sebagian dari
mereka menyempurnakan hafalannya
sesudah Nabi wafat. (as-Siyutiy, al-Itqan,
him. 74). Jumlah tersebut sebenarnya baru
sebagian dari para sahabat yang langsung
menerima Al-Qur’an dari Rasul saw. Sa-
habat-sahabat yang hafalannya tidak se-
penuhnya, tidak terhitung banyaknya. Me-
reka dengan tekun menghafalkan, mem-
pelajari dan memahaminya agar dapat
mengamalkan isi dan maksudnya dengan
sebaik-baiknya. Rasul Allah pun mendo-
rong mereka dengan cara memilih yang
terpandai di antara mereka agar mengajar
teman-temannya, dan jika ada seseorang
datang, beliau mengantarkannya kepada
salah seorang sahabat supaya meng-
ajarnya Al-Qur’an dengan baik. Dalam sua-
tu riwayat, ketika Rasul mengetahui para
sahabat membaca Al-Qur’an dengan sa-
ngat ramai di Masjid Nabawi, beliau meme-
rintahkan mereka mengecilkan suaranya
untuk menghindarkan mereka dari kesa-
lahan.
Di antara para sahabat yang diberi tu-
gas, melatih dan mengajarkan bacaan Al-
Qur’an ialah: Usman bin Affan, Aliy bin Abi
Talib, Ubai bin Ka’b, Zaid bin Sabit, ‘Abd
Allah ibn Mas’ud, Abu ad-Darda’ dan Abu
Musa al-Asy’ariy.
Untuk memperkuat pemeliharaan Al-
Qur’an dari kealpaan dan kesalahan, Rasul
Allah tidak hanya memerintahkan para
sahabat untuk menghafalkannya, melain-
kan beliau juga memerintahkan mereka
untuk menulisnya. Maka diangkatlah
beberapa penulis Al-Qur’an. Di antaranya
yang terkenal ialah: Khalifah yang empat,
Mu’awiyah, Zaid bin Sabit, Ubai bin Ka’b,
Khalid bin Walid dan Sabit bin Qais. (Subhiy
as-Salih, 1972: 69).
Rasul Allah menyuruh mereka menulis
semua ayat Al-Qur’an, pada alat tulis yang
mudah diperoleh pada waktu itu. Misalnya:
batu tulis yang tipis, pelepah kurma, tulang
unta atau kambing, kayu dan kulit, sebab
pada waktu itu belum ada kertas. Mereka
menyusun surat-surat dan ayat-ayatnya
sesuai dengan perintah Rasul. Maka para
ulama telah sepakat bahwa susunan surat-
surat dalam Al-Qur’an dan ayat-ayat dalam
setiap surat, serta letak Basmalah pada
permulaan setiap surat, adalah tauqifiy
(menurut petunjuk Rasul), bukan ijtihadiy,
oleh karena itulah susunan ayat-ayat tidak
boleh diubah.
Penetapan tersebut berdasarkan
Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dari.
Usman bin Abil-As, ia menjelaskan seba-
gai berikut; pada waktu aku berada di
hadapan Rasulullah saw datanglah sese-
orang menghadap beliau, kemudian
berkatalah beliau sebagai berikut:
“Jibril datang kepadaku, memerintah-
kan agar meletakkan ayat ini di tempat
ini, pada surat ini, yaitu ayat:
Dalam kita-kitab, banyak sekali Hadits-
Hadits yang menerangkan bahwa Rasul
mendiktekan Al-Qur’an kepada para
penulis wahyu, dan memberikan petunjuk
tentang susunan ayat-ayatnya. Dalam
shalat dan khutbah Jum’at pun Nabi saw
selalu membaca surat-surat dengan
susunan ayat-ayat dalam surat-surat Al-
Qur’an adalah tauqifiy. Para sahabat tidak
boleh menyusun ayat-ayat dengan
susunan yang berbeda dengan susunan
ayat-ayat yang telah ditunjukkan Nabi saw.
Adapun mengenai susunan surat-su-
rat dalam Al-Qur’an, terdapat dua pen-
dapat:
a. Sebagian besar mufassir berpendapat
bahwa susunan surat-surat adalah
tauqifiy.
b. Sebagian mufassir lainnya berpenda-
pat bahwa sebagian susunan surat-
surat adalah tauqifiy dan sebagian lagi
adalah ijtihadiy. Di antara ulama yang
berpendapat demikian ialah:
1) Al-Qadi Abu Muhammad ibnu Atiyyah,
ia berkata: sebagian besar dari surat-
surat Al-Qur’an telah diketahui
susunannya sejak masa Nabi saw,
yaitu tujuh surat yang panjang (Al-
Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-
Maidah, Al-An’am, Al-A’raf dan Yunus),
surat-surat Hawamim (surat-surat
yang dibuka dengan “Ha Mim”), dan
surat-surat mufassal (surat-surat yang
pendek-pendek).
2) Abu Ja’far ibnu Zubair berpendapat
bahwa kelompok surat-surat tauqifiy itu
lebih banyak dari kelompok surat-surat
ijtihadiy.
Dimaksudkan dengan tujuh surat yang
panjang (as-Sab’ at-Tuwal), menurut Sa’id
ibnu Jarir, ialah: Al-Baqarah, Ali ‘Imran, An-
Nisa’, Al-Maidah, Al-An’am, Al-A’raf dan
Yunus. Adapun yang dimaksudkan dengan
surat-surat yang pendek-pendek yang
dipisah-pisahkan dengan basmalah. (az-
Zarkasyiy, 1972: 246).
DR. Subhi as-Salih dalam bukunya,
al-Mabahis, menegaskan, pendapat yang
mengatakan bahwa sebagian surat-surat
itu susunannya tauqifiy, dan sebagian lagi
susunannya ijtihadiy, adalah berdasarkan
atas Hadits yang sumbernya tidak ada.
Maka pendapat yang kuat dan terpilih, ialah
bahwa susunan surat-surat sebagaimana
kita lihat dalam mushaf sekarang, adalah
tauqifiy, demikian pula susunan ayat-ayat
dalam tiap-tiap surat, dan tidak ada
lapangan ijtihad dalam masalah ini.
Al-Qur’an seluruhnya sudah ditulis
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010
KHAZANAH
pada masa Rasul, hanya saja belum
dikumpulkan dalam satu mushaf, karena
telah merasa cukup dengan hafalan para
sahabat. Para ulama tafsir berpendapat
bahwa penulisan Al-Qur’an pada masa
Rasul Allah dilakukan dengan sangat
cermat, sehingga dapat mencakup tujuh
macam lahjah, sebagaimana Al-Qur’an itu
diturunkan.
Semua wahyu yang ditulis itu disimpan
di rumah Rasul saw dan para penulis
wahyu menukilnya, masing-masing satu
naskah untuk disimpan secara pribadi,
sehingga terjalinlah antara naskah yang
disimpan Rasulullah saw dan naskah-
naskah yang disimpan oleh para penulis
wahyu, serta hafalan para sahabat yang
tidak pandai tulis baca.
Dengan demikian, terpeliharalah Al-
Qur’an itu, sesuai dengan firman Allah:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menu-
runkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Ka-
mi pulalah yang memeliharanya.” (Al-Hijr
[15]: 9).
Az-Zarkasyi dalam kitabnya, al-Burhan
mengatakan bahwa Al-Qur’an belum
dibukukan pada masa Rasul Allah supaya
tidak terjadi perubahan pada setiap saat.
Oleh karena itulah pembukuan Al-Qur’an
itu ditunda hingga sempurna turunnya, pada
saat menjelang wafatnya Rasulullah saw,
kemudian dibukukan pada masa Abu
Bakar, dan disempurnakan pada masa
Usman bin Affan.l
25

APA SESUDAH MUKTAMAR?
Tulisan ini dimuat di majalah Suara Muhammadiyah no. II, tahun 37,
Rabiulakhir 1385/Agustus 1965.
A
lhamdulillah, Muktamar Muhammadiyah ke-36 yang
dilangsungkan di Bandung dari tanggal 19-24 Juli 1965
telah berakhir dengan selamat. Yang ingin kami ke-
mukakan dalam tulisan ini ialah beberapa hal yang kami pandang
perlu untuk ditonjolkan sekitar Muktamar tersebut, yaitu: Muktamar
Muhammadiyah ke-36 di Bandung yang baru lalu merupakan
Muktamar Muhammadiyah yang terbesar. Besar dalam arti pa-
ling banyak pesertanya. Sejak utusan Muhammadiyah, Aisyi-
yah, Nasyiatul Aisyiyah sampai penggembira dan pasukan
drumbandnya, di samping anggota-anggota Panitia Muktamar,
keluarga Muhammadiyah yang bermuktamar dan menggem-
birakan Muktamar itu lebih dari 12.000 orang banyaknya.
Muhammadiyah benar-benar menjadi satu organisasi atau
gerakan massa umat Islam yang besar, yang tersebar dari
Sabang sampai ke Merauke. Ini dibuktikan utusan yang datang
betul-betul ada yang berasal dari Sabang dan betul-betul ada
yang berasal dari Merauke (Irian Barat). Segala golongan umat
Islam menjadi keluarga dan anggota Muhammadiyah. Sejak
Bung Karno, Kepala Negara kita sampai kepada kaum buruh
di pabrik-pabrik, nelayan dipantai-pantai laut dan petani di desa-
desa. Muhammadiyah telah menjadi organisasi massa Islam
Indonesia yang di dalamnya tidak hanya bergerak dan
berjuang golongan yang disebut Kiai dan Santri. Tetapi, juga
golongan yang disebut sarjana dan mahasiswa. Di dalam
Muhammadiyah, dengan dilandasi oleh iman dan tujuan yang
sama, mereka dapat bersatu. Persatuan itu harus tetap
dipelihara dan dipupuk, supaya merupakan potensi yang kuat
di dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Muhammadiyah.
Muhammadiyah mendapat penghargaan yang wajar dari
pembesar-pembesar negara. Uraian yang berharga, yang
dapat menjadi bahan bagi Muktamar, tidak hanya dari tokoh-
tokoh Pimpinan Muhammadiyah, tetapi juga dari beberapa
Menteri dan Menko, sampai kepada Kepala Negara sendiri.
Kesadaran bermuktamar di dalam arti bermusyawarah
untuk mufakat, nampak pula alamat-alamat yang baik dan
berkembang di dalam Muktamar. Yaitu untuk sesuatu yang
dipandang prinsipiil, peserta Muktamar bersedia membicara-
kan soal tersebut secara mendalam dan berulangkali. Kesa-
daran demikian, menurut hemat kami perlu dipupuk. Sebab
kita tidak ingin anggota Muhammadiyah menjadi anggota yang
26 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
pak turut saja, di samping itu juga harus dijaga jangan sampai
sebaliknya, anggota Muhammadiyah menjadi orang yang asal
bicara dan debat saja.
Keputusan-keputusan yang diambil dalam Muktamar
cukup penting, diperlukan untuk diperjuangkan dan dilak-
sanakan oleh Muhammadiyah. Keputusan itu meliputi banyak
soal. Mengenai soal organisasi, ibadat, dakwah, soal-soal
masyarakat dan negara umumnya, seperti: sosial, politik, eko-
nomi, kebudayaan, wanita, buruh, tani dan sebagainya.
Muktamar telah membicarakan dan memutuskan hal-hal
yang penting dan luas yang harus digarap oleh Muhamma-
diyah, bila Muhammadiyah ingin tetap menjadi organisasi atau
gerakan umat Islam Indonesia yang progresif dan revolusioner
bukan saja di zaman KHA Dahlan, tetapi juga di setiap masa
dan waktu, khususnya di masa gelora revolusi Indonesia.
Dengan keputusan yang bermacam-macam itu, kepada
warga Muhammadiyah umumnya oleh Muktamar diamanat-
kan tugas yang besar. Bukan saja kepada Pimpinan Pusat,
Pengurus Wilayah dan Daerah, tetapi juga kepada Pengurus
Cabang dan Ranting, bahkan kepada semua warga Muham-
madiyah. Yaitu amanat untuk mengisi dan melaksanakan
putusan-putusan itu secara maksimal.
Maka, apa sesudah Muktamar? Sesudah Muktamar kita
perlu meningkatkan kesadaran berorganisasi, memperdalam
jiwa iman dan tauhid, kesanggupan mengisi dan melaksanakan
keputusan-keputusan dan tugas-tugas organisasi. Sesudah
Muktamar kita harus menjadikan Muhammadiyah organisasi
yang betul-betul hidup dan bergerak, yang dinamis, sesuai
dengan dinamika, dialektika dan romantika revolusi.
Pemupukan tenaga-tenaga pelaksana yang militan,
berupa kader dan pimpinan yang tangkas, sesudah Muktamar
ini benar-benar harus dapat dilaksanakan. Tenaga-tenaga
demikian bukan saja diperlukan untuk jangka pendek, di waktu
yang dekat, tetapi juga untuk jangka panjang, untuk waktu
yang akan datang, kalau kita ingin Muhammadiyah punya
tenaga pemimpin yang bukan saja besar di kalangan
Muhammadiyah, tetapi juga besar di luar Muhammadiyah.
Punya nama dan pengaruh di kalangan masyarakat tetapi
juga di kalangan atas. Hingga Muhammadiyah betul-betul
berakar terhunjam di bawah, di samping itu berpucuk.l
DENYUT MUKTAMAR
Pembukaan Muktamar Yang
Melintasi Zaman
B
eberapa
minggu
menjelang
pembukaan
muktamar, banyak
warga Muhamma-
diyah yang kecewa
dengan kepastian
ketidakhadiran
Presiden SBY. Se-
bagaimana semua
tahu, saat pembu-
kaan Muktamar
satu abad Muham-
madiyah itu, SBY
harus menghadiri
KTT G-20 yang
dilanjutkan ke tanah
suci. Pembukaan Muktamar tidak mungkin diundur, tugas ke-
negeraan kepala negara juga tidak mungkin bisa ditinggalkan.
Benarkah ini kado pahit bagi Persyarikatan Muhammadiyah?
Ternyata tidak. Ketidakhadiran Presiden di arena pembukaan
Muktamar satu abad Muhammadiyah justeru menorehkan sejarah
baru bagi bagi Muhammadiyah bahkan seakan mengukuhkan
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang benar-benar
modern dan berkemajuan.
Walau dipisahkan oleh ruang dan waktu, Pembukaan
Muktamar satu abad Muhammadiyah tetap dapat menghadirkan
Presiden secara langsung. Walau jam di Stadion Mandhalakrida
Yogyakarta, tempat ratusan ribu peserta dan penggembira
Muktamar Muhammadiyah berkumpul menunjukan jam 10.00
dan penunjuk waktu di Madinah Al Munawaroh tempat Presiden
SBY dan rombongan jamaah umrohnya berada menunjukkan
jam 06.00, SBY dapat menyapa seluruh warga Muhammadiyah
di dunia.
Teknologi teleconference yang dihadirkan dalam pembukaan
Muktamar satu abad Muhammadiyah tanggal 3 Juli 2010 yang
lalu benar-benar dapat melipat jarak antara Yogyakarta Hadiningrat
dan Madinah Al-Munawaroh. Akhirnya, upacara pembukaan
Muktamar Muhammadiyah yang fenomenal sekaligus
monumental itu sukses dilaksanakan dengan gemilang.
Pembukaan Muktamar Muhammadiyah dapat terlaksana
sebagaimana tradisi yang selama masa kemerdekaan selalu
berlaku di Muhammadiyah, Muktamar tetap dapat dibuka oleh
Presiden RI secara langsung walau ada ribuan kilometer jarak
yang membatasi
keberadaan fisik
presiden dengan
tempat pembu-
kaan muktamar.
Pembukaan Muk-
tamar Satu Abad
Muhammadiyah
telah mencatat se-
jarah baru yang
gemilang yang
akan dikenang se-
lamanya oleh se-
luruh warga Mu-
hammadiyah di
seluruh generasi
yang akan datang.
Foto: DWI AGUS M
Acara pem-
bukaan Muktamar ini sendiri dihadiri oleh sekitar 900 ribu warga
Muhammadiyah yang menyesaki arena di sekitar stadion
Mandhalakrida. Daya tampung stadion yang terbatas memaksa
sebagian besar penggembira yang telah datang di arena stadion
berjubel di luar dan harus puas menyaksikan upacara pembukaan
dari layar lebar yang dipasang panitia. Sejak jam 05.00 pagi ratus-
an bus dan kendaraan yang mengangkut penggembira ke
Yogyakarta telah menyesaki jalan-jalan di Yogyakarta. Hampir
semua ruas jalan utama di Yogyakarta pada tanggal 3 juli 2010
yang lalu mengalami kemacetan parah selama sehari penuh.
Bahkan kendaraan yang mengangkut peserta muktamar dari
stadion Mandhalakrida ke Kampus UMY (tempat acara
persidangan) juga terjebak dalam kemacetan yang memaksa
agenda sidang hari itu ditunda.
Kekecewaan penggembira yang tidak dapat memasuki arena
stadion saat acara pembukaan dilaksanakan, ditebus panitia di
malam harinya. Di tempat yang sama, pada malam harinya panitia
menggelar acara tasyakuran satu abad Muhammadiyah yang
berupa pagelaran seni yang semuanya spektakuler. Tari kolosal
lintas budaya yang digarap seniman Didi Nini Thowok dan musik
Kiai Kanjengnya Emha Ainun Najib serta Orchestra Dwiki
Dharmawan benar-benar mempesonoa puluhan ribu penonton
yang hadir. Demikian juga dengan tari payung yang melibatkan
ribuan siswa dan guru TK ABA se-DIY juga sangat menghibur.
Acara tasyakuran itu kemudian ditutup dengan pagelaran tari
spektakuler yang menggunakan ribuan lampu led dan sinar laser
serta pesta kembang api yang membahana.l k’ies
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 27
 DENYUT MUKTAMAR
Perempuan
Kembali Gagal
Masuk Bursa PP
Muhammadiyah
Mengulang sejarah lima tahun yang
lalu. Pemilihan anggota PP
Muhammadiyah 2010-2015 dalam
Muktamar Muhammadiyah ke-46 ini
kembali tidak diikuti oleh satu orang
pun calon perempuan.
S
ecara hukum, keberadaan perempuan
dalam pencalonan anggota PP
Muhammadiyah dijamin oleh AD-ART.
Namun, sepuluh perempuan bakal calon yang
telah lolos seleksi panitia pemilihan itu
semuanya rontok di pemilihan tahap pertama.
Hasil pemungutan suara di sidang tanwir
yang mengerucutkan 124 nama bakal calon
menjadi 39 calon tetap itu mengeliminasi
semua nama calon perempuan yang ada.
Ketua PP Aisyiyah, Prof. DR. Siti
Chamamah Soeratno yang dalam muktamar
ke-45 di Malang tahun 2005 tercecer di urutan
ke-40 pada Muktamar ke-46 ini kembali
terlempar dari 39 calon tetap, Ketua PP
Aisyiyah ini kembali tercecer di urutan ke-
41. Nama perempaun yang lain tercecer di
urutan 66, 72, 73 81, 82, 90 dan yang lainnya
berada di luar urutan 100.
Sesaat setelah pemungutan suara untuk
penetapan calon tetap itu menunjukkan
hasilnya, seorang anggota tanwir dari PWM
Jawa Tengah menyatakan kalau perjuangan kaum
perempuan untuk bisa masuk ke jajaran anggota PP
Muhammadiyah memang masih sangat berat. Anggota
tanwir itu mengakui kalau PWM Jawa Tengah
mengusulkan (mencalonkan) dua anggota PP
Muhammadiyah dari unsur perempuan, namun keduanya
tercecer jauh dari tiga puluh sembilan.
28 4 - 19 SYAKBAN 1431
Namun begitu, menurut salah seorang Panitia
pemilihan, Kiageng Fatah Wibisono perolehan suara
perempuan dalam Muktamar kali ini setingkat mengalami
peningkatan prestasi dari muktamar ke-45.
“Secara urutan Ibu Chamamah memang menurun, di
Muktamar ke-45 beliau berada di urutan 40, dan saat ini
turun ke urutan 41. Namun, harus dilihat komposisi
pemilihnya juga, di mukmatar Malang ada keharusan satu
anggota tanwir perempuan dari setiap PWM. Di muktamar
kali ini ketentuan itu tidak ada, tetapi perolehannya hanya
turun sedikit. Kalau saja aturan keanggotaan tanwir masih
sama dengan periode yang lalu saya yakin hasilnya akan
lain,” tutur anggota Majelis Tarjih dan Tajdid yang pada
Muktamar kali ini terpilih menjadi salah satu anggota PP
Muhammadiyah.
Keterpentalan calon perempuan dari bursa pencalonan
anggota PP Muhammadiyah menimbulkan sedikit
kekecewaan berbagai pihak, salah satu pihak yang
kecewa pada hasil pemilihan itu adalah PP Pemuda
Muhammadiyah, DPP IMM, dan PP NA yang kemudian
menggelar jumpa pers. Pimpina Pusat Aisyiyah termasuk
yang merasa kecewa dengan hasil tanwir tersebut.
Aisyyah bahkan mebuat nota keberatan yang disampaikan
Foto: DWI AGUS M
kepada PP Muhammadiyah.
Untuk menjembatani ketidakadaan wakil perempuan
dalam PP Muhammadiyah, banyak pihak mengusulkan,
kalau tiga belas anggota PP Muhammadiyah terpilih itu
mengangkat anggota PP tambahan, seyogyanya sebagian
anggota PP tambahan itu diambil dari unsur perempuan.l
mjr8
Din Syamsuddin kembali Diamanahi
Pimpin Muhammadiyah
M
uktamar Muhammadiyah ke-46
yang berlangsung sejak tanggal
3-8 Juli 2010 di Yogyakarta
kembali menetapkan Prof. DR. H. Din
Syamsuddin, MA sebagai Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode
2010-2015 mendatang. Terpilihnya Din
Syamsuddin sebagai ketua umum yang
kedua kalinya ini dilakukan melalui 3 tahapan
pemilihan. Pertama melalui penjaringan 39
calon tetap anggota PP Muhammadiyah
dalam sidang tanwir. Kedua melalui
pemilihan 13 pengurus tetap Pimpinan
Pusat Muhammadiyah dalam sidang
Muktamar, ketiga melalui musyawarah
mufakat oleh 13 pimpinan pusat yang terpilih.
Din Syamsuddin dalam pemilihan 13
pengurus tetap Pimpinan Pusat Muham-
madiyah memperoleh suara terbanyak
dengan jumlah 1915. Dibawahnya disusul
oleh, Muhammad Muqoddas 1650 suara,
Malik Fajar 1562 suara, Dahlan Rais 1508
suara, Haedar Nashir 1482 suara, Yunahar
Ilyas 1431 suara, Abdul Mu’ti 1322 suara.
Agung Danarto, 1034 suara, Syafiq A.
Mughni 952 suara, Fatah Wibisono 942
suara, Goodwill Zubair 931 suara,
Bambang Sudibyo 887 suara, dan
Syukrianto AR 797 suara.
Guru besar Universitas Islam negeri
Syarif Hidayatullah ini sejak awal proses
muktamar telah digadang-gadang oleh
sebagian muktamirin untuk melanjutkan
amanah kedua memimpin ormas Islam
yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini.
Walaupun terdapat calon lainnya yang
memiliki potensi dan kesempatan untuk
memimpin Persyarikan Muhammadiyah,
namun tradisi Muhammadiyah yang
sangat menjunjung dan menghargai nilai-
nilai musyawarah dan mufakat, melim-
pahkan dan mempercayai calon perolehan
suara terbanyak dalam Muktamar Mu-
hammadiyah yang berlangsung di Univer-
sitas Muhammadiyah Yogyakarta ini untuk
ditetapkan sebagai Ketua Umum.
DENYUT MUKTAMAR
Setelah ditetapkan sebagai ketua
umum terpilih, Din Syamsuddin berjanji
akan lebih meningkatkan peran Muham-
madiyah sebagai ormas Islam terbesar di
Tanah Air. Walaupun telah banyak berbuat
selama lima tahun belakangan ini bersama
13 pimpinan pusat lainnya, namun hal itu
menurutnya belum cukup, sebab tidak
sedikit tantangan dan persoalan umat yang
silih berganti terjadi yang membutuhkan
perhatian dan aksi nyata Muhammadiyah.
Oleh karenanya menurut mantan Ketua
Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini,
ke depan peran Muhammadiyah dalam
mencari solusi bagi persoalan-persoalan
keumatan yang terjadi perlu ditingkatkan.
Dia juga mengatakan, bahwa Muhamma-
diyah sebagaimana tema Milad Muham-
madiyah 1 abad tidak akan pernah
mengenal kata lelah untuk mencerdaskan
dan memajukan kehidupan ummat. Sebab
demikianlah salah satu tujuan hadirnya
ormas Islam ini, yaitu mengimplemen-
tasikan konsep rahmatan lil’alamin untuk
kehidupan di muka bumi ini.
Terpilihnya Din Syamsuddin untuk kedua
kalinya ini juga mendapat respon dari Prof.
DR. Ahmad Syafii Maarif, menurut penasehat
Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini, Ketua
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010
Foto: DWI AGUS M
Umum terpilih dan jajaran pengurus pimpinan
pusat lainnya harus memfokuskan diri untuk
Muhammadiyah. “Muhammadiyah jangan
jadi batu loncatan, tetapi berikanlah perhatian
yang besar bagi Muhammadiyah”, ung-
kapnya di arena Muktamar Muhammadiyah
1 abad. Din Syamsuddin sendiri sebelum
acara pemilihan dimulai, juga mengatakan
akan lebih memfokuskan perhatian terhadap
Muhammadiyah, sebab suami dari Fera
Binarata ini telah meminimalisir berbagai
aktivitas dan kesibukannya di luar Muham-
madiyah.
Sebagai ketua umum terpilih, Din
Syamsuddin akan dibantu oleh Sekretaris
Umum terpilih, yaitu DR. Agung Danarta
serta 11 pengurus pimpinan pusat terpilih
lainnya. Semoga dengan adanya tam-
bahan wajah-wajah baru dalam kepe-
ngurusan Muhammadiyah periode 2010-
2015 ini, hasil-hasil muktamar Muham-
madiyah Satu Abad yang telah dibahas dan
ditetapkan melalui sidang pleno Muktamar,
dapat diimplementasikan dan dijalankan
dengan sempurna. Selamat menjalankan
amanah Persyarikatan, semoga abad ke-
dua ini, Muhammadiyah semakin kokoh
untuk mewujudkan peradaban utama.l d
29
 DENYUT MUKTAMAR
SEMARAK MUKTAMAR
MUHAMMADIYAH 1 ABAD
K
emeriahan dan kesemarakan Muktamar Muhammadiyah
Satu Abad ini, dapat dirasakan sejak satu minggu pra
muktamar Muhammadiyah hingga berlangsung kegiatan
muktamar Muhammadiyah Satu Abad. Di antara kemeriahan ini
ditandai dengan berbagai tampilan kegiatan-kegiatan hiburan yang
dihadirkan oleh panitia pelaksana. Yaitu:
Sepeda Gembira
Kegiatan sepeda gembira pra muktamar Muhammadiyah ini
dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2010. Kegiatan ini diikuti oleh
7000 peserta sepeda gembira yang datang dari berbagai daerah
di Yogyakarta dan sekitarnya. Peserta sepeda gembira ini bukan
saja diikuti oleh warga Muhammadiyah, namun juga diikuti oleh
masyarakat umum. Event pra muktamar Muhammadiyah ini
langsung dipimpin oleh ketua umum PP Muhammadiyah Din
Syamsuddin dan ketua panitia penerima yang juga wali kota
Yogyakarta, Herry Zudianto. Rute pelaksanaan sepeda gembira
ini dimulai dari kantor PP. Muhammadiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan
menuju gedung Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan finish
di alun-alun utara Kraton Yogyakarta.
Pawai Ta’aruf
Menyambut event Muktamar Muhammadiyah Satu Abad,
panitia pelaksana bagian seksi syiar menampilkan pawai ta’aruf
yang diikuti oleh ratusan ribu peserta dengan menampilkan
beragam potensi di sepanjang jalan jalur pawai taaruf.
Pawai yang dimulai dari lapangan Kridosono menuju jalan
Malioboro dan berakhir di gedung PP Muhammadiyah Jl. KH.
Ahmad Dahlan ini sempat menghentikan lalu lintas yang lewat
sejak pukul 13.00 hingga pukul 17.00 Wib. Tidak sedikit potensi
dan kreativitas yang ditampilkan oleh warga Muhammadiyah dan
masyarakat umum lainnya dalam event akbar tersebut. Salah
30 4 - 19 SYAKBAN 1431
DENYUT MUKTAMAR
Slamet, Ketua PP IPM Terpilih
satunya adalah penampilan marching band para pelajar
Muhammadiyah.
Pawai ta’aruf ini bukan saja diikuti oleh warga Muhammadiyah
di Yogyakarta semata, melainkan juga diikuti oleh warga
Muhammadiyah di luar Yogyakarta, seperti Muhammadiyah Jawa
Timur, Muhammadiyah Jawa Barat, Muhammadiyah Jawa
Tengah, Muhammadiyah Bali, dan lain sebagainya. Begitu meriah
dan hebatnya penampilan pawai ta’aruf warga Muhammadiyah
ini, menyedot perhatian publik yang luar biasa. Toko-toko sepanjang
jalan yang dilalui oleh pawai ta’aruf sempat menghentikan
aktivitasnya, begitu pula kendaraan umum, tukang becak,
pedagang kali dan para wisatawan yang hadir di Yogyakarta,
semua menikmati keindahan kreativitas syiar Muhammadiyah
jelang Muktamar Muhammadiyah yang dilaksanakan pada
tanggal 1 Juli 2010 tersebut.
A
khirnya peserta Muktamar IPM ke-17 memilih Slamet
Nur Achmad Effendy (21 th) sebagai Ketua Umum PP
IPM periode 2010-2012. Ia yang kini masih berstatus
mahasiswa di Fisipol Universitas Indonesia Jakarta bertekad
memajukan IPM di abad kedua perjalanan sejarah ‘kapal besar’
Persyarikatan Muhammadiyah.
Slamet Nur Achmad Effendy menyisihkan pesaingnya yang
lain, Abdul Rahmad Syah Putra Batubara dan Faliq Mubaraq.
Sedangkan Tim Formatur terpilih adalah Infa Winadaya (429),
Dzul Fikar AT (345), Nasrullah (284), AR Syah Putra Batubara
(266), Sedek Rahman B (229), Danis Eka R (224), Dede Dwi K
(210), dan Agus Suroyo (175). Formatur inilah yang akan
membentuk kepemimpinan PP IPM periode 2010-2013.
Foto: ISNGADI MARWAH
“Ke depan, langkah yang harus saya lakukan semakin
Malam Ta’aruf dan Tasyakuran
memperkuat eksistensi IPM,” kata Slamet Nur memprogres masa
Semarak muktamar Muhammadiyah juga dirasakan pada
depan kepemimpinannya. Langkah itu dapat menjadi nyata, kilah
malam setelah pembukaan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah
pelanjut kepemimpinan dari Deni WK ini, jika internalisasi
di stadion Mandhalakrida Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 2010.
pendidikan di sekolah-sekolah yang berbasis gerakan harus
Pada malam ini panitia pelaksana menghadirkan berbagai
sering dilakukan.
tampilan, di antaranya Tari Kolosal TK ABA se-DIY, Taufiq Ismail,
Kepastian yang harus dilakukan, tunjuk Slamet, adalah
Kyai Kanjeng, Heidi Yunus, Ita Purnamasari, Dwiki Darmawan,
melakukan konsilidasi pada penguatan gagasaan-gagasan untuk
Tarian Kolosal lintas Nusantara, dan pentas kembang api green
disatukan. Selanjutnya melakukan konsilidasi organisasi dan
peony with red and tail & Sky tracer light technology. Acara ini
revitalisasi yang berbasis pada gerakan. Dan yang terakhir adalah
diikuti oleh ribuan peserta dan penggembira muktamar serta
aplikasi misi gerakan IPM dapat dijamin menyentuh pada jaringan
masyarakat umum lainnya di Yogyakarta.
di tingkat cabang dan ranting membentuk menjadi ikatan yang
Event malam ta’aruf dan tasyakuran ini juga dihadiri oleh
semakin kuat.
seluruh jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah berbagai
Slamet Nur Achmad yang mengawali pengabdian karirnya
penampilan yang begitu memukau ditampilkan, event ini ditutup
sebagai Sekretaris Bidang KDI PP IPM 2008-2009 tidak sendirian,
dengan pesta kembang api yang menerangi malamnya langit
pencalonannya yang didukung oleh 12 PW IPM tentu akan
Yogyakarta kala itu. Tampak bahwa Muhammadiyah memasuki
bersama-sama dengan 8 kader pimpinan lain yang dipercaya untuk
abad kedua mampu memandatkan teknologi.l
‘mengusung’ IPM menjadi organisasi pelajar Muhammadiyah yang
kuat. Bahwa membedah tema besar gerakan
melintasi zaman abad kedua, sangat memerlukan
substansi yang menjamin keberlangsungannya itu
tetap ada.
Slamet merespon dan sangat mengapresiasi
apa yang dikatakan oleh Haedar Nashir ‘seniornya,’
bahwa isu gerakan moral yang sempat
mengkhawtirkan eksistensi ke dalam, akan menjadi
komitmen eranya memimpin. “Moral intelektual
IPM akan menjadi benteng utama,” jamin Slamet
yang memiliki pengalaman di Dewan Eksekutif
Commited for ASEAN Youth Commission. IPM
akan bekerja keras, agar pelajar dapat diproteksi
dari budaya ‘populer’ yang semakin menggerus
budaya akhlak mulia dan norma susila.
Persoalan-persoalan IPM selama ini yang
belum sempat teratasi, akan menjadi prioritas
konsilidasi ke dalam. IPM yang belum mampu
melihat feature pelajar ke depan juga akan menjadi
perhatian, karena tidak mudah untuk menemukan kemampuan-
kemampuan itu hanya dalam waktu singkat.
Dalam koridor besar, pendapat Slamet respek pada kelebihan
kader yang berdampak pada sempitnya kuota kader yang duduk
di jajaran pimpinan IPM. “IPM sangat kelebihan kadernya,
sehingga sangat sulit untuk menemukan pola manajemen
pendistribusian yang efisien,” papar Slamet. Mendatang dipandang
perlu IPM menjalin kerja sama dengan jajaran guru dan wali
kelas, untuk mengatur bagaimana pendistribusian kader ini dengan
sistem kelas. Dari sisi akademisi, kader IPM sudah sangat
berkualitas aktivitasnya. Sehingga ke depanya tinggal
mengintegrasikan dengan upaya dan langkah-langkah yang
hendak dilakukan oleh IPM.
Rekomendasi Muktamar IPM
Muktamar IPM ke-17 menghasilkan beberapa rekomendasi,
beberapa di antaranya adalah yang ditujukan kepada Pemerintah
RI, adalah (1) Menghapus Ujian Nasional (UN) serta memper-
juangkan persamaan kesempatan dalam dunia pendidikan (Equal
Access, Difabel). Menghimbau kepada pemerintah untuk menindak
aparat-aparatnya dari praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN), (2) menghimbau Pemerintah khususnya Komisi Men-
konimfo dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk memberikan
regulasi yang tegas tentang media di Indonesia (3) menghimbau
kepada Pemerintah untuk berperan aktif dalam isu global warning
(4) mendesak pemerintah untuk meningkatkan sarana dan pra-
sarana pendidikan di Indonesia. (5) Meratifikasi Konvensi International
tentang pengendalian tembakau dan (6) mendorong kepada pe-
merintah untuk segera meratifikasi Konvenan Internasional tentang
Buruh Migran dan Difabel. Serta berperan lebih aktif lagi dalam
melakukan pencegahan bencana alam.l amru
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 35
 DENYUT MUKTAMAR
Siti Noordjannah Djohantini Pimpin Aisyiyah
Aisyiyah Sukses Regenerasi
Aisyiyah menunjukkan profesionalismenya dalam muktamar kali ini. Tidak seperti muktamar Muhammadiyah
yang berpusat di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Muktamar Aisyiyah yang
digelar di Kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil melakukan regenerasi kepemimpinan.
S
ebelumnya, dari 40 bakal calon formatur telah
terpilih 5 formatur. Kelima formatur terpilih
berdasarkan nomor urut perolehan suara terbanyak
adalah sebagai berikut: Dra. Hj. Siti Noordjannah
Djohantini (1291 suara), Prof. Dr. Siti Chamamah
Soeratno (1094 suara), Prof. Dr. Hj. Masyithoh (916
suara), Dra. Hj. Dyah Siti Nur’aini (828 suara), dan Dra.
Hj Shoimah (557 suara).
Jumlah surat suara sebanyak 1.564 tersebar dalam 6
tempat pemungutan suara (TPS). Dari total jumlah surat
suara sebanyak 18 suara dinyatakan tidak sah, sehingga
total suara yang sah sebanyak 1.546 suara. Dalam
muktamar ke-46 ini, baik muktamar Muhammadiyah
maupun Aisyiyah, banyak dilengkapi dengan fasilitas high
technology, seperti mesin penghitung suara yang hanya
butuh waktu sekitar dua jam untuk menyelesaikan proses
penghitungan hasil suara.
Dari 5 formatur terpilih masih tampak nama Prof.
DR. Siti Chamamah Soeratno, formatur incumbent yang
sudah menjabat sebagai ketua umum Pimpinan Pusat
Aisyiyah selama dua periode. Dalam press conference
jelang pemilihan dan penetapan ketua umum dan
sekretaris umum pimpinan pusat periode 2010-2015,
Prof. DR. Siti Chamamah Soeratno menjelaskan bahwa
dirinya maju kembali sebagai formatur memang
menyalahi kaidah organisasi. Tetapi dia tidak dapat
mengelak dari tuntutan para pendukung yang
36 4 - 19 SYAKBAN 1431
DENYUT MUKTAMAR
menghendaki dirinya untuk tetap aktif di Aisyiyah.
“Dulu, Bu Aminah Dahlan pernah bilang kepada saya,
jadi aktivis Aisyiyah tidak kenal pensiun. Pensiunnya kalau
sudah dikuncungi (wafat—red)” demikian katanya.
Satu pernyataan Prof. DR. Siti Chamamah Soeratno
yang menjadi indikasi suksesi dalam kepemimpinan di
Aisyiyah, “Aisyiyah organisasi perempuan Islam yang
profesional. Salah satu ciri dari organisasi yang profesional
Komposisi Ideal
adalah adanya regenerasi kepemimpinan orang tua kepada
kaum muda.” Walaupun demikian, dia
Anggota PP Muhammadiyah
sempat menegaskan, “Formatur yang Foto: DWI AGUS M
mendapat suara terbanyak belum tentu
M
menjadi ketua umum, karena Aisyiyah bukan uktamar telah memilih 13 anggota PP Muhammadiyah yang sekarang ada, satu-satunya kekurangan itu adalah tidak
partai politik.” dari 39 calon tetap yang telah diseleksi oleh anggota tanwir. adanya unsur perempuan. Namun begitu, di antara nama-nama
Selanjutnya, kelima formatur terpilih Anggota PP Muhammadiyah yang terpilih itu adalah Din itu ada dua nama yang ahli dalam isu-isu tentang perempuan.
menetapkan 8 nama yang akan menduduki Syamsuddin, Muhammad Muqoddas, A. Malik Fadjar, A. Dahlan DR. Yunahar Ilyas pernah melakukan penelitian tentang feminisme
posisi 13 pimpinan dalam struktur Pimpinan Rais, Haedar Nahir Yunahar Ilyas, Abdul Mu’ti, Agung Danarta, dalam kitab-kitab tafsir yang kemudian dijadikan tesis Master
Pusat Aisyiyah 2010-2015. Sidang Pleno XI Syafiq Mughni, A Fatah Wibisono, Goodwil Zubeir, Bambang Agama di IAIN Sunan Kalijaga). Sedangkan disertasi doktor Agung
(7 Juni) dengan agenda penetapan pimpinan Sudibyo, dan Syukriyanto AR. Danarta di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta adalah tentang
berhasil memutuskan bahwa ketua umum Ada delapan nama lama dan lima nama baru dalam komposisi perempuan dalam periwayatan Hadits.l mjr8
Pimpinan Pusat Aisyiyah 2010-2015: Dra. itu. Delapan nama lama adalah Din Syamsuddin, Muhammad
Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.Si. Muqoddas, A. Malik Fadjar, A. Dahlan Rais, Haedar Nashir,
Yunahar Ilyas, Goodwil Zubeir, dan Bambang Sudibyo Sedangkan NAMA SUARA USIA
Selaku sekretaris umum ditetapkan Dra. Hj.
Diah Siti Nuraini. lima nama baru adalah Abdul Mu’ti (Ketua PP Pemuda Din Syamsuddin 1915 52
Foto: DIDIK SUJARWO
Ibu-ibu yang kami hormati, para Muhammadiyah 2002-2006, Sekretaris Dikdasmen PP
Muhammadiyah 2005-2010), Agung Danarta (Ketua PWM DIY M. Muqoddas 1650 62
anggota Muktamar Aisyiyah Ke 46, tiba saatnya kami
panitia pemilihan akan menyampaikan hasil rapat anggota 2006-2011), Syafiq Mughni (Ketua PWM Jawa Timur 2006-2011), A. Malik Fadjar 1562 71
formatur terpilih PPA 2010-2015, dalam hal ini akan kita A. Fatah Wibisono (anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP
Muhammadiyah 2005-2010), dan Syukriyanto AR (Ketua Majelis A. Dahlan Rais 1508 59
tetapkan dan sahkan, 13 nama anggota PPA 2010-2015.
Hasil sidang Tim Formatur telah menetapkan 13 nama: Tabligh dan Dakwah khusus PP Muhammadiyah 2005-2010). Haedar Nashir 1482 47
Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, Prof. Dr. Siti Melihat komposisi yang ada, warga Muhammadiyah boleh
Chamamah Soeratno, Prof. Dr. Hj. Masyithoh, Dra. Hj. merasa optimis, di awal abad keduanya ini Muhammadiyah akan Yunahar Ilyas 1431 54
Dyah Siti Nur’aini, Dra. Hj Shoimah, Dra. Hj. Siti Aisyah, dapat melangkah lebih mantap. Seluruh unsur keahlian yang Abdul Mu’ti 1322 42
M.Ag, Dra. Hj Nurni Akma, Dra. Trias Setyawati, M.Si, diperlukan Muhammadiyah, semuanya ada di komposisi PP
Prof. DR. Siti Muslimah Widyastuti, dr. Hj. Atikah M. Zaki, Muhammadiyah yang terpilih di muktamar ini. Ada ahli ilmu tafsir, Agung Danarta 1034 42
M.Ars, Rahimi Zamzam, M.Pd, Hj. Siti Hadliroh Ahmad, ahli ilmu Hadits, sosiolog, juru dakwah, organisatoris, ahli Syafiq A Mughni 952 56
S.Pd, dan Hj. Susilahati, M.Si. keuangan.
Dengan demikian, Muktamar Aisyiyah kali ini memang Komposisi anggota PP Muhammadiyah yang baru ini juga A Fatah Wibisono 942 52
berhasil melakukan proses regenerasi kepemimpinan dari cukup mewakili unsur tua dan muda. Kalau dibaca dari biodata
Goodwil Zubeir 931 48
kaum tua kepada kaum muda. Ini berbeda jauh dengan dan rekam jejaknya, Abdul Mu’ti, Agung Danarto, Syafiq Mughni,
Muktamar Muhammadiyah yang masih memilih dan Haedar Nashir, serta Abdul Fatah Wibisono adalah figur-figur muda Bambang Sudibyo 887 58
menetapkan wajah-wajah lama sebagai pucuk pimpinan.l multi talenta dan bersemangat tinggi.
Syukriyanto AR 797 64
rif Kalau ada yang kurang dari 13 anggota PP Muhammadiyah
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 37
 DENYUT MUKTAMAR
PAGELARAN SENI ISLAMI YANG SUKSES
Pada saat di Lapangan Mandhalakrida
ber langsung pagelaran malam tasy
berlangsung ak
tasyakuran
akuran
berupa pentas seni kolosal, di Alun-alun
Utara sebelah timur laut dipasang layar lebar
untuk nonton bareng acara itu. Di sudut
tenggara Alun-alun Utara, panitia memasang
panggung seluas 24 meter X 16 Meter
setinggi 7 meter untuk mengawali Pagelaran
Seni Islami Muktamar 1 Abad Muhammadiyah
di YYogy
ogyak
ogyak ar
akar ta.
arta.
P
agelaran Seni Islami yang dilaksanakan pada 3-8 Juli
2010 ini bertujuan untuk memberikan tontonan yang bermutu
dan berkualitas mengingat masyarakat terlalu sering
disuguhi tontonan-tontonan yang vulgar dan kurang mendidik.
Pada malam pertama tersebut menampilkan Gambus Jawa yang
dipimpin oleh Ki Slamet Gundono dari Tegal , puisi dan syair yang
dibawakan oleh Evi Idawati, Hamdy Salad, D Zawawi Imron , dan
Mbah Agus.
Penampilan yang dimulai pukul 21.30 menarik perhatian
penonton. Sebab apa yang ditampilkan Ki Slamet Gondono yang
tambun dan diiringi musik gamelan berisi pesan-pesan mulia
yang dikemas dengan segar. Gaya dia melantunkan tembang
dan banyolannya membuat penonton tertawa. “Kami berterima
kasih kepada Muhammadiyah yang telah mengundang kami.
Sebagai penggembira kami mengajak penonton sekalian juga
untuk gembira.
Endra Widyo selaku Seksi Syiar berharap dari tontonan ini
bisa diapresiasikan sebagai satu tuntunan. Karena semua puisi
atau syair yang dibawakan oleh para penyair dan penggurit malam
38 4 - 19 SYAKBAN 1431
itu sangat sarat makna. Membangkitkan kesadaran akan perlunya
memfungsikan agama sebagai pemecah masalah sosial dan
lingkungan di tengah masyarakat.
Gambus Jawa Ki Slamet Gundono dibawakan secara hangat
diiringi musik gamelan dan iringan biola sarat akan pesan-pesan
moral bagi masyarakat yang saat ini tiap harinya seakan makin
lupa akan dirinya. Dengan syair dan tembang yang mudah dicerna
juga tidak tertinggal guyonannya yang kocak. “Acaranya menarik
sekali. Walaupun agak kurang mengerti apa yang disampaikan
karena tadi bahasanya Jawa, tapi cukup bisa saya cerna maksud
dan pesan didalamnya,” menurut seorang penggembira dari luar
Jawa yang datang menyaksikan pagelaran.
Penampilan D Zawawi Imron, kiai dari Madura yang
membawakan syair berintikan kecintaan kepada Tanah Air,
menyadarkan kita untuk saling menjaga dan mengasihi sesama,
serta ajakan untuk memelihara lingkungan. Acara ini akan dilanjutkan
dengan kegiatan pentas seni pada malam-malam sesudahnya.
Pada tanggal 4 Juli tampil Serambi Bagelen yang dipimpin
oleh Ketua PDM Purworejo, tanggal 5 pentas musik Debu dari
Amerika Serikat dan gejok lesung. Pada tanggal 6 Juli tampil Kiai
Kanjeng bersama Emha Ainun Nadjib yang menampilkan pentas
musik dan dialog interaktif untuk memaknakan muktamar
Muhammadiyah bagi orang awam. Pada hari berikutnya tampil
wayang Islami dengan lakon Raden Paku oleh Ki Junaedi dari ISI.
Kegiatan ini ditutup pada 8 Juli dengan menampilkan pentas musik
dari komunitas Muhammadiyah di Yogyakarta. Penonton yang
setiap malam berjubel di depan panggung puas dengan sajian pentas
seni ini. “Saya terpaksa menunda kepulangan saya ke Jakarta
karena ingin nonton pertunjukan ini,” kata seorang penggembira
dari Jakarta.
“Saya juga gembira karena ternyata Muhammadiyah bisa
menampilkan kesenian yang enak dan pantas ditonton,” tambah
penggembira lain dari Bandung.•(Bahan: diah, siti, tof. Foto: tof)
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 39
BINA AKIDAH
Pernahkah Anda Merenungkan Rahasia
Di Balik Proses Kelahiran Anda?
S
angat mungkin di antara kita baru
merasa terhenyak setelah
mendengar pertanyaan seperti
dalam judul tulisan di atas. Orang baru
berpikir ulang setelah mendengar pertanya-
an tersebut. Mengapa hal semacam itu
terjadi? Sebab, rata-rata kita ini mungkin
kurang peka mendalami pertanyaan-
pertanyaan tentang realitas hidup ini, terutama
hal-hal yang tergolong pertanyaan yang
bersifat “dalam”. Tekanan hidup yang
cenderung menuntut sikap pragmatis ini
yang menyebabkan menurunnya kepekaan
dalam merenungkan hal-hal yang bersifat
“dalam” (mendasar, hakiki) tersebut.
Sesungguhnya kalau kita mau me-
nyempatkan sedikit, apalagi banyak-ba-
nyak, melakukan renungan di balik proses
kelahiran kita di alam dunia yang fana ini,
tentu kita akan menemukan betapa besar
tanda-tanda kekuasaan Allah SwT, Tuhan
kita. Tanda-tanda kekuasaan-Nya yang
begitu besar akan mengingatkan betapa
kecil dan betapa lemah posisi dan keadaan
kita. Anda masih merasa kurang percaya
terhadap pernyataan tersebut? Cobalah ikuti
dengan seksama uraian berikut ini.
Allah SwT dalam Al-Qur’an berfirman
dan firman ini turun pada masa awal
kenabian Nabi Muhammad saw, yaitu
bahwa manusia (al-insaan) diciptakan Allah
SwT dari “’alaq” Allah SwT berfirman (Q.s.
Al-’Alaq [96]: 1-2): iqra’ bi-’smi rabbika-
’lladzii khalaqa khalaqa-’l- insaana min
‘alaqin = Bacalah (wahai Muhammad)
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
(Dia) telah menciptakan, yaitu (Dia) telah
menciptakan manusia dari ‘alaq. Cobalah
kita renungkan! Apa yang disebut ‘alaq di
sini? Kitab Al-Qur’an dan Terjemahnya
terbitan Departemen (sekarang diubah
menjadi Kementerian) Agama Republik
Indonesia menerjemahkan kata “‘alaq” ini
dengan: segumpal darah. Sementara itu,
menurut Dr. Muhammad Ali Akbar dalam
40 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
MOHAMMAD DAMAMI
bukunya yang berjudul Human Develop-
ment As Revealed in the Holy Quran and
Hadith (The Creation of Man between
Medicine and the Quran) yang kemudian
telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dengan judul Penciptaan
Manusia Kaitan Ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadits dengan Ilmu Kedokteran (2001),
dikatakan bahwa kata “’alaq” terjemahan
harfiahnya adalah “sesuatu yang menem-
pel dan melekat”, yaitu zigot (embrio manu-
sia paling awal) yang menempel dan
melekat di dinding rahim seorang wanita
calon ibu. Kata “‘alaq” yang diterjemahkan
secara harfiah inilah yang lebih mudah
dipahami dalam ilmu keturunan dan ilmu
kedokteran modern.
Marilah kita sekarang menelusuri lebih
mendalam tentang ‘alaq ini. Untuk menjelas-
kan hal tersebut kita pakai buku karangan
Dr. Muhammad Ali Akbar di atas. Seperti
telah dimaklumi bersama, bahwa secara
alamiah adanya manusia dapat lahir ke
dunia ini disebabkan adanya pertemuan
antara sel benih dari pihak laki-laki (ayah)
yang disebut spermatozoa atau mani dan
sel benih dari pihak perempuan (ibu) yang
disebut ovum atau sel telur. Bentuk sper-
matozoa meliputi bagian kepala (mengan-
dung benih genetis atau sifat keturunan dari
pihak ayah) yang berbentuk bulat agak
lonjong, bagian tengah (mengandung
persediaan energi yang disebut mitokon-
dria sebagai sumber kekuatan untuk
berenang dengan cepat), dan bagian ekor
(yang memungkinkan spermatozoa mam-
pu melakukan perjalanan dengan bere-
nang mulai dari mulut rahim (serviks)
sampai ke tuba falopi). Besarnya bagian
kepala dari spermatozoa tidak lebih dari 6
(enam) mikron (0,6 mm) atau 6 (enam)
kali 1/1.000 (seperseribu) mili meter.
Untuk melihat secara jelas seekor sperma-
tozoa ini diperlukan mikroskop berkekuat-
an tinggi. Selanjutnya, ovum atau sel telur
tampak seperti bulatan bagaikan bulan
purnama yang dikelilingi oleh mahkota yang
bersinar (korona radiata). Mahkota bersifat
ini dapat dikatakan sebagai dinding pelin-
dung ovum yang tidak begitu mudah ditem-
bus oleh bagian kepala dari spermatozoa
yang membentur-benturkan diri terhadap
dinding pelindung ovum tersebut. Besar-
nya ovum ini kurang lebih 120 (seratus
dua puluh) mikron (0,120 mm) atau 20
(dua puluh) kali lipat besarnya bagian kepa-
la spermatozoa suatu sel yang terbesar
dalam tubuh manusia umumnya.
Apa yang terjadi dalam proses perte-
muan antara spermatozoa dan ovum
tersebut? Dikatakan dalam buku di atas
bahwa setiap pria (suami) yang berseng-
gama dengan wanita (istri), maka ketika
dia ejakulasi (mengeluarkan benih laki-laki/
mani) ternyata yang dikeluarkan tersebut
mengandung tidak kurang dari 200 - 300
juta sel/spermatozoa yang kalau dilihat
secara mata telanjang banyaknya cairan
spermatozoa tersebut tidak lebih dari satu
sendok teh. Sungguh luar biasa kenyataan
tersebut! Mari kita ikuti terus kejadian luar
biasa ini. Seperti telah dibuktikan dalam ilmu
keturunan dan ilmu kedokteran, 200 - 300
juta sel spermatozoa di atas harus
menempuh jarak dalam saluran telur (tuba
falopi) yaug panjangnya + 12 cm. Sebab,
pada ujung saluran telur itulah untuk setiap
bulan wanita (istri) mematangkan 1 (satu)
telur saja yang siap dibuahi. Ketika
spermatozoa harus berenang di saluran
telur sepanjang 12 cm tersebut, kecepatan
berenangnya adalah 2-3 mm/menit (dua
sampai tiga mili meter setiap menit). Jadi,
waktu perjalanan yang ditempuh oleh
spermatozoa yang berhasil masuk ke
saluran telur adalah - 40 menit (12 cm /
120 mm : 3 x 1 menit = 40 menit). Namun,
jarak ini masih harus ditambah dengan
jarak antara mulut rahim (serviks) ke mulut
saluran telur yang tidak kurang dari 7,6
cm. Itu berarti perjalanan spermatozoa
memerlukan waktu tambahan lagi tidak
kurang dari 25 menit (7,5 cm/75 mm : 3 x
1 menit = 25 menit). Oleh karena itu, secara
teoritis seekor spermatozoa harus
berenang mulai dari mulut rahim (serviks)
sampai dengan ujung tuba falopi tempat sel
telur (ovum) tidak kurang memakan waktu
65 menit (1 jam lebih 5 menit). Sungguhpun
gambarannya seperti itu, namun untuk
berjuang bertemu dengan sel telur tersebut
tidaklah mudah. Pertama, ada mulut rahim.
Paling tidak 50 juta sel spermatozoa mati
sebelum mencapai mulut rahim. Di mulut
rahim sendiri terdapat sekresi kelenjar
pelumpuh spermatozoa yang kurang sehat
dan tidak gesit. Akibatnya lebih dari 50 juta
sel yang mati karenanya. Kedua, sperma-
tozoa yang tersisa harus berjuang keras
menghadapi sekresi asam yang terdapat
dalam ruang rahim si calon ibu. Di situ
berjuta-juta spermatozoa tidak berhasil
bertahan hidup. Ketiga, ketika kelompok-
kelompok spermatozoa yang masih
bertahan sedang memasuki saluran telur
untuk menuju ujungnya (tuba falopi) dengan
berbagai penghambat yang ada. Oleh
karena itu perjuangan berat tersebut
memberikan akibat, bahwa dari 200 - 300
juta sel spermatozoa selepas ejakulasi,
yang berhasil bertahan hidup dan mengitari
sel telur (ovum) untuk berjuang keras
menembus dinding sel telur tinggal 400 sel
spermatozoa saja. Yang lainnya mati dalam
perjalanan dan perjuangan.
Selanjutnya, 400 sel spermatozoa yang
tertinggal masih harus berjuang pada ronde
terakhir. Ketika sel-sel spermatozoa tersebut
berhasil mendekati, bahkan mengerubuti sel
telur (ovum), terdapat kejadian yang luar
biasa pada sel telur ini, yaitu dia berputar
pelan-pelan dengan gerak putar yang
berlawanan dengan gerak putar jarum jam.
Gerak putar ini seperti gerak putar bumi
terhadap matahari, gerak putar elektron
mengelilingi inti atom, dan gerak putar orang-
orang Muslim yang sedang melakukan
thawaf (mengelilingi bangunan Kakbah di
Makkah). Karena adanya gerak putar ini
dan ditambah lagi daya tahan dinding sel
telur yang melindungi sel telur tersebut,
maka di antara 400 sel spermatozoa yang
berhasil menembus dinding sel telur dan
bagian kepala spermatozoa tersebut masuk
ke dalam sel telur hanyalah 1 (satu)
spermatozoa saja. Setelah itu, bekas dinding
sel telur yang jebol segera tertutup kembali
dan terbentuk dinding tebal yang tidak dapat
ditembus lagi. Setelah bagian kepala
spermatozoa berhasil masuk ke dalam
sel telur, maka sifat dari benih laki-laki mulai
aktif dan mulai terjadi apa yang disebut
“pembelahan sel” menurut deret ukur (1
menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8, 8
menjadi 16, 16 menjadi 32, dan seterus-
nya). Sambil terjadi pembelahan sel terse-
but, sel yang telah terbuahi tersebut didorong
oleh rambut-rambut halus yang ada dalam
saluran telur menuju ke rahim. Sel yang telah
terbuahi tersebut menjadi semacam bola
(blastula). Blastula inilah yang kemudian tiba
di ruang rahim dan di sanalah blastula me-
nempel dan melekat yang dalam bahasa Al-
Qur’an disebut “’alaq” di atas. Allaahu akbar!
Dengan mengikuti secara seksama
dari sebagian proses terjadinya ‘alaq di
atas, kita akan menyadari bahwa, pertama,
ternyata tidak begitu mudah terjadinya ‘alaq
dalam rahim seorang calon ibu. Sebanyak
ratusan juta sel spermatozoa yang harus
mati dalam perjalanan dan perjuangan
untuk mendekati dan masuk ke dalam sel
telur calon seorang ibu. Hanya satu yang
berhasil! Kedua, seluruh proses seleksi
terhadap sekian ratus juta sel spermatozoa
memungkinkan ditemukannya sel sper-
matozoa yang terbaik, terkuat, dan teruji,
agar nanti kalau menjadi jabang bayi akan
menjadi manusia yang baik, kuat, teruji
juga sebagai modal untuk menghadapi
perjuangan hidup lebih lanjut. Ketiga,
konsekuensi dari dua butir tersebut, maka
pada hakikatnya kelahiran manusia di alam
dunia yang fana ini adalah mulia, sangat
berharga, dan dikendaki oleh Allah SwT
yang antara, lain untuk menunjukkan
kemahabesaran Allah SwT. Oleh karena
itu, sangatlah bertentangan dengan hakikat
kelahiran manusia yang sebegitu mulia,
berharga, dan penuh keridlaan Allah SwT
kalau sampai ada kecenderungan suka
kekerasan seperti dewasa ini. Misalnya
dengan begitu gampangnya orang
membunuh orang lain, cenderung meng-
gugurkan kandungan (aborsi) karena
sekedar menutup aib, membunuh bayi
yang dilakukah oleh ibunya sendiri dengan
cara mencekik, membuang di selokan atau
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010
BINA AKIDAH
tumpukan sampah atau dibuang ke sungai,
memperkosa untuk memuaskan hawa
nafsu seksualitas, pelacuran yang
dijadikan salah satu unsur komoditas
hiburan, perkawinan dari kelamin sejenis
(homoseksualisme dan lesbianisme),
dan sebagainya. Inilah satu sisi kenyataan
bertentangan dengan keharusan luhur dari
kelahiran manusia di alam dunia ini.
Hal kedua yang juga bertentangan
dengan keharusan luhur dari kelahiran
manusia di atas adalah seperti yang disitir
Al-Qur’an (Q.s. Yasin [36]: 77) seperti
berikut: awalam yara-’l-insaana annaa
khalaqnaahu min nuthfatin fa idzaa huwa
khashiimun mubiinun = Dan apakah
manusia tidak memperhatikan bahwa
Kami telah menciptakan manusia itu dari
nuthfah, maka (lalu) tiba-tiba manusia
tersebut menjadi penantang (Tuhan) yang
nyata. Kata nuthfah di sini mengandung
pengertian nuthfatun amsyaajun (air mani
yang telah tercampur), yaitu antara
spermatozoa dan ovum (sel telur).
Tidak jarang setelah seseorang lahir
ke alam dunia ini, jangankan berterima
kasih kepada kedua orangtuanya dan
bersyukur kepada Tuhan, malah sebalik-
nya, yaitu tidak hormat kepada orangtua
(suka membangkang, tidak menjaga nama
baik orang tua, suka menyia-nyiakan
arahan yang baik dari oraugtua) dan
membangkang serta melawan terhadap
Tuhan, seperti suka melanggar larangan
Allah SwT, tidak disiplin dalam beribadah,
bahkan tidak jarang meremehkan Allah
SwT ketika sedang menghadapi segala
nikmat yang dianugerahkan-Nya.
Manusia-manusia seperti ini jelas tidak
dikehendaki Allah SwT dan sama sekali
tidak sejalan dengan isi pesan dalam Al-
Qur’an. Bagi seorang manusia yang
sungguh-sungguh beriman kepada
kemahabesaran kekuasaan Allah SwT,
justru proses kelahiran manusia di alam
dunia ini menjadi fokus perenungannya.
Dengan cara seperti itu, orang yang
beriman tersebut akan senantiasa
menghargai kehidupan dan sekaligus
makin bertambah-tambah kekagumannya
terhadap kemahabesaran kekuasaan Allah
SwT.
Bagaimana dengan Anda?
Wallahu a’lam bishshawaab.l
41
BINA AKHLAK
AL-QUR’AN:
SUMUR YANG TAK PERNAH KERING
MUHSIN HARIYANTO
Dosen Tetap FAI-UMY dan Dosen Tidak Tetap STIKES Aisyiyah Yogyakarta
IRONIS, kata salah seorang sahabat penulis dalam satu
kesempatan pengajian “Sabtu Pagi” (22 Mei 2010) untuk segenap
keluarga besar Universitas Muhammadiyah Purwokerto, di masjid
kampus ini, yang sengaja diselenggarakan untuk ber-muhasabah,
dengan tema utama: “Menjadi Insan Kamil dengan Tazkiyatun
Nafs”, yang secara mendadak ‘penulis’ diberi amanah untuk
mengantarkannya. Di saat jeda, kata salah seorang sahabat penulis
(yang diberi amanah menjadi salah seorang dosen di perguruan
tinggi ini), di ketika “kita” mengalami kegamangan dalam hidup
kita; di saat kita hadapi sejumlah persoalan hidup yang tak kunjung
usai; di dalam kerinduan kita untuk menjumpai kedamaian dalam
hidup kita; “Kita” – umat Islam – justru berpaling dari Al-Qur’an. Al-
Qur’an – kini — telah banyak kita sia-siakan, untuk hanya sekadar
kita baca (itu pun kalau masih sempat), dan kemudian kita biarkan
terkulai tak berdaya sebagai mushaf kurang bermakna, karena
berhimpit dengan onggokan naskah-naskah profan buku-buki kita
yang – bahkan – lebih sering kita hormati lebih dari mushaf (Kitab)
Suci itu, kumpulan wahyu ilahi yang telah – dengan sangat hati-
hati dan sungguh-sungguh – dibukukan oleh para sahabat Nabi
saw dan salaf al-shalih yang – dengan keikhlasan — mereka
persembahkan kumpulan wahyu Allah itu untuk umat Islam yang
(kelak) memerlukannya.
Spontan pertanyaan itu memberi inspirasi penulis untuk
menjawabnya. Penulis katakan bahwa Al-Qur’an yang
seharusnya mengalir menjadi bagian dari urat nadi kehidupan
setiap Muslim, kini seakan-akan telah mati menjadi “monumen”
yang tergolek di sudut peradaban. Ia hanya amat populer pada
setiap acara seremonial umat Islam: “kelahiran, perkawinan,
perhelatan resmi dan upacara kematian.” Itu pun ditampilkan
hanya sekadar sebagai instrumen yang lebih bersifat suplementer.
Bukan benar-benar menjadi ruh dan – apalagi – dihormati sebagai
layaknya kumpulan firman Tuhan yang teramat suci untuk sekadar
diperdengarkan isinya dengan lantunan indah para pembaca yang
memang – konon – dikontrak untuk sekadar membacakannya.
Ruh tajdid baik yang bermakna pemurnian maupun pembaruan
seakan-akan tidak lagi bersinar dalam setiap pembacaan kitab
suci Al-Qur’an, karena kita telah salah menyikapinya. Al-Qur’an
– dalam komunitas kita (baca: umat Islam) – “kini” ternyata tidak
lebih sekadar sebagai hiasan, dan tidak lagi difungsikan
sebagaimana mestinya sebagai “sumber inspirasi”. Umat Islam
yang dahulu pernah berjaya dengan Kitab Suci Al-Qur’an, kini
dengan Kitab Suci yang sama mereka terpuruk di pinggir
peradaban.
42 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
Padahal, Allah (Tuhan kita) telah memberikan kemuliaan
kepada kita dengan menganugerahkan Kitab Suci yang terbaik
yang diturunkan kepada manusia. Tuhan kita juga, telah
memuliakan kita dengan mengutus Nabi yang terbaik, yang pernah
diutus kepada manusia. Kitalah satu-satunya umat yang memiliki
manuskrip langit yang paling autentik, yang mengandung firman-
firman Allah SwT yang terakhir, yang diberikan untuk menjadi
petunjuk bagi umat manusia. Dan anugerah itu terus terpelihara
dari perubahan dan pemalsuan kata maupun makna. Karena
Allah telah menjamin untuk memeliharanya, dan tidak dibebankan
tugas itu kepada siapa pun dari sekalian makhluk-Nya. (Yusuf al-
Qaradhawi – dalam karyanya – Kaifa Nata’amalu Ma’a Al-Qur’an).
Dalam menjelaskan karakteristik Al-Qur’an, Yusuf al-
Qaradhawi menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah “nur Allah”,
sebagaimana yang diyakini oleh oleh Imam asy-Syafi’i – dalam
kontemplasinya — sebagai “nurullahi la yuhda li al-ashi” (cahaya
Allah tak akan pernah diberikan oleh-Nya kepada orang yang
masih bermaksiat). Di antara cahaya Al-Qur’an kepada umat
manusia adalah: petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
Foto: DIDIK SUJARWO
mengenai petunjuk itu; pembeda antara yang hak dan yang batil;
menjelaskan hakikat-hakikat; membongkar kebatilan-kebatilan;
menolak syubhat (kesamaran) dan menunjukkan jalan bagi
orang-orang yang sedang “kebingungan” di saat mereka gamang
dalam menapaki jalan atau tidak memiliki penunjuk jalan. (Q.s. Al-
Baqarah [2]: 185).
Dan jika Al-Qur’an mendeskripsikan dirinya sebagai “nur Allah
(cahaya Allah)”, dan dia adalah “cahaya yang istimewa”, ia juga
mendeskripsikan Taurat dengan kata yang lain: “Di dalamnya
(ada) hudan (petunjuk) dan nur (cahaya) yang menerangi.”
Demikian juga, ia (Al-Qur’an) mendeskripsikan dirinya sebagai
mushaddiq (pembenar) kitab-kitab (yang) sebelumnya, dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa”. (Q.s. Al-Maidah [5]: 46)
Al-Qur’an juga memiliki visi: “Membangun manusia dan umat
yang shalih” di tengah peradaban dunia. Manusia dan umat yang
mempercayainya (baca: umat Islam) dianugerahi amanah untuk
menjadi “saksi” bagi manusia, diciptakan untuk memberikan manfaat
bagi manusia dan memberikan arahan bagi mereka. Setelah itu,
mengajak untuk menciptakan dunia manusia yang saling kenal
mengenal dan tidak saling mengisolasi diri, saling memberi maaf
dan tidak saling-membenci secara a priori, bekerja sama dalam
kebaikan dan ketakwaan, bukan dalam kejahatan dan permusuhan.
Dan, kita – setiap Muslim dan umat Islam — dipandu untuk
memperlakukannya secara baik: dengan menghafal dan
mengingatnya, membaca dan mendengarkannya, merenung-
kannya dan — tentu saja – mengamalkannya sepenuh hati. Allah
SwT menurunkannya (Al-Qur’an) agar kita memahami rahasia-
rahasianya, serta mengeksplorasi mutiara-mutiara terpendamnya.
Dan setiap orang berkewajiban untuk berusaha memperlaku-
kannya secara proporsional sesuai de-
ngan kadar kemampuannya. Namun –
hingga kini – justru banyak orang yang
lupa untuk menyapanya. Dan bahkan
patut disayangkan, banyak orang yang
terjerat oleh ‘ranjau-ranjau’ setan yang
menghadangnya di jalan-lempang, hing-
ga menikmati jalan-jalan bengkok, hasil
rekayasa canggih para setan dan pen-
dukung-pendukungnya. Tidak selayak-
nya umat yang diamanahi “Al-Qur’an”
ini mengalami hal yang sama yang
pernah terjadi dengan umat pengemban
“Wahyu Allah” sebelumnya, yang diung-
kapkan oleh Al-Qur’an dalam firman-
Nya: “Perumpamaan orang-orang yang
dipikulkan kepadanya Taurat, Kemudian
mereka tiada memikulnya adalah seperti
keledai yang membawa kitab-kitab yang
tebal. Amatlah buruknya perumpamaan
kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah
itu. dan Allah tiada memberi petunjuk
kepada kaum yang zalim”. (Q.s. Al-
Jumu’ah [62]: 5).
BINA AKHLAK
Sekiranya umat kita pada masa keemasan Islam mampu
menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam seluruh perilakunya, dengan
cara memahami, mengetahui visi-misinya, berlaku baik dalam
mengimplementasikannya dalam kehidupan mereka, dan bahkan
telah berhasil mendakwahkannya. Sudah seharusnya generasi-
generasi berikutnya juga menjadikan Al-Qur’an mampu
berinteraksi secara benar dengannya, memprioritaskan apa yang
menjadi prioritas Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah sumber
inspirasi setiap generasi, sebagaimana firman-Nya: “Dan Al-
Qur’an itu adalah Kitab yang kami turunkan yang diberkati, maka
ikutilah ia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat”. (Q.s. Al-
An’a m [6]: 155)
Sudah saatnya kita ucapkan selamat tinggal pada tradisi (lama)
al-Qiraah al-Mutakarrirah (pembacaan daur-ulang), dan kita
sambut dengan ucapan marhaban, ahlan wa sahlan untuk
menyongsong tradisi (baru) al-Qiraah al-Muntijah (pembacaan
produktif). Sudah saatnya kita bebaskan diri kita dari belenggu
pemikiran lama yang sudah ‘kehilangan’ ruh sebagai
penyongsong masa depan, dan kita hasilkan pemikiran-pemikiran
baru yang lebih menjanjikan untuk masa depan kita dengan
membangun spirit baru tafsir Al-Qur’an yang mencerdaskan!
Tidak ada jalan untuk membangkitkan umat dari kelemahan,
ketertinggalan dan keterpecah-belahan mereka selain daripada
kembali kepada Al-Qur’an ini, dengan menjadikannya sebagai
panutan dan imam yang diikuti secara cerdas, kritis dan keikhlasan
untuk menerimanya sebagai tuntunan yang tak tergantikan. Pak
Ahmad Syafii Maarif, yang dulu pernah mengajar penulis
berbahasa Inggris (sewaktu penulis masih belajar di Madrasah
Mu’allimin Muhammadiyah), selalu mengajarkan kepada penulis
bahwa Al-Qur’an tak pernah basi. Al-Qur’an – kata beliau – adalah
‘bak sumur nan tak pernah kering’. Semakin banyak kita timba
(airnya), sumur itu semakin banyak mengalirkan airnya, dan
bahkan semakin menjadikan diri kita terkesima untuk menggali
lebih dalam makna yang tersembunyi di balik lafal-lafal yang kita
baca. Dan penulis pun semakin percaya setelah lebih banyak
dan semakin serius membacanya. Dulu, ketika penulis masih
rajin menghafalnya, penulis merasakan adanya getaran yang
mendorong penulis untuk semakin banyak menghafalnya.
Namun, kini ketika penulis mulai mengaji dengan tambahan
referensi kitab tafsir yang masih sangat terbatas – penulis
menemukan banyak hal yang dapat penulis rasakan sebagai
penyejuk hati dan sekaligus pencerah intelektual dan spiritual.
Hingga penulis semakin percaya terhadap apa yang telah
dinyatakan oleh Yusuf al-Qaradhawi dan Pak Ahmad Syafii Maarif.
Dengan – tentu saja – proses yang terus mengalir. Hingga penulis
berani menyatakan: “It must be a never ending process” (proses
pembacaan Al-Qur’an ini harus menjadi rangkaian tahapan yang
tak boleh berhenti). Kapan pun dan di mana pun!
Dan kini penulis — dengan mantap, haqqul yaqîn — berani
berkata: “cukuplah Al-Qur’an — bagaimana pun juga – kita fungsikan
sebagai “satu-satunya” petunjuk-sejati, penyejuk hati, pencerah
intelektual dan spiritual bagi kita semua, kini dan di hari esok”.
Selamat bermuhâsabah keluarga besar Universitas Muham-
madiyah Purwokerto. Berjayalah kita bersama Al-Qur’an!l
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 43
BINA JAMAAH
MEMPERERAT JALINAN SILATURAHMI
P
ada zaman Nabi Muhamamd saw
masih hidup, jumlah jamaah shalat
di masjid Madinah masih belum
sebanyak sekarang. Nabi dan para saha-
batnya saling kenal satu sama lain. Mereka
langsung tahu jika pada suatu hari ada ang-
gota jamaah masjid itu tidak datang ke mas-
jid. Nabi biasanya langsung menanyakan
kepada tetangga orang yang tidak datang
ke masjid itu. Kalau orang itu sakit, maka
sehabis shalat, jamaah masjid itu berbon-
dong-bondong ke rumah si sakit untuk
menjenguk dan mendoakan agar si sakit
menjadi lekas sembuh.
Kalau ada anggota jamaah yang tidak
hadir ke masjid karena hari itu tengah be-
pergian maka tetangga dan semua anggota
jamaah juga langsung tahu. Kalau hari itu
ada anggota jamaah masjid kedatangan
tamu atau saudara yang kemudian diajak
ke masjid maka semua yang ada di masjid
juga langsung tahu.
Kalau ada anggota jamaah masjid yang
kebetulan mendapat masalah atau musibah,
maka pada setelah shalat jamaah berlang-
sung masalah atau persoalan yang dia ha-
dapi juga langsung ketahuan oleh anggota
jamaah masjid yang lain. Dengan demikian
anggota jamaah yang lain dapat ikut meno-
long atau memperingan penderitaannya.
Banyak Hadits tentang akhlak berte-
tangga, akhlak tentang silaturahmi dan Ha-
dits tentang masalah sekitar shalat jamaah,
bagaimana harus memberi salam dan se-
bagainya muncul dalam suasana persau-
daraan antar jamaah dan Nabi menjadi
imam masjid dan para sahabatnya menjadi
makmum. Kedekatan bahkan kelekatan
sosial antaranggota jamaah demikian tinggi.
Maka yang namanya ukhuwah menjadi
betul-betul bermakna dan nyata. Dengan
demikian ketika ada ayat Al-Qur’an yang
menyatakan bahwa sesungguhnya antar
orang yang beriman adalah bersaudara
seiman dan seagama, maka mereka betul-
betul memahami dan merasakan fakta dan
praktik dari yang seperti persaudaraan itu.
Sekarang, apakah suasana masjid-
masjid dan musholla Muhammadiyah su-
44 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
dah seperti itu atau sudah mendekati seperti
itu? Dalam penelusuran Suara Muham-
madiyah, masih banyak masjid dan mu-
sholla yang didesain dan dibangun ber-
dasar jalinan silaturahmi jamaahnya. Ke-
tika Suara Muhammadiyah mengunjungi
berbagai pelosok desa atau kampung-
kampung kecil maka terasa sekali betapa
akrab jalinan sosial antarjamaah masjid.
Suasana seperti ini dapat dilihat sebe-
lum shalat jamaah dimulai. Biasanya terli-
hat menjelang datangnya waktu shalat,
warga kampung atau desa sudah bersiap-
siap untuk ke masjid atau ke musholla. Ada
yang langsung bergerak menuju tempat
ibadah itu kemudian mereka shalat sunat
dan menunggu adzan dilantunkan. Begitu
terdengar adzan, mereka yang sudah ada
di masjid atau musholla segera bersiap de-
ngan acara menyimak adzan itu. Yang ma-
sih berada di rumah atau di jalan bergegas
menuju masjid atau musholla. Kalau me-
reka ketemu, mereka saling mendekat,
bersalaman dan bertukar senyuman.
Sebelum shalat didirikan dengan dipim-
pin oleh imam, jamaah sudah berdiri rapi.
Biasanya jamaah shalat Muhammadiyah
sudah memiliki bekal ilmu untuk shalat ber-
jamaah. Mereka dengan tertib menata diri,
tanpa suara. Sudah tahu mana shaf yang
harus diisi lebih dahulu, bagaimana perbe-
daan antara mengisi shaf laki-laki dan pe-
rempuan, lalu setelah siap imam pun se-
Foto: MUSTHOFA WH.
gera memulai shalat.
Dan setelah shalat, suasana masjid te-
tap hening sehingga masing-masing orang
dapat mendengarkan suara batinnya sen-
diri-sendiri. Setelah berdoa, kalau ada wak-
tu mereka akan beramahtamah sesama
jamaah. Atau kalau dalam perjalanan pu-
lang mereka saling mengobrol, asyik. Ja-
linan silaturahmi diam-diam terjadi. Dan ini
dapat difungsikan atau dapat dideteksi ketika
ada anggota jamaah masjid yang sakit. Ka-
lau rumah sakitnya dekat, mereka berjalan
kaki berombongan. Atau kalau rumah sa-
kitnya jauh, maka orang sekampung atau
sedesa dan sejamaah ini akan menyewa
bis untuk ramai-ramai menengok ke ru-
mah sakit di kota. Demikian juga jika ada
anggota jamaah yang meninggal, atau ada
yang mengundang jamaahnya untuk
menghadiri tasyakuran ketika menikahkan
anak atau cucu. Semua datang.
Nah, nanti, sebelum dan selama Muk-
tamar Muhammadiyah ke-46 berlangsung,
maka jamaah masjid atau musholla di
kampung dan desa-desa Muhammadiyah
di Yogyakarta dan sekitarnya akan mene-
rima tamu dan penggembira yang jumlah-
nya ratusan ribu orang. Mereka adalah
saudara kita semua. Mari kita tunjukkan
bahwa jalinan silaturahmi antarjamaah
masjid dan musholla Muhammadiyah se-
Indonesia benar-benar ada dan berkualitas
tinggi.l Ibnu Wazir
NENEK CEMBURU PADA KAKEK
Assalamu’alaikum wr. wb.
Ibu Emmy yth., sebetulnya saya malu untuk menulis surat ini.
Saya yang sudah setua ini kok masih punya masalah yang tidak
mudah saya selesaikan. Usia saya sudah menjelang 60 tahun
pensiunan PNS, istri 55 tahun, ibu rumah tangga. Kami sudah
mengarungi kehidupan rumah tangga selama 30 tahun dan
dikaruniai 4 anak yang sudah menikah semua dan diberi 8 cucu.
Dalam mendidik anak saya termasuk agak keras, seperti
perlakuan bapak saya dulu yang seorang tentara. Kami suami
istri biasa aktif di kegiatan masyarakat. Saya dikenal sebagai orang
yang supel dan ramah. Meski begitu menurut anak-anak saya,
menganggap saya orang yang ‘galak’ dan keras dalam mendidik
anak-anaknya.
Masalah yang saya hadapi sekarang, istri saya sering
mengeluarkan kata-kata yang bernada cemburu yang menurut
saya terlalu berlebihan. Hal ini mungkin berkaitan dengan kejadian
beberapa waktu yang lalu. Waktu itu dalam suatu perhelatan, kami
bertemu dengan mantan saya dulu secara tidak sengaja. Saya
menyapa dan bicara sebentar tak lebih dari 5 menit. Kebetulan
mantan saya itu sudah janda. Sampai di rumah kejadian itu dibahas
oleh istri saya. Karena saya tidak merasa ada apa-apa, saya
tidak menanggapinya dengan serius.
Ternyata tidak dengan istri saya, dia masih suka
membahasnya. Bahkan yang terakhir dia bilang di depan anak-
anak, bahwa ia sudah berembug dengan anak-anak kalau di
ulang tahun saya mendatang akan melamarkan mantan saya.
Saya jawab,”Bu, kamu itu ngomong apa?”. Sengaja tidak saya
teruskan omongan saya karena saya tak mau bertengkar di
hadapan anak cucu saya.
Saya benar-benar pusing, bagaimana meyakinkan istri saya
bahwa saya tidak ingin menikah lagi. Saya hanya ingin di sisa
umur saya ini, saya bisa beribadah dengan tenang. Hidup tentram
bersama istri dan anak cucu. Apakah saya harus nyantri di sebuah
pondok? Mohon saran ibu bagaimana menghadapi istri saya.
Jazakumullah atas jawabannya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Kakek, di kota J
Wa’alaikumsalam wr. wb.
Kakek yang saya hormati, cemburu adalah salah satu bumbu
penyedap dalam pernikahan. Cemburu juga dikatakan tanda sayang.
Tapi kalau berlebihan bumbu itu tidak menjadikan enak lagi ya,
Kami membuka rubrik tanya jawab masalah keluarga. Pembaca bisa mengutarakan persoalan dengan mengajukan pertanyaan.
Pengasuh rubrik ini, Emmy Wahyuni, S.Psi. seorang pakar psikologi, dengan senang hati akan menjawabnya.
SAKINAH
bahkan malah menimbulkan masalah karena bikin tidak nyaman.
Mengapa kini nenek kok jadi memiliki rasa cemburu yang
berlebihan? Tentu ada penyebabnya. Bila saya cermati cerita
kakek, cara kakek berkomunikasi dengan istri dan anak tidak
ada perubahan dari dulu hingga sekarang. Begitu juga cara kakek
berkomunikasi dengan orang lain. Perbedaan perlakuan kakek
yang mencolok ini sepertinya memberi kontribusi yang besar
dalam menumbuhkan rasa cemburu pada nenek. Mungkin selama
ini nenek mendambakan kakek bisa bersikap ramah dan hangat
serta penuh perhatian pada nenek dan keluarga. Bila demikian,
maka sebenarnya pertemuan kakek dengan mantan hanyalah
pemicu saja pada terjadinya kecemburuan nenek yang berlebihan.
Kadang kita tidak menyadari bahwa penyebab dari masalah
pasangan kita adalah diri kita sendiri. Bila kakek ingin tahu yang
sebenarnya dirasakan nenek, sebaiknya kakek menggalinya,
tanyakan pada nenek di waktu sedang dalam suasana yang enak.
Jadilah pendengar yang baik apa pun penjelasan darinya. Jangan
remehkan jawabannya, juga hindari pertanyaan-pertanyaan yang
bernada memojokkan atau menuduh. Untuk ke depan tanyakan
apa yang nenek inginkan dari kakek dan sebaliknya. Dengan
mengetahui penyebab yang sebenarnya, insya Allah akan
mempermudah kakek dan nenek dalam berkomunikasi.
Nah, kek, terbukti bahwa gaya komunikasi kakek dengan
keluarga selama ini sekarang sudah tidak cocok lagi, bahkan
menimbulkan masalah. Maka belajarlah untuk mencoba cara
lain. Misalnya ketika nenek cemburu, tanggapilah dengan santai,
dan yakinkan bahwa neneklah selama ini yang paling bisa mengerti
kakek, dsb. Tak usah ragu untuk merayu atau mengekspresikan
kasih sayang, meski di depan anak cucu. Saya yakin mereka
akan ikut senang dan bangga, karena kakek dan neneknya bisa
membina kerukunan dan kasih sayang sampai usia senja kini.
Dan insya Allah rasa cemburu nenek yang berlebihan akan
semakin terkikis, berubah menjadi rasa percaya dan rasa semakin
sayang pada kakek.
Nyantri di pondok pesantren bukan keinginan yang buruk.
Namun sebaiknya kakek juga memikirkan apakah hal itu akan
membawa kebaikan bagi keluarga atau tidak. Jangan-jangan
kepergian kakek justru semakin memicu rasa cemburu nenek.
Lebih baik kakek memimpin keluarga untuk bersama-sama
semakin mendekatkan diri pada Allah.
Semoga keluarga kakek diberkahi dan semakin dirahmati
Allah SwT. Amin.l
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 45
 KESEHATAN
J A D W A L

IMSAKIYAH 1431 H
WILAYAH YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA Penanganan Diare pada Anak
φ = -07° 48′ λ = 110° 21′ BT. (WIB), Arah Kiblat miring ke utara: 24° 43′ dari arah barat DR. TJATUR PRIJAMBODO

TANGGAL IMSAK SHUBUH TERBIT ZHUHUR ‘ASHAR MAGHRIB ‘ISYA’

M
asih ingat lagu anak-anak yang berjudul Jangan tunggu lebih lama jika anak menunjukkan tan-
Ramadlan Ags-Sept. “Aku Anak Sehat”. Bunyi teksnya seperti da-tanda dehidrasi, anak bersikap sangat rewel atau justru
ini, Aku anak sehat tubuhku kuat, karena apatis dan lesu pada dehidrasi yang lanjut. Untuk anak-
1 11 04:21 04:31 05:46 11:46 15:07 17:41 18:52 ibuku rajin dan cermat. Selama aku bayi selalu diberi anak yang kurang dari satu tahun, dapat dilihat atau diraba
2 12 04:21 04:31 05:46 11:46 15:07 17:41 18:52 ASI, makanan bergizi dan imunisasi. Berat badanku ubun-ubunnya cekung. Pada dehidrasi yang ringan dan
ditimbang selalu, posyandu menunggu setiap waktu, bila sedang, anak tampak sangat kehausan, namun bila de-
3 13 04:21 04:31 05:46 11:46 15:07 17:41 18:52 aku diare ibu selalu waspada, pertolongan oralit selalu hidrasinya berat, anak justru tidak merasa haus lagi.
siap sedia. Dapat juga diperiksa turgor (kekencangan) kulit pada
4 14 04:20 04:30 05:45 11:45 15:07 17:41 18:52 Lagu tersebut banyak manfaatnya. Pemberian oralit daerah perut yang akan berkurang kelenturannya jika
5 15 04:20 04:30 05:45 11:45 15:06 17:41 18:52 sebagai pertolongan pertama pada anak diare sudah anak mengalami dehidrasi. Caranya dengan menjepit atau
diketahui sejak dulu. Sayangnya, orangtua sering terlalu mencubit kulit selama 30-60 detik, kemudian lepaskan.
6 16 04:20 04:30 05:45 11:45 15:06 17:41 18:52 panik dan cemas bila anaknya diare sehingga melupakan Bila turgor kulit masih baik, kulit akan cepat kembali ke
7 17 04:19 04:29 05:44 11:45 15:06 17:41 18:52 pesan penting dari lagu tersebut. keadaan semula. Bila tidak, kembalinya akan lambat. Se-
Sebaiknya, orangtua bersabar dan lebih tenang menilai lain itu anak yang mengalami dehidrasi matanya akan
8 18 04:19 04:29 05:44 11:45 15:06 17:41 18:52 kondisi anaknya. Pada dasarnya diare merupakan terlihat cekung, menangis tidak keluar air mata, tidak
penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), kencing, mulut dan lidah terlihat kering. Jika terjadi hal-
9 19 04:19 04:29 05:43 11:44 15:05 17:41 18:51 karena sebagian besar penyebab diare adalah virus. Yang hal tersebut, maka anak perlu ditangani petugas kesehatan.
10 20 04:18 04:28 05:43 11:44 15:05 17:41 18:51 dikhawatirkan dari diare adalah terjadinya dehidrasi, Antibiotik tidak rutin diberikan, hanya pada kasus-kasus
karena itu orangtua harus tahu tentang pencegahan tertentu dokter akan meresepkan antibiotik. Saat ini lebih
11 21 04:18 04:28 05:43 11:44 15:05 17:41 18:51 dehidrasi dan tanda-tanda dehidrasi pada anak yang diare. sering diberikan sejenis probiotik yang dicampurkan
12 22 04:18 04:28 05:42 11:44 15:04 17:41 18:51 Bayi dan balita yang diare memerlukan lebih banyak dalam cairan atau makanan anak. Tujuan pemberian
cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui probiotik adalah memperbanyak “kuman baik” sehingga
13 23 04:17 04:27 05:42 11:43 15:04 17:41 18:51 tinja dan muntah. Pemberian cairan yang tepat dengan dapat mempersingkat episode diare.
jumlah memadai merupakan modal utama mencegah Penanganan pertama diare pada anak, antara lain:
14 24 04:17 04:27 05:41 11:43 15:04 17:41 18:51 dehidrasi. l Untuk bayi dan balita yang masih diberi ASI, teruskan
15 25 04:16 04:26 05:41 11:43 15:03 17:41 18:51 Baca aturan penggunaan oralit dengan baik, berapa minum ASI (Air Susu Ibu). Bagi anak yang sudah
jumlah air yang harus disiapkan untuk membuat larutan tidak minum ASI, makan dan minum seperti biasa
16 26 04:16 04:26 05:40 11:42 15:03 17:41 18:50 oralit, sehingga takaran oralit dapat tepat diberikan. La- untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang
17 27 04:16 04:26 05:40 11:42 15:02 17:41 18:50 rutan sup maupun air biasa cukup praktis dan efektif l Berikan oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang
sebagai upaya rehidrasi oral untuk mencegah dehidrasi. hilang. Perlu diperhatikan bagi orangtua mengenai ca-
18 28 04:15 04:25 05:39 11:42 15:02 17:41 18:50 Cairan yang biasa disebut sebagai cairan rumah tang- ra pemberian oralit yang benar. Caranya adalah mi-
ga ini harus segera diberikan pada saat anak mulai diare. num segelas oralit sedikit demi sedikit, dua sampai
19 29 04:15 04:25 05:39 11:42 15:01 17:41 18:50 Berikan cairan dengan sendok, sesendok tiap 1-2 menit. tiga teguk, kemudian berhenti selama tiga menit. Hal
20 30 04:14 04:24 05:38 11:41 15:01 17:40 18:50 Untuk anak yang lebih besar dapat diminum langsung ini harus diulang terus-menerus sampai satu gelas
dari gelas/cangkir dengan tegukan yang sering. Jika terjadi oralit habis. Minum oralit satu gelas sekaligus dapat
21 31 04:14 04:24 05:38 11:41 15:00 17:40 18:50 muntah, ibu dapat menghentikan pemberian cairan memicu muntah dan buang air besar.
22 1 04:13 04:23 05:37 11:41 15:00 17:40 18:49 selama kurang lebih 10 menit, selanjutnya cairan diberikan l Segera periksakan anak ke dokter bila diare lebih dari
perlahan-lahan (misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit). 12 jam atau bila bayi anda tidak mengompol dalam
23 2 04:12 04:22 05:36 11:40 14:59 17:40 18:49 Selain pemberian cairan, pemberian ASI maupun ma- waktu 8 jam, suhu badan lebih dari 39°C, terdapat
kanan pendamping ASI harus tetap dilanjutkan agar anak darah dalam tinjanya, mulutnya kering atau menangis
24 3 04:12 04:22 05:36 11:40 14:59 17:40 18:49 tidak jatuh dalam keadaan kurang gizi dan pertumbuh- tanpa air mata, dan luar biasa mengantuk atau tidak
25 4 04:12 04:22 05:35 11:40 14:58 17:40 18:49 annya tidak terganggu. Sebaliknya, larutan-larutan yang ada respons.
hiperosmoler, karena kandungan gulanya tinggi, tidak Sejauh ini, pemberian obat antidiare pada anak dapat
26 5 04:11 04:21 05:35 11:39 14:57 17:40 18:49 boleh diberikan, contohnya adalah teh yang sangat manis, berisiko menimbulkan efek samping yang cukup berba-
27 6 04:11 04:21 05:34 11:39 14:57 17:40 18:48 soft drink, dan minuman buah komersial yang manis. haya. Risiko tersebut dapat berupa mual, muntah bahkan
Orangtua pun harus tahu tanda-tanda memburuknya yang cukup berat, timbulnya ileus paralitik (gangguan
28 7 04:10 04:20 05:34 11:39 14:56 17:39 18:48 diare. Bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan atau pada usus) yang dapat berakibat sangat fatal, bahkan ti-
ke dokter jika kondisinya tidak membaik dalam 3 hari dak jarang membutuhkan pembedahan. Jadi, jangan per-
29 8 04:10 04:20 05:33 11:38 14:56 17:39 18:48 atau buang air besar cair bertambah sering, muntah ber- nah memberikan obat diare orang dewasa pada anak-anak.l
30 9 04:09 04:19 05:33 11:38 14:55 17:39 18:48 ulang-ulang, makan atau minum sangat sedikit, terdapat Penulis adalah Wadir RS Muhammadiyah Gresik,
demam dan tinja anak berdarah. Jawa Timur.
Dihisab oleh: Oman Fathurohman SW - Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 47
WAWASAN ISLAM
AGAMA NARSISTIK
MUHAMMAD QORIB
Staf Pengajar Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Perkembangan teknologi terbukti
memiliki peran yang amat luar biasa
dalam percepatan aktivitas manusia.
Sentralisasi berbagai aktivitas yang
semula di tangan manusia secara
massif bergeser kepada mesin super
canggih yang cukup memukau.
H
asil produksi secara ekonomis menjadi berlipat ganda
karenanya. Tapi di sisi lain, manusia membutuhkan
sesuatu yang lebih vital daripada sekedar prestasi teknologi
itu sendiri. Inilah yang disebut spiritual, bagian penting sebuah
agama. Progresifitas teknologi yang berujung pada kemakmuran
materi pada saat yang sama ternyata turut menggerus aspek
spiritual tersebut. Pada tataran inilah agama perlu memposisikan
dirinya secara kontekstual.
Kebutuhan Spiritual
Spirit itu sendiri bersifat perennial (abadi dan senantiasa
menjadi kebutuhan). Makanya, ketika Barat dengan segala
keangkuhannya membuang sisi ini, berakibat pada kecelakaan
sejarah mereka sendiri. Barat sekuler berjalan kelimpungan tak
tentu arah. Mereka ibarat berada di sebuah tempat dengan
gemerlapnya sinar lampu mercury, namun tak tahu harus ke
mana. Ungkapan arogan Nietzsche dengan “God is dead / Tuhan
sudah mati” dan simbol superioritas manusia yang tersimpul dalam
“rasionalisme” Descartes, bukannya benar-benar membuktikan
Tuhan sudah mati, tetapi menunjukkan kematian manusia sebelum
mati yang sebenarnya. Proses pencarian hidup dan rasa haus
akan nilai-nilai spiritual tidak akan pernah berhenti selama manusia
masih ada.
Kerja keras para pakar masa depan (futurolog) semisal
Ziauddin Sardar, Seyyed Hossein Nasr, Kabir Helmenski dll, ingin
membuktikan bahwa secanggih apapun prestasi teknologi
manusia, ia akan tetap mencari sesuatu yang asasi, pemenuhan
spirit. Kasus di Indonesia misalnya, kajian-kajian dan perkumpulan
yang bernuansa spiritual amat digemari masyarakat. Pengajian
Ustadz Arifin Ilham, A’a Gym, majelis-majelis dzikir, atau training-
training spiritual seperti ESQ, dapat menyedot ribuan jamaah,
dibanding dengan pengkajian ke-Islaman model Paramadina yang
lebih mengedepankan pendekatan rasional. Begitu pula dengan
buku-buku agama seperti “Psikologi Kematian” karya
48 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
Komaruddin Hidayat, dapat menarik perhatian ribuan pembaca
dan meraih predikat best seller. Kasus-kasus ini sebenarnya
dapat kita lihat sebagai fenomena semakin menguatnya kebutuhan
manusia terhadap nilai-nilai spiritual.
Robert N. Bellah juga buru-buru merevisi tesisnya yang semula
menyatakan bahwa peran dan fungsi agama akan terpinggirkan
manakala manusia sudah estabished secara material dan dewasa
pemikirannya. Dengan jujur Bellah mengakui bahwa gejala
kebangkitan agama adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Para
tokoh spiritual bisa berbangga diri, ketika kenyataan berbicara bahwa
peran dan fungsi mereka semakin dibutuhkan masyarakat. Namun
demikian, tentunya kaum agamawan perlu melakukan evaluasi,
format kebangkitan spiritual macam apa yang kini dibutuhkan
masyarakat? Apakah model agama yang membuat orang merasa
puas secara individual, ataukah kebangkitan agama yang
menyebabkan beragam penyakit sosial terdesak sehingga tidak
menemukan bentuknya? Inilah mungkin pertanyaan-pertanyaan
“nakal” yang perlu dicari jawabannya.
Jika dibaca secara teliti, fenomena kebangkitan agama
khususnya di Indonesia, dapat dikatakan belum memberikan efek
sosial secara maksimal. Setiap tahun jumlah jamaah haji yang
melakukan kunjungan spiritual ke Makkah semakin meningkat.
Aktivitas sakral tersebut merupakan salah satu bentuk fenomena
kebangkitan agama. Namun seiring dengan itu, kemiskinan tetap
melaju kencang, bahkan lebih cepat. Begitu pula meningkatnya
jumlah jamaah yang mengikuti pengajian spiritual, namun ironisnya
korupsi tetap berjalan, bahkan mungkin beberapa pelakunya
jamaah aktif di pengajian itu. Training-training spiritual juga
menyajikan nuansa yang hampir sama, banyak yang menangis
ketika sampai pada puncak acara. Namun tangisan itu instan,
ketika keluar forum tangisan yang sama tidak bisa dilakukan.
Pemandangan demikian lebih tepat disebut sebagai narsisme
spiritual ketimbang kebangkitan agama. Istilah tersebut
menunjukkan lahirnya egoisme pribadi dalam jubah agama. Model
keberagamaan demikian berakhir dengan jatuh cinta pada diri
sendiri secara berlebihan. Kepuasan dalam beragama
diekspresikan dengan tangisan yang kuat, atau frekuensi yang
meningkat dalam melaksanakan ibadah simbolik semisal haji.
Agama hanya berfungsi sebagai sanctuary (tempat pelarian),
bukan sumber menyemburnya moralitas dan kebajikan sosial.
Seseorang diberikan predikat sosok religius manakala ia tekun
dan konsisten melaksanakan rutinitas ritual. Dalam konteks ini,
peran agama bergeser dari sebuah institusi pembebas menjadi
penjara simbol-simbol. Selama seseorang melaksanakan
simbolisme tertentu, sejauh itu pula ia merupakan sosok agamis.
Tak jarang, dalam situasi seperti ini agama ditumpangi oleh
berbagai kepentingan; komoditas ekonomi atau politik. Orang ingin
kaya dan mempunyai lompatan politik yang cepat dengan
menimang-nimang agama. Yang lebih memprihatinkan, nalar
sehat menjadi tumpul. Kesadaran akan aktivitas dan kebajikan
sosial, sebagai wujud dari ajaran agama yang cukup bernilai tinggi,
terkalahkan oleh kepuasan individual. Makanya, sekali orang
menunaikan haji, ia ingin melakukannya lagi, meskipun harus
menutup mata terhadap berbagai ketimpangan. Islam yang ia
anut akan terasa semakin sempurna dengan haji beberapa kali
itu, tanpa memikirkan nasib orang-orang miskin, anak-anak yatim,
para pegawai maupun pembantunya yang digaji amat rendah.
Dan yang aneh, terkadang dana haji itu diambil dari mega korupsi
maupun kolusi. Dosa sosial diyakini akan terhapus dengan haji,
umroh, shalat khusyu’ maupun berdoa di tempat-tempat khusus.
Agama narsistik berujung pada pemenuhan kebutuhan
individual. Seorang narsistik akan menunjukkan perilaku self-
centered, semua untuk kepentingan dirinya. Spencer A. Rathus
dan Jeffrey S Nevid dalam bukunya, “Abnormal Psychology
(2000)”, menjelaskan bahwa perilaku narsistik memandang dirinya
dengan cara yang amat berlebihan. Sedangkan Erich Fromm
memperkuat kesimpulan itu dengan menyatakan bahwa perilaku
narsistik mengembalikan kesenangan untuk dirinya dan
mengabaikan yang lain. Ketika orang di luar dirinya menjadi
sebuah ancaman, maka ia mesti “dibersihkan”. Dan yang
memilukan, seorang narsistik sebenarnya mengalami gangguan
kejiwaan (mental disorder).
Para tokoh agama, pendidik, pemuka masyarakat, tanpa
disadari terkadang menjadi “dalang” dalam penyebaran agama
narsistik ini. Dengan pemahaman sederhana, mereka mengajak
siapa saja untuk mendalami agama pada aspek tertentu, tanpa
diimbangi aspek-aspek lain. Agama narsistik telah menjadi budaya
tersendiri dan dapat merebut alam bawah sadar masyarakat.
Konsekuensinya, gempita selebrasi simbolisme keagamaan tidak
serta merta melahirkan keadilan sosial. Bahkan mungkin
WAWASAN ISLAM
sebaliknya, nuansa keagamaan tersebut hanya menimbulkan
kebencian, iri hati, ajang show off, atau cadar untuk menutupi
berbagai aib sosial. Inilah disfungsi agama yang seharusnya tidak
terjadi. Karenanya, perlu dilakukan refleksi ulang atas berbagai
aktivitas keagamaan setiap kita.
Pesan yang Mencerahkan
Sudah semestinya, Islam kita bawa dalam ranah historis.
Agama ini dihadirkan untuk menjadi institusi penyelamat.
Penganutnya demikian pula, penyelamat manusia lainnya.
Bukankah Rasulullah diutus untuk menjadi rahmat bagi sekalian
alam (rahmatan li al-‘alamin)? Seorang Muslim yang baik tidak
hanya dilihat dari ketekunannya menjalankan serentetan ritual dari
waktu ke waktu. Melainkan bagaimana orang bisa makan dengan
kedermawanannya, atau orang merasa bahagia dengan
eksistensi dirinya. Dengan demikian, jatuh cinta secara berlebihan
kepada diri sendiri tidak mendapatkan akarnya. Agama narsistik
dimana seseorang memfokuskan cinta hanya untuk dirinya
ternyata bertentangan dengan Islam. Agama suci ini mengajarkan
bahwa cinta kepada Allah dapat diwujudkan dengan mencintai
sesama.
Doktrin Islam mengajarkan bahwa seorang Muslim harus
memiliki sandaran vertikal dan relasi horizontal. Dalam bahasa
yang lebih familiar disebut hablumminallah dan hablumminannas
(Q.s. Ali-Imran [3]: 112). Rasulullah sendiri menegaskan bahwa
keutamaan manusia dapat dinilai dari puasa sunah, mengunjungi
orang sakit, memberi makan orang miskin dan mengantar
jenazah. Hadits ini menegaskan bahwa egoisme spiritual tidak
mendapatkan tempat, kecuali ke-Islaman yang memancarkan
kejernihan batin dan pencerahan sosial. Dalam Hadits lain
ditegaskan, pelindung seorang hamba di akhirat kelak lahir dari
hasil sedekahnya. Inilah kekuatan Islam, agama yang
membebaskan tidak hanya secara spiritual tapi juga material.
Agama narsistik sebagai pilihan yang galau, dapat diluruskan
menjadi agama yang penuh cinta tidak hanya kepada dirinya, tapi
juga orang lain. Wa Allahu a’lam.l
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 49
TELAAH PENDIDIKAN
Agenda Pendidikan Karakter
HADI SUYONO
Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Lingkungan kadar polutannya tinggi seperti kekerasan,
Lewin menjelaskan, perilaku
hedonisme, korupsi, dan pornografi berdampak pada
merupakan akumulasi kepribadian perkembangan psikologis dan moral bagi anak. Dampaknya
berupa perilaku menyimpang anak didik. Perilaku menyimpang
dan lingkungan. Bila mengacu teori ini karena proses belajar sosial.
klasik ahli psikologi sosial itu, Belajar sosial itu suatu konsep adanya perilaku imitasi terwujud
melalui peniruan pada obyek. Misalnya anak melakukan
pendidik perlu memikirkan proses kekerasan karena meniru orang dewasa. Hasil peniruan pada
belajar mengajar anak didik. proses selanjutya dimasukkan ranah kognisi yang selanjutnya
dievaluasi secara positif, bahwa upaya untuk menyelesaikan
Mengapa teori Lewin penting ? masalah menggunakan kekerasan.
Karena realitas sosial dan budaya Sebenarnya ada strategi lebih baik menyelesaikan konflik,
yaitu memanfaatkan dialogis. Win-win solution merupakan jalan
sebagai variabel lingkungan, tidak terbaik menyelesaikan perselisihan. Tetapi hal ini tidak dilakukan
kondusif menyemai generasi anak. Mereka tidak memperoleh pembelajaran orang dewasa
mengenai kiat meredam masalah secara damai. Orang dewasa
berkualitas. Kondisi lingkungan justru menyuguhkan perilaku kekerasan, sehingga ditiru oleh anak.
tercemar pola hidup kekerasan, Selain imitasi yang menyebabkan perilaku menyimpang anak
adalah modeling. Variabel modeling menyebabkan perilaku
hedonisme, tidak jujur, dan menyimpang, karena anak mencontoh tingkah yang ditunjukkan
pornografi. publik figur.
Misalnya artis bergaya hidup hedonisme. Atau perilaku mereka
mempertontonkan adegan seronok yang diumbar secara vulgar.
mengalami kegagalan. Sekolah gagal dalam memenuhi
harapannya dipicu sistem yang dibangunnya tak kuasa
membendung arus deras pengaruh negatif lingkungan. Nilai-nilai
pembelajaran yang ditanamkan di sekolah tererosi oleh orang
dewasa yang tak layak untuk diikuti jejak perilakunya.
Arti Pendidikan Karakter
Mengembangkan pendidikan karakter membendung
pengaruh negatif lingkungan bagi anak didik. Solusi efektif
membentengi anak didik dari kondisi lingkungan tak kondusif
menggunakan mekanisme melatih soft skill anak. Soft skill
menaburi kepribadian anak mempunyai kemampuan menangkal
godaan pengaruh dari luar dirinya.
Kemampuan soft skill yang diberikan kepada anak dengan
menumbuhkan kemandirian anak. Kemandirian mengandung
pengertian kemampuan anak mengambil keputusan. Melatih anak
didik mempunyai keterampilan mengambil keputusan merupakan
faktor penting pendidikan karakter. Ketika orangtua tidak memiliki
cukup banyak waktu memantau perkembangan anaknya karena
suami dan istri mencari penghidupan yang semakin sulit. Ketika
sekolah belum mampu memberikan layanan penuh dalam transfer
of learning kepada anak didik, sehingga anak lebih banyak berada
di luar sekolah. Maka pengambilan keputusan menjadi sesuatu
yang urgen pada anak.
Pengambilan keputusan yang dimaksud adalah anak
mempunyai kemampuan untuk memilih dan memilah berbagai
pengaruh yang datang dari luar. Apabila ada pengaruh negatif
datang kepada dirinya, anak mampu mengambil keputusan tidak
akan melakukan imitasi atau modeling karena dia sadar akan
berdampak pada perilaku menyimpang. Dalam kondisi ini anak
mampu menyelamatkan dirinya, meski jauh dari pendampingan
orangtua maupun pendidik.
Menanamkan nilai-nilai motivasi berprestasi juga menjadi
TELAAH PENDIDIKAN
“Kemandirian mengandung
pengertian kemampuan anak
mengambil keputusan. Melatih
anak didik mempunyai
keterampilan mengambil
keputusan merupakan faktor
penting pendidikan karakter”
nilai-nilai motivasi berprestasi tidak akan tergoda bujuk rayu
pengaruh negatif lingkungan. Anak yang memiliki motivasi
berprestasi tumbuh suatu sikap bahwa kebanggaan bukan dari
kepemilikan materi, tetapi saat anak mampu berprestasi dan
menghasilkan karya-karya berbobot. Mereka tidak sempat lagi
mencari situs, membaca, atau menonton tayangan yang tak layak.
Konsentrasinya dipusatkan bagaimana meningkatkan pencapaian
prestasi.
Selain keterampilan pengambilan keputusan dan motivasi
berprestasi, moralitas berperan sebagai fondasi menanamkan
soft skills anak. Dengan moralitas anak mampu menentukan hal
yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Dalam
mempertimbangkan boleh dan tidak boleh, tentu didasarkan nilai-
nilai Qur‘ani. Dengan begitu anak selalu dibimbing moralitasnya
menempuh jalan lurus menjadi generasi yang memiliki jiwa-jiwa
religius.
Begitu pentingnya pendidikan karakter untuk membendung
pengaruh negatif dari lingkungan, agenda pendidikan karakter perlu
diformulasikan lebih mendalam pada lembaga pendidikan,
termasuk di dalamnya lembaga pendidikan amal usaha

P
ublik sudah menyaksikan penuh sesak kekerasan di
berbagai wilayah. Kekerasan bergerak dari ranah rumah
tangga sampai komunitas. Orangtua menutup pintu nurani
bertindak agresif pada anaknya. Sebaliknya anak durhaka
menghabisi nyawa orangtua. Pada area komunitas, masih segar
dalam ingatan bentrok berdarah di Tanjung Priok. Kekerasan pun
menjalar ke politik. Ketika demokrasi belum matang, kekerasan
tumbuh subur pada pemilihan kepala daerah. Calon pemimpin
daerah kalah, acapkali menggunakan cara kekerasan karena
tak mau terima kekalahan.
Demi mewujudkan gaya hidup hedonisme segala cara
ditempuh, tak peduli halal atau haram. Korupsi menjadi cara ampuh
memenuhi hasrat kemewahan. Korupsi sudah menjadi bagian
dari urat nadi bangsa, sulit diberantas.
Problem lain yang menjadi polutan untuk tumbuh kembang
anak adalah pornografi dan pornoaksi. Kasus terakhir
menghebohkan menyita perhatian publik seperti video porno mirip
artis Luna Maya, Cut Tari, dan Ariel Peterpan. Banyak orang
termasuk anak-anak dan remaja ingin melihat video mesum mirip
ketiga artis ternama itu.
Menghambat Pembelajaran
Perilaku publik figur ini kemudian menjadi model bagi anak didik. bagian penting menumbuhkan soft skills anak. Motivasi Muhammadiyah dari Taman Kanak-Kanak sampai perguruan
Melalui proses modeling anak didik mencontoh artis idola ber- berprestasi merupakan unsur penting karena anak mempunyai tinggi. Untuk itu, ditunggu kiprahnya…!l
perilaku jauh dari nilai-nilai moral. Anak seakan tanpa dosa ber-
aktifitas tak sesuai dengan nilai-nilai moral. Perilaku ini hadir me-
ngacu orang yang dikaguminya.
Melihat kenyataan lingkungan yang tak kondusif karena adanya
imitasi dan modeling menghambat bagi upaya membangun
generasi berkualitas. Hal ini ditelusuri saat orang tua menciptakan
kehidupan harmonis keluarga. Dalam payung kesejukan kehidup-
an harmonis rumah tangga, anak memang terlihat manis.
Tetapi, amunisi penanaman nilai-nilai dalam keluarga tidak
sebanding dengan pengaruh negatif dari lingkungan. Anak yang
tampak manis di rumah menjadi berubah ketika berada di luar.
Perilaku orang dewasa yang tak patut ditauladani, membikin
fondasi nilai-nilai yang telah dibangun dari rumah runtuh terkon-
taminasi oleh lingkungan yang tidak baik untuk tumbuh kembang
anak.
Tak jauh berbeda pendidikan di sekolah. Sebagian sekolah
serius merancang model pendidikan dengan harapan melahirkan
anak didik yang mampu menjawab tantangan zaman. Realitasnya
harapan yang dibentangkan lembaga pendidikan seringkali

50 4 - 19 SYAKBAN 1431 H SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 51

HADLARAH
Kemunculan dan
Perkembangan Novel Arab (1)
Novel Arab modern merupakan satu
bagian dari program an-nahdhah
(kebangkitan) bagi bangsa Arab
secara umum. Yaitu, kebangkitan
kembali setelah hengkangnya
imperialisme dari Tanah Air Arab.
Sebagai salah satu cerita, ia mem-
punyai akar kesejarahan masa silam.
Sejarah kesusasteraan Jahili telah
merekam adanya cerita
kepahlawanan, para pendahulu
(nenek moyang), dan lain-lain. Dari
situlah awal munculnya novel Arab.
S
ejarah sastra Abasi juga mengenal adanya novel Arab.
Kita tahu, bahwa Badhi’ az-Zaman al-Hamadhani adalah
seorang pelopor maqamah, yaitu satu jenis cerita khas
Arab. Dari tokoh sentral inilah kemudian cerita-cerita zaman dahulu
ditarik menuju kemodernan yang dijadikan pijakan dalam
mengembangkan kreasi-kreasi baru dan meramunya dengan
budaya Barat. Novel Arab sering disebut dengan riwayah.
Seni Bercerita
Novel bagi kalangan masyarakat Arab dikenal sebagai barang
lama. Karena novel sudah dikenal sejak zaman Jahili. Kita menge-
nal begitu banyaknya masyarakat Arab yang gemar menceritakan
nenek moyangnya, pemimpinnya, bala tentaranya dan para
penyairnya. Cerita-cerita semacam ini telah banyak memenuhi
kitab al-Afghani karangan al-Ashfanany. Juga al-‘Iqd al-Farid dan
al-Amaly adalah dua kitab yang banyak menuturkan hal tersebut.
Kita juga mengenal nama Wahab ibn Munabbah Ka’b al-Ahbar
yang kitab pertama begitu terkenal dengan judul “al-Tijan” yang
menuturkan referensi-referensi mengenai cerita Arab zaman da-
hulu. Bangsa Arab juga mengenal banyak cerita mitos seperti
yang terdapat dalam kitab al-Ayyam dan al-Akhbar. Akan tetapi
kesemuanya itu bagi pemerhati modern, tidaklah termasuk dalam
kandungan novel Arab. Tetapi, masuk dalam ranah kesejarahan.
52 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
ADE BENIH NIRWANA, S.S, M.S.I
Di samping itu, di antara ayat-ayat Qur’an ada yang bernada
qishah. Untuk bisa menenggelamkan pendengar, maka Al-Qur’an
memakai cara bercerita ini. Sampai-sampai Faruq Khursyid di
dalam kitabnya fi-Riwayah al-Arabiyah; al-Ashr at-Tajmi ber-
pendapat bahwa cerita di kalangan Arab Jahili mempunyai
kedudukan nomer satu.
Melompat pada masa Abasi, muncul jenis cerita yang dina-
makan maqamah, yaitu salah satu ciri khas cerita bangsa Arab
saat itu. Salah satu bentuk ciri khasnya adalah tokoh, penokohan
karakter adalah sangat menonjol dalam penyampaiannya. Nama
al-Hamadhani dan Hariri (murid al-Hamadhani) adalah dua nama
yang tidak asing ditelinga kita sampai saat ini. Menurut banyak
pendapat sastrawan Arab maqamah adalah salah satu dasar
pijakan dalam perkembangan novel.
Novel Arab muncul pada masa modern, yaitu ketika bangsa
Arab mulai bergaul dengan bangsa Asing (’Ajam). Persinggungan-
persinggungan dengan bangsa asing inilah yang memunculnya
ide adanya pembuatan novel. Selain itu, proses penerjemahan
juga merupakan andil besar dalam pembentukan novel Arab, di
samping pengiriman pelajar ke negara Eropa. Di sisi lain jurnalistik
juga punya andil yang sangat kuat dalam proses sosialisasinya,
ia hadir dalam rangka menyambut pemenuhan kebutuhan sosial.
Tahap Pertumbuhan (Marhalah Ziyaadah)
Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa novel Arab mo-
dern bukanlah benar-benar baru, tetapi ia didahului oleh adanya
pengenalan-pengenalan terhadap maqamah. Yaitu bentuk karya
sastra yang telah memberi inspirasi, juga pengaruh adanya
persinggungan dengan dunia asing. Pada hakekatnya, novel Arab
adalah sebuah hasil dari persinggungan antara budaya Timur
dengan Barat. Budaya Barat inilah yang mempunyai andil besar
dalam pembentukan perwatakan.
Pertumbuhan ini mulai tampak pada akhir-akhir abad IX dan
awal abad XX. Ada dua pendapat yang berbeda. Pendapat pertama
mengatakan bahwa munculnya novel Arab itu pada tahun 1939,
yakni pada masa perang dunia ke II. Pendapat kedua mengatakan
novel Arab muncul berbarengan dengan adanya Perang Dunia I,
yaitu pada tahun 1914. Adapula yang berpendapat, bahwa novel
Arab pertama kali muncul mengacu pada karya Muhammad Hu-
sein Haikal yang berjudul “Zainab”. Yang karyanya ini kemudian
dijadikan dan telah memenuhi persyaratan awal sebagai sebuah
karya seni bercerita dan juga telah memberikan corak baru
mengenai pemikiran dan keadaan sosial.
Lewat karyanya yang berjudul “Zainab” ini, Muhammad Hu-
sein Haikal dijadikan sebagai pelopor novel Arab Modern. Akan
tetapi, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa pelopor novel
Arab modern adalah Jibran Kahlil Jibran, lewat karyanya “al-
Jinnah al-Mutakassirah”. Siapa yang pertama jelas tidak perlu
untuk diperdebatkan lebih lanjut. Yang jelas, semua dari karya-
karya tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Karena
adanya karakteristik yang berbeda ini yang akan dijadikan ukuran.
Adapun dari kesemuanya itu mempunyai corak yang sama, sa-
tunya waktu, tempat dan peristiwa. Sehingga, bisa memenuhi
kriteria bawah yang dinamakan modern.
Munculnya Muhammad Husein Haikal dan Jibran Kahlil
Jibran telah banyak membuat inspirasi bagi pengarang novel lain.
Mereka mulai unjuk gigi untuk memperkenalkan karyanya di
hadapan khalayak ramai. Di antaranya adalah; at-Tahthawi, yang
kemudian terkenal sebagai salah satu editor pada “al-Waqai’ al-
Mishriyyah”, semasa di Perancis ia telah berhasil menyusun
karya yang berjudul “Talkhis al-Ibriz fi Wasf al-Bariz”, yang mem-
berikan satu sentuhan cerita yang indah. Adalah Ali Mubarak
yang mencoba menyusun buku “Ilm al-Din” yaitu satu buah cerita
novel yang bercerita tentang pendidikan.
Al-Muwaylihi yang terkenal dengan karyanya “Hadits Ibn
Hisyam” yang isinya mirip dengan bentuk maqamah juga bercerita
dengan sentuhan sosial. Selain itu, ada Farakh Anthun yang karya-
nya “ad-Din wal Ilm wa al-Mal”, menggambarkan pengaruh
pemikiran Barat. Pada tahap ini secara ringkas bisa digolongkan
kepada kecenderungan novel-novel sejarah, novel ilmiah.
Tak ubahnya di Mesir, di Syam juga ada hal yang sama. Di
sana muncul karya Salim al-Bustany “al-Huyam fi Jinnan asy-
Syam, yang merupakan karya yang paling dulu, terbit pada tahun
1870. Karya ini merupakan karyanya yang paling komprehensif.
Kemudian muncul Nashif al-Yaziji (1800-1871) dengan karyanya
“Majma al-Bahrain” (1856), Ahmad Faris asy-Syidyaq dengan
karyanya “As-Syaq ‘ala as-Syaq fi ma huwa al-Fariyaq” (1855)
adalah sebuah karya yang lebih mirip dengan al-Muwailihi yang
terpengaruh oleh maqamah.
Ringkasnya, pada tahap ini lebih banyak kecenderungan untuk
mengabaikan peran setting waktu dan tempat serta mencam-
puradukkan keduanya sekaligus.
Tahap Perkembangan dan Pembaruan (Marhalah Tadwiir wa
Tajdiid)
Ada dua patokan untuk memilah, mana yang masuk dalam
kategori perkembangan dan mana yang masuk dalam kategori
pembaruan. Pertama, tahap sejarah, yang secara ringkas bisa
dilihat melalui tiga hal, yaitu: pembatasan waktu seperti isyarat
batasan-batasan waktu dengan memakai tahun, bulan dan hari;
penampakan unsur spontanitas, sebagai salah satu faktor utama
yang sangat mewarnai penulisan novel Arab modern ini; adanya
perwatakan yang sangat mendominasi dan keterpengaruhan
penulis terhadap sejarah secara umum.
Kedua, tahap sosial. Tahapan ini tampak sebagai ciri khas
yang menggambarkan penokohan sebagai realitas yang ada dan
berkaitan dengan masa kini.
HADLARAH
Tahap Eksperimentasi (Marhalah Tajriib)
Tahap eksperimentasi yang dilakukan oleh para novelis adalah
penyaduran karya orang lain digabung dengan karyanya sendiri.
Usaha yang dilakukan adalah dengan menggabungkan dua novel
menjadi satu. Salah satu tokoh yang terkenal dengan usaha
eksperimentasi adalah Jamal al-Khitary.
Mengenal Novelis Arab Modern
1.Taufiq al-Chakiem
Taufiq al-Chakiem, dilahirkan pada tahun 1898 di Iskandariyah,
Mesir. Ayahnya adalah keturunan petani kaya yang berasal dari
Arab Mesir sedang ibunya keturunan Turki. Ayahnya bekerja sebagai
seorang hakim. Semasa kecilnya, ia dibebaskan untuk bergaul
dengan teman-teman sebaya di kampungnya. Tetapi kemudian
ibunya mengurungnya dalam rumah dan tidak memperbolehkannya
bergaul dengan mereka. Pada usia 7 tahun, Taufiq al-Chakiem
dimasukkan ayahnya ke sekolah dasar di Dumhur. Setamat SD ia
dikirim ayahnya ke Kairo untuk melanjutkan belajar di sekolah
menegah (semacam SMA seperti di Indonesia) dan tinggal ber-
sama kedua pamannya, yang menjadi guru dan kuliah di Fakultas
Teknik. Karena sikap ibunya itu, ia berusaha untuk keluar dari
kungkungan yang telah menjeratnya. Hal inilah yang membuatnya
mempunyai kecenderungan berkutat pada dunia nalar-internal.
Selama di Kairo, Taufiq al-Chakiem mendapat kebebasan dari
otoritas ibunya dan di sela-sela kegiatan menyelesaikan Sekolah
Menengahnya itu, ia mulai mendalami seni suara dan seni musik
yang menghantarkannya pada seni teater. Setamat dari Sekolah
Menengah ia melanjutkan Sekolah Tinggi Hukum. Pada tahun 1924,
Taufiq al-Chakiem tamat dari sekolah Tinggi Hukum. Ia merajuk
pada ayahnya untuk diijinkan pergi ke Paris, dengan alasan untuk
melanjutkan studi Hukum di sana. Ayahnya sangat senang dan
menyetujui rencana Taufiq. Tetapi selama empat tahun berada di
Paris, tak satu hari pun digunakan untuk membaca dan sekolah di
Hukum. Selama jangka waktu empat tahun tersebut, Taufiq al-
Chakiem menghabiskan waktu dengan membaca novel sebanyak-
banyaknya, mendalami sastra dan teater, baik di Perancis ataupun
di luar Perancis. Biaya hidup dari ayahnya tak akan habis untuk
gaya hidupnya yang menyukai seni. Seluruh waktu Taufiq dihabiskan
di gedung-gedung opera, konser-konser musik dan mendalami
teater. Selain itu ia juga membaca sebanyak-banyaknya budaya
dan intelektualitas dari masa lalu sampai masa modern.
Jika dilihat dari masanya, Taufiq al-Chakiem termasuk
sastrawan di antara dua Perang Dunia, sebagaimana Muhammad
Husaein Haikal, Taha Husaein, Abbas Mahmud Aqad dan Ibrahim
Mazini. Taufiq al-Chakiem dianggap berhasil dalam genre novel
dan drama. Karya-karyanya meliputi jenis-jenis novel yang
didasarkan pada pengalaman pribadi, seperti “Usfur min asy-Syarq”
(burung pipit dari Timur), novel mentalistik seperti “Audah ar-
Ruh”(Kembalinya Semangat), novel autobiografi, seperti “Yaumiyat
Naib fi al-Aryaf” (catatan pegawai Hukum di desa) dan lain-lain.
Dari sinilah ia dianggap sebagai sastrawan pertama yang
memperkenalkan simbolisme dunia sastra Arab. Di samping itu ia
juga menulis cerpen.l BERSAMBUNG
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 53
WAWASAN MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah
Pengendali Mizan Sosial
Muhammad Ainun Nadjib
T
ransformasi kebudayaan atau (sebut saja) proses “hijrah”
nilai-nilai dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia,
bukanlah tema yang disadari, diniati dan didisain atau
diijtihadi secara sungguh-sungguh oleh mereka yang dibayar untuk
bertanggung jawab terhadapnya, yakni Pemerintah. Sebab orang-
orang di dalamnya memiliki konsentrasi yang lebih lokal, parsial
dan subyektif, terutama untuk keperluan pribadi, keluarga dan
kelompoknya masing-masing — jauh dari gagasan yang orisinal
mengenai eksistensi negara dan keharusan institusi yang disebut
pemerintah.
Tetapi Indonesia hidup terutama karena ketangguhan
rakyatnya dan kreativitas lembaga-lembaga sosial yang hidup
sangat kreatif di dalamnya. Lembaga yang saya maksud adalah
satuan-satuan enerji aktivisme hidup, dari wilayah ekonomi sampai
kebudayaan, spiritual dan apapun saja. Muhammadiyah adalah
salah satu institusi sejarah yang besar yang bersama semua
individu rakyat dan lembaga-lembaga sosialnya menjadi tulang
punggung dan poros baja kendaraan eksistensi Indonesia. Boleh
dikatakan rakyat Indonesia dan Muhammadiyah bisa hidup tanpa
ada Negara Republik Indonesia, sementara NKRI tak punya
kemungkinan untuk ada dan kekuatan untuk hidup jika tak ada
rakyat Indonesia, Muhammadiyah dan sesama “swasta” lainnya.
Hanya saja, posisi itu kurang benar-benar disadari oleh
Muhammadiyah dan oleh rakyat Indonesia pada umumnya.
Sehingga di dalam majelis-majelis kepemimpinan Muhammadiyah
kurang tampak inisiatif-inisiatif untuk lebih matang mendisain peran-
peran nasionalnya. Sebagaimana konteks yang lebih eksternal:
“Indonesia bisa hidup tanpa yang non-Indonesia. Dunia butuh
Indonesia, bukan Indonesia yang butuh dunia”. Dengan demikian,
dalam ijtihad pemikiran dan tajdid sikap yang lahir dari
Muhammadiyah boleh saja muncul, misalnya, sejumlah
pertanyaan: “Kenapa kok tiba-tiba kita bikin Negara Indonesia? Itu
dulu karena Bapak-Bapak kita memang berniat bikin negara,
ataukah merespon momentum kemerdekaan untuk secepat
mungkin diproklamasikan sesudah Nagasaki Hiroshima dibom
Amerika, sementara sebenarnya belum ada perdebatan atau
rembug yang matang apakah bentuk negara adalah satu-satunya
alternatif? Mungkin ada yang berpikir meneruskan kerajaan dan
memperbaiki sejumlah prinsipnya? Atau tak usah negara tak usah
kerajaan, “small is beautifull” saja, satuan kecil-kecil masyarakat
di sana sini yang punya MOU untuk saling melindungi di tengah
masing-masing bikin “Baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur”?
Atau kita teliti lebih seksama dulu Rasulullah saw itu hidup dalam
sistem dan formula negara atau komunitas sipil saja? Atau dekat-
54 4 - 19 SYAKBAN 1431 H
dekat sajalah, pilih transformasi budaya seperti Brunei, Malaysia,
Thailand, Inggris, Spanyol, Jerman dll, bukan seperti sekarang
ini: Kita sibuk membuang masa silam dan tidak pernah berhasil
meraih masa depan…”
Di tengah situasi seperti itu kita juga melihat gejala yang cukup
serius. Kita saksikan bhwa interval antara radikalisme dengan
liberalisme, atau idiomatik sosial dan stigma kebudayaan apa pun,
sesungguhnya terjadi pada semua satuan sosial. Umat Islam,
umat Kristiani dan agama-agama lain, atau semua satuan yang
tidak berkonteks agama, sesungguhnya memang sedang asyik-
asyiknya berpolarisasi, bahkan multipolar di sejumlah hal.
Dari yang paling berpikir sempit dan dangkal hingga yang
berpikir terlalu luas tanpa batas. Dari yang ultra-konservatif hingga
yang berpikir manusia adalah segala-galanya sehingga boleh
berbuat apa saja. Polarisasi itu tampak formal pada sejumlah
gejala kasat mata dan simbolik, tapi juga berlangsung secara
kristal di berbagai wilayah, sehingga banyak kumpulan-kumpulan
manusia yang merasa satu hati satu pikiran tapi sesungguhnya
mereka diam-diam terbelah di antara dua kutub ekstrem.
Muhammadiyah berada pada posisi yang ideal untuk menjadi
poros penyeimbang dari seluruh kecenderungan itu. Muhamma-
diyah berada pada titik koordinat sejarah yang sangat strategis
untuk memegang kendali “mizan” sosial. Muhammadiyah bisa
aktif memoderasi berbagai kecenderungan, bisa mengakomodasi
situasi antara yang sempit dengan yang terlalu luas, antara yang
padat dengan yang bukan hanya cair tapi uap, antara yang sangat
langit dengan yang terlalu menancap ke bumi, atau antara apa
pun saja yang dewasa ini saling berada pada tegangan-tegangan
sejarah yang kalau tidak dimaintain bisa akan menimbulkan bukan
hanya letusan-letusan kecil seperti selama ini sering terjadi, tapi
juga ledakan-ledakan besar.
Dalam hal ini ada baiknya Muhammadiyah “jangan terlalu
tenang” dan menyangka semua akan “baik-baik saja” di negeri
ini. Majelis Ilmu Muhammadiyah diperlukan oleh masyarakat
Indonesia untuk secara simultan menyebar panduan-panduan
langkah dalam menjalani sejarah. Termasuk dalam memahami
kepemimpinan dalam Muhammadiyah sendiri.
Saya juga yakin Muhammadiyah lebih dari “sekedar”
Gerakan Kebudayaan, ia adalah Gerakan Sosial. Kebudayaan
itu “output”. Ia munculan-munculan perilaku pada kehidupan
masyarakat. Ia selalu berubah dan berkembang. Dari perspektif
lain bisa kita temukan kebudayaan itu sangat relatif dan inkonsisten.
Sedangkan Muhammadiyah didirikan dengan akar “kepastian-
kepastian” nilai tertentu dan eksistensinya berbanding lurus dengan
konsistensi Muhammadiyah terhadap kepastian-kepastian itu.
Kalau Muhammadiyah melanggar “TBC”, maka batal dengan
sendirinya ke-Muhammadiyahannya, bahkan “najis” bagi prinsip
dan ideologi Muhammadiyah itu sendiri, meskipun secara
organisasional Muhammadiyah “berhak” mengandung kekurang-
waspadaan terhadap kemungkinan itu terjadi di salah satu bagian
dari tubuhnya yang besar dan luas.
Maka besar cita-cita dan keyakinan saya bahwa
Muhammadiyah adalah Gerakan Sosial dengan peran yang jauh
lebih mendasar, luas dan dalam, di dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa di Negeri ini. Secara sosiologis, tidak masuk akal
kalau tidak ada suatu era di mana Republik ini dipimpin oleh
seseorang yang kelahiran dan pendidikan sejarahnya dari kawah
Muhammadiyah. Indonesia tidak “berkewajiban” untuk terus
menerus dipimpin oleh tokoh yang asal usul sosiologisnya “liar”
dan tak menentu sebagaimana organisasi besar seperti Muham-
madiyah yang sanggup menyediakan proses pengkaderan ke-
pemimpinan yang lebih tertata dasar nilai-nilainya, terkelola pelatihan
sosialnya serta terkontrol tradisi budayanya. Suatu saat Muham-
madiyah harus tampil di Indonesia untuk mengakhiri kebiasaan
hadirnya pemimpin yang “antah berantah” seperti selama ini.
Sebab Muhammadiyah adalah Gerakan Sosial. Ia bukan
identifikasi output-output dalam sejarah. Ia juga bahkan sangat
mengutamakan input-input. Gerakan kebudayaan adalah dinamika
kreativitas manusia, personal maupun kolektif. Sedangkan
gerakan sosial lebih luas dari itu karena ia juga mengakomodasi
bahkan mendasari langkahnya dengan input-input dari “kreativitas
Tuhan”. Gerakan sosial Muhammadiyah bahkan berpijak pada
antara lain pemaknaan Surah “Al-Maa’uun”, berangkat dari
pemaknaan, penghikmahan dan pengarifan terhadap firman-firman
Allah dan sunnah Rasulullah. Gerakan kebudayaan itu
“mengarang” sendiri, sedangkan gerakan sosial membuka ruang
untuk justru memperkaya sejarahnya dengan “karya” Allah.
Gerakan kebudayaan mungkin bersentuhan dengan output fiqh
agama, tapi gerakan sosial Muhammadiyah sejak awal “berakad
nikah” dengan Aqidah, Tauhid, Ilmu, Teologi dan Teosofi, bahkan
WAWASAN MUHAMMADIYAH
sampai detail pada Ushul Fiqh dan keluaran Fiqh.
Gerakan kebudayaan berporos dan bangga pada
kemerdekaan manusia, egalitarianisme perilaku dan demokrasi
sistem. Muhammadiyah tahu bahwa manusia tidak akan pernah
sanggup mengandalkan hanya dirinya sendiri, maka ia bernama
Muhammadiyah. Muhammadiyah saya artikan sebagai
kebersamaan orang-orang yang mencita-citakan dirinya berwatak
Muhammad (Rasulullah saw), berkepribadian Muhammad,
berakhlaq Muhammad, dengan kecerdasan dan komprehensi
strategi kepemimpinan Muhammad, berakal bermental berjiwa
berhati Muhammad.
Manusia teragung selama ada kehidupan dunia ini berdiri,
berlaku dan berperilaku merangkum seluruh fungsi kekhalifahan.
Ia berperan kultural, ia memimpin pengelolaan politik tanpa jabatan,
ia pendekar kanuragan dan khusyu rohaniah, ia profesional dalam
periekonomi sampai digelari “Al-Amin”, trusted. Seluruh pekerjaan
yang di masa modern dibagi-bagi melalui prinsip “division of labour”,
pembidangan, fakultas-fakultas, departemen-departemen, hampir
seluruhnya dilakukan oleh Muhammad di dalam kelengkapan
“Insan Kamil” beliau. Secara keduniaan Rasulullah tidak kurang
suatu apa ada membuktikan berbagai supremasi fungsi, tapi beliau
bersujud tiap malam dan mengucurkan airmata kepada Allah.
Jangankan kita, Muhammad saw yang kekasih Allah, yang
dijamin sorganya, yang difasilitasi oleh-Nya melebihi siapa pun
lainnya: merasa tidak cukup dengan dirinya sendiri jika harus
membereskan dunia. Muhammad memberi teladan sangat
kongkret kepada umat manusia bahwa kita sangat tergantung kepada
Allah, sehingga memerlukan tema yang namanya patuh atau taat.
Maka kalau Muhammadiyah itu gerakan, ia bergerak tidak
semata-mata karena dirinya berkehendak untuk bergerak. KHA
Dahlan pasti memiliki kesadaran yang tersimpan di lubuk akal
dan hatinya bahwa untuk apa diri kita ini bergerak kalau gerakan
kita itu bukan kehendak Allah agar kita bergerak. Kalau
Muhammadiyah bergerak, tentu karena bersyukur atas bimbingan
Allah yang menganugerahkan metodologi sosial, umpamanya
“Amanu wa Hajaru wa Jahadu”.l
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 55
SOHIFAH
Selain menerbitkan Medan-Moeslimin, perkumpulan SATV
juga merintis penerbitan Islam Bergerak (1917). Lagi-lagi Haji
PERKUMPULAN PRA MUHAMMADIYAH (1) Misbach yang menjadi perintisnya. Dia yang berkawan dekat
dengan Mas Marco Kartodikromo dan Haji Fachrodin
SIDIK AMANAH TABLIGH VATHONAH (Yogyakarta) meminta keduanya bergabung dalam jajaran redaksi
Medan-Moeslimin dan Islam Bergerak. Bahkan, Haji Fachrodin
termasuk tangan kanan Haji Misbach dalam mengelola penerbitan
MU’ARIF dua surat kabar ini.
Pada tahun 1918, Martodharsono, pemimpin redaksi surat
kabar Djawi Hisworo, menulis artikel kontroversial yang
KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah tidak
memojokkan umat Islam di Solo. Martodharsono mantan aktivis
bersifat elitis dan sektarian, tetapi cenderung populis Sarekat Islam (SI) dan pernah menjadi kawan dekat Haji
dan egaliter. Keanggotaan Muhammadiyah terbuka Samanhoedi dan Sosrokoernio. Mantan aktivis SI ini berbalik
bagi siapa saja, baik dari kelas sosial ningrat, pejabat menyerang umat Islam lewat artikelnya yang menyebutkan bahwa
pemerintahan, rakyat biasa, bahkan keturunan Indo. “Nabi Muhammad saw pemabuk dan pecandu opium.”
Di samping itu, Muhammadiyah juga memiliki Menanggapi serangan Martodharsono, pimpinan Centraal
sensitivitas terhadap kemodernan. Pemikiran- Sarekat Islam (CSI) membentuk komite Tentara Kanjeng Nabi
Mohammad (TKNM) sebagai upaya pembelaan terhadap umat
pemikiran cerdas dari kaum muda selalu mendapat
Islam. Ketua sub komite TKNM Solo dipegang oleh Haji Hisyam
tempat di Muhammadiyah. Dengan karakter tersebut, Zaini, kawan Haji Misbach. Ketika TKNM tidak mampu memberikan
Muhammadiyah memiliki daya magnet menarik pembelaan terhadap umat Islam dari serangan Martodharsono,
perkumpulan-perkumpulan keagamaan lokal untuk Haji Misbach mengambil alih kepemimpinan sub komite TKNM
bergabung dalam organisasi ini. Kesediaan para Solo dari tangan Haji Hisyam Zaini. Tetapi para pimpinan CSI tidak
pimpinan Muhammadiyah menerima perbedaan solid menanggapi serangan Martodharsono. Melihat perpecahan
pola-pola pemikiran dan bentuk-bentuk gerakan di tubuh CSI memaksa Haji Misbach membentuk tentara Islam
dengan basis massa pengajian SATV. Dengan kekuatan tentara
keagamaan lokal juga menjadi kekuatan tersendiri,
SATV, Haji Misbach menantang Martodharsono berdebat di depan
sehingga banyak perkumpulan lokal akhirnya publik untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tetapi, debat
bergabung dengan organisasi ini. publik ini tidak sempat digelar karena pimpinan CSI memang tidak
solid dan para pimpinan komite TKNM sendiri terpecah. Pasca
SOHIFAH
Haji Fachrodin, forum pengajian SATV dan surat kabar Medan-
Moeslimin menjadi pendukung Muhammadiyah. Bahkan, Haji
Fachrodin telah memasukkan KH Ahmad Dahlan (Khatib Amin)
dalam jajaran redaksi Medan-Moeslimin bersama Moechtar
Boechari, Abdul Hamid, dan Haroen Rasid.
Pada tahun 1922, Haji Misbach bebas dari penjara. Karena
perbedaan pandangan politik, Haji Misbach membersihkan jajaran
redaksi Medan-Moeslimin dan Islam Bergerak dari para pendukung
Muhammadiyah. Haji Fachrodin, kawan dekat Haji Misbach, juga
tidak lagi sehaluan dengan politik dua surat kabar ini. Dia keluar dari
jajaran redaksi dan diikuti oleh Harsoloemekso dan Mochtar Boecari.
Pasca konflik inilah, Haji Misbach dan Sismadi Sastrosiswojo
menjadi kubu yang menentang Muhammadiyah.
Dalam vergadering pada 13 Agustus 1922 di rumah M.
Sontohartono (Keprabon), struktur Muhammadiyah Cabang Solo
terbentuk secara resmi dengan menempatkan M. Ng.
Sastrosoegondo sebagai ketua, Mochtar Boecari sebagai wakil
ketua, Harsoloemekso sebagai sekretaris, dan M. Sontohartono
sebagai bendahara (lihat Harsoloemekso, “Moehammadijah
Tjabang Soerakarta.” Soewara Moehammadijah, no. 9/th ke-3/
1922). Kelompok pengajian SATV yang sehaluan dengan Haji
Fachrodin dan KH Ahmad Dahlan bergabung dalam
Persyarikatan Muhammadiyah.
Medan-Moeslimin organ SATV Solo. Di box redaksi kiri, Haji
Fachrodin menggantikan posisi Haji Misbach yang sedang di
penjara Klaten. Di box redaksi kanan, nama M. Ketib Amin Jogja
(KH Ahmad Dahlan) tercantum sebagai pembantu redaksi.l dok.
Rhoma Dwi Aria Yuliantri

P
ada awal abad ke-20, banyak berdiri perkumpulan
keagamaan lokal dengan tujuan yang berbeda-beda.
Model-model gerakannya juga berbeda-beda. Di pulau
Jawa, misalnya, di antara perkumpulan-perkumpulan keagamaan
lokal yang kemudian bergabung dalam payung besar
Muhammadiyah adalah: Sidik Amanah Tabligh Vathonah (Solo),
Ambudi Agama (Pekalongan), dan Ihyaus Sunnah (Surabaya).
Sidik Amanah Tabligh Vathonah
Perkumpulan Sidik Amanah Tabligh Vathonah (SATV) adalah
kelompok pengajian kaum muda di Kauman, Solo, yang dirintis
oleh Haji Misbach, Koesen, Harsoloemekso, dan Darsosasmito
pada tahun 1915. Kelompok pengajian ini didirikan tiga tahun setelah
kepemimpinan Sarekat Dagang Islam (SDI) diambil alih dari H.
Samanhoedi oleh H.O.S. Tjokroaminoto. Sebagai redaktur surat
kabar Oetoesan Hindia dan aktivis pergerakan yang cukup
berpengalaman, Tjokroaminoto mengubah Sarekat Dagang Islam
menjadi Sarekat Islam berpusat di Surabaya (11 November 1912).
Barangkali, kelahiran SATV merupakan reaksi terhadap kepemim-
pinan SDI Solo yang mulai redup. Sebab, sebelum perkumpulan
ini didirikan, Haji Misbach, Koesen, Harsoloemekso, dan
Darsosasmito adalah anggota dan pengurus SDI. Barangkali pula,
kelahiran perkumpulan ini merupakan bentuk ekspresi kekecewaan
terhadap SDI pimpinan H. Samanhoedi yang kian redup.
Foto: ISTIMEWA
Pada mulanya, SATV merupakan perkumpulan pengajian
bagi para pedagang batik di Kauman dan Laweyan, tetapi kemudian
berkembang menjadi sebuah organisasi keagamaan yang
menitikberatkan perjuangan dan pemberdayaan kaum Muslimin
di Solo. Sejak pertama kali berdiri (1915), perkumpulan ini
menyelenggarakan sekolah-sekolah Islam modern, mendirikan
panti asuhan, melakukan pembelaan terhadap umat Islam dan
menerbitkan surat kabar di Solo. Sekolah modern dan panti asuhan
yang dirintis SATV kurang begitu maju, tetapi gerakan pembelaan
terhadap umat Islam dan penerbitan surat kabar Medan-
Moeslimin dan Islam Bergerak mampu mengangkat nama
perkumpulan ini.
Pada tahun 1915, terbit surat kabar Mardi Rahardjo milik
kelompok missionaris Kristen di Solo. Penerbitan surat kabar ini
menjadi salah satu pemicu lahirnya perkumpulan SATV. Untuk
membendung arus Kristenisasi lewat media massa, SATV
menerbitkan surat kabar Medan-Moeslimin. Haji Misbach dan
Haji Hisjam Zaini menjadi perintisnya. Namun, nomor edisi perdana
surat kabar Medan-Moeslimin justru berisi seruan memajukan
agama Islam, tidak menyerang surat kabar Mardi Rahardjo.
kejadian ini, Haji Misbach memilih menjadi kekuatan oposisi di tubuh
Sarekat Islam (SI Merah).
Jamaah pengajian SATV memang sehaluan dengan gerakan
pembaruan Islam di Yogyakarta (Muhammadiyah). Kelompok
pengajian di Solo ini sering mengundang muballigh-muballigh
Muhammadiyah untuk mengisi ceramah keagamaan di forum ini.
Salah satu tokoh Muhammadiyah yang sering diundang mengisi
pengajian ini adalah KH Ahmad Dahlan, pendiri dan president
Hoofdbestuur (HB) Muhammadiyah. Pada suatu ketika, setelah
selesai mengisi pengajian di markas SATV (di rumah Moechtar
Boechari), KH Ahmad Dahlan melihat anak-anak anggota
Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) sedang latihan di depan
Pura Mangkunegaran. President HB Muhammadiyah ini tertarik
melihat aktivitas JPO. Sepulang dari Solo, KH Ahmad Dahlan
meminta bantuan Soemodirdjo (guru Standaard School Suronatan)
dan Sjarbini (guru Standaard School Bausasran) untuk membentuk
Pandu Muhammadiyah (Hizbul Wathan).
Ketika Muhammadiyah membentuk Bagian Tabligh pertama
kali (1920) yang dipimpin oleh Haji Fachrodin, jamaah pengajian
SATV sudah menjadi jaringan dakwah Muhammadiyah. Pada
tahun 1920, Haji Misbach terlibat dalam aksi pembakaran ladang
tebu sehingga dia dijebloskan ke dalam penjara di Klaten. Selama
Haji Misbach di penjara, jabatan pemimpin redaksi Medan-
Moeslimin dipegang oleh Haji Fachrodin. Sejak dalam kendali

56 4 - 19 SYAKBAN 1431 H SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 57

PANTI ASUHAN
MUHAMMADIYAH GANTUNG
DIRESMIKAN
BELITUNG TIMUR. Warga Muhammadiyah Gantung,
Belitung Timur, boleh berbangga hati. Karena telah berhasil
mendirikan asrama Panti Asuhan Yatim dan Dhu’afa Putra
Muhammadiyah, yang peresmiannya dilaksanakan beberapa
waktu yang lalu. Peresmian dilakukan oleh Erwandi A. Rani,
Sekretaris Daerah Kabupaten Belitung Timur. Panti asuhan yang
didirikan pada tahun 2006 ini, sebelumnya menempati kelas milik
MTs Muhammadiyah Gantung, yang dulunya dipakai SD
Muhammadiyah Gantung, yang disekat dengan triplek.
Pembangunan asrama panti ini dilaksanakan selama lebih kurang
18 bulan.
Ketua Panitia Pembangunan, Sujoko, S.Pd.I mengatakan
bahwa selesainya pembangunan Panti Asuhan ini bukanlah akhir
dari amal usaha yang akan dilakukan oleh Pengurus
Muhammadiyah Gantung. Namun ini, adalah awal untuk lebih
banyak berbuat dan beramal demi kepentingan umat. Beliau
menambahkan, “Insya Allah kita juga akan melengkapi sarana
dan prasarana panti seperti membangun masjid di sekitar asrama
panti, sarana olah raga dan sebagainya.”
Dalam sambutannya Erwandi A. Rani mengharapkan agar
semua warga, bukan saja warga Muhammadiyah merasa peduli
dengan Panti Asuhan yang memang baru satu-satunya di
Kabupaten Belitung Timur. Sudah selayaknya warga masyarakat
percaya dengan pengurus Muhammadiyah yang telah terbukti
dapat membangun asrama Panti Asuhan ini.l Firman Triyono
PESANTREN KWALA MADU TERBAIK DI
SUMATERA
BINJAI. Pesantren Modern Muhammadiyah Kwala Madu
Langkat-Binjai, merupakan Pesantren Muhammadiyah terbaik di
Sumatera, dan terbaik ke-5 di Indonesia. Hal itu ditegaskan oleh
Drs. H Sarwo Edi dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
Sumatera Utara dalam acara pelepasan alumni XVII dan Milad
XXII yang dilaksanakan di komplek pesantren tersebut.
Dalam acara ini, pesantren melepas sebanyak 65 orang
alumni XVII (tamatan Madrasah Aliyah) dan sebanyak 89 orang
tamatan MTs. Dalam sambutannya Pimpinan Umum Pesantren,
Dr. H Zulkarnaini Tala, Sp.OG menyampakan beberapa prestasi
yang sudah diperoleh para santri. Di antaranya sudah banyak
yang menang dalam berbagai kejuaraan tingkat Propinsi dan
Nasional. Para lulusannya juga sudah banyak yang melanjutkan
studinya di luar negeri, seperti di Universitas al-Azhar, Kairo,
Universitas Islam Madinah (Saudi Arabia) dan di Um Dorman
Sudan untuk memperoleh gelar S2. Demikian juga di perguruan
tinggi di dalam negeri.
Dalam acara itu juga diberikan penghargaan kepada guru
yang sudah mengabdi 21 tahun yaitu Wahyuni, S.Pd dan
Ananingsih, S.Pd.I. Bupati Langkat yang diwakili Asisten II Drs. H
Amir Hamzah menyampaikan penghargaan atas prestasi
Pesantren Kwala Madu yang sudah cukup dikenal oleh
masyarakat, termasuk pesantren yang masih bertahan di
Sumatera Utara.l Sufriadi HB
JALAN SEHAT PDM KEBUMEN
KEBUMEN. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kebumen
beberapa waktu yang lalu menggelar jalan sehat untuk umum.
Kegiatan ini dimeriahkan oleh grup Band SMP 1 Muhammadiyah
Kebumen, SMP Muhammadiyah Gombong dan SMP
Muhammadiyah Ayah, serta atraksi para pendekar Tapak Suci.
Menurut Ketua Panitia Drs. Tri Joko, kegiatan ini diikuti lebih dari
1000 peserta warga Muhammadiyah dan simpatisan, dari berbagai
wilayah di Kabupaten Kebumen. Tidak ketinggalan Club Jalan Sehat
“Manula” Cendrawasih. Dalam acara itu, panitia menyediakan door
prize dan hadiah menarik lainnya.l Mujahidin
PENGAJIAN RUTIN PCM
AMPELGADING
PEMALANG. Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Ampelgading, Pemalang secara rutin mengadakan pengajian rutin
setiap Ahad Pagi. Pengajian rutin ini, diikuti sekitar 200 orang
lebih. Dalam pengajian tersebut, materi yang disampaikan selain
isu-isu yang sedang menarik, juga masalah-masalah yang
berkaitan dengan akhlak, ibadah dan lain-lain.
PCM Ampelgading, Kabupaten Pemalang saat ini mempunyai
Ranting Muhammadiyah sebanyak 9, yaitu: Sidokare, Kebagus-
an, Jatirejo, Ujunggede, Losari, Karang Tengah, Ampelgading,
Kebagusan Pulo serta Desa Cibiyuk. Sedangkan amal usaha
berupa, SMP dan Panti Asuhan Muhammadiyah. Sedangkan
Balai Pengobatan, saat ini belum bisa secara rutin melayani ma-
syarakat. Karena kesulitan mencari petugas, terutama tenaga me-
dis, khususnya dokter. Untuk itu, PCM Ampelgading mengharap-
kan ada tenaga medis, khususnya dokter yang bersedia menge-
lola dan menangani Balai Pengobatan tersebut.l Mustofa
PELATIHAN DA’I MUDA
MUHAMMADIYAH
BOYOLALI. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah
Boyolali, beberapa waktu yang lalu menyelenggarakan pelatihan
da’i muda Muhammadiyah. Pelatihan yang dilaksanakan di aula
SMK Muhammadiyah 04 Boyolali ini diikuti oleh Pimpinan Cabang
Pemuda Muhammadiyah se-Kabupaten Boyolali dan Pimpinan
Ranting IRM SMK Muhammadiyah 04 Boyolali. Tema pelatihan
ini adalah: Menempa Diri Menjadi Da’i dan Kader Muhammadiyah
yang Sejati.
Menurut Drs. Mahmud Zaman, M.Ag, Ketua Pimpinan
Daerah Pemuda Muhammadiyah Boyolali bahwa pelatihan ini
bertujuan untuk mempersiapkan kader muda Muhammadiyah di
Boyolali untuk memenuhi kekurangan para da’i dan khatib
ditempatnya masing-masing.Terutama di kawasan pedesaan.
Sedangkan Drs. H Zubaidi, dari Pimpinan Daerah Muham-
madiyah Boyolali, mengharapkan kepada para peserta agar selalu
menampakkan jati dirinya sebagai kader Muhammadiyah. Paling
tidak, harus dapat menampilkan sosok yang selalu ikhlas dan
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 59
 selalu mau berjuang. Memberikan materi dalam pelatihan itu,
antara lain: Drs. H Jindar Wahyudi, M.Ag dari PDM Boyolali dan
Drs. H Muhammad Anis dari Surakarta.l Sujoko
TEMU TANI DAN NELAYAN NASIONAL
Mpm pp mUHAMMADIYAH
SLEMAN. Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan
Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan Temu Nasional Petani
dan Nelayan mengawali perhelatan Muktamar Satu Abad
Muhammadiyah. Temu Tani dan Nelayan Nasional itu dimulai
pada 29 Juni 2010 dan berakhir tepat sehari menjelang Pembukaan
Muktamar, 2 Juli 2010. 150 peserta perwakilan petani dan nelayan
dari 80 daerah di pelbagai wilayah Indonesia yang selama ini telah
didampingi oleh MPM diundang untuk mengikuti acara yang dihelat
di PPPG Matematika, Sambisari, Ngaglik, Sleman, DIY.
Bahtiar D. Kurniawan, Wakil Sekretaris MPM, mengatakan,
Temu Tani dan Nelayan itu antara lain membicarakan tentang
koordinasi dan konsolidasi antar petani dan nelayan yang didampingi
MPM Muhammadiyah se-Indonesia. Selain itu, dibicarakan pula
tentang penguatan jaringan petani dan nelayan Muhammadiyah di
seluruh wilayah Indonesia, serta membahas tentang pengembangan
modal kemitraan antar tani dan nelayan menengah. “Diharapkan,
dari Temu Nasional Petani dan Nelayan ini akan terbentuk forum
silaturahmi antar tani dan nelayan yang didampingi MPM, sehingga
terbentuk jaringan dan lebih mudah untuk saling bertukar informasi
dan pengalaman,” kata Bahtiar lebih lanjut.
Said Tuhuleley, Ketua MPM PP Muhammadiyah, me-
nyatakan bahwa MPM melaksanakan pendampingan dan
PCM KALIBENING
PANEN PERDANA PADI
HITAM
KALIBENING. Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Kalibening, setiap Ahad
Pon mengadakan pengajian rutin. Yang
diikuti oleh semua warga Muhammadiyah
beserta Ortomnya. PCM Kalibening saat
ini terdiri dari 21 Ranting yang berada di
Kecamatan Pandanarum dan
Kecamatan Kalibening. Dan memiliki
amal usaha antara lain, 5 TK, 7 MI, 2
MTs, 1 SMA dan 1 BTM yang asetnya
sudah mencapai milyaran rupiah.
Beberapa waktu yang lalu PCM
Kalibening mengadakan panen perdana padi hitam dan penangkaran teh hijau Pagilaran. Acara ini dihadiri Prof. DR. HM
Din Syamsudin, MA dan Bupati Banjarnegara Drs. H Ir Djasri, MM, MT. Pada kesempatan itu juga dimanfaatkan untuk
berdialog dengan para petani binaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) yang dipimpin oleh H Sungud Zaenudin.
MPM Pusat juga belum lama ini, mengadakan pelatihan cara membuat efektivitas mikroorganisme, sebagai campuran
pupuk organik.l Pono
60 SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010
memberikan arahan bagi petani, peternak dan nelayan serta buruh
tani itu dimaksudkan untuk merubah pola pikir mereka dari konsep
bertani menurut nenek moyang atau para pendahulu menjadi
berkonsep bertani secara terintegrasi.
“Masyarakat petani Indonesia sangat perlu merubah cara bertani
mereka selama ini. Agar mereka mau mengurangi penggunaan
pestisida serta pupuk buatan pabrik yang banyak mengandung bahan
kimia beracun dan mengurangi kualitas tanaman,” ungkap Prof. DR.
Ali Agus, anggota MPM PP Muhammadiyah, yang juga guru besar
Ilmu Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Lebih lanjut, Ir. Syafi’i Latuconsina, anggota MPM PP
Muhammadiyah menyatakan, hasil-hasil pertanian dari Indonesia
yang diekspor ke luar negeri sering ditolak, karena tidak memenuhi
standar kualitas yang baik, akibat banyaknya pemakaian bahan
kimia. Selain itu, diungkapkan pula, bahwa penggunaan pupuk-
pupuk sintetis produksi pabrik yang telah berlangsung lama itu,
ternyata telah merusak struktur tanah, disamping menyebabkan
ketergantungan petani terhadap pupuk produksi pabrik yang sering
dipermainkan harganya dan merugikan petani. “MPM PP
Muhammadiyah beserta jaringan MPM seluruh Indonesia
berupaya mengajak para petani Indonesia agar menggunakan
pupuk organik buatan sendiri, yang bahan-bahannya ada di sekitar
mereka, seperti buah-buahan yang mulai membusuk, kotoran
kambing, tetes tebu, dan lain-lain. Dengan demikian petani-petani
itu dapat mandiri, berdiri di atas kaki sendiri, tanpa tergantung
kepada pupuk buatan pabrik,” ungkap konsultan pertanian MPM
yang sering turun ke lapangan mendampingi petani secara
langsung.l apn
BALI KEMBANGKAN PARIWISATA
BALI. Wakil Ketua PWM Bali Mafrukin, mengungkapkan,
utusan pimpinan Muhammadiyah Bali berjuang menawarkan
program pengembangan pariwisata oleh Muhammadiyah.
Selama ini, Muhammadiyah kendati belum diketahui orang
banyak, telah mengembangkan dunia pariwisata yang menjadi
aset penyumbang ekonomi terbesar sampai saat ini.
Khususnya Muhammadiyah Bali, sektor bidang ini telah
menjadi idola dan andalan utama Muhammadiyah Bali dalam
mengembangkan kemampuan ekonomi warganya.
“Sektor Pariwisata di Bali telah memberi keuntungan terbesar
kepada warga Muhammadiyah. Banyak amal usaha Muhamma-
diyah dapat terwakili di bidang sektor ini dalam turut serta memberi-
kan kemampuan ekonomi keluarga besar Muhammadiyah,“ kata
Mafrukin.
Gagasan Muhammadiyah Bali agar Muhammadiyah mau
memperhatikan sektor pariwisata menjadi andalan utama amal
usahanya di bidang ekonomi, telah mendapat dukungan sebagian
besar PWM di tempat lain. Utamanya adalah PWM Nusa
Tenggara Barat, terutama di PDM Lombok yang hingga kini telah
mulai merintis bidang ini menjadi andalan pemasukan dana bagi
Muhammadiyah.
“Muhammadiyah Lombok telah bergerak lebih maju lagi, kini
ada beberapa komunitas warga Muhammadiyah telah
mengembangkan kemampuannya dalam menggarap bidang
pariwisata,” kata Mafrukin. Itulah sebabnya, katanya, dakwah
Muhammadiyah turut serta tercerahkan dengan adanya dukungan
finansial yang potensial ini. Beberapa fasilitas Muhammadiyah
telah berkembang baik.
Contoh konkret itulah yang hendak dibawa Muhammadiyah
Bali, agar diikuti oleh PWM Bali dalam mengembangkan sektor
pariwisata.
Rombongan Muhammadiyah Bali datang di arena Muktamar
Muhammadiyah beserta jajaran pimpinannya tidak kurang dari 7
bus tersebar di berbagai penginapan para penggembira dan utusan
pimpinan ditempatkan oleh panitia di lokasi khusus peserta sidang.
Antusiasme dari warga Muhammadiyah yang datang di Yogya-
karta begitu besar, hingga banyak di antara mereka yang datang
sendiri-sendiri dengan berbagai sarana transportasi.l am
MUHAMMADIYAH KALBAR
DI NGADIWINATAN
PONTIANAK. Secara kebetulan, rombongan seluruh utusan
dari Muhammadiyah Kalimantan Barat ditempatkan di Komplek
Perguruan Muhammadiyah Purwodiningratan Yogyakarta.
Rombongan ini, merupakan terbesar yang pernah datang di arena
muktamar, karena itu mereka mendukung utusan pimpinan yang
nantinya bersidang dalam memperjuangkan gagasan-gagasan
baru yang segar kepada Muhammadiyah dapat tercapai.
Muhammadiyah memiliki beberapa agenda yang diperjuang-
kan dalam arena sidang muktamar. Selain itu juga munculnya
harapan-harapan baru agar ke depan Muhammadiyah akan lebih
baik dalam mengarungi sejarah perjalanannya.
Pimpinan dan para warganya, kata salah seorang pimpinan
rombongan Muhammadiyah Kalbar kepada “SM”, sudah
bertekad sekuat tenaga agar Muktamar Satu Abad dapat berlang-
sung semarak.
“Semangat begitu besar telah dibawa para utusan
Muhammadiyah Kalbar untuk datang ke arena muktamar. Tidak
lain kecuali ingin muktamar berlangsung sukses dan menjadi
bagian dari perjalanan sejarah bangsa,” ujarnya.
Tidak kecil apa yang telah diraih oleh Muhammadiyah Kalbar
dalam mengembangkan jaringan Persyarikatan Muhammadiyah,
kerja kerasnya telah melahirkan begitu banyak amal usaha yang
menjadi saksi kesuksesan dakwahnya di belantara Kalimantan.l
am
SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 95 | 16 - 31 JULI 2010 61
 PEMBERDAYAAN MASJID
BANJARMASIN. Upaya untuk memberdayakan Forum
Komunikasi Masjid dan Mushala baik di tingkat kota dan kabupaten
terus digalakkan. Keyakinan ini dikemukakan oleh Sekretaris
PWM Kalsel, Dr. H. Zulkifli Musaba, MPd, di Mushala Muhsinin
Banjarmasin. Forum Komunikasi Masjid dan Mushala sendiri
yang diketuai oleh HM Natsir, selalu mengadakan berbagai
kegiatan rutin dan mendapat respon baik dari berbagai pihak.
Selain dapat dijadikan tukar-menukar informasi dalam menyatukan
kekentuan yang telah digariskan oleh Pimpinan Tarjih Pusat.
Walikota HA Yudhi Wahyuni, menyambut baik dan memberikan
harapan besar kepada Muhammadiyah dalam berpartisipasi secara
aktif membangun kota Banjarmasin. Salah satu program kebersihan
Pemkot Banjarmasin, sesuai dengan moto dari perjuangan
Muhammadiyah, yaitu menciptakan lingkungan yang sehat. Walikota,
akan terus memberikan dukungan kepada Muhammadiyah yang
sangat memedulikan warganya.l Saroso Sundoro
mereka dapat dalam pertemuan itu, kepada para petani dan
nelayan lain yang tidak sempat datang.
MPM PP Muhammadiyah dengan beberapa konsultan
bidang pertanian Latu Consina dan Konsultan Peternakan Prof.
DR. Ali Agus, telah menunjukkan komitmen besarnya terhadap
peningkatan kemampuan ekonomi kaum terpinggirkan yang
hampir mencapai 60% dari penduduk Indonesia.
Demikian dedikasi tinggi dari Ketua MPM Said Tuhuleley,
yang gigih bekerja keras untuk mengangkat majelis termuda yang
paling aktif dan produktif melakukan dan melaksanakan program
nasionalnya, nantinya dapat membuahkan hasil. Karena itulah,
MPM telah memfasilitasi munculnya Pusdiklat Pertanian Terpadu
yang bertempat di Pondok Pesantren Wirausaha Sunan Kalijaga
Yogyakarta Jomblangan, Banguntapan, Bantul.
“Ke depan, kami akan konsentrasikan program advokasi
terhadap rakyat miskin, pendampingan buruh dan migran, divabel
(SLB) agar sasarannya tercapai,” kata Said Tuhuleley.l am

PETANI SULAWESI MKKM PWM KALSEL

DATANGI YOGYAKARTA
MAKASSAR. Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM)
Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan MPM
PWM Sulawesi Selatan telah beberapa kali melakukan panen
raya padi, hasil perkebunan dan perikanan. Kesuksesan para
petani lewat pendampingan dari MPM PP Muhammadiyah telah
memberikan motivasi besar dan semangat mereka untuk datang
ke Kota Yogyakartra dalam menghadiri Temu Tani dan Nelayan
Nasional dalam rangka Gebyar Muktamar Muhammadiyah Satu
Abad di Kota Yogyakarta.
Husni Yunus dari MPM Sulawesi Selatan yang juga telah
melakukan pendampingan ke beberapa kabupaten di Gowa,
Makassar, dan beberapa kabupaten lain di Sulsel, menaruh
harapan besar kepada para petani dan nelayan dari Sulsel yang
datang ke arena Pertemuan Tani dan Nelayan Nasional di
Yogyakarta agar mereka nantinya dapat menularkan apa yang
ADAKAN BAKTI SOSIAL
HULU SUNGAI UTARA. Majelis Kesehatan dan Kesejah-
teraan PWM Kalsel mengadakan bakti Sosial Kesehatan, belum
lama lalu. Beberapa tokoh Muhammadiyah yang hadir dan turut
periksa kesehatan adalah Pimpinan Panti Asuhan Yatim
Muhammadiyah AL Muslimun, Haji Sulikan Sariyun, Lc.
Sementara itu Ketua MKKM PWM Kalsel, Zainal Abidin
Tachmad, S.Pd, SH secara simbolis menyerahkan kotak obat
dan sejumlah obat kepada H Sulikan Sariyun, LC di Kabupaten
Hulu Sungai Utara Kalsel. Momentum tersebut sangat penting
artinya bagi dakwah dan syiar Islam di seluruh Kalimantan Selatan,
terutama daerah-daerah yang belum tersentuh kemajuan kota.
“Insya Allah, kami akan tingkatkan dakwah dan syiar Islam di
pedalaman,” ujar salah satu pimpinan MKKM PWM Kalsel.
Sambutan hangat ditunjukkan oleh para warga dan simpatisan
masyarakat.l

KALSEL BANGUN SEKOLAH FARMASI

BANJARMASIN. Pondok Pesantren Al Furqon tidak saja membuka program yang
berkaitan dengan agama semata, melainkan berani melebarkan sayapnya untuk program
studi yang praktis dan diperlukan kalayak . Buktinya belum lama lalu, lembaga pendidikan
Muhammadiyah tersebut membuka Sekolah Menengah Farmasi (SMF) berlokasi di
Jalan Cemara Ujung Banjarmasin.
Peletakan batu pertama pembangunan dihadiri oleh Sekdaprov Kalsel Hm Muchlis
Gafuri dan Walikota Banjarmasin, Yudhi Wahuni. Derektur Ponpes Al Furqon, H Murhan
Zuhri, mengungkapkan, lahan yang disediakan luasnya mencapai 2079 meter.
Direncanakan disediakan untuk pembangunan gedung berlantai tiga, dengan biaya sebesar
Rp 5,7 miliar. Peletakan batu pertama yang dilakukan Sekdaprov Kalsel tersebut, ditandai
dengan menuangkan adukan semen ke salah satu tiang pancang.
Dalam sambutannya, HM Muchlis mengatakan, Pemprov Kalsel sangat memperhatikan dunia pendidikan serta berjanji turut membantu pelayanan
pembangunan SMF Muhammadiyah yang pertama di Kalimantan Selatan. Walikota Yudhi, juga sangat mendukung sekolah farmasi ini. “Semua
diberikan bantuan yang sama,” ujarnya menjanjikan kepada Muhammadiyah.l Saroso Sundoro

62 30 RABIULAWAL
SUARA MUHAMMADIYAH
- 15 RABIULAKHIR
14 / 95 | 16
1431
- 31 JULI 2010