Anda di halaman 1dari 12

Journal of Pharmacy Vol. 1 No.

1 : 38 - 47
ISSN : 2302-7436

Penetapan Kadar Metilparaben dan Propilparaben


dalam Hand and Body Lotion secara High
Performance Liquid Chromatography

Determination of Mehylparaben and Propylparaben in


Hand and Body Lotion by High Performance Liquid
Chromatography

Crescentiana Emy Dhurhania*)


*)
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Intisari

Metilparaben dan Propilparaben merupakan bahan antibakteri


dan antifungi yang efektif. Banyak produk kosmetik menggunakan
metilparaben dan propilparaben sebagai bahan pengawet, salah
satunya adalah hand and body lotion. Keputusan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan (POM) Republik Indonesia
No.HK.00.05.1745, tanggal 5 Mei 2003 tentang kosmetik menyebutkan
bahwa batas maksimum kadar metilparaben dan propilparaben adalah
0,4 % sebagai pengawet tunggal dan 0,8 % sebagai pengawet
campuran. Namun berdasarkan pengamatan penulis, produsen hand
and body lotion tidak mencantumkan kadar metilparaben dan
propilparaben pada labelnya. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui kadar metilparaben dan propilparaben yang digunakan
dalam hand and body lotion dan untuk mengetahui apakah kadar
tersebut memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental
deskriptif, menggunakan metode High Performance Liquid
Chomatography (HPLC) fase terbalik dengan kolom Water Novopac
C18, fase gerak metanol : akuabides (4:6), kecepatan alir 1,2
ml/menit, dan detektor UV 257 nm. Parameter yang digunakan untuk
menyatakan validitas metode analisis adalah selektivitas, akurasi,
presisi, linieritas, batas deteksi dan batas kuantitasi. Hasil validasi
metode analisis menunjukkan bahwa metode HPLC dapat dinyatakan
valid untuk analisis metilparaben dan propilparaben dalam hand and
body lotion.
Berdasarkan analisis hasil yang dilakukan pada taraf
kepercayaan 95 %, diperoleh bahwa ketiga hand and body lotion yang
digunakan pada penelitian ini mengandung metilparaben dan
propilparaben dengan kadar rata-rata sebagai berikut : sampel merk
“A” adalah (0,24 ± 0,003)%;merk “B” adalah (0,19 ± 0,004)%; dan
merk “C” adalah (0,08 ± 0,001) % untuk propilparaben. Dengan
demikian kadar metilparaben dan propilparaben dalam ketiga merk
hand and body lotion, baik dinyatakan sebagai kadar masing-masing
maupun kadar jumlah, masih memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan oleh Badan POM.

Kata kunci: metilparaben, propilparaben, hand and body


lotion, high performance liquid chromatography

38 Volume 1 Issue 1 (2012)


C.E. Dhurhania

Abstract

Methylparaben and propylparaben were effective antibacterial


and antifungal agents. There were many kinds of cosmetic products in
our community which used methylparaben and propylparaben as
preservatives, which one was hand and body lotion. The decision of the
foreman of supervisor drug and food comitee (Badan Pengawas Obat
dan Makanan) The Republic of Indonesia No.HK.00.05.4.1745, May 5 th
2003 about cosmetic mentioned that maximum limit of methylparaben
and propylparaben concentration was 0,4 % as single preservative and
0,8 % as mixed preservative. Based on writer inspection, producer
hand and body lotion did not state the concentration of methylparaben
and propylparaben in their products. This research was done to find
out the methylparaben and propylparaben concentration and to know
wheter the concentration obey the regulation which was decided.
This research was a non eksperimental descriptive research,
used reversed phase High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
method with Water Novopac C18 column, methanol : aquabidest (4:6)
as mobile phase, flow rate 1,2 ml/minute, and detector UV 257 nm.
The parameters used to express the validation of this method were
selectivity, accuracy, precision, linearity, Limit of Detection (LOD), and
Limit of Quantitation (LOQ) Based on the result of validation, it can be
concluded that HPLC method was valid enough to analysis
methylparaben and propylparaben in hand and body lotion.
From the analysis result on significant level of 95 %, it was
found that the three of hand and body lotions which were studied
contain methylparaben and propylparaben with concentration average
were as follow: sample “A” (0,24 ± 0,003) %; sample “B” (0,19 ±
0,004) %; sample “C” (0,11 ± 0,002) % for methylparaben, and
sample “A” (0,09 ± 0,000) %; sample “B” (0,09 ± 0,001) %; and
sample “C” (0,08 ± 0,001) % for propylparaben. It can be concluded
that methylparaben and propylparaben concentration, as single or
mixed preservative in the sample studied obeyed the regulation which
was decided.

Keywords: methylparaben,propylparaben, hand and body


lotion, high performance liquid chromatography

Pendahuluan hand and body lotion untuk kulit normal dan


Hand and body lotion merupakan salah untuk kulit kering. Bahkan formula untuk
satu sediaan kosmetik yang tidak pernah kulit bayi dan balita pun telah banyak
ditinggalkan masyarakat, khususnya kaum dikembangkan.
wanita sebagai konsumen utama. Hal Berbagai formula yang dibuat untuk
tersebut didukung pula oleh semakin hand and body lotion selalu tidak luput dari
banyaknya produk hand and body lotion dari pengawet. Hal tersebut bertujuan untuk
berbagai merk yang beredar, yang disertai mencegah kerusakan sediaan yang
dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, disebabkan oleh mikroorganisme.
antara lain: menjaga kelembaban kulit Pengawet yang banyak digunakan dalam
sehingga kulit tidak kering dan menjadi hand and body lotion adalah metilparaben
lebih halus, kulit menjadi kencang, kenyal, dan propilparaben, yang diketahui sebagai
dan awet muda, melindungi kulit dari antibakteri dan antifungsi yang efektif.
radiasi sinar ultraviolet, membuat warna Kombinasi antara keduanya paling banyak
kulit menjadi lebih cerah. Adapula ditemukan karena mampu memberikan
produsen yang membuat formula khusus efek sinergis untuk meningkatkan
untuk jenis kulit yang berbeda, seperti

Volume 1 Issue 1 (2012) 39


Penetapan Kadar Metilparaben dan Propilparaben dalam Hand and Body Lotion

aktivitasnya, sehingga hasilnya lebih dilakukan secara Kromatografi Lapis Tipis


efektif (Hajkova et al., 2003). (KLT) preparatif dengan fase diam silika
Keputusan Kepala Badan Pengawas gel GF254, tebal 0,25 mm, dan fase gerak
Obat dan Makanan (POM) Republik toluen : asam asetat glasial (8 : 2).
Indonesia No. HK.00.05.4.1745, tanggal 5 Metode HPLC memiliki sensitivitas
Mei 2003 tentang kosmetik menyebutkan dan selektivitas yang baik dibanding
bahwa batas maksimum kadar volumetri dan spektrofotometri. Selain
metilparaben dan propilparaben adalah itu, metode HPLC dapat digunakan pada
0,4 % sebagai pengawet tunggal dan 0,8 % analisis senyawa multikomponen karena
sebagai pengawet campuran. Namun mampu melakukan pemisahan sekaligus
berdasarkan hasil pengamatan, diketahui mengidentifikasi senyawa dalam sampel
bahwa semua produsen hand and body lotion yang berupa campuran. Dengan demikian,
tidak mencantumkan kadar metilparaben metode HPLC merupakan pilihan metode
dan propilparaben pada labelnya. Dengan yang paling tepat pada penetapan kadar
demikian, tidak dapat diketahui apakah metilparaben dan propilparaben dalam
kadar metilparaben dan propilparaben hand and body lotion. Namun belum
yang digunakan telah memenuhi diketahui apakah metode HPLC memiliki
persyaratan yang ditentukan oleh Badan validitas yang baik bila digunakan pada
POM RI. Untuk mencapai tujuan penetapan kadar metilparaben dan
tersebut, diperlukan metode analisis yang propilparaben dalam hand and body lotion.
selektif sekaligus sensitif, akurat, teliti, dan Oleh karena itu, melalui penelitian ini
cepat. dapat diketahui validitas metode HPLC
Ada beberapa metode yang dapat pada penetapan kadar metilparaben dan
digunakan pada penetapan kadar propilparaben dalam hand and body lotion.
metilparaben dan propilparaben, antara
lain volumetri, spektrofotometri, dan High Metode Penelitian
Performance Liquid Chromatography (HPLC). Bahan yang digunakan: zat baku
Volumetri merupakan metode yang paling metilparaben dan propilparaben, metanol,
sederhana dan baik bila digunakan pada HCl (semuanya berderajat p.a., E.Merck),
penetapan kadar metilparaben dan akuabides (Otsuka), dan 3 merk sampel
propilparaben secara tunggal, sehingga hand and body lotion.
pemisahan metilparaben dan Alat yang digunakan:
propilparaben harus dilakukan terlebih spektrofotometer UV/Vis Perkin-Elmer
dahulu. Namun metode volumetri Lambda 20, HPLC Shimadzu LC-10AD
memiliki sensitivitas yang rendah No. C20293309457 J2, dengan detektor
dibanding metode spektrofotometri dan UV/Vis SPD-10AV No. 20343502697
HPLC, sehingga kurang tepat bila KG, kolom C18 Water Novopac 5x150
digunakan pada analisis senyawa dengan mm (5-10 µm), degassing ultrasonic
kadar kecil dalam matriks sampel yang Restch tipe T460 No. V935922013 EY,
kompleks. Metode spektrofotometri mikropipet Nichiryo 5000DG, neraca
memiliki sensitivitas yang lebih baik analitik Scaltec (max 60/210 g,
dibanding volumetri, namun seperti d=0,01/0,1 mg, e = 1 mg), penyaring
halnya dengan volumetri, hanya dapat vakum dengan membran filter Whatman
mengukur senyawa tunggal, sehingga 0,45 µm, penyaring millipore.
pemisahan metilparaben dan A. Cara Kerja
propilparaben harus dilakukan terlebih 1. Penyiapan sampel
dahulu. Metode analisis metilparaben dan Lima miliLiter sampel ditambah 1
propilparaben dalam hand and body lotion mL HCl 5 N kemudian diaduk kuat.
yang telah dikembangkan oleh Direktorat Tuang ke dalam erlemeyer bertutup,
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan tambahkan 30 mL metanol kemudian
adalah spektrofotometri UV (Anonim, gojog kuat-kuat. Tuang ke dalam labu
2001). Pada metode tersebut, pemisahan

40 Volume 1 Issue 1 (2012)


C.E. Dhurhania

ukur 50,0 mL kemudian ecerkan dengan yang mengandung metilparaben 4, 6, 8,


metanol hingga tanda. Saring 10, 12, 14, dan 16 µg/mL dan
menggunakan kapas kemudian kertas propilparaben 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13
saring, hingga diperoleh larutan sampel µg/mL dalam metanol. Setelah
yang jernih. disaring dengan millipore dan
2. Pembuatan fase gerak didegassing 15 menit, diinjeksikan
Fase gerak dibuat dari campuran 4 sebanyak 40 µL dengan kecepatan alir
bagian metanol dan 6 bagian akuabides. fase gerak 1,2 mL/menit.
Campuran tersebut disaring menggunakan
penyaring vakum serta membran berpori 6. Penetapan kadar.
0,45 µm, kemudian didegassing 15 menit. Pipet 0,5 mL larutan hasil penyiapan
3. Pembuatan larutan baku sampel, kemudian diencerkan dengan
a. Larutan baku induk dibuat dengan metanol dalam labu 10,0 mL. Setelah
menimbang seksama metilparaben dan disaring dengan millipore dan
propilparaben, kemudian masing- didegassing 15 menit, diinjeksikan
masing dilarutkan dengan metanol sebanyak 40 µL dengan kecepatan alir
hingga diperoleh konsentrasi 100 fase gerak 1,2 mL/menit.
µg/mL. 7. Validasi metode
b. Larutan baku kerja dibuat dengan a. Selektivitas dilakukan dengan melihat
memipet sejumlah tertentu larutan pemisahan metilparaben dan
baku iduk kemudian diencerkan propilparaben dan tidak ada puncak
dengan metanol hingga diperoleh yang saling tumpang tindih.
konsentrasi seperti yang dikehendaki. b. Akurasi dilakukan dengan
4. Optimasi metode menambahkan baku metilparaben dan
a. Penentuan panjang gelombang propilparaben ke dalam sampel
pengukuran dilakukan dengan sebelum dipreparasi hingga diperoleh
scanning serapan larutan baku kerja konsentrasi akhir dalam sampel 4 dan
metilparaben dan propilparaben 1,5 8 µg/mL.
dan 2 µg/mL, pada panjang c. Presisi dinyatakan sebagai koefisien
gelombang 220 – 300 nm. variasi (KV), yaitu kedekatan hasil
b. Pengamatan waktu retensi analisis satu dengan hasil analisis lain
metilparaben dan propilparaben dari suatu seri pengukuran yang
dilakukan dengan menginjeksikan 40 berulang-ulang pada saat penetapan
µL larutan baku metilparaben dan kadar.
propilparaben 10 µg/mL yang d. Linieritas dinyatakan dengan nilai
dipersiapkan secara terpisah, telah koefisien korelasi dari persamaan
disaring menggunakan millipore dan regresi linier.
didegassing 15 menit dengan e. Batas deteksi dan batas
kecepatan alir fase gerak 1,2 kuantitasi. Batas deteksi merupakan
mL/menit. kadar terkecil analit yang mampu
c. Pengamatan pemisahan baku memberikan respon detektor minimal 2 –
metiparaben dan propilparaben. 3 kali respon blangko, atau dinyatakan lain
Larutan baku yang berisi campuran sebagai signal-to-noise ratio 3 : 1 yang secara
metilparaben 14 µg/mL dan matematis dinyatakan dengan persamaan:
propiparaben 13 µg/mL dalam Y – YB = 3SB. Batas kuantitasi merupakan
metanol yang telah disaring dengan kadar terkecil analit yang mampu
millipore dan didegassing 15 menit, memberikan respon detektor 10 – 20 kali
diinjeksikan sebanyak 40 µL dengan respon blangko atau dinyatakan lain
kecepatan alir fase gerak 1,2 sebagai signal-to-noise ratio 10 : 1 yang
mL/menit. secara matematis dinyatakan dengan
5. Pembuatan kurva baku dilakukan persamaan: Y – YB = 10SB. Penentuan
dengan 7 seri larutan baku campuran nilai batas deteksi dan batas kuantitasi

Volume 1 Issue 1 (2012) 41


Penetapan Kadar Metilparaben dan Propilparaben dalam Hand and Body Lotion

f. didasarkan pada slope kurva baku dan B. Optimasi Metode


simpangan baku respon blangko yang 1. Penentuan panjang gelombang
dihitung menggunakan persamaan pengukuran
regresi linier. Pada tahap ini, panjang gelombang
B. Analisis Hasil maksimum masing-masing senyawa
Analisis hasil pada penelitian ini ditentukan terlebih dulu. Dari data
meliputi analisis kualitatif dan kuantitaitf tersebut kemudian ditentukan panjang
metilparaben dan propilparaben yang gelombang overlapping, yaitu panjang
diperoleh, serta analisis validasi metode gelombang saat spektrum kedua senyawa
yang digunakan. Analisis kualitatif saling bertumpang tindih. Analisis tidak
dilakukan dengan pengamatan waktu dilakukan pada panjang gelombang
retensi metilparaben dan propilparaben maksimum salah satu senyawa karena
yang diperoleh dari tiap sampel yang hanya sensitif terhadap perubahan
dibandingkan dengan waktu retensi konsentrasi senyawa yang bersangkutan.
senyawa baku metilparaben dan Hasil yang diperoleh menunjukkan
propilparaben. Analisis kuantitatif bahwa serapan maksimum metilparaben
dilakukan dengan menghitung kadar dan propilparaben dalam metanol dicapai
metilparaben dan propilparaben dalam pada panjang gelombang yang hampir
ketiga merk hand and body lotion. Kemudian sama yaitu 256,5 nm untuk metilparaben
kadar yang diperoleh dibandingkan secara dan 256,8 nm untuk propilparaben.
deskriptif dengan batas maksimum kadar Dengan demikian tidak diperoleh panjang
metilparaben dan propilparaben dalam gelombang overlapping antara keduanya.
kosmetik yang ditentukan Badan POM, Oleh karena itu, detektor ultraviolet (UV)
yaitu 0,4 % sebagai pengawet tunggal dan pada HPLC diatur pada panjang
0,8 % sebagai pengawet campuran. gelombang 257 nm, yang merupakan
Analisis validasi metode dinyatakan pembulatan ke atas dari panjang
dengan selektivitas, akurasi, presisi, batas gelombang maksimum metilparaben dan
deteksi dan batas kuantitasi, pada taraf propilparaben dalam metanol, karena
kepercayaan 95%. pada panjang gelombang tersebut
perubahan konsentrasi kedua senyawa
yang mengakibatkan perubahan serapan
Hasil dan Pembahasan
dapat dideteksi secara sensitif.
A. Penyiapan Sampel
2. Optimasi fase gerak
Hand and body lotion merupakan
Sistem kromatografi yang digunakan
sediaan emulsi, oleh karena itu langkah
dalam penelitian ini merupakan
awal yang dilakukan pada penyiapan
kromatografi partisi dengan fase diam
sampel adalah menambahkan HCl untuk
kolom reversed phase C18 berukuran 15 x 0,5
memecah sistem emulsi, dengan demikian
cm, sehingga fase gerak yang digunakan
penyarian metilparaben dan propilparaben
bersifat polar. Oleh karena itu, fase gerak
akan menjadi lebih mudah. Selain itu,
yang digunakan pada langkah awal
penambahan ion H+ yang berasal dari
optimasi adalah metanol : akuabides (2:8)
HCl juga dapat menggeser reaksi disosiasi
dengan kecepatan alir 1 ml/menit.
metilparaben dan propilparaben ke arah
Pemilihan kolom berukuran 15 x 0,5 cm
pembentukan metilparaben dan
dilakukan untuk mencapai waktu analisis
propilparaben utuh / tak terdisosiasi,
yang relatif singkat, yaitu 10 menit. Selain
sehingga pada proses penyarian dapat
itu, pemakaian kolom yang lebih pendek
memberikan hasil yang optimal. Proses
dapat menghemat fase gerak yang
penyarian dillakukan dengan metanol
digunakan. Kedua hal tersebut, yaitu
karena keduanya mudah larut dalam
pencapaian waktu analisis yang singkat
metanol.
dan penghematan fase gerak yang
digunakan, sangat bermanfaat apabila
diaplikasikan pada analisis rutin.

42 Volume 1 Issue 1 (2012)


C.E. Dhurhania

Waktu retensi senyawa baku 3. Pengamatan waktu retensi


metilparaben dalam metanol yang metilparaben dan propilparaben
diinjeksikan pada kondisi fase gerak Waktu retensi masing-masing
metanol : akuabides (2:8) dengan senyawa bersifat spesifik, sehingga dapat
kecepatan alir 1 ml/menit dicapai pada digunakan untuk analisis kualitatif dengan
7,613 menit, sedangkan puncak senyawa cara membandingkan waktu retensi
baku propilparaben dalam metanol tidak senyawa dalam sampel dengan waktu
muncul pada batas waktu analisis 10 retensi senyawa baku yang telah diketahui
menit. Hal tersebut disebabkan karena identitasnya. Hasil pengamatan waktu
fase gerak yang digunakan terlalu polar retensi senyawa baku metilparaben dan
sehingga interaksi metilparaben dan propilparaben dalam metanol dapat dilihat
propilparaben terhadap fase gerak terlalu pada gambar 1 dan 2.
lemah, sedangkan interaksinya terhadap
fase diam terlalu kuat. Dengan demikian,
metilparaben dan propilparaben tidak
terelusi dalam waktu singkat.
Campuran fase gerak yang digunakan
harus memiliki kepolaran yang sesuai,
sehingga dapat memberikan pemisahan
puncak metilparaben dan propilparaben
dalam sampel dengan baik dari puncak
senyawa-senyawa lain dengan waktu
analisis yang relatif singkat. Oleh karena
itu, pada langkah optimasi berikutnya
digunakan fase gerak metanol : akuabides
(4:6). Peningkatan proporsi metanol Gambar 1. Kromatogram senyawa baku
metilparaben (TR = 2,069 menit) dalam
dimaksudkan untuk mengurangi metanol
kepolaran fase gerak hingga dicapai
tingkat kepolaran yang sesuai untuk
mengelusi metilparaben dan
propilparaben pada batas waktu analisis
10 menit. Selain itu, peningkatan proporsi
metanol dapat meningkatkan kekuatan
elusi karena interaksi metilparaben dan
propilparaben terhadap fase gerak dapat
diperbesar, sehingga waktu retensi akan
lebih pendek.
Pelebaran puncak yang disebabkan Gambar 2. Kromatogram senyawa baku
oleh proses difusi solut dalam fase gerak propilparaben (TR = 5,697 menit) dalam
dapat dikurangi dengan mengurangi waktu metanol
tinggal solut dalam kolom, yaitu dengan
meningkatkan kecepatan alir fase gerak. Kromatogram pada gambar 1 dan 2
Oleh karena itu, kecepatan alir fase gerak menunjukkan bahwa selain terdapat
ditingkatkan menjadi 1,2 ml/menit. Pada puncak metilparaben dan propilparaben,
kondisi tersebut dapat diperoleh puncak diperoleh pula puncak lain dengan waktu
yang lebih sempit dan simetris dengan retensi 0,996 menit. Puncak tersebut
waktu retensi kurang dari 10 menit. merupakan puncak pelarut metanol yang
Dengan demikian, fase gerak yang dibuktikan dengan menginjeksikan
digunakan pada penelitian ini adalah metanol, dengan kromatogram seperti
metanol : akuabides (4:6) dengan tersaji pada gambar 3.
kecepatan alir 1,2 ml/menit.

Volume 1 Issue 1 (2012) 43


Penetapan Kadar Metilparaben dan Propilparaben dalam Hand and Body Lotion

bertujuan untuk memastikan bahwa


kondisi tersebut juga dapat diaplikasikan
untuk pemisahan metilparaben dan
propilparaben dalam sampel.
Kromatogram pada gambar 5, 6, dan 7
menunjukkan bahwa kondisi percobaan
tersebut ternyata dapat diaplikasikan
untuk memisahkan metilparaben dan
propilparaben dari senyawa-senyawa lain
dalam ketiga merk hand and body lotion yang
Gambar 3. Kromatogram metanol digunakan pada penelitian ini.

Pengecekan terhadap fase gerak juga


dilakukan dengan menginjeksikan fase
gerak, untuk meyakinkan bahwa tidak ada
puncak senyawa pengotor dalam fase
gerak. Hasil yang diperoleh terpapar pada
gambar 4.

Gambar 5. Kromatogram pemisahan


metilparaben (TR = 2,042 menit) dan
propilparaben (TR = 5,604 menit) dalam
sampel merk ”A”

Gambar 4. Kromatogram fase gerak metanol ;


akuabides (4 : 6)

4. Optimasi pemisahan
metilparaben dan propilparaben
Analisis kuantitatif dapat dilakukan Gambar 6. Kromatogram pemisahan
apabila puncak senyawa yang akan metilparaben (TR = 1,983 menit) dan
dianalisis telah memisah sempurna dari propilparaben (TR = 5,321 menit) dalam
puncak senyawa-senyawa lain. Parameter sampel merk ”B”
yang dapat digunakan untuk mungukur
pemisahan 2 puncak yang berdekatan
adalah faktor resolusi (R). Namun daya
pisah lebih sering diperkirakan hanya
dengan melihat bentuk puncak saja,
kecuali untuk puncak-puncak yang sangat
berdekatan.
Selain pada campuran senyawa baku
metilparaben dan propilparaben dalam
metanol, optimasi pemisahan Gambar 7. Kromatogram pemisahan
metilparaben dan propilparaben dalam metilparaben (TR = 2,006 menit)
sampel juga perlu dilakukan pada kondisi danpropilparaben (TR = 5,423 menit) dalam
percobaan yang sama. Hal tersebut sampel merk ”C”

44 Volume 1 Issue 1 (2012)


C.E. Dhurhania

C. Pembuatan Kurva Baku


Kurva baku dibuat untuk E. Validasi Metode
mendapatkan persamaan regresi linier 1. Selektivitas
yang selanjutnya digunakan untuk Selektivitas dilakukan dengan melihat
menghitung kadar metilparaben dan pemisahan metilparaben dan
propilparaben dalam sampel. Persamaan propilparaben dan tidak ada puncak yang
regresi linier yang diperoleh merupakan saling tumpang tindih. Pada gambar 6, 7,
hubungan antara konsentrasi vs AUC dan 8 dapat dilihat bahwa pada ketiga
(Area Under Curve) / 500.000. Hal tersebut sampel yang digunakan, metilparaben
bertujuan untuk memperoleh kurva baku mampu memisah sempurna dari
yang lebih layak saji dengan sensitivitas propilparaben. Selain itu, puncak
yang lebih baik. Hasilnya dapat dilihat metilparaben dan propilparaben juga
pada tabel I dan II. memisah sempurna dari puncak-puncak
Persamaan yang dipilih untuk minor fase gerak ataupun matrik sampel.
menetapkan kadar metilparaben dan Dengan demikian, dapat dinyatakan
propilparaben adalah persamaan kurva bahwa metode HPLC yang digunakan
baku yang memiliki linieritas terbaik, yaitu memiliki selektivitas yang baik.
kurva baku dengan nilai r paling 2. Akurasi
mendekati 1. Metilparaben ditetapkan Akurasi metode analisis ditetapkan
kadarnya menggunakan persamaan kurva untuk mengetahui kedekatan antara nilai
baku replikasi II, sedangkan hasil penetapan kadar dengan nilai analit
propilparaben ditetapkan kadarnya sebenarnya dalam sampel, yang
menggunakan persamaan kurva baku dinyatakan dengan % recovery, yaitu dengan
replikasi I. membandingkan kadar terukur dari
Penetapan Kadar Metilparaben dan sejumlah tertentu senyawa baku yang
Propilparaben sengaja ditambahkan ke dalam sampel
Penetapan kadar metilparaben dan pada jumlah tertentu pula. Hasil yang
propilparaben dalam hand and body lotion diperoleh menunjukkan bahwa % recovery
secara HPLC ini menggunakan kondisi metilparaben untuk sampel merk ”A”
yang sama dengan hasil optimasi adalah (97,14 ± 0,46) %; merk ”B” adalah
pemisahan. Hasil yang diperoleh (98,10 ± 0,64) %; dan merk ”C” adalah
menunjukkan bahwa kadar metilparaben (101,68 ± 2,04) %, sedangkan % recovery
untuk sampel merk ”A” adalah (0,2435 ± propilparaben untuk sampel merk ”A”
0,0029) %; merk ”B” adalah (0,1942 ± adalah (99,07 ± 1,72) %; merk ”B” adalah
0,0037) %; dan merk ”C” adalah (0,1081 (99,24 ± 0,82) %; dan merk ”C” adalah
± 0,0017) %, sedangkan kadar (96,83 ± 2,41) %. Nilai % recovery tersebut
propilparaben untuk sampel merk ”A” masih berada pada rentang recovery yang
adalah (0,0923 ± 0,0003) %; merk ”B” baik yaitu 90 – 110 % (Mulja dan Hanwar,
adalah (0,0924 ± 0,0012) %; dan merk 2003), sehingga dapat dinyatakan bahwa
”C” adalah (0,0840 ± 0,0008) %. Jumlah metode HPLC memiliki akurasi yang baik
kadar metilparaben dan propilparaben bila digunakan untuk menetapkan kadar
yang diperoleh untuk sampel merk ”A” metilparaben dan propilparaben dalam
adalah 0,3358 %; merk ”B” adalah 0,2866 ketiga merk hand and body lotion.
%; dan merk ”C” adalah 0,1921 %. 3. Presisi
Dengan demikian kadar metilparaben dan Presisi metode analisis ditetapkan
propilparaben dalam ketiga merk hand and untuk mengetahui kedekatan hasil analisis
body lotion yang digunakan pada penelitian satu dengan hasil analisis lain dari suatu
ini, baik dinyatakan sebagai kadar masing- seri pengukuran yang berulang-ulang pada
masing maupun kadar jumlah, masih saat penetapan kadar, yang dinyatakan
memenuhi persyaratan yang telah sebagai koefisien variasi (KV). Hasil yang
ditentukan oleh Badan POM.

Volume 1 Issue 1 (2012) 45


Penetapan Kadar Metilparaben dan Propilparaben dalam Hand and Body Lotion

diperoleh menunjukkan bahwa nilai KV linier (Harmita, 2006) yang mempunyai


pada penetapan kadar metilparaben dalam koefisien korelasi (r) terbaik. Nilai LOD
sampel merk “A” adalah 1,44 %; merk dan LOQ yang diperoleh secara berturut-
”B” adalah 1,32 %; dan merk ”C” adalah turut adalah 0,671 µg/mL dan 2,237
1,15 %, sedangkan pada penetapan kadar µg/mL untuk metilparaben, sedangkan
propilparaben dalam sampel merk “A” 0,655 µg/mL dan 2,183 µg/mL untuk
adalah 1,84 %; merk ”B” adalah 1,34 %; propilparaben.
dan merk ”C” adalah 1,18 %. Nilai CV
tersebut masih berada pada batasan CV Kesimpulan dan Saran
yang baik yaitu < 2 % (Mulja dan Hanwar, A. Kesimpulan
2003), sehingga dapat dinyatakan bahwa 1. Kadar metilparaben dan
metode HPLC memiliki presisi yang baik propilparaben dalam ketiga merk
bila digunakan untuk menetapkan kadar hand and body lotion yang digunakan
metilparaben dan propilparaben dalam pada penelitian ini, baik dinyatakan
ketiga merk hand and body lotion. sebagai kadar masing-masing
4. Linieritas maupun kadar jumlah, masih
Uji linieritas dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang telah
mengetahui linieritas hubungan antara ditentukan oleh Badan POM.
konsentrasi metilparaben dan 2. Metode HPLC yang digunakan
propilparaben terhadap respon. Linieritas dalam penelitian ini memiliki
dinyatakan dengan nilai koefisien korelasi validitas yang baik bila digunakan
(r) dari persamaan regresi linier. Hasil pada penetapan kadar metilparaben
yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai r dan propilparaben dalam hand and
kurva baku, baik metilparaben maupun body lotion.
propilparaben, pada ketiga replikasi B. Saran
berturut-turut adalah 0,9958; 0,9989; Perlu dilakukan penelitian tentang
0,9984 untuk metilparaben dan 0,9989; penetapan kadar metilparaben dan
0,9985; 0,9975 untuk propilparaben. Hal propilparaben dalam hand and body lotion
tersebut berarti nilai r kurva baku baik yang tidak memiliki nomor register,
metilparaben maupun propilparaben, pada dengan tujuan untuk mengetahui apakah
ketiga replikasi lebih besar dari nilai r = kadar tersebut memenuhi persyaratan
0,755 pada taraf kepercayaan 95 % dan df yang ditentukan Badan POM.
5. Dengan demikian, dapat dinyatakan
bahwa metode HPLC memiliki linieritas Daftar Pustaka
yang baik bila digunakan untuk Anonim, 1995 a, Farmakope Indonesia, Edisi
menetapkan kadar metilparaben pada IV, 551, 713, Departemen Kesehatan
rentang 4 – 16 µg/mL dan propilparaben Republik Indonesia, Jakarta.
pada rentang 1 – 13 µg/mL dalam ketiga Anonim, 1995 b, Metode Analisis, Pusat
merk hand and body lotion. Pemerikasaan Obat dan Makanan,
5. Batas deteksi dan batas kuantitasi WHO Collaborating Centre for
Batas deteksi ditetapkan untuk Quality Assurance of Essential Drugs,
mengetahui kadar terkecil analit dalam Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
sampel yang masih dapat dideteksi, dan Makanan, 155-158, Departemen
sedangkan batas kuantitasi untuk Kesehatan Republik Indonesia,
mengetahui kadar terkecil analit dalam Jakarta.
sampel yang masih dapat ditetapkan Anonim, 2001, Metode Analisis, Pusat
secara kuantitatif dengan nilai akurasi dan Pemerikasaan Obat dan Makanan,
presisi yang dapat diterima. Pada WHO Collaborating Centre for
penelitian ini, penentuan nilai LOD dan Quality Assurance of Essential Drugs,
LOQ didasarkan pada slope kurva baku Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan simpangan baku respon blangko yang dan Makanan, 178-179, Departemen
dihitung menggunakan persamaan regresi

46 Volume 1 Issue 1 (2012)


C.E. Dhurhania

Kesehatan Republik Indonesia, Munson, J.W., 1984, Pharmaceutical Analisys


Jakarta. Modern Methods, diterjemahkan oleh
Anonim, 2000, Standard Operating Procedure Harjana Parwa B, Bagian B, 15-16, 23,
Validation of Analytical Methods, 32, 44, 46, 53-54, Airlangga University
Operating Manual for Implementation Press, Surabaya.
of Good Manufacturing Practice, 386. Sevilla, L.G., Ochave, J.A., Punsalon,
Anonim, 1995 c, The United States T.G., Regala, B.P., and Uriarte, G.G.,
Pharmacopeia 23, Jilid 2, 1982-1984, 1993, Pengantar Metode Penelitian,
United States Pharmacopeial diterjemahkan oleh Tuwu, A., Edisi I,
Convention, Inc., Rockville. 163, UI Press, Jakarta.
Davis, H.M., 1977, Analytical of Creams Skoog, D.A., Holler, F.J., and Nieman,
and Lotion, in Senzel, A.J., Wenninger, T.A., 1998, Principles of Instrumental
J.A., Wisneski, H.H., Yates, R.L., and Analisys, Fifth (5th) Ed., 329-351,
Davis, H.M., (Eds.), Newburger’s Manual Harcourt Bace College, Philadelphia.
of Cosmetic Analysis, Second (2nd) Ed., Smolinske, S.C., 1992, Handbook of Food,
32, Association of Official Analytical Drug, and Cosmetic Exipients, 251, CRC
Chemist, Inc., Washington D.C. Press, New York.
Gritter, R.J., Bobbitt, J.M., and Snyder, L.R., Kirkland, J.J., and Glajch,
Schwarting, A.E., 1985, Introduction to J.L., 1997, Practical HPLC Method
Chromatography, diterjemahkan oleh development, Second (2nd) Ed., 208-210,
Kosasih Padmawinata, Edisi II, 4-5, Wiley & Sons, Inc., New York.
15, 93, 213, 219, ITB, Bandung. Wilkinson, J.B. and Moore, R.J., 1982,
Hajkova, R., Solich, P., Dvorak, J., and Harry’s Cosmeticology, Seventh (7th) Ed.,
Sicha, J., 2003, Simultaneous 50-51, 69, 675, 690-691, Chemical
Determination of Methylparaben, Publishing Company Inc., New York.
Propylparaben, Hydrocortizone Willard, H.H., Merritt Jr., Dean, J.A., and
Acetate and Its Degradation Products Settle Jr, F.a., 1988, Instrumental Methods
in a Topical Cream by RP-HPLC, J. of Analisys, Seventh (7th) Ed., 592, 600,
Pharm. Biomed. Anal., 32, 921-927. Wadsworth Publishing Company,
Kellner, R., Mermet, J.M., Otto, M., and California.
Widmer, H.M., 1998, Analytical Wilson, C.H., 1977, Determination of
Chemistry, 194-195, Wiley-VCH, Preservatives in Cosmetics, in Senzel,
Weinheim. A.J., Wenninger, J.A., Wisneski, H.H.,
Miller, J.C. and Miller, J.N., 1988, Statistics Yates, R.L., and Davis, H.M., (Eds.),
for Analytical Chemistry, Second (2nd) Newburger’s Manual of Cosmetic Analisys,
Ed., 110, 115-117, Ellis Horwood Second (2nd) Ed., 114, Association of
Limited, England. Official Analytical Chemists, Inc.,
Mulja, M. dan Hanwar, D., 2003, Prinsip- Washington D.C.
prinsip Cara Berlaboratorium yang Wilson, C.O. and Gisvold, O., 1982,
Baik, Majalah Farmasi Airlangga, Vol Textbook of Organic Medicinal and
III, No. 2. Pharmaceutical Chemistry, diterjemahkan
Mulja, M. dan Surahman, 1995, Analisis oleh Achmad Mustofa Fatah, edisi
Instrumental, 6,8, 10, Airlangga VIII, Bagian I, 43-44, Penerbit IKIP
University Press, Surabaya. Semarang, Semarang.

Volume 1 Issue 1 (2012) 47

Anda mungkin juga menyukai