Anda di halaman 1dari 30

KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
PROGRAM DIPLOMA I PERPAJAKAN, DIPLOMA III AKUNTANSI,
DIPLOMA III KEPABEANAN DAN CUKAI
TANGERANG SELATAN
2018

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
ALLAH TRITUNGGAL
KELOMPOK 3
Ketua : Kevin Julio P Panjaitan NPM : 1302171036

Anggota :
1. Abygail Mega Berliana NPM : 2103170885
2. Chintia Yuni Sartika Siregar NPM : 2103170676
3. Fabiola Marsella Sriratu Br. Tobing NPM : 1302170668
4. Feliwan Omansyah Saragih NPM : 2103170676
5. Lambertus Ranuarta P NPM : 3301170221
6. Quuena Amanda Christie NPM : 1302170721
7. Sean Sahala Fransiscus Panjaitan NPM : 1302160059
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
RINGKASAN EKSEKUTIF.....................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................................1
1.3 Sistematika Penulisan.........................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................2
A. Konsep Allah Tritunggal dalam Perjanjian Lama.....................................................2
B. Konsep Allah Tritunggal dalam Perjanjian Baru......................................................2
C. Konsep sifat – sifat Allah........................................................................................2
D. Konsep Penyataan Allah.........................................................................................3
BAB III................................................................................................................................3
A. Allah Tritunggal......................................................................................................3
B. Penyataan Allah....................................................................................................14
C. Sifat-Sifat Allah.....................................................................................................18
BAB IV..............................................................................................................................24
Daftar Pustaka.................................................................................................................25

i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Makalah kami membahas akan konsep Allah Tritunggal.Dengan
pembahasan pembahasan lanjutan berupa, Pegertian Allah Tritunggal, Sifat-sifat
Allah, dan Penyataan Allah. Dan permasalahan yang diambil adalah akan
adanyakealahpahaman dan tentangan akan konsep Allah Tritunggal.

ii
BAB I
1.1 Latar Belakang

Untuk memahami dan mengenali pribadi Allah sendiri tidaklah mudah bagi
kita semua. Allah itu Agung dan Maha Besar, kita tak dapat memahamiNya
secara langsung. Dan juga kita mengenal akan konsep Allah Tritunggal di
kekristenan. Konsep ini terkesan kompleks dan sukar untuk dipahami. Namun
mungkin ada cara mudah untuk memahami konsep ini sendiri.

Konsep dan Istilah Tritunggal itu sendiri, memang tidak disebutkan di


dalam Alkitab. Namun kita janganlah berkecil hati, karena para Bapa Gereja
pastilah telah memikirkan secara matang akan konsep ini. Maka kita akan
mebahas juga konsep Tritunggal dari pandangan Alkitabiah, walaupun konsep
tersebut tidaklah ada di dalam Alkitab.

Konsep Allah Tritunggal sendiri telah menjadi fondasi utama dalam ajaran
kekristenan. Konsep ini sendiri muncul dan diakui di Konsili Nicea I dan tetap
bertahan ajarannya hingga sekarang. Konsep ini telah melalui perjalanan panjang
dan banyak kesalah pahaman dan pertentangan akan konsep ini. Maka kami
akan membahas topik ini untuk memberikan penjelasan akan apa konsep
Tritunggal itu, walaupun kita tahu bahwasanya konsep ini sulit untuk dipahami
secara langsung.

Dan juga, akan banyaknya kesalah pahaman dan tentangan akan konsep
ini, maka kami mebahas topik ini agar para pembaca tidak keliru akan ajaran
ajaran lain yang menyesatkan. Dan kiranya para pembaca berkenan untuk
mengetahui kkonsep ini lebih mendalam lagi

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui dan memahmi apa itu konsep Tritunggal
2. Mengetahui sifat sifat Allah itu sendiri
3. Mengetahui penyataan diri Allah
4. Untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Kristen

1.3 Sistematika Penulisan

Dalam membuat makalah ini kami menggunakan metode pencarian referensi


melalui pustaka/buku, dan menggunakan media berupa internet untuk mencari
informasi tambahan untuk makalah ini. Kemudian ketika semua informasi dan

1
data tercapai, semuanya disusun menjadi satu dan membuat kesimpulan dari
semua informasi dan data tersebut.

BAB II

A. Konsep Allah Tritunggal dalam Perjanjian Lama

Dalam perjanjian lama, muncul istilah Elohim ( Kejadian 1:26; 3:22; 11:7 ).
Kata Elohim diambil dari bahasa Ibrani. Elohim menunjukkan sebuah bentuk
jamak dari El. Menurut Stephen Tong dalam bukunya berjudul Allah Tritunggal,
menyebutkan bahwa sebutan yang dipakai untuk Allah (Elohim) tidak memakai
bentuk tunggal (singular) ataupun bentuk ganda (dual), melainkan dalam bentuk
jamak (plural) dan kata kerja yang mengikutinya selalu memakai kata kerja untuk
bentuk tunggal. Lalu dalam Ulangan 6 : 4 “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu
Allah kita, TUHAN itu esa!’ menunjukkan bahwa Allah adalah satu yang memiliki
tiga pribadi.

B. Konsep Allah Tritunggal dalam Perjanjian Baru

Dalam 1 Yohanes 5 : 7 berbunyi “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian


( di dalam sorga : Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.”
Menunjukkan bahwa Allah adalah satu yang bereksistensi dalam tiga pribadi.
Lalu, dalam 1 Korintus 8 : 4 “Tentang hal makan daging persembahan berhala
kita tahu : “Tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain daripada Allah
yang esa.” Kata esa menunjukkan kesatuan dari beberapa objek dan hal itu
merujuk kembali kepada Allah adalah satu dengan memiliki tiga pribadi. Dalam
Galatia 3 : 20 “Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja,
sedangkan Allah adalah satu.” kembali menunjukkan kehadiran Allah memiliki
tiga pribadi yang bersatu dalam diri Allah

C. Konsep sifat – sifat Allah

Sifat – sifat Allah merupakan suatu segi dari pribadi Allah, tidak berdiri
sendiri yang dapat dipahami sebagai satu sifat yang tidak dapat dipisahkan. Sifat
– sifat Allah saling sinergis yang selaras dan terpadu dalam diri Allah. Mengenali
sifat Allah tidak hanya menekankan pada satu sifat saja, melainkan mengenal
keseluruhan dari sifat – sifat Allah karena itu adalah satu kesatuan.

2
D. Konsep Penyataan Allah

Di dalam Alkitab, dijelaskan bahwa penyataan Allah dalam 2 bentuk, yaitu


penyataan secara umum melalui alam semesta, dan penyataan khusus melalui
firman Allah. Dalam Alkitab juga digambarkan penyataan Allah secara progresif
yang artinya Allah menyatakan dirinya secara bertahap dalam waktu yang lama.

BAB III

A. Allah Tritunggal
Istilah ini pertama kali digunakan dalam istilah bahasa Latin, Trinitas oleh
Tertulianus dan dalam istilah bahasa Yunani, Trias oleh Teofilus dari Antiokhia.
Istilah Tritunggal ini bukanlah istilah yang berasal dari Alkitab tetapi konsep
tentang Allah yang Esa dengan kejamakan-Nya terungkap dengan jelas di
dalamnya. Istilah ini merupakan istilah yang diadopsi dari apa yang telah
disediakan oleh lingkungan keilmuan Filsafat. Penggunaan istilah Tritunggal
merupakan suatu bentuk ringkas untuk menjelaskan tentang fakta Alkitab bahwa
Allah yang disembah adalah Allah Tritunggal dan hanyalah sebagai usaha untuk
menjelaskan kepenuhan Allah, baik dalam hal keesaan-Nya maupun dalam hal
kejamakan-Nya.

i. Dasar Alkitabiah Doktrin Allah Tritunggal

Data yang diungkapkan dalam Alkitab menunjukkan fakta-fakta yang


dapat dijadikan bukti dan landasan Alkitabiah tentang Allah Tritunggal tidak
dapat dipungkiri, diragukan dan diabaikan begitu saja tanpa
memperhatikannya. Bukti-bukti tentang ajaran Tritunggal dapat dikatakan
cukup banyak terdapat dalam tulisan-tulisan Alkitab kecuali bukti-bukti itu
dengan sengaja diabaikan dan tidak diperhatikan karena faktor kesubjektifan.

Dalam bagian ini pembahasan data dan fakta dari Alkitab yang dijadikan
bukti Alkitabiah untuk pemahaman doktrin Tritunggal ini. Perlu dipahami
bukti-bukti ini mungkin terpisah tetapi saling terkait secara erat dan saling
melengkapi guna membangun landasan Alkitabiah tentang doktrin Tritunggal

3
ini.Allah dalam Alkitab dinyatakan dengan jelas dan tegas sebagai Allah yang
Esa. Dia adalah satu-satunya Allah yang kekal, benar dan hidup dan tidak ada
yang setara dan dapat menyamai-Nya. Hal ini dibuktikan sebagaimana
dinyatakan dalam pengakuan iman Westminster yang nyatakan bahwa,
“hanya ada satu Allah yang esa, yang hidup dan sejati.” Keesaan Allah disini
dimaknai dan dinyatakan bahwa “hanya ada satu Allah saja dan bahwa sifat
dasar atau watak Allah tidak dapat dipisah-pisahkan atau dibagi”. Berikut ini
beberapa fakta Alkitab yang membuktikan tentang keesaan Allah.

a. Bukti Perjanjian Lama.

Orang Yahudi pada zaman Alkitab sangat erat mempertahankan iman


kepada satu Allah yang benar (monoteisme). Mereka adalah orang-orang
yang monoteis. Karena itu, dalam Alkitab terdapat data yang kuat untuk
dijadikan petunjuk tentang kepercayaan kepada Allah yang Esa dan
kepercayaan ini merupakan kebenaran fundamental dalam Perjanjian Lama

Pertama, Bukti-bukti dari Pentateukh. Data dari Kitab Keluaran. Bukti


pertama menunjukkan bahwa tidak ada yang seperti Allah dan yang bisa
dibandingkan dengan-Nya terdapat dalam Keluaran 8:10; 9:14; 15:11 dan
hanya Dia yang harus disembah tertulis dalam Keluaran 20:3. Bukti
berikutnya yang menjelaskan tentang keesaan Allah karena hanya Dia
sendiri yang harus disembah tercatat dalam Keluaran 20:5; 34:11. Data
kitab Ulangan. Bukti pertama yang menunjukkan tentang keesaan Allah
tertulis dalam Ulangan 4:35 dan 39 yang menyatakan bahwa Tuhanlah
Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. Bukti kedua ditemukan dalam
Pengakuan Iman utama bagi Yudaisme yang tercatat dalam Ulangan 6:4,
“Dengarlah,
hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!”. Pengakuan ini dikenal
dengan sebutan “Shema Israel” merupakan landasan yang krusial dan
pengakuan utama terhadap kepercayaan kepada Allah yang esa. Sebuah
Pengakuan yang menekankan pada kesatuan atau keesaan Allah. Dalam

4
kitab Yosua. dari Yosua 22:22 menyatakan bahwa Allah mengatasi segala
yang disebut illah. Dia adalah tertinggi dan yang melebihi segala illah

Kedua, Bukti-bukti dari kitab-kitab Sejarah. Dari Kitab 1 dan 2 Samuel.


Dalam 1 Samuel 2:2 dan 2 Samuel 7:22; 22:32 menjelaskan bukti bahwa
Tuhanlah Allah satu-satunya dan tidak ada yang lain selain Dia. Ayat-ayat
ini menekankan bahwa hanya Tuhan sendiri adalah Allah. Dalam dalam
Kitab 1 dan 2 Raja-raja. Pernyataan “supya segala bangsa di bumi tahu
bahwa
Tuhanlah Allah, dan tidak ada yang lain” (1 Raja-raja 8:60) menyatakan
Tuhan itu satu-satunya Allah. Bagian lain yang menunjukkan tentang
keesaan Allah dapat dilihat juga dalam 1 Raja-raja 8:23 dan
2 Raja-raja 17:36.

Ketiga, Bukti-bukti dari kitab Syair. Mazmur 18:32 dan 86:10 menyatakan
keyakinan Daud bahwa tidak ada Allah selain Tuhan.

Keempat, Bukti-bukti dari kitab Nabi-nabi. Yesaya menunjukkan bahwa di


dunia ini benar-benar tidak ada Allah kecuali Tuhan (Yes 45:6-8, 20-22;
46:8-10). Pengakuan yang sama juga muncul dari mulut Yeremia yang
menyatakan bahwa tidak ada yang sama seperti Tuhan (Yer 10:6) dan
Tuhan
mengatasi segala allah yang bangsa-bangsa lain (Yer 14:22). Hosea
menyampaikan bahwa Tuhan menyatakan bahwa hanya Dialah Allah
(Hos 13:4) dan Maleakhi menunjukkan kepercayaannya akan keesaan
Allah lewat pertanyaannya: “bukankah satu Allah yang menciptakan kita?”.

b. Bukti Perjanjian Baru.

Tuhan Yesus dan para Rasul mengakui dengan jelas tentang keesaan
Allah. Dalam Markus 12:29 Tuhan Yesus sendiri menegaskan kembali
pengakuan iman dalam Perjanjian Lama yang tertuang dalam Ulangan 6:4
dimana Ia

5
berkata: “Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.”
Paulus juga menyatakan keesaan Allah dalam tulisannya kepada jemaat di
Korintus (1 Korintus 8:4-6) begitu juga kepada jemaat di Efesus di mana
iamenyatakan tentang “satu Allah dan satu Bapa dari semua” (Efesus 4:6).
Dan harus dipahami bahwa berkaitan dengan keesaan Allah, terdapat
pengulangan yang sangat kuat tentang pengakuan ini di seluruh Perjanjian
baru, sebagaimana terungkap dalam ayat-ayat Yohanes 17:3; Roma 3:30;
1 Timotius 2:5; dan Yudas 1:25. Berbagai bukti yang diungkapkan oleh
Alkitab dari bagian Perjanjian Lama sampai ke bagian Perjanjian baru
membawa kekristenan untuk memiliki kepercayaan yang monoteistis.

ii. Tiga Pribadi dari Allah

1. Bapa adalah Allah.

Sebutan Bapa untuk Allah bukanlah dipahami seperti dalam penggunaan


secara umum sebagaimana orang zaman dulu menyebut dewa Zeus sebagai
Bapak atau sebagaimana sering digunakan untuk suatu keberadaan tertinggi.
Dalam Perjanjian Baru, Bapa memiliki arti yang baru dan terlihat dalam
hubungan Allah dengan Kristus dan hubungan Allah dengan orang Percaya. Itu
bukanlah nama untuk umum tetapi nama Bapa untuk Allah sebagaimana
diajarkan oleh Alkitab dan merupakan sebuah pewahyuan. Penggunaan
sebutan Bapa untuk Allah digunakan oleh jemaat Kristen sejak awal dan
merupakan pemikiran yang diajarkan Kristus kepada gereja dan merupakan
sebutan kesukaan Kristus (Matius 6:9, 26, 30-32) dan ketika Ia menyebut
Allah, jelas bahwa yang dimaksud oleh Yesus adalah sang Bapa (mis. Matius
19:23-26; 27:46; Markus 12:17, 24-27) dan ini diteguhkan juga oleh Yohanes
(Yohanes 6:27). Bagian-bagian lain dalam Alkitab yang menunjukkan bukti
Bapa sebagai Allah diungkapkan juga oleh Paulus dalam 1 Korintus 8:4, 6; 1
Timotius 2:5-6; Efesus 1:3, 17 dan Galatia 4:16 dan ditulis oleh Petrus dalam
1 Petrus 1:2.

2. Anak adalah Allah.

6
Iman kepada keilahian Kristus merupakan hal yang sangat penting dan
mendasar bagi kekristenan. Meskipun doktrin keilahian Kristus sangat krusial
tetapi dari abad ke abad gereja terus diperhadapkan pada orang-orang yang
mengaku dirinya Kristen tetapi menyangkali dan menyelewengkan ajaran ini.
Alkitab memberikan kesaksian yang jelas bahwa Yesus Kristus adalah Allah
sebagaimana dinyatakan dengan jelas dalam Filipi 2:5-11. Kenapa ayat ini
penting ? karena Paulus seorang Yahudi ortodoks penganut monoteisme yang
ketat
menuliskan frasa, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan”
merupakan hal yang sungguh-sungguh mengherankan. Dalam ayat 6
menunjukkan dengan jelas sekali bahwa kesetaraan dengan Allah itu sudah
dimiliki Yesus sebelumnya. Dan oknum yang setara dengan Allah pastilah
Allah. Penelusuran yang cermat untuk menemukan bukti-bukti Alkitab tentang
Kristus maka akan terlihat bahwa Paulus kerap menyebut Allah (Theos)
sebagai
Bapa Yesus Kristus, dan menyebut Kristus sebagai Anak Allah (Huios Theou)
tetapi dalam Titus 2:13 ia mememakai sebuah sebutan yang susah dimengerti
karena ia menyebut Yesus sebagai Theos: Allah yang Mahabesar dan
Juruselamat kita, Kristus Yesus. Selanjutnya “dalam dua belas dari tiga belas
surat Paulus (kecuali Titus),” tulis J. Konx Chamblin, “Yesus Kristus disebut
sebagai Tuhan (Kyrios)”dan konsep ini mendominasi ide teologi Paulus. Perlu
dipahami juga bahwa sesekali Paulus mengunakan sebuatan Kyrios
(Tuhan) bagi Allah Bapa.

Ketika istilah Theos dan Kyrios digunakan, maka istilah Theos merujuk
perbedaan pribadi antara Yesus dan Bapa, sedangkan Kyrios merujuk
keserupaan keduanya dalam keberadaan dan karakter. Bagian penting
selanjutnya yang
membuktikan ke-Allahan Krsitus adalah Ibrani 1. Dalam pasal ini
menggunakan istilah bahwa Allah yang disebut sebagai Bapa dari Dia yang

7
disebut sang Anak (ay 5), dan khususnya ayat 8 (yang dikutip dari Mazmur
45:7) dimana Allah menyapa sang Anak sebagai “Allah” dan dalam ayat 10
sebagai
“Tuhan” (dikutip dari mazmur 102:26). Hal ini menunjukkan bahwa penulis
Ibrani yang berbicara kepada orang Kristen Ibrani yang memegang
monoteisme, menjelaskan dengan memakai cara yang meneguhkan keilahan
Yesus dan
kesetaraan-Nya dengan Bapa.

Pertimbangan terakhir tentang keilahian Kristus adalah kesadaran diri


Yesus sendiri. Yesus memang tidak pernah secara blak-blakan mengatakan,
“Akulah Tuhan” tetapi Ia benar-benar menyadari bahya diri-Nya adalah Allah.
Contohnya, Ia mengampuni dosa yang hanya bisa dilakukan Allah
(Markus 2:8-10); ia berkuasa untuk menghakimi dunia (Matius 25:31) dan
memerintah dunia (Matius 24:30; Markus 14:62). Yesus juga berbicara
tentang diri-Nya sebagai raja dalam kerajaan Allah yang sesekali disebut
kerajaan-Nya (Matius 13:41; 16:28; 20:21; Lukas 23:42; Yohanes 18:33-38)
dan jika para pemimpin agama lain meniadakan diri, Ia menunjukkan diri-Nya.
Mereka berbicara tentang pendapat mereka tentang suatu jalan kebenaran
tetapi
Yesus menyatakan, “Akulah kebenaran: Ikutlah Aku”. Dan Pengakuan diri-Nya
sebagai anak Allah bukan saja dalam arti Juruselamat, tetapi juga untuk
menyatakan bahwa antara Ia dan Allah terdapat hubungan kekal dan unik
sebagimana terbukti dalam Lukas 2:49; Yohanes 5:17, 23, 8:19; 14:7, 23;
15:23; 19:7; Markus 9:37.

3. Roh Kudus adalah Allah.

Pemahaman Paulus tentang Allahnya berubah secara radikal sejak


perjumpaannya dengan Yesus Kristus dan pengalamannya bersama Roh
Kudus.
Berikut ini beberapa bagian Alkitab yang menunjukkan bahwa Roh Kudus

8
adalah Allah. Millard Erickson membagi petunjuk tentang keilahian Roh Kudus
dalam tiga bagian:

1). Rujukan-rujukan kepada Roh Kudus dapat dipertukarkan dengan rujukan-


rujukan kepada Allah, seperti Kisah rasul 5:3-4; Yohanes 16:8-11; 1 Korintus
12:4-11.

2). Pernyataan bahwa Roh Kudus juga menerima kehormatan dan kemuliaan
yang diperuntukkan bagi Allah (1 Korintus 3:16-17). Dan

3). Pernyataan bahwa Roh Kudus adalah setara dengan Allah (Matius 28:19 –
rumusan baptisan; 2 Korintus 13;13 – doa berkat Paulus dan 1 Petrus 1:2.
Alkitab juga menunjukkan kepada kita berbagai bukti yang menjelaskan
bahwa ke-Allahan Roh Kudus dengan fakta-fakta yang jelas. Ia disebut Allah
(Kis 5:3-4) dan memiliki sifat - sifat Allah: Mahatahu (1 Kor 2:10), Mahahadir
(Mazmur 139:7-10; 1 Korintus 6:19), Mahakuasa (Luk 1:35), Pemberi hidup
(Roma 8:2), Kekal (Ibrani 9:14).

iii. Dari mana kita mengetahui bahwa Tuhan adalah Allah Tritunggal?

Walaupun kita mengetahui bahwa konsep Trinitas ini tidak dapat


dijelaskan hanya dengan akal, bukan berarti bahwa Allah Tritunggal ini adalah
konsep yang sama sekali tidak masuk akal. Berikut ini adalah sedikit uraian
bagaimana kita dapat mencoba memahami Trinitas, walaupun pada akhirnya
harus
kita akui bahwa adanya tiga Pribadi dalam Allah yang Satu ini merupakan misteri
yang tidak cukup kita jelaskan dengan akal, sebab jika dapat dijelaskan dengan
tuntas, maka hal itu tidak lagi menjadi misteri. St. Agustinus bahkan mengatakan,
“Kalau engkau memahami-Nya, Ia bukan lagi Allah”.

9
Sebab Allah jauh melebihi manusia dalam segala hal, dan meskipun Ia
telah mewahyukan Diri, Ia tetap tinggal sebagai rahasia/ misteri yang tak
terucapkan. Di sinilah peran iman, karena dengan iman inilah kita menerima
misteri
Allah yang diwahyukan dalam Kitab Suci, sehingga kita dapat menjadikannya
sebagai dasar pengharapan, dan bukti dari apa yang tidak kita lihat
(lih. Ibr. 11:1-2). Agar dapat sedikit menangkap maknanya, kita perlu mempunyai
keterbukaan hati. Hanya dengan hati terbuka, kita dapat menerima rahmat
Tuhan, untuk menerima rahasia Allah yang terbesar ini; dan hati kita akan
dipenuhi oleh ucapan syukur tanpa henti.

Mungkin kita pernah mendengar orang yang menjelaskan konsep Allah


Tritunggal dengan membandingkan-Nya dengan matahari: yang terdiri dari
matahari itu sendiri, sinar, dan panas. Atau dengan sebuah segitiga, di mana
Allah
Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus menempati masing-masing sudut,
namun tetap dalam satu segitiga. Bahkan ada yang mencoba menjelaskan,
bahwa Trinitas adalah seperti kopi, susu, dan gula, yang akhirnya menjadi susu
kopi yang manis. Penjelasan yang menggunakan analogi ini memang ada
benarnya, namun sebenarnya tidak cukup, sehingga sangat sulit diterima oleh
orang-orang non-Kristen. Apalagi dengan perkataan, ‘pokoknya percaya saja’, ini
juga tidak dapat memuaskan orang yang bertanya. Jadi jika ada orang yang
bertanya, apa dasarnya kita percaya pada Allah Tritunggal, sebaiknya kita
katakan, “karena Allah melalui Yesus menyatakan Diri-Nya sendiri demikian”, dan
hal ini kita ketahui dari Kitab Suci.

Doktrin Trinitas atau Allah Tritunggal Maha Kudus adalah pengajaran


bahwa Tuhan adalah SATU, namun terdiri dari TIGA pribadi: 1) Allah Bapa
(Pribadi
pertama), 2) Allah Putera (Pribadi kedua), dan Allah Roh Kudus (Pribadi ketiga).

10
Karena ini adalah iman utama kita, maka kita harus dapat menjelaskannya lebih
daripada hanya sekedar menggunakan analogi matahari, segitiga, maupun kopi
susu.

a. Dasar dari Kitab Suci dan pengajaran Gereja

1. Allah itu Esa: Ulangan 6:4; 1 Korintus 8:4; Galatia 3:20; 1 Timotius 2:5

2. Tritunggal terdiri dari tiga Pribadi: Kejadian 1:1; 1:26; 3:22; 11:7; Yesaya 6:8;
48:16; 61:1; Matius 3:16-17; Matius 28:19; 2 Korintus 13:14. Untuk ayat-ayat dari
Perjanjian Lama, pemahaman Bahasa Ibrani sangatlah menolong. Dalam Kejadian
1:1, kata “Elohim” adalah dalam bentuk jamak. Dalam Kejadian 1:26; 3:22; 11:7
dan Yesaya 6:8, kata jamak “kita” yang digunakan. Dalam Bahasa Inggris hanya
ada dua bentuk kata, tunggal dan jamak. Dalam Bahasa Ibrani ada tiga macam
bentuk kata: tunggal, dual dan jamak. Dual HANYA digunakan untuk dua. Dalam
Bahasa Ibrani, bentuk dual digunakan untuk hal-hal yang berpasangan, seperti
mata, telinga dan tangan. Kata “Elohim” dan kata ganti “kita” adalah dalam
bentuk jamak- jelas lebih dari dua – dan menunjuk pada tiga atau lebih dari tiga
(Bapa, Anak, Roh Kudus).

3. Dalam Yesaya 48:16 dan 61:1 sang Anak berbicara dan merujuk pada Bapa dan
Roh Kudus. Bandingkan Yesaya 61:1 dengan Lukas 4:14-19 untuk melihat bahwa
yang berbicara adalah Anak. Matius 3:16-17 menggambarkan peristiwa
pembaptisan Yesus. Dalam peristiwa ini kelihatan bahwa Allah Roh Kudus turun
ke atas
Allah Anak sementara pada saat bersamaan Allah Bapa menyatakan bagaimana
Dia berkenan dengan sang Anak. Matius 28:19 dan 2 Korintus 13:14 adalah
contoh mengenai tiga Pribadi berbeda dalam Tritunggal.

11
4. Pribadi-Pribadi dalam Tritunggal dibedakan dari satu dengan yang lainnya
dalam berbagai ayat. Dalam Perjanjian Lama, “TUHAN” berbeda dari “Tuhan”
(Kejadian 19:24; Hosea 1:4). TUHAN memiliki “Anak” (Mazmur 2:7; 12; Amsal
30:2-4). Roh Kudus dibedakan dari “TUHAN” (Bilangan 27:18) dan dari “Allah”
(Mazmur 51:12-14). Allah Anak dibedakan dari Allah Bapa (Mazmur 45:7-8; Ibrani
1:8-9). Dalam Perjanjian Baru, Yohanes 14:16-17, Yesus berbicara kepada Bapa
tentang mengutus Sang Penolong, yaitu Roh Kudus. Hal ini menunjukkan bahwa
Yesus tidak memandang diriNya sebagai Bapa atau Roh Kudus. Perhatikan pula
saat-saat lain dalam kitab-kitab Injil ketika Yesus berbicara kepada Bapa. Apakah
Dia berbicara kepada diri sendiri? Tidak. Dia berbicara kepada Pribadi lainnya
dalam Tritunggal, - Sang Bapa.

5. Setiap Pribadi dalam Tritunggal adalah Allah. Bapa adalah Allah: Yohanes 6:27;
Roma 1:7; 1 Petrus 1:2. Anak adalah Allah: Yohanes 1:1, 14; Roma 9:5; Kolose
2:9; Ibrani 1:8; Yohanes 5:20. Roh Kudus adalah Allah: Kisah Rasul 5:3-4; 1
Korintus 3:16 (Yang mendiami adalah Roh Kudus – Roma 8:9; Yohanes 14:16-17;
Kisah ParaRasul 2:1-4).

6. Subordinasi dalam Tritunggal: Alkitab memperlihatkan bahwa Roh Kudus


tunduk (subordinasi) kepada Bapa dan Anak, dan Anak tunduk (subordinasi)
kepada Bapa. Ini adalah relasi internal dan tidak mengurangi atau membatalkan
keillahian dari setiap Pribadi dalam Tritunggal. Ini mungkin adalah bagian dari
Allah yang tidak terbatas yang tidak dapat dimengerti oleh pikiran kita yang
terbatas. Mengenai Anak, lihat Lukas 22:42; Yohanes 5:36; Yohanes 20:21;
1 Yohanes 4:14. Mengenai Roh Kudus lihat Yohanes 14:16; 14:26; 15:26; 16:7,
dan khususnya Yohanes 16:13-14.

7. Pekerjaan dari setiap Pribadi dalam Tritunggal: Bapa adalah Sumber utama
atau Penyebab utama dari a) alam semesta (1 Korintus 8:6; Yohanes 1:3; Kolose
1:16-17); b) pewahyuan illahi (Yohanes 1:1; Matius 11:27; Yohanes 16:12-15;

12
Wahyu 1:1); c) keselamatan (Yohanes 3:16-17); dan d) pekerjaan Yesus sebagai
manusia (Yohanes 5:17; 14:10). Bapa MEMULAI semua ini.

8. Anak adalah agen yang melaluiNya Bapa melakukan karya-karya sbb:


1) penciptaan dan memelihara alam semesta (1 Korintus 8:6; Yohanes 1:3; Kolose
1:16-17); 2) pewahyuan illahi (Yohanes 1:1; Matius 11:27; Yohanes 16:12-15;
Wahyu 1:1); 3) keselamatan (2 Korintus 5:19; Matius 1:21; Yohanes 4:42).
Bapa melakukan semua ini melalui Anak yang berfungsi sebagai Agen Allah.

9. Roh Kudus adalah alat yang dipakai Bapa untuk melakukan karya-karya berikut
ini: 1) penciptaan dan memelihara alam semesta (Kejadian 1:2; Ayub 26:13;
Mazmur 104:30); 2) pewahyuan illahi (Yohanes 16:12-15; Efesus 3:5; 2
Petrus 1:21); dan 3) keselamatan (Yohanes 3:6; Titus 3:5; 1 Petrus 1:2); dan
pekerjaan-pekerjaan Yesus (Yesaya 61:1; Kisah Rasul 10:38). Bapa melakukan
semua ini dengan kuasa Roh Kudus.

iv. Definisi Allah Tritunggal menurut beberapa ahli.

1. Menurut Pdt. Dr. Stephen Tong

"Tritunggal berarti tiga pribadi di dalam satu Allah atau di dalam satu esensi diri
Allah, ada tiga pribadi.”

2. Menurut Louis Berkhof

“Ketika kita membicarakan tentang Allah Tritunggal, kita senantiasa memandang


ketiga pribadi itu dalam satu kesatuan, dan pada satu kesatuan yang terdiri atas
tiga Pribadi.”

3. Menurut Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

13
“Memang, tidaklah mudah membuat definisi dari Trinitas, hal ini dikaitkan
dengan perlunya keseimbangan penekanan dari keesaan (ketunggalan) dan
ketigaan
(kejamakan) Allah. Penekanan yang berlebihan pada keesaan atau ketigaan
dapat menyebabkan kekeliruan dan kesesatan. Alkitab jelas menunjukkan
adanya “ketunggalan Allah” dan juga menunjukkan adanya “kejamakan Allah”.

4. Menurut R.C. Sproul

“Doktrin Trinitas menjelaskan batas pemikiran kita yang terbatas. Doktrin Trinitas
menuntut kita untuk setia pada wahyu Ilahi yang menyatakan bahwa dalam satu
pengertian Allah adalah esa dan dalam pengertian lainnya Dia adalah tiga.”

14
B. Penyataan Allah

Wahyu umum mampu menyadarkan manusia akan keberadaan Allah, namun


tidak dapat menuntun manusia ke dalam keselamatan. Untuk menuntun
manusia kepada keselamatan, manusia membutuhkan Wahyu Khusus dari Allah.
Dalam kekristenan, Allahlah yang beracara dalam keselamatan, bukan manusia.
Allahlah yang berinisiatif menyelamatkan manusia dan memberikan penyataan
khusus sehingga manusia dapat lebih memahami Allah dan jalan
keselamatan-Nya.

Pola Penyataan Allah kepada manusia yaitu melalui Penyataan umum dan

Penyataan khusus. Pola Penyataan umum bersumber dari Allah melalui sarana
alam dan diri manusia sendiri. Isi dari Penyataan umum yaitu pertama-tama
adanya Allah dengan sifat-sifat Allah dan kedua yaitu tuntutan serta kehendak
Allah. Pada mulanya penyataan di dalam makhluk cukup bagi manusia. Manusia
dapat mengenal Tuhan dan mengetahui jalan untuk melayani Tuhan. Namun,
dosa merusakkan segala sesuatu. Dunia di dalam dan di luar manusia pun rusak
juga. Manusia dijatuhi hukuman oleh Tuhan dan oleh karena manusia segala
makhluk jatuh ke dalam hukuman. Segala Penyataan Umum rusak. Tetapi hal ini

15
tak berarti bahwa Penyataan Umum lenyap sama sekali. Sekarang pun
Penyataan-penyataan itu masih ada, yaitu Tuhan masih memelihara alam
semesta. Tujuan
dari Penyataan Umum adalah untuk menyatakan kemuliaan Allah, kuasaNya
dalam alam semesta, keunggulanNya, keahlianNya, penentuNya dalam
mengendalikan alam semesta.

Penyataan Umum tidak memberitahukan satu-satunya jalan keselamatan.


Penyataan Umum memberi kita suatu pengetahuan tentang adanya oknum ilahi,
tapi kita tidak dapat belajar melalui Penyataan Umum tentang Allah yang benar
dan Kristus. Padahal pengetahuan eksperimental mengenaiNya dan bersamaNya
adalah jalan keselamatan satu-satunya. Penyataan Umum juga tidak mengubah
sesuatu dalam diri manusia yang berdosa. Padahal ini merupakan sesuatu yang
sangat dibutuhkan oleh manusia.

Penyataan Umum tidak memberi pengetahuan tentang Allah dan hal-hal


rohani yang dapat disandari secara mutlak. Tidak membawa kita pada
pengenalan Allah sebagai Allah Tritunggal. Dan juga Penyataan umum tidak
melengkapi agama dengan suatu basis yang cukup. Sejarah agama-agama
membuktikan bahwa tidak ada satu bangsa atau suku yang puas dengan agama
natural secara alami. Dosa telah merusak kemampuan manusia untuk dapat
membaca Penyataan Allah dalam alam secara benar, sehingga manusia hanya
melihat secara samar-samar dan tidak jelas. Meskipun demikian, Penyataan
umum masih mempunyai nilai-nilai. Tuhan di dalam kasihNya masih
menghidupkan Penyataan Umum.

Penyataan Umum tidak dapat dimengerti secara penuh tanpa Penyataan


Khusus. Orang-orang Babel, Mesir, dan Roma melihat alam yang sama dengan
yang dilihat orang Islam, Hindu, Buddha, dan agama lainnya sekarang ini. Tapi
pesan yang diterima berbeda. Tanpa Penyataan Khusus kita tidak akan tahu

16
bagaimana menginterpretasikan Penyataan Umum. Dengan adanya Penyataan
Khusus maka kita dapat melihat dengan jelas karya keselamatan Allah. Seperti
yang dikatakan Nico Syukur Dister bahwa untuk mengenal Allah lebih sempurna,
manusia memerlukan pewahyuan diri Allah yang lebih lanjut, yaitu Penyataan
khusus dari Allah melalui karyaNya sebagai Penyelamat dan Penebus. Penyataan
ini disebut khusus, karena hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman
saja. Penyataan Khusus diberikan Allah dengan cara penampakan-penampakan
dari yang ilahi (Theofani), komunikasi supra-natural, dan mujizat. Dalam Kitab
Suci Allah digambarkan menggunakan cara yang dapat didengar, dilihat, dan
menggunakan alat-alat indera lainnya untuk berkomunikasi, sehingga manusia
mendengarNya, melihatNya, atau merasakan gempa bumi saat kehadiranNya.
Tujuan dari Penyataan Khusus dalam waktu dekat adalah terdapat dalam
Roma 11:36 yaitu, segala sesuatu dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi
Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Dan Tujuan akhir dari Penyataan
Khusus yaitu pembaharuan orang berdosa secara lengkap, sehingga manusia
yang
diperbaharui dapat melihat kebajikan dan kesempurnaan Allah.

Penyataan Khusus merupakan kelengkapan Alkitab sebagai Penyataan


Allah. Artinya adalah bahwa Alkitab mengandung semua penyataan-penyataan
Allah yang diperlukan sebagai standar iman. Dengan demikian, tidak ada suatu
kebenaran yang dibebankan kepada hati nurani manusia untuk dapat mengerti.
Yang mana Alkitab tidak secara langsung ataupun secara tersirat
menyatakan-Nya. Dan ini berarti tidak memberikan peluang bagi tradisi lisan dan
tertulis, ketetapan-ketetapan gereja, atau resolusi yang dihasilkan oleh suatu
konvensi, yang dapat dan boleh berdiri setingkat dengan Alkitab. Umat Allah
hanya terikat oleh Alkitab sebagai Penyataan Allah.

Yang paling penting dalam pengungkapan diri Allah adalah Firman-Nya,


Alkitab, yang juga adalah wujud dari Penyataan Khusus. Allah secara ajaib

17
menuntun para penulis alkitab untuk mencatat berita-Nya secara tepat sambil
tetapI mempertahankan gaya dan kepribadian dari para manusia penulisnya.
Allah menentukan untuk memberikan catatan tertulis mengenai keberadaan-Nya
karena Dia mengetahui ketidaktepatan dan tidak dapat disandarnya tradisi lisan.
Dia juga mengerti bahwa mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan manusia
dapat disalahtafsirkan dan apa yang diingat dapat berubah. Allah memutuskan
untuk mengungkapkan segala yang manusia perlu tahu tentang Dia, apa yang
diinginkan-Nya, dan apa yang telah dilakukan-Nya untuk kita di dalam Alkitab.
Dan Dia sudah berjanji untuk memelihara dan mempertahankannya sepanjang
masa.

Penyataan Khusus menyingkapkan rahasia tentang Kerajaan Allah,


kehendak Allah, ketetapan Allah, dan rahasia Allah yaitu Kristus. Dengan
Penyataan Khusus Tuhan memberikan apa yang tidak tercantum dalam
Pernyataaan
Umum yaitu petunjuk tentang kelepasan dari dosa. Dari segala penyataan-
penyataannya, Penyataan Allah paling sempurna diberikan dalam diri Yesus
Kristus, anakNya yang menjadi manusia. Alkitab menyatakan bahwa
penggenapan semua penyataan terdahulu terjadi dalam diri, karya, dan
khususnya perkatan Yesus Kristus. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab
Ibrani 1:2, yaitu “maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita
dengan perantaraan anakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta”.
Dengan demikian Ia menunjukkan diri sebagai yang penuh kasih.

Melalui penyataan khusus atau langsung ini kita mengenal dan


menghayati, betapa Allah mengasihi kita dan sangat memperhatikan kita. Dan
yang terpenting ialah bahwa Allah berkenan menyelamatkan kita dari dosa. Kita
sebagai pribadi, kita sebagai bangsa dan bahkan seluruh alam semesta sudah
menuruti bujukan si jahat dan sudah melawan Allah. Perlawanan kita terhadap

18
Sang Pencipta membuat kita tidak bisa mengenal Allah dengan murni dan baik.
Hidup kita pun menjadi rusak, tiada damai dan sejahtera, tiada kasih dan
persaudaraan. Lewat penyataan Allah yang khusus, yaitu lewat Tuhan Yesus
Kristus inilah terbuka kembali jalan kepada hidup yang kekal. Lewat Tuhan Yesus
Kristuslah kita mengenal dan mendapatkan "Jalan dan Kebenaran dan Hidup".
Lewat Tuhan Yesus Kristuslah kita dibawa kepada "Hidup yang berkelimpahan".
Lewat Tuhan Yesus Kristus diciptakanlah "langit dan bumi yang baru".

19
C. Sifat-Sifat Allah

1. Kekal
a. Allah Bapa
Menurut kitab Mazmur 90:2 yang berbunyi “Sebelum gunung – gunung
dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama –
lamanya sampai selama – lamanya Engkaulah Allah.”
b. Allah Anak
Menurut kitab Wahyu 1:8 yang berbunyi “Aku adalah Alfa dan Omega,
firman Tuhan Allah yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang,
Yang Mahakuasa.” Serta kitab Wahyu 1:17 “Ketika aku melihat Dia,
tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati;tetapi Ia
meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata:”Jangan takut! Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir”
c. Allah Roh
Menurut kitab Ibrani 9:14 yang berbunyi “Betapa lebihnya darah Kristus,
yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada
Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati
nurani kita dari perbuatan – perbuatan yang sia – sia, supaya kita dapat
beribadah kepada Allah yang hidup.”
Sifat kekekalan dari Allah akan selalu ada dan tak akan pernah berakhir.
Allah yang kekal juga tidak akan pernah berhenti ada. Kuasa-Nya adalah
mutlak dan semua hal didalam hidup kita, apapun yang terjadi adalah
sudah dijamini-Nya.

20
2. Mahakuasa
a. Allah Bapa
Menurut kitab 1 Petrus 1:5 yang berbunyi “Yaitu kamu, yang dipelihara
dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan
keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.”
b. Allah Anak
Menurut kitab 2 Korintus 12:9 yang berbunyi “Tetapi jawab Tuhan
kepadaku:”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam
kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku
bermegah atas kelemhanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
c. Alah Roh
Menurut kitab Roma 15:19 yang berbunyi “oleh kuasa tanda-tanda dan
mujizat – mujizat dan oleh kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan
keliling dari Yerusalem sampai ke lirikum aku telah memberitakan
sepenuhnya Injil Kristus.”
Allah yang mahakuasa juga merupakan salah satu sifat yang mutlak dimiliki
oleh Allah. Allah adalah sang penguasa, penghidup mujizat serta pencipta
alam semesta akan selalu menjadi Raja segala Raja yang menguasai seluruh
alam semesta.
3. Mahatau
a. Allah Bapa
Menurut kitab Yeremia 17:10 yang berbunyi “Sekiranya ada seseorang
menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak
melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit
dan bumi? demikianlah firman TUHAN.”

b. Allah Anak
Menurut kitab Wahyu 2:23 yang berbunyi “Dan anak-anaknya akan
Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang

21
menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada
kamu setiap orang menurut perbuatannya.”
c. Allah Roh
Menurut kitab 1 Korintus 2:11 yang berbunyi “Siapa gerangan di antara
manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh
manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang
yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.”
Sifat Allah yang mahatau, yang mengetahui seluruh ciptaannya yang ada di
dunia ini tidak hanya perbuatan kita tapi juga pikiran kita. Allah
mengetahui segalanya secara pasti dan tepat yang tidak akan mungkin ada
kesalahan di dalamnya. Allah juga mengetahui apa yang sudah berlalu dan
apa yang nanti kemudian hari yang akan terjadi.
4. Mahahadir
a. Allah Bapa
Menurut kitab Yeremia 23:24 yang berbunyi “Sekiranya ada seseorang
menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak
melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit
dan bumi? demikianlah firman TUHAN.”
b. Allah Anak
Menurut kitab Matius 18:20 yang berbunyi “Sebab di mana dua atau tiga
orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah
mereka."

22
c. Allah Roh
Menurut kitab Mazmur 139:7 yang berbunyi ““Ke mana aku dapat pergi
menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?”
Allah ada dimanapun pada saat yang bersamaan. Kemanapin kita pergi,
Allah ada disitu dan Dia melihat apapun yang kita lakukan.

5. Kekudusan
a. Allah Bapa
Menurut kitab Wahyu 14:5 yang berbunyi, ”Siapakah yang tidak takut, ya
Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang
kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau,
sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."
b. Allah Anak
Menurut kitab Kisah Para Rasul 3:13-14 yang berbunyi “Allah Abraham,
Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya,
yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun
Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah
menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh
sebagai hadiahmu.
c. Allah Roh Kudus
Menurut kitab Lukas 1:15 yang berbunyi “Sebab ia akan besar di hadapan
Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan
penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya”
Dari injil diatas,kita dapat mengetahui bahwa salah satu sifat Allah
Tritunggal adalah “ Kudus “.Dalam hal ini berarti Allah Tritunggal benar-
benar bersih dan terpisah dari segala sesuatu yang najis dan jahat.

23
6. Kebenaran
a. Allah Bapa
Menurut kitab Yohannes 7:28 yang berbunyi ”Waktu Yesus mengajar di
Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana
asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku
diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.”
b. Allah Anak
Menurut kitab Wahyu 3:7 yang berbunyi “Dan tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang
memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat
menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.”
c. Allah Roh Kudus
Menurut kitab 1 Yohanes 5:6 yang berbunyi “Inilah Dia yang telah datang
dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi
dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena
Roh adalah kebenaran.”
Ayat diatas mengatakan bahwa  Allah adalah kebenaran. Kebenaran Allah
adalah benar tanpa pengecualian. Kebenaran Allah juga tidak bersifat
relatif, dapat berubah atau bisa diperbaiki. Satu teks tentang kemutlakan
kebenaran adalah pernyataan Yesus yang tidak bisa dikompromikan.
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, Tidak ada seorang pun yang
dating kapada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6).

24
7. Kemurahan
a. Allah Bapa
Menurut kitab Roma 2:4 yang berbunyi “Maukah engkau menganggap sepi
kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya?
Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun
engkau kepada pertobatan?”
b. Allah Anak
Menurut kitab Efesus 5:25 yang berbunyi “ Hai suami, kasihilah isterimu
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-
Nya baginya.”
c. Allah Roh Kudus
Menurut kitab Nehemia 9:20 yang berbunyi “Dan Engkau memberikan
kepada mereka Roh-Mu yang baik untuk mengajar mereka. Juga manna-
Mu tidak Kau tahan dari mulut mereka dan Engkau memberikan air kepada
mereka untuk melepaskan dahaga.”
Injil diatas memberitahukan tentang Kemurahan Allah. Kemurahan Allah
dapat juga diartikan sebagai kebaikan Allah kepada seluruh ciptaan-Nya
tidak terkecuali Hewan dan Tumbuhan.

25
BAB IV
Kesimpulan yang dapat kita tarik dari pembahasan makalah ini ialah,
dalam konsep keTuhanan yang kita anut, yaitu Trinitatis. Tidak seperti yang
dikatakan orang orang, konsep Trinitatis bukanlah membagi dan menyembah
tuhan dalam 3 bentuk. Melainkan, dalam diri Tuhan yang esa, terdapat 3 Pribadi
utama, yaitu Bapa, Anak –Kristus itu sendiri- dan Roh KudusDan juga dalam
tradisi Yahudi, penyebutan ALLAH sendiri menggunakan kata benda
plural/jamak. Dan juga untuk memahami konsep ini bukanlah melalui pengertian
harafiah dan duniawi, namun harus dengan iman dan kepercayaan yang bulat.
Dan kita juga tahu bahwa ALLAH menyatakan dirinya dalam 2 Penyataan,
yaitu umum (alam) dan khusus (Firman). Melalui alam, manusia dapat mengenal
Allah dengan jernih, karena alam menjadi cermin yang jernih untuk menyatakan
kemuliaan Allah. Dan melalui penyataan alam ini kita dapat mengenal sifat dan siapa
pelaku keIlahian. Penyataan Khusus menyingkapkan rahasia tentang Kerajaan
Allah, kehendak Allah, ketetapan Allah, dan rahasia Allah yaitu Kristus. Dengan
Penyataan Khusus Tuhan memberikan apa yang tidak tercantum dalam
Pernyataaan Umum yaitu petunjuk tentang kelepasan dari dosa. Dari segala
penyataan-penyataannya, Penyataan Allah paling sempurna diberikan dalam diri
Yesus Kristus, anakNya yang menjadi manusia.
Dan kita telah mengetahui sifat-sifat ALLAH, Ia Mahatahu (Omniscience),
Mahaada (Omnipresent), Mahakuasa (Omnipotent), Ia Pemurah, Kudus, Ia
adalah Kebenaran dan jalan hidup dan juga ALLAH adalah kekal, yang pertama
dan terakhir.

26
Daftar Pustaka
Buku :
1. Systematic Theology - louis berkhof. Biblicaltraining.org
2. Penyataan Allah dan Alkitab - Pdt. Mikha Yudhiswara
3. Pengakuan Iman Rasuli Pelajaran Empat - Third Millenium
Ministries
4. Allah Tritunggal - Herny Kongguasa
5. Dasar - dasar Teologia - Edwin B. Stube
6. ALLAH TRITUNGGAL
(Sebuah Risalah Teologis - Alkitabiah tentang Ke-Esa-an dan Ke-
Tritunggal-an Allah) - Dylfard Pandey, MTh.
7. Allah Tritunggal - Pdt. Dr. Stephen Tong
Situs web :
1. https://gbitamananggrek.com/2017/07/30/penyataan-allah/
(diakses pada 9 Maret 2018 pukul 07.49)
2. http://kuliahteologi.blogspot.co.id/2015/06/sifat-sifat-dasar-
allah.html?m=1 (diakses pada 9 Maret 2018 pukul 08.15)
3. https://rafdireform.wordpress.com/2012/10/23/hello-world/
(diakses pada 9 Maret 2018 pukul 08.37)

27

Anda mungkin juga menyukai