Anda di halaman 1dari 44

BUSINESS

PROPOSAL

MUHAMMAD RAYHAN AKBAR


1706057644
Contents
Executive Summary ..................................................... 4
Aspek Umum dan Organisasi ....................................... 5
1.1 Gambaran Umum Organisasi ......................................... 5
1.1.1 Latar Belakang Pendirian Usaha ............................. 5
1.1.2 Perizinan ................................................................. 6
1.2 Organisasi dan Personalia ........................................... 10
1.2.1 Struktur Organisasi ............................................... 10
1.2.2 Deskripsi Pekerjaan .............................................. 10
1.2.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Penggajian ................... 16
1.2.4 Proses Perekrutan Calon Karyawan...................... 17
2.1 Aspek Pemasaran ........................................................ 17
2.1.1 Produk .................................................................. 17
2.1.2 Perkembangan Permintaan Pasar ......................... 18
2.1.3 Perkembangan Penawaran Pasar ......................... 18
2.2 Market Share ............................................................... 18
2.3. Segmenting, Targeting, dan Positioning ..................... 18
2.4 Program Pemasaran .................................................... 19
2.4.1 Iklan ...................................................................... 19
2.4.2 Promosi................................................................. 19
Aspek Produksi .......................................................... 20
3.1 Desain Produk ............................................................. 20
3.2 Lokasi .......................................................................... 21
3.3 Pelaksanaan Pembangunan ..................................... 21
3.4 Produksi ...................................................................... 23
3.4.1 Proses Produksi .................................................... 23
3.4.2 Program produksi ................................................. 24
3.4.3 Rencana Kebutuhan Bahan Baku ................. 25
3.4.4 Rencana Kebutuhan Overhead ............................. 26
4. Aspek Keuangan .................................................... 28
4.1 Biaya Pra-Operasi ........................................................ 28
4.2 Kebutuhan Investasi .................................................... 30
4.2.1 Biaya Pembangunan Fisik ..................................... 30
4.2.2 Biaya Pemasaran .................................................. 30
4.3 Modal Kerja ................................................................. 31
4.4 Rencana Pembelanjaan dan Penarikan Dana
Investasi Aset Tetap .............................................................. 32
4.5 Biaya Modal ................................................................. 33
4.6 NPV, IRR, Payback Period, Profitability Index, dan B/C
Ratio ........................................................................................... 33
4.7 Proyeksi Harga Pokok Penjualan ................................. 35
4.8 Proyeksi Laporan Laba Rugi ........................................ 35
4.9 Proyeksi Arus Kas .................................................... 36
4.10 Proyeksi Neraca .................................................... 37
4.11 Skenario................................................................. 38
4.12 Analisis Sensitivitas dan Pencarian Tujuan ................ 42
4.12.1 Analisis Sensitivitas............................................. 42
4.12.2 Analisis Goal-Seek .............................................. 44
4.13 Simulasi ..................................................................... 44
Executive Summary

Bisnis manufaktur makanan camilan merupakan sebuah


bisnis yang masih sangat relevan bagi kehidupan di Indonesia.
Masyarakat Indonesia yang sering mengonsumsi camilan
merupakan kesempatan bagi para produsen-produsen pada
industry makanan. Perkembangan di dunia agrikultur dan
peternakan menyebabkan penurunan dari biaya yang harus
dikeluarkan ketika memproduksi bahan makanan di Indonesia.
Di lain sisi, konsumen mulai menyadari pentingnya Kesehatan
dan mulai mencari cara untuk mengurangi konsumsi-konsumsi
camilan berbasis karbohidrat. Di lain sisi, terdapat sisa bahan
makanan yang terbuang oleh produsen ketika mereka
memanen produk mereka tersebut, di perikanan, produk sisa
tersebut adalah kulit ikan yang cenderung dibuang begitu saja.
Salah satu camilan yang khas dari Indonesia adalah
kripik kulit ikan yang mudah ditemui di mana saja. Mulai dari
yang bermerek maupun olahan UMKM, kripik kulit ikan mudah
untuk dibuat, hanya dengan kulit ikan dari ikan sendiri dan
bumbu yang tersedia secara masif di Indonesia.
Kami memperkenalkan merek “Mr. Sal’s Chips” yang
terbuat dari bahan-bahan berkualitas dan ethically sourced,
kulit salmon yang kami pilih berasal dari peternakan ikan yang
menggunakan Teknik iki-jime, yang kemudian diolah secara
higienis. “Mr. Sal’s Chips” akan dipasarkan melalui berbagai
kanal distribusi yang mengedepankan resilience pada rantai
pasok. “Mr. Sal’s Chips” di bawah naungan PT Salmon Chips
Kreasindo beroperasi di wilayah Bulakamba, Kabupaten
Brebes, Jawa Tengah yang terletak strategis dengan tol trans-
jawa dan Pelabuhan Cirebon. Melalui simulasi bisnis yang
dijalankan terlihat bahwa NPV dan IRR dari “Mr. Sal’s Chips”
bernilai positif yang artinya bisnis ini layak untuk dijalankan.
Aspek Umum dan Organisasi
1.1 Gambaran Umum Organisasi
1.1.1 Latar Belakang Pendirian Usaha
Salmon, meskipun bukan salah satu ikan yang
endemik di Indonesia, merupakan sebuah jenis ikan
yang dikenal dunia. Dengan kandungannya, salmon
memiliki lemak Omega-3, salah satu jenis lemak yang
baik bagi tubuh. Selain itu, salmon kaya akan vitamin B
dan Potassium, serta dipercaya dapat mengurangi
potensi sakit kardiovaskular.
Melihat semaraknya manfaat dari pengonsumsian
ikan salmon, PT Salmon Chips Kreasindo menawarkan
produk bernama Mr. Sal’s Chips yang merupakan kripik
kulit berbahan dasar ikan salmon. Salmon bukanlah
sebuah ikan yang mudah ditemukan di Indonesia, namun
salmon mulai diminati kalangan muda masyarakat
Indonesia. Dengan kesadaran masyarakat akan
kekerasan terhadap binatang dan keinginan untuk
sehat, kami menawarkan keripik kulit salmon dari
peternakan ikan salmon yang memanen ikan-ikan
tersebut dengan cara manusiawi, yaitu Teknik iki-jime.

Gambar 1. Logo Mr. Sal’s Chips


Filosofi dari logo Mr. Sal’s Chips sangatlah sederhana.
Pada logo tersebut terlihat ikan salmon yang mengikuti
gelombang laut. Hal tersebut menggambarkan PT Salmon
Chips Kreasindo yang akan berupaya untuk memanfaatkan
kesempatan-kesempatan yang akan membawa PT Salmon
Chips Kreasindo ke tujuan yang ingin dicapainya.
Adapun tujuan dari perusahaan terintegrasi ke dalam visi dan
misi perusahaan yaitu:
Visi:
Menjadi produsen kripik kulit salmon utama di Indonesia
yang resilient dan terkemuka.
Misi:
Memproduksi kripik kulit salmon yang ethically sourced
dan higienis dalam pemrosesannya.
1.1.2 Perizinan
Bentuk perizinan yang dibutuhkan dalam pendirian
usaha PT Salmon Chips Kreasindo dengan merek
dagang “Mr. Sal’s Chips” adalah sebagai berikut:

a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)


Berdasarkan peraturan mengikat mengenai SIUP,
yaitu Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/M-
DAG/PER/9/2007, SIUP diklasifikasikan menjadi tiga
jenis yaitu:
1) SIUP Kecil wajib dimiliki oleh Perusahaan
Perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih
(neto) seluruhnya sampai dengan Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
2) SIUP Menengah wajib dimiliki oleh Perusahaan
Perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih
(neto) seluruhnya di atas Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
3) SIUP Besar wajib dimiliki oleh Perusahaan
Perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih
(neto) seluruhnya di atas Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
Berdasarkan uraian SIUP di atas, “Mr. Sal’s Chips”
tergolong dalam SIUP Besar.
b. Izin Usaha Perseroan Terbatas
Menurut peraturan yang mengikat mengenai
Perseroan, yaitu UU No.40 Tahun 2007 Pasal 7 ayat (4),
UU menyatakan bahwa Perseroan akan memperoleh
status badan hukum pada tanggal disahkannya
Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum
Perseroan. Berdasarkan UU No.40 Tahun 2007 Pasal 9
ayat (1), untuk memperoleh Keputusan Menteri
mengenai pengesahan badan hukum Perseroan, pendiri
bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa
teknologi informasi sistem administrasi badan hukum
secara elektronik kepada Menteri dengan mengisi
format isian yang memuat sekurang-kurangnya:
1) nama dan tempat kedudukan Perseroan;
2) jangka waktu berdirinya Perseroan;
3) maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
Perseroan;
4) jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan
modal disetor; dan
5) alamat lengkap Perseroan.
c. Izin Mendirikan Bangunan
Berdasarkan peraturan dan undang-undang yang
berlaku di Indonesia, yaitu UU Nomor 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung, untuk membangun gedung
harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan
gedung. Persyaratan administratif tersebut adalah
status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah, status kepemilikan bangunan
gedung, dan izin mendirikan bangunan gedung: sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun
2005 yang mengatur tentang UU Nomor 28 Tahun 2002,
yang di dalamnya mencakup ketentuan umum, fungsi
bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung,
penyelenggaraan bangunan gedung, pembinaan, sanksi
administratif, dan ketentuan peralihan. Berdasarkan
hasil perhitungan kami, jumlah biaya IMB yang harus
dibayarkan adalah 200 juta Rupiah dan berlaku untuk
lima tahun pertama semenjak gedung mulai dibangun.
Berikut adalah dokumen yang diperlukan untuk
mengurus IMB:
° Fungsi bangunan gedung yang dapat dibangun pada
lokasi bersangkutan
° Ketinggian maksimum bangunan gedung yang
diizinkan
° Jumlah lantai/lapis bangunan gedung di bawah
permukaan tanah dan KTB yang diizinkan
° Garis sempadan dan jarak bebas minimum bangunan
gedung yang diizinkan
° KDB maksimum yang diizinkan
° KLB maksimum yang diizinkan
° KDH minimum yang diwajibkan
° KTB maksimum yang diizinkan, dan
° Jaringan utilitas kota
1.1.3 Kegiatan Usaha
PT Salmon Chips Kreasindo merupakan kegiatan
usaha produksi kripik kulit salmon dalam kemasan dengan
kripik yang tidak menggunakan penyedap buatan dengan
merek dagang “Mr. Sal’s Chips”. Merek dagang “Mr. Sal’s
Chips” akan didistribusikan melalui media konvensional,
supermarket dengan segmentasi middle-middle upper
seperti PT Supra Boga Lestari, pembelian dapat juga
dilakukan melalui website perusahaan. Jalur komunikasi
antara pihak perusahaan dengan konsumen melalui media
sosial resmi perusahaan, yaitu Instagram dan Twitter,
serta situs web dan nomor call center.
1.1.4 Bentuk Badan Hukum
Bentuk badan hukum perusahaan Salmon Chips
Kreasindo adalah Perseroan Terbatas (PT). Menurut UU
No. 40 tahun 2007 Pasal 1, Perseroan Terbatas adalah
badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang serta peraturan
pelaksanaannya. PT Salmon Chips Kreasindo
merupakan perseroan terbatas yang didirikan oleh
Rayhan sebagai direktur utama dan active partner yang
menjabat sebagai direktur SDM Pemilihan perseroan
terbatas sebagai bentuk hukum PT Salmon Chips
Kreasindo ialah untuk mempermudah perkembangan
perusahaan, seperti melakukan penawaran umum (IPO)
demi memberikan untuk mendapatkan modal bisnis
yang lebih banyak untuk masa mendatang. Saat ini, PT
Salmon Chips Kreasindo merupakan perusahaan
tertutup dengan kepemilikan yang terbagi dengan dua
pemiliknya walaupun tidak menutup kemungkinan
bahwa perusahaan di masa depan akan bersifat
terbuka.
1.1.5 Sumber Permodalan
Dalam pendirian usaha, PT Salmon Chips
Kreasindo menggunakan sumber pendanaan investasi
awal yang berasal dari modal sendiri dan pinjaman bank
jangka panjang. Adapun investasi awal yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan yaitu biaya investasi harta
tetap (fixed assets) dan biaya operasi. Berikut adalah
komposisi permodalan fixed asset dalam perusahaan:
FINANCING
Pinjaman 60.0% 5,600,100,000
Modal Sendiri 40.0% 3,733,400,000
Jumlah 100.0% 9,333,500,000

Tabel 1. Sumber Pendanaan Aset Tetap PT Salmon


Chips Kreasindo
• Modal Sendiri
Pemilik perusahaan melakukan pendanaan yang
berasal dari modal sendiri sebesar 40% dari total
pendanaan, yaitu sebesar Rp3.773.400.000 (tiga miliar
tujuh ratus tujuh puluh tiga juta empat ratus ribu rupiah).
75% dari modal sendiri dikeluarkan oleh Rayhan dan
25% sisanya dikeluarkan oleh active partner yang
menjadi Direktur SDM.
• Pinjaman Bank
Dengan tujuan memenuhi kebutuhan pendanaan,
pemilik melakukan pinjaman kepada Bank Mandiri
sejumlah Rp5.600.100.000 ( lima miliar enam ratus juta
seratus ribu rupiah), atau 60% dari modal yang
dibutuhkan, dengan biaya bunga pinjaman sebesar 15%
yang dibayarkan pada setiap periode sesuai dengan
kesepakatan antara PT Salmon Chips Kreasindo dengan
pihak bank selaku hubungan debitor-kreditor.
1.2 Organisasi dan Personalia
1.2.1 Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi dari PT Salmon
Chips Kreasindo:

Direktur
Utama

Direktur
SDM

Direktur Direktur Direktur


Produksi Marketing Keuangan

Supervisor sekretaris Team Leader Team Leader satpam


produksi Sales Keungan

Operator Staf admin Sales Akuntansi


pabrik

Staf Staf Sosial Treasury dan


Financing
maintenan pembelian Media
Bagan 1. Struktur Organisasi PT Salmon Chips Kreasindo
ce
pembelian Berdasarkan bagan hierarki di atas, dapat dilihat
bahwa top manajemen atau puncak hierarki dalam
struktur organisasi PT Salmon Chips Kreasindo adalah
direktur utama yang berkoordinasi langsung dengan
ketiga direktur departemen yang merupakan rekanan
pendiri perusahaan. Kemudian, terdapat komisaris yang
memiliki fungsi pengawasan terhadap kebijakan atau
keputusan perusahaan yang diambil oleh Direktur
Utama.
1.2.2 Deskripsi Pekerjaan
Berikut merupakan deskripsi pekerjaan masing-
masing jabatan dalam PT Salmon Chips Kreasindo:
a. Direktur Utama
Pada struktur organisasi, Direktur Utama memegang
posisi tertinggi dan bertanggungjawab secara penuh
atas keberlangsungan perusahaan. Detail dari
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Direktur Utama
yaitu:
1) Menentukan visi dan misi perusahaan bersama para
rekanan.
2) Menyusun long-term plan untuk perusahaan.
3) Berkoordinasi dengan direktur masing-masing
departemen untuk mengawasi kinerja departemen.
4) Melakukan decision making pada tingkat eksekutif.
5) Memastikan bahwa keuntungan yang didapatkan
perusahaan dari aktivitas perusahaan bersifat stabil.
b. DIrektur SDM
Pada struktur organisasi, Direktur SDM memiliki
tanggungjawab kepada Direktur Utama dan menjadi
pengganti Direktur Utama ketika Direktur Utama sedang
berhalangan, dan berugas tanpa memiliki bawahan.
Detil dari pekerjaan Direktur SDM adalah sebagai
berikut:
1) Melakukan tindakan pengawasan terhadap
implementasi kebijakan SDM ataupun keputusan
ketenagakerjaan yang diambil oleh para Direktur.
2) Memastikan kebijakan yang diambil oleh para
direktur selaras dengan kebutuhan
ketenagakerjaan perusahaan.
3) Memotivasi karyawan untuk mencapai hasil
maksimal demi perusahaan.
c. Direktur Produksi
Pada struktur organisasi, direktur produksi
bertanggungjawab kepada Direktur Utama kemudian
memiliki bawahan yakni Supervisor Produksi. Detail
pekerjaan dari Direktur Produksi adalah sebagai
berikut:
1) Melaporkan perkembangan Departemen Produksi
kepada Direktur Utama.
2) Membuat perencanaan kegiatan operasional
Departemen Produksi dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
3) Melakukan pengawasan terhadap seluruh
fungsionaris di Departemen Produksi
4) Membuat Standard Operating Procedure (SOP)
Produksi secara rinci untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.
5) Membuat target dan Key Performance Indicator
(KPI) untuk Departemen Produksi.
d. Direktur Pemasaran
Pada struktur organisasi, direktur pemasaran
bertanggungjawab kepada Direktur Utama kemudian
memiliki bawahan yakni Manajer Pemasaran. Detail
pekerjaan dari Direktur Pemasaran adalah sebagai
berikut:
1) Melaporkan perkembangan Departemen Pemasaran
kepada Direktur Utama.
2) Membuat perencanaan pemasaran (advertising,
promotion, dan public relation) dalam jangka pendek
dan jangka panjang.
3) Melakukan pengawasan terhadap seluruh
fungsionaris di Departemen Pemasaran.
4) Membuat Standard Operating Procedure (SOP) untuk
Departemen Pemasaran
5) Membuat target dan Key Performance Indicator (KPI)
untuk Departemen Pemasaran.
e. Direktur Keuangan dan Administrasi
Pada struktur organisasi, direktur keuangan
bertanggungjawab kepada Direktur Utama kemudian
memiliki bawahan yakni Manajer Keuangan. Detail
pekerjaan dari Direktur Keuangan adalah sebagai
berikut:
1) Melaporkan perkembangan Departemen Keuangan
dan Administrasi kepada Direktur Utama.
2) Membuat budgeting dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
3) Melakukan pengawasan terhadap seluruh
fungsionaris di Departemen Keuangan dan
Administrasi.
4) Membuat Standard Operating Procedure (SOP)
untuk Departemen Keuangan dan Administrasi.
5) Membuat target dan Key Performance Indicator
(KPI) untuk Departemen Keuangan dan
Administrasi.
f.Supervisor Produksi
Pada struktur organisasi, Supervisor Produksi
bertanggungjawab kepada Direktur Produksi kemudian
memiliki bawahan yakni Pekerja Pabrik dan Staf
Maintenance. Detail pekerjaan dari Manajer Produksi
adalah sebagai berikut:
1) Melaporkan perkembangan operasional Divisi
Produksi kepada Direktur Produksi.
2) Memastikan sistem quality control dari produk
berjalan dengan baik.
3) Melakukan pengawasan terhadap kinerja Pekerja
Pabrik.
4) Membantu Direktur Produksi untuk memastikan
bahwa target dan Key Performance Indicator (KPI)
untuk Departemen Produksi dapat tercapai.
5) Melakukan pengawasan terhadap pemasok bahan
baku dan rekanan dalam rantai distribusi.
6) Mematuhi SOP yang berlaku di Departemen
Produksi.
g. Team Leader Penjualan
Pada struktur organisasi, Team Leader Penjualan
bertanggungjawab kepada Direktur Pemasaran
kemudian memiliki bawahan yakni Sales dan Sosial
Media. Detail pekerjaan dari Team Leader penjualan
adalah sebagai berikut:
1) Melaporkan perkembangan operasional Divisi
Penjualan kepada Direktur Produksi.
2) Melakukan pengawasan terhadap kinerja Divisi
Penjualan.
3) Membantu Direktur Pemasaran untuk memastikan
bahwa target dan Key Performance Indicator (KPI)
untuk Departemen Pemasaran dapat tercapai.
4) Melakukan pengawasan terhadap penjualan dan
pemasaran produk.
5) Mematuhi SOP yang berlaku di Departemen
Pemasaran.
h. Team Leader Keuangan
Pada struktur organisasi, Team Leader Keuangan
bertanggungjawab kepada Direktur Keuangan dan
Administrasi kemudian memiliki bawahan yakni staf
akuntasi dan staf tresuri dan financing. Detail
pekerjaan dari Team Leader keuangan adalah
sebagai berikut:
1) Melaporkan perkembangan operasional Divisi
Akuntansi kepada Direktur Keuangan dan
Administrasi.
2) Melakukan pengawasan terhadap kinerja Divisi
Akuntansi.
3) Membantu Direktur Keuangan dan Administrasi
untuk memastikan bahwa target dan Key
Performance Indicator (KPI) untuk Departemen
Keuangan dan Administrasi dapat tercapai.
4) Melakukan pengawasan terhadap pencatatan
keuangan dan pengelolaan dana perusahaan.
5) Mematuhi SOP yang berlaku di Departemen
Keuangan dan Administrasi.
i. Operator Pabrik
Pada struktur organisasi, Operator Pabrik
bertanggungjawab kepada Supervisor Produksi. Detail
pekerjaan dari Operator Pabrik adalah sebagai berikut:
1) Melaporkan perkembangan operasional produksi
produk kepada Manajer Produksi.
2) Melakukan produksi dengan bantuan teknologi
yang ada.
3) Menjaga proses produksi agar tetap higienis.
4) Melakukan kegiatan quality control dari produk.
5) Mematuhi SOP yang berlaku di Departemen
Produksi.
j. Sales
Pada struktur organisasi, Staf Penjualan
bertanggungjawab kepada Team Leader Penjualan.
Detail pekerjaan dari Staf Penjualan adalah sebagai
berikut:
1) Melaporkan perkembangan penjualan produk
kepada Manajer Penjualan.
2) Mematuhi SOP yang berlaku di Departemen
Pemasaran.
k. Sosial Media
Pada struktur organisasi, Staf Promosi
bertanggungjawab kepada Team Leader Penjualan.
Detail pekerjaan dari Staf Promosi adalah sebagai
berikut:
1) Melaporkan perkembangan terkait social media
promotion kepada Team Leader Penjualan.
2) Mematuhi SOP yang berlaku di Departemen
Pemasaran.
l. Staf Akuntansi
Pada struktur organisasi, Staf Akuntansi
bertanggungjawab kepada Team Leader Keuangan.
Detail pekerjaan dari Staf Akuntansi adalah sebagai
berikut:
1) Melaporkan perkembangan operasional keuangan
kepada Manajer Akuntansi.
2) Melakukan pencatatan terkait pemasukan dan
pengeluaran perusahaan secara keseluruhan.
3) Menyusun serta membuat laporan keuangan dan
perpajakan perusahaan sesuai PSAK yang mengacu
pada IFRS.
4) Menyusun dan membuat surat-surat yang
berhubungan dengan perbankan dan kemampuan
keuangan perusahaan.
5) Mematuhi SOP yang berlaku di Departemen
Keuangan dan Administrasi.
m. Staf Tresuri
Pada struktur organisasi, Staf Tresuri
bertanggungjawab kepada Team Leader Keuangan.
Detail pekerjaan dari Staf Tresuri adalah sebagai
berikut:
3) Melaporkan perkembangan pengelolaan kepada
Manajer Akuntansi.
4) Melakukan pengelolaan dana perusahaan secara
keseluruhan.
5) Menyusun dan membuat surat-surat yang
berhubungan dengan perbankan dan kemampuan
keuangan perusahaan.
6) Mematuhi SOP yang berlaku di Departemen
Keuangan dan Administrasi.
n. Satpam
Pada struktur organisasi, Satpam bertanggungjawab
kepada Direktur Keuangan dan Administrasi. Detail
pekerjaan dari Satpam adalah sebagai berikut:
7) Melaporkan operasi keamanan kepada Direktur
Keuangan dan Administrasi.
8) Menjaga keamanan di area kantor dan pabrik.
9) Memastikan bahwa pihak yang memasuki area
kantor dan pabrik memiliki kepentingan khusus
dengan perusahaan dengan melakukan
pemeriksaan tamu.
10) Memeriksa kendaraan yang masuk dan keluar dari
area bangunan kantor dan pabrik.
1.2.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Penggajian
Berdasarkan rincian sistem penggajian di atas,
tenaga kerja dalam PT Salmon Chips Kreasindo dengan
merek dagang “Mr. Sal’s Chips” berjumlah 67 orang.
Penggajian yang diberikan sebanyak 13 kali dalam
setahun dengan rincian 12 kali gaji pokok bulanan dan 1
kali Tunjagan Hari Raya (THR) Tenaga kerja dalam PT
Salmon Chips Kreasindo diklasifikasi menjadi tiga
kategori yaitu:
a. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja yang termasuk ke dalam kategori ini
adalah tenaga kerja yang secara langsung
berhubungan dengan proses produksi, sehingga
pada PT Salmon Chips Kreasindo yang termasuk ke
dalam tenaga kerja langsung adalah Buruh Pabrik
yang berjumlahkan 10 orang.
b. Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja yang termasuk ke dalam kategori ini
adalah tenaga kerja di bawah divisi Produksi namun
tidak secara langsung berhubungan dengan proses
produksi. Pekerja PT Salmon Chips Kreasindo yang
termasuk ke dalam tenaga kerja tidak langsung
adalah Manajer Produksi, Manajer Pembelian, Staf
Pembelian, dan Staf Transportasi.
c. Tenaga Kerja Operasional
Tenaga kerja yang termasuk ke dalam kategori ini
adalah semua karyawan perusahaan selain
karyawan yang termasuk kategori tenaga kerja
langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Berikut adalah rincian dari jumlah tenaga kerja dan juga
penggajian pada PT Salmon Chips Kreasindo:
Jumlah (Orang) Gaji/Rp/Bulan Gaji/Bulan Gaji/Tahun
Direktur Utama 1 30,000,000 30,000,000 390,000,000
Direktur Produksi 1 25,000,000 25,000,000 325,000,000
Direkture Marketing dan Penjualan 1 25,000,000 25,000,000 325,000,000
Direktur Keuangan dan Treasuri 1 25,000,000 25,000,000 325,000,000
Direktur SDM 1 25,000,000 25,000,000 325,000,000
Jumlah 5 130,000,000 1,690,000,000

DEP PRODUKSI
Supervisor Produksi 3 10,000,000 30,000,000 390,000,000
Sekretaris 2 3,500,000 7,000,000 91,000,000
Staf Admin Pabrik 5 4,500,000 22,500,000 292,500,000
Buruh Pabrik 10 5,000,000 50,000,000 650,000,000
Staf Maintenance 2 4,500,000 9,000,000 117,000,000
Staf Pembelian 2 4,000,000 8,000,000 104,000,000
Jumlah 24 126,500,000 1,644,500,000

DEP Marketing
Sales 20 4,000,000 80,000,000 1,040,000,000
Social Media 2 5,000,000 10,000,000 130,000,000
Jumlah 22 90,000,000 1,170,000,000

DEP KEU & ADM


Staf Akuntansi 3 6,000,000 18,000,000 234,000,000
Treasury 1 6,000,000 6,000,000 78,000,000
Staf Financing 1 5,000,000 5,000,000 65,000,000
Staf Admin 5 2,000,000 10,000,000 130,000,000
Satpam 6 1,500,000 9,000,000 117,000,000
Jumlah 16 48,000,000 624,000,000
TOTAL 67 394,500,000 5,128,500,000
Asumsi kenaikkan gaji 10% per tahun

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja dan Penggajian PT


Salmon Chips Kreasindo

1.2.4 Proses Perekrutan Calon Karyawan


Selayaknya organisasi pada umumnya,
perusahaan perlu melakukan rekrutmen untuk
memperoleh tenaga kerja yang kompeten yang sesuai
dengan kriteria perusahaan. Proses perekrutan ini
dilakukan oleh Direktur SDM dengan melibatkan
direktur-direktur lainnya yang membutuhkan tenaga
kerja di divisi mereka masing-masing.
2.1 Aspek Pemasaran
2.1.1 Produk
Jenis Produk PT Salmon Chips Kreasindo dengan
merek dagang “Mr. Sal’s Chips” menawarkan kripik kulit
salmon yang diminati oleh masyarakat sekarang yang
mulai mengurangi penggunaan camilan berbasis
karbohidrat. Produk kami berbeda dengan produk dari
pasar saat ini dengan keunggulan sebagai berikut:
a. Penggunaan salmon pilihan dengan kualitas terbaik
untuk mengelolanya yang memiliki gizi yang banyak.
b. Pemilihan supplier yang dapat membangun
resiliency pada rantai pasok perusahaan.
c. Penggunaan mesin dan teknik pengolahan yang
berteknologi tinggi dan modern, sehingga
kandungan gizi dari salmon tidak hilang.
d. Kripik bersertifikasi halal dan penggunaan barang-
barang yang halal dan teruji.
2.1.2 Perkembangan Permintaan Pasar
Usaha produksi kripik kulit berbasis ikan sangat
menjanjikan dengan budaya masyarakat Indonesia yang
suka memakan makanan ringan, dan cemilan kripik kulit
berbasis ikan bukanlah sesuatu yang tidak lazim . Selain
itu, kesadaran masyarakat akan produk yang tidak
mengandung karbohidrat meningkat dan masyarakat
mulai mencari makanan yang memiliki gizi lebih dan
lebih sehat. Mayoritas produsen penyedia produk
makanan ringan masih menggunakan bahan berbasis
karbohidrat, seperti Mr. Sal’s Chips.
2.1.3 Perkembangan Penawaran Pasar
Di Indonesia, usaha kripik kulit berbasis ikan
sudah banyak di pasar. Namun, belum ada perusahaan,
setidaknya dalam skala besar membuat kripik kulit
berbasis ikan salmon, karena sebagian besar
merupakan usaha rumahan. Sehingga hal ini dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan kami dengan melakukan
beragam upaya untuk menjadi pemimpin pasar untuk
produk kripik kulit salmon.

2.2 Market Share


Dalam industri kripik kulit ikan, belum terdapat
pemain besar di tingkat nasional sehingga tidak
terdapat produk yang menjadi kompetitor langsung dari
“Mr. Sal’s Chips”.
2.3. Segmenting, Targeting, dan Positioning
Segmentasi pasar dari produk “Mr. Sal’s Chips”
adalah kalangan masyarakat menengah semua umur
untuk saat ini. Dengan harga jual yang terjangkau,
Rp9.000-Rp10.500/100g kami yakin segmen pasar kami
dapat mencakup seluruh kalangan, mulai dari
masyarakat bawah hingga masyarakat atas.

Target pasar dari produk “Mr. Sal’s Chips” adalah


seluruh pasar dengan berusaha melayani seluruh
kelompok masyarakat dari berbagai golongan umur
dikarenakan produk ini merupakan produk yang bisa
dinikmati tanpa harus menggunakan MSG dan
penyedap.
Posisi pasar dari produk “Mr. Sal’s Chips” adalah
sebagai produk kripik kulit salmon tanpa MSG dan
penyedap dengan sertifikasi halal yang bisa dikonsumsi
semua kalangan.

2.4 Program Pemasaran


Berbagai program yang diadakan oleh PT Salmon
Chips Kreasindo dalam memasarkan roti manis dalam
kemasan “Mr. Sal’s Chips” yaitu:
2.4.1 Iklan
Program iklan yang dilakukan oleh PT Salmon
Chips Kreasindo adalah pemasarann
menggunakan targeted ads di media sosial dan
search engine optimization. Dengan melakukan
iklan ini, akan lebih menjangkau target pasar
secara langsung dan cenderung lebih murah.
Penempatan iklan-iklan kreatif dan ciamik di
daerah strategis dilakukan pada tahun pertama,
tahun ketiga, dan tahun keempat produk beredar.
2.4.2 Promosi
Program promosi yang digunakan adalah
dibagi dua segmen yaitu bisnis ke bisnis (B2B) dan
bisnis ke konsumen (B2C). Untuk segmen B2B,
perusahaan memiliki strategi promosi untuk
menerapkan wholesaler price apabila terjadi
transaksi bulk buying (membeli dengan
kuantitas besar)
Aspek Produksi
3.1 Desain Produk
PT Salmon Chips Kreasindo memproduksi
kripik kulit salmon tanpa penyedap dan MSG
dengan merek dagang “Mr. Sal’s Chips”. Produk
tersebut dibuat dalam kemasan plastik
bervolume 250g. pengembangan produk untuk
kemasan bervolume lebih kecil adalah setelah
tahun kelima produk diedarkan. Kemasan yang
kami gunakan adalah kemasan plastik yang
dapat didaur ulang. Desain kemasan tersebut
memiliki nuansa biru dan putih yang menarik
dengan gambar ikan salmon mengikuti arus laut
yang kencang pada kemasannya. Sehingga
mudah dikenali oleh masyarakat. Setiap kali
masyarakat melihat akan langsung mengenali
ini, kripik dengan merek “Mr. Sal’s Chips”.

Gambar 4. logo Produk “Mr. Sal’s Chips”


3.2 Lokasi
Lokasi operasional perusahaan kami yaitu Gedung kantor dan
pabrik akan dibangun di di wilayah Bulakamba, Kabupaten Brebes,
Jawa Tengah yang terletak strategis dengan tol trans-jawa dan
Pelabuhan Cirebon, dengan kantor dan pabrik yang menyatu menjadi
satu. Perusahaan kami berencana untuk membeli tanah seluas 1000 m2
di daerah yang memiliki akses terhadap pekerja, dan juga kedekatan
dengan obyek-obyek strategis penunjang rantai pasok.

3.3 Pelaksanaan Pembangunan


Pembangunan PT Salmon Chips Kreasindo dilakukan dalam
jangka waktu 13 bulan, termasuk di antaranya pembangunan pabrik,
Gedung, Gudang, dan lain-lain. Berikut adalah rincian pembangunan
aset tetap milik perusahaan:
No. URAIAN KODE WAKTU
1 Tanah A 2
2 Head Office B 4
3 Bangunan Pabrik C 6
4 Storage Facility D 2
5 Pos Satpam E 1
6 Mess Karyawan F 3
7 Bangunan Genset G 2
8 Mesin Genset H 1
9 Mesin-mesin produksi I 3
10 Peralatan Pabrik J 2
11 Peralatan Kantor K 1
12 Furniture L 1
13 Kendaraan Lapangan M 1
14 Kendaraan Operasional N 1
15 Finishing O 1

Tabel 3. Aset Tetap PT Salmon Chips Kreasindo

Kegiatan utama yang dilakukan untuk melakukan pembangunan


adalah kepemilikan tanah, setelah tanah terbeli bangunan kantor dan
bangunan pabrik dapat dibangun secara simultan. Kegiatan seperti
pemasangan mesin-mesin produksi berkapasitas industry serta
alat-alat penunjang kegiatan produksi operasional akan dilaksanakan
setelah terbagunnya lokasi.
E 7
1 14
Keterangan
Event
EST EFT K 7
LST Kegiatan LFT 1 14

L 7
1 14
13
13
13 N 7 F 10
10 1 11 3 14
10

6
2 B 6
13 4 10
2

0 A 2 C 8 D 10
0 2 2 6 8 2 14

12 G 10
12 2 14
8
8
I 11 H 12
3 11 1 14
M 3
1 14
13
11
11 J 13 O 14
2 13 1 14

Gambar 5. Diagram Jaringan Pembangunan Aset Tetap

Untuk melakukan efisiensi pembangunan perusahaan melakukan


pembuatan diagram jaringan sehingga dapat dilihat bagaimana proses
pembangunan dapat berjalan dengan efisien dan juga perusahaan dapat
mengetahui kegiatan apa yang merupakan jalur kritis sehingga tidak
boleh ditunda kegiatan tersebut. Berikut adalah kegiatan yang tidak boleh
ditunda atau merupakan jalur kritis agar kegiatan pembangunan tepat
waktu:

Jalur Kritis Kegiatan


Jalur Kritis A

Jalur Kritis C

Jalur Kritis I
Jalur Kritis J

Jalur Kritis O
Tabel 4. Jalur Kritis Pembangunan

3.4 Produksi

3.4.1 Proses Produksi

Berikut adalah rincian proses produksi untuk


memproduksi produk “Mr. Sal’s Chips”:

• Pembersihan dan pengupasan kulit sal

Tahap pertama, kulit salmon dibersihkan dari


sisik dan dilakukan pengupasan kulit salmon
dari daging-daging sisa sehingga tersisa kulit
salmonnya saja.
• Pemotongan kulit salmon

Kemudian, kulit salmon yang telah bersih


dipotong tipis-tipis sehingga akan
memberikan tekstur dan bentuk yang renyah
ketika dimakan.
• Penggorengan kulit salmon

Kulit salmon digoreng dengan menggunakan


minyak yang panas. Minyak tersebut akan
diganti setiap harinya untuk menjaga kualitas
dari produk yang diproduksi.
• Pemberian bumbu

Ketika sudah digoreng dengan minyak, kulit


salmon ditiriskan dan diberi bumbu yaitu garam
dan lada serta perisa lainnya sebagai
bumbunya untuk mengeluarkan rasa umami
dari kulit salmon itu sendiri.
• Pengemasan produk
Tahap terakhir adalah pengemasan produk
menjadi kemasan plastik volume 250 gram dan
disegel rapat menjadi hampa udara, sehingga
produk tidak mudah rusak dan tidak mudah
kehilangan rasa

3.4.2 Program produksi


Dengan kapasitas produksi sebesar
1.500.000 unit per tahun, kami memiliki
kapasitas produksi terbesar saat ini untuk
produk kerupuk kulit berbasis ikan. Utiitasi
kapasitas dilakukan dengan peningkatan
setiap tahunnya, yang dapat dilihat pada tabel
berikut:

2020 2021 2022 2023 2024 2025


Kapasitas Produksi (Unit) 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
Utilisasi Kapasitas 60.0% 70.0% 85.0% 90.0% 95.0%
Produksi 900,000 1,050,000 1,275,000 1,350,000 1,425,000

Tabel 5. Kapasitas dan utilitasi produksi

Berikut adalah tabel yang menjelaskan mengenai Target penjualan produk dari
Mr. Sal’s chips:
2021 2022 2023 2024 2025
Persedian Awal 0 12,500 14,583 17,708 18,750
Produksi 900,000 1,050,000 1,275,000 1,350,000 1,425,000
Persedian Akhir 12,500 14,583 17,708 18,750 19,792
Penjualan 887,500 1,047,917 1,271,875 1,348,958 1,423,958

Tabel 6. Penjualan produk


3.4.3 Rencana Kebutuhan Bahan Baku
Berikut merupakan rincian mengenai kebutuhan
bahan baku per tahunnya hingga lima tahun ke
depan:

Kulit salmon 0.2 Kg per pack


bumbu 0.08 L per pack
packaging 1 per produk

Tabel 7. Kebutuhan Bahan Baku per 1kg Kulit salmon

2021 2022 2023 2024 2025


Kebutuhan salmon KG 180,000 210,000 255,000 270,000 285,000
kebutuhan bumbu L 72,000 84,000 102,000 108,000 114,000
Kebutuhan packaging (Unit) 900,000 1,050,000 1,275,000 1,350,000 1,425,000

Tabel 8. Kebutuhan Bahan Baku periode 2021-2025

berikut adalah proyeksi harga bahan baku per


tahunnya, sekaligus total kebutuhan bahan baku
dalam rupiah untuk per tahunnya. Perusahaan
menggunakan metode FIFO (First-In-First-Out)
dalam sistem persediaan, mengingat bahwa bahan
mentah memiliki usia sendiri sebelum tidak layak
untuk dipakai untuk produksi.

2021 2022 2023 2024 2025


Kulit salmon 25,000 27,500 30,250 33,275 36,603 40,263
Bumbu 15,000 16,500 18,150 19,965 21,962 24,158
packaging 2,000 2,200 2,420 2,662 2,928 3,221

Tabel 9. Harga Bahan Baku


3.4.4 Rencana Kebutuhan Overhead
Berikut merupakan rincian mengenai kebutuhan
overhead perusahaan per tahunnya hingga lima tahun
ke depan, serta sudah disesuaikan dengan tingkat
inflasi pada masing-masing tahunnya:

No. URAIAN 2021 2022 2023 2024 2025


1 Biaya Upah Tak Langsung 1,208,350,000 1,329,185,000 1,462,103,500 1,608,313,850 1,769,145,235
2 Biaya Bahan Bakar 89,100,000 114,345,000 152,732,250 177,888,150 206,547,908
3 Biaya Maintenance 99,000,000 127,050,000 169,702,500 197,653,500 229,497,675
4 Biaya Listrik 44,550,000 57,172,500 76,366,125 88,944,075 103,273,954
5 Biaya Water Supply 148,500,000 190,575,000 254,553,750 296,480,250 344,246,513
6 Biaya Administrasi 132,000,000 145,200,000 159,720,000 175,692,000 193,261,200
7 Biaya Asuransi 9,050,250 9,050,250 9,050,250 9,050,250 9,050,250
8 Biaya Penyusutan 694,650,000 694,650,000 694,650,000 694,650,000 694,650,000
Jumlah 2,425,200,250 2,667,227,750 2,978,878,375 3,248,672,075 3,549,672,734

Tabel 10. Proyeksi Biaya Overhead

Kebutuhan Bahan Bakar 2021 2022 2023 2024 2025


Produksi 900,000 1,050,000 1,275,000 1,350,000 1,425,000
Konsumsi Bahan bakar (Liter) 9,000 10,500 12,750 13,500 14,250
Harga bahan bakar 9,000 9,900 10,890 11,979 13,177 14,495
Nilai bahan bakar (Rp) 89,100,000 114,345,000 152,732,250 177,888,150 206,547,908

Tabel 11. Proyeksi Biaya Bahan Bakar


Biaya Maintenance 2021 2022 2023 2024 2025
Produksi 900,000 1,050,000 1,275,000 1,350,000 1,425,000
Rate biaya Maintenance 1,000,000 1,100,000 1,210,000 1,331,000 1,464,100 1,610,510
Biaya Maintenance (Rp) 99,000,000 127,050,000 169,702,500 197,653,500 229,497,675

Tabel 12. Proyeksi Biaya Maintenance

Kebutuhan Listrik 2021 2022 2023 2024 2025


Produksi 900,000 1,050,000 1,275,000 1,350,000 1,425,000
Konsumsi Listrik 9,000 10,500 12,750 13,500 14,250
Harga Listrik 4,500 4,950 5,445 5,990 6,588 7,247
Biaya Listrik 44,550,000 57,172,500 76,366,125 88,944,075 103,273,954

Tabel 13. Proyeksi Biaya Listrik

Kebutuhan Water Supply 2021 2022 2023 2024 2025


Produksi 900,000 1,050,000 1,275,000 1,350,000 1,425,000
Konsumsi Water Supply 90,000 105,000 127,500 135,000 142,500
Harga Water Supply 1,500 1,650 1,815 1,997 2,196 2,416
Biaya Water Supply 148,500,000 190,575,000 254,553,750 296,480,250 344,246,513

Tabel 14. Proyeksi Biaya Air


Biaya Administrasi 2021 2022 2023 2024 2025
Biaya Administrasi 120,000,000 132,000,000 145,200,000 159,720,000 175,692,000 193,261,200

Tabel 15. Proyeksi Biaya administrasi


ALOKASI BIAYA ASURANSI 2021 2022 2023 2024 2025
Masuk Produksi (FOH) 75.0% 9,050,250 9,050,250 9,050,250 9,050,250 9,050,250
Masuk Biaya Operasi 25.0% 3,016,750 3,016,750 3,016,750 3,016,750 3,016,750

Tabel 16. Proyeksi Biaya asuransi

ALOKASI BIAYA PENYUSUTAN 2021 2022 2023 2024 2025


Masuk Produksi (FOH) 75.0% 694,650,000 694,650,000 694,650,000 694,650,000 694,650,000
Masuk Biaya Operasi 25.0% 231,550,000 231,550,000 231,550,000 231,550,000 231,550,000

Tabel 17. Proyeksi Biaya penyusutan


4. Aspek Keuangan
4.1 Biaya Pra-Operasi
Sebelum memulai kegiatan operasi, perusahaan perlu melakukan
beberapa hal yang bersifat fundamental dalam pendirian perusahaan,
seperti pembuatan bangunan dan fasilitas pendukung kegiatan
operasional, pendaftaran merek dagang, dan keperluan administratif
lainnya. Persiapan tersebut pasti membutuhkan biaya yang jumlahnya
tidak sedikit. Berikut adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
selama masa pra-operasi:
No. URAIAN Biaya/Bulan
1 Biaya Gaji 25,000,000
2 Biaya Administrasi 10,000,000
3 Biata Konsultan 10,000,000
4 Biaya Lain-lain 7,500,000
Jumlah 52,500,000

Tabel 18. Biaya Pra-Operasi

• Biaya Gaji

Biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang melakukan


pembangunan terhadap gedung kantor dan pabrik serta ikut serta
membantu pemasangan mesin-mesin produksi Bersama vendor.
Biaya gaji ini dikeluarkan oleh perusahaan selama 14 bulan
pertama sebelum perusahaan memulai kegiatan operasionalnya.
• Biaya Administrasi

Merupakan biaya administrasi meliputi penggajian staf


administrasi yang bekerja dengan system kontrak sebelum sampai
dengan waktu ketika pabrik baru mulai operasional untuk melakukan
dokumentasi terhadap berkas-berkas esensial.
pabrik.

• Biaya Konsultan
Merupakan biaya untuk menyewa notaris sebagai konsultan hukum
untuk m e m p e l a j ar i h u k u m y a n g b e r l a k u d i Br e b e s , d a n
j u g a mendapatkan hak legal dari usaha dan pendaftaran merek
dagang “Mr. Sal’s Chips”. Kemudian, biaya konsultan juga termasuk
pengurusan dokumen penting dalam membangun usaha (seperti IMB,
SIUP, dan Izin Pendirian PT).

• Biaya lain-lain
Biaya IMB adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak
untuk mendirikan bangunan yang diajukan kepada pemerintah
daerah. Biaya ini mencakup hak pendirian gedung kantor dan pabrik

seluas 1000m2 di daerah Brebes, Jawa Tengah.


4.2 Kebutuhan Investasi
4.2.1 Biaya Pembangunan Fisik
Untuk melakukan produksi dan beroperasi, perusahaan
membutuhkan aset tetap. Berikut adalah daftar aset tetap yang
dibutuhkan perusahaan beserta biayanya untuk masing- masing
aset dengan asumsi mark-up 10%:
Asumsi markup 10% BIAYA SETELAH
WAKTU BIAYA MARKUP
NO. URAIAN KODE PREDESESOR (Bulan) (Rp) (Rp)
1 Tanah A - 2 Rp 3,000,000,000 3,300,000,000
2 Head Office B A 4 Rp 500,000,000 550,000,000
3 Bangunan Pabrik C A 6 Rp 750,000,000 825,000,000
4 Storage Facility D C 2 Rp 150,000,000 165,000,000
5 Pos Satpam E B 1 Rp 20,000,000 22,000,000
6 Mess Karyawan F N 3 Rp 50,000,000 55,000,000
7 Bangunan Genset G C 2 Rp 200,000,000 220,000,000
8 Mesin Genset H G 1 Rp 200,000,000 220,000,000
9 Mesin-mesin produksi I C 3 Rp 2,000,000,000 2,200,000,000
10 Peralatan Pabrik J I 2 Rp 300,000,000 330,000,000
11 Peralatan Kantor K B 1 Rp 85,000,000 93,500,000
12 Furniture L B 1 Rp 100,000,000 110,000,000
13 Kendaraan Lapangan M A 1 Rp 400,000,000 440,000,000
14 Kendaraan Operasional N B 1 Rp 700,000,000 770,000,000
15 Finishing O J 1 Rp 30,000,000 33,000,000
Total Rp 8,485,000,000 9,333,500,000
Tabel 19. Biaya Aset Tetap

4.2.2 Biaya Pemasaran


Pemasaran produk adalah ujung tombak dari perusahaan,
sehingga memegang sebuah peranan penting dalam
keberlangsungan produk di dalam pasar. DenganStrategi
pemasaran yang tepat, perusahaan akan mampu melakukan
peningkatan penjualan produk secara signifikan. Oleh karena
itu, perusahaan kami mengalokasikan jumlah dana yang cukup
besar untuk pemasaran dengan nilai yang berbeda-beda tiap
tahunnya, mengingat bahwa terdapat siklus produk, atau biasa
disebut product-life cycle, maka anggaran terhadap pemasaran
ditentukan secara berbeda tiap tahunnya. Berikut adalah
anggaran dari pemasaran produk:
2021 2022 2023 2024 2025
Biaya Marketing Introduction Growth Maturity Maturity Decline
Biaya Marketing 20.0% 15.0% 15.0% 12.5% 20.0%

Biaya Marketing 2021 2022 2023 2024 2025


Penjualan (Unit) 887,500 1,047,917 1,271,875 1,348,958 1,423,958
Harga Jual (Rp/Unit) 25,000 27,500 30,250 33,275 36,603 40,263
Nilai Penjualan (Rp) 24,406,250,000 31,699,479,167 42,321,640,625 49,375,247,396 57,332,478,385
Biaya Marketing 4,881,250,000 4,754,921,875 6,348,246,094 6,171,905,924 11,466,495,677

Tabel 20. Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran tersebut digunakan untuk melakukan


kegiatan promosi, sosialisasi produk, dan strategi pemasaran
lainnya. tujuan akhir dari aksi-aksi pemasaran tersebut adalah
untuk memunculkan sifat buying behavior dari pelanggan, dan
mengubahnya menjadi brand loyalty.

4.3 Modal Kerja


Perusahaan menggunakan dua sumber pendanaan dalam
membiayai modal kerja, yaitu pinjaman bank dan modal sendiri.
Sebagai sebuah PT yang berbentuk tertutup, maka untuk saat ini
perusahaan tidak dapat melakukan penerbitan surat hutang sebagai
sumber pendanaan modal sendiri. Sumber pendanaan modal sendiri
hanya dari modal para pendiri perusahaan , yaitu direktur utama dan
direktur SDM. Untuk mendanai melalui pinjaman bank, perusahaan
berhasil mendapatkan pinjaman dengan bunga sebesar 15% dari
Mandiri.
URAIAN 2021 2022 2023 2024 2025
Piutang Usaha 2,033,854,167 2,641,623,264 3,526,803,385 4,114,603,950 4,777,706,532
Persediaan
- Bahan Baku 101,750,000 128,654,167 169,507,708 194,951,625 223,747,998
- WIP 33,457,501 40,527,369 50,963,689 57,917,501 65,768,989
- BJ 166,822,816 202,538,651 254,673,495 289,490,924 328,735,896
Total 2,335,884,483 3,013,343,450 4,001,948,277 4,656,963,999 5,395,959,414

Utang Usaha 1,027,468,750 1,287,234,896 1,699,011,016 1,953,571,956 2,244,701,683

Kebutuhan modal kerja 1,308,415,733 1,726,108,555 2,302,937,262 2,703,392,043 3,151,257,732


Incremental WC 1,308,415,733 417,692,821 576,828,707 400,454,781 447,865,689

FINANCING
Pinjaman 60.0% 785,049,440 1,035,665,133 1,381,762,357 1,622,035,226 1,890,754,639
Modal Sendiri 40.0% 523,366,293 690,443,422 921,174,905 1,081,356,817 1,260,503,093
Total 100.0% 1,308,415,733 1,726,108,555 2,302,937,262 2,703,392,043 3,151,257,732

Biaya Bunga 15.0% 117,757,416 155,349,770 207,264,354 243,305,284 283,613,196


Biaya Provisi 1.0% 7,850,494 10,356,651 13,817,624 16,220,352 18,907,546

Perubahan Pinjaman masuk ke CF 785,049,440 250,615,693 346,097,224 240,272,869 268,719,413


Perubahan Modal Sendiri masuk ke CF 523,366,293 167,077,129 230,731,483 160,181,913 179,146,275
Jumlah 1,308,415,733 417,692,821 576,828,707 400,454,781 447,865,689

Tabel 21. Proyeksi Modal Kerja

4.4 Rencana Pembelanjaan dan Penarikan Dana Investasi Aset


Tetap
dPembangunan usaha dilakukan dalam jangka waktu 14 bulan dan selama
periode konstruksi tersebut, perusahaan melakukan pengambilan dana
pinjaman secara berkala dengan besaran dana tertentu sesuai perjanjian
antara perusahaan dengan pihak pemberi pinjaman, yakni Mandiri. Berikut
merupakan rincian proporsi penarikan dana selama periode konstruksi:
No. URAIAN BIAYA BALANCE CHECK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Tanah 3,300,000,000 100.0% 2 80% 20% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
2 Head Office 550,000,000 100.0% 3 0% 0% 0% 0% 10% 25% 50% 15% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
3 Bangunan Pabrik 825,000,000 100.0% 4 0% 0% 20% 20% 35% 10% 10% 5% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
4 Storage Facility 165,000,000 100.0% 5 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 40% 60% 0% 0%
5 Pos Satpam 22,000,000 100.0% 6 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 0%
6 Mess Karyawan 55,000,000 100.0% 7 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 20% 50% 30% 0% 0%
7 Bangunan Genset 220,000,000 100.0% 8 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 10% 90% 0%
8 Mesin Genset 220,000,000 100.0% 9 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 0%
9 Mesin-mesin produksi 2,200,000,000 100.0% 10 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 25% 60% 15% 0% 0% 0%
10 Peralatan Pabrik 330,000,000 100.0% 11 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 50% 50% 0%
11 Peralatan Kantor 93,500,000 100.0% 12 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 0%
12 Furniture 110,000,000 100.0% 13 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 0%
13 Kendaraan Lapangan 440,000,000 100.0% 14 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
14 Kendaraan Operasional 770,000,000 100.0% 15 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 0% 0%
15 Finishing 33,000,000 100.0% 16 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100%

Tabel 22. Rencana Penarikan Dana Aset Tetap


4.5 Biaya Modal
Biaya modal (cost of capital) merupakan biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengakuisisi modal, baik dalam
bentuk hutang maupun dalam bentuk ekuitas, yang digunakan untuk
mendanai investasi-investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
perhitungan WACC (Weighted Average Cost of Capital) menjadi dasar
perhitungan dari biaya modal, yang disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Porsi Cost of Capital Coc after tax Perkalian
Pinjaman 5,600,100,000 56% 15.0% 10.5% 5.9%
Modal Sendiri 4,333,400,000 44% 23.0% 23.0% 10.0%
Jumlah 9,933,500,000 100% WACC = 16.0%

Ke = Kd + Spread
Kd Spread Jumlah
Ke = 15.0% 8.0% 23.0%

Tabel 23. Struktur Biaya Modal

4.6 NPV, IRR, Payback Period, Profitability Index, dan B/C Ratio
Dalam melakukan penilaian kelayakan beroperasi-nya sebuah
bisnis, penting untuk melaksanakan beberapa analisis keuangan,
seperti:

• Net Present Value


Nilai keseluruhan present value dari net cash flow perusahaan dari
masing-masing periode. jika hasil perhitungan mengindikasikan
hasil yang lebih dari 0, maka proyek tersebut dianggap layak
untuk dilaksanakan.
• Internal Rate of Return
IRR merupakan discount rate di mana NPV dari biaya-biaya
proyek sama dengan NPV dari keuntungan yang diterima. Sebuah
proyek dianggap layak ketika IRR lebih besar dari Cost of Capital
atau COC, dianggap tidak layak jika hal sebaliknya terjadi.
• Payback Period

Menggambarkan perhitungan waktu terkait dengan return yang


muncul dari investasi yang telah dilakukan.
• Profitability Index
Perbandingan present value antara kas yang didapatkan dengan
yang dikeluarkan. Semakin tinggi angka indeksnya, maka semakin
baik pula proyek tersebut untuk dioperasikan.
• Benefit & Cost Ratio
Rasio yang memperhitungkan hubungan antara biaya dan return
yang didapatkan. Semakin tinggi B/C Ratio, maka semakin baik
proyek tersebut untuk dioperasikan.

Dengan metode-metode yang telah disebutkan, berikut adalah


hasil analisis keuangannya:

NPV 18,189,898,546
IRR 57.85%
Payback Period 2.22
PI 4.93
BC Ratio 4.93

Tabel 26. Kelayakan Bisnis

Berdasarkan data yang tersedia pada tabel tersebut maka dapat


disimpulkan bahwa proyek “Mr. Sal’s Chips” layak untuk dijalankan dan
akan menghasilkan profit bagi perusahaan.
4.7 Proyeksi Harga Pokok Penjualan
No. URAIAN 2021 2022 2023 2024 2025
Persediaan Bahan Baku 0 101,750,000 128,654,167 169,507,708 194,951,625
Pembelian 8,219,750,000 10,297,879,167 13,592,088,125 15,628,575,646 17,957,613,460
Persediaan Akhir Bahan Baku 101,750,000 128,654,167 169,507,708 194,951,625 223,747,998
Bahan yang digunakan 8,118,000,000 10,270,975,000 13,551,234,583 15,603,131,729 17,928,817,088
Upah Langsung 1,501,500,000 1,651,650,000 1,816,815,000 1,998,496,500 2,198,346,150
Biaya FOH
Biaya Upah Tak Langsung 1,208,350,000 1,329,185,000 1,462,103,500 1,608,313,850 1,769,145,235
Biaya Bahan Bakar 89,100,000 114,345,000 152,732,250 177,888,150 206,547,908
Biaya Maintenance 99,000,000 127,050,000 169,702,500 197,653,500 229,497,675
Biaya Listrik 44,550,000 57,172,500 76,366,125 88,944,075 103,273,954
Biaya Water Supply 148,500,000 190,575,000 254,553,750 296,480,250 344,246,513
Biaya Administrasi 132,000,000 145,200,000 159,720,000 175,692,000 193,261,200
Biaya Asuransi 9,050,250 9,050,250 9,050,250 9,050,250 9,050,250
Biaya Penyusutan 694,650,000 694,650,000 694,650,000 694,650,000 694,650,000
Jumlah Biaya FOH 2,425,200,250 2,667,227,750 2,978,878,375 3,248,672,075 3,549,672,734
Total Biaya Manufaktur 12,044,700,250 14,589,852,750 18,346,927,958 20,850,300,304 23,676,835,971
Persediaan Awal WIP 0 33,457,501 40,527,369 50,963,689 57,917,501
Persediaan Akhir WIP 33,457,501 40,527,369 50,963,689 57,917,501 65,768,989
Total Biaya Produksi 12,011,242,749 14,582,782,882 18,336,491,638 20,843,346,492 23,668,984,483
Persediaan Awal BJ 0 166,822,816 202,538,651 254,673,495 289,490,924
Persediaan Akhir BJ 166,822,816 202,538,651 254,673,495 289,490,924 328,735,896
Harga Pokok Penjulan 11,844,419,933 14,547,067,047 18,284,356,794 20,808,529,064 23,629,739,511

Produksi 900,000 1,050,000 1,275,000 1,350,000 1,425,000


Biaya Produksi/Unit 13,346 13,888 14,382 15,440 16,610

Tabel 24. Proyeksi Harga Pokok Penjualan

4.8 Proyeksi Laporan Laba Rugi

URAIAN 2020 2021 2022 2023 2024 2025


Penjualan 24,406,250,000 31,699,479,167 42,321,640,625 49,375,247,396 57,332,478,385
HPP 11,844,419,933 14,547,067,047 18,284,356,794 20,808,529,064 23,629,739,511
Laba Kotor 12,561,830,067 17,152,412,120 24,037,283,831 28,566,718,332 33,702,738,874
Biaya Operasi 735,000,000 9,176,016,750 9,443,708,625 11,470,454,844 11,770,878,874 17,589,909,247
Laba Operasi (735,000,000) 3,385,813,317 7,708,703,495 12,566,828,987 16,795,839,458 16,112,829,627
Biaya Bunga 607,963,125 1,048,966,885 948,446,392 841,531,202 694,917,892 525,173,428
Biaya Lain-lain 56,001,000 7,850,494 10,356,651 13,817,624 16,220,352 18,907,546
Laba sebelum pajak (1,398,964,125) 2,328,995,938 6,749,900,452 11,711,480,162 16,084,701,213 15,568,748,653
Pajak 0 698,698,781 2,024,970,136 3,513,444,048 4,825,410,364 4,670,624,596
Laba bersih (1,398,964,125) 1,630,297,156 4,724,930,316 8,198,036,113 11,259,290,849 10,898,124,057
Tabel 25. Proyeksi Laba Rugi
4.9 Proyeksi Arus Kas
2020 2021 2022 2023 2024 2025
PENERIMAAN
Penjualan Tunai 22,372,395,833 29,057,855,903 38,794,837,240 45,260,643,446 52,554,771,853
Piutang Usaha 2,033,854,167 2,641,623,264 3,526,803,385 4,114,603,950
Penerimaan Lain-lain
Jumlah Penerimaan 0 22,372,395,833 31,091,710,069 41,436,460,503 48,787,446,832 56,669,375,803

PENGELUARAN
Pembayaran Tunai 7,192,281,250 9,010,644,271 11,893,077,109 13,675,003,690 15,712,911,778
Utang Usaha 1,027,468,750 1,287,234,896 1,699,011,016 1,953,571,956
Upah Langsung 1,501,500,000 1,651,650,000 1,816,815,000 1,998,496,500 2,198,346,150
Biaya FOH
Biaya Upah Tak Langsung 1,208,350,000 1,329,185,000 1,462,103,500 1,608,313,850 1,769,145,235
Biaya Bahan Bakar 89,100,000 114,345,000 152,732,250 177,888,150 206,547,908
Biaya Maintenance 99,000,000 127,050,000 169,702,500 197,653,500 229,497,675
Biaya Listrik 44,550,000 57,172,500 76,366,125 88,944,075 103,273,954
Biaya Water Supply 148,500,000 190,575,000 254,553,750 296,480,250 344,246,513
Biaya Administrasi 132,000,000 145,200,000 159,720,000 175,692,000 193,261,200
Biaya Asuransi 9,050,250 9,050,250 9,050,250 9,050,250 9,050,250
Gaji Staf Operasional 3,689,400,000 4,058,340,000 4,464,174,000 4,910,591,400 5,401,650,540
Biaya Maintenance 19,800,000 21,780,000 23,958,000 26,353,800 28,989,180
Biaya Listrik 66,000,000 72,600,000 79,860,000 87,846,000 96,630,600
Biaya Water Supply 33,000,000 36,300,000 39,930,000 43,923,000 48,315,300
Biaya Administrasi 735,000,000 132,000,000 145,200,000 159,720,000 175,692,000 193,261,200
Biaya Asuransi 3,016,750 3,016,750 3,016,750 3,016,750 3,016,750
Biaya Marketing 4,881,250,000 4,754,921,875 6,348,246,094 6,171,905,924 11,466,495,677
Biaya Bunga 1,048,966,885 948,446,392 841,531,202 694,917,892 525,173,428
Cicilan 920,752,312 1,058,865,159 1,217,694,933 1,400,349,173 1,610,401,549
Pajak 698,698,781 2,024,970,136 3,513,444,048 4,825,410,364
Biaya provisi 56,001,000 7,850,494 10,356,651 13,817,624 16,220,352 18,907,546
Investasi Fixed Assets 9,333,500,000
Harta Lain-lain 600,000,000
Jumlah Pembayaran 10,724,501,000 21,226,367,941 25,470,866,379 32,498,274,117 36,970,793,621 46,938,104,752
Selisih penerimaan dan pengeluaran(10,724,501,000) 1,146,027,892 5,620,843,690 8,938,186,386 11,816,653,211 9,731,271,051
Kas Awal 0 0 2,454,443,625 8,492,980,137 18,007,995,230 30,225,103,223
Kas sebelum Financing (10,724,501,000) 1,146,027,892 8,075,287,316 17,431,166,523 29,824,648,441 39,956,374,274
FINANCING
Investasi
- Pinjaman 5,600,100,000 0 0 0 0 0
- Modal Sendiri 5,124,401,000 0 0 0 0 0
Modal Kerja
Pinjaman 785,049,440 250,615,693 346,097,224 240,272,869 268,719,413
Modal Sendiri 523,366,293 167,077,129 230,731,483 160,181,913 179,146,275
Total Financing 10,724,501,000 1,308,415,733 417,692,821 576,828,707 400,454,781 447,865,689
Kas Akhir 0 2,454,443,625 8,492,980,137 18,007,995,230 30,225,103,223 40,404,239,963

Tabel 26. Proyeksi Arus Kas


4.10 Proyeksi Neraca

2020 2021 2022 2023 2024 2025


ASSET
CURRENT ASSET
Kas 0 2,454,443,625 8,492,980,137 18,007,995,230 30,225,103,223 40,404,239,963
Piutang Usaha 2,033,854,167 2,641,623,264 3,526,803,385 4,114,603,950 4,777,706,532
Persediaan Bahan Baku 101,750,000 128,654,167 169,507,708 194,951,625 223,747,998
Persediaan WIP 33,457,501 40,527,369 50,963,689 57,917,501 65,768,989
Persediaan Barang Jadi 166,822,816 202,538,651 254,673,495 289,490,924 328,735,896
Lain-lain
Jumlah Harta Lancar 0 4,790,328,109 11,506,323,587 22,009,943,508 34,882,067,222 45,800,199,377

NONCURRENT ASSET
Tanah 3,300,000,000 3,300,000,000 3,300,000,000 3,300,000,000 3,300,000,000 3,300,000,000
Bangunan 1,870,000,000 1,870,000,000 1,870,000,000 1,870,000,000 1,870,000,000 1,870,000,000
Mesin dan peralatan 2,750,000,000 2,750,000,000 2,750,000,000 2,750,000,000 2,750,000,000 2,750,000,000
Kendaraan 1,210,000,000 1,210,000,000 1,210,000,000 1,210,000,000 1,210,000,000 1,210,000,000
Furniture 110,000,000 110,000,000 110,000,000 110,000,000 110,000,000 110,000,000
Peralatan Kantor 93,500,000 93,500,000 93,500,000 93,500,000 93,500,000 93,500,000
Akumulasi Biaya Penyusutan (926,200,000) (1,852,400,000) (2,778,600,000) (3,704,800,000) (4,631,000,000)
Harta Tetap (Net) 9,333,500,000 8,407,300,000 7,481,100,000 6,554,900,000 5,628,700,000 4,702,500,000

Harta Lain-lain 600,000,000 600,000,000 600,000,000 600,000,000 600,000,000 600,000,000


Akumulasi Biaya Amortisasi (120,000,000) (240,000,000) (360,000,000) (480,000,000) (600,000,000)
Harta Lain-lain (Net) 600,000,000 480,000,000 360,000,000 240,000,000 120,000,000 0

TOTAL ASSET 9,933,500,000 13,677,628,109 19,347,423,587 28,804,843,508 40,630,767,222 50,502,699,377

LIABILITY AND EQUITY


UTANG LANCAR
Utang Usaha 1,027,468,750 1,287,234,896 1,699,011,016 1,953,571,956 2,244,701,683
Utang Pajak 698,698,781 2,024,970,136 3,513,444,048 4,825,410,364 4,670,624,596
Utang Bank Jangka Pendek 785,049,440 1,035,665,133 1,381,762,357 1,622,035,226 1,890,754,639
Total Utang Lancar 2,511,216,971 4,347,870,164 6,594,217,421 8,401,017,546 8,806,080,917

UTANG JANGKA PANJANG


Utang Bank Jangka Panjang 5,600,100,000 4,769,518,075 3,814,348,861 2,715,904,264 1,452,692,979 0
Utang Bunga (IDC) 607,963,125 517,792,738 414,096,793 294,846,457 157,708,570 0
Utang Baru 0 0 0 0 0
Total Utang Jangka Panjang 6,208,063,125 5,287,310,813 4,228,445,654 3,010,750,721 1,610,401,549 0
TOTAL UTANG 6,208,063,125 7,798,527,784 8,576,315,818 9,604,968,142 10,011,419,094 8,806,080,917

EQUITY
Modal Sendiri 5,124,401,000 5,647,767,293 5,814,844,422 6,045,575,905 6,205,757,817 6,384,904,093
Sisa Laba (Rugi) (1,398,964,125) 231,333,031 4,956,263,347 13,154,299,461 24,413,590,310
Laba (Rugi) Tahun Berjalan (1,398,964,125) 1,630,297,156 4,724,930,316 8,198,036,113 11,259,290,849 10,898,124,057
Total Ekuitas 3,725,436,875 5,879,100,325 10,771,107,769 19,199,875,365 30,619,348,127 41,696,618,460
TOTAL L&E 9,933,500,000 13,677,628,109 19,347,423,587 28,804,843,508 40,630,767,222 50,502,699,377

Tabel 27. Proyeksi Neraca


\

4.11 Skenario

Skenario-skenario sangatlah penting untuk dilakukan di dalam


simulasi kelayakan bisnis. Hal ini dikarenakan asumsi yang kita buat bisa
saja berbeda jika dihadapkan dengan berbagai kondisi. Perusahaan
menggunakan 5 skenario dengan rincian pada tabel sebagai berikut:

Skenario 4 Skenario 5
Skenario 1
Keterangan Asumsi Skenario 2 Skenario 3 (Monte Carlo (Monte Carlo
(Dasar)
Uniform Dist.) Normal Dist.)
Asumsi Mark-up 10.000% 10% 15% 5% 6% 5%
Kapasitas Produksi (Kg/Tahun)
1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,498,372.78 2,196,291.81
Harga kulit salmon (Rp/Kg)
25,000.00 25,000.00 27,500.00 30,000.00 17,133.59 (8,743.89)
Asumsi Kenaikan Gaji 10.000% 10% 15% 5% 7% 17%
tingkat bunga 15.000% 15% 20% 20% 11% 27%

Tabel 28. Skenario

• Skenario 1
Asumsi dasar yang dipakai perusahaan.
• Skenario 2
Skenario di mana kelima asumsi lebih tinggi daripada asumsi
dasar.
• Sekenario 3
Skenario di mana asumsi mark up aset tetap, harga kulit salmon dan
kenaikan gaji lebih rendah, namun harga kulit dan margin penjualan
lebih tinggi dari asumsi dasar.

• Skenario 4
Skenario yang mengandung simulasi Monte Carlo dengan
distribusi seragam.
• Skenario 5
Skenario yang mengandung simulasi Monte Carlo dengan
distribusi normal.
Kemudian, berikut adalah keluaran dari masing-masing skenario:

Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5


Penjualan (dalam Juta) 24,406.25 31,699.48 42,321.64 49,375.25 57,332.48
Laba Bersih (dalam Juta) 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12
Kas (dalam Juta) 2,454.44 8,492.98 18,008.00 30,225.10 40,404.24
TA (dalam Juta) 13,677.63 19,347.42 28,804.84 40,630.77 50,502.70
NPV (dalam Juta) 18,189.90
IRR 0.58

Tabel 29. Keluaran Skenario 1


Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Penjualan (dalam Juta) 24,406.25 31,699.48 42,321.64 49,375.25 57,332.48
Laba Bersih (dalam Juta) 774.48 3,542.85 6,594.26 9,224.88 8,352.61
Kas (dalam Juta) 1,294.07 6,030.90 13,724.31 23,608.60 30,808.15
TA (dalam Juta) 12,917.09 17,249.94 24,853.33 34,312.51 41,172.37
NPV (dalam Juta) 10,858.70
IRR 0.48

Tabel 30. Keluaran Skenario 2


Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Penjualan (dalam Juta) 24,406.25 31,699.48 42,321.64 49,375.25 57,332.48
Laba Bersih (dalam Juta) 982.20 4,127.79 7,602.19 10,812.41 10,631.64
Kas (dalam Juta) 1,584.93 7,078.15 15,989.34 27,760.70 37,613.82
TA (dalam Juta) 12,453.59 17,626.39 26,532.40 37,960.12 47,554.35
NPV (dalam Juta) 13,928.08
IRR 0.57

Tabel 31. Keluaran Skenario 3


Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Penjualan (dalam Juta) 30,739.05 39,924.69 53,303.03 62,186.87 72,208.80
Laba Bersih (dalam Juta) 2,303.73 5,804.02 9,556.27 13,018.81 12,109.83
Kas (dalam Juta) 3,334.11 10,590.13 21,607.20 35,854.80 47,202.63
TA (dalam Juta) 15,576.65 22,619.10 33,824.78 47,830.24 59,044.31
NPV (dalam Juta) 26,871.63
IRR 0.62

Tabel 32. Salah satu Keluaran Skenario 4

Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5


Penjualan (dalam Juta) 8,721.16 11,327.27 15,122.92 17,643.40 20,486.78
Laba Bersih (dalam Juta)(6,088.37) (6,288.70) (6,514.00) (6,991.98) (9,465.78)
Kas (dalam Juta) - - - - -
TA (dalam Juta) 9,821.15 9,025.74 8,345.97 7,544.10 6,774.26
NPV (dalam Juta) (14,672.28)
IRR (0.42)

Tabel 33. Salah Satu Keluaran Skenario 5


4.12 Analisis Sensitivitas dan Pencarian Tujuan
4.12.1 Analisis Sensitivitas
Berikut adalah hasil analisis sensitivitas beberapa asumsi
yang digunakan perusahaan:

• Pengaruh Mark-up aset tetap terhadap NPV, IRR, dan laba bersih
Laba Bersih
Asumsi Mark-up NPV IRR
1 2 3 4 5
10% 18,189.8985 57.85% 1,630.2972 4,724.9303 8,198.0361 11,259.2908 10,898.1241
5% 18,454.2425 59.88% 1,689.4439 4,780.0541 8,248.1071 11,303.5501 10,935.6998
6% 18,401.4803 59.46% 1,677.6146 4,769.0294 8,238.0929 11,294.6983 10,928.1847
7% 18,348.6635 59.05% 1,665.7852 4,758.0046 8,228.0787 11,285.8464 10,920.6695
8% 18,295.7933 58.65% 1,653.9559 4,746.9798 8,218.0645 11,276.9946 10,913.1544
9% 18,242.8712 58.25% 1,642.1265 4,735.9551 8,208.0503 11,268.1427 10,905.6392
10% 18,189.8985 57.85% 1,630.2972 4,724.9303 8,198.0361 11,259.2908 10,898.1241
11% 18,136.8765 57.46% 1,618.4678 4,713.9056 8,188.0219 11,250.4390 10,890.6089
12% 18,083.8064 57.08% 1,606.6384 4,702.8808 8,178.0077 11,241.5871 10,883.0937
13% 18,030.6893 56.70% 1,594.8091 4,691.8560 8,167.9935 11,232.7353 10,875.5786
14% 17,977.5265 56.33% 1,582.9797 4,680.8313 8,157.9793 11,223.8834 10,868.0634
15% 17,924.3190 55.96% 1,571.1504 4,669.8065 8,147.9651 11,215.0316 10,860.5483

Tabel 34. Sensitivitas NPV, IRR, dan Laba Bersih Akibat Perubahan Mark Up
Aset Tetap

• Pengaruh kapasitas produksi terhadap NPV, IRR, dan laba bersih

Kapasitas Produksi NPV Laba Bersih (dalam Juta)


IRR
(Kg/Tahun) (dalam Juta) 1 2 3 4 5
1,500,000.00 18,189.90 57.85% 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12
1,000,000.00 3,614.15 25.34% (1,353.41) 848.01 3,045.49 4,959.45 4,582.34
1,100,000.00 6,529.30 32.41% (616.93) 1,674.94 4,119.90 6,254.53 5,870.49
1,200,000.00 12,359.60 45.60% 599.22 3,225.74 6,180.94 8,774.48 8,396.82
1,300,000.00 12,359.60 45.60% 599.22 3,225.74 6,180.94 8,774.48 8,396.82
1,400,000.00 15,274.75 51.82% 1,114.76 3,975.33 7,189.49 10,016.89 9,647.47
1,500,000.00 18,189.90 57.85% 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12
1,600,000.00 21,105.05 63.72% 2,145.83 5,474.53 9,206.58 12,501.69 12,148.77
1,700,000.00 24,020.20 69.46% 2,661.37 6,224.12 10,215.13 13,744.10 13,399.43
1,800,000.00 26,935.35 75.07% 3,176.91 6,973.72 11,223.68 14,986.50 14,650.08
1,900,000.00 29,850.50 80.58% 3,692.45 7,723.32 12,232.22 16,228.91 15,900.73
2,000,000.00 18,189.90 57.85% 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12

Tabel 35. Sensitivitas NPV, IRR, dan Laba Bersih Akibat Perubahan Kapasitas Produksi
• Pengaruh harga kulit salmon terhadap NPV, IRR, dan laba bersih
Harga kulit salmon NPV Laba Bersih (dalam Juta)
IRR
(Rp/Kg) (dalam Juta) 1 2 3 4 5
25,000.00 18,189.90 57.85% 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12
22,500.00 19,929.09 61.42% 1,967.83 5,163.44 8,783.49 11,942.34 11,691.26
23,000.00 19,581.25 60.71% 1,900.33 5,075.74 8,666.40 11,805.73 11,532.63
23,500.00 19,233.41 60.00% 1,832.82 4,988.04 8,549.31 11,669.12 11,374.00
24,000.00 18,885.58 59.29% 1,765.31 4,900.34 8,432.22 11,532.51 11,215.38
24,500.00 18,189.90 57.85% 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12
25,000.00 18,189.90 57.85% 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12
25,500.00 17,842.06 57.13% 1,562.79 4,637.23 8,080.95 11,122.68 10,739.50
26,000.00 17,494.22 56.41% 1,495.28 4,549.53 7,963.85 10,986.07 10,580.87
26,500.00 17,146.38 55.69% 1,427.77 4,461.82 7,846.76 10,849.46 10,422.24
27,000.00 16,798.54 54.96% 1,360.27 4,374.12 7,729.67 10,712.85 10,263.62
27,500.00 16,450.71 54.23% 1,292.76 4,286.42 7,612.58 10,576.24 10,104.99

Tabel 36. Sensitivitas NPV, IRR, dan Laba Bersih Akibat Perubahan Harga Kulit
salmon

• Pengaruh kenaikan gaji terhadap NPV, IRR, dan laba bersih


NPV Laba Bersih (dalam Juta)
Asumsi Kenaikan Gaji IRR
(dalam Juta) 1 2 3 4 5
10% 18,189.90 57.85% 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12
5% 20,349.36 61.80% 1,832.61 5,161.34 8,902.65 12,270.15 12,257.65
6% 19,937.68 61.05% 1,792.15 5,075.68 8,766.93 12,079.14 12,005.65
7% 19,516.10 60.28% 1,751.69 4,989.20 8,628.64 11,882.65 11,743.99
8% 19,084.42 59.49% 1,711.22 4,901.92 8,487.74 11,680.58 11,472.36
9% 18,642.42 58.68% 1,670.76 4,813.83 8,344.21 11,472.83 11,190.50
10% 18,189.90 57.85% 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12
11% 17,726.64 57.00% 1,589.83 4,635.22 8,049.18 11,039.86 10,594.93
12% 17,252.42 56.13% 1,549.37 4,544.70 7,897.63 10,814.43 10,280.63
13% 16,767.03 55.23% 1,508.91 4,453.37 7,743.35 10,582.88 9,954.91
14% 16,270.24 54.30% 1,468.44 4,361.23 7,586.32 10,345.12 9,617.47
15% 15,761.82 53.35% 1,427.98 4,268.29 7,426.52 10,101.03 9,268.00

Tabel 37. Sensitivitas NPV, IRR, dan Laba Bersih Akibat Perubahan Kenaikan
Gaji
• Pengaruh tingkat bunga penjualan terhadap NPV, IRR, dan laba bersih
NPV Laba Bersih (dalam Juta)
tingkat bunga IRR
(dalam Juta) 1 2 3 4 5
15% 18,189.90 57.85% 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12
10% 22,204.70 57.85% 1,861.77 4,928.58 8,366.24 11,382.96 10,966.40
11% 21,340.81 57.85% 1,816.61 4,889.31 8,334.21 11,359.71 10,953.74
12% 20,508.79 57.85% 1,770.88 4,849.31 8,301.37 11,335.72 10,940.58
13% 19,707.19 57.85% 1,724.59 4,808.58 8,267.73 11,310.99 10,926.93
14% 18,934.66 57.85% 1,677.73 4,767.12 8,233.28 11,285.51 10,912.78
15% 18,189.90 57.85% 1,630.30 4,724.93 8,198.04 11,259.29 10,898.12
16% 17,471.67 57.85% 1,582.30 4,682.02 8,161.99 11,232.32 10,882.96
17% 16,778.82 57.85% 1,533.74 4,638.39 8,125.15 11,204.60 10,867.28
18% 16,110.24 57.85% 1,484.61 4,594.04 8,087.51 11,176.13 10,851.09
19% 15,464.88 57.85% 1,434.91 4,548.98 8,049.08 11,146.90 10,834.37
20% 14,841.75 57.85% 1,384.64 4,503.20 8,009.86 11,116.92 10,817.13

Tabel 38. Sensitivitas NPV, IRR, dan Laba Bersih Akibat Perubahan tingkat
bunga perbankan

4.12.2 Analisis Goal-Seek


Berikut adalah hasil analisis goal-seek agar NPV bernilai
sebesar 0 dari beberapa asumsi yang digunakan dengan
anggapan bahwa asumsi-asumsi tersebut berdampak signifikan
terhadap perubahan NPV.

Keterangan Asumsi Goal Seek (NPV=0)


Asumsi Mark-up 10% 339.86%

Kapasitas Produksi (Kg/Tahun) 1,500,000.00 876,021.85

Harga kulit salmon (Rp/Kg) 25,000.00 51,147.05


Asumsi Kenaikan Gaji 10% 38.34%
tingkat bunga 15% 65.43%

Tabel 39. Analisis goal-seek

4.13 Simulasi
Monte Carlo digunakan untuk menghasilkan asumsi pada
skenario 4 dan 5 Untuk distribusi seragam (uniform), hal yang
dipertimbangkan adalah batas atas asumsi, batas bawah asumsi, dan
kelipatan. Kemudian, untuk distribusi normal, hal yang dipertimbangkan
adalah rerata dari batas bawah asumsi, rerata
dari batas atas asumsi, serta standar deviasi. Berikut adalah tampilan
data yang dibutuhkan untuk simulasi monte carlo serta proses simulasi
Monte Carlo:

Terendah Tertinggi
Asumsi Dasar Simulasi Uniform Simulasi Normal Rata-rata Standar Deviasi
50% 50%
Asumsi Mark-up 10.000% 5.000% 15.000% 7.673% 2.273% 10.000% 7.071%
Kapasitas Produksi (Kg/Tahun) 1,500,000.00 750,000.00 2,250,000.00 927,405.79 2,292,210.97 1,500,000.00 1,060,660.17
Harga kulit salmon (Rp/Kg) 25,000.00 12,500.00 37,500.00 36,441.54 (2,079.36) 25,000.00 17,677.67
Asumsi Kenaikan Gaji 10.000% 5.000% 15.000% 12.594% -0.126% 10.000% 7.071%
tingkat bunga 15.000% 7.500% 22.500% 13.547% 8.187% 15.000% 10.607%
tabel 40. Data simulasi monte carlo

Anda mungkin juga menyukai