Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL PENELITIAN

MK METODE PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN DENGAN FONT DAN UKURAN SAMA SEPERTI


CONTOH INI

Nama Mahasiswa
No.Mhs 9410695023

Program Studi Desain Interior Fakultas seni Rupa


Institut Seni Indonesia Yogyakarta
2020
TATA LETAK DAN KONFIGURASI RUANG DI TAMAN KANAK-KANAK YANG
MENGGUNAKAN METODE INQUIRY BASED LEARNING DI YOGYAKARTA
(JUDUL KEMBALI DITULIS DI AWAL HAL 1)

I. PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan adalah bagian di mana anda menuliskan alasan mengapa topik
yang ada bahas adalah topik yang bermanfaat dan menarik. Paragraf dibuat rata kanan dan
kiri dalam satu kolom. Gunakan tata bahasa yang baik dan benar sesaui dengan ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan. Mulailah bagian pendahuluan dengan mengungkapkan
pengalaman anda berhubungan dengan topik tersebut. Sebagai contoh pendahuluan dapat
dimulai dengan menuliskan seperti paragraf di bawah ini.
Metode Inquiry Based Learning (IBL) adalah metode belajar yang bertumpu pada
kemampuan anak untuk menemukan dan melakukan riset mandiri terhadap pelajaran atau
subyek pengetahuan tertentu. Guru tidak memberikan pelajaran langsung melainkan
memberikan stimulus kepada anak didik untuk mengeksplorasi pengetahuan yang ingin
didapatkan oleh si anak.
Sesuai dengan sifatnya yang mandiri dan aktif, teknik belajar ini membutuhkan
setting ruang yang berbeda dengan kelas konvensional. Kelas konvensional biasanya terdiri
dari ruang kelas dengan tata letak baku dan tetap untuk setiap pertemuan sedangkan kelas
IBL bisa berubah-ubah sesuai dengan subyek pengetahuan yang sedang dipelajari oleh si
anak.
Fleksibilitas ruang menjadi kunci dalam interior kelas IBL di mana ruang harus
senantiasa beradaptasi dengan kebutuhan anak dalam mengeksplorasi pengetahuan dan
melakukan riset mandiri di kelas. Fasilitas dan resources untuk riset juga harus tersedia di
kelas sebagai bahan untuk mendapatkan informasi dan pengatuhuan. Buku-buku dan jaringan
internet menjadi sarana utama untuk menyediakan akses pengetahuan bagi anak. Guru hanya
berperan sebagai pengawas dan memberikan bantuan jika diperlukan namun tidak berperan
sentral dalam memberikan pengetahuan bagi anak.
Perbedaan metode belajar ini menunjukkan bahwa kelas IBL membutuhkan tata letak
dan konfigurasi ruang yang berbeda sama sekali dengan kelas konvensional yang kita kenal.
Penelitian ini bertujuan untuk menidentifikasi jenis-jenis pola perubahan tata letak kelas IBL
di Yogyakarta dan bagaimana perabot dimanfaatkan dalam perubahan tersebut. Perubahan
tata letak dan pola perubahannya akan didiskripsikannya dalam bentuk tipologi perubahan
ruang kelas.
II. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun untuk mempertegas
permasalahan yang ingin diteliti dan ditemukan jawabannya sebagai contoh dua pertanyaan
di bawah ini adalah rumusan masalah untuk latar belakang di atas.
1. Bagaimanakah perubahan tata letak kelas IBL disusun dalam setiap perubahan mata
pelajaran dan bagaimanakah perabot ruang dimanfaatkan dalam perubahan tata letak
tersebut?
2. Apakah perubahan tersebut memiliki pola tertentu untuk setiap subyek pelajaran yang
sama atau berubah-ubah tanpa pola dan konfigurasi khusus ?

III. TINJAUAN PUSTAKA


Tinjauan pustaka merupakan penjabaran dari tabel yang telah anda buat kemarin.
Berikut cara anda merubah dari bentuk tabel ke dalam paragraf penulisan.
Garcia dan Paloma (2018) menyatakan bahwa IBL mendorong anak untuk melihat
proses pendidikan secara berbeda dan memotivasi mereka untuk melakukan observasi
mandiri. IBL mengikuti proses sebagai berikut orientasi, konseptualisasi, investigasi,
kesimpulan dan diskusi. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar membutuhkan ruang
diskusi disetiap proses belajar. Ruang ini tidak harus bermakna fisik namun tetap
membutuhkan tempat bagi prosesnya.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rands dan Gansemer-Topf (2017) yang
menemukan bahwa desain ruang kelas mempengaruhi keterlibatan dan keaktifan siswa didik
dalam proses belajar. Keaktifan siswa dipengaruhi oleh hilangnya sekat atau tersedianya
ruang bagi interaksi antara guru dan siswa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa guru menginginkan
siswanya untuk bergerak aktif dan tidak duduk di dalam kelas.Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan kebutuhan dan penggunaan perabot di kelas konvesional dan kelas IBL
Selanjutnya anda bisa meneruskan hingga lima atau lebih pustaka yang sudah anda
kumpulkan kemarin. Tuliskan dalam bentuk narasai yang saling bersambung dan
berhubungan satu literatur dengan literatur lainnya. Misalnya ada dua literatur yang saling
menguatkan dan ada pula dua literatur yang saling bertentangan anda harus menjembatinya
lewat narasi.
IV. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara kita melakukan penelitian.Secara umum pemaparan
metode penelitian berisi tiga hal yaitu : paradigma penelitian, Cara mengumpulkan data, cara
menganalisis data. Perhatikan contoh di bawah ini.
Meteoda penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan studi kasus.Tiga sekolah dengan metode IBL akan dipilih sebagai kasus
yang diamati. Sekolah ini terletak di 3 wilayah di DIY yaitu sleman, Bantul dan Kulon Progo.
Data dikumpulkan dengan observasi lapangan langsung dengan menggunakan
peralatan kamera video, alat pengukur manual, sketsa dan photo. Data sekunder berupa denah
dan gambar konstruksiruang kelas diperoleh dari manajemen sekolah secara langsung.
Analisis data dilakukan dengan teknik pengelompokkan hasil amatan lapangan.
Pengelompokan didasarkan pada aktifitas kelas dan waktu pelaksanaanya. Selanjutnya data
akan dipresentasikan dalam bentuk tabel analisis seperti gambar di bawah ini

Tabel 1. Analisis Data Berdasar Hubungan Waktu-Aktifitas dan Setting


No waktu Aktifitas Setting Keterangan
1 8-11 Riset, diskusi dan presentasi

V. DAFTAR PUSTAKA
Masukkan pustaka yang anda gunakan dalam urutan abjad dan standar penulisan pustaka

Anda mungkin juga menyukai