Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2

PKR ( PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP)

Nama : Nurul Fadillah AJ

Nim : 105401127618

Kelas : PGSD VI I

No Absen: 12

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
1. Prinsip umum PKR menurut psikologis-pedagogis antara lain:

a) Perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap, dan perilakunya


menuntut perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya. Misalnya
perilaku terhadap siswa kelas I tentu berbeda dengan perlakuan terhadap siswa kelas
V dikarenakan pada tingkat usia kelas I proses berpikir konkret lebih dominan,
sedangkan siswa kelas V sudah mulai dapat berpikir abstrak. (Piaget dalam Bell-
Gredler:1986).
b) Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa
(motivasi instrinsik) maupun yang datang dari luar diri siswa (motivasi instrumental).
Oleh karena itu pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan motivasi siswa
agar merasa butuh dan mau belajar. Bila sudah tumbuh, motivasi tersebut perlu
dipelihara dan malah ditingkatkan melalui berbagai bentuk penguatan
(reinforcement). (Skinner dalam Turney: 1977).
c) Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan,
sikap, dan keterampilan melalui transformasi pengalaman. Proses tersebut dapat
dipandang sebagai suatu siklus proses pengalaman konkret (concrete experience),
pengamatan mendalam (reflective observation), pemikiran abstrak (abstract
conseptualization), dan percobaan atau penerapan secara aktif (active
experimentation). (Kolb: 1986).
d) Belajar dari teman seusia (peer group) terutama mengenai sikap dan keterampilan
sosial dapat berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.
e) Pencapaian dampak instruksional (instuructional effects) dan dampak pengiring
(nurturant effect) menuntut lingkungan dan suasana belajar yang memungkinkan
sisswa dapat melakukan kegiatan belajar yang dirancang dengan baik oleh guru dan
terciptanya suasana belajar secara kontekstual.

2. Prinsip khusus PKR seperti berikut (Djalil dan Wardani: 1997, Rake Joni:
1998).
a) Keserempakan kegiatan belajar-mengajar
Dalam PKR seorang guru dalam waktu yang bersamaan misalnya dari pukul 08.00-
09.20 (2 jam pelajaran) menangani pembelajaran IPA untuk kelas V dan IPS kelas VI. Pada
saat itu siswa kelas V dan kelas VI dalam satu atau dua ruangan secara serempak belajar di
bawah bimbingan seorang guru. Dengan prinsip ini pemanfaatan sumber daya dalam hal ini
guru dan waktu yang tersedia dapat lebih optimal.
b) Kadar tinggi waktu keaktifan akademik
Yang dimaksud dengan waktu keaktifan akademik (WKA) adalah waktu yang benar-
benar digunakan oleh siswa untuk belajar (membaca, menyimak, menulis, berlatih
keterampilan, berdiskusi). Misalnya dalam dua jam pelajaran tersedia 2 x 40’ = 80’. Selama
15’ digunakan oleh guru untuk mengabsen, mengatur kelompok, 65’ sisanya digunakan oleh
siswa untuk berbagai kegiatan belajar. Dalam 65’ itulah siswa benar-benar melakukan
kegaitan belajar atau sering disebut juga “on-task” (Flander:1972). Bila selama 65’ itu
ternyata ada sebagian waktu yang digunakan untuk ‘ngobrol’ selain materi pelajaran atau
mungkin melamun misalnya selama 10’ maka yang benar-benar dipakai belajar hanya 55’ on-
task. Selama 10’ tersebut para siswa tidak belajar atau sering sering disebut ‘off-task’
(Flander: 1972). Dengan menerapkan PKR seorang guru dapat mengurangi lama waktu
kosong karena dua kelas ditangani secara serempak sehinggawaktu keaktifan akademik
menjadi semakin tinggi.
c) Kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan
Dengan menerapkanPKR interaksi guru-murid baik yang berupa perhatian,
pengarahan, bimbingan pembelajaran, dan monitoring menjadi suatu proses akan berlangsung
secara bervariasi dan terus menerus terutama PKR dengan satu ruangan. Bila PKR diterapkan
dalam dua atau tiga ruangan memang ada sebagian perhatian misalnya kontak pandang guru-
murid yang terputus. Kontak psikologis guru-murid yang bervariasi ini sangat penting untuk
dibangun dan dipelihara, bila tidak maka pembinaan disiplin siswa akan berkurang.
d) Pemanfaatan sumber belajar yang efisien
Kita menyadari bahwa di sekolah dasar terutama di pedesaan sumber belajar tertulis
dirasakan sangat kurang. Banyak sekali SD yang tidak memiliki perpustakaan sekolah. Malah
dalam beberapa kasus hanya terdapat satu eksemplar buku pelajaran untuk satu kelas. Dengan
menerapkan PKR sumber belajar tertulis yang jumlahnya terbatas dapat digunakan secara
bersama-sama.
3. Pola dasar PKR
Dilihat dari pengorganisasian mata pelajaran, kelas atau rombongan belajar (rombel),
dan ruangan, terdapat beberapa pola dasar PKR sebagai berikut:

 Model PKR 211 : dua kelas, satu mata pelajaran, satu ruangan
 Model PKR 221 : dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
 Model PKR 311 : tiga kelas, satu mata pelajaran, satu ruangan
 Model PKR 321 : tiga kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
 Model PKR 322 : tiga kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan
 Model PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan
 Model PKR 222 : dua kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan
 Model PKR 111 : satu kelas, satu mata pelajaran dengan dua atau tiga topik
berjenjang, satu ruangan
Sebagai contoh singkat dapt dikemukakan sebagai berikut:

 Model PKR 211 : kelas I dan II belajar menyanyi dalam satu ruangan
 Model PKR 221 : kelas III belajar IPA, dan kelas IV belajar IPS dalam satu ruangan.
 Model PKR 222 : kelas III belajar IPA di ruangan I dan kelas IV belajar IPS di
ruangan 2 yang terhubung dengan ruang 1.
 Model PKR 311 : kelas IV, V,dan VI belajar menyanyi dalam satu ruangan.
 Model PKR 321 : kelas I dan II belajar menulis, dan kelas III belajar Matematika
dalam satu ruangan.
 Model PKR 322 : kelas III dan IV belajar IPS di ruangan 1 dan kelas V belajar IPA di
ruangan 2 yang terhubung ke ruangan 1.
 Model PKR 333 : kelas III belajar IPA, kelas IV belajar IPS, dan kelas V belajar
Matematika di tiga ruangan yang satu sama lain terhubung dengan pintu.

Anda mungkin juga menyukai