Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 7

 Muhammad Alfariji D14180005


 Restu Maulidah D14180008
 Muhammad Himawan Fahmi D14180019
 Dharmawan Laksono D14180029
 Mina Aropah D14180070

PROSES PENETASAN

3. 1 Persiapan Mesin Tetas


3 . 1. 1 Sanitasi Mesin Tetas dan Perlengkapannya
Pertanyaan :
a. Berikut beberapa desinfektan yang beredar di pasaran. Isilah tabel berikut:

Dosis Aplikasi
Harga per
Sanitasi Harga
Nama Desinfektan Zat Aktif Dosis
Kandang dan terbaru (Rp)
Penggunaan
Peralatan

Cetylpyridinium
Chloride 1 %,
Cetyltrimethyl
15 ml/10 liter
Ammonium
air
Rp 85.000 Rp 1.275
Bromide 2 %,
Benzalkonium
Choride 2 %

Formalin,
Glutaraldehyde
100 ml/25 liter
dan Rp 75.000 Rp 7500
air
Benzalkonium
chloride (BKC)
Benzalkonium 60 ml/10 liter
Rp 50.000 Rp 3000
Chloride 10% air

Benzalkonium
6 ml/1 liter air Rp 80.000 Rp 480
Chloride

Cetyltrimethyl
Ammonium
Bromide,
15 ml/10 liter
Benzalkonium Rp 53.000 Rp 795
air
Chloride,
Cetylpyridinum
Chloride

Sumber : Tokopedia
b. Bila anda harus memilih, dari kelima merk dagang desinfektan di atas,
mana yang anda pilih? Berikan alasannya!
Jawab :
Rodalon, karena meskipun harganya cukup tinggi tetapi memiliki kualitas
yang baik. Rodalon memiliki larutan yang tidak berwarna sehingga tidak
meninggalkan noda pada pakaian atau alat ternak lainnya. Rodalon juga
berbau harum sehingga dapat menghilangkan bau kandang yang tidak sedap.

3. 1. 2 Fumigasi Mesin Tetas dan Peralatannya


Pertanyaan :
1. Jika mesin tetas berukuran p x l x t = 200 cm x 100 x 250 cm, berapa masing-
masing fumigan yang dibutuhkan?
2. Apa yang terjadi setelah formalin dituangkan ke KMnO4?
3. Tanpa harus memegang campuran tersebut, kira-kira bagaimana suhunya?
Dari campuran formalin dan KMnO4 serta apa yang terjadi akibat campuran
tersebut, mana yang bekerja sebagai pembasmi mikroorganisme
(disinfektan)?
Jawab :
1. Volume mesin tetas : 2 m × 1 m × 2,5 m = 5 m3 h
Untuk setiap volume ruangan 2,83 m3 = 60 g KMnO4 120 cc formalin 40%
Fumigant yang dibutuhkan : 5 m3/2,83 m3= 1,76
KMnO4 : 60 g × 1,76 = 105,6 cc
Formalin 40% : 120 cc × 1,76 = 211,2 cc
2. Formalin yang dituang ke KMnO4 akan menghasilkan gas formaldehyde.
Sifat gas formaldehyda dapat membunuh kuman penyakit dengan cepat. Akan
tetapi gas ini beracun sehingga mesin tetas harus segera ditutup agar tidak
menyebar ke ruangan.
3. Suhunya akan sedikit panas, karena dapat menyebabkan iritasi pada mata dan
kulit. Kedua campuran tersebut akan membentuk gas formaldehide yang
digunakan untuk proses sanitasi. Gas tersebut cukup pedih jika mengenai
kulit atau mata dan cukup berbahaya jika dihirup oleh tubuh dapat
menyebebkan iritasi pada hidung dan tenggorokan. Menurut Ramadhan
(2019), hal tersebut adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mematikan
bakteri yang menempel pada telur. Sanitasi pada telur tetas yang sering
dilakukan dengan fumigasi menggunakan KMnO4 dan formalin 40%.
Artinya menurut kami, keduanya dapat menjadi pembasmi mikroorganisme
(disinfektan).

3 . 1. 3 Setting Mesin Tetas


Pertanyaan :
1. Prosedur poin 3, kenapa lubang ventilasi harus ditutup, jelaskan?
2. Prosedur poin 4, di bagian mana dari mesin tetas menurut anda yang tepat ?
kenapa?
3. Apa usaha anda apabila suhu di dalam mesin tetas terlalu tinggi dari yang
anda kehendaki ? Bagaimana bila terlalu rendah?
4. Bagaimana usaha anda bila kelembapan dalam mesin tetas terlalu rendah dari
yang anda kehendaki ? Bagaimana kalau terlalu tinggi ? Sebelum telur tetas
dimasukkan ke dalam mesin pengeram atau penetas, suhu dan
kelembapannya harus sudah stabil.
5. Suhu dan kelembapan selama pengeraman dan penetasan harus diatur sesuai
dengan jenis dan umur embrio.
6. Hitung kelembapannya jika dari termometer bola basah dan bola kering
seperti tertera pada tabel berikut:
No. Suhu termometer Suhu termometer Kelembaban
bola kering bola basah (satuannya .......... )
1 38 oC 29 oC
2 37.5 oC 32.5 oC
3 100o 91oF
F
4 99oF 83oF
5 o
95 C 83oC
7. Mana dari kelima suhu bola basah dan bola kering tersebut yang mendekati
persyaratan suhu dan kelembaban untuk penetasan?

Jawab :
1. Karena jika co2 di dalam ruang telur terlalu banyak maka angka penyebab
kematian embrio atau mortalitas akan tinggi. Hal ini akan menyebabkan
rendahkan daya tetas telur. Ukuran standart dari volume co2 yang diperlukan
dalam ruang telur yaitu sekitar 0,5-0,6 % saja dan untuk o2 sekitar 21%.
Kecepatan udara didalam mesin tetas yaitu sekitar 12 cm/menit. Maka dari
itu pada hari ke -4 ventilasi harus ditutup rapat karena untuk mengantisipasi
masuknya co2 yag terlalu banyak ke dalam telur yang akan ditetaskan dan
juga agar panas dan kelembaban didalam mesin tetas tidak terpengaruh.
2. Posisi yang baik dalam penerapan thermometer dan alat pengukur
kelembaban yaitu di antara dua telur sehingga mudah terlihat atau terbaca.
3. Apabila suhu terlalu tinggi maka yang dapat dilakukan adalah memutar
sekrup pengatur termostat ke arah kanan (searah jarum jam) sehingga bohlam
mati. Lakukan Pemutaran ini secukupnya sampai tercapai suhu yang
diinginkan. Untuk mengetahui Suhu yang diinginkan telah dicapai dapat
dilihat pada termometer yang berada dalam mesin tetas.
Cara mengatasi suhu ruang yang terlalu rendah adalah dengan memutar
sekrup pengatur termostat ke arah kiri (ber-lawanan arah jarum jam) sampai
bohlam menyala dan suhu yang di-kehendaki tercapai.
4. Jika kelembapan terlalu tinggi, sebaiknya bak air dalam ruang penetasan
hanya diisi dengan air sebanyak seperdua bagian bak air. Selain itu, sirkulasi
udara dalam mesin tetas harus diupayakan agar lancar dengan cara membuka
ventilasi lebih lebar. Cek juga apakah pengaturan suhunya sudah benar?
Karena suhu rendah akan menyebabkan kelembapan menjadi tinggi. Intinya
lika kelembaban terlalu tinggi tutup sebagian lubang ventilasi dan kurangi air
pada nampan. Jika kelembaban kurang lakukan sebaliknya. perbesar ukuran
Ventilasi mesin tetas dan tambahkan air pada nampan yang telah di sediakan.
Jika kelembaban terlalu rendah, cara untuk menaikannya pada mesin penetas
selain dengan menggunakan baki yang ukurannya lebih besar kita para
peternak bisa menyemprotkan air di dalam mesin atau menaruh spon yang
basah didalam mesin penetas. Cara ini terbilang efektf bagi para peternak
yang akan menetaskan telur bebek atau telur itik dan juga cara ini terbilang
hemat daripada harus membeli alat untuk menaikan tingkat kelembaban.
5. Mesin tetas yang digunakan adalah jenis forced draught incubator yaitu mesin
tetas yang pengaturan ventilasi udara didalamnya di gerakkan oleh kipas,
dilakukan candling pada hari ke-10, hal tersebut dilakukan selain dari
keahlian pegawai disana yang sudah mengetahui telur yang infertil dan fertil
tapi mati, telur yang fertil tapi mati pada hari ke-10 masih bagus dan layak
konsumsi. Mesin setter dengan suhu mesin tetas 36-38º C dan kelembaban
65-70 % mesin hatcheri suhu berkisar 36-37ºC, dengan kelembaban 67-80%.
Suhu ruang tetas pada masa pengeraman telur ayam (18 hari pertama) diatur
sekitar 37°-38°C, Sedangkan pada masa penetasan (sekitar hari ke 19-21)
suhu bisa dinaikkan sedikit hingga 39°C atau tetap dibiarkan 38°C.
6.
No Suhu thermometer bola Suhu thermometer Kelembaban
kering bola basah (satuannya : RH)
1 380C 290C 51
2 37.50C 32.50C 70.5
3 1000F 910F 70
4 990F 830F 49.8
5 950F 830F 60
7. Tabel no 2 dan 3.

3 . 2 Persiapan Telur Tetas


Pertanyaan :
1. Sebanyak 66 % dari isi telur terdiri dari air. Selain itu di dalam telur terdapat
gas CO2 dan kerabang telur tidak tertutup rapat melainkan mempunyai pori-
pori. Apa yang terjadi dengan air dan CO2 dalam telur bila telur berada dalam
suhu lingkungan yang hangat ? Apa akibatnya terhadap kantong udara dan
bobot telur?
2. Hitunglah indeks telur dengan rumus lebar/panjang telur x 100%. Apakah
perbedaan dalam nilai indeks memberikan bentuk telur yang berbeda ?
3. Luas permukaan telur dapat dihitung dengan rumus :
P = k B2/3
P = Luas permukaan dalam cm2
K = angka konstanta
Untuk telur-telur sejenis nilai K adalah sama. Oleh karena itu
untuk menghitung luas permukaan telur-telur sejenis, nilai “k”
tidak diikutkan dalam perhitungan.
B = Bobot telur dalam gram
A. Untuk bobot telur yang bobotnya 40 g, luasnya adalah
P = 402/3 = 11.84 cm2
11.82
Jadi setiap gram, luas permukaannya = 40 = 0.296 cm2
B. Untuk telur yang bobotnya 60 g, luasnya adalah =
P = 602/3 = 15.54 cm2
15.54
Jadi setiap gram, luas permukaannya = 60 = 0.259 cm2
a. Mana yang luas permukaan kerabangnya lebih besar bila dibandingkan
dengan bobotnya, telur kecil atau telur besar?
b. Mana yang akan mengalami penguapan lebih cepat, telur kecil atau telur
besar?
c. Mana yang akan mengalami penguapan air lebih cepat, telur kerabang
utuh atau retak?

Jawab :
1. Peralihan telur dari dalam alat reproduksi induk yang mempunyai
kelembapan yang tinggi dan dengan suhu hangat ke ruangan dengan keadaan
yang lebih kering dan suhu yang lebih rendah menyebabkan berbagai
perubahan (Muchtadi, 2010).
Tidak adanya kantung udara disebabkan oleh temperatur yang sama antara
suhu induk dengan suhu lingkungan pada saat telur dikeluarkan yaitu sekitar
40-42°C. Kantung udara mulai terbentuk ketika telur disimpan pada suhu
ruang. Pori-pori pada kerabang telur memungkinkan udara masuk dan
menyebabkan putih telur menguap, yang menyebabkan kantung udara
menjadi lebih besar. Mutu atau kualitas telur dipengaruhi oleh adanya
kantung telur yang terdapat padabagian tumpul ujung telur (Al-Helal 2013).
Bobot telur dan produksi telur berkorelasi negatif terhadap suhu. Penurunan
produksi telur dan bobottelur yang terjadi disebabkan oleh suhu tinggi. Suhu
diatas 27°C memberikan pengaruh negatif terhadap konsumsi pakan dan
bobot telur (Talukder 2010).
2. Dengan indeks telur rata-rata 0,74 Butcher dan Miles (2003) menyebutkan
semakin tinggi tingkat indeks telur maka kualitas telur semakin baik.
3. a). Telur kecil
b). Telur kecil
c). Telur retak

3. 3 Menetaskan Telur
Pertanyaan :
1. Kenapa mesin tetas sebelum telur dimasukan, harus sudah sesuai untuk
perkembangan embrio dan harus stabil?
2. Kenapa telur tetas antara 0-3 hari dan 3 hari terakhir tidak diputar?
3. Apa fungsi dilakukan pemutaran diantara kedua waktu di atas ( dari umur 3
hari penetasan sampai 3 hari menjelang menetas)
4. Pada awal penetasan, lubang ventilasi ditutup, kemudian dibuka sedikit-
sedikit sampai semua lubang ventilasi dibuka, kenapa?Kenapa telur tetas
antara 0-3 hari dan 3 hari terakhir tidak diputar?
5. Jika digunakan mesin setter multy stage, pengelolaan telur yang ada di
dalamnya seharusnya FIFO (First In First Out), kenapa?

Jawab :
1. Suhu dan kelembaban merupakan faktor penting untuk perkembangan
embrio. Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan kematian embrio
ataupun abnormalitas embrio, sedangkan kelembaban mempengaruhi
pertumbuhan normal dari embrio (Wulandari 2002). Suhu dan kelembaban
dalam mesin tetas harus stabil untuk mempertahankan kondisi telur agar tetap
baik selama proses penetasan.
2. Karena supaya telur mendapatkan suhu panas yang stabil dan tercukupi
terlebih dahulu. Suhu pengeraman yang terlalu rendah dapat menyebabkan
kematian embrio pada hari ke 2 hingga ke 4 dan minggu ke 2 suhu menjadi
tinggi (Nuryati 2000). Peningkatan dan penurunan suhu yang tidak konstan
selama penetasan dapat menyebabkan kematian embrio. Jika suhu terlalu
rendah maka perkembangan organ-organ embrio tidak berkembang secara
proporsional. Apabila suhu terlalu rendah umumnya menyebabkan kesulitan
menetas dan pertumbuhan embrio tidak normal karena sumber pemanas yang
dibutuhkan tidak mencukupi (Wiharto 1988).
3. Tujuan dari pemutaran telur adalah untuk meratakan panas yang diterima oleh
telur selama periode penetasan. Tujuan lainnya adalah juga untuk mencegah
agar embrio tidak menempel pada salah satu sisi kerabang (Nuryati 2000).
4. Kelembaban yang terlalu rendah dalam ruang mesin tetas selama periode
penetasan menyebabkan laju penguapan air terlalu cepat sehingga embrio
kekurangan air. Telur yang tidak menetas karena kekeringan disebabkan oleh
kelembaban mesin tetas yang terlalu rendah. Kelembaban udara berfungsi
untuk mengurangi atau menjaga cairan dalam telur dan merapuhkan kerabang
telur. Jika kelembaban tidak optimal, embrio tidak mampu memecahkan
kerabang yang terlalu keras (Nuryati 2000).
5. Karena pada mesin setter multi stage, memiliki sistem telur tetas yang masuk
ke mesin dengan umur pengeraman yang berbeda-beda, artinya ada yang
berumur 1 hari,4 hari,8 hari,11 hari,15 hari dan 18 hari. Dengan demikian
telur tetas masuk ke dalam mesin tidak bersamaan.
Daftar Pustaka

Al-Helal IM. 2003. Environmental control for poultrybuilding in Riyadh Area of


Saudi Arabia. J. King Saud. Univ. 16(1): 87-102.
Muchtadi T, Ayustaningwarno RF, Sugiyono. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan. Bandung (ID): Penerbit Alfabeta.
Nuryati T, Sutarto, Khaim M, Hardjosworo PS. 2000. Sukses Menetaskan Telur.
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Ramadhan. 2019. Penggunaan ekstrak pelepah pisang ambon sebagai sanitizer
kerabang terhadap daya tetas telur itik lokal. Jurnal Ilmu Produksi dan
Teknologi Hasil Peternakan. 7 (3): 88-95.
Wiharto. 1988. Petunjuk Pembuatan Mesin Tetas. Malang (ID): Lembaga Penerbit
Universitas Brawijaya.
Wulandari A. 2002. Pengaruh indeks dan bobot telur itik Tegal terhadap daya tetas,
kematian embrio dan hasil tetas [skripsi]. Purwekerto (ID): Fakultas
Peternakan Universitas Jendral Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai