Anda di halaman 1dari 26

Bab 3

Manajemen Pengelolaan dan


Sumber Daya Manusia
3.1 Pendahuluan

Cloud computing adalah model baru yang muncul untuk pengiriman dan
konsumsi sumber daya TI. Mengingat daya tarik ekonomi dan kelincahan
model ini, perusahaan kecil dan besar semakin meningkatkan komputasi
awan untuk beban kerja mereka. Meskipun adopsi ini berkembang,
tantangan utama tetap ada ketika memigrasi aplikasi lini bisnis, termasuk
kurangnya keamanan yang baik, privasi, kepatuhan audit, kinerja yang
tidak terduga, dan keandalan yang buruk. Yang mendasari banyak
tantangan ini adalah tidak adanya atau terbatasnya kontrol yang tersedia
bagi pelanggan untuk mengonfigurasi jaringan di lingkungan komputasi
awan saat ini. Model jaringan cloud sebagian besar berfokus pada
penyediaan jangkauan dasar menggunakan alamat IP dinamis atau statis
yang ditetapkan untuk VM pelanggan, dengan kemampuan firewall dasar
yang tersedia di setiap server virtual. (Benson et al., 2011)

Beberapa fungsi jaringan utama umumnya tidak tersedia, misalnya isolasi


jaringan berbutir halus untuk diferensiasi keamanan atau layanan,
perutean berbasis kebijakan melalui middlebox (untuk deteksi intrusi atau
kepatuhan audit), kontrol atas pengalamatan, dan optimisasi seperti
akselerasi protokol, kontrol jalur, dan caching terdistribusi untuk
meningkatkan kinerja dan ketersediaan.

3.2 Klasifikasi Sumber Daya Cloud


Cloud computing menyediakan platform tempat sumber daya disewa sebagai
layanan untuk pengguna cloud / konsumen cloud melalui Internet. Jadi kita
dapat mengatakan bahwa Cloud menghadirkan komputasi sebagai utilitas
karena tersedia untuk pelanggan cloud berdasarkan permintaan. (Grossman,
2009)
2 Cloud Computing

Dalam komputasi awan, sumber daya dapat berupa layanan apa pun yang
dapat dikonsumsi oleh pengguna cloud / konsumen cloud. Dalam komputasi
awan, penyedia cloud mengelola berbagai sumber daya. Karena cloud
computing adalah komputasi berbasis utilitas, mengklasifikasikan sumber daya
cloud berdasarkan utilitas. Gambar 1 memberikan detail pandangan tentang
klasifikasi sumber daya dalam komputasi awan.

Gambar 1. Klasifikasi Sumber Daya Cloud


Sumber (Jennings & Stadler, 2015)
1. Utilitas Komputasi Cepat: Jenis sumber daya ini menyediakan utilitas
komputasi cepat dalam lingkungan komputasi awan. Melalui cepat utilitas
komputasi komputasi awan menyediakan Komputasi sebagai Layanan
(CaaS). Utilitas komputasi cepat termasuk kemampuan pemrosesan,
ukuran memori, algoritma efisien.
2. Utilitas Penyimpanan: Alih-alih menyimpan data di perangkat penyimpanan
lokal, kami menyimpannya di perangkat penyimpanan yang terletak di
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 3

tempat yang jauh. Utilitas penyimpanan terdiri dari ribuan hard drive, flash
drive, server database dll. Karena sistem komputer pasti gagal selama
periode waktu redundansi data diperlukan di sini. Karena utilitas
penyimpanan model layanan varian waktu cloud perlu menyediakan fitur-
fitur seperti elastisitas cloud. Melalui utilitas penyimpanan, komputasi
awan menyediakan Penyimpanan sebagai Layanan (StaaS).
3. Utilitas Komunikasi: Ini juga dapat disebut sebagai Utilitas Jaringan atau
Network as a Service (NaaS). Utilitas komputasi cepat dan penyimpanan
utilitas tidak dapat dipikirkan tanpa utilitas komunikasi. Utilitas komunikasi
terdiri dari sumber daya fisik (perangkat perantara, host, sensor, tautan
komunikasi fisik) dan logis (bandwidth, penundaan, protokol, tautan
komunikasi virtual). Dalam komputasi awan, setiap layanan disediakan
Internet berkecepatan tinggi. Jadi bandwidth dan delay paling penting dari
sudut pandang jaringan.
4. Power / Energy Utility: Sekarang menjadi peneliti hari sedang melakukan
banyak pekerjaan penelitian tentang teknik hemat energi dalam komputasi
awan. Biaya energi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan daya
teknik sadar. Karena ribuan server data konsumsi daya sangat tinggi dalam
komputasi awan. Perangkat pendingin dan UPS berada di pusat jenis
sumber daya ini. Mereka juga dapat dianggap sebagai sumber daya
sekunder
5. Utilitas Keamanan: Keamanan selalu menjadi masalah utama di area
komputasi apa pun. Menjadi pengguna cloud kami menginginkan layanan
cloud yang sangat andal, dapat dipercaya, aman, dan aman.

3.3. Taksonomi Manajemen Sumber Daya Cloud


Tujuan dari manajemen sumber daya dalam komputasi sumber daya cloud
adalah untuk menyediakan ketersediaan sumber daya yang tinggi, berbagi
sumber daya, memenuhi model layanan varian waktu, menyediakan efisiensi
dan keandalan pada sumber daya penggunaan.
Dari perspektif komputasi awan, manajemen sumber daya adalah proses yang
secara efektif dan efisien mengelola sumber daya yang disebutkan di atas serta
memberikan jaminan QoS kepada konsumen cloud. Bagian ini memberikan
Taksonomi tentang Manajemen Sumber Daya Cloud (Lihat Gambar 2).

Resource
Management
4 Cloud Computing

Ab-initio Resource Periodic Resource


As-signment Optimization

Gambar 2. Taksonomi Manajemen Sumber Daya Cloud


Sumber : (Ben-Yehuda et al., n.d.)
Taksonomi disajikan sebagai keseluruhan proses berurutan dalam dua fase :
Fase 1: Ab-initio Resource As-signment
Ini adalah penugasan sumber daya awal, dengan cara itusumber daya diminta
oleh aplikasi (atas nama konsumen cloud) pertama kali. Gambar 3
menunjukkan beberapa langkah-langkah berurutan yang perlu diikuti untuk
kebanyakan fase ini.

Gambar 3. Ab-initio Resource As-signment


Sumber : (Singh & Chana, 2015)
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 5

1. Request Identi_cation:/ Permintaan Identiation: Ini adalah yang pertama


dan langkah terpenting dalam Ab-initio Resource Assignment. Pada
langkah ini, berbagai sumber daya akan diidentifikasi oleh penyedia cloud.
2. Resource Gathering/ Pengumpulan Sumber Daya / Pembentukan Sumber
Daya: Setelah identifikasi sumber daya pada langkah 1, pengumpulan atau
pembentukan sumber daya akan dilakukan. Langkah ini akan
mengidentifikasi sumber daya yang tersedia. Langkah ini juga dapat
menyiapkan sumber daya khusus.
3. Resource Brokering:/Pengumpul Sumber Daya: Langkah ini adalah
negosiasi sumber daya dengan konsumen cloud untuk memastikan bahwa
mereka tersedia sesuai kebutuhan.
4. Resource Discovery:/Penemuan Sumber Daya: Langkah ini secara logis
akan mengelompokkan berbagai sumber daya sesuai kebutuhan konsumen
cloud.
5. Resource Selection:/Pemilihan Sumber Daya: Langkah ini adalah memilih
sumber daya terbaik di antara sumber daya yang tersedia untuk persyaratan
yang disediakan oleh konsumen cloud.
6. Resource Mapping/Pemetaan Sumber Daya: Langkah ini akan
memetakan sumber daya virtual dengan sumber daya fisik (seperti simpul,
tautan dll) yang disediakan oleh penyedia cloud.
7. Resource Allocation/ Alokasi Sumber Daya: Langkah ini akan
mengalokasikan / mendistribusikan sumber daya ke konsumen cloud.
Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen cloud dan
menghasilkan pendapatan bagi penyedia cloud.

Fase 2: Periodic Resource OptiMization /Optimalisasi Sumber Daya


Berkala
Seperti namanya, ini adalah fase di mana manajemen sumber daya dilakukan
secara berkala setelah fase 1 selesai. Di sini optimasi sumber daya periodik
disajikan sebagai proses untuk dua kategori sumber daya yang berbeda yaitu
sumber daya non-virtual dan sumber daya virtual (Lihat Gambar 4).

Gambar 5. Periodic Resource Optimization


6 Cloud Computing

Sumber : (Singh & Chana, 2015)


Sumber daya non-virtual juga disebut sebagai sumber daya fisik. Untuk kedua
kategori sumber daya, optimasi sumber daya periodik berisi langkah-langkah
serupa. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa sumber daya virtual dapat
dikumpulkan bersama sesuai kebutuhan sumber daya dan dapat dibongkar
juga. Jadi optimalisasi sumber daya berkala untuk sumber daya tervirtualisasi
mengandung dua langkah lebih banyak dibandingkan dengan sumber daya
non-tervirtualisasi yaitu Bundling Sumber Daya dan Fragmentasi Sumber
Daya.
1. Sumber Daya Non-virtual (Lihat Gambar 5)

Gambar 5. Periodic Resource Optimization


Sumber : (Singh & Chana, 2015)
(a) Resource Monitoring/ Pemantauan Sumber Daya: Pemantauan Sumber
Daya adalah langkah pertama dan penting dalam Optimalisasi Sumber
Daya Berkala. Berbagai sumber daya cloud nonvirtualized dipantau untuk
menganalisis pemanfaatan sumber daya. Ini Langkah ini juga akan
memantau ketersediaan sumber daya gratis untuk tujuan masa depan.
Masalah utama dengan pemantauan sumber daya cloud adalah untuk
mengidentifikasi dan menentukan metrik / parameter untuk itu.
(B) Resource Modeling/ Pemodelan Sumber Daya : Langkah ini akan
memprediksi berbagai sumber daya nonvirtualized yang dibutuhkan oleh
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 7

aplikasi pelanggan cloud. Ini adalah salah satu langkah kompleks karena
sumber daya cloud tidak seragam di alam. Karena ketidakseragaman ini,
sangat sulit untuk memprediksi kebutuhan sumber daya untuk periode
puncak dan juga untuk periode non-puncak.
(c) Resource Brokering / Perantara Sumber Daya: Langkah ini adalah
negosiasi sumber daya non-virtual dengan konsumen cloud untuk
memastikan bahwa mereka tersedia sesuai kebutuhan.
(d) Resource Adaptation / Penyesuaian Sumber Daya: Sesuai kebutuhan
konsumen cloud, sumber daya cloud non-virtual dapat ditingkatkan atau
diperkecil. Langkah ini dapat meningkatkan biaya dari perspektif penyedia
cloud.
(e) Resource Reallocation: / Realokasi Sumber Daya: Langkah ini akan
merealokasi / mendistribusikan kembali sumber daya ke konsumen cloud.
Tujuan utamanya adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen cloud
dan pendapatan generasi untuk penyedia cloud.
(f) Resource Pricing:/ Penentuan Harga Sumber Daya: Ini adalah salah satu
langkah terpenting dari perspektif penyedia cloud dan konsumen awan.
Berdasarkan harga penggunaan sumber daya cloud akan dilakukan.
2. Untuk Sumber Daya Virtual (Lihat Gambar 6)

Gambar 6: For Virtualized Resources


8 Cloud Computing

Sumber : (Singh & Chana, 2015)


(a) Resource Monitoring/ Pemantauan Sumber Daya: Pemantauan
Sumber Daya adalah langkah pertama dan penting dalam
Optimalisasi Sumber Daya Berkala. Berbagai sumber daya cloud
virtual dimonitor untuk menganalisis pemanfaatan sumber daya.
Langkah ini juga akan memantau ketersediaan sumber daya gratis
untuk tujuan di masa mendatang. Masalah utama dengan
pemantauan sumber daya cloud adalah untuk mengidentifikasi dan
menentukan metrik / parameter untuk itu.
(B) Resource Modeling / Resource Prediction / Pemodelan Sumber Daya
/ Prediksi Sumber Daya: Langkah ini akan memprediksi berbagai
sumber virtual yang dibutuhkan oleh aplikasi cloud konsumen. Ini
adalah salah satu langkah kompleks karena sumber daya tidak
seragam di alam. Karena ketidakseragaman ini, itu sangat sulit untuk
memprediksi kebutuhan sumber daya untuk periode puncak dan juga
untuk periode non-puncak.
(c) Resource Brokering / Perantara Sumber Daya: Langkah ini adalah
negosiasi sumber daya tervirtualisasi dengan konsumen cloud untuk
memastikannya tersedia sesuai kebutuhan.
(D) Resource Adaptation / Adaptasi Sumber Daya: Sesuai kebutuhan
konsumen cloud, sumber daya cloud virtual dapat ditingkatkan atau
ditingkatkan turun. Langkah ini dapat meningkatkan biaya dari
perspektif penyedia cloud.
(e) Resource Bundling: Sesuai kebutuhan berbagai sumber daya non-
virtual dapat digabungkan menjadi sumber daya virtual.
(F) Resource Fragmentation / Fragmentasi Sumber Daya: Berbagai
sumber daya virtual perlu difragmentasi untuk membuat sumber
daya non virtual gratis. Setelah langkah ini berbagai sumber daya
non-virtual dapat digabungkan ke sumber daya virtual sebagai
bagian dari bundling sumber daya.
(g) Resource Reallocation / Realokasi Sumber Daya: Langkah ini akan
merealokasi / mendistribusikan kembali sumber daya ke konsumen
cloud. Tujuan utamanya adalah untuk memuaskan kebutuhan
konsumen cloud dan pendapatan generasi untuk penyedia cloud.
(h) Resource Pricing / Harga Sumber Daya: Ini adalah salah satu langkah
paling penting dari perspektif penyedia cloud dan konsumen awan.
Berdasarkan harga penggunaan sumber daya cloud akan dilakukan.
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 9

Alokasi Sumber Daya dan Realokasi Sumber Daya dapat dilakukan


berdasarkan kebijakan yang diklasifikasi secara luas di bawah ini sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 7:
1. Load Balancing
2. Konsolidasi Server
3. Berbasis SLA / QoS
4. Hibrida

Gambar 7. Resource Allocation and Resource Reallocation


Sumber : (Singh & Chana, 2015)

3.4. Topologi Jaringan Cloud Computing


Definisi komputasi awan berubah dengan mudah, sehingga definisi jaringan
komputasi awan berubah juga. Pada akhirnya, tujuan dari komputasi awan -
terlepas dari modelnya - adalah untuk menciptakan kumpulan sumber daya
yang lancar di seluruh server dan pusat data yang memungkinkan pengguna
untuk mengakses data dan aplikasi yang tersimpan berdasarkan kebutuhan.
Jaringan komputasi awan, oleh karena itu, memiliki dua misi: untuk
memungkinkan pergerakan kumpulan itu sebagai satu sumber daya virtual,
dan untuk menghubungkan pengguna ke sumber daya ini terlepas dari lokasi.
Untuk mewujudkannya, jaringan cloud computing - baik yang mendukung
cloud publik, privat atau hybrid - harus dapat:
1. Burst dan turunkan bandwidth sesuai permintaan.
2. Memberikan throughput latensi yang sangat rendah di antara jaringan
penyimpanan, pusat data dan LAN.
3. Izinkan untuk koneksi yang tidak diblokir antara server untuk
mengaktifkan pergerakan otomatis mesin virtual (VMs).
10 Cloud Computing

4. Berfungsi dalam bidang manajemen yang membentang di seluruh jaringan


perusahaan dan penyedia layanan.
5. Berikan visibilitas di tengah lingkungan yang terus berubah ini.
Jaringan komputasi awan dapat dilihat sebagai tiga struktur yang saling
tergantung: front-end, yang menghubungkan pengguna ke aplikasi; aspek
horizontal, yang menghubungkan server fisik dan pergerakan VM mereka; dan
jaringan penyimpanan. Jaringan cloud yang lebih besar dapat dibangun
sebagai jaringan layer 2 atau layer 3.
Secara teori, sumber daya awan - berbasis layanan tidak harus berbeda
dari sumber daya di lingkungan dimana kita berada. Idealnya , Anda
memiliki pandangan yang lengkap dari sumber daya yang Anda gunakan
saat ini atau mungkin ingin menggunakan di masa depan, namun untuk
mencapai ini bukan merupakan sesuatu yang mudah. Dalam lingkungan
awan (cloud) kebanyakan, pelanggan hanya dapat mengakses layanan,
yang berhak mereka gunakan.

Dalam komputasi awan berbagai model penyebaran telah diadopsi


berdasarkan variasi mereka dalam lokasi fisik dan distribusi. Terlepas dari
layanannya, cloud dapat diklasifikasikan di antara empat model seperti yang
disebutkan di bawah ini. (Parikh et al., 2017)
1. Private Cloud: Ini pribadi untuk organisasi.
Semua layanan cloud dikelola oleh orang-orang organisasi itu sendiri atau
vendor pihak ketiga. Dalam layanan cloud pribadi tidak disediakan untuk
masyarakat umum. Cloud pribadi mungkin ada di tempat atau di luar
tempat
2. Publik atau Hosted Cloud: Semua layanan cloud yang dikelola oleh
organisasi tersedia sebagai pembayaran saat Anda pergi kepada masyarakat
umum. Para pelaku bisnis dapat mengadopsi cloud semacam itu untuk
menghemat biaya perangkat keras dan / atau perangkat lunak mereka.
Cloud publik dapat meningkatkan sejumlah masalah seperti keamanan
data, manajemen data, kinerja, tingkat kontrol dll.
3. Cloud Komunitas: Di sini cloud tersedia untuk sekelompok orang atau
komunitas tertentu. Semua layanan cloud dibagikan oleh semua komunitas
komunitas ini. Cloud komunitas mungkin ada di lokasi atau di luar lokasi.
4. Hybrid Cloud: Ini adalah kombinasi dari dua atau lebih model cloud yang
disebutkan di atas.
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 11

3.4. Perangkat Lunak Cloud Computing

Belakangan ini dikembangkan sebuah bentuk nyata (atau setidaknya


sebuah common platform/bentuk umum) dari konsep Cloud Computing
agar dapat di-implementasikan secara umum dan lebih luas, seperti
contoh berikut :

• Ubuntu Enterprise Cloud (UEC)

• Proxmox

• OpenStack

• OpenNebula

• Eucalyptus

Engine utama dalam cloud computing sebetulnya adalah aplikasi


virtualisasi di sisi server, seperti,

• KVM

• QEMU

• Xen

• UEC

Secara umum UEC lebih mengerikan untuk digunakan karena semua


interfacenya menggunakan Command Line Interface (CLI) alias text. Jadi
untuk pemula mungkin akan sangat tidak nyaman. Walaupun bagi yang
biasa menggunakan text sebetulnya enak sekali menggunakan UEC ini.
UEC membutuhkan minimal dua (2) Server untuk bisa operasional. Salah
satu Server-nya harus menggunakan processor kelas Xeon.

PROXMOX
12 Cloud Computing

Proxmox buatan Jerman menggunakan Grafik User Interface (GUI)


melalui Web sehingga sangat mudah untuk di operasikan. Cantiknya
Proxmox minimal menggunakan SATU server kelas Xeon. Bagi anda
yang tidak mau pusing kepala sangat di sarankan untuk menggunakan
Proxmox.

Teknologi Cloud

Teknologi cloud akan memberikan kontrak kepada user untuk service


pada 3 tingkatan:

1. Infrastructure as a service

hal ini meliputi grid untuk virtualized server, storage & network.
Contohnya seperti amazon elastic compute cloud dan simple storage
service.

2. Platform as a service

hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini memungkinkan
developer untuk tidak memikirkan hardware dan tetap fokus pada
application developmentnya tanpa harus mengkhawatirkan operating
system, infrastructure scaling, load balancing dan lainya. Contohnya yang
telah mengimplementasikan ini adalah force.com dan microsoft azure
investment.

3. Software as a service

hal ini memfokuskan pada aplikasi dengan web-based interface yang


diakses melalui web service dan web 2.0. Contohnya adalah google apps,
salesforce.com dan social network application seperti facebook.
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 13

Eucalyptus

Elastic Utility Computing Architecture for Linking Your Programs To


Useful Systems atau Eucalyptus adalah sebuah perangkat lunak dibawah
General Public License (GPL) yang berbasis open source yang
mendukung perkembangan cloud computing baik private maupun public
cloud. Eucalyptus juga menyertakan sistem Amazon Web Services API
(EC2, S3, EBS) dan dukungan untuk menggunakan Xen dan KVM
(Konqueror Virtual Machine) server. Eucalyptus mengimplementasikan
model layanan Infrastruktur as a Service atau IaaS. Eucalyptus sendiri
memiliki beberapa komponen utama diantaranya:

a. Node Controller (NC)

b. Cluster Controller (CC)

c. Walrus Storage Controller (WS3)

d. Storage Controller (SC)

e. Cloud Controller (CLC)

Node Controller (NC)

Sebuah node UEC adalah sebuah server dengan prosesor yang


mempunyai kemampuan Virtualization Technology (VT) yang sudah di
aktifkan yang mampu untuk menjalankan hypervisor seperti KVM. UEC
akan secara automatis menginstalsi KVM jika pengguna memilih untuk
menginstalasi node UEC.
14 Cloud Computing

Virtual Machine (VM) yang dijalankan pada hypervisor dan di kontrol


oleh UEC biasanya di sebut sebagai instance. Selain KVM, Eucalyptus
juga mendukung hypervisor lain seperti Xen. Akan tetapi Canonical lebih
memilih KVM sebagai hypervisor untuk UEC. Node Controller yang di
jalankan di setiap node akan mengatur siklus kehidupan dari instance
yang jalan di node. Di satu sisi, NC berinteraksi dengan sistem operasi
dan hypervisor yang jalan di node. Di sisi lain, NC akan berinteraksi
dengan CC. NC akan menanyakan sistem operasi yang jalan di node
untuk mengetahui sumber daya fisik yang digunakan node, seperti,
jumlah core, besar memory, ketersediaan disk dan juga mencek status
dari VM instance yang jalan di node dan memberikan informasi tersebut
ke CC.

Fungsi:

1. Mengumpulkan data yang terkait dengan ketersediaan dan penggunaan


sumber daya di node dan melaporkan ke CC.

2. Manajemen siklus kehidupan dari instance.

Cluster Controller (CC) CC memanage satu atau lebih Noce Controller


(NC) dan menjalankan / memanaje instance pada NC. CC juga
memanage networking untuk instance yang jalan di Node sesuai dengan
permintaan mode jaringan dari Eucalyptus. CC berkomunikasi dengan
CLC di satu sisi dan banyak NC di sisi lain.
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 15

Fungsi:

1. Menerima permintaan dari CLC untuk menjalankan instance.

2. Memutuskan NC yang mana yang digunakan untuk menjalankan


instance tersebut.

3. Mengatur virtual network untuk instance.

4. Mengumpulkan informasi tentang NC yang terdaftar dan


melaporkannya ke CLC.

Walrus Storage Controller (WS3)

WS3 memberikan layanan penyimpanan yang sederhana tapi 'ngotot' /


presistent menggunakan API REST dan SOAP yang kompatibel dengan
API S3.

Fungsi:

1. Menyimpan machine image (sistem operasi untuk instance).

2. Menyimpan snapshot

3. Menyimpan dan memberikan layanan file menggunakan API S3.

WS3 dapat dilihat sebagai sebuah sistem penyimpanan file yang


sederhana.

Storage Controller (SC)

SC menyediakan tempat penyimpanan (storage) block dimana instance


akan melihatnya sebagai harddisk. Layanan ini mirip dengan layanan
Elastic Block Storage (EBS) dari AWS.

Fungsi:
16 Cloud Computing

1. Pembuatan dari device EBS

2. Memberikan layanan block storage melalui protokol AoE atau iSCSI


ke instance

3. Memungkinkan pembuatan snapshot untuk volume.


Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 17

Cloud Controller (CLC)

Cloud Controller (CLC) adalah front end dari seluruh infrastruktur cloud.
CLC memberikan antar muka layanan web yang compliant dengan EC2 /
S3 ke client di satu sisi. Di sisi lain, CLC berinteraksi dengan seluruh
komponen infrastruktur Eucalyptus. CLC memberikan antar muka web
ke user untuk melakukan manajemen beberapa aspek dari infratruktur
UEC.

Fungsi:

1. Memonitor ketersediaan sumber dari di berbagai komponen


infrastruktur cloud, termasuk hypervisor pada node yang digunakan
untuk melakukan manajemen instance dan cluster controller untuk
melakukukan manajemen pada node hypervisor.

2. Arbitrasi Sumber Daya - menentukan cluster mana yang akan


digunakan untuk bertanggung jawab sebuah instance

3. Memonitor instance yang sedang berjalan. Pendek kata, CLC


mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang ketersediaan dan
penggunaan sumber daya di cloud maupun status cloud. Eucalyptus
Cloud.

Open Stack

OpenStack adalah teknologi cloud computing yang menyediakan sistem


operasi cloud untuk public dan private cloud di bawah Apache License.
Saat ini telah didukung oleh lebih dari 60 company yang berkontribusi
untuk mengembangkan teknologi ini. OpenStack ini adalah sebuah
kolaborasi global pengembang dan teknologi komputasi awan yang
memproduksi platform cloud computing untuk public dan private cloud.

Proyek ini bertujuan untuk memberikan solusi ke semua jenis awan


dengan menjadi sederhana untuk diimplementasikan, kebutuhan skala
besar, dan banyak fitur. Teknologi ini terdiri dari serangkaian proyek
yang saling terkait dengan memberikan berbagai komponen untuk solusi
infrastruktur awan.
18 Cloud Computing

OpenStack memiliki komponen yang modular, terdiri dari:

1. OpenStack Compute (Nova)

2. OpenStack Object Storage (Swift)

3. OpenStack Block Storage (Cinder)

4. OpenStack Networking (Quantum)

5. OpenStack Dashboard (Horizon)

6. OpenStack Identity Service (Keystone)

7. OpenStack Image Service (Glance)

Image Service (Glance)

OpenStack Image Service menyediakan beberapa fitur antara lain :

• Kemampuan untuk menyimpan virtual mesin image

• Kemampuan untuk menyimpan metadata dari virtual mesin image

• Dalam pengembangannya nantinya Glance ini akan mampu untuk


merubah format image dari format satu ke format lainnya.

• Nantinya Glance ini juga akan mempunyai kemampuan caching proxy


sebagaimana kemampuan caching pada proxy server.

Object Storage (Swift)

OpenStack Object Storage adalah Sistem yang digunakan untuk


menyimpan object dalam skala besar dengan redundandcy dan failover
built-in. Object Storage ini seringkali digunakan untuk backup data atau
pengarsipan data, video streaming,serta pengembangan applikasi berbasis
cloud dengan Object Storage di dalamnya OpenStack Image Service atau
disebut Glance Adalah salah satu produk dari OpenStack yang digunakan
untuk layanan virtual disk images.
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 19

Compute (Nova)

OpenStack Compute adalah Open souce Software yang di desain untuk


memanage jaringan-jaringan skala besar, virtual mesin serta menciptakan
platform yang scalable untuk cloud-computing. fitur-fitur lainnya dari
Openstack Compute antara lain sebagai berikut :

• Hypervisor Support : Xen, KVM,QEMU, LXC,UML VMWare ESX,


dll.

• Rescue Mode

• Management user dengan model RBAC (Role-Based Access Control).

Tentang Open Stack

OpenStack memungkinkan perusahan atau siapa saja membangun dan


menawarkan layanan komputasi awan (Cloud computing) dengan
memanfaatkan software Open Source yang bebas dan hardware standar.
OpenStack Compute merupakan software guna membangun dan
mengelola grup skala besar untuk "virtual private servers" secara
otomatis.

OpenStack Storage adalah software untuk membangun object storage


yang redundan, skalabel menggunakan clusters dari segudang commodity
servers dengan kapasitas penyimpanan data tak terbatas (ribuan terabytes
atau bahkan petabytes).
20 Cloud Computing

OpenStack dikembangkan komunitas dan perusahan pendukung, tersedia


sapenuhnya bebas menganut lisensi Apache-2.0 yang memberikan
kebebasan siapa saja untuk memanfaatkannya untuk apa saja.

Pengujian Eucalyptus dan OpenStack

• Implementasi Eucalyptus sebagai private cloud berjalan dengan baik


menggunakan dua server, sebagi node controller dan sebagai cloud
controller, jika menggunakan satu komputer saja maka performance dari
eucalyptus kurang baik.

• Implementasi Openstack sebagai private cloud berjalan dengan baik,


penulis merekomendasikan menggunakan keystone sebagi credentialnya
bukan menggunakan konfigurasi default dari openstack, karena jika
menggunakan konfigurasi secara default maka varian rule tidak dapat
digunakan.

Setelah menjalankan benchmarking dan uji rata-rata didapat kesimpulan


sebagai berikut:

a. Berdasarkan pengujian rata-rata terhadap memory (RAM), maka dapat


disimpulkan bahwa performance memory instance pada Eucalyptus lebih
baik dari pada Openstack. Baik pada pemprosesan tipe data berupa
integer maupun floating point.

b. Berdasarkan pengujian rata-rata terhadap disk (Harddisk), maka dapat


disimpulkan bahwa performance read disk instance pada OpenStack lebih
baik dari pada Eucalyptus. Dan untuk performance write disk instance
pada Eucalyptus lebih baik dari pada OpenStack.

c. Berdasarkan pengujian rata-rata terhadap processor, maka dapat


disimpulkan bahwa performance processor instance pada OpenStack
lebih baik dari pada Eucalyptus.
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 21

Dari kedua platform yang digunakan semuanya memiliki kekurangan dan


kelebihannya masih-masing tetapi lebih baik menggunakan openstack
karena untuk masa kedepannya semua perangkat-perangkat akan berbasis
menggunakan openstack Menjelaskan mengapa OpenStack yang dipilih,
Robbie Williamson dari Canonical menjelaskan : “Kami berinteraksi jauh
lebih baik dengan OpenStack”.

Salah satu rencana masa depan Canonical adalah dukungan bagi server
ARM; banyak perusahaan berharap Ubuntu Cloud bisa berjalan di server
berbasis ARM dengan daya rendah di masa depan sehingga mereka dapat
menyelesaikan banyak masalah yang berkaitan dengan sentra data
modern.Karena itu Canonical harus mendukung platform ARM. Jika
menggunakan Eucalyptys, hal ini akan menunggu apa yang dilakukan
oleh para teknisi pada Eucalyptus. Tetapi dengan OpenStack mereka
dapat mengembangkan solusi mereka sendiri bagi dukungan untuk ARM
dan membuat perubahan secara upstream bagi proyek tersebut

3.5. Sumber Daya Manusia Cloud Computing


Memahami “pemain” dalam lingkungan komputasi awan adalah hal yang
penting untuk lebih memahami cara kerja yang lebih dalam dari penyedia
platform, untuk kelangsungan bisnis atauindividu.Berikut ini adalah sumber
daya manusia yang terlibat dalam Komputasi Awan (Cloud Computing) :
1. Subscribers (Pelanggan).
Kelompok ini terdiri dari pebisnis yang menggunakan penawaran
platform -as - a - service untuk mengembangkan dan menyebarkan
aplikasi mereka. Dimana mereka mencari penawaran Cloud yang tepat
untuk menjalankan usaha mereka, sehingga mempermudah mereka
dalam berbisnis, menekan biaya usaha, efisien waktu dapat mereka
peroleh dengan menggunakan penawaran ini.
2. Publishers (Penerbit).
Ketika pelanggan mulai menggunakan suatu penawaran, mereka sering
memiliki akses ke katalog global dari aplikasi yang diterbitkan, alat- alat,
prasarana, dan platform yangmeningkatkan atau memperluas penawaran
asli. item yang ditemukan di katalog disediakan oleh penerbit. Dalam
dunia bisnis , perusahaan dapat berlangganan ke layanan ini, sementara
para pengembang mempublikasikan layanan tersebut .
3. Operator Pusat Data (Data Center Operators).
22 Cloud Computing

Se-golongan dengan penerbit (dan yang utama untuk menawarkan)


adalah operator pusatdata yang menyediakan server, penyimpanan, dan
konektivitas jaringan untuk platform.
4. Vendor untuk layanan Web Terpadu (Vendors for Integrated Web
Services).
Berbagai layanan yang tersedia di Internet, banyak yang mungkin tidak
disertakan dalamkatalog global karena layanan ters ebut diasumsikan atau
karena popularitas mereka atau karena pelayanan yang belum
dipublikasikan ke dalam catalog.
5. Penyedia Jasa OutSource (Providers for Outsourced Services).
Selain operator pusat data yang mendukung infrastruktur aplikasi,
beberapa kegiatan lainuntuk mengembangkan dan mengelola aplikasi
dapat dikelola oleh sumber daya lain, biasanya melalui outsourcing
pekerjaan .
6. Klien (Clients).
Klien adalah pengguna internet yang dapat mengakses sumber daya yang
diterbitkan.

Sponsor Cloud (Awan) adalah Pelanggan

Sebagian besar percakapan ditemukan di media adalah berbicara


tentang manfaat komputasi awan dan penawaran platform - as - a -service.

Keuntungan yang ditemukan berkisar dari pengurangan biaya dengan


kemampuan aplikasiyang memiliki konektivitas yang lebih baik. Cloud
computing pasti memiliki banyak manfaatyang tersedia bagi orang - orang
yang mengambil keuntungan dari itu. Yang menjadi pelanggan seringkali
diwajibkan untuk mengakses layanan utilitis berbasis komputasi. Dalam
berlangganan perlu terlebih dahulu melakukan Pendaftaran, dan dalam proses
pendaftaran memerlukan biaya pendaftaran dari pihak - pihak yang ingin
berlangganan . Pihak – pihak tersebut mungkin dari perorangan untuk
platform sosial, atau untuk usaha kecil dan menegah, Web 2.0 dan
perusahaan SaaS, dan perusahaan besar untuk platform lainnya.

Kebanyakan pelanggan mencari utilitas berbasis platform untuk


meringankan bebanpemilik dan mengelola server , pusat data, jaringan,
atau apapun yang terkait dengan penunjang infrastruktur komputasi. Dengan
berlangganan mereka dapat menyebarkan aplikasi, mendapatkan skala
aplikasi secara dinamis , atau mem berikan hak akses ke aplikasi dari
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 23

seluruh dunia. Mereka dapat menggunakan platform ini secara permanen atau
untuk menutup beban kerja yang berlebihan atau proyek tertentu secara
temporer.

Karena pelanggan memiliki tanggung jawab untuk melakukan


pembayaran atas penggunaan platform, mereka biasanya memiliki tujuan
bisnis yang spesifik dan memenuhi tujuan tersebut.

Platform yang mereka pilih harus mampu memenuhi tujuan bersama


mereka, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan pengurangan
biaya yang disediakan oleh langgananplatform - as - a - service mereka.
Tujuan ini berkisar , menyadari manfaat dari fleksibilitas dan skalabilitas
dari komputasi awan untuk mendapatkan “kepemimpinan“ pasar
melalui konsep global positioning di Internet .

Pelanggan bergantung pada penerbit untuk memastikan bahwa layanan


yang dibelidimanfaatkan secara efektif dan efisien, dan apapun yang
digunakan klien dipublikasikan diplatform. Dalam banyak kasus pelanggan
memiliki akses ke segala sesuatu yang diterbitkan di dalam platform Cloud .

Pembuatan Cloud : Penerbit

Penerbit membuat kompilasi dari vendor untuk perangkat lunak


independen , peralatan virtual, infrastruktur, platform, dan peralatan.
Vendor dapat mempublikasikan peralatan, arsitektur siap pakai dan aplikasi.
Apapun yang dibuat vendor ditemukan dalam sebuah katalog global. Setiap
platform - as - a - service memiliki katalog global mereka sendiri, meskipun
beberapa item seperti Web API(Application Programming Interface) dan plug
- in pada umunya dapat ditemukan dalam beberapa katalog. Penerbit dapat
menentukan pelanggan mana yang memiliki akses ke item yang di
publikasikan dan berapa harga - nya. ini pasti bermanfaat bagi platform
sosial yangdibangun berdasarkan kontribusi berbagai penerbit. Untuk
platform yang fokus pada aplikasi bisnis, penerbit dapat membagi kode
aplikasi dengan penerbit lain atau menyediakan produk jadi kepada klien.

Mayoritas penerbit adalah pengembang aplikasi. Mereka bisa membangun


aplikasi yang
mendukung pelanggan tertentu, untuk digunakan oleh pelanggan lain , untuk
digunakan oleh pengembang lain dalam rangka meningkatkan atau
24 Cloud Computing

memperluas aplikasi mereka untukpenerbitan, atau untuk pelanggan


komersial. Aplikasi mereka mungkin gratis atau ber – bayar. Dalam
beberapa platform seperti Second Life , biaya tersebut mungkin biaya
virtual yang hanya berlaku di dalam platform tersebut.

Jenis lain dari penerbit dapat ditemukan di dalam Internet . Vendor alat
perangkat keras dapat membuat perangkat lunak virtual setara dengan
peralatan mereka , seperti firewall , load balancers , peralatan keamanan
dan sejenisnya . Vendor dari platform dan middlewaremempublikasikan
paket perangkat lunak yang siap digunakan tanpa instalisasi atau
konfigurasi yang canggih. Bahkan semua arsitektur dapat ditemukan di
internet dan diumumkan oleh para ahli professional.

Penerbit mengandalakan operator pusat data untuk mempertahankan sebuah


platform yang
handal, terukur dan aman serta memelihara katalog global. Klien dan
pelanggan yang
menggunakan produk yang diterbitkan penerbit memberikan umpan balik
langsung pada nilaiproses integrasi yang lebih baik dengan HTTP daripada
layanan berbasis SOAP ( Simple Object Access Protocol). Mereka juga tidak
memerlukan penggunaan XML atau WSDL.Web services dapat digunakan
dalam beberapa cara; tiga yang paling populer adalahRPC , SOA dan
REST .
1. Remote procedure call (RPC) adalah teknologi antara proses
-proses yang memungkinkan atau mengijinkan aplikasi secara
jarak jauh menjalankan subrutin atau prosedur di komputer lain
dengan berbagi jaringan tanpa pengkodean yang jelas untuk
interaksi.
2. Layanan web Arsitektur berorientasi layanan (SOA)
didasarkan pada arsitektur danmembuat fungsi SOA diakses
melalui protokol Internet standar tanpa ketergantungan
padaplatform atau bahasa pemrograman .
3. Representasi state transfer (REST) adalah jasa / layanan yang
meniru protokol dengan membatasi antarmuka untuk seperangkat
operasi standar.

Salah satu layanan Web ini mungkin diperlukan oleh aplikasi dan layanan
yang te rdapat pada platform. Web services menambahkan komunikasi yang
dibutuhkan sebagai nilai tambah untuk sejumlah tugas yang berkaitan
Bab 3 Manajemen Pengelolaan dan Sumber Daya Manusia 25

dengan penggunaan dan pemantauan aplikasi pada web.Mereka dapat


digunakan oleh perangkat monitoring, penagihan jasa, pelacak transaksi,
mesin untuk penyimpanan dan kebijakan, dan sejenisnya.

Penyedia Jasa Outsource

Denganmanfaat dari utilitas berbasis layanan, memungkinkan perusahaan


untuk meringankan keuangan dan beban kerja sehingga bisnis inti dapat
difokuskan pada beber apa kegiatan yang masih diperlukan/dibutuhkan oleh
bisnis. Ini bisa dari pengembangan aplikasi, untuk memantauaplikasi dalam
produksi, untuk mendukung pelanggan dan untuk manajemen aplikasi.
Adabeberapa perusahaan jasa teknologi yang telah memberikan ke
seluruhan manajemen operasional bisnis bagi perusahaan. Hal ini biasanya
disebut sebagai operasi yang dikelola danmeliputi seluruh solusi IT.
Meskipun komputasi awan telah meringankan banyak beban
untukmengelola solusi IT;

Beberapa perusahaan masih melihat kegiatan outsource untuk manajemen IT


kepenyedia lainnya. Mereka mungkin tidak memiliki keahlian atau
ketrampilan yang diperlukan untuk mengelolah manajemen, tidak memiliki
peralatan yang diperlukan. Atau mereka hanya lebih suka tidak mengikat
usaha mereka dalam hal- hal tersebut.

Daftar Pustaka
Ben-Yehuda, O. A., Ben-Yehuda, M., Schuster, A., & Tsafrir, D. (n.d.).
Hotcloud12-Final45.
https://www.usenix.org/conference/hotcloud12/workshop-
program/presentation/ben-yehuda
Benson, T., Akella, A., Shaikh, A., & Sahu, S. (2011). CloudNaaS: A cloud
networking platform for enterprise applications. Proceedings of the 2nd
ACM Symposium on Cloud Computing, SOCC 2011.
https://doi.org/10.1145/2038916.2038924
Grossman, R. L. (2009). The case for cloud computing. IT Professional, 11(2),
23–27. https://doi.org/10.1109/MITP.2009.40
26 Cloud Computing

Jennings, B., & Stadler, R. (2015). Resource Management in Clouds: Survey


and Research Challenges. Journal of Network and Systems
Management, 23(3), 567–619. https://doi.org/10.1007/s10922-014-
9307-7
Parikh, S. M., Patel, N. M., & Prajapati, H. B. (2017). Resource Management
in Cloud Computing: Classification and Taxonomy. December.
http://arxiv.org/abs/1703.00374
Singh, S., & Chana, I. (2015). QoS-aware autonomic resource management in
cloud computing: A systematic review. ACM Computing Surveys, 48(3).
https://doi.org/10.1145/2843889

Didi Kurnaedi, S.Kom, S.Pd.I, M.M, M.Kom

Anda mungkin juga menyukai