Anda di halaman 1dari 1

Nama : Arya Rigar Aditya

NIT : 20DI7103
Kelas : D

1. Fungsi dan Kedudukan Sunnah


Fungsi
 Sunnah berfungsi sebagai penguat (ta’qid) atas apa yang dibawa al Qur’an
Dalam fungsinya ini, menurut para penulis sunnah melakukan ta’kid (penguat)
atas hukum-hukum yang terkandung dalam al Quran dengan mempergunakan
beberapa cara, yaitu: (a) Menegaskan kedudukan hukumnya, seperti dengan
sebutan wajib, fardlu dan sejenisnya: (b) Memerintahkan dari bahasa yang timbul
sebagai efek dari suatu perbuatan yang terlarang dan memperingatkan sanksi
hukuman yang berat bagi pelaku perbuatan terlarang; (c) Memperingatkan
amaliyah secara dawam atas suatu kewajiban dan menampakkan suatu kebencian
yang sangat terhadap suatu yang dilarang; (d) Menerangkan posisi kewajiban dan
larangan dalam syari’at Islam.
 Sunnah sebagai penjelas (tabyin) atas apa yang terdapat dalam al Qur’an
Dalam fungsinya dari segi antara lain: (a) Mengikat dari makna yang bersifat
lepas; (b) Mengkhususkan ketetapan yang telah disebutkan secara umum dalam
nas-nas al-Qur’an; (c) Menjelaskn mekanisme pelaksanaan dari ketetapan-
ketetapan dalam al Qur’an
 Sunnah sebagai mustaqillah atau menetapkan hukum yang belum ada hukumnya
dalam al Qur’an
Fungsi sunnah ini sebagai tambahan atas hukum-hukum yang tersurat dalam al-
Quran
Kedudukan
Sunnah memiliki kedudukan yang penting dalam agama Islam, ia memiliki
kedudukan kedua setelah al-Qur’an, namun kewajibannya sama seperti mengikuti al-
Qur’an. Tanpa memahami dan menguasai sunnah, siapapun tidak akan bisa memahami
al-Qur’an dengan utuh dan baik, begitu pula sebaliknya.
2. Kitab Hadist dan pengarang
a) Sahih al-Bukhari oleh al-Bukhari
b) Sahih Muslim oleh Imam Muslim
c) Sunan Abu Dawud oleh Abu Dawud
d) Sunan Tirmidhi (Jami’ At-Tirmizi) oleh At-Tirmidhi
e) Sunan An-Nasa’i (Sunan Al-Mujtaba) oleh An-Nasa’i
f) Sunan Ibn Majah oleh Ibn Majah

Anda mungkin juga menyukai