Fungsi Sunnah berfungsi sebagai penguat (ta’qid) atas apa yang dibawa al Qur’an Dalam fungsinya ini, menurut para penulis sunnah melakukan ta’kid (penguat) atas hukum-hukum yang terkandung dalam al Quran dengan mempergunakan beberapa cara, yaitu: (a) Menegaskan kedudukan hukumnya, seperti dengan sebutan wajib, fardlu dan sejenisnya: (b) Memerintahkan dari bahasa yang timbul sebagai efek dari suatu perbuatan yang terlarang dan memperingatkan sanksi hukuman yang berat bagi pelaku perbuatan terlarang; (c) Memperingatkan amaliyah secara dawam atas suatu kewajiban dan menampakkan suatu kebencian yang sangat terhadap suatu yang dilarang; (d) Menerangkan posisi kewajiban dan larangan dalam syari’at Islam. Sunnah sebagai penjelas (tabyin) atas apa yang terdapat dalam al Qur’an Dalam fungsinya dari segi antara lain: (a) Mengikat dari makna yang bersifat lepas; (b) Mengkhususkan ketetapan yang telah disebutkan secara umum dalam nas-nas al-Qur’an; (c) Menjelaskn mekanisme pelaksanaan dari ketetapan- ketetapan dalam al Qur’an Sunnah sebagai mustaqillah atau menetapkan hukum yang belum ada hukumnya dalam al Qur’an Fungsi sunnah ini sebagai tambahan atas hukum-hukum yang tersurat dalam al- Quran Kedudukan Sunnah memiliki kedudukan yang penting dalam agama Islam, ia memiliki kedudukan kedua setelah al-Qur’an, namun kewajibannya sama seperti mengikuti al- Qur’an. Tanpa memahami dan menguasai sunnah, siapapun tidak akan bisa memahami al-Qur’an dengan utuh dan baik, begitu pula sebaliknya. 2. Kitab Hadist dan pengarang a) Sahih al-Bukhari oleh al-Bukhari b) Sahih Muslim oleh Imam Muslim c) Sunan Abu Dawud oleh Abu Dawud d) Sunan Tirmidhi (Jami’ At-Tirmizi) oleh At-Tirmidhi e) Sunan An-Nasa’i (Sunan Al-Mujtaba) oleh An-Nasa’i f) Sunan Ibn Majah oleh Ibn Majah