Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

SEJARAH MUNCULNYA MADRASAH DAN SISTEM PENDIDIKAN


MADRASAH

DOSEN: Dr. St. Wardah Hanafie Das, M.Pd.I

Disusun Oleh:

M. Yusril Nasir (218250008)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

FAKULTAS FAI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Sejarah Munculnya Madrasah dan Sistem Pendidikan Madrasah” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan kami juga berterimah kepada Ibu
Dr. St. Wardah Hanafie Das, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah sejarah pendidikan
Islam di Indonesia Universitas Muhammadiyah Parepare yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka memenuhi
tugas dari mata kuliah sejarah pendidikan Islam di Indonesia dan menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang sejarah munculnya madrasah dan sistem
pendidikan madrasah. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Parepare, 26 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Maksud dan Tujuan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Madrasah.......................................................................................2
B. Sejarah Munculnya Madrasah Dari Masa ke Masa.........................................3
C. Sistem Pendidikan Madrasah..........................................................................7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Dalam Undang-undang menyatakan bahwa masyarakat berhak
memperoleh pendidikan. Di Indonesia sendiri banyak lembaga pendidikan baik
yang dikelola pemerintah,swasta maupun yayasan. Lembaga-lembaga pendidikan
ini mempunyai karakteristik tersendiri tergantung dari yayasan yang
menyelenggarakannya. bagi yang memeluk agama islam ada Pondok pesantren
yang terfokus mempelajari ajaran agama secara mendalam, juga ada madrasah
yang mengkombinasikan antara pelajaran agama dengan pelajaran umum, dan
sekolah umum yang fokus mempelajari pelajaran umum. Ketiga lembaga ini
sama-sama mempunyai peran untuk memberikan Ilmu dan memberdayakan
masyarakat. Kemunculan Madrasah menjadi penting bagi perkembangan dan
kemajuan budaya islam yang tujuan utamanya ingin mengembangkan pendidikan
islam, dan menyebar luaskan ajaran-ajaran islam. Pendidikan madrasah
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu menuju lembaga yang lebih baik,
untuk saat ini sudah banyak mengalami kemajuan, sehingga terbentuk seperti
sekolah-sekolah modern adapun bentuk-bentuk atau tingkatan-tigkatanya adalah
madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah dan Aliyah, dan dengan penbagian-pembagian
tingkatan tersebut di yakini mampu mempermudah santri atau pelajar-pelajar yang
belajar dimadrasah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Madrasah ?
2. Apa sejarah munculnya madrasah dari masa ke masa ?
3. Apa sistem pendidikan madrasah ?

C. Maksud dan Tujuan


1. Menjelaskan pengertian madrasah
2. Menjelaskan sejarah munculya madrasah dari masa ke masa
3. Mengetahui sistem pendidikan madrasah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Madrasah
Secara etimologi, kata “madrasah” dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sekolah atau perguruan yang biasanya berdasarkan
Agama Islam. Sedangkan di dalam Ensiklopedi Islam di Indonesia, kata
madrasah adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, dari kata dasar
“darasa” yang artinya “belajar”. Madrasah berarti tempat untuk belajar.
Kata darasa dengan pengertian “membaca dan belajar”, yang merupakan
akar kata madrasah itu sendiri, berasal dari Bahasa Hebrew atau Aramy.
Madrasah juga berarti Aliran atau Madzhab. Secara harfiah kata
“madrasah” berarti atau setara maknanya dengan kata Indonesia “sekolah”
(yang notabene juga bukan kata asli bahasa Indonesia). Pada umumnya
pemakaian kata madrasah dalam arti sekolah, mempunyai konotasi khusus,
yaitu sekolah-sekolah Agama Islam. Madrasah mengandung arti tempat
atau wahana dimana anak didik mengenyam pembelajaran, dengan
maksud di madrasah itulah anak menjalani proses belajar secara terarah,
terpimpin, terkendali.
Jika dikaji dari pengertian bahasa, istilah madrasah merupakan
isim makan (nama tempat), berasal dari kata darasa, yang bermakna
tempat orang belajar. Dari akar makna tersebut kemudian berkembangn
menjadi istilah yang kita pahami sebagai tempat pendidikan, khususnya
yang bernuansa Islam.
Sedangkan secara epistemologi, madrasah adalah salah satu jenis
lembaga pendidikan Islam yang berkembang di Indonesia yang diusahakan
di samping masjid dan pesantren.6 Lebih lanjut, dalam konteks Indonesia,
lembaga pendidikan ini merupakan lembaga madrasah timur tengah masa
modern karena pengaruh pendidikan barat yang diisi secara dominan
dengan kurikulum keagamaan. Meskipun demikian, karena pengaruh
pengaruh politik penjajh, sekolah dan madrasah dipandang sebagai dua

2
bentuk lembaga pendidikan yang berbeda secara dikhotomis: sekolah
bersifat sekuler dan madrasah bersifat Islam.

B. Sejarah Munculnya Madrasah Dari Masa ke Masa


a. Sejarah munculnya madrasah
Madrasah mulai didirikan dan berkembang pada abad ke 5 H atau
abad ke-10 atau ke-11 M. pada masa itu ajaran agama Islam telah
berkembang secara luas dalam berbagai macam bidang ilmu pengetahuan,
dengan berbagai macam mazhab atau pemikirannya. Pembagian bidang
ilmu pengetahuan tersebut bukan saja meliputi ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan Al-Qur’an dan hadis, seperti ilmu-ilmu Al-Qur’an,
hadits, fiqh, ilmu kalam, maupun ilmu tasawwuf tetapi juga bidang-bidang
filsafat, astronomi, kedokteran, matematika dan berbagai bidang ilmu-ilmu
alam dan kemasyarakatan.
Aliran-aliran yang timbul akibat dari perkembangan tersebut saling
berebutan pengaruh di kalangan umat Islam, dan berusaha
mengembangkan aliran dan mazhabnya masing-masing. Maka
terbentuklah madrasah-madrasah dalam pengertian kelompok pikiran,
mazhab atau aliran. Itulah sebabnya sebagian besar madrasah didirikan
pada masa itu dihubungkan dengan nama-nama mazhab yang masyhur
pada masanya, misalnya madrasah Syafi’iyah, Hanafiyah, Malikiyah atau
Hanbaliyah.
Berdasarkan dengan keterangan di atas, jelaslah bahwa
penggunaan istilah madrasah, sebagai lembaga pendidikan Islam maupun
sebagai aliran atau mazhab bukanlah sejak awal perkembangan Islam,
tetapi muncul setelah Islam berkembang luas dan telah menerima
pengaruh dari luar sehingga terjadilah perkembangan berbagai macam
bidang ilmu pengetahuan dengan berbagai macam aliran dan mazhabnya.
Islam pada awal perkembangannya sudah mempunyai lembaga
pendidikan dan pengajaran. Lembaga pendidikan dan pengajaran pada saat
itu dinamakan “kuttab”, disamping masjid, rumah, istana, dan

3
perpustakaan. Kuttab adalah suatu lembaga pengajaran yang khusus
sebagai tempat belajar membaca dan menulis.
b. Sejarah pembaharuan madrasah di Indonesia
Madrasah sebagai institusi pendidikan kegamaan di Indonesia
memiliki sejarah panjang. Pada zaman penjajahan Belanda, madrasah
didirikan untuk semua warga. Sejarah mencatat, madrasah pertama kali
berdiri di Sumatra, Madrasah Adabiyah (1908, dimotori Syekh Abdullah
Ahmad), tahun 1910 berdiri Madrasah Schoel di Batusangkar oleh Syaikh
M. Taib Umar, kemudian M. Mahmud Yunus pada 1918 mendirikan
Diniyah Schoel sebagai lanjutan dari Madrasah Schoel. Madrasah Tawalib
didirikan Syeikh Abdul Karim Amrullah di Padang Panjang. Lalu,
Madrasah Nurul Uman dididirikan H. Abdul Somad di Jambi.
Madrasah berkembang di Jawa mulai 1912. Ada model madrasah-
pesantren NU dalam bentuk Madrasah Awaliyah, Ibtidaiyah, Tsanawiyah,
Muallimin Wustha, dan Muallimin Ulya, ada madrasah yang
mengapropriasi sistem pendidikan Belanda plus, seperti Muhammadiyah
yang mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, Tsnawiyah, Muallimin,
Muballighin, dan madrasah Diniyah. Ada juga model Al-Irsyad yang
mendirikan madrasah Awaliyah, Ibtidaiyah, Madrasah Tajhiziyah,
Muallimin dan Tahassus; atau model madrasah PUI di Jabar yang
mengembangkan madrasah pertanian.
Menurut keterangan Maksum madrasah di Indonesia masih bisa
dianggap sebagai perkembangan lanjut atau pembaharuan dari lembaga
pendidikan pesantren dan surau. Menarik untuk dicatat bahwa diukur dari
ketentuan-ketentuan fisik pada abad 11-12 M struktur pesantren di
Indonesia agaknya menyerupai madrasah di Baghdad abad 11-12 M.
dalam madrasah abad pertengahan, syekh atau professor ditempatkan
sebagai pemegang otoritas, sedangkan fungsi sama dipegang oleh figur
Kyai, yang tidak hanya berfungsi sebagai guru tetapi juga sebagai
pemimpin.

4
Dalam ketidakjelasan hubungan madrasah abad 11-12 di Timur
Tengah dengan pesantren di Indonesia tersebut, sejarah pertumbuhan
madrasah di Indonesia agaknya tetap dianggap sebagai memiliki latar
belakang sejarahnya sendiri dan ini dikembalikan pada situasi awal abad
20. Hal ini mengasumsikan bahwa madrasah di Indonesia bukanlah
madrasah dalam tradisi pendidikan Islam abad 11-12 seperti di Timur
Tengah; namun sangat dimungkinkan ia merupakan konsekuensi dari
pengaruh intensif pembaharuan pendidikan Islam di Timur Tengah masa
modern.

c. Corak pembaharuan yang dilakukan


1. Faktor Pembaharuan Islam
Faktor pembaharuan ini diawali oleh usaha sejumlah tokoh
intelektual agama Islam yang dikembangkan oleh organisasi-organisasi
Islam baik di Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Bagi kalangan pembaharuan
pendidikan agaknya senantiasa dipandang sebagai aspek strategis dalam
membentuk pandangan keislaman masyarakat. Kenyataannya pandangan
keislaman ini kurang memberikan perhatian kepada masalah sosial,
politik, ekonomi, budaya serta teknologi. Karena langkah yang ditempuh
adalah memperbaharui sistem pendidikannya.
Munculnya gerakan pembaharuan ini menurut Karel A Steenbrink
akibat empat faktor. Pertama, Faktor keinginan kembali pada Al Quran
Hadits. Kedua, semangat nasionalisme dalam melawan penjajah. Ketiga,
faktor memperkuat basis gerakan social, ekonomi, budaya dan politik.
Keempat, faktor pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia.
Usaha pembaharuan kenyataan menimbulkan perselisihan antara
kaum muda yang mewakili kaum pembaharuan dan kaum tua yang
mewakili kaum konservatif. Kaum muda menentang penggunaan adat
dalam praktek keagamaan. Sedang kaum tua berangggapan bahwa selama
adat tersebut tidak berasal dari jahiliyah dan tidak bertentangan ajaran
Islam maka hal itu boleh dilakukan.

5
Ide pembaharuan Islam ini lahir dari para cendikiawan muslim timur
tengah seperti Jamaludin Al Afghani dan Muhammad Abduh. Kaum
pembaharuan berusaha membuktikan bahwa Islam bukanlah penghambat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hal ini sebagai respon terhadap
pandangan kaum orientalis yang menganggap remeh Islam sebagai
penghalang ilmu pengetahuan.
2. Peningkatan Kualitas Madrasah
Ketika awal masa kemerdekaan RI sampai adanya SKB Tiga
Menteri, madrasah dengan persentase lumayan masih konsisten berdiri di
atas orientasinya sendiri. Perubahan struktur sosial kemudian mendorong
pesantren menyesuaikan diri dengan kebutuhan mendasar yang dipolakan
oleh sistem pendidikan nasional. Berbagai komponen bidang studi yang
semula belum menjadi wilayah garapan madrasah.
Dulu madrasah hanya mengenal sistem klasikal dalam bentuk shiff
(kelas) satu sampai dengan enam atau sampai belasan (seperti di Madrasah
Mamba’ul Ulum). Kini, pengelolaannya semakin meningkat dengan
sistem manajerial madrasah. Ada komponen kurikulum secara teratur,
ketatausahaan yang lengkap dan sebagainya. Pendek kata, madrasah mulai
berusaha mengembangkan dirinya sesempurna mungkin, sebagai sisi lain
dari sistem pendidikan nasional, terutama pada waktu lembaga ini menjadi
rival Departeman Agama dengan kebijaksanaanya membentuk MWB
(Madrasah Wajib Belajar).
Bila pada awal kemerdekaan, madrasah pada galibnya menolak
campur tangan pemerintah, sikap itu muncul terutama karena negara baru
ini berwatak duniawi dan nasionalistis. Sedangkan madrasah yang dikelola
swasta memiliki tradisi keagamaan. Mulai masa MWB itu, rnadrasah
mengakomodasikan sikap. Subsidi pemerintah dalam bentuk material
mulai diterima. Maknanya, ia mulai membuka keterlibatan pemerintah
dalam dunianya. Guru Agama Negeri walaupun secara selektif mulai
diterima, bahkan menjadi kebutuhan terutama bagi yang kekurangan
tenaga guru.

6
3. Madrasah di Era Modern
Persepsi masyarakat terhadap madrasah di era modern belakangan
semakin menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang unik. Di
saat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, di saat filsafat
hidup manusia modern mengalami krisis keagamaan dan di saat
perdagangan bebas dunia makin mendekati pintu gerbangnya, keberadaan
madrasah tampak makin dibutuhkan orang.
Terlepas dari berbagai problema yang dihadapi, baik yang berasal
dari dalam sistem seperti masalah manajemen, kualitas input dan kondisi
sarana prasarananya, maupun dari luar sistem seperti persyaratan
akreditasi yang kaku dan aturan-aturan lain yang menimbulkan kesan
madrasah sebagai sapi perah, madrasah yang memiliki karakteristik khas
yang tidak dimiliki oleh model pendidikan lainnya itu menjadi salah satu
tumpuan harapan bagi manusia modern untuk mengatasi keringnya hati
dari nuansa keagamaan dan menghindarkan diri dari fenomena
demoralisasi dan dehumanisasi yang semakin merajalela seiring dengan
kemajuan peradaban teknologi dan materi. Sebagai jembatan antara model
pendidikan pesantren dan model pendidikan sekolah, madrasah menjadi
sangat fleksibel diakomodasikan dalam berbagai lingkungan.

C. Sistem Pendidikan Madrasah


Lembaga pendidikan islam bentuk madrasah sudah ada sejak
agama islam berkembang di Indonesia. Madrasah itu tumbuh dan
berkembang dari bawah dalam arti masyarakat yang di dasari oleh rasa
tanggung jawab untuk menyampaikan ajaran islam kepada generasi
penerus. Oleh karena itu madrasah pada waktu itu lebih di tekankan pada
pendalaman-pendalaman ilmu islam. Madrasah dalam bentuk ini tercatat
dalam sejarah bahwa keberadaannya telah berperan serta dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Setelah kemerdekaan RI pemrintah
mengambil langkah-langkah untuk mengadakan penyempurnaan dan

7
peningkatan mutu pendidikan madrasah sejalan dengan laju perkembangan
dan aspirasi masyarakat.
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pada periode H.A Mukti
Ali (Mantan Menteri Agama RI), ia menawarkan konsep alternative
penembangan madrasah melalui kebijakan SKB 3 menteri yang berusaha
mensejajarkan kualitas madrasah dengan non madrasah, dengan porsi
kurikulum 70% umum dan 30% agama. Pada periode Menteri Agama
Munawir Sadzali menawarkan konsep Madrasah Aliyah Program Khusus
(MAPK). Dan pada periode Menteri Agama RI H.Tarmizi Taher
menawarkan konsep madrasah sebagai sekolah umum yang berciri khas
agama islam, yang sedang berjalan hingga sekarang.dengan munculnya
SKB 3 menteri pada tahun 1975     tentang “Peningkatan Mutu Pendidikan
Madrasah” , rupanya masyarakat mulai memahami eksisteni madrasah
tersebut dalam konteks pendidikan nasional. Di dalam bab II pasal 2 di
nyatakan bahwa:
1)      Ijasah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijasah  sekolah
umum yang setingkat.
2)      Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke seolah umum setingkat lebih atas.
3)      Siswa madrasah dapat pindah ke sekolah umum setingkat.
Sistem pendidikan madrasah  mulai tersebar  di mana-mana sistem
itu terbagi menjadi dua, yaitu: mdrasah yang khusus memberikan
pendidikan dan pengajaran agama di sebut madrasah diniyah kemudian
madrasah yang di samping memberikan pengajaran agama juga memberi
pelajaran umum. Untuk tingkat dasar di sebut madrasah ibtidaiyah, untuk
tingkat menengah pertama di sebut madarsah tsanawiyah, dan untuk
tingkat menengah atas di sebut madrasah aliyah.
Perpaduan antara sistem pada pondok pesantren atau pendidikan
langgar dan sistem yang berlaku pada sekolah-sekolah modern merupakan
sistem pendidikan dan pengajaran yang dipergunakan di madrasah. Proses
tersebut berlangsung secara berangsur-angsur dan mengikuti sistem
klasikal.

8
Kemudian lahirlah madrasah-madrasah yang mengikuti sistem
perjenjangan dan bentuk-bentuk sekolah modern. Kurikulum madrasah dan
sekolah-sekolah agama masih mempertahankan agama sebagai mata pelajaran
pokok, walaupun dengan persentase yang berbeda. Pada waktu pemetintah
Republik Indonesia, Kementerian Agama yang mengadakan pembinaan dan
pengembangan terhadap sistem pendidikan madrasah melalui kementerian agama,
merasa perlu menentukan kriteria madrasah.
Pengetahuan umum yang diajarkan di madrasah adalah :
a)      Membaca dan menulis (huruf latin), bahasa Indonesia
b)      Berhitung
c)      Ilmu bumi
d)     Sejarah Indonesia dan dunia
e)      Olah raga dan kesehatan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi, kata “madrasah” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah sekolah atau perguruan yang biasanya berdasarkan Agama Islam. Sedangkan
di dalam Ensiklopedi Islam di Indonesia, kata madrasah adalah kata yang berasal
dari bahasa Arab, dari kata dasar “darasa” yang artinya “belajar”.
Madrasah mulai didirikan dan berkembang pada abad ke 5 H atau abad ke-10
atau ke-11 M. pada masa itu ajaran agama Islam telah berkembang secara luas
dalam berbagai macam bidang ilmu pengetahuan, dengan berbagai macam mazhab
atau pemikirannya.
Menurut keterangan Maksum madrasah di Indonesia masih bisa dianggap
sebagai perkembangan lanjut atau pembaharuan dari lembaga pendidikan pesantren
dan surau. Menarik untuk dicatat bahwa diukur dari ketentuan-ketentuan fisik pada
abad 11-12 M struktur pesantren di Indonesia agaknya menyerupai madrasah di
Baghdad abad 11-12 M.
Sistem pendidikan madrasah  mulai tersebar  di mana-mana sistem itu terbagi
menjadi dua, yaitu: mdrasah yang khusus memberikan pendidikan dan pengajaran
agama di sebut madrasah diniyah kemudian madrasah yang di samping memberikan
pengajaran agama juga memberi pelajaran umum. Untuk tingkat dasar di sebut
madrasah ibtidaiyah, untuk tingkat menengah pertama di sebut madarsah
tsanawiyah, dan untuk tingkat menengah atas di sebut madrasah aliyah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan


Pertengahan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004

Prof. Dr. Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta 2005

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, PT. Raja Grafindo


Persada, Jakarta 2001

Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group,


Jakarta 2007

Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta 2011

11

Anda mungkin juga menyukai