Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 4

Lembaga
. Pendidikan di
Indonesia

Madrasah

Sekolah Pesantren

PENDAHULUAN
 Pengertian Madrasah, Kata madrasah dalam
bahasa Arab berarti tempat atau wahana
untuk mengenyam proses pembelajaran.
Dalam bahasa Indonesia madrasah
disebut dengan sekolah yang berarti
bangunan atau lembaga untuk belajar
dan memberi pengajaran.
 Karenanya, istilah madrasah tidak hanya
diartikan sekolah dalam arti sempit,
tetapi juga bisa dimaknai rumah, istana,
kuttab, perpustakaan, surau, masjid, dan
lain-lain, bahkan seorang ibu juga bisa
dikatakan madrasah pemula.
Latar Belakang Berdirinya
Madrasah
1. Madrasah mulai didirikan dan berkembang pada
abad ke 5 H atau abad ke-10 atau ke-11 M.
pada masa itu ajaran agama Islam telah
berkembang secara luas dalam berbagai macam
bidang ilmu pengetahuan, dengan berbagai
macam mazhab atau pemikirannya.
2. Aliran-aliran yang timbul akibat dari
perkembangan tersebut saling berebutan
pengaruh di kalangan umat Islam, dan
berusaha mengembangkan aliran dan
mazhabnya masing-masing. Maka terbentuklah
madrasah-madrasah dalam pengertian
kelompok pikiran, mazhab atau aliran.
.
Berdasarkan dengan keterangan di
atas, jelaslah bahwa penggunaan istilah
madrasah, sebagai lembaga pendidikan
Islam maupun sebagai aliran atau
mazhab bukanlah sejak awal
perkembangan Islam, tetapi muncul
setelah Islam berkembang luas dan
telah menerima pengaruh dari luar
sehingga terjadilah perkembangan
berbagai macam bidang ilmu
pengetahuan dengan berbagai macam
aliran dan mazhabnya.
 Kontribusi Madrasah dalam Pendidikan
Indonesia
 Pendirian madrasah oleh para pemuka
muslim di berbagai pelosok negeri
memainkan peranan yang sangat penting
dalam membuka akses bagi masyarakat
miskin dan terpencil untuk memperoleh
layanan pendidikan. Komitmen moral ini
dalam kenyataan tidak pernah surut,
sehingga secara kelembagaan madrasah
terus mengalami perkembangan yang
sangat pesat hingga sekarang
Jenjang Pendidikan
Madrasah
 .

Madrasah Madrasah
Ibtidaiyah Aliyah

Madrasah
Tsanawiya
h
Sekolah

 Pengertian Sekolah, Sekolah berasal dari


bahasa Belanda school, bahasa Jerman
die scrule, bahasa Inggris school yang
artinya sama dengan sekolah, yaitu
suatu lembaga pendidikan. Sekolah
dapat diartikan sebagai gedung tempat
belajar, waktu berlangsung pelajaran
dan usaha menuntut pelajaran kegiatan
belajar mengajar. Terlepas dari
pengertian ini, sekolah merupakan
lembaga pendidikan formal sebagai
tempat belajar siswa.
David Popenoe mengemukakan pendapat
yang lebih terperinci mengenai fungsi
pendidikan sekolah. Menurut beliau ada
empat macam fungsi pendidkan, yaitu

1.      Transmisi kebudayaan masyarakat


2.      Menolong individu memilih dan
melakukan peranan sosialnya
3.      Menjamin integrasi sosial
4.      Sebagai sumber inovasi sosial.
Pendidikan sekolah termasuk masalah
sosial, sehingga dalam kelembagaannya
tidak terlepas dari lembaga sosial yang
ada. Lembaga disebut juga institusi atau
pranata, sedangkan lembaga sosial adalah
suatu bentuk organisasi yang tersusun
relatif tetap atas pola-pola tingkah laku,
peranan-peranan dan relasi-relasi yang
terarah dalam mengikat individu yang
mempunyai otoritas formal dan sanksi
hukum, guna tercapainya kebutuhan-
kebutuhan sosial dasar.
Pendidikan sekolah yang berlangsung
melalui proses operasional dalam
mencapai tujuannya, memerlukan model
dan sistem yang konsisten dan dapat
mendukung nilai-nilai moral spritual yang
melandasinya. Nilai-nilai tersebut
diaktualisasikan berdasarkan orientasi
kebutuhan perkembangan fitrah siswa
yang dipadu dengan pengaruh lingkungan
kultural yang ada.
Jenjang
Pendidikan
. Sekolah

. Sekolah
Sekolah Menengah
Dasar Atas

Sekolah
Menengah
Pertama
Pesantren
1. Pengertian Pesantren : Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama, tempat
santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan
secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam,
dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama)
dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab
umum
2. bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail,
serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian
dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan
bermasyarakat
3. Secara terminologis, pesantren didefinisikan sebagai
lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari,
memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral
keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Mastuhu secara lebih abstrak dan rinci
mengemukakan pula unsur-unsur
pesantren yang dikalsifikasikannya ke
dalam tiga hal:
(1) Pelaku: kiai, ustaz, santri dan
pengurus;
(2) Sarana perangkat keras: masjid,
rumah kiai, rumah ustaz, pondok, dan
gedung
(3) Sarana perangkat lunak: tujuan,
kurikulum, sumber belajar yaitu kitab,
buku-buku dan sumber belajar lainnya,
cara belajar-mengajar.
Berikut adalah elemen-elemen yang ada
dalam pesantren menurut Dhofier
Adalah:
1. Pondok
2. Mesjid
3. Pengajaran Kitab-Kitab Klasik
4. Santri
5. Kiai
Secara intelektual, Abuddin Nata mengemukakan bahwa
seoranh kiai harus memenuhi beberapap persyaratan
akademik, yaitu:

Adalah:
1. Menguasai Ilmu Secara Mendalam
2. Ilmu nya diakui masyarakat
3. Menguasai kitab-kitab kuning dengan
baik
4. Taat Beribadah
5. Mandiri dalam Bersikap
6. Tidak mau mendatangi penguasa
7. Mempunyai Genealogi dengan kiai lain
8. Mempunyai/memperoleh Ilham
Menurut M.Arifin bahwa tujuan didirikannnya
pendidikan pesantren pada dasarnya terbagi pada
dua yaitu:

a.          Tujuan Khusus


Yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi
orang ‘alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh
Kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya
dalam masyarakat.

b.         Tujuan Umum


Yakni membimbing anak didik agar menjadi manusia
yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan
ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam
masyarakat sekitar dan melalui ilmu dan amalnya.
Ciri-Ciri Pesantren:
1.Adanya hubungan akrab antar santri dengan
kiainya.
2.Adanya kepatuhan santri kepada kiai.
3.Hidup hemat dan sederhana
4.Kemandirian sangat terasa dipesantren
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana
persaudaraan
6.Disiplin sangat dianjurkan
7.Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia.
8.Pemberian ijazah
Sistem Pendidikan Pondok Pesantren
1. Memakai Sistem Tradisional
2. Kehidupan dipesantren
menampakkan semangat
demokrasi
3. Para santri tidak mengidap
penyakit simbolis
4. Sistem pondok pesantren
mengutamakan kesederhanaan
5. Alumni pondok pesantren tak
ingin menduduki jabatan
pemeritahan

Anda mungkin juga menyukai