Saat pertama kali mendengar kata “garam”, apa yang muncul di benakmu? Pasti garam dapur
yang rasanya asin itu kan? Garam dapur yang kegunaannya sebagai bumbu agar masakan tidak
terasa hambar?
Kamu benar! Garam dapur adalah salah satu contoh dari garam, tetapi masih banyak contoh
lainnya. Jadi garam dapur itu bukan satu-satunya garam ya :)
Reaksi penggaraman adalah reaksi kimia yang menghasilkan produk berupa garam. Sebelum
menyelam lebih jauh, sudahkah kamu tahu apa definisi sebenarnya dari garam?
Berdasarkan jenis reaksinya, pembentukan garam dapat terjadi melalui 4 jenis reaksi
penggaraman, yaitu:
o Reaksi penggaraman I,
o Reaksi penggaraman II,
o Reaksi penggaraman III, dan
o Reaksi penggaraman IV
Sudah siap? Yuk kita bahas tuntas semuanya :)
Reaksi Penggaraman I
Reaksi penggaraman I adalah reaksi kimia yang menghasilkan produk berupa garam normal.
Adapun reaktan yang dibutuhkan berupa asam, basa, oksida asam, maupun oksida basa.
Reaksi penggaraman I merupakan reaksi kimia yang bersifat metatetik (substitusi), yaitu reaksi
kimia yang hanya melibatkan pertukaran ion saja, tanpa ada perubahan bilangan oksidasi (biloks).
Secara umum, ada 5 jenis reaksi yang tergolong ke dalam reaksi penggaraman I yaitu:
o Asam + Basa --> Garam + H2O
o Oksida Asam + Basa --> Garam + H2O
o Asam + Oksida Basa --> Garam + H2O
o Oksida Asam + Oksida Basa --> Garam
o NH3 + Asam --> Garam Ammonium (Khusus Pembuatan Garam Ammonium)
Contoh Reaksi Penggaraman I
Tuliskan semua reaksi pembentukan garam MgSO4 berdasarkan reaksi penggaraman I!
Reaksi Penggaraman II
Kalau tadi kita sudah membahas reaksi penggaraman I, kali ini kita lanjut ke reaksi penggaraman
II ya! Hehehe.
Sebelum lanjut, saya akan sedikit kasih bocoran mengenai reaksi penggaraman II…
Reaksi penggaraman II lebih susah dibandingkan reaksi penggaraman I. Jadi kamu harus lebih
konsentrasi dalam memperhatikannya ya :)
Aqua regia merupakan campuran antara 1 bagian HNO3 pekat dan 3 bagian HCl pekat. Meskipun
menggunakan HNO3 pekat, akan tetapi reduksi dari aqua regia menghasilkan gas NO bukan NO2.
Sedangkan Asam Non-Oksidator adalah asam yang hanya mampu mengoksidasi logam menjadi
kation dengan biloks terendah-nya saja.
Adapun asam yang tergolong asam non-oksidator adalah semua asam selain HNO3 pekat,
HNO3 encer, H2SO4 pekat, dan aqua regia.
Deret Volta/Nernst
Deret volta (dikenal juga sebagai deret Nerst) adalah sekumpulan logam yang disusun
berdasarkan kenaikan nilai potensial standar reduksi-nya. Adapun urutan logam dalam deret
Volta adalah:
K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Fe-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Karena logam sebelah kanan mudah mengalami reduksi, maka otomatis logam tersebut bersifat
sebagai oksidator. Semakin ke kanan, maka sifat oksidator dari logam semakin kuat.
Penggolongan Reaksi Penggaraman II
Penggolongan reaksi penggaraman II didasarkan pada reaktan yang digunakan. Dengan demikian,
ada lima buah klasifikasi dalam reaksi penggaraman II, yaitu:
o Reaksi Logam + Asam Non-Oksidator
o Reaksi Logam + Asam Oksidator
o Reaksi Logam + Aqua Regia
o Reaksi Logam + Garam
o Reaksi Logam + Air
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam reaksi logam + aqua regia adalah:
o Semua logam, tanpa terkecuali, mampu bereaksi dengan aqua regia
o Garam klorida yang dihasilkan berupa garam –i (garam dengan bilangan oksidasi tertinggi)
o Khusus untuk Au dan Pt tidak terbentuk garam klorida, melainkan terbentuk senyawa
kompleks H[AuCl4] dan H2[PtCl6].
Nama IUPAC dari senyawa kompleks H[AuCl 4] adalah Asam Tetrakloro Aurat (III), sedangkan
H2[PtCl6] adalah Asam Heksakloro Platinat (IV).
Logam + Garam
Pada reaksi Logam + Garam ini, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
o Logam L + Garam MZ, dan
o Logam L + Garam LZ
Pasti kamu bertanya-tanya mengapa logamnya L padahal tidak ada unsur L? Dan kamu juga
bingung kenapa garamnya MZ padahal tidak ada unsur M dan unsur Z?
Huruf L dan MZ itu hanya perumpamaan saja, seperti variabel X dan Y dalam Matematika. Kamu
bebas mengganti huruf L dan MZ dengan huruf apapun yang kamu mau.
Jadi sudah mengerti masalah logam L dan garam MZ? Nggak bingung lagi kan? Hehehe
Logam L + Garam MZ
Pada reaksi ini, logam L akan teroksidasi menjadi garam LZ dan garam MZ akan tereduksi
menjadi logam M. Sehingga reaksi lengkapnya menjadi:
Mg + CuSO4 --> Cu + MgSO4
Fe + 2AgNO3 --> Ag + Fe(NO3)2
2Al + 3Pb(NO3)2 --> 3Pb + 2Al(NO3)3
Ni + Hg(NO3)2 --> Hg + Ni(NO3)2
2Cu + 2AgNO3 2Ag + Cu2(NO3)2
K + BaSO4 --> reaksi tidak dapat berlangsung karena BaSO4 sukar larut dalam air
Cu + ZnSO4 --> reaksi tidak dapat berlangsung karena Cu berada di sebelah kanan Zn dalam deret
Volta
Logam L + Garam LZ
Reaksi Logam L + Garam LZ cukup unik karena jenis logam dan kation logam yang
digunakannya sama.
Adapun semua syarat yang harus dipenuhi dalam reaksi ini adalah:
o Logam L harus sama dengan kation pada garam LZ
o Garam LZ memiliki bilangan oksidasi logam L yang tinggi,
o Produk yang dihasilkan adalah garam LZ dengan bilangan oksidasi yang rendah
Fe + Fe2(SO4)3 --> 3FeSO4
Sn + SnCl4 --> 2SnCl2
Cu + CuSO4 --> Cu2SO4
Hg + HgCl2 --> Hg2Cl2
Beberapa jenis logam ternyata mampu bereaksi dengan air membentuk basa atau oksida basa-nya,
tergantung dari jenis logam apa yang digunakan.
Selain itu, fasa dan temperatur air juga berpengaruh pada produk yang dihasilkan.
Logam K sampai Na pada deret Volta mampu bereaksi dengan air pada suhu ruang
menghasilkan basa-nya dan gas Hidrogen. Contohnya reaksinya sebagai berikut:
Sedangkan untuk logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air mendidih saja menghasilkan oksida
basa-nya dan Hidrogen. Adapun reaksinya adalah:
Karena reaksi penggaraman III melibatkan aspek kelarutan garam di dalam reaksinya, maka kamu
harus mengetahui terlebih dahulu kelarutan berbagai jenis garam di dalam air maupun asam kuat
encer. Berikut disajikan tabelnya ya (klik untuk memperbesar).
Reaksi Garam + Garam
Secara umum, reaksi penggaraman III garam + garam dapat dituliskan sebagai berikut:
Masih sama seperti tadi, bahwa huruf M, Z, P, dan Q di sini hanyalah penggambaran saja. Seperti
variabel X dan Y dalam Matematika. Kamu bebas menggantinya sesukamu :)
1. Jika garam MQ atau PZ yang terbentuk adalah FeI 3, Fe2S3, Cu(CN)2, atau CuI2, maka
garam tersebut seketika mengurai menurut persamaan reaksi:
2FeI3 --> 2FeI2 + I2
Fe2S3 --> FeS + S
2CuI2 --> Cu2I2 + I2
2Cu(CN)2 --> Cu2(CN)2 + (CN)2
Contoh reaksinya:
Adapun semua syarat yang wajib dipenuhi dalam reaksi ini antara lain:
o Garam MZ dan basa LOH kedua-duanya harus mudah larut dalam air
o Garam LZ atau basa MOH atau kedua-duanya sukar larut dalam air sehingga mengendap, atau
basa LOH yang terbentuk merupakan NH4OH yang seketika terurai menjadi NH3 dan H2O
Oh iya, sudah tahu apa itu asam dan basa amfoter? Zat yang bersifat amfoter adalah zat
yang bisa bertindak sebagai asam dan basa sekaligus, atau dengan kata lain
menyesuaikan dengan keadaan lingkungannya.
Apabila lingkungannya asam maka zat amfoter akan bersifat sebagai basa. Begitu pula
sebaliknya, jika lingkungannya bersifat basa maka zat amfoter dapat menyesuaikan
dirinya menjadi asam.
Kamu dapat melihat daftar asam dan basa amfoter pada tabel di bawah ini (klik untuk
memperbesar).
Contoh reaksi Garam Amfoter + Basa kuat berlebih dari penggaraman III:
Ada lima kemungkinan reaksi yang dapat terjadi, tergantung dari reaktan yang
digunakan:
o Garam MB mudah larut dalam air
o Garam MB sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam asam kuat encer seperti
HCl, HBr, HI, HNO3, maupun H2SO4 encer
o Garam MB sukar larut dalam air maupun asam kuat encer
o Garam MB adalah garam amfoter dan asam HZ adalah asam berlebihan
o Asam HZ berupa asam oksidator atau asam reduktor
Contoh reaksinya dapat dilihat sebagai berikut (angka di sebelah kanan menunjukkan
syarat yang dipenuhi):
Garam MZ Sukar Larut Dalam Air Tetapi Mudah Larut Dalam Asam Kuat Encer
Syarat yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berlangsung adalah Asam HZ yang
digunakan harus asam kuat. Apabila Asam HZ yang digunakan bukan asam kuat, maka
reaksi tidak dapat berlangsung.
Dalam hal ini reaksi tidak dapat berlangsung disebabkan karena garam MZ sukar larut
dalam air maupun asam kuat encer.
AgCl + HNO3 --> reaksi tidak dapat berlangsung karena AgCl sukar larut dalam air dan
asam kuat encer
BaSO4 + HCl --> reaksi tidak dapat berlangsung karena BaSO4 sukar larut dalam air dan
asam kuat encer
HgI2 + H2SO4 --> reaksi tidak dapat berlangsung karena HgI2 sukar larut dalam air dan
asam kuat encer
Garam-garam yang bersifat amfoter memiliki reaksi yang lebih panjang karena sifatnya
yang “fleksibel”. Masih ingatkah karakteristik dari zat amfoter?
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa zat amfoter bisa bersifat sebagai asam atau basa.
Jika penambahan asam dilakukan berlebih maka zat amfoter akan bertindak sebagai
basa dan bereaksi lagi menghasilkan garam dan air.
Asam oksidator adalah asam yang mampu meningkatkan bilangan oksidasi dari zat lain,
sedangkan dirinya sendiri mengalami reduksi (baca kembali reaksi penggaraman II di
atas).
Contoh asam oksidator adalah H2SO4 pekat, HNO3 pekat, HNO3 encer, dan Aqua Regia.
Jika garam MZ memiliki bilangan oksidasi yang rendah, maka garam MZ tersebut akan
mengalami oksidasi bila direaksikan dengan Asam Oksidator.
Jika garam MZ memiliki bilangan oksidasi yang tinggi (khususnya Fe 3+ dan Cu2+)
direaksikan dengan Asam Reduktor, maka garam MZ tersebut akan mengalami
penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan HI akan teroksidasi menjadi I2 dan H2S akan
teroksidasi menjadi S.
Contoh reaksi Garam MZ dan Asam Reduktor dapat dilihat di bawah ini:
Fe2(SO4)3 + H2S --> 2FeSO4 + H2SO4 + S
2FeCl3 + 2HI --> 2FeCl2 + 2HCl + I2
2CuSO4 + 4HI --> 2Cu2I2 + I2 + 2H2SO4
Reaksi Penggaraman IV
Ini adalah jenis reaksi penggaraman yang terakhir dari kesemuanya.
Penutup
Itulah materi Reaksi Penggaraman I, II, III, dan IV yang sangat panjang dan
melelahkan, hehehe. Saya yakin kalau kamu mempunyai niat dan tekad yang
kuat untuk belajar, maka pelajaran sesulit apapun akan kamu kuasai, Insya Allah.
Pada dasarnya, reaksi penggaraman yang paling sederhana ialah reaksi antara HCl dan
NaOH menghasillkan garam dapur (NaCl) dan air.
Sebagaimana kita ketahui bahwa HCl adalah asam kuat yang bersifat korosif sedangkan
NaOH adalah basa kuat yang terasa licin dan gatal apabila tersentuh dengan kulit.
Namun jika keduanya bereaksi akan menghasilkan garam dapur yang sangat berguna
sebagai bumbu sehingga masakan tidak terasa hambar.
Reaksi yang sederhana ini mengajarkan kita untuk menurunkan rasa egois pada diri
masing-masing sekaligus menghargai pendapat orang lain. Ketika ide-ide dan pikiran
dari berbagai kepala dipadukan, maka terciptalah sebuah karya yang kelak bermanfaat
bagi banyak orang.
Sekian, terima kasih telah membaca artikel komprehensif mengenai reaksi penggaraman
I, II, III, dan IV. Semoga bermanfaat. Have a nice day!