Anda di halaman 1dari 19

Reaksi Penggaraman I, II, III, dan IV [Kupas Tuntas]

Saat pertama kali mendengar kata “garam”, apa yang muncul di benakmu? Pasti garam dapur
yang rasanya asin itu kan? Garam dapur yang kegunaannya sebagai bumbu agar masakan tidak
terasa hambar?
Kamu benar! Garam dapur adalah salah satu contoh dari garam, tetapi masih banyak contoh
lainnya. Jadi garam dapur itu bukan satu-satunya garam ya :)
Reaksi penggaraman adalah reaksi kimia yang menghasilkan produk berupa garam. Sebelum
menyelam lebih jauh, sudahkah kamu tahu apa definisi sebenarnya dari garam?

Berdasarkan jenis reaksinya, pembentukan garam dapat terjadi melalui 4 jenis reaksi
penggaraman, yaitu:
o Reaksi penggaraman I,
o Reaksi penggaraman II,
o Reaksi penggaraman III, dan
o Reaksi penggaraman IV
Sudah siap? Yuk kita bahas tuntas semuanya :)

Reaksi Penggaraman I
Reaksi penggaraman I adalah reaksi kimia yang menghasilkan produk berupa garam normal.
Adapun reaktan yang dibutuhkan berupa asam, basa, oksida asam, maupun oksida basa.

Untuk lebih memahami tentang asam dan basa, kamu bisa membacanya pada penjelasan asam


dan basa menurut para ahli kimia. Sedangkan jika kamu ingin lebih tahu mengenai oksida asam
dan oksida basa, kamu bisa buka postingan sebelumnya mengenai senyawa oksida asam dan
oksida basa.

Reaksi penggaraman I merupakan reaksi kimia yang bersifat metatetik (substitusi), yaitu reaksi
kimia yang hanya melibatkan pertukaran ion saja, tanpa ada perubahan bilangan oksidasi (biloks).
Secara umum, ada 5 jenis reaksi yang tergolong ke dalam reaksi penggaraman I yaitu:
o Asam + Basa --> Garam + H2O
o Oksida Asam + Basa --> Garam + H2O
o Asam + Oksida Basa --> Garam + H2O
o Oksida Asam + Oksida Basa --> Garam
o NH3 + Asam --> Garam Ammonium (Khusus Pembuatan Garam Ammonium)
Contoh Reaksi Penggaraman I 
Tuliskan semua reaksi pembentukan garam MgSO4 berdasarkan reaksi penggaraman I!

H2SO4 + Mg(OH)2 --> MgSO4 + 2H2O


SO3 + Mg(OH)2 --> MgSO4 + H2O
H2SO4 + MgO --> MgSO4 + H2O
SO3 + MgO --> MgSO4
MgSO4 bukan garam Ammonium

Tuliskan semua reaksi pembentukan garam NH4Cl berdasarkan reaksi penggaraman I!

HCl + NH4OH --> NH4Cl + H2O


HCl tidak memiliki oksida asam
NH4OH tidak memiliki oksida basa
HCl dan NH4OH tidak memiliki oksida asam dan oksida basa
NH3 + HCl --> NH4Cl

Tuliskan semua reaksi pembentukan garam (NH4)3PO4 berdasarkan reaksi penggaraman I!

H3PO4 + 3NH4OH --> (NH4)3PO4 + 3H2O


P2O5 + 6NH4OH --> 2(NH4)3PO4 + 3H2O
NH4OH tidak memiliki oksida basa
NH4OH tidak memiliki oksida basa
3NH3 + H3PO4 --> (NH4)3PO4

Reaksi Penggaraman II
Kalau tadi kita sudah membahas reaksi penggaraman I, kali ini kita lanjut ke reaksi penggaraman
II ya! Hehehe.
Sebelum lanjut, saya akan sedikit kasih bocoran mengenai reaksi penggaraman II…
Reaksi penggaraman II lebih susah dibandingkan reaksi penggaraman I. Jadi kamu harus lebih
konsentrasi dalam memperhatikannya ya :)

Reaksi penggaraman II adalah reaksi pembentukan garam normal yang melibatkan reaksi


oksidasi-reduksi (redoks) dengan reaktan berupa logam yang bereaksi dengan asam oksidator,
asam non-oksidator, garam, maupun dengan air.
Adapun logam yang direaksikan tidak bisa sembarang logam, ada ketentuannya yang disebut
dengan deret Volta.
Karena melibatkan asam oksidator, asam non-oksidator, dan deret Volta, maka ada baiknya kita
bahas terlebih dahulu.

Asam Oksidator dan Asam Non-Oksidator


Asam Oksidator adalah asam yang mampu menaikkan biloks. Biloks yang dinaikkan
cukup signifikan. Asam oksidator bisa mengoksidasi logam (biloks = 0) menjadi
kationnya dengan biloks tertinggi.
Contoh asam oksidator adalah HNO3 pekat, HNO3 encer, dan yang terakhir adalah H2SO4 pekat.
Dalam reaksinya, HNO3 pekat akan tereduksi menjadi gas NO2, HNO3 encer menjadi gas NO, dan
H2SO4 pekat menjadi gas SO2.
Selain itu, aqua regia juga merupakan campuran asam yang bersifat oksidator.

Aqua regia merupakan campuran antara 1 bagian HNO3 pekat dan 3 bagian HCl pekat. Meskipun
menggunakan HNO3 pekat, akan tetapi reduksi dari aqua regia menghasilkan gas NO bukan NO2.

Sedangkan Asam Non-Oksidator adalah asam yang hanya mampu mengoksidasi logam menjadi
kation dengan biloks terendah-nya saja.
Adapun asam yang tergolong asam non-oksidator adalah semua asam selain HNO3 pekat,
HNO3 encer, H2SO4 pekat, dan aqua regia.

Deret Volta/Nernst
Deret volta (dikenal juga sebagai deret Nerst) adalah sekumpulan logam yang disusun
berdasarkan kenaikan nilai potensial standar reduksi-nya. Adapun urutan logam dalam deret
Volta adalah:

K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Fe-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au

Semakin ke kanan, terjadi kenaikan nilai potensial standar reduksi yang mengakibatkan logam di


sebelah kanan lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan logam di sebelah kiri.

Karena logam sebelah kanan mudah mengalami reduksi, maka otomatis logam tersebut bersifat
sebagai oksidator. Semakin ke kanan, maka sifat oksidator dari logam semakin kuat.
Penggolongan Reaksi Penggaraman II
Penggolongan reaksi penggaraman II didasarkan pada reaktan yang digunakan. Dengan demikian,
ada lima buah klasifikasi dalam reaksi penggaraman II, yaitu:
o Reaksi Logam + Asam Non-Oksidator
o Reaksi Logam + Asam Oksidator
o Reaksi Logam + Aqua Regia
o Reaksi Logam + Garam
o Reaksi Logam + Air

Logam + Asam Non-Oksidator


Sebagaimana telah dijelaskan bahwa reaksi logam dengan asam non-oksidator akan menghasilkan
garam dengan valensi kation yang terendah.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam reaksi logam + asam non-oksidator adalah:
o Asam yang digunakan harus asam non-oksidator
o Logam yang digunakan harus berada di sebelah kiri Hidrogen pada deret Volta,
o Jika logamnya memiliki lebih dari satu jenis bilangan oksidasi, maka garam yang
dihasilkan adalah garam-o (garam dengan bilangan oksidasi terendah).

Contoh Reaksi Logam + Asam Non-Oksidator

Fe + 2HCl --> FeCl2 + H2


Mg + H2SO4 encer --> MgSO4 + H2
Pb + 2CH3COOH --> Pb(CH3COO)2 + H2
Pb + 2HCl --> PbCl2 + H2 tetapi reaksi cepat berhenti karena PbCl2 sukar larut dalam air sehingga
endapan PbCl2 menutupi permukaan logam Pb
Cu + HBr --> tidak bisa bereaksi karena Cu di sebelah kanan Hidrogen pada deret Volta

Logam + Asam Oksidator


Syarat yang harus dipenuhi dalam reaksi logam + Asam Oksidator antara lain:
o Semua logam dapat bereaksi dengan Asam Oksidator, kecuali Pt dan Au
o Beberapa non-logam juga bisa bereaksi dengan asam oksidator (khususnya HNO3 pekat).
Contohnya adalah P4 dioksidasi menjadi H3PO4, S dioksidasi jadi H2SO4, C dioksidasi jadi
CO2, As dioksidasi jadi H3AsO4, Sb dioksidasi jadi H3SbO4, dan I2 dioksidasi jadi HIO3.
o Pada reaksi antara logam dengan Asam Oksidator akan dihasilkan garam dengan bilangan
oksidasi yang tertinggi (garam –i). Akan tetapi hal ini tidak berlaku jika logam yang digunakan
berlebihan.
o Jika logam yang digunakan berlebihan, maka garam yang dihasilkan adalah garam –o (garam
dengan bilangan oksidasi terendah).
o Khusus untuk logam Sn, jika Sn bereaksi dengan HNO3 pekat akan menghasilkan Asam
Metastanat dengan rumus molekul (H2SnO3)n
Contoh Reaksi Logam + Asam Oksidator

Cu + 2H2SO4 pekat --> CuSO4 + H2O + SO2


Cu + 4HNO3 pekat --> Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2
2Fe + 6H2SO4 pekat --> Fe2(SO4)3 + 6H2O + 3SO2
n Sn + 4n HNO3 pekat --> (H2SnO3)n + n H2O + 4n NO2
6Hg (berlebih) + 8HNO3 encer --> 3Hg2(NO3)2 + 4H2O + 2NO
P4 + 20HNO3 pekat --> 4H3PO4 + 4H2O + 20NO2
S + 6HNO3 pekat --> H2SO4 + 2H2O + 6NO2
C + 4HNO3 pekat --> CO2 + 2H2O + 4NO2

Logam + Aqua Regia


Secara bahasa, aqua artinya adalah air dan regia artinya raja. Jadi secara bahasa, aqua regia
adalah air raja. Julukan ini diberikan karena aqua regia mampu melarutkan semua jenis
logam yang ada di dunia ini. Hebat ya!

Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam reaksi logam + aqua regia adalah:
o Semua logam, tanpa terkecuali, mampu bereaksi dengan aqua regia
o Garam klorida yang dihasilkan berupa garam –i (garam dengan bilangan oksidasi tertinggi)
o Khusus untuk Au dan Pt tidak terbentuk garam klorida, melainkan terbentuk senyawa
kompleks H[AuCl4] dan H2[PtCl6].

Nama IUPAC dari senyawa kompleks H[AuCl 4] adalah Asam Tetrakloro Aurat (III), sedangkan
H2[PtCl6] adalah Asam Heksakloro Platinat (IV).

Contoh reaksi logam + Aqua Regia

Fe + HNO3 pekat + 3HCl pekat --> FeCl3 + 2H2O + NO


3Hg + 2HNO3 pekat + 6HCl pekat --> 3HgCl2 + 4H2O + 2NO
Au + HNO3 pekat + 4HCl pekat --> H[AuCl4] + 2H2O + NO
3Pt + 4HNO3 pekat + 18HCl pekat --> 3H2[PtCl6] + 8H2O + 4NO

Logam + Garam
Pada reaksi Logam + Garam ini, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
o Logam L + Garam MZ, dan
o Logam L + Garam LZ
Pasti kamu bertanya-tanya mengapa logamnya L padahal tidak ada unsur L? Dan kamu juga
bingung kenapa garamnya MZ padahal tidak ada unsur M dan unsur Z?

Huruf L dan MZ itu hanya perumpamaan saja, seperti variabel X dan Y dalam Matematika. Kamu
bebas mengganti huruf L dan MZ dengan huruf apapun yang kamu mau.

Jadi sudah mengerti masalah logam L dan garam MZ? Nggak bingung lagi kan? Hehehe

Logam L + Garam MZ

Pada reaksi ini, logam L akan teroksidasi menjadi garam LZ dan garam MZ akan tereduksi
menjadi logam M. Sehingga reaksi lengkapnya menjadi:

Logam L + Garam MZ --> Logam M + Garam LZ

Reaksi penggaraman di atas dapat berlangsung apabila semua syarat di bawah terpenuhi:


o Garam MZ harus mudah larut dalam air,
o Logam L harus di sebelah kiri M dalam deret Volta,
o Garam LZ yang terbentuk memiliki bilangan oksidasi logam yang rendah

Contoh reaksinya adalah:

Mg + CuSO4 --> Cu + MgSO4
Fe + 2AgNO3 --> Ag + Fe(NO3)2
2Al + 3Pb(NO3)2 --> 3Pb + 2Al(NO3)3
Ni + Hg(NO3)2 --> Hg + Ni(NO3)2
2Cu + 2AgNO3  2Ag + Cu2(NO3)2
K + BaSO4 --> reaksi tidak dapat berlangsung karena BaSO4 sukar larut dalam air
Cu + ZnSO4 --> reaksi tidak dapat berlangsung karena Cu berada di sebelah kanan Zn dalam deret
Volta

Logam L + Garam LZ

Reaksi Logam L + Garam LZ cukup unik karena jenis logam dan kation logam yang
digunakannya sama.
Adapun semua syarat yang harus dipenuhi dalam reaksi ini adalah:
o Logam L harus sama dengan kation pada garam LZ
o Garam LZ memiliki bilangan oksidasi logam L yang tinggi,
o Produk yang dihasilkan adalah garam LZ dengan bilangan oksidasi yang rendah

Contoh reaksi dari Logam L + Garam LZ adalah:

Fe + Fe2(SO4)3 --> 3FeSO4
Sn + SnCl4 --> 2SnCl2
Cu + CuSO4 --> Cu2SO4
Hg + HgCl2 --> Hg2Cl2

Reaksi Logam + Air


Ini adalah reaksi terakhir dari reaksi penggaraman II lho!

Beberapa jenis logam ternyata mampu bereaksi dengan air membentuk basa atau oksida basa-nya,
tergantung dari jenis logam apa yang digunakan.

Selain itu, fasa dan temperatur air juga berpengaruh pada produk yang dihasilkan.

Logam K sampai Na pada deret Volta mampu bereaksi dengan air pada suhu ruang
menghasilkan basa-nya dan gas Hidrogen. Contohnya reaksinya sebagai berikut:

2K + 2H2O --> 2KOH + H2


Ba + 2H2O --> Ba(OH)2 + H2
Sr + 2H2O --> Sr(OH)2 + H2
Ca + 2H2O --> Ca(OH)2 + H2
2Na + 2H2O --> 2NaOH + H2

Sedangkan untuk logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air mendidih saja menghasilkan oksida
basa-nya dan Hidrogen. Adapun reaksinya adalah:

Mg + H2O (air mendidih) --> MgO + H2


Dan yang terakhir adalah logam Al, Zn, dan Fe yang hanya bisa bereaksi dengan uap air
temperatur tinggi menghasilkan oksida basa-nya dan gas Hidrogen. Reaksinya adalah:

2Al + 3H2O (uap air suhu tinggi) --> Al2O3 + 3H2


Zn + H2O (uap air suhu tinggi) --> ZnO + H2
3Fe + 4H2O (uap air suhu tinggi) --> Fe2O3 + FeO + 4H2
 

Reaksi Penggaraman III


Reaksi penggaraman III adalah reaksi antara garam dengan asam, garam dengan basa, atau bahkan
garam dengan garam lainnya.

Karena reaksi penggaraman III melibatkan aspek kelarutan garam di dalam reaksinya, maka kamu
harus mengetahui terlebih dahulu kelarutan berbagai jenis garam di dalam air maupun asam kuat
encer. Berikut disajikan tabelnya ya (klik untuk memperbesar).
Reaksi Garam + Garam
Secara umum, reaksi penggaraman III garam + garam dapat dituliskan sebagai berikut:

Garam MZ + Garam PQ --> Garam MQ + Garam PZ

Masih sama seperti tadi, bahwa huruf M, Z, P, dan Q di sini hanyalah penggambaran saja. Seperti
variabel X dan Y dalam Matematika. Kamu bebas menggantinya sesukamu :)

Reaksi penggaraman III dapat berlangsung jika memenuhi semua syarat di bawah ini:


o Garam MZ dan PQ kedua-duanya harus mudah larut dalam air,
o Garam MQ atau PZ atau kedua-duanya harus sukar larut dalam air sehingga mengendap

Contoh reaksi penggaraman III garam + garam:


AgNO3 + NaCl --> AgCl + NaNO3
BaCl2 + K2SO4 --> BaSO4 + 2KCl
MgCl2 + Pb(NO3)2 --> PbCl2 + Mg(NO3)2
CaCl2 + Ag2SO4 --> CaSO4 + 2AgCl
NaNO3 + PbSO4 --> reaksi tidak berlangsung karena PbSO4 sukar larut dalam air
KCl + NaNO3 --> reaksi tidak berlangsung karena produk tidak ada yang mengendap

Beberapa hal penting mengenai reaksi garam + garam:

1. Jika garam MQ atau PZ yang terbentuk adalah FeI 3, Fe2S3, Cu(CN)2, atau CuI2, maka
garam tersebut seketika mengurai menurut persamaan reaksi:

2FeI3 --> 2FeI2 + I2
Fe2S3 --> FeS + S
2CuI2 --> Cu2I2 + I2
2Cu(CN)2 --> Cu2(CN)2 + (CN)2

Contoh reaksinya:

2FeCl3 + 3Na2S --> 2FeS + S + 6NaCl (harusnya terbentuk Fe2S3 terlebih dahulu)


2CuCl2 + 4KI --> Cu2I2 + I2 + 4KCl (harusnya terbentuk CuI2 terlebih dahulu)
2CuBr2 + 4NH4CN --> Cu2(CN)2 + (CN)2 + 4NH4Br (harusnya terbentuk Cu(CN)2 terlebih
dahulu)
2. Jika suatu garam Ag (I), Fe (II), dan Cu (I) direaksikan dengan KCN berlebih, maka
garam Sianida yang dihasilkan masih mungkin bereaksi dengan kelebihan KCN
membentuk senyawa kompleks.

Reaksinya sebagai berikut:

AgNO3 + 2KCN (berlebih) --> K[Ag(CN)2] + KNO3


2CuSO4 + 10KCN (berlebih) --> 2K3[Cu(CN)4] + (CN)2 + 2K2SO4
FeCl2 + 6KCN (berlebih) --> K4[Fe(CN)6] + 2KCl

Reaksi Garam + Basa


Secara umum, reaksi Garam + Basa dalam penggaraman III dapat dituliskan dengan persamaan
berikut:

Garam MZ + Basa LOH --> Garam LZ + Basa MOH

Adapun semua syarat yang wajib dipenuhi dalam reaksi ini antara lain:
o Garam MZ dan basa LOH kedua-duanya harus mudah larut dalam air
o Garam LZ atau basa MOH atau kedua-duanya sukar larut dalam air sehingga mengendap, atau
basa LOH yang terbentuk merupakan NH4OH yang seketika terurai menjadi NH3 dan H2O

Beberapa contoh reaksi Garam + Basa dalam penggaraman III:


CuSO4 + 2NaOH --> Cu(OH)2 + Na2SO4
FeCl3 + 3NH4OH --> Fe(OH)3 + 3NH4Cl
Na2SO4 + Ba(OH)2 --> 2NaOH + BaSO4
K2CO3 + Ca(OH)2 --> 2KOH + CaCO3
(NH4)2SO4 + 2KOH --> 2NH3 + 2H2O + K2SO4
NH4Cl + NaOH --> NH3 + H2O + NaCl
Ca(NO3)2 + Al(OH)3 --> reaksi tidak berlangsung karena Al(OH)3 sukar larut dalam air
NaNO3 + Ba(OH)2 --> reaksi tidak berlangsung karena produk tidak ada yang
mengendap

Garam Amfoter + Basa Kuat Berlebih


Dalam reaksi Garam + Basa, perlu diperhatikan bahwa ada reaksi tambahan apabila
reaktannya berupa garam amfoter dan basa kuat yang berlebih.
Adapun contoh basa kuat adalah basa dari golongan IA (alkali) dan IIA (alkali tanah)
seperti:
o Natrium Hidroksida, NaOH
o Kalium Hidroksida, KOH
o Kalsium Hidroksida, Ca(OH)2
o Stronsium Hidroksida, Sr(OH)2
o Barium Hidroksida (air barit), Ba(OH)2

Oh iya, sudah tahu apa itu asam dan basa amfoter? Zat yang bersifat amfoter adalah zat
yang bisa bertindak sebagai asam dan basa sekaligus, atau dengan kata lain
menyesuaikan dengan keadaan lingkungannya.

Apabila lingkungannya asam maka zat amfoter akan bersifat sebagai basa. Begitu pula
sebaliknya, jika lingkungannya bersifat basa maka zat amfoter dapat menyesuaikan
dirinya menjadi asam.

Kamu dapat melihat daftar asam dan basa amfoter pada tabel di bawah ini (klik untuk
memperbesar).
Contoh reaksi Garam Amfoter + Basa kuat berlebih dari penggaraman III:

ZnSO4 + 4KOH (berlebih) --> K2ZnO2 + K2SO4 + 2H2O


AlCl3 + 6KOH (berlebih) --> K3AlO3 + 3KCl + 3H2O
Pb(NO3)2 + 4NaOH (berlebih) --> Na2PbO2 + 2NaNO3 + 2H2O
2Sb(NO3)3 + 6Ba(OH)2 (berlebih) --> Ba3(SbO3)2 + 3Ba(NO3)2 + 6H2O

Garam Ag, Zn, atau Cu (II) + NH4OH berlebih


Garam-garam logam transisi khususnya dari kation Ag+, Zn2+, dan Cu2+ dapat
membentuk senyawa kompleks jika bereaksi dengan NH4OH berlebih. Senyawa
kompleks ini mudah larut dalam air.
Contoh reaksi Garam Ag, Zn, dan Cu dengan NH4OH berlebih:

AgNO3 + 2NH4OH --> [Ag(NH3)2]NO3 + 2H2O


CuSO4 + 4NH4OH --> [Cu(NH3)4]SO4 + 4H2O
ZnCl2 + 4NH4OH --> [Zn(NH3)4]SO4 + 4H2O
 
Catatan tambahan:

Nama IUPAC dari senyawa [Ag(NH3)2]NO3 adalah Diamin Perak Nitrat (V)


Nama IUPAC dari senyawa [Cu(NH3)4]SO4 adalah Tetraamin Tembaga (II) Sulfat (VI)
Nama IUPAC dari senyawa [Zn(NH3)4]SO4 adalah Tetraamin Seng Sulfat (VI)

Untuk lebih mengenal tatanama senyawa kompleks, dapat dibaca di postingan tata


nama senyawa kompleks menurut IUPAC.

Reaksi Garam + Asam


Secara umum, reaksi Garam + Asam dalam reaksi penggaraman III dapat dituliskan
sebagai berikut:
Garam MB + Asam HZ --> Garam MZ + Asam HB

Ada lima kemungkinan reaksi yang dapat terjadi, tergantung dari reaktan yang
digunakan:
o Garam MB mudah larut dalam air
o Garam MB sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam asam kuat encer seperti
HCl, HBr, HI, HNO3, maupun H2SO4 encer
o Garam MB sukar larut dalam air maupun asam kuat encer
o Garam MB adalah garam amfoter dan asam HZ adalah asam berlebihan
o Asam HZ berupa asam oksidator atau asam reduktor

Mari kita bahas semuanya ya :)

Garam MB Mudah Larut Dalam Air

Reaksi dapat berlangsung apabila salah satu syarat di bawah terpenuhi:

o Asam HZ lebih kuat dibandingkan Asam HB, atau


o Garam MZ sukar larut dalam asam kuat encer

Contoh reaksinya dapat dilihat sebagai berikut (angka di sebelah kanan menunjukkan
syarat yang dipenuhi):

Na3PO4 + 3HCl --> 3NaCl + H3PO4 (1)


(NH4)2CO3 + H2SO4 --> (NH4)2SO4 + H2CO3 (1)
KCN + HBr --> KBr + HCN (1)
AgNO3 + HCl --> AgCl + HNO3 (2)
BaCl2 + H2SO4 --> BaSO4 + 2HCl (2)
Ca(NO3)2 + H2CO3 --> CaCO3 + 2HNO3 (2)

Garam MZ Sukar Larut Dalam Air Tetapi Mudah Larut Dalam Asam Kuat Encer

Syarat yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berlangsung adalah Asam HZ yang
digunakan harus asam kuat. Apabila Asam HZ yang digunakan bukan asam kuat, maka
reaksi tidak dapat berlangsung.

Adapun contoh reaksinya adalah:

CaCO3 + 2HCl --> CaCl2 + H2O + CO2


BaCO3 + 2HNO3 --> Ba(NO3)2 + H2O + CO2
ZnS + H2SO4 --> ZnSO4 + H2S
Ba3(PO4)2 + 6HBr --> 3BaBr2 + 2H3PO4
Fe2(CO3)3 + 6HNO3 --> 2Fe(NO3)3 + 3H2O + 3CO2

Garam MZ Sukar Larut Dalam Air dan Asam Kuat Encer

Dalam hal ini reaksi tidak dapat berlangsung disebabkan karena garam MZ sukar larut
dalam air maupun asam kuat encer.

Contoh reaksinya adalah:

AgCl + HNO3 --> reaksi tidak dapat berlangsung karena AgCl sukar larut dalam air dan
asam kuat encer
BaSO4 + HCl --> reaksi tidak dapat berlangsung karena BaSO4 sukar larut dalam air dan
asam kuat encer
HgI2 + H2SO4 --> reaksi tidak dapat berlangsung karena HgI2 sukar larut dalam air dan
asam kuat encer

Garam MZ Bersifat Amfoter + Asam Berlebih

Garam-garam yang bersifat amfoter memiliki reaksi yang lebih panjang karena sifatnya
yang “fleksibel”. Masih ingatkah karakteristik dari zat amfoter?

Kamu bisa scroll ke bagian atas untuk mengingatnya kembali :)

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa zat amfoter bisa bersifat sebagai asam atau basa.
Jika penambahan asam dilakukan berlebih maka zat amfoter akan bertindak sebagai
basa dan bereaksi lagi menghasilkan garam dan air.

Contoh reaksi Garam Amfoter + Asam berlebih:

K2ZnO2 + 4HCl (berlebihan) --> 2KCl + ZnCl2 + 2H2O


2K3AlO3 + 6H2SO4 (berlebihan) --> Al2(SO4)3 + 3K2SO4 + 6H2O
K2PbO2 + 2H2S (berlebih) --> K2S + PbS + 2H2O

Garam MZ + Asam Oksidator atau Asam Reduktor

Asam oksidator adalah asam yang mampu meningkatkan bilangan oksidasi dari zat lain,
sedangkan dirinya sendiri mengalami reduksi (baca kembali reaksi penggaraman II di
atas).

Contoh asam oksidator adalah H2SO4 pekat, HNO3 pekat, HNO3 encer, dan Aqua Regia.

Jika garam MZ memiliki bilangan oksidasi yang rendah, maka garam MZ tersebut akan
mengalami oksidasi bila direaksikan dengan Asam Oksidator.

Contoh reaksi oksidasi Garam MZ dengan Asam Oksidator:

2FeSO4 + 2H2SO4 pekat --> Fe2(SO4)3 + 2H2O + SO2


Hg2(NO3)2 + HNO3 pekat --> 2Hg(NO3)2 + 2H2O + 2NO2
3Cu2(NO3)2 + 8HNO3 encer --> 6Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
Sedangkan Asam Reduktor adalah asam yang mampu mereduksi zat lain, sedangkan
dirinya sendiri mengalami oksidasi. Contoh asam reduktor yang sering digunakan adalah
H2S dan HI.

Jika garam MZ memiliki bilangan oksidasi yang tinggi (khususnya Fe 3+ dan Cu2+)
direaksikan dengan Asam Reduktor, maka garam MZ tersebut akan mengalami
penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan HI akan teroksidasi menjadi I2 dan H2S akan
teroksidasi menjadi S.

Contoh reaksi Garam MZ dan Asam Reduktor dapat dilihat di bawah ini:
Fe2(SO4)3 + H2S --> 2FeSO4 + H2SO4 + S
2FeCl3 + 2HI --> 2FeCl2 + 2HCl + I2
2CuSO4 + 4HI --> 2Cu2I2 + I2 + 2H2SO4
 

Reaksi Penggaraman IV
Ini adalah jenis reaksi penggaraman yang terakhir dari kesemuanya.

Berbeda dengan reaksi penggaraman sebelumnya, reaksi penggaraman IV tidak hanya


menghasilkan garam normal saja melainkan dapat juga menghasilkan garam asam dan
garam basa.
Ada beberapa pattern yang dapat kamu gunakan untuk mempelajari reaksi
penggaraman IV, antara lain:

GN dari Asam dibasa + Asamnya --> Garam Asam


GN dari Asam tribasa + Asamnya --> Garam Asam sekunder
GA sekunder + Asamnya --> Garam Asam primer
GN dari Basa diasam + Basanya --> Garam Basa
GN dari Basa triasam + Basanya --> Garam Basa sekunder
GB sekunder + Basanya --> Garam Basa primer
GA dari Asam dibasa + Basanya --> GN + H2O
GA primer + Basanya --> GA sekunder + H2O
GA sekunder + Basanya --> GN + H2O
GB dari Basa diasam + Asamnya --> GN + H2O
GB primer + Asamnya --> GB sekunder + H2O
GB sekunder + Asamnya --> GN + H2O
Contoh reaksi dari reaksi penggaraman IV (berurutan sesuai pattern) adalah:
Na2SO4 + H2SO4 --> 2NaHSO4
Na2CO3 + H2CO3 --> NaHCO3
2Na3PO4 + H3PO4 --> 3Na2HPO4
Na2HPO4 + H3PO4 --> 2Na2HPO4
CuSO4 + Cu(OH)2 --> [Cu(OH)]2SO4
2Al(NO3)3 + Al(OH)3 --> 3Al(OH)(NO3)2
Al(OH)(NO3)2 + Al(OH)3 --> 2Al(OH)2NO3
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 --> 2CaCO3 + 2H2O
2Ca(H2PO4)2 + Ca(OH)2 --> 2CaHPO4 + 2H2O
2CaHPO4 + Ca(OH)2 --> Ca3(PO4)2 + 2H2O
Pb(OH)NO3 + HNO3 --> Pb(NO3)2 + H2O
[Bi(OH)2]2(SO4) + H2SO4 --> 2Bi(OH)SO4 + 2H2O
2Bi(OH)SO4 + H2SO4 --> Bi2(SO4)3 + 2H2O

Penutup
Itulah materi Reaksi Penggaraman I, II, III, dan IV yang sangat panjang dan
melelahkan, hehehe. Saya yakin kalau kamu mempunyai niat dan tekad yang
kuat untuk belajar, maka pelajaran sesulit apapun akan kamu kuasai, Insya Allah.
Pada dasarnya, reaksi penggaraman yang paling sederhana ialah reaksi antara HCl dan
NaOH menghasillkan garam dapur (NaCl) dan air.
Sebagaimana kita ketahui bahwa HCl adalah asam kuat yang bersifat korosif sedangkan
NaOH adalah basa kuat yang terasa licin dan gatal apabila tersentuh dengan kulit.

Namun jika keduanya bereaksi akan menghasilkan garam dapur yang sangat berguna
sebagai bumbu sehingga masakan tidak terasa hambar.

Reaksi yang sederhana ini mengajarkan kita untuk menurunkan rasa egois pada diri
masing-masing sekaligus menghargai pendapat orang lain. Ketika ide-ide dan pikiran
dari berbagai kepala dipadukan, maka terciptalah sebuah karya yang kelak bermanfaat
bagi banyak orang.
Sekian, terima kasih telah membaca artikel komprehensif mengenai reaksi penggaraman
I, II, III, dan IV. Semoga bermanfaat. Have a nice day!

Anda mungkin juga menyukai