Akuntansi Bank Dan LPD SAP 4 Fix
Akuntansi Bank Dan LPD SAP 4 Fix
KELOMPOK 1:
Ni Putu Widiantari (1506305022)
Desak Made Dwi Januari (1506305026)
Luh Putu Gita Cahyani (1506305038)
1
Sumber dana jangka panjang yang diterima oleh bank dalam neraca dicatat sebagai
pinjaman yang diterima. Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari
bank atau pihak lain termasuk dari Bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank, lembaga
keuangan luar negeri dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah ataupun valuta asing,
dan harus dilunasi bila jatuh tempo. Pengertian pinjaman diterima ini tidak termasuk
pinjaman subordinasi. Jenis pinjaman yang diterima umum berupa:
1. Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
2. Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut Two Step Loan, yaitu pinjaman diterima
yang diperoleh melalui pemerintah RI (Departemen keuangan) dari lembaga
keuangan internasional.
3. Pinjaman Obligasi, adalah bukti hutang kepada investor (bondholder) yang dijamin
oleh lembaga penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji
lainnya serta pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo
sekurang-kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi.
4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diterima dari Bank
Indonesia apabila Bank mengalami krisis likuiditas.
5. Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau
beberapa proyek.
2
dengan perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu berkisar
0,75% per tahun.
Jurnal yang diperlukan:
Tanggal/ ket Rekening Debet (Rp) Kredit
(Rp)
Saat persetujuan Dr. RAR Pinjaman yang diterima dan belum digunakan
Saat realisasi Cr. RAR Pinjaman yang diterima dan belum digunakan
Dr. Giro BI
Cr. Pinjaman yang diterima-TSL
3
mengetahui harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk di pasar. Untuk menentukan harga
obligasi bisa menggunakan formula sebagai berikut:
Penentuan Harga Obligasi
Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan mempertimbangkan
tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo obligasi, dan keuntungan yang
diharapkan oleh investor atau sering disebut bond yield. Kupon obligasi akan menimbulkan
biaya bunga bagin emiten atau aliran kas keluar dan pokok obligasi juga akan dibayar
kembali pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu harga obligasi pada dasarnya penjumlahan
present value dari aliran kas, biaya, biaya bunga ditambah present value dari nilai pokok
obligasi pada saat jatuh tempo, dengan yield yang disyaratkan. Biaya bunga obligasi dibayar
setiap periode, sedangkan nilai pokok obligasi akan dilunasi setiap akhir periode saat jatuh
tempo (dengan asumsi non callable bond). Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai
berikut:
n
Ci Pp
P=∑ n
+
t =1 (1+ r) (1+r )n
Keterangan:
P = Harga Obligasi atau Nilai sekarang Obligasi
n = Periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya
r = Tingkat diskonto atau bond yield
Pp = Nilai pokok atau principal obligasi
Rumus diatas digunakan bila penerimaan bunga (kupon) setiap tahun, sedangkan bila
penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya menjadi sebagai berikut:
n
C i /2 Pp
P=∑ n
+
t =1 (1+ r /2) (1+r /2)2n
Penggunaan rumus tersebut kadang bagi orang tertentu memerlukan waktu yang lama,
oleh karena itu dengan bantuan table bunga untuk present value anuitas untuk biaya bunga
dan present value Rp1 untuk nilai pokok obligasi.
Contoh Transaksi Dan pencatatanya:
Tanggal 2 Januari 2003 Bank Artamara menjual obligasi jangka panjang kepada PT.
Kadir Jaya sebanyak 1000 lembar, nominal per lembar Rp. 1.000.000, jangka waktu 5 tahun.
Bunga nominal 18 % per tahun dibayarkan dibelakang setiap tanggal 31 Desember. Tingkat
Diskonto (yield) sebesar 16%.
4
Bunga obligasi Rp. 1.000.000 x 18 % = Rp 180.000. Bunga ini akan dibayarkan setiap
tanggal 31 Desember selama lima tahun. Dengan demikian pembayaran bunga merupakan
anuitas. Untuk nilali tunai bunga dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk anuitas.
Dengan tabel untuk suku bunga 16%, n = 5 tahun diperoleh 3,433. Sedangkan harga tunai
untuk pokok obligasi dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk Rp1, n = 5 tahun dengan
tingkat bunga 16% diperoleh nilai tabel 0,519. Dengan demikian harga obligasi adalah :
Keterangan Jumlah (Rp)
Nilai Tunai Bunga = 180.000 x 3,433 x 1000 lembar 619.740.000
Nilai Tunai Pokok Obligasi = 1.000.000 x 0,519 x 1000 lembar 519.000.000
Harga Obligasi 1.138.740.000
Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar harga nominal. Selisih harga jual (kurs)
diatas harga nominal dicatat sebagai agio atau premi, sedangkan selisih harga jual dibawah
harga nominalnya dicatat sebagai disagio atau diskonto. Obligasi yang dijual pada tanggal
diantara tanggal pembayaran bunga harus diperhitungkan bunga yang telah berjalan. Agio
atau premi diamortisasi atau disagio diakumulasi selama jangka waktu obligasi dengan
membebankan pada biaya bunga. Secara terdeskripsi, jurnal untuk transaksi diatas adalah:
Penerimaan pembayaran dari pemegang obligasi dapat berupa tunai atau non tunai.
Bila dilakukan secara tunai maka mendebet kas, sedangkan bila dengan warkat atau bilyet
giro/ cek bank yang digunakan emiten, maka cukup mendebet rekening giro bondholder.
Untuk mencatat setiap 31 Desember pada tahun-tahun berikutnya adalah sama dengan 31
Desember 2003, hanya saja pada saat jatuh tempo obligasi harus dilunasi. Dengan demikian
jurnal pelunasan obligasi harus ditampilkan dengan cara mendebet pinjaman obligasi dan
mengkredit rekening kas/giro bondholder.
5
1.4 Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
BLBI merupakan fasilitas dari Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan sistim
pembayaran dan sektor perbankan agar jangan terganggu karena ketidak seimbangan
(mismatch) antara penerimaan dan penarikan dana pada bank-bank, baik jangka pendek
maupun panjang. Dalam operasinya ada bebagai jenis fasilitas likuiditas bank sentral kepada
sektor perbankan dengan persyaratan yang berbeda, sesuai dengan sasaran maupun
peruntukannya. Karena jenis failitas yang beragam ini secara umum dapat dikatakan bahwa
BLBI adalah fasilitas likuiditas BI yang diperikan kepada bank-bank diluar kredit likuiditas
Bank Indonesia atau KLBI.
6
7
Daftar Pustaka