Tujuan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Latar Belakang
Sampah
Plastik
Pengaruh
Inovasi Bahan
Pada
Penyusun
Materialistik Beton Beton
Beton
Pengaruh
Beton Apabila
diberi Cacahan
Plastik HDPE
Tujuan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Bahan Tambahan
Beton
Beton ?
Beton adalah bahan konstruksi yang berbasis perekat semen, sedangkan agregatnya berupa pasir dan batu atau kerikil.
Beton pada umumnya banyak dipergunakan dalam bidang konstruksi pembangunan rumah, gedung, jembatan, konstruksi
jalan dan lain-lain (Amirudin et al, 1982).
Kelebihan beton secara umum kelebihan beton adalah dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan
konstruksi, mampu memikul beban yang berat, tahan terhadap temperature yang tinggi, biaya pemeliharaan yang kecil.
Sedangkan Kekurangan beton secara umum adalah bentuk yang telah dibuat sulit diubah, pelaksanaan pekerjaan
membutuhkan ketelitian yang tinggi, daya pantul suara yang besar, proses pengerasannya cukup lama, tidak tahan terhadap
lumut atau kelembaban tinggi yang menyebabkan beton cepat rapuh (Calvelri L. et al, 2003).
Semen Portland
Semen Portland Jenis I
• Penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus seperti
pada jenis yang lain
Agregat
Penjelasan didalam ASTM C33M, agregat didefinisikan sebagai material granular, misalnya pasir,
kerikil dan batu pecah yang dipakai bersama-sama dengan satu media pengikat untuk membentuk beton
semen hidrolik atau adukan. Dalam struktur beton biasanya agregat biasa menempati kurang lebih 70 %
– 75 % dari volume beton yang telah mengeras.
Pada umumnya, semakin padat agregat-agregat tersebut tersusun, semakin kuat pula beton yang
dihasilkannya, daya tahannya terhadap cuaca dan nilai ekonomis dari beton tersebut. Atas dasar inilah
gradasi dari ukuran-ukuran partikel dalam agregat mempunyai peranan yang sangat penting untuk
menghasilkan susunan beton yang padat.
Faktor penting yang lainnya ialah bahwa permukaannya haruslah bebas dari kotoran seperti tanah liat,
lumpur dan zat organik yang akan memperoleh ikatannya dengan adukan semen dan juga tidak boleh
terjadi reaksi kimia yang tidak diinginkan diantara material tersebut dengan semen.
Agregat (Cont.)
Agregat yang digunakan untuk beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Ketentuan dan persyaratan dari SII (Standard Industri Indonesia) 0052-80 “Mutu dan Cara Uji Agregat
Beton”. Bila tidak tercangkup dalam SII 0052-80 maka agregat harus memenuhi ASTM C33
“Specification for Structural Concrete Agregates”.
b. Agregat kasar, diameter ≥ 5 mm, biasanya berukuran antara 5 – 40 mm yang disebut kerikil.
Air Air yang dimaksud disini adalah air yang digunakan sebagai campuran bahan bangunan, harus berupa air bersih dan
tidak mengandung bahan-bahan yang dapat menurunkan kualitas beton.
Menurut SNI 2847:2019, persyaratan dari air yang digunakan sebagai campuran bahan bangunan adalah sebagai berikut :
1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik,
atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
2. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton
yang menggunakan air dari sumber yang sama dan hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari adukan dengan air
yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang
dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai
dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C 109).
Plastik
Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang
terdiri dari unit molekul yang disebut monomer (Mujiarto, 2005).
Plastik merupakan salah satu hasil penemuan manusia yang paling banyak digunakan hingga saat ini. Plastik
digunakan dalam skala besar dalam produksi seperti botol untuk minuman, peralatan bayi, wadah untuk makanan, selang,
pipa bangunan, botol kecap, botol sampo, kantong pembungkus, sikat gigi, alat makan (sendok, garpu, piring, mangkok,
gelas), hingga mainan anak- anak (Hamonangan, 2009).
Plastik mempunyai berbagai sifat yang menguntungkan, diantaranya (Azizah, 2009):
Plastik (Cont.)
Plastik mempunyai berbagai sifat yang menguntungkan, diantaranya (Azizah, 2009):
Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu plastik termoplast dan plastik termoset. Plastik termoplast merupakan plastik yang dapat dicetak
berulang-ulang, sebagai contoh: PP (Polypropylene), PE, ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), nylon, PET (Polyethylene Perephtalate), BPT, Polyacetal (POM),
PC dll. Sedangkan plastik termoset merupakan plastik yang apabila telah mengalami kondisi tertentu tidak dapat dicetak kembali, sebagai contoh; PU (Poly
Urethene), UF (Urea Formaldehyde), MF (Melamine Formaldehyde), polyester, epoksi dll.
HDPE
HDPE adalah jenis polietilena termoplastik yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. polyethylene tidak
larut dalam pelarut apapun pada suhu kamar. Polimer ini juga tahan terhadap asam dan basa tetapi dapat rusak oleh asam
nitrat pekat. HDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 2 pada simbol daur ulang. HDPE juga lebih keras dan bisa
bertahan pada temperatur tinggi (120°C). High density memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan
terhadap suhu tinggi. (Rino, 2015)
HDPE (Cont.)
Monomer adalah molekul organik yang mampu dikombinasikan secara kimia dengan molekul yang sama atau
berbeda untuk membentuk material High Molecular Weight yang disebut polimer. Ukuran polimer dinyatakan dalam massa
(massa rata-rata ukuran molekul dan jumlah rata-rata ukuran molekul) dan tingkat polimerisasi, sangat mempengaruhi
sifatnya, seperti suhu cair dan viskositasnya terhadap ukuran molekul (misal seri hidrokarbon). Polyethylene digolongkan
menjadi polietylene tekanan tinggi, tekanan medium dan tekanan rendah oleh tekanan pada polimerisasinya, atau masing-
masing menjadi polimer masa jenis rendah (LDPE) dengan masa jenis 0,910-0,926, polyethylene masa jenis medium
(MDPE) dengan masa jenis 0,926-0,940 dan polyethylene masa jenis tinggi (HDPE) dengan masa jenis 0,941 -
0,965,menurut masa jenisnya, karena sifat-sifatnya erat hubungannya dengan masajenis (kristalinitas).
HDPE (Cont.)
Karakteristik HDPE (high density polyetylene) (ilmu dan teknologi bahan Lawrence H. van vlack), sebagai berikut:
a. Berat jenis, g/cm3: 0.96
b. Kristallinitas, v/o: 50
c. Muai panas, oC-4: 120x10-6
d. Daya hantar panas (watt/m2) (oC/M): 0,52
e. Kekuatan tank, MPa: 20-40
f. Modulus Young, MPa: 400-1200
g. Ketahanan panas terhadap 80-120
h. pemakaian terus menerus, oC
i. Daya hantar 10 menit, oC: 120-125
Karakteristik Beton
Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal, beton berat dan beton massa menggunakan standar
acuan SNI 7656 – 2012
Pengujian yang dilakukan dalam hal ini adalah uji tekan dan uji tarik belah
Keterangan:
= Kuat Tekan ( / )
= Beban Tekan ( )
= Luas Penampang ( )
Metode Penelitian
Obyek Penelitian
Obyek penelitian pada penelitian ini adalah olahan cacahan limbah HDPE.
Cacahan limbah HDPE ini didapat dari pengepul barang-barang bekas. HDPE
Plastik yang didapat merupakan gelas yang sudah tidak terpakai atau yang
sudah tidak bisa digunakan. HDPE plastik yang sudah terkumpul di bersihkan
dan di cuci terlebih dahulu, kemudian dikeringkan seusai. Lalu bahan disaring
pada saringan yang lolos pada saringan No. 25 dan No.20.
Obyek Penelitian
Gambar 1. Limbah Plastik HDPE (Skripsi Gigih Aprilianto, S.T., Pembimbing Utama Pratika Riris P. S.T., M.T.)
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah persentase agregat kasar HDPE. Adapun
persentase dalam penggunaan agregat HDPE tersebut adalah sebagai berikut :
1. Beton normal dengan HDPE sebagai subtitusi agregat kasar tambahan pada beton sebesar 0%.
2. Beton normal dengan HDPE sebagai subtitusi agregat kasar tambahan pada beton sebesar 15%.
3. Beton normal dengan HDPE sebagai subtitusi agregat kasar tambahan pada beton sebesar 25%.
4. Beton normal dengan HDPE sebagai subtitusi agregat kasar tambahan pada beton sebesar 50%.
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah persentase agregat kasar HDPE. Adapun
persentase dalam penggunaan agregat HDPE tersebut adalah sebagai berikut :
1. Beton normal dengan HDPE sebagai subtitusi agregat kasar tambahan pada beton sebesar 0%.
2. Beton normal dengan HDPE sebagai subtitusi agregat kasar tambahan pada beton sebesar 15%.
3. Beton normal dengan HDPE sebagai subtitusi agregat kasar tambahan pada beton sebesar 25%.
4. Beton normal dengan HDPE sebagai subtitusi agregat kasar tambahan pada beton sebesar 50%.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan antara lain, data – data pengujian properties.
Pengujian Agregat Kasar
Pengolahan Data
Adapun setelah mengumpulkan data, dilakukan pengolahan data.
Pembuatan Benda Uji
• Limbah HDPE 0%
• Limbah HDPE 15%
• Limbah HDPE 25%
• Limbah HDPE 50%
Uji Slump
Gambar 2. Diagran Alir (Skripsi Gigih Aprilianto, S.T., Pembimbing Utama Pratika Riris P. S.T.,
M.T.)
Komposisi Bahan
Komposisi Bahan
HDPE (cm)
Benda
(%)
Uji
0% 9,0
BU0
BU1 5% 9,1
35
30 Beton Normal
25 HDPE 5%
20 HDPE 10%
15 HDPE 15%
10 HDPE 25%
5
0
7 14 28
Usia Beton
96,8%
100,0%
92,8%
80,0% 66,5%
Persentase
53,5%
65,3%
50,0% 7 hari
60,0% 41,5%
33,0% 14 hari
59,5% 34,3%
29,5% 28 hari
40,0%
43,3%
35,3%
20,0%
23,5%
0,0%
Beton Normal HDPE 5% HDPE 10% HDPE 15% HDPE 25%
110,0%
99,3%
100,0% 87,0%
103,9%
72,7%
90,0% 68,1%
% Hari Beton
84,7%
80,0% 72,4% 7 hari
55,3% 14 hari
70,0% 72,4%
28 hari
60,0%
44,4%
61,7%
50,0%
49,7%
40,0% 46,1%
39,7%
30,0%
Beton Normal HDPE 5% HDPE 10% HDPE 15% HDPE 25%
Gambar 7 Grafik Persentase Kenaikan dan Penuruan Kuat Tarik Belah Beton
Begitu juga dikarenakan bentuk cacahan limbah HDPE yang berbentuk acak dan runcing. Sehingga HDPE tidak
tercampur dan mengikat pada agregat lain.
Hal ini dikarenakan juga HDPE memiliki permukaan mengkilap dan licin (Polished).
Kesimpulan
a. Presentase Kuat tekan beton normal adalah sebesar 111,8% atau 44, 74 MPa, beton yang direncanakan
sebesar 40 MPa kuat tekan sudah melebihi yang direncanakan. Kuat tekan dengan parsial limbah HDPE
tertinggi pada HDPE 5% dengan campuran 5% dengan kuat tekan sebesar 26,127 MPa. Dengan hasil
tersebut, maka beton parsial limbah HDPE bisa digunakan sebagai beton struktur dengan syarat diatas nilai
fc‟ minimal 17 Mpa sesuai dengan SNI–2847–2013.
b. Agregat kasar plastik HDPE memiliki permukaan yang lebih licin dan mengkilap (polished), hal tersebut
dapat mengurangi kualitas ikatan antara agregat dan kekuatan beton secara keseluruhan, tetapi agregat
buatan tersebut memiliki bentuk yang acak dan bersudut.
Saran
a. Penelitian selanjutnya dapat digunakan mutu beton yang lebih rendah yakni 20 MPa dan adanya kuat tarik
lentur beton, mengingat sifat HDPE yang lentur.
b. Diperlukan pengolahan HDPE dengan cara direbus/dioven kemudian didinginkan lalu dipecah menjadi
ukuran agregat kasar. Kemudian dilakukan pengujian berat jenis, pengujian abrasi agregat.
c. Menggunakan limbah HDPE dengan ukuran lebih kecil dari 25 mm (lihat point b).
Terima Kasih
Puji Syukur kepada Allah SWT.
Terima kasih kepada Bapak Budi Suryanto (Founder Sipilpedia) selaku media untuk berkomunikasi
Terima kasih kepada Sdr. Aryo, Sdri Novita, Sdr Zhia yang telah berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian