Disusun oleh :
Erma Musbita, S.Si, M.Si
Yasir Sidiq, S.Pd., M.Sc.
Muhammad Imam Fatkhurohman, S.Si., M.Sc.
I. DASAR TEORI
Sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang gen. Satu
alel berasal dari induk jantan dan satu alel dari induk betina. Pada waktu gametogenesis terjadi
peristiwa segregasi yang menyebabkan dibentuknya dua gamet haploid (yang berbeda
genotipnya). Pada waktu fertilisasi terjadi kombinasi antara gamet jantan dengan gamet betina
secara bebas. Interaksi antara gen dengan alelnya dapat bersifat dominan resesif, kodominan,
semidominan, resesif homozigot letal atau dominan homozigot letal.
Setelah Hukum Mendel diakui kebenaran dan manfaatnya, muncul berbagai percobaan
yang pada umumnya menggunakan tanaman dengan berbagai beda sifat. Akibatnya muncul
pula beberapa kaedah-kaedah tentang hasil perkawinan antara tanaman yang memiliki beda
sifat. Di bidang peternakan, hukum mendel baru ditetapkan pada tahun 1902 oleh William
Batteson pada ayam dan kemudian pada sapi. Perkawinan antara dua jenis/bedasifat yang
berlainan disebut hibrida (Ronald, 2000).
4. Parthenogenesis
Pada lebah nadu dan semut.
Parthenogenesis yaitu peristiwa dimana terjadinya individu baru dari sel telur
tanpa didahului oleh pembuahan. Pada lebah madu individu yang berkembang
secara parthenogenesis akan menjadi lebah jantan, sedang yang berkembang
melauli pembuahan akan menjadi lebah betina.
Lebah madu jantan : 16 kromosom (haploid)
Lebah madu betina : 32 kromosom (diploid)
5. Perististiwa Gagal Berpisah
Terjadi pada lalat buah, pada waktu pembentukan sel telur ada kemungkinan
kedua kromosom X tetap terkumpul selama pembelahan reduksi, dengan
demikian akan terbentuk dua macam sel telur
P 3AA + XX 3AA + XY
Gamet 3A + XX 3A + X
3A + Y
F1 3AA + XXX Betina
3AA + XXY Jantan
3AA + X Jantan steril
3AA + Y Jantan mati
Melihat kenyataan bahwa lalat 3AA + XXY adalah lalat betina, sedang lalt 3AA +
X adalah lalat jantan maka dapat diambil kesimpulan:
a. Y kromosom pada Drosophila bukanlah merupakan kromosom yang
menentukan jenis kelamin.
b. Y kromosom penting untuk menentukan vertilitas bagi Drosophila, karena
lalat 3AA + X membentuk spermatozoon ang tidak dapatbergerak sehingga ia
bersifat steril.
Jika baik kromosom XX, maupun XY pada lalt bukan merupakan dasar untuk
menentukan jenis kelamin.
6. Ginandromorf
Peristiwa ini terjadi pada lalat buah, jika lalat buah kadang-kadang
memperlihatkan separuh tubuhnya bersifat betina dan separuh lainnya
memperlihatkan sifat jantan dengan batas yang nyata. Setelah terbentuk zigot
3AA + XX, pembelahan mitosis dari zigot mengalami penyimpangan dimana
terbentuk dua sel anakan, yaitu:
a. Sel anakan yang mengandung inti 3AA + XX, selanjutnya akan membentuk
bagian tubuh yang bersifat betina.
b. Sel anakan yang mengandung inti 3AA + X, yang akan membentuk bagian
tubuh yang bersifat jantan, karena X kromosom lainnya hilang.
7. Interseks
Terjadi pada lalat buah bahwa kadang-kadang lalat buah memperlihatkan
sifat antara jantan dan betina secara intermedier kromosom 3AAA + X bersifat
steril. Penambahan autosom menyebabkan perubahan pada kejantanan,
sedangkan penambahan kromosom X mnyebabkan perubahan kebetinaan.
II. TUJUAN
a. Mengenal lalat buah Drosophila melanogaster baik normal (wild type) ataupun mutan
b. Belajar membuat media makanan untuk lalat buah.
c. Belajar membedakan seks pada lalat buah tersebut.
d. Membandingkan lalat buah normal (wild type) dan mutan
e. Mengamati ratio fenotip dalam keturunan dari perkawinan lalat buah normal dan
mutan
B. Eterasi
Eter adalah gas yang berbahaya karena mudah meledak, maka tidak
diperkenankan ada api yang menyala di dekatnya .
DAFTAR PUSTAKA
Lister Hill National Center for Biomedical Communications, 2012, Handbook Help Me
Understand Genetic, Departement of Health & Human Service; National Institute of
Health
Mr. Comet’s Living Environment Laboratory Manual, 2005-2006, South Lewis High School,
Turin, New York.
NIGMS, 2010, The New Genetics, Departement of Health & Human Service; National Institute
of Health