Anda di halaman 1dari 19

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

SERTA KONSEP LABA

Pengertian dan pemahaman mengenai teori yang di bahas penulis sesuai


topik makalah.Untuk membantu membahas masalah di bab-bab selanjutnya.

1 Penyajian dan Pengungkapan

Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari


pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah
akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk
seperangkat penuh statemen keuangan. Evans (2003) dalam
Suwardjono (2008) mengartikan pengungkapan sebagai berikut :

Disclousure means supplying information in the financial


statements themselves, the notes to the statements, and the
supplementary disclosure associated with the statements. It does not
extend to public or private statements by made management or
information provided outside the financial statement.

Kerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan


kreditor merupakan pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan,
sehingga pengungkapan ditujukan terutama untuk mereka.Namun,
pengungkapan yang dilakukan perusahaan pada dasarnya bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan,
seperti investor, kreditor, pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lain
yang terkait. (Suwardjono, 2008)

Dalam buku Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan


(Suwardono,2008) menyatakan bahwa secara umum, tujuan
pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu
untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani
berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.

Sifat pengungkapan yang di lakukan perusahaan terbagi menjadi


dua, yakni pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dan
pengungkapan wajib (discretionary disclosure). Pengungkapan sukarela
adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang
diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan bdan pengawas.
Sebaliknya, pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang dilakukan
perusahaan atas apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau
peraturan badan pengawas.

2. Pengungkapan Memadai dalam Laporan Keuangan

Dalam prinsip akuntansi dikenal prinsip full disclosure.Prinsip ini


mengharapkan agar laporan keuangan dapat menyajikan informasi
secara penuh atau full. Namun, prinsip ini dijabarkan lagi dalam
berbagai standar lain yang mengaturnya. Secara umum ada tiga
pengertian disclosure (pengungkapan), yaitu :

1. Full disclosure

Diartikan bahwa informasi disajikan secara penuh.

2. Adeuate disclosure

Diartikan bahwa informasi disajikan secara sepantasnya.

3. Fair disclosure

Diartikan bahwa informasi disajikan secara sepenuhnya.

3. Metode Penyajian Khusus

1. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan bank

Laporan keuangan bank terdiri atas :

a. Neraca

Bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca


berdasarkan karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan
likuiditasnya. Dengan memerhatikan ketentuan yang diatur
dalam PSAK lainnya, penyajian pada neraca atau pengungkapan
pada catatan atas laporan keuangan mencakup, tetapi tidak
terbatas pada unsur-unsur aktiva, kewajiban, dan ekuitas berikut :
Tabel 4.1

Unsur-unsur Aktiva, dan Kewajiban

A k t i v a K e w a j i b a n

K a s Kewajiban segera

Giro pada Bank Indonesia S i m p a n a n

Giro pada bank lain Simpanan dari bank lain

Penempatan pada bank lain Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali

E f e k - e f e k Kewajiban derivativ e

Efek yang dibeli dengan janji jual kembali Kewajiban akseptasi

Tagihan derivative Surat berharga yang diterbitkan

K r e d i t Pinjaman diterima

Tagihan akseptasi Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi

P e n y e r t a a n s a h a m Kewajiban lain-lain

A k t i v a t e t a p Pinjaman subordinasi

Aktiva lain-lain E k u i t a s

M o d a l d i s e t o r

Tambahan modal disetor

Saldo laba (rugi)

Para pengguna laporan keuangan memerlukan informasi yang


dapat memberikan gambaran tentang hubungan dan
ketergantungan bank terhadap berbagai pihak, seperti bank lain,
pelaku pasar uang lainnya, dan penyimpan. Dengan demikian,
bank mengungkapkan secara terpisah :

 Saldo pada Bank Indonesia

 Penempatan pada bank-bank lain

 Penempatan pada pasar uang

 Simpanan dari bank-bank lain, dan

 Simpanan lain

Jumlah aktiva dan kewajiban yang disajikan pada neraca


tidak boleh disalinghapuskan dengan kewajiban atau aktiva lain
kecuali secara hokum dibenarkan dan saling hapus tersebut
mencerminkan perkiraan realisasi atau penyelesaian aktiva atau
kewajiban.

b. Laporan laba rugi

Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan


pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusn
dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan
pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank
dan kegiatan lain.

Laporan laba rugi bank menyajikan secara terperinci unsur


pendapatan dan beban, serta membedakan antara unsur-unsur
pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan
nonoperasional.

Penyajian pada laporan laba rugi atau pengungkapan pada


catatan atas laporan keuangan mencakup, tetapi tidak terbatas
pada unsur-unsur pendapatan dan beban berikut :

Tabel 4.2
Unsur-unsur Pendapatan dan Beban

P e n d a p a t a n d a n B e b a n

P e n d a p a t a n b u n g a Keuntungan atau kerugian transaksi valuta asing

B e b a n b u n g a Pendapatan dividen

Pendapatan komisi Pendapatan operasional lainnya

Beban provisi dan komis i Beban penyisihan kerugian kredit dan aktiva produktif lainnya

Keuntungan atau kerugian penjualan efek B eb an ad mi ni s t ra s i um u m

Keuntungan atau kerugian investasi efek Beban operasional lain

Jenis-jenis pendapatan utama dari operasi suatu bank, antara


lain,adalah pendapatan bunga ,pendapatan komisi dan
provinsi,serta pendapatanjasa lainnya. Setiap jenis pendapatan
diungkapkan secara terpisah agar para pengguna dapat menilai
kinerja bank. Pengungkapan tersebut merupakan tambahan
disamping yang dipersyaratkan oleh PSAK 5: Pelaporan
Informasi Keuangan Menurut Segmen.

Jenis-jenis beban utama dari operasi suatu bank,antara


lain,adalah beban bunga,beban komisi,beban penyisihan kerugian
aktiva produktif,beban yang terkait dengan penurunan nilai
tercatat investasi dan beban administrasi umum. Setiap jenis
beban diungkapkan secara terpisah agar para pemakai dapat
menilai kinerja bank.

c. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas disajikan sesuai dengan PSAK 1 :


Penyajian Laporan Keuangan. Laporan perubahan ekuitas
menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau
kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip
pengukutan tertentu yang di anut dan harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.
d. Catatan atas laporan keuangan

e. Laporan arus kas

Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK No.2 :


Laporan Arus Kas dan harus disusun berdasarkan kas selama
periode laporan. Kas dan setara kas terdiri atas :

 Kas

 Giro pada Bank Indonesia

 Giro pada bank lain

Mengingat bank mempunyai likuiditas yang sangat ketat


dibandingkan persusahaan pada umumnya maka penempatan
yang segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari
tanggal perolehannya tidak termasuk dalam perhitungan ini.

2. Laporan keuangan perusahaan asuransi

Industri asuransi bagi masyarakat modern sudah merupakan


kebutuhan apalagi dalam dunia bisnis. Industri asuransi muncul
karena masyarakat ingin menghindari risiko dengan cara
mengalihkan risiko kerugian keuangan kepada perusahaan asuransi
dan untuk jasa itu maka dibutuhkan biaya dalam bentuk biaya premi
asuransi.

Industri asuransi memiliki karakteristik khusus karena bagi


perusahaan asuransi pendapatan premi sudah diterima, sementara
beban klaim yang merupakan beban utama perusahaan asuransi
belum terjadi dan bersifat tidak pasti, baik mengenai kejadiannya
maupun jumlahnya kerugian yang akan ditanggungnya. Untuk itu
maka standar akuntansi melalui PSAK industry asuransi mengatur
perlakuan akuntansi untuk transaksi yang berkaitan secara khusus
dengan industry asuransi kerugian.

Menurut PSAK beberapa karakteristik usaha asuransi kerugian


antara lain :

a. Usaha asuransi kerugian merupakan suatu system proteksi


menghadapi risiko kerugian keuangan dan sekaligus merupakan
upaya penghimpunan dana masyarakat.

b. Pertanggungjawaban keuangan kepada para tertanggung


memengaruhi penyajian laporan keuangan.

c. Laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi,


misalnya estimasi jumlah premi yang belum merupakan
pendapatan (unearned premium), estimasi jumlah klaim,
termasuk jumlah klaim yang terjadi namun belum di laporkan
(incurred but not reported claims). Dalam menghitung tingkat
premi, usaha asuransi kerugian menggunakan asumsi tingkat
risiko dan beban.

d. Pihak tertanggung (pembeli asuransi) membayar premi asuransi


terlebih dulu kepada perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang
menimbulkan kerugian yang diperjanjikan terjadi. Pembayaran
premi tersebut merupakan pendapatan (revenue) bagi perusahaan
asuransi. Pada saat kontrak asuransi disetujui, perusahaan
asuransi biasanya belum mengetahui apakah ia akan membayar
klaim asuransi, berapa besar pembayaran itu, dan kalau terjadi,
kapan terjadinya. Kontrak asuransi kerugian pada umumnya
bersifat jangka pendek. Hal-hal tersebut akan berpengaruh pada
masalah pengakuan pendapatan dan pengukuran beban.

e. Jumlah premi yang belum merupakan pendapatan, dan jumlah


klaim termasuk jumlah klaim yang terjadi namun belum
dilaporkan, diestimasi dengan menggunakan metode tertentu.

f. Peraturan perundangan di bidang perasuransian mewajibkan


perusahaan asuransi kerugian memenuhi ketentuan kesehatan
keuangan misalnya tingkat solvabilitas.

4. Penyajian Laporan Keuangan

Cara penyajian laporan keuangan perusahaan asuransi ini berbeda


dengan yang umum.Perbedaan utamanya adalah dalam hal penyajian
laporan keuangan neraca. Penyajian neraca yang umum biasanya
didasarkan pada tingkat likuiditas akun yang ada misalnya didahului
kas, surat berharga, piutang, dan seterusnya, tetapi dalam perusahaan
asuransi justru penyajiannya pos paling atas bukan pada likuiditas,
tetapi pada risiko. Berikut ini akan dijelaskan ketentuan PSAK
mengenai penyajian laporan keuangan.

a. Neraca

b. Laporan laba rugi


c. Pendapatan premi

d. Beban klaim

Konsep Laba

Laba adalah kenaikan asset dalam suatu periode akibat kegiatan


produktif yang dapat dibagi atau didistribusikan kepada kreditor,
pemerintah, pemegang saham, tanpa memengaruhi keutuhan ekuitas
pemegang saham semula. (Suwardjono, 2005)

Dalam praktiknya, peran pengguna laporan keuangan


menggunakan konsep laba dan model pengambilan keputusan yang
berbeda-beda. Pengertian dan cara pengukuran yang berbeda-beda ini
dikesampingkan dalam hal tujuan dari pelaporan laba. Laba akuntansi
dengan berbagai interprestasi yang disebutkan di atas diharapkan dapat
digunakan antara lain untuk :

 Indicator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam entitas


bisnis yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi.

 Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.

 Dasar penentuan besarnya jumlah kena pajak.

 Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomis suatu Negara.

 Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tariff dalam perusahaan


public.

 Alat pengendalian terhadap debitur dalam kontrak utang.

 Dasar kompensasi dan pembagian bonus.

 Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

 Dasar pendistribusian deviden

1. Polemik tentang Laba


Berikut ini penulis akan mengemukakan sebuah polemik yang dimuat
dalam surat pembaca Tempo 9 Desember 1989 antara penulis dengan Kwik Kian
Gie yang menyangkut perbedaan persepsi tentang konsep laba. Berikut adalah
polemik tersebut.
Semula menurut hasil wawancara Tempo dengan Kwik Kian Gie yang dimuat
Tempo edisi 25 November 1989 di rubrik Ekonomi dan Bisnis dengan judul
“Tidak Cukup dengan Iktikad Baik”, memuat tanggapan beliau tentang posisi
AGIO SAHAM. Beliau berpendapat bahwa agio saham adalah laba karena empat
alasan pokok.
1. Perusahaan biasanya minta agio dengan alasan akan membagikan keuntugan
di kemudian hari.
2. Prinsip akuntansi secara ketat menetapkan agio harus dicantumkan secara
terpisah karena agio bukan modal saham.
3. Agio juga merupakan laba. Perusahaan boleh membagi dividen dari agio
saham
4. Agio boleh langsung dikantongi emiten.

Akuntansi menganggap bahwa agio sebagai unsur harga saham bukan laba.Itu
hanya penerimaan kas, tidak setiap penerimaan kas menjadi laba, kendati untuk
mengakui laba harus ada penerimaan kas.

Laba merupakan informasi penting dalan suatu laporan keuangan. Angka ini
penting untuk:

1. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan


diterima negara
2. Menghiung dividen yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan
ditahan dalam perusahaan

3. Menjadi pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan


pengambilan keputusan
4. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan
lainnya di masa yang akan datang
5. Menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi
6. Menilai profesi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan/divisi
7. Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba kepada
Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada masyarakat
2. Laba Ekonomi (Economic Income)
Adam Smith menjelaskan bahwa income adalah kenaikan dalam kekayaan.Von
Bohm Bawerk pada akhir abad XIX telah memperkenalkan pendapat bahwa laba
bukan saja unsur kas, dia memperkenalkan konsep laba nonmoneter. Kemudian
pada awal abad XXX Fischer, Lindahl, dan Hick menjelaskan sifat-sifat laba
ekonomi mencakup tiga tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Physical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya
memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak
dapat diukur.
2. Real Income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap
kesenangan fisik. Ukuran yang dapat digunakan untuk real income ini adalah
“biaya hidup” (cost of living)
3. Money Income merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk
konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Fischer, money income
lebih dekat pada pengertian akuntansi tentang income. Lindahl menganggap
konsep laba sebagai interest, yaitu merupakan penghargaan yang terus menerus
terhadap barang modal sepanjang waktu. Hick mengembangkan teori Fischer
dan Lindahl tentang economic income. Ia mendefinisikan personal income
sebagai :
Jumlah yang paling tinggi yang dapat dikonsumsikan seseorang selama seminggu
dan dia masih mengharapkan seperti itu pada akhir minggu sebagaimana
keadaannya pada awalnya.
Definisi dapat disederhanakan menjadi :
Jumlah maksimum yang dapat dikonsumsikan pada periode tertentu
dan dia masih tetap mempertahankan modalnya tidak berkurang
sebagaimana saldo diawal.

Konsep Capital Maintenance


Menurut konsep ini laba baru disebut ada setelah modal yang
dikeluarkan tetap masih ada (capital maintained atau return on capital)
atau biaya yang telah tertutupi (cost recovery) atau pengembalian
modal return on capital.

Konsep ini dapat dinyatakan baik dalam ukuran uang (unit of


money) yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga beli
(general purchasing power) yang disebut physical capital.

Berdasarkan dua konsep ini, konsep capital maintenance


menghasilkan empat konsep sebagai berikut (Belkaoui, 1985) :

a. Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut


unit uang.
Laba menurut konsep ini adalah perubahan net asset dengan
menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan dalam ukuran uang.
b. General Purchasing Power Money Maintenance, yaitu financial
capital yang diukur menurut tenaga beli yang sama. Menurut
konsep ini laba adalah perubahan net asset setelah disesuaikan
transaksi modal yang diukur dengan tenaga beli yang sama.

Physical Capacity

a. Productive Capacity Maintenance, yaitu physical capital yang


diukur menurut konsep uang.
Menurut konsep ini, kapasitas produksi perusahaan dipertahankan,
kapasitas produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik, kapasitas
untuk berproduksi, (volume) barang dan jasa yang sama dan
kapasitas/memproduksi nilai barang dan jasa yag sama.
Current Value (nilai sekarang) dapat dihitung dengan lima metode.
1. Capitalization atau Present Value Method, yaitu jumlah bersih
dari arus kas (kas masuk-kas keluar) yang diharapkan diterima
selama umur ekonominya yang didiskontokan pada saat
sekarang.
2. Current Entry Price, yaitu jumlah kas ayau aktiva lainnya yang
dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva yang sejenis atau yang
sama. Istilah yang sering ada adalah sebagai berikut:
a) Replacement Cost Used adalah jumlah kas yang diperlukan
ntuk mendapatkan aset yang serupa yang memiliki umur
pemakaian yang sama di pasaran barang bekas.
b) Reproduction Cost adalah jumlah kas atau aktiva yang
diperlukan untuk mendapatkan aset yang persis sama dengan
aktiva yang ada sekarang (aset yang baru).
3. Current Exit Price (net realizable value)
Current Exit Price adalah jumlah kas yang diterima atau utang
yang dianggap lunas apabila aset tersebut dijual.
b. General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance,
yaitu physical capital yang diukur dengan unit tenaga beli yang
sama. Menurut konsep ini kapasitas produksi fisik perusahaan yang
diukur dalam unit tenaga beli yang sama dipertahankan.
3. Laba Akuntansi dan Money Income
Money Income berbeda dengan Accounting Income.Accounting
Income adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari
transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan ini. Vernon Kam
(1986) menggunakan istilah business income yang berarti kelebihan
dari harga akhir yang dibayar individu dan lembaga lain atas output
perusahaan diatas biaya yang dikeluarkannya.
Dalam konteks ini Vernom Kam (1986) memberi dua
kemungkinan, yaitu:
1. Kondisi pasti (certainty), dimana jumlah harga atau kas yang akan
diterima atau dibayarkan di mas ayang akan datang dapat ditentukan
2. Kondisi penuh ketidakpastian (uncertainty) dimana jumlah harga
atau kas yang akan diterima atau dibayarkan dimasa yang akan
datang belum dapat ditentukan secara pasti.
Akuntasi konvensional masih lebih banyak menggunakan harga
historis.Harga ini sangat menentukan dalam perhitungan laba, income
atau profit.Tetapi dengan FASB 157 mulai digunakan Fair Value.

1. Modal (Capital)
Modal adalah aktiva bersih.Laba menaikkan modal atau aktiva
bersih.Laba adalah arus kekayaan, sedangkan modal adalah
simpanan kekayaan.Oleh karena itu, penentuan laba yaitu penentuan
kenaikan modal juga menyangkut masalah harga juga.
2. Replacement Cost Income
Dalam konsep Replacement Cost Income dikenal dua komponen
income, yaitu:
a. Current operating profit yang dihitung dari pengurangan biaya
pengganti (replacement cost) dari penghasilan
b. Realized holding gain and loss yang dihitung dari perbedaan
antara replacement cost dari barang yang dijual dengan biaya
historis dari barang yang sama. Laba rugi ini dapat dibagi dua,
yaitu:
1) Yang direalisasi dan accrued selama periode itu
2) Yang direalisasi pada periode itu, tetapi accrued pada periode
sebelumnya

Dari pembagian ini, menurut Belkaoui, Accounting Income dapat


dirumuskan sebagai berikut:

Pa = X + Y + Z

Pa = Accounting Income
X = Current operating profit
Y = Realisasi dan accrued holding gain pada periode ini
Z = Realisasi holding gain pada periode ini, tetapi accrued
pada periode sebelumnya

Money incomeberbeda dengan Accounting Income dalam hal :

1. Money Income dihitung berdasarkan nilai replacement cost,


sedangkan Accounting Income berdasarkan historical cost
2. Money Income hanya mengikuti gain yang accrued pada
periode ini
Dengan demikian, Money incomedapat dihitung sebagai berikut:
Pm = Pa – Z + W
Pm = Money income
Pa = Accounting Income
Z = Realisasi holding gain and loss pada periode itu, tetapi
accrued pada periode sebelumnya
W = Holding gain and loss yang belum direalisasi
Atau bisa juga dihitung sebagai penjumlahan dari :
1. Current operating profit atau X
2. Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu atau Y
3. Holding gain dan loss yang belum direalisasi yang accrued
pada periode itu

Contoh :

Dibeli 1.000 unit produk A seharga Rp 100,00 per unit.


Pada akhir 31 Desember 1999 replacement cost adalah Rp
200,00 per unit. Jumlah 1.000 unit dijual pada akhir tahun 2000
dengan harga Rp 300,00 per unit. Harga replacement cost adalah
Rp 250,00 per unit.

1999: Accounting Income adalah Rp 0,-

Pa = X + Y + Z
=0+0+0

=0

Money Income adalah Rp 1.000,-

Pm = X + Y + W

= 500 + 500 + 0

= 1.000,-

2000: Accounting Income adalah Rp 2.000,-

Atau 500 + 500 + 1000 = Rp 2.000,-

Money Income adalah Rp 1.000,-

Atau 500 + 500 = Rp 1.000,-

Atau Pa – Z + W

2.000 – 1.000 + 0 = Rp 1.000,-

Pada tahun pertama accounting income tidak ada laba, namun


pada dua periode tersebut accounting income sama dengan
money income.

Perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi dapat


dilihat dari rumus sebagai berikut (Most, 1982)
Accounting Income + Perubahan Aktiva Berwujud yang
tidak direalisasi – Perubahan Aktiva berwujud yang
terjadi pada awal periode + Perubahan nilai Aktiva
Tidak Berwujud = Laba Ekonomi

4. Ilustrasi Perhitungan Laba


Untuk membedakan keempat konsep laba diatas, dibawah ini kita
berikan contoh sebagai berikut:
PT Sipangko Jaya memiliki kekayaan bersih sebesar Rp
10.000.000,00 pada tanggal 1 Januari 2000 dan pada 31 Desember
2000 menjadi Rp 15.000.000,00. Untuk mempertahankan kapasitas
produksi fisik perusahaan yang sebenarnya, diperlukan biaya Rp
12.500.000,00 sedangkan tingkat harga umum naik 10% selama
periode itu.
Pertanyaan: Hitunglah laba menurut keempat konsep itu.
Jawab:
1. Money Maintenance:
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,-
Net Asset 1 Desember 2000 Rp 10.000.000,-
Laba Rp 5.000.000,-
2. GPP – Money Maintenance:
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,-
Net Asset 1 Januari 2000 Rp 10.000.000,-
Penyesuaian GPL =
10% x Rp 10.000.000,- = Rp 1.000.000,-
Rp 11.000.000,-
Laba Rp 4.000.000,-
3. Productive Capacity Maintenance:
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,-
Bagian yang diperlukan untuk memper-
tahankan kapasitas produksi perusahaan Rp 12.500.000,-
Laba Rp 2.500.000,-

4. GPP Productive Capacity Maintenance:


Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000.000,-
Bagian untuk mempertahankan kapasitas
produksiyang diperlukan
Net Asset 1 Januari 2000 Rp 12.500.000,-
Penyesuaian GPL =
10% x Rp 12.500.000,- = Rp 1.250.000,-
Rp 13.750.000,-
Laba Rp 1.250.000,-
Demikianlah perbedaan tingkat laba menurut empat konsep yang
dijelaskan dimuka.

5. Laba Menurut Konsep Akuntansi (Accounting Income)


Dalam Akuntansi yang memiliki konsep perhitungan laba juga
dikenal perbedaan pandangan dalam menghitung laba (Income). Disini
kita perkenalkan empat pendapat, yaitu:
1. Pemikiran klasik yang berpedoman pada postulat unit of measure
dan Prinsip Historical Cost yang sering disebut Historical Cost
Accounting atau Conventional Accounting sebagaimana yang kita
anut saat ini, yang dinamakan konsep laba Accounting Income.
2. Pemikiran neo klasik yang mengubah postulat unit of measure
dengan menerapkan perhitungan perubahan tingkat harga umu
(General Price Level) dan tetap mempertahankan prinsip Historical
Cost , yang in dikenal dengan istilah General Price Level Adjusted
Historical Cost Accounting (GPLA Historical Accounting), dan
perhitungan labanya disebut GPLA Accounting Income.
3. Pemikiran radikal yang memilih harga sekarang (current value)
sebagai dasar penilaian bukan Historical Cost lagi,
dimana konsep ini dikenal dengan Current Value Accounting,
sedangkan perhitungan labanya disebut Current.
4. Pemikiran neo radikal yang menggunakan Current Value, tetapi
disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum, yang disebut
GPLA Current Value Accounting, sedangkan perhitungan labanya
disebut Adjusted Current Income.

Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi adalah


perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi
pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
pada periode tersebut. Menurut Belkaoui, definisi tentang laba itu
mengandung lima sifat berikut:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,


yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya
merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan
batasan tersedia tentang apa yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam
bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk
mendapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil
dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang
sama.

Most menambahkan ciri-ciri laba akuntansi sebagai berikut:

1. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik


2. Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk
seluruh nilai fenomena dan periode yang dapat diukur
3. Laba akuntansi mengizinkan agregasi ke dalam kategori berupa
input dan output
4. Oleh karena itu, perbandingan input dengan output akan
menghasilkan sisa
5. Dengan demikian, mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap
angka itu dapat menggunakannya untuk berbagai tujuan

Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi ini adalah sebagai


berikut:

1. Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji


2. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi
(fakta) dan dilaporkan secara objektif, perhitungan laba ini dapat
diperiksa (verifiability)
3. Memenuhi prinsip conservatisme, karena yang diakui hanya laba
yang direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai
4. Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajemen dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen

Namun, disamping adanya keistimewaannya ini, kelemahan yang


terkandung didalamnya adalah sebagai berikut:

1. Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul


dari kenaikan nilai
2. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini
timbul karena perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan
waktu antara realisasi hasil dan biaya
Penerapan prinsip realisasi, Historical Cost, dan Conservatisme
dapat menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan.

Anda mungkin juga menyukai