Anda di halaman 1dari 62

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I Peralatan Ukur (Measuring Equipment) 4

A. Jangka geser 4
B. Mikrometer 14
C Mikrometer Kedalaman 25
C. Latihan Soal 27

BAB II Kabel Penghantar 28


A. Pengertian 23
B. Persyaratan Pengantar 30
C. Ukuran Pengantar 30
D. Macam-macam penghantar dan kegunaannya 32
E. Tegangan Kerja 34
F. Identifikasi Warna Kabel 37
G. Pemilihan Kabel 37
H. Menyambung (Joining) underground armoured cable 44
I. Latihan Soal 49

BAB III Tang (Pliers) 50


A. Tang Potong (Cutting Pliers) 51
B. Tang Bulat (Round-Nose Pliers) 52
C. Tang Kombinasi (Combination Pliers) 53
D. Latihan Soal 53

BAB IV Menyolder (Soldering) 58


A. Soldering (Menyolder) 58
B. Menyolder Terminal (Sepatu Kabel) 59
C. Kegagalan pada Penyolderan 61
D. Latihan Soal 63

Daftar Pustaka 65
Peralatan Ukur (Measuring Equipment)
Pada bab ini siswa akan belajar bagaimana menggunakan peralatan ukur
(Measuring Equipment). Siswa akan belajar bagaimana mengidentifikasi,
menggunakan dengan aman dan memelihara peralatan ukur serta
peralatan yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan ini.
Peralatan ukur meliputi :
 Jangka Geser.
 Mikrometer.
Dengan demikian siswa dapat menggunakan peralatan tangan untuk
mempersiapkan pekerjaan pelat logam sesuai dengan gambar kerja.
Untuk mencapai bab ini siswa harus dapat :
 Mengidentifikasi peralatan ukur untuk mengukur benda kerja.
 Menggunakan peralatan ukur untuk menentukan ukuran benda
kerja.
 Memelihara dan menyimpan peralatan ukur secara aman dan
benar.

A. Jangka geser.
Jangka geser digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam
dan kedalaman lubang. Alat ini terbuat dari baja tahan karat.
Keistimewaan jangka geser ini terletak pada kemampuan mengukur untuk
variasi bentuk dan kondisi benda kerja yang hendak diukur. Namun
meskipun demikian tingkat ketelitian pengukurannya masih berada
dibawah tingkat ketelitian mikro meter.
Gambar 1-1. Bentuk fisik jangka geser
Bagian-bagian jangka geser adalah : mistar ukur yang dapat digeser, rahang
pengukur, ekor/batang kedalaman dan pita pengikat. Jangla geser terdiri dari
dua skala ialah skala utama (main scale) dan skala geser (vernier scale) terdapat
garis-garis ukur dalam ukuran inchi dan millimeter. Pada salah satu sisinya
terdapat alur tempat kedudukan bagian ekor/batang kedalaman. Rumah geser
terpasang pada mistar ukur dan dapat bergeser sepanjang mistar tersebut.
Bagian ekor/batang kedalaman berbentuk segiempat pipih dan letaknya pada
mistar yang beralur, bagian ini gunanya untuk mengukur kedalaman lubang atau
tingginya suatu benda kerja.

Jika rumah geser digeserkan, bagian ini ikut bergeser pula. Rahang jepit terdiri
dari dua pasang, sepasang rahang untuk mengukur diameter luar, sepasang lagi
untuk mengukur diameter dalam. Mur pengikat gunanya untuk mengikat rumah
geser trehadap mistar
Gambar 1-2. Mengukur diameter luar dan dalam

1) Cara membaca jangla geser ukuran millimeter (Pembagian 0,1 mm).


Jangka geser yang skala noniusnya 0,1 mm dapat mengukur hanya sampai 0,1
mm. Pada rumah geser terdapat garis ukur sebanyak 10 bagian yang
panjangnya 9 mm. Jadi jarak antara garis yang satu terhadap garis yang lain 0,9
mm. Garis-garis itu ditandai dengan angka 0 – 10. Garis 0 merupakan garis
penunjuk ukuran bulat misalnya 1 mm, 2 mm, 3 mm dan seterusnya.
Padapengukuran demikian, garis 0 kedudukannya satu garis dengan garis
diatasnya yang terdapat pada mistar ukur, demikian pula garis yang berangka 10
segaris dengan salah satu garis diatasnya. Adapun garis-garis lainnya, garis ke 1
sampai garis ke 9 tidak segaris dengan garis diatasnya. Garis-garis ini
menunjukan ukuran 0,1 mm.
Gambar 1-3. Skala utama dan geser.

Contoh 1 :

Pada pengukuran 14,2 mm, letak garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :

 Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 14 dan ke 15 pada


mistar.
 Garis ke 2 pada rumah geser kedudukannya satu garis dengan suatu
garis mistar.

Gambar 1-4. Contoh pengukuran 14,2 mm.

Contoh 2 :

Pada pengukuran 17,8 mm, letak garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :

 Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 17 dan ke 18 pada


mistar.
• Garis ke 8 pada rumah geser kedudukannya satu garis dengan suatu garis mistar.

Gambar 1-5. Contoh pengukuran 17,8 mm.

Contoh 3 :

Pada pengukuran 15 mm, letak garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :


• Garis 0 pada rumah geser terletak segaris ke 15 pada mistar.

• Garis ke 10 pada rumah geser kedudukannya satu garis dengan suatu garis mistar.

Gambar 1-6. Contoh pengukuran 15 mm.

2) Cara membaca jangla geser ukuran millimeter (Pembagian 0,05 mm).

Pada pembagian ini, garis ukur pada rumah geser berjumlah 20 bagian. Jarak dari 0 sampai 20
sama dengan 19 mm. Berarti jarak antara garis yang satu dengan yang lainnya 19 : 20 = 0,95
mm, jadi selisih dari kedua skala ini 1 mm – 0,95 mm = 0,05 mm. Berarti pula, bahwa jangka
geser ini mampu mengukur sampai ukuran terkecil 0,05 mm.

Cara membaca pembagian ini sama dengan membaca pembagian 0,1 mm diatas.

Contoh 1 :

Pada pengukuran 8 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :

• Garis 0 pada rumah geser segaris dengan garis ke 8 pada mistar ukur.

• Garis ke 20 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar ukur.

Gambar 1-7. Contoh pengukuran 8 mm.

Contoh 2 :

Pada pengukuran 9,5 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :

• Garis 0 pada rumah geser terletak di antara garis ke 9 dan garis ke 10 pada mistar ukur.

• Garis ke 10 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar ukur.

Gambar 1-8. Contoh pengukuran 9,5 mm.

Contoh 3 :

Pada pengukuran 37,66 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :
• Garis 0 pada rumah geser terletak di antara garis ke 37,5 dan garis ke 38 pada mistar
ukur.

• Garis ke 8 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar ukur.

Gambar 1-9. Contoh pengukuran 37,66 mm.

Untuk lebih memudahkan membaca angka-angka di belakang koma, misalnya 0,55 – 0,65 – 0,75
dan seterusnya, maka caranya sebagai berikut :

Misalnya ukuran :

• 0,65 : carilah yang berangka 6 dan tambahkan 1 garis.

• 0,75 : carilah yang berangka 7 dan tambahkan 1 garis.

• 0,85 : carilah yang berangka 8 dan tambahkan 1 garis.

Biasanya garis yang berangka (seperpuluhan) bentuknya lebih panjang dari pada garis 0,05 mm.
3) Cara membaca jangka geser ukuran inchi.

Bentuk ukuran inchi ini ada yang pecahan dan ada pula yang desimal. Bentuk pecahan : angka-
angka yang terdapat pada mistar, misalnya 1 – 2 – 3 dan seterusnya menunjukan ukuran 1” – 2”
– 3” dan seterusnya. Dari angka ke angka dibagi dalam 16 bagian sehingga 1 bagian jaraknya
1/16”. Pada rumah geser terdapat garis-garis ukur yang jaraknya 7/16” dan terbagi atas 8 bagian
berarti 1 bagian 7/16” dibagi 8 sama dengan 7/128”. Selisih skala 1/16” – 7/128” = 1/128”. Jadi
ketelitian pengukuran jangka geser ini adalah 1/128”.

Gambar 1-10. Skala jangka geser ukuran inchi.

Contoh 1 :

Pada pengukuran 2,853, maka kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :

• Garis 0 pada rumah geser segaris dengan garis ke 2,850 pada mistar ukur.

• Garis ke 3 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar ukur.

Gambar 1-11. Contoh pengukuran 2,853.

Contoh 2 :

Pada pengukuran 5/8” sama dengan 10/16”. Kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai
berikut :

• Garis 0 pada rumah geser segaris dengan garis ke 10 pada mistar ukur.

• Garis ke 8 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar ukur.

Gambar 1-12. Contoh pengukuran 5/8”.

Contoh 3 :
Pada pengukuran 15/128” sama dengan 1/16” + 7/128”. Kedudukan garis-garis ukurnya adalah
sebagai berikut :

• Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 1 dan ke 2 pada mistar ukur.

• Garis ke 7 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar ukur.

Gambar 1-13. Contoh pengukuran 15/128”.

Contoh 4 :

Pada pengukuran 21/128”. Kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :

• Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 2 dan ke 3 pada mistar ukur.

• Garis ke 5 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar ukur.

Gambar 1-13. Contoh pengukuran 15/128”.

4) Bentuk desimal.

Jarak 1” pada mistar ukur dibagi dalam 10 bagian sehingga 1 bagian yang berangka 1/10”. Dari
angka ke angka (1/10”) dibagi dalam 4 bagian sehingga 1 bagian 0,0025”. Karena selisih skala itu
0,0025” – 0,0024” = 0,001”, berarti pula ketelitian jangka geser ini adalah 0,001”.

Contoh 1 :

Pada pengukuran 1,148”, berarti 1,148” = 1” + 0,1” + 0,025” + 0,023”.

Jadi penunjukannya :

Angka 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 1 dan ke 2 yang berangka dan garis ke 23
segaris dengan salah satu garis pada mistar.

Contoh 2 :

Pada pengukuran 2,653”, berarti 2,653” = 2” + 0,6” + 0,050” + 0,005”.

Jadi penunjukannya :
Angka 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 6 dan ke 7 yang berangka dan garis ke 3
segaris dengan salah satu garis pada mistar.

Tugas Praktek.

1. Alat dan Bahan :

• Jangka geser.

• Fuse holder

• Nepel

• Pipa PVC

2. Petunjuk :

• Letakan rahang-rahang jangka geser pada benda kerja sesuai dengan objek pengukuran
yang diperlihatkan pada gambar kerja.

• Sebelum melakukan pembacaan hasil pengukuran, usahakan benda kerja jangan dilepas
atau kalau akan dilepas terlebih dahulu kunci rahang yang bergerak dengan mengencangkan
mur pengingat.

• Lakukan beberapa kali pengukuran untuk setiap objek pengukuran agar diperoleh hasil
pengukuran yang akurat.

• Lakukan pengukuran pada tempat yang memiliki kuat cahaya penerangan yang baik.

• Lakukan dua kali pengukuran, yang pertama menggunakan skala milimeter dan yang ke
dua menggunakan skala inchi.

• Pergunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya.

3. Gambar Kerja :
B. Mikrometer Luar.
Mikrometer adalah suatu alat ukur yang sangat teliti bila dibandingkan dengan
jangka geser oleh karenanya banyak dipakai di tempat-tempat pekerjaan yang
memerlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi.

Mikrometer ada beberapa macam antara lain :

 Mikrometer Luar
 Mikrometer Dalam
 Mikrometer Kedalaman
 Mikrometer Ulir
Pada pembelajaran ini akan kita uraikan mengenai mikrometer luar dengan
ukuran mengenai mikrometer luar dengan ukuran milimeter. Adapun bentuk fisik
mikrometer ini seperti yang ditunjukan pada gambar berikut ini serta bagian-
bagiannya terdiri dari :
 Rangka (frame)
 Landasan (anvil)
 Poros geser dan ulir (spincle and thread)
 Tabung ukur (sleeve)
 Tabung putar (thimble)
 Gigi gelincir (rechett)
 Pengunci (lock nut).

Pada bagian tabung ukur dan tabung putar terdapat angka-angka dan garis-garis
ukur. Angka-angka dan garis-garis ukur inilah yang akan menunjukan ukuran
benda kerja yang di ukur.

Gambar 1-15. Bagian-bagian mikrometer.

Angka-angka yang terdapat pada tabung ukur menunjukan ukuran milimeter,


misalnya 0 – 5 – 10 – 15 – 20 dan seterusnya. Dengan demikian diantara angka
5 – 10 = 5 mm dan seterusnya. Dari angka ke angka ini dibagi dalam 5 bagian
sehingga 1 bagian jaraknya 1 mm. Pada bagian bawah garis-garis ini
(adakalanya letaknya diatas), terdapat pula garis-garis ukur pembagi dua, artinya
antara garis atas dan garis bawah jaraknya 0,5 mm (lihat gambar 2-2). Pada
bagian tabung putar terdapat garis-garis ukur yang banyaknya 50 bagian. Jika
tabung putar di putar 1 kali (misalnya dari angka 0 sampai ke angka 0 lagi) maka
poros geser akan bergerak 0,5 mm. Jika 2 kali diputar berart 2 x 0,5 mm = 1 mm
dan seterusnya. Oleh karena itu tabung putar dibagi dalam 50 bagian, maka 1
bagian jaraknya 0,5 : 50 = 0,01mm langkah poros geser.

Gambar 1-16. Bagian tabung ukur dan tabung putar


Gambar 1-17. Tabung ukur (sleeve).

Gambar 1-18. Langkah poros geser dengan jarak 0,5 : 50 = 0,01m.

Contoh 1 (lihat gambar 1-18)

Pada ukuran 15 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut :


 Garis yang berangka 15 pada tabung ukur berimpit dengan rusuk tabung
putar.
 Garis yang berangka 0 pada tabung putar segaris dengan garis pembagi
dua pada tabung ukur.
Contoh 2 (lihat gambar 1-18)

Pada ukuran 17,5 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut :

 Garis ukur milimeter yang ke 17 pada tabung ukur tampak jelas..


 Garis ukur setengah milimeter pada tabung ukur terletak antara garis ke
17 dan 18 ukuran milimeter dan berimpit dengan sisi tabung putar.
 Garis yang berangka 0 pada tabung putar segaris dengan garis pembegi
dua pada tabung putar.
Pada ukuran 18,82 mm, maka kedudukan :

 Garis ukur milimeter yang ke 18 pada tabung ukur terlihat jelas.


 Garis ukur setengah milimeter pada tabung ukur yang terletak antara garis
ke 18 dan ke 19 ukuran milimeter tampak jelas karena 0,82 mm adalah
lebih dari 0,5 mm.
 Garis ke 32 pada tabung putar (82 – 50 = 32) segaris dengan sisi tabung
putar (gambar 1-19).

Gambar 1-18.
Cara membaca mikrometer ukuran inchi.

Pada bagian tabung ukurnya terdapat satu baris ukur. Dari angka ke angka
jaraknya 0,1” dan dibagi 4 bagian, berarti satu bagian 0,025”. Sedangkan pada
tabung putar terdapat 25 garis ukur. Jika tabung putar diputar 1 kali (misalnya
dari angka 0 ke angka 0 lagi), maka poros geser akan bergeser 0,025”. Jadi
artinya jarak antara garis yang satu dengan garis yang lainnya pada tabung putar
0,025” : 25 = 0,001” langkah poros geser (lihat gambar 1-19).

Gambar 1-19.

Contoh 3 (lihat gambar 1-20).

Pada ukuran 0,297”, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut :

 Sisi tabung putar berimpit dengan garis yang berangka 0,275 pada tabung
ukur.
 Garis yang berangka 22 pada tabung putar segaris dengan garis pembegi
dua pada tabung ukur.
Gambar 1-20.

Contoh 4 (lihat gambar 1-20).

Pada ukuran 0,242”, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut :

 Sisi tabung putar 0,2 + 0,025 = 0,225. Artinya sisi tabung putar terletak
pada garis ke 2 sebelah kanan garis yang berangka 2.
 Garis ke 17 pada tabung putar segaris dengan garis pembagi dua tabung
ukur.

Gambar 1-21.
Ukuran mikrometer.

Ukuran mikrometer ditentukan oleh jarak maksimal yang ditempuh oleh poros
geser. Misalnya mikrometer 1”, artinya mikrometer yang jarak maksimal
pengukurannya 1” (dari 0 – 1”).

Mikrometer 2” pengukurannya dari 1” sampai 2”.

Mikrometer 3” pengukurannya dari 2” sampai 3”, dan seterusnya. Jadi jarak


gesernya hanya 1”.

Pada mikrometer milimeter jarak gesernya :

0 – 25 mm

25 – 50 mm

50 – 75 mm

75 – 100 mm dan seterusnya.

Cara mengukur dengan mikrometer :

 Kedudukan poros geser sebelum mengukur harus lebih lebar dari pada
diameter benda kerja.
 Tempatkan bagian alas mikrometer pada benda kerja putarlah tabung
putarnya kearah kanan sehingga poros geser hampir menyentuh benda
kerja.
 Bila poros geser sudah dekat dengan benda kerja, putarlah bagian
ratchet-nya sampai ratchet tersebut berbunyi.
 Lihatlah garis-garis ukurnya dan terbacalah dengan mudah hasil
pengukurannya.
Cara mengukur yang salah :

 Pada waktu mengukur, jangan hanya memutar tabung putar saja. Hal ini
bisa merubah pengukurannya karena tekanan tangan yang memutar tidak
stabil (harus betul-betul memakai perasaan). Dalam hal ini putarlah
ratchet-nya.
 Jangan menarik mikrometer keluar dari benda kerja untuk dilihat hasil
pengukurannya. Hal ini bisa merusak landasan dan ujung poros geser
aus.
Gambar 1-22. Cara mengukur yang salah.

Memeriksa ketepatan ukuran.

Sebelum mikrometer itu kita gunakan, sebaiknya kita periksa dahulu


kerapatannya. Caranya adalah : rapatkan poros geser pada alasnya (untuk
mikrometer 0 -25 mm) atau dengan mal (untuk mikrometer 25 - 50 mm).
Kemudian lihatlah garis ukur pada tabung ukur dan garis ukur pada tabung putar.
Jika garis 0 (nol) pada tabung putar segaris dengan garis 0 (nol) pada tabung
ukur, berarti keadaan mikrometer itu baik. Tetapi bila kedudukannya tidak tepat,
maka hal ini harus kita perbaiki dengan kunci khusus. Pada setiap kotak tempat
mikrometer terdapat kunci dan sebuah mal. Kunci itu kita masukan kedalam
lubang kecil tabung ukur, lalu putarlah ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
kedudukan yang tidak tepat tadi sehingga kedua garis yang berangka 0 (nol) tadi
segaris.

Cara memegang mikrometer.


Satu tangan dengan benda kerja bebas : kelingking dengan jari manis tangan
kanan memegang mikrometer, jari lainnya memutar tabung putar. Tangan kiri
memegang benda kerja.

Gambar 1-23.

Gambar 1-24.

C. Mikrometer kedalaman (depth micrometer).


Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kedalaman alas lubang suatu
alur. Benda kerja diletakan pada bangku kerja atau meja gambar. Tangan kanan
menekan blok silang agar tetap rapat pada bidang kerja. Tangan kiri memutar
tabung putar sampai poros geser menyentuh alas lubang atau alur. Cara
membaca ukurannya sama dengan membaca ukuran mikrometer luar.

Gambar 1-25. Mikrometer dalam

BAB II
Kabel Penghantar

Pada bab ini siswa akan belajar membedakan jenis-jenis penghatar. Siswa akan
belajar bagaimana mengidentifikasi, memilih, menggunakan dengan benar untuk
melengkapi pekerjaan ini.

Peralatan ukur meliputi :

 Macam-macam Penghantar.
 Memilih penghantar.
 Mengklasifikasikan penghantar.
Dengan demikian siswa dapat memilih dan menggunakan penghantar untuk
mempersiapkan pekerjaan dasar elektromekanik sesuai dengan gambar kerja.

Untuk mencapai bab ini siswa harus dapat :

 Mengidentifikasi kabel penghantar untuk tegangan rendah.

 Menyambung kabel penghantar untuk tegangan rendah.

A. Pengertian.

a. Penghantar ialah : (PUIL 108 P 25 )

 Benda logam atau bukan logam yang bersifat menyalurkan arus listrik

 Kawat/pilinan kawat yang cocok digunakan untuk menyalurkan arus listrik

b. Kabel ialah :

 rakitan satu penghantar atau lebih, baik penghantar pejal atau berupa
pintalan, masing -masing dilindungi dengan isolasi, keseluruhannya
dilengkapi dengan selubung pelindung bersama.

c. Kabel instalasi ialah :


 Kabel yang dimaksudkan untuk instalasi tetap (PUIL 108 K4 )

d. Kabel fleksibel ialah :


 kabel yang karena sifat penghantar, isolasi dan selubung yang fleksibel
dimaksudkan untuk dihubungkan dengan perlengkapan listrik yang dapat
dipindah-pindahkan dan atau bergerak. (PUIL 108 K3 )

B. Persyaratan Penghantar :
a. Bahan penghantar, isolasi dan selubung harus memenuhi syarat sesuai
dengan

penggunaannya.

a. Telah diperiksa dan diuji oleh LMK.

C. Ukuran penghantar (PUIL ayat 700 A 2.1 )


Dinyatakan dalam ukuran luas penampang intinya dan satuannya adalah
mm2 . Ukuran luas penampang nominal kabel, penghantar tak berisolasi
seperti pada tabel 1 di bawah (di PUIL tercantum pada daftar 700 -1).

Tabel 1 - Luas Penampang Nominal Kabel Dan Kabel Tanah

Kabel dan kabel tanah instalasi tetap Kabel dan kabel Kabel fleksibel ,
dari aluminium atau tembaga tanah Instalasi Lebih fleksibel ,
( mm2 ) tetap dari Sangat fleksibel
aluminium atau dari tembaga
tembaga bentuk ( mm2 )
sektor
( mm2 )
Pejal Bulat Dipilin Dipilin Bulat
Bulat Dipadatkan
1 2 3 4 5

0,5 0,5 - - 0,5


0,75 0,75 - - 0,75
1,0 1,0 - - 1,0

1,5 1,5 - - 1,5


2,5 2,5 - - 2,5
4 4 - - 4
Kabel dan kabel tanah instalasi tetap Kabel dan kabel Kabel fleksibel ,
dari aluminium atau tembaga tanah Instalasi Lebih fleksibel ,
( mm2 ) tetap dari Sangat fleksibel
aluminium atau dari tembaga
tembaga bentuk ( mm2 )
sektor
( mm2 )
Pejal Bulat Dipilin Dipilin Bulat
Bulat Dipadatkan
1 2 3 4 5

6 - -
10 10 - 10 10
16 16 16 16 16

25 25 25 25 25
35 35 35 35 35
50 50 50 50 50

70 70 70 70 70
95 95 95 95 95
120 120 120 120 120

150 150 150 150 150


185 185 185 185 185
240 240 240 240 240

300 300 300 300 300


400 400 400 400
500 500 500 500

630 630 630


800 - - -
1000 - - -
Macam-macam penghantar dan kegunaannya. ( ayat 700 B2 )

Macam-macam penghantar yang sering digunakan dan kegunaannya yang


lengkap (lihat PUIL daftar 700-3 dan 700-4.)

Tabel 2.

Kabel Instalasi Jenis Penggunaan


 Untuk instalasi ruangan kering :
NYA  Di dalam pipa dan dipasang
diatas atau di bawah plesteran.
 Dengan menggunakan rol
isolator dipasang diatas plafon
NYAF .
 Untuk pemasangan di dalam alat-
alat listrik dan lemari hubung bagi.
NGA  Tidak boleh digunakan :
 Menempel langsung pada
plesteran, kayu dan di dalam
plesteran.
 Pada pemasangan instalasi
ruang lembab, basah, di alam
terbuka, ruangan dengan
bahaya kebakaran dan
ledakan.
 Untuk instalasi ruangan kering,
lembab, basah, dengan bahaya
NYM kebakaran yang dipasang di atas,
di dalam plesteran dan di atas
kayu.
 Pemasangan pada ruangan
dengan bahaya ledakan harus
memperhatikan pengaruh kimia &
termis.
 Untuk alat tangan ringan seperti
NYZ pesawat radio, alat cukur dll yang
dipasang hanya pada ruangan
kering dengan tekanan mekanis
NYD rendah.
 Tidak digunakan untuk peralatan
listrik thermis.
Kabel Instalasi Jenis Penggunaan
 untuk alat listrik domestik seperti
NYMHY mesin cuci, lemari es dll yang
dipasang didalam ruangan kering,
lembab sementara dengan
tekanan mekanis sedang.
 Tidak boleh untuk perlengkapan
listrik thermis.
 Untuk alat listrik dapur, bengkel
pertanian ( misalnya pemanas
air yang besar, lampu tangan )
NMH dan alat - alat listrik tangan,
dengan tekanan mekanis sedang
dan dipasang di ruang kering,
lembab.
 Boleh dipasang ditempat kerja
dengan bahaya kebakaran ( untuk
maksud pertanian, alam terbuka )
menggunakan penghantar dengan
penampang mulai 1,5mm2.
 Tidak boleh direnggangkan seperti
penghantar udara.
 Untuk alat listrik ringan ini
NSA misalnya setrika dengan tekanan
mekanis sedikit dan dipasang
diruang kering.
 Untuk instalasi mesin tenaga,
lemari hubung bagi dan instalasi
NYY industri yang dipasang di dalam
NAYY ruangan, saluran kabel, alam
terbuka . Bila diperkirakan tidak
akan terjadi kerusakan mekanis.
 Untuk pemasangan dalam tanah
yang kemungkinan terjadi
kerusakan harus diberi
perlindungan .
NYFGbY  Untuk instalasi msin tenaga,
NAYFGbY industri, lemari hubung bagi yang
dipasang di dalam ruangan,
saluran kabel, alam terbuka,
dalam tanah dengan gangguan
mekanis sedang.
 Boleh dipasang di dalam
air/sungai bila tidak akan terjadi
gangguan gaya tarik mekanis.
Kabel Instalasi Jenis Penggunaan

NYRGbY  Untuk pemasangan dalam tanah,


NAYRGbY di dalam ruangan, saluran kabel
dan alam terbuka, bila
diisyaratkan perlinduangan
mekanis yang lebih tinggi atau
tekanan tarik yang lebih besar
pada waktu montase dan pada
waktu pembebanan.
 Boleh dipasang didalam air dan
sungai, bila tidak akan terjadi
gangguan gaya tarik mekanis.

BCC

AAC Digunakan untuk saluran udara


AAAC tegangan rendah, menengah maupun
tinggi.
ACSR

D. Tegangan Kerja
a. Tegangan Kerja Instalasi dan Kabel Fleksibel.
Boleh dibebani terus menerus dengan tegangan kerja maksimun 15%
lebih tinggi dari tegangan nominal kabel tersebut ( ayat 700 B2 ).
Contoh :
 Tegangan nominal NYM adalah 500 V, maka NYM dapat
dibebani secara terus menerus dengan tegangan maksimun
sebesar : 115% X 500 V = 575 V.

b. Tegangan Kerja Kabel Tanah ( ayat 700 C2 )


Pada instalasi 3 fase, kabel tanah dapat dibebani dengan tegangan kerja
maksimun sebesar :
1. 20% di atas tegangan nominal kabel tanah 0,6/1 kV.
2. 15% di atas tegangan nominal kabel tanah 3,6/6 kV & 6/10 kV.
3. 10% di atas tegangan nominal kabel tanah di atas 10 kV.
KHA terus menerus yang diperkenankan dan pengaman untuk
kabelberisolasi PVC tunggal pada suhu keliling 30 oC dan suhu penghantar
maksimun 700C

a. Kabel instalasi berisolasi, berselubung karet dan kabel instalasi


berisolasi karet, PVC, serta kabel fleksibel pada suhu keliling di atas
30oC sampai 55oC. KHA kabel-kabel tersebut di atas sama seperti tabel
2 dan tabel 3 yang telah dikoreksi oleh tabel 4 di bawah ini.

Contoh :
1. KHA kabel NGA 6 mm2 pada suhu keliling 300C adalah
 98% x 33A = 32,34A untuk pemasangan dalam pipa
 98% x 54A = 52,92A untuk pemasangan dengan rol isolator
Sedangkan KHA kabel NGA 6 mm2 pada suhu keliling 350C :
 90% x 33A = 29,7A untuk pemasangan dalam pipa
 90% x 54A = 48,6A untuk pemasangan dengan rol isolator

2. KHA kabel NMH 6 mm2 pada suhu keliling 300C adalah


 98% x 44A = 43,12A
Sedangkan pada suhu keliling 350C adalah :
 90% x 33A = 39,6A

3. KHA kabel NYA 6 mm2 pada suhu keliling 400C adalah :


 87% x 33A = 28,71A pada pemasangan dalam pipa

4. KHA kabel NYM 6 mm2 pada suhu keliling 550C adalah :


 62% x 44A = 28,28A
Kabel-kabel tersebut di atas tidak boleh dibebani melebihi kemampuan
hantar arusnya.
d. Kabel tanah
Kabel NYY, NYGbY, NYRGbY berpenghantar tembaga tidak boleh dibebani
melebihi KHA seperti yang tercantum pada tabel 5 di bawah untuk masing-
masing luas penampang.

Tabel 6. KHA terus menerus untuk tabel tanah berinti tunggal, berpenghantar
tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, dipasang pada sistem arus searah
dengan tegangan kerja maksimun 1,8 kV; serta untuk kabel tanah berinti dua,
tiga, dan empat berpenghantar tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, yang
dipasang pada sistem arus 3 fase dengan tegangan kerja maksimun 0,6/1kV,
pada suhu keliling 300C.

Tabel 6. KHA Kabel Penghantar.

Jenis Luas KHA terus menerus


kabel penam Berinti tunggal Berinti dua Berinti 3 dan 4
pang Di Di Di Di Di Di
nominal tanah udara tanah udara tanah udara
( mm2 (A) (A) (A) (A) (A) (A)
)
1 2 3 4 5 6 7 8
NYY 1,5 33 26 27 21 24 18
NYBY 2,5 45 35 36 29 32 25
NYFGbY 4 58 46 47 38 41 34

NYRGbY 6 74 58 59 48 52 44
10 98 80 78 66 69 60
NYCY 16 129 105 102 90 89 80
NYCWY
25 169 140 134 120 116 105
NYSY 35 209 175 160 150 138 130
50 249 215 187 180 165 160

NYCEY 70 312 270 231 230 205 200


95 374 335 280 275 245 245
NYSEY 120 427 390 320 320 280 285

150 481 445 356 375 316 325


NYHSY 185 552 510 409 430 356 370
240 641 620 472 510 414 435
300 730 710 525 590 463 500
400 854 850 605 710 534 600
500 988 1000 - - - -

E. Identifikasi Warna Kabel


Penggunaan warna untuk identifikasi kabel berlaku ketentuan sebagai
berikut :
 Warna hijau-kuning : untuk penghantar pentanahan (ayat 302 B2)
 Warna biru : untuk penghantar netral
 Warna merah : untuk penghantar fase R
 Warna kuning : untuk penghantar fase S
 Warna hitam : untuk penghantar fase T

Pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan mempergunakan satu


warna saja ( merah, kuning atau hitam ) kecuali kabel netral harus warna
biru dan kabel pembumian harus hijau-kuning .

F. Pemilihan Kabel.
Banyak jenis-jenis dan variasi kabel yang digunakan untuk instalasi listrik.
Jika kabel dipilih untuk suatu aplikasi tertentu, sesuai dengan IEC
Publication 502 dan SPLN 43-5 juga harus dikonsultasikan untuk
memastikan bahwa kabel yang dipilih sesuai dengan kebutuhan yang akan
digunakan pada instalasi listrik. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
untuk pemilihan kabel yang benar sebagai berikut :
 Aplikasi dan jenisnya (application and types of duty)
 Kondisi arus ( current conditions)
 Pertimbangan drop tegangan (voltage drop considerations)
 Tegangan kerja (operating voltage)
 Keadaan lingkungan (operating environment, e.g. ambient
temperature)
 Kemungkinan adanya geteran atau bahaya mekanik
(possibility of vibration or mechanical damage)
Sebagai contoh kabel dipilih berdasarkan hanya pada kemampuan arus akan
terbukti dalam penggunaannya tidak sesuai karena terjadi penurunan tegangan
(voltage drop).

Jika faktor tersebut sebagai bahan pertimbangan, secara lengkap untuk


pemilihan kabel yang berbeda berdasarkan kebutuhannya tidak hanya pada
kapasitas arus saja.

1). Klasifikasi Kabel


Kabel diklasifikasikan berdasarkan :
 Penghantar – jumlah dan ukuran standar (conductor –
number and size of standart)
 Jenis isolasi (insulation type i.e PVC insulated)
 Nilai temperatur (temperature rating i.e V75 is 750rating)
 Jenis selubung (sheathing type i.e XLPE)
 Pelindung (protection i.e armoured or non- armoured)

Catatan :
“Armouring” means a covering which would afford good mechanical protection
to the IEC Publication 502 and SPLN 43-5. The cable described above would
be a typical cable used in a domestic installation.

2). Kontruksi kabel (Cable Construction).


Kabel tegangan menengah (medium voltage) XLPE dirancang berdasarkan
IEC publikasi 502 dan SPLN 43-5.

a. Jenis Penghantar (types of conductor)


Dua jenis bahan utama yang digunakan untuk penghantar adalah
aluminium dan tembaga (copper), masing-masing mempunyai
keuntungan (advantages) dan kerugian (disadvantages) yang spesifik.

Tembaga (cooper) :
 memiliki daya hantar yang tinggi per satuan luas (high
conductivity)
 secara mekanik mudah disambungkan atau disolder
(mechanically joined)
 mahal
 tahan terhadap korosi (resistant to corrosion)
 lebih kuat dibangdingkan dengan aluminium

Aluminium :
 memiliki daya hantar yang tinggi per satuan berat (high
conductivity)
 harus disambungkan dengan penyambung pasta
 lebih murah dibandingkan dengan tembaga
 tidak tahan terhadap korosi (not as resistant to corrosion)
 lebih lemah dibandingkan dengan tembaga (weaker than cooper)
- jika digunakan pada instalasi listrik, kabel aluminium biasanya
terdapat baja pada intinya untuk menambah kekuatan.

b. Kontruksi Kabel (Cable Contruction)


N : Copper Conductors
NA : Aluminium Conductors
Y : (1st Y ) Polyvinyl Chloride (PVC) Insulation
Y : (2nd Y) PVC Sheath for outdoor Cable
2Y : Polyethylene (PE) Insulation
2Y : Polyethylene (PE) Sheath
2X : Cross Linked Polyethylene (XLPE) Insulation
S : Copper Tape Screening
SE : Copper Tape Screening for each Core
C : Concentric Copper Wire Screening
CE : Concentric Copper Wire Screening for each Core
NFA : Twisted Cable with Aluminium Conductor
NF : Twisted Cable with Copper Conductor
T : Neutral/Messenger for Self Supporting Cable
F : Galvanized Flat Steel or Aluminium Wire Armour
R : Galvanized Round Steel or Aluminium Wire Armour
Gb : Steel tape Helix (following F or R)
B : Double Steel Tape Armour
K : Lead Alloy Sheath

Gambar 2-1. Kabel Penghantar NYGBy.

3). Bahan Isolasi (Insulating Material)


Pertimbangan seksama yang harus pula diberikan terhadap pemilihan isolasi
untuk penghantar.
Kriteria bahan isolasi kabel secara drastis akan dipengaruhi oleh :
 cuaca (weather)
 minyak (oil)
 pengausan/lecet (abrasion)
 kimia (chemicals)

Sebagai perbandingkan karet vukanisir (vulcanized rubber), yang telah


digunakan secara ekstensif pada beberapa tahun yang lalu, dewasa ini secara
luas digunakan PVC sedangkan karet vulkanis terungkap memiliki :
 temperatur kerjanya rendah (lower operating temperature)
 tidak tahan terhadap cuaca (poorer weather resistance)
 tidak tahan terhadap minyak (poorer oil resistance)
 tidak tahan terhadap air (poorer water resistance)
 tidak tahan terhadap kimia (poorer chemical resistance)
 tidak tahan terhadap bahan pelarut (poorer solvent resistance)
 tidak tahan terhadap pengausan/lecet (poorer abrasion resistance)
 tidak tahan terhadap api (poorer flame resistance)
 tidak tahan terhadap kekuatan listrik (poorer electric strength)

Untuk alasan tersebut, isolasi karet secara luas telah digantikan dengan PVC.
Tetapi, karet memiliki keuntungan yang sangat feksibel dan masih banyak
digunakan untuk mining cable, flexible cords dan sebagainya.

4). Jenis Kabel (Cable Types)


Kabel Isolasi PVC (poly vinil chlorired insulated), selubung berlapis baja (lead
sheated armoured) secara khusus terdiri dari :
 Konduktor – stranded copper or aluminium
 Isolasi – oil-impregnated paper
 Pelapis (covering) – lead sheathing
 Armouring – steel wire
 Selubung (Serving) – PVC (sebagai proteksi terhadap
korosi)
Kabel jenis ini banyak digunakan untuk sistem distribusi tegangan rendah.

Gambar 2-2. Kabel armoured dengan

tiga penghantar
Gambar 2-3. Kabel armoured

dengan tiga penghantar dan arde.


Kabel tiga inti ditambah pembumian (three-core plus earth), isolasi PVC,
selubung berlapis kawat baja, selubung XPE digunakan jika kabel mendapatkan
gangguan mekanik. Selubung pelapis dari kawat baja akan melindungi
penghantarnya jika terjadi gangguan mekanik.

Pada tabel-tabel berikut akan dijelaskan secara mendetail.

Penggantian dengan menggunakan penghantar aluminium adalah alternatif


untuk mengurangi harga yang mahal. Penyambungan kabel aluminium
diperlukan teknik secara khusus yang akan didiskusikan kemudian.

Gambar 2-4. Kabel armoured alumunium dengan tiga penghantar

Gambar 2-4. Kabel armoured alumunium dengan tiga penghantar


Gambar 2-5. Kabel trailing dengan tiga penghantar

H. Menyambung (Joining) underground armoured kabel


1). Mengupas Kabel (Stripping the Cable)
Mengupas kabel yang benar adalah sesuatu hal yang mempunyai arti
sangat penting karena dengan suatu metoda pengupasan yang salah akan
mengakibatkan penghantar (conductor) menjadi rusak. Ini akan merusak
kekuatan mekaniknya dan selanjutnya dengan tekukkan sedikit saja pada
penghantar (conductor) akan terjadi suatu retakkan.

Pengupasan dapat dilakukan dengan :


 Knife
 Adjustable stippers
 Automatic strippers
 Pliers

Catatan :
A knife should not be use to remove insulation on very fine single or stranded
conductor.

Menggunakan pisau (knife) :


 Isolasi yang akan dipotong jauhkan dari badan anda.
 Irislah isolasi dengan sudut kira-kira 150 terhadap isolasinya untuk
menghidari terpotongnya penghantar (conductor).
 Lanjutkan proses diatas sampai semua isolasi yang tidak diperlukan
terkelupas dari penghantarnya.

Gambar 2-6. Mengupas kabel menggunakan pisau


Gambar 2-7. Membuka

pelindung kabel dengan tang potong.

2). Jenis Crimping tool


Crimping tool seperti yang diperlihatkan pada gambar adalah jenis crimping
tool untuk kabel dari 0.5 sampai 6 mm2.
Preset crimping tool otomatis untuk kabel dari 0.5 sampai 6 mm2 dan secara

otomatis kedalamannya dapat dikontrol


Gambar 3-8. Jenis Crimping
tool yang dapat diatur.
Kabel dengan ukuran dari 10 sampai 120 mm2 dapat dijepit (crimped)
menggunakan adjustable crimper. Ukurannya dapat diset dengan memutar
adjusting screw . Kabel besar secara umum diperlukan tenaga (force) yang
lebih kuat selama penjepitan. Untuk itu digunakan hydraulic crimper.
Gambar 2-8. Jenis

Crimping tool hidrolik.

3). Menyambung penghantar aluminium (Joining aluminium conductor)


Menggunakan penghantar aluminium menjadi sangat populer karena
aluminium :
 Lebih murah dari tembaga (copper).
 Kira-kira beratnya 1/3 dari tembaga.
 Memiliki luas penampang yang besar untuk batas arus yang sama
dari pada tembaga.
 Memiliki thermal capacity yang lebih baik dari pada tembaga.

Faktor biaya dan berat merupakan alasan utama menggunakan aluminium


untuk aerials, busbars dan large current-carrying conductors.
Masalah utama penyambungan penghantar aluminium adalah oksida (oxide)
yang membentuk pada permukaan tidak dapat segera dibersihkan. Oksida ini
merupakan isolasi yang efektif.
Untuk mengalahkan formasi oksida, alat bantu digunakan dalam
membersihkan permukaan aluminium untuk penyambungan. Ini adalah
special grease yang berisikan partikel abrasive untuk membantu melepaskan
oksida film.

Penyambungan tekanan dilakukan pada aluminium atau aluminium campuran.

Gambar 2-9. Menyambung kabel alumunium.

BAB III

TANG (PLIERS)
Pada bab ini siswa akan belajar bagaimana menggunakan peralatan tangan
seperti tang (pliers). Siswa akan belajar bagaimana menggunakan dengan aman
dan memelihara peralatan tangan yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan
ini.

Peralatan tangan meliputi :


 Tang potong (Diagonal-cutting pliers atau side cutter).
 Tang Bulat (Round-Nose Pliers).
 Tang Kombinasi.

Dengan demikian siswa dapat menggunakan peralatan tangan untuk


mempersiapkan pekerjaan dasar elektromekanik sesuai dengan gambar kerja.

Untuk mencapai bab ini siswa harus dapat :


 Mengetahui macam-macam tang (pliers) dengan benar.
 Menggunakan tang (pliers) dengan benar.
 Memelihara dan menyimpan tang (pliers)secara aman dan benar.
Tang (pliers) adalah :
 Terbuat dari bahan high carbon steel alloy steel.
 Di klasifikasikan ole h jenis dan panjangnya.
 Bentuk pegangan dapat digengam oleh tangan dengan mudah.
 Bentuk mulutnya dibuat bervariasi dan dirancang untuk memotong,
memegang, mencekram, menarik, menekan dan memuntir dan memutar.

Beberapa jenis tang terutama digunakan untuk memotong. Selain itu untuk
memengang dan menggerakkan. Pada dasarnya untuk dapat digunakan seperti
yang disebutkan diatas adalah jenis kombinasi.

A. Tang Potong (Cutting Pliers).


Tang potong (Diagonal-cutting pliers atau side cutter) adalah :
 Mulutnya memiliki sudut tertentu.
 Terdapat beberapa ukuran dari 100 sampai 200 mm.
 Digunakan untuk memotong kawat pada mang terbatas atau ujung kawat
pada terminal.
 Digunakan juga untuk menarik, memotong dan membelah pilin (split pins)

Ujung kawat bila dipotong akan loncat, terutama kawat baja. Hati-hatilah,
potongan dengan baik agar potongan ujung kawat bebas dari anda. Gunakanlah
kaeamata pengaman.
BAB III

TANG (PLIERS)
Pada bab ini siswa akan belajar bagaimana menggunakan peralatan tangan seperti
tang (pliers). Siswa akan belajar bagaimana menggunakan dengan aman dan
memelihara peralatan tangan yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan ini.

Peralatan tangan meliputi :


 Tang potong (Diagonal-cutting pliers atau side cutter).
 Tang Bulat (Round-Nose Pliers).
 Tang Kombinasi.

Dengan demikian siswa dapat menggunakan peralatan tangan untuk


mempersiapkan pekerjaan dasar elektromekanik sesuai dengan gambar kerja.

Untuk mencapai bab ini siswa harus dapat :


 Mengetahui macam-macam tang (pliers) dengan benar.
 Menggunakan tang (pliers) dengan benar.
 Memelihara dan menyimpan tang (pliers)secara aman dan benar.

Tang (pliers) adalah :


 Terbuat dari bahan high carbon steel alloy steel.
 Di klasifikasikan ole h jenis dan panjangnya.
 Bentuk pegangan dapat digengam oleh tangan dengan mudah.
 Bentuk mulutnya dibuat bervariasi dan dirancang untuk memotong,
memegang, mencekram, menarik, menekan dan memuntir dan memutar.

Beberapa jenis tang terutama digunakan untuk memotong. Selain itu untuk
memengang dan menggerakkan. Pada dasarnya untuk dapat digunakan seperti
yang disebutkan diatas adalah jenis kombinasi.
B. Tang Potong (Cutting Pliers).
Tang potong (Diagonal-cutting pliers atau side cutter) adalah :
 Mulutnya memiliki sudut tertentu.
 Terdapat beberapa ukuran dari 100 sampai 200 mm.
 Digunakan untuk memotong kawat pada mang terbatas atau ujung kawat
pada terminal.
 Digunakan juga untuk menarik, memotong dan membelah pilin (split pins)

Ujung kawat bila dipotong akan loncat, terutama kawat baja. Hati-hatilah, potongan
dengan baik agar potongan ujung kawat bebas dari anda. Gunakanlah kaeamata
pengaman.

Gambar 3-1. Tang potong.

Ujung kawat yang runcing bekas potongan harus dikikir. Karena dapat melukai
seseorang.

Nipper (End-cutting pliers) digunakan sama halnya seperti tang potong (Side-Nose
Pliers) adalah :
 Bentuk mulutnya runcing, bulat bentuk konical)
 Gunakan untuk membentuk lingkaran kawat.
 Digunakan juga untuk membentuk mata itik padi kawat yang akan dipegang
pada horizontal.
Juga digunakan untuk memegang komponen kecil

Gambar 3-2. Memotong ujung


kawat pada terminal.

C. Tang Bulat (Round-Nose Pliers).


Tang Lancip (Round-Nose Pliers) adalah :
 Bentuk mulut runcing dan bulat dengan permukaan halus atau bergerigi tajam.
 Digunakan untuk menekuk dan melipat besi pelat yang tipis.
 Digunakan juga untuk pembentuk kawat pada peralatan listrik.

Banyak variasinya dari tang bulat untuk digunakan secara khusus.


Gambar 3-3. Membetuk kawat

penghantar

Gambar 3-5. Membetuk kawat

penghantar

Gambar 3-4. Membetuk kawat


penghantar.
D. Tang Kombinasi (Combination Pliers).
Tang standar disebut tang kombinasi karena bisa digunakan untuk beraneka ragam
keperluan.
 Ujung yang bergerigi tajam untuk menjepit.
 Lubang mulut yang bergerigi tajam untuk menjepit benda yang berbentuk
silinder.
 Terdapat dua pemotong yang disediakan untuk memotong kawat baja.
 Mulut pemotong untuk memotong kawat lunak.
 Tang kombinasi terdapat beberapa ukuran dari 150 sampai 230mm.
Tang standar untuk Teknisi listrik adalah tang kombinasi yang pemegangnya (hands)
di isolasi.
Gambar 3-5. Tang kombinasi.

Menggunakan Tang Kombinasi.


Tang kombinasi digunakan untuk :
 Memegang dan Melipat.
 Gunakan ujung mulut tang untuk menjepit.
 Gunakan bahan lunak, bila menjepit benda.
 Jangan menjepitnya dengan keras secara langsung, ini akan merusak
permukaan.

Gambar 3-6. Memegang benda kerja.

 Memilin Kawat.
 Jepit kawat ditengah-tengah mulutnya dari sejajar dengan sumbu tang,
seperti yang diperlihatkan pada gambar.

Gambar 3-7. Memilin kawat

 Memotong kawat lunak, Contohnya : tembaga


 Gunakan mulut pemotong (Sid-Cutting jaw).
Gambar 3-8. Memotong kawat.

 Memotong kawat baja :


Untuk ini digunakan baja dengan kedua pemutong kawat kedua pemotong kawat
yang telah disediakan

Gambar 3-9. Memotong kawat baja.

Jangan memotong kawat dalam keadaan tegang yakinkan oleh anda bahwa
ujungnya tidak akan loncat karena berbahanya.

 Menggunakan Tang dengan Aman.


 Gunakan selalu jenis dan ukurannya benar.
 Jangan coba untuk memotong bahan terlalu lebar dan terlalu keras
karena akan marusak mulut pemotong.
 Jangan memasang peralatan pada pegangannya (handle) karena akan
merusak.
 Jika anda akan membuka mur gunakan kunci pas dengan ukuran yang
benar, jangan menggunakan Tang.
 Bila menjepit objek yang akan digerakkan, samahalnya jika anda
menggunakan kunci pas.

Hati-hatilah jika tang tergelincir dan kemungkinan akan raelukai jari anda.
 Jangan menggunakan tang tanpa perlindungan untuk menjepit.
 Jagalah tang selalu bersih. Bersihkan secara berkala.
 Berilah pelumasan pada bagian bergeraknya.
 Periksalah secara berkala. Tang yang rasak akan membahanyakan tangan
anda dan benda kerja.
 Jangan menggunakan tang untuk memaksakan sesuatu karena akan
merusak.
 Tang yang rusak tidak dapat digunakan untuk mengerjakan sesuatu, untuk
memaksakan benda kerja gunakanlah alat khusus.

BAB IV

Menyolder (Soldering)
Pada bab ini siswa akan belajar bagaimana menggunakan solder (soldering). Siswa
akan belajar bagaimana menggunakan solder dengan aman dan memelihara solder
yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan ini.
Penyolderan meliputi :
 Menyolder terminal (sepatu kabel).
 Kegagalan pada Penyolderan.

Dengan demikian siswa dapat menggunakan peralatan tangan untuk


mempersiapkan pekerjaan pelat logam sesuai dengan gambar kerja.
Untuk mencapai bab ini siswa harus dapat :
 Mengidentifikasi solder yang akan digunakan.
 Menggunakan solder dan menentukan ukurannya dengan benar.
 Memelihara dan menyimpan solder secara aman dan benar.

A. Soldering (Menyolder)
Solder listrik (elektrric Soldering Iron) sangat ideal untuk berbagai macam
penggunaannya dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan, pada pabrik perakitan
electrik digunakan untuk merakit komponen elektrik yang sangat sensitif terhadap
panas. Jenis yang besar (heavy duty) digunakan pada perakitan yang membutukan
panas agak tinggi. Solder listrik terdiri dari bermacam jenis :

 Ukuran besar (Heavy duty) dengan kapasitas daya dalam kilowatt (kW). Jenis ini
digunakan untuk pekerjaan menyolder kawat penghantar dengan diameter lebih
besar dari 10 mm dan untuk menyolder beri pelat.
 Ukuran sedang (medium duty) dengan kapasitas daya outputnya beberapa ratus
watt. Biasanya digunakan untuk penghantar berdiameter 10 mm.
 Ukuran kecil (light duty irons) dari 12 sampai 80 watt, biasanya digunakan untuk
menyolder kawat dengan terminal ukuran kecil dan pada perakitan komponen
elektronik untuk menghubungkan komponen dengan Printed Circuit Board (PCB).

Gambar 4-1. Jenis-jenis solder listrik.


B. Menyolder Terminal (Sepatu Kabel)

 Syarat-syarat yang hams dipenuhi untuk menyolder terminal adalah :


 Pilih alat yang dapat dipanaskan dengan cepat, dan ini syarat
utamanya adalah temperatur.
 Bersihkan penghantar dan terminal yang akan disolder. Jangan
disentuh permukaan yang akan disolder setelah dibersihkan.
 Penyolder yang baik membutuhkan perubahan yang cukup untuk
mencegah oksidasi dalam proses penyolderan.
 Penghantarnya lapisi dengan terminal sebelum menyolder.
 Panaskan keduanya, penghantar dan terminal dengan waktu yang
sama. Kedua komponen tersebut temperaturnya harus sama sebelum
disolder.
 Titik lebar penyolderan adalah kira-kira 60°c sampai 80°c. Permukaan
yang akan disolder harus mendapatkan temperatur tersebut diatas.
 Gunakanlah solder sesuai
dengan pekerjaannya/penggunaannya agar tidak terjadi kerusakan yang
diakibatkan oleh panas yang berlebihan
 Dinginkan dulu penyolderan sebelum digerakkan atau diuji secara mekanik.
 Periksa hasil penyolderan, perhatikan bagian luar isolasi penghantar juga
daerah penyolederan.
C. Kegagalan pada Penyolderan.
Kegagalan pada penyolderan kemungkinan terjadi dari satu atau beberapa faktor
kurang kontrolnya penyolder Kegagalan dimungkinkan dapat terjadi karena :
 Dingin atau kering pada penyambungan
 Temperatur rendah karena memilih alat tidak sesuai dengan panas
atau kapasitas yang dibutuhkan atau kedua komponen tidak
mendapatkan temperatur yang sesuai sebelum disolder.
 Panas berlebihan pada penyambungan.
 Disebabkan oleh temperatur yang berlebihan, pemanasan terlalu lama.
 Panas berlebihan pada penyambungan akan tampak (kelihatan) tidak
mengkilap/pudar, pucat dan seperti berisi butiran - butiran kecil.
 Kurang kuat pada penyambungan.
 Penyebab utamanya adalah terlalu kecil solder yang digunakan pada
penyambungan atau permukaan penghantar terkontaminasi.

Gambar 4-3. Pengaruh


penyolderan yang tidak baik.
Gambar 4-5.
Karakteristik penyolderan.

Anda mungkin juga menyukai